You are on page 1of 22

PAPER AKADEMIK TENTANG AJARAN

KI HAJAR DEWANTARA
Written by,
FASAARO HULU
20120!0""
PAPER
SU#JE$T % FILOSOFI ILMU
PROGRAM % MAGISTER PENDIDIKAN #AHASA INGGRIS
LE$TURER % Pr&'( Dr( G)n*+*n, M(P,
UNI-ERSITAS SARJANAWI.ATA
TAMAN SISWA .OG.AKARTA
201/
INTRODU$TION
http://komunitaspendidikan.com/index.php/forum/budaya-akademik-masyarakat-
kampus-perlu-ditumbuh-kembangkan/336
budaya akademik lebih cenderung diarahkan pada budaya kampus (campus culture). Berbicara
budaya kampus maka kampus bukan semata-mata untuk meningkatkan intelektual, tetapi juga
kejujuran, kebenaran dan pengabdian kepada kemanusiaan, sehingga secara keseluruhan budaya
kampus adalah budaya yang bermoral. Hanya demikian kampus akan menjadi pelopor dari
perubahan kebudayaan secara total, tetapi juga sekaligus tempat persemaian dan pengembangan
nilai-nilai moral kemanusiaan. Dua konsep yang tidak dapat dipungkiri melekat pada kehidupan
kampus adalah budaya akademik dan etika keilmuan.
ntuk mengkaji budaya akademik perlu dipahami dua konsep tentang manusia berpendidikan
dan manusia berbudaya. ada beberapa pakar yang menganggap kedua konsep tersebut sama
manusia yang berpendidikan itu sama dengan manusia yang berbudaya, !arena lahir dari
pengertian bah"a pendidikan adalah aspek dari kebudayaan. Dengan demikian seorang yang
telah berkembang sesuai kebudayaannya adalah seorang yang telah memperoleh pendidikan
yang bertujuan yang sama dengan perkembangan pribadi di dalam kebudayaan dimana
pendidikan itu berlangsung.
#da pakar lain yang membedakan kedua konsep tersebut bah"a manusia berpendidikan
(educated man) diartikan sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya
karena pendidikan. pengertian ini juga disebabkan oleh karena adanya budaya pendidikan yang
intelektualistis. $edang orang yang disebut berbudaya (civilized) adalah seseorang yang
menguasai dan berprilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang
hidup di dalam kebudayaan tersebut. $eseorang dapat saja berpendidikan yang luas dan tinggi
tetapi hidupnya tidak bermoral (artinya orang tersebut berpendidikan tetapi tidak berbudaya).
%ertanyaan sekarang adalah bagaimana menciptakan budaya akademik yang memiliki
intektualitas tinggi dan bermoral&. 'ugas yang sangat amat berat bagi suatu perguruan tinggi.
$etidaknya pada kajian ini dapat mere(leksikan bagaimana peletak dasar pendidikan nasional
kita seperti !i Hadjar De"antara dan ). $ja(e*i telah memberikan dasar-dasar mengembangkan
pendidikan berbasis intelektual dan moral. !i Hadjar De"antara dengan pancadharmanya, yaitu
pertama, kodrat alam artinya bah"a hakikat manusia adalah bagian dari alam semesta yang
mengandung hukum kemajuan+ kedua, kemerdekaan mengandung arti kehidupan yang sarat
dengan ketertiban dan kedamaian yakni mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam
suasana perimbangan dan keselarasan dengan masyarakatnya+ ketiga, kebudayaan yang berarti
perlunya memelihara nilai-nilai dan bentuk kebudayaan nasional+ keempat, kebangsaan berarti
seseorang harus merasa satu dengan bangsanya sendiri+ kelima kemanusiaan artinya tidak boleh
ada permusuhan dan menimbulkan rasa cinta kasi terhadap sesama manusia.
tujuan pendidikan bukanlah semata-mata untuk mengembangkan kemampuan intelektual, lebih
dari itu adalah untuk meningkatkan tara( hidup peserta didik maupun masyarakatnya+ kedua
bah"a peranan pendidikan bukan hanya sekedar penerima nilai-nilai budaya tetapi juga sebagai
unsur pengembang kebudayaan artinya pendidikan sebagai suatu proses kehidupan yaitu untuk
menolong diri sendiri dan meningkatkan martabat masyarakatnya.
!eselarasan pendidikan dan kebudayaan dalam pendidikan tinggi diarahkan pada budaya
akademik. ,ujud nyata budaya akademik adalah menjalankan 'ri Dharma perguruan tinggi (pp
no. -. th. /000+ pendidikan, penelitian dan pengabdian). !onsekuensi pendidikan adalah
mengikuti aturan perkuliahan dilembaga perguruan tinggi di mana mahasis"a berada+ penelitian
adalah seluruh unsur akademika (dosen, mahasis"a dan sebagainya). )elakukan kajian ilmiyah
terhadap suatu objek dengan dilaporkan secara ilmiyah+ pengabdian+ melakukan pengabdian
pada masyarakat atas ilmu yang didapat dibangku perkuliahan (bagi mahasis"a) dan penerapan
1%'2!$ (bagi dosen).
!onsekuensi yang menonjol pada budaya akademik adalah sikap ilmiyah dari komponen
akademika dalam menghadapi persoalan. $ikap ilmiyah bisa ditandai dengan cara ber(ikir kritis,
artinya seluruh komponen yang terlibat pada akademik harus menggunakan kebenaran ilmiyah
dibandingkan dengan kebenaran non ilmiyah. Beberapa petunjuk praktis penerapan berpikir
kritis+ /) menghindari tergesa-gesa untuk dapat menyelesaikan masalah (gunakan "aktu inkubasi
yaitu merenung sejenak dan ber(ikir re(lekti(), 3) hindarkan asumsi atau anggapan dasar yang
sudah dikenal, 4) melakukan pencarian in(ormasi yang rele5an. !onsekuensi lain yang menonjol
adalah sikap pro(essional. Budaya akademik harus pro(essional dalam gagasan, tindakan dan
karya yang dihasilkannya. $uatu pro(esi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang
kemudian berkembang makin matang. Bidang apapun pro(esionalisme seseorang ditunjang tiga
hal yaitu keahlian, komitmen dan keterampilan yang rele5an.
$edangkan ciri-ciri suatu pro(esi adalah pertama, pekerjaan itu mempunyai (ungsi dan
signi(ikansi social karena diperlukan mengabdi pada masyarakat. !edua, pro(esi menuntut
keterampilan tertentu yang diperlukan le"at pendidikan dan pelatihan yang lama dan intensi(
serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara social dapat dipertanggung ja"abkan
(account table)+ ketiga, pro(esi didukung oleh suatu disiplin ilmu (a. systematic body of
knowledge), bukan hanya sekedar serpihan atau hanya common sence+ keempat, ada kode etik
yang menjadi pedoman prilaku anggotanya beserta sanksinya yang jelas dan tegas terhadap
pelanggaran kode etik+ kelima, sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada
masyarakat maka anggota pro(esi secara perorangan atupun kelompok memperoleh imbalan
(inancial atau materiil.
Dengan berpedoman pada syarat-syarat suatu pro(esi maka pekerjaan keguruan, ke"arta"anan
dan banyak lagi masih merupakan pekerjaan yang berada pada tara( pro(esi yang sedang tumbuh
(emerging or growing profesions) dan belum mencapai pro(esi dalam arti yang sesungguhnya
($upriyadi, /006+ /00--/007).
ntuk mendorong mahasis"a dapat mencapai konsek"ensi budaya akademik hanya ada satu
cara, seperti apa yang telah dikatakan oleh )c8lelland dalam konsepnya yang dikenal dengan
the need for Archie-vement kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi.
!esimpulan konsep ini adalah untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil, yang paling penting
adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. %ersoalan terpenting menjadi 9 apa seseorang
memiliki0e1*n2*t b*r) y*n2 0e13)rn* dalam menghadapi pekerjaannya & apakah dia
mempunyai keinginan untuk berhasil &.. orang dengan n-#ch tinggi yang memiliki kebutuhan
untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya
tetapi karena hasil kerja tersebut di anggapnya sangat baik. #da kepuasan batin tersendiri kalau
dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. 1mbalan material menjadi (actor
sekunder (Budiman, 3...).
Belajar diperguruan tinggi harus siap melepas cara belajar yang kon5ensional menuju pada
budaya ber(ikir ilmiyah. Berpikir ilmiyah adalah membangun logika-logika ilmiyah berdasarkan
rujukan yang jelas dan mendapatkan kebenaran ilmiyah pula. $atu-satunya cara yang dapat
ditempuh adalah melalui penelitian.
Berpikir ilmiyah untuk mencari kebenaran ilmiyah memiliki cirri-ciri /) langkah sistematis, 3)
terkontrol, 4)ajeg, :) obyekti(, dan ;) dapat diulang. Berbeda dengan berpikir non ilmiyah yang
tidak sistematis, tidak ajeg, tidak terkontrol dan sangat subyekti( seperti ilham atau intuisi,
"ahyu, kebetulan, akal sehat atau trial and error. (#ri ,ahyudi, 3..7)
Betapa pentingnya proses penemuan kebenaran yang harus dilakukan oleh masyarakat kampus,
maka etika ilmiyah tidak bisa begitu saja dikesampingkan. Beberapa tindakan yang menyimpang
terhadap etika keilmuan adalah /) tindakan mengambil karya orang lain tanpa ijin atau tanpa
dirujuk (plagiator) (<oesminingsih, 3..;), 3) menyuruh orang lain membuatkan karya ilmiyah
atas nama dirinya baik berupa tulisan di jurnal atau karya lain seperti skripsi, tesis dan desertasi.
%rilaku-prilaku yang demikianlah yang merusak etika keilmuan bahkan secara kasar dapat
dikatakan sebagai preman intelektual atau penghianatan intelektual. #kankah "arga kampus
menjadi sarang preman intelektual&...pertanyaan yang tidak perlu dija"ab, namun perlu
dibuktikan dalam kerealistisan.
Hubungan Konsep dan Pelaksanaan Pendidikan Menurut Ki Hajar
Dewantara dan Moh. Syafei terhadap UU RI o !" #ahun !""$
PENDAHULUAN
http://gadis22.blogspot.com/2010/12/hubungan-konsep-dan-pelaksanaan.html
%endidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
ber(ikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam
hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari $ang !holi= untuk beribadah.
)anusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh #llah $ubhanaha "atta*alla
dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk #llah yang lain dalam
kehidupannya, bah"a untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui
suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan undang-undang $isdiknas >o.3. tahun 3..4 Bab 1, bah"a pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk me"ujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara akti( mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
)enurut !osasih Djahiri (/06. 9 4) mengatakan bah"a %endidikan adalah merupakan upaya
yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah
membina manusia?anak didik menjadi insan paripurna, de"asa dan berbudaya (ci5ili@ed).
Dari pengertian tersebut, pendidikan merupakan upaya yang terorganisir memiliki makna
bah"a pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang
jelas, ada tahapannya dan ada komitmen bersama didalam proses pendidikan itu. Berencana
mengandung arti bah"a pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan suatu proses
perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang disiapkan. Berlangsung kontinyu
artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang hayat, selama manusia hidup proses pendidikan
itu akan tetap dibutuhkan, kecuali apabila manusia sudah mati, tidak memerlukan lagi suatu
proses pendidikan.
$ejak @aman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis kemerdekaan
telah menyadari bah"a pendidikan merupakan (aktor yang sangat 5ital dalam usaha untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya dari belenggu penjajahan. Aleh karena
itu, mereka berpendapat bah"a disamping melalui organisasi politik, perjuangan ke arah
kemerdekaan per/u dilakukan melalui jalur pendidikan.
)enururt pendapat !i Hajar De"antoro dalam !ongres 'aman $is"a ( /04. ) mengungkapkan 9
Pendidikan. Umumnja berarti daja-upaja untuk memadjukan bertumbuhnja budi pekerti
(kekuatan batin karakter! pikiran (intellect! dan tubuh anak" #(!i !i Hajar De"antoro, /0-39
4)
)engingat bah"a sistem pendidikan pemerintah kolonial pada masa itu tidak demokratis
karena bersi(at elit, diskriminati( dan diorientasikan pada kepentingan pemerintah penjajahan,
maka sistem pendidikan rakyat yang sudah ada perlu dibina dan dikembangkan untuk
menjangkau kepentingan rakyat secara lebih luas. Disamping mengembangkan lembaga-lembaga
pendidikan rakyat tradisional yang pada umumnya berorientasi keagamaan, maka pada masa itu
didirikan pula lembaga-lembaga pendidikan umum nasional seperti 'aman $is"a, 1>$ !ayu
'anam dan lembaga-lembaga pendidikan s"asta lainnya.
Betapapun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap
pendidikan, atau tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat
bah"a nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada
kontibusinya pendidikan. $hane (/06:9 40), misalnya sangat yakin bah"a pendidikanlah yang
dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari esok. %endapat yang sama juga bisa kita
baca dalam penjelasan mum ndang-ndang <epublik 1ndonesia >omor 3. 'ahun 3..4
tentang sistem pendidikan >asional ( >o. 3.?3..4), yang antara lain menyatakan9 )anusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. %endidikan merupakan usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau dengan cara lain yang
dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Dengan demikian, sebagai institusi, pendidikan pada prinsipnya memikul amanah etika
masa depan. 2tika masa depan timbul dan dibentuk oleh kesadaran bah"a setiap anak manusia
akan menjalani sisa hidupnya di masa depan bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya yang
ada di bumi. Hal ini berarti bah"a, di satu pihak, etika masa depan menuntut manusia untuk
tidak mengelakkan tanggung ja"ab atas konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukannya
sekarang ini. $ementara itu pihak lain, manusia ditutut untuk mampu mengantisipasi,
merumuskan nilai-nilai, dan menetapkan prioritas-prioritas dalam suasana yang tidak pasti agar
generasi-generasi mendatang tidak menjadi mangsa dari proses yang semakin tidak terkendali di
@aman mereka dikemudian hari (Boesoe(, 3../9 /06-/00). Dalam konteks etika masa depan
tersebut, karenanya 5isi pendidikan seharusnya lahir dari kesadaran bah"a kita sebaiknya jangan
menanti apapun dari masa depan, karena sesungguhnya masa depan itulah mengaharap-harapkan
dari kita, kita sendirilah yang seharusnya menyiapkannya (Boesoe(, 3../9 /06).
Dengan demikian proses pendidikan dapat kita rumuskan sebagai proses hominisasi dan
humanisasi yang berakar pada nilai-nilai moral dan agama, yang berlangsung baik di dalam
lingkungan hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, kini dan masa depan.
Pen,i,i4*n T*1*n Si0+* 5 Ki H*6*r De+*nt*r* 7
1( L*t*r #e8*4*n2 #er,iriny* T*1*n Si0+*
!i Hajar De"antara Cahir di Dogyakarta pada tanggal 3 )ei /660.'erlahir dengan nama
<aden )as $oe"ardi $oeryaningrat. 1a berasal dari lingkungan keluarga kraton Dogyakarta.
<aden )as $oe"ardi $oeryaningrat, saat genap berusia :. tahun menurut hitungan 'ahun 8aka,
berganti nama menjadi !i Hadjar De"antara. $emenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsa"anan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan
rakyat, baik secara (isik maupun hatinya.
%erjalanan hidupnya benar-benar di"arnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan
bangsanya. 1a menamatkan $ekolah Dasar di 2C$ ($ekolah Dasar Belanda) !emudian sempat
melanjut ke $'AE1# ($ekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit.
!emudian ia bekerja sebagai "arta"an di beberapa surat kabar antara lain $edyotomo, )idden
Ba5a, De 2Fpress, Aetoesan Hindia, !aoem )oeda, 'jahaja 'imoer dan %oesara. %ada masanya,
ia tergolong penulis handal. 'ulisan-tulisannya sangat komunikati(, tajam dan patriotik sehingga
mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
$elain ulet sebagai seorang "arta"an muda, ia juga akti( dalam organisasi sosial dan politik.
%ada tahun /0.6, ia akti( di seksi propaganda Boedi Aetomo untuk mensosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat 1ndonesia pada "aktu itu mengenai pentingnya persatuan dan
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
!emudian, bersama Dou"es Dekker (Dr. Danudirdja $etyabudhi) dan dr. 8ipto
)angoenkoesoemo, ia mendirikan 1ndische %artij (partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme 1ndonesia) pada tanggal 3; Desember /0/3 yang bertujuan mencapai 1ndonesia
merdeka.
)ereka berusaha menda(tarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada
pemerintah kolonial Belanda. 'etapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Bendral
1denburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak penda(taran itu pada
tanggal // )aret /0/4. #lasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang
pemerintah colonial Belanda.
!emudian setelah ditolaknya penda(taran status badan hukum 1ndische %artij ia pun ikut
membentuk !omite Bumipoetra pada >o5ember /0/4. !omite itu sekaligus sebagai komite
tandingan dari !omite %erayaan $eratus 'ahun !emerdekaan Bangsa Belanda. !omite
Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap %emerintah Belanda yang bermaksud merayakan
seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan %rancis dengan menarik uang dari rakyat
jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.
$ehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik le"at tulisan berjudul #ls 1k 2ens
>ederlander ,as ($eandainya #ku $eorang Belanda) dan 2en 5oor #llen maar Aok #llen 5oor
2en ($atu untuk $emua, tetapi $emua untuk $atu Buga). 'ulisan $eandainya #ku $eorang
Belanda yang dimuat dalam surat kabar de 2Fpres milik dr. Dou"es Dekker itu antara lain
berbunyi9
$ekiranya aku seorang %elanda aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di
negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. $ejajar dengan jalan pikiran itu
bukan saja tidak adil tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu.
%ikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang
kita garuk pula kantongnya. #yo teruskan penghinaan lahir dan batin ituH !alau aku seorang
Belanda. #pa yang menyinggung perasaanku dan ka"an-ka"an sebangsaku terutama ialah
kenyataan bah"a bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri
tidak ada kepentingannya sedikitpunI.
#kibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Bendral 1denburg
menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang)
yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk
bertempat tinggal. 1a pun dihukum buang ke %ulau Bangka.
Dou"es Dekker dan 8ipto )angoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan
diperlakukan tidak adil. )ereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela $oe"ardi.
'etapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan
memberontak pada pemerinah kolonial. #kibatnya keduanya juga terkena hukuman internering.
Dou"es Dekker dibuang di !upang dan 8ipto )angoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
>amun mereka menghendaki dibuang ke >egeri Belanda karena di sana mereka bisa
memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. #khirnya mereka diijinkan ke >egeri
Belanda sejak #gustus /0/4 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.
!esempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga
<aden )as $oe"ardi $oeryaningrat berhasil memperoleh 2uropeesche #kte. !emudian ia
kembali ke tanah air di tahun /0/6. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan
sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.
$etelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan
sebuah perguruan yang bercorak nasional, >ationaal Ander"ijs 1nstituut 'amansis"a (%erguruan
>asional 'amansis"a) pada 4 Buli /033. %erguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa
kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperolehkemerdekaan.
2( T)6)*n Pen,i,i4*n T*1*n Si0+*
'aman sis"a dengan pendirinya !i Hadjar De"antara mendirikan sekolah sebagai usaha
mencapai kemerdekaan bangsa le"at pendidikan. 'aman sis"a adalah badan perjuangan
kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk
mencapai cita-citanya. Bagi 'amansis"a, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk
mencapai tujuan perjuangan, yaitu me"ujudkan manusia 1ndonesia yang merdeka lahir dan
batinnya. )erdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara (isik, ekonomi, politik, dsb+ sedangkan
merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
'aman sis"a anti intelektualisme, artinya siapapun tidak boleh hanya mengagungkan kecerdasan
dengan mengabaikan (aktor-(aktor lainnya. 'amansis"a mengajarkan a@as keseimbangan
(balancing), yaitu antara intelektualis di satu sisi dan personalitas di sisi yang lain. )aksudnya
agar setiap anak didik itu berkembang kecerdasan dan kepribadiannya secara seimbang.
'ujuan pendidikan 'aman sis"a adalah membangun anak didik menjadi manusia yang
beriman dan bertak"a kepada 'uhan Dang )aha 2sa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang mandiri dan bertanggung ja"ab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta
manusia pada umumnya. )eskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan
pendidikan 'aman sis"a ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
!( Si0te1 Pe8*40*n**n Pen,i,i4*n T*1*n Si0+*
%endidikan 'amansis"a dilaksanakan berdasar $istem #mong, yaitumenyokong kodrat
alamnya anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut
kodratnya sendiri-sendiriI Dasar sistem among ini adalah kodrat alam dan kemerdekaan.
()ajelis Cuhur %ersatuan 'aman $is"a, /077). %endidikan dengan sistem among memakai cara
pondok asrama, karena dengan cara itu dapatlah ketiga lingkungan pendidikan bekerja bersama-
sama (keluarga, perguruan dan perkumpulan pemuda). %ersatuan ketiga corak lingkungan
tersebut penting sekali untuk sempurnanya pendidikan (sistem tri-pusat pendidikan!.
%elaksanaan pendidikan tersebut berpedoman pula pada berbagai semboyan, adapun
semboyan yang paling terkenal adalah &ng ngarso sung tulodo &ng madya mangun karso
'utwuri handayani. #rtinya9 !alau pendidik berada di muka, dia memberi teladan kepada peserta
didik. !alau berada di tengah, membangun semangat, bers"akarya, dan berkreasi pada peserta
didik. !alau berada di belakang, pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani
berjalan di depan dan sanggup bertanggung ja"ab. Dalam sistem ini orientasi pendidikan adalah
pada anak didik, yang dalam terminologi baru disebut student centered. Di dalam sistem ini
pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan
pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. #pabila
minat anak didik ternyata akan ke luar rel atau pengembangan potensi anak didik di jalan yang
salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya. Dengan kata lain, seorang pendidik atau
pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntut, dan membimbing
peserta didik?orang yang dipimpinnya.
ntuk mencapai tujuan pendidikannya, 'amansis"a menyelanggarakan kerja sama yang selaras
antartiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan
masyarakat. %usat pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan
saling mengisi kekurangan yang ada. %enerapan sistem pendidikan seperti ini yang dinamakan
$istem 'risentra %endidikan atau $istem 'ripusat %endidikan.
%endidikan 'amansis"a berciri khas %ancadarma, yaitu !odrat #lam (memperhatikan
sunatullah), !ebudayaan (menerapkan teori 'rikon), !emerdekaan (memperhatikan potensi dan
minat maing-masing indi-5idu dan kelompok), !ebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa
dengan berbagai ragam suku), dan !emanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang).
A0*0 K&,r*t A8*1 $ebagi makhluk tuhan,manusia adalah kesatuan jasmani-rohani, ia adalah
insane indi5idual dan insane social. )anusia tumbuh dan berkembang menurut kodrat alamnya
sendiri melalui interaksi dengan lingkungan.
A0*0 Keb),*y**n 'iap bangsa memiliki kebudayaannya sendiri, kita perlu memelihara dan
memajukan kebudayaan kita, kebudayaan bangsa kita, atas dasar kebudayaan kita sendiri, untuk
memajukan kebudayaan kita perlu mengutamanakan asas 'ri-!on yaitu kontiniu, kon5ergensi
dan konsentris.
A0*0 Ke1er,e4**n Harus diartikan disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi,
baik hidup sebagai anggota masyarakat. )aka itu kemerdekaan menjadi alat mengembangkan
pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu perimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib
damai tempat keanggotaannya. Bisa juga dikatakan kebebasan lahir dan batin untuk menegakkan
dan mengatur diri sendiri atas nilai yang tinggi demi tertibnya hidup diri sendiri dan hidup
bersama.
A0*0 Keb*n20**n 'aman sis"a tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus
menjadi bentuk dan (iil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti
permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu dalam suka dan duka, rasa
satu dalam kehendak menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
A0*0 Ke1*n)0i**n )enyatakan bah"a darma tiap-tiap manusia itu adalah me"ujudkan
kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-tingginya, dan juga
bah"a kemajuan manusia yang tinggi itu dapat dilihat pada kesucian hati orang dan adanya rasa
kasih terhadap sesama manusia dan terhadap makhluk tuhan seluruhnya.
Di taman sis"a ada !onsep 'ringa yang terdiri dari ngerti (mengeta-hui), ngrasa
(memahami) dan nglakoni (melakukan). )aknanya ialah, tujuan belajar itu pada dasarnya ialah
meningkatkan pengetahuan anak didik tentang apa yang dipelajarinya, mengasah rasa untuk
meningkat-kan pemahaman tentang apa yang diketahuinya, serta meningkatkan kemampuan
untuk melaksanakan apa yang dipelajarinya.
/( K*it*n ,en2*n UU RI N& 20 T*9)n 200!, Pe1b)4**n UUD A8eni* / ,*n UUD P*0*8 !1 Ay*t
1 ,*n 2
'ujuan !i Hadjar De"antara mendirikan sekolah taman sis"a sebagai usaha mencapai
kemerdekaan bangsa le"at pendidikan, tujuan ini seperti yang terdapat di Pe1b)4**n UUD
1:/" *8eni* /J untuk membentuk suatu pemerintahan negara 1ndonesia yang melindungi
segenap bangsa 1ndonesia dan seluruh tumpah darah 1ndonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan socialJ
'aman sis"a adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang
menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. UU (& )o *+ 'ahun
*++, P*0*8 1 Ay*t 2 %endidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan %ancasila dan
ndang-ndang Dasar >egara <epublik 1ndonesia 'ahun /0:; yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional 1ndonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan @aman., P*0*8 /
*y*t ! %endidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
)embangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertak"a kepada 'uhan Dang
)aha 2sa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat
jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung ja"ab
atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. UU (& )o *+ 'ahun
*++, P*0*8 1 Ay*t 1%endidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk me"ujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akti( mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, P*0*8
1 Ay*t 1/ %endidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, P*0*8 ! %endidikan nasional
ber(ungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk "atak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertak"a kepada 'uhan Dang
)aha 2sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati(, mandiri, dan menjadi "arga negara
yang demokratis serta bertanggung ja"ab.
UU- Pasal ,. Ayat *J %emerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasiona, yang meningkatkan keimanan dan ketak"aan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
ntuk mencapai tujuan pendidikannya, 'amansis"a menyelanggarakan kerja sama yang
selaras antar tiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan
lingkungan masyarakat. UU (& )o *+ 'ahun *++,P*0*8 1 Ay*t ! $istem pendidikan nasional
adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional., P*0*8 1 Ay*t 10 $atuan pendidikan adalah kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur (ormal, non(ormal, dan in(ormal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan, P*0*8 ; Ay*t 2 Arang tua dari anak usia "ajib belajar,
berke"ajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya, P*0*8 : )asyarakat berke"ajiban
memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
KESIMPULAN
%endidikan pada masa penjajahan kurang dapat dirasakan oleh para penduduk pribumi (bumi
petera).
%endidikan pada masa penjajahan diabaikan demi kepentingan pemerintah (penjajah). 'ujuan
utama pendidikan pada masa penjajahan Belanda adalah 9
/. )encetak tenaga kerja murah yang siap mengabdi kepada pemerintah (kepentingan
penjajah Belanda),
3. ntuk tetap mempertahankan kelangsungan penjajah Belanda di 1ndonesia.
%ada masa penjajahan Bepang tujuan pendidikan yang dilaksanakan adalah9
/. ntuk mendapat tenaga kerja rendahan (murah) dan
3. ntuk membentuk tentara yang siap mela"an sekutu.
)enyadari keadaan pendidikan pada masa penjajahan yang sangat merendahkan martabat
bangsa sendiri, maka muncul tokoh-tokoh masyarakat yang berkeinginan untuk mendirikan
lembaga pendidikan (ormal (sekolah). 'okoh-tokoh antara lain !i Hajar De"antara dan )och.
$ya(ei. 'aman sis"a dengan pendirinya !i Hadjar De"antara mendirikan sekolah sebagai usaha
mencapai kemerdekaan bangsa le"at pendidikan. )oh. $ya(ei di $umatera Barat mendirikan
%erguruan <uang %endidik 1>$ !ayutanam, $ekolah 1>$ !ayutanam memakai konsep Bohn
De"ey yaitu+ /learning by doing/. 1>$ !ayutanam mementingkan keterampilan bekerja dari
pada keterampilan ber(ikir murni, tetapi bukan berarti tidak rasional, justru 1>$ mementingkan
cara ber(ikir yang akaliah (rasional). !onsep ini tampak pada tujuan pendidikan yaitu 9
/) )endidik anak untuk ber(ikir rasional,
3) )endidik anak bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh,
4) )embentuk anak-anak menjadi manusia yang ber"atak dan
:) )enanamkan perasaan persatuan.
%erguruan 'aman sis"a dan 1>$ !ayu 'anam memiliki kesamaan yaitu, #nti
1ntelektualisme, artinya siapa pun tidak boleh hanya mengagungkan kecerdasan dengan
mengabaikan (aktor-(aktor lainnya. 'amansis"a mengajarkan a@as keseimbangan (balancing),
yaitu antara intelektualitas di satu sisi dan personalitas di sisi yang lain. )aksudnya agar setiap
anak didik itu berkembang kecerdasan dan kepribadiannya secara seimbang. 1>$
mempunyai usaha untuk menjauhkan intelektualisme dari 1>$. $ejalan dengan hal di atas, usaha-
usaha yang lainnya adalah9
a. %endidikan keindahan diperhatikan sungguh-sungguh. 1ni terbukti dengan
dipentingkannya 5ak ekspresi+ kerap diadakan pertunjukan+ bersama-sama murid
mengatur gedung dan halamannya, dsb.
b. <asa tanggung ja"ab dikembangkan melalui berbagai keakti(an, agar anak didik berani
berdiri sendiri. %enyelenggaraan dan perkembangan 1>$ sendiri memberi.
c. %erasaan keagamaan diberi kesempatan berkembang luas dan bersih jauh dari kepicikan
dan kekolotan.
!esamaan lainnya adalah pendidikan ini bertujuan untuk membangun anak didik menjadi
manusia yang beriman dan bertak"a kepada 'uhan Dang )aha 2sa, merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung ja"ab atas kesejahteraan bangsa, tanah air,
serta manusia pada umumnya.
Hasil yang telah dicapai dari kedua pendidikan ini adalah 'aman sis"a telah berhasil
menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan
dari 'aman indria sampai $arjana ,iyata. 'aman sis"a pun telah melahirkan alumni alumni
besar di 1ndonesia. <uang %endidik 1>$ !ayu 'anam berhasil mengupayakan gagasan-gagasan
tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan?kerajinan), beberapa ruang
pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumn.
Ki Hajar Dewantara; Pengabdian dan Buah Pemikirannya untuk
Pendidikan Bangsa
http://yayasansoebono.org/ki-hajar-deantara-pengabdian-dan-buah-pemikirannya-
untuk-pendidikan-bangsa
#i&2r*'i Sin24*t
$u"ardi $uryaningrat atau yang lebih dikenal dengan !i Hajar De"antara lahir pada tanggal 3
)ei /660 di Dogyakarta. 1a berasal dari lingkungan keluarga kraton Dogyakarta. Beliau adalah
akti5is pergerakan kemerdekaan 1ndonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi
kaum pribumi indonesia dari @aman penjajahan Belanda. 1a adalah pendiri %erguruan 'aman
$is"a, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk
bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
%ernah ia di buang ke negeri Belanda oleh pemerintah Belanda dari tanggal - $eptember /0/4
sampai dengan ; $eptember /0/0, karena kritik pedasnya pada pemerintah Hindia Belanda saat
itu. !arena pengabdian dan prestasinya yang besar dalam bidang pendidikan, beliau menjadi
menteri pendidikan 1ndonesia yang pertama pada tahun /0;- di era pemerintahan $oekarno.
Beliau "a(at pada tanggal 3- #pril /0;0 dan dimakamkan dengan pemakaman negara secara
militer serta diangkat menjadi %er"ira 'inggi oleh pemerintah. Beliau kini dikenang sebagai
Bapak %endidikan bangsa 1ndonesia. Dan pemerintah <epublik 1ndonesia kemudian menetapkan
hari lahirnya, tanggal 3 )ei sebagai Hari %endidikan >asional.
#erb*2*i Pen29*r2**n
Gelar Doktor !ehormatan (honoris causa) di bidang 1lmu !ebudayaan dari ni5ersitas
Gadjah )ada
Diangkat menjadi %ahla"an >asional pada tanggal 36 >opember /0;0
Dianugerahi %residen penghargaan Bintang )ahaputra 1 pada tanggal /7 #gustus /0-.
Dianugerahi tanda kehormatan $atya Cencana !emerdekaan pada tanggal 3. )ei /0-/
Per)b*9*n N*1* ,*n Prin0i3 Hi,)3ny*
<aden )as $oe"ardi $oeryaningrat, saat genap berusia :. tahun menurut hitungan 'ahun 8aka,
berganti nama menjadi !i Hadjar De"antara. $emenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsa"anan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan
rakyat.
!i Hajar De"antara sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya
dalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari
pahla"an yang ber"atak guru spiritual ke guru spiritual yang berji"a ksatria, yang
mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan >egara. Aleh karena itu,
nama Hajar De"antara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan,
keluhuran, keutamaan. %endidik atau $ang Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan di
bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial kemasyarakatan. )odelnya
adalah !yai $emar (menjadi perantara antara 'uhan dan manusia, me"ujudkan kehendak 'uhan
di dunia ini). $ebagai pendidik yang merupakan perantara 'uhan maka guru sejati sebenarnya
adalah ber"atak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan kehendak 'uhan dan memba"a
keselamatan.
Prin0i3 D*0*r Pen,i,i4*n Ki H*6*r De+*nt*r*
)enurut !i Hajar De"antara, mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses
memanusiakan manusia (humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke tara( insani. Di dalam
mendidik, ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusia"i yang otentik
kepada manusia, untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan. Badi sesungguhnya pendidikan
adalah usaha bangsa ini memba"a manusia 1ndonesia keluar dari kebodohan, dengan membuka
tabir aktual-transenden dari si(at alami manusia (humanis).
)enurut !i Hajar De"antara, tujuan pendidikan adalah penguasaan diri sebab di sinilah
pendidikan memanusia"ikan manusia (humanisasi). %enguasaan diri merupakan langkah yang
harus dituju untuk tercapainya pendidikan yang mamanusia"ikan manusia. !etika setiap peserta
didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan
demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan de"asa.
Dalam konsep pendidikan !i Hajar De"antara, ada 3 hal yang harus dibedakan yaitu sistem
%engajaran dan %endidikan yang harus bersinergis satu sama lain. %engajaran bersi(at
memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). $edangkan
pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan
mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).
K&1ent*r 9
$emangat jaman yang dihadapi oleh setiap generasi akan mempengaruhi konsepsi berpikirnya,
demikian !i Hajar De"antara merumuskan makna pendidikannya. >amun ada benang merah
yang tak akan pernah berubah dari "aktu ke "aktu, bah"a pendidikan adalah pilar utama
bangunan peradaban bangsa+ martabat manusia, kecerdasan, keluhuran budi, kemandirian,
kemerdekaan, kreati(itas adalah konsepsi luhur yang akan me"arnai peradaban itu. >amun
konsepsi-konsepsi tersebut masih akan selalu menga"ang bila tidak dibarengi dengan sinergitas
antara teori dan praktek. )aka keteladanan perumus kebijakan (pemimpin), lurusnya moti(asi,
dan ketulusan tindakan para pelaksana akan menjadi taruhan sukesnya dunia pendidikan.
%endidkan kemudian jangan sampai kehilangan elan vital (ungsi dan tujuannya. %endidikan
kemudian jangan sampai terdistorsi, terjerembab dalam Krayuan* komersialisasi dan kapitalisasi
yang semakin menggoda.
T)8i0*n y*n2 ter4en*8 it)
Als ik eens Nederlander was 5An,*i *4) &r*n2 #e8*n,*7
$e"aktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari "arga, termasuk
pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari %erancis pada tahun /0/4, timbul reaksi
kritis dari kalangan nasionalis, termasuk $oe"ardi. 1a kemudian menulis 2en 5oor #llen maar
Aok #llen 5oor 2en atau $atu untuk $emua, tetapi $emua untuk $atu Buga. >amun kolom
!HD yang paling terkenal adalah $eandainya #ku $eorang Belanda (judul asli9 #ls ik eens
>ederlander "as), dimuat dalam surat kabar -e 01pres pimpinan DD, tahun /0/4. 1si artikel ini
terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. !utipan tulisan tersebut antara lain
sebagai berikut.
2$ekiranya aku seorang %elanda aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan
di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. $ejajar dengan jalan pikiran itu
bukan saja tidak adil tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu. &de untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah
menghina mereka dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan
lahir dan batin itu3 4alau aku seorang %elanda hal yang terutama menyinggung perasaanku
dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi
suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya5.
K&1ent*r 9
$eorang yang terlahir dari kalangan bangsa"an, tumbuh besar dalam lingkungan priyayi yang
serba berkecukupan mempunyai 5isi yang tajam tentang nilai-nilai kemanusiaan. Dengan
kecerdasan dan kepekaan sosial yang mengagumkan pada saat itu, !i Hajar memulai misi berat
lagi mulia untuk memerdekakan bangsa ini dari keterbelengguan lahir-batin.
T*1*n Si0+*
$etelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan
sebuah perguruan yang bercorak nasional, >ationaal Ander"ijs 1nstituut 'amansis"a (%erguruan
>asional 'amansis"a) pada 4 Buli /033. %erguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa
kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan
$edangkan maksud pendirian 'aman $is"a adalah membangun budayanya sendiri, jalan hidup
sendiri dengan mengembangkan rasa merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan
yang berlandaskan pada aspek-aspek nasional. Candasan (iloso(isnya adalah nasionalistik dan
uni5ersalistik. >asionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan
independen baik secara politis, ekonomis, maupun spiritual. ni5ersal artinya berdasarkan pada
hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan per"ujudan dari kehendak 'uhan. %rinsip
dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan
kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia.
Te&ri Tri4&n
%endidikan menurut !i Hajar De"antara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha
memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersi(at
pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan
menuju kearah keluhuran budaya manusia. paya kebudayaan (pendidikan) dapat ditempuh
dengan sikap (laku) yang dikenal dengan teori 'rikon, yaitu
a) K&ntin)it*0 yang berarti bah"a garis hidup kita sekarang harus merupakan lanjutan dari
kehidupan kita pada @aman lampau berikut penguasaan unsur tiruan dari kehidupan dan
kebudayaan bangsa lain.
b) K&n<er2en0i, yaitu berarti kita harus menghindari hidup menyendiri, terisolasi dan mampu
menuju kearah pertemuan antar bangsa dan komunikasi antar negara menuju kemakmuran
bersama atas dasar saling menghormati, persamaam hak, dan kemerdekaan masing-masing.
c) K&n0entri0, yang berarti setelah kita bersatu dan berkomunukasi dengan bangsa-bangsa lain
di dunia, kita jangan kehilangan kepribadian sendiri. Bangsa 1ndonesia adalah masyarakat
merdeka yang memiliki adat istiadat dan kepribadian sendiri. )eskipun kita bertitik pusat satu,
namun dalam lingkaran yang konsentris itu kita masih tetap memiliki lingkaran sendiri yang
khas yang membedakan >egara kita dengan >egara lain.
Tri Sentr* Pen,i,i4*n
%elaksanaan pendidikan menurut !i Hajar De"antoro dapat berlangsung dalam berbagai tempat
yang oleh beliau diberinama 'ri $entra %endidikan, yakni 9
/. #lam keluarga
3. #lam %erguruan
4. #lam %ergergerakan pemuda
K&n0e3=K&n0e3 D*0*r Pen2*6*r*n Ki 9*6*r De+*nt&r&
1( *( Si0te1 A1&n2
)etode yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran
dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love).
Dang dimaksud dengan manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara
utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan
menghormati kemanusiaan setiap orang. Aleh karena itu bagi !i Hajar De"antara pepatah ini
sangat tepat yaitu educate the head the heart and the hand5.
%endidikan sistem #mong bersendikan pada dua hal yaitu9 4&,r*t *8*1sebagai syarat untuk
menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan 4e1er,e4**n sebagai
syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup
mandiri. $istem #mong sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi9 Tut Wuri Handayani, Ing
madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha.#sas ini telah banyak dikenal oleh masyarakat
daripada $istem #mong sendiri, karena banyak dari anggota masyarakat yang belum
memahaminya. $istem #mong berasal dari bahasa Ba"a yaitu mong ataumomong yang artinya
mengasuh anak. %ara guru atau dosen disebutpamong yang bertugas untuk mendidik dan
mengajar anak sepanjang "aktu dengan kasih sayang
Dalam sikap 6omong Among dan )gemong terkandung nilai yang sangat mendasar, yaitu
pendidikan tidak memaksa namun bukan berarti membiarkan anak berkembang bebas tanp arah.
)etode Amongmempunyai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih
sayang.
1( b( Tri S*4ti Ji+*
$alah satu konsep budaya !i Hajar De"antoro dikenal dengan !onsep 'risakti Bi"a yang
terdiri dari cipta, rasa, dan karsa. )aksudnya, untuk melaksanakan segala sesuatu maka harus
ada kombinasi yang sinergis antara hasil olah pikir, hasil olah rasa, serta moti5asi yang kuat di
dalam dirinya. kalau untuk melaksanakan segala sesuatu itu hanya mengandalkan salah satu
diantaranya saja maka kemungkinan akan tidak berhasil.
K&1ent*r 9
Dalam dunia pendidikan modern saat ini, meskipun berbeda secara substansial, konsep trisakti
ji"a bisa diselaraskan dengan upaya mem(asilitasi seluruh potensi anak didik dalam
perkembangan belajarnya yang meliputi 9 aspek kognitif (pengetahuan?pemahaman),
aspek afektif(sikap atau minat), dan sikap psikomotorik (keterampilan).
A6*r*n=*6*r*n K*r*4ter ,*n #),*y* Ki H*6*r De+*nt*r*
1( *( Tri9*y)
$elain itu, konsep pengembangan budaya !i Hajar dikenal dengan !onsep 'rihayu yang
terdiri dari mamayu hayuning sarira mamayu hayuning bangsa dan mamayu hayuning
bawana. )aksudnya, apapun yang diperbuat oleh seseorang itu hendaknya dapat berman(aat
bagi dirinya sendiri, berman(aat bagi bangsa, dan berman(aat bagi manusia di dunia pada
umumnya. !alau perbuatan seseorang hanya menguntungkan dirinya saja maka akan terjadi
sesuatu yang sangat indi5idualistik.
1( b( Tri8&2i Ke3e1i13in*n
Dan yang menjadi semboyan pendidikan sampai saat ini adalah !onsep 'rilogi !epemimpinan
yang terdiri dari &ng )garsa $ung 'aladha &ng 6adya 6angun 4arsa dan 'ut 7uri 8andayani.
)aksudnya, ketika berada di depan harus mampu menjadi teladan, ketika berada di tengah-
tengah harus mampu membangun semangat, dan ketika berada di belakang harus mampu
mendorong orang-orang dan pihak-pihak yang dipimpinya.
1( >( Tri3*nt*n2
!onsepsi kebudayaan !i Hajar yang sangat moralis tertuang dalam !onsep 'ripantang yang
terdiri dari pantang harta, praja, dan "anita. )aksudnya, kita dilarang menggunakan harta orang
lain secara tidak benar (misal korupsi), menyalakangunakan jabatan (misal kolusi), dan bermain
"anita (misal menyele"eng). !etiga pantangan ini hendaknya tidak dilanggar.
K&1ent*r 9
Baru, setelah bangsa ini mengalami dekadensi nilai-nilai budaya (pemimpin minus keteladanan,
korupsi, kriminal, asusila, dll) dunia pendidikan 1ndonesia menggagas apa yang disebut dengan
%2>D1D1!#> !#<#!'2<, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya yang luhur. $ebenarnya,
sebuah gagasan yang tidak perlu lagi digagas karena sejatinya pendidikan karakter, harus
sudah inhern dari setiap gagasan manusia sejak berabad-abad yang lalu, jauh sebelum !i Hajar
lahir.
Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro
http9??rokimgd."ordpress.com?berhasil-menaa?konsep-pendidikan-ki-hajar-de"antoro-dan-
(uku@a"a-yukichi?
1. %endidikan harus di titik beratkan pada jati diri manusia sendiri dan penilaian keberhasilan
terhadap pendidikannya bukan dari dari konsep atau hasil yang telah dicapai, tetapi keberhasilan
pengembangan jati diri dan sampai di mana dia berhasil menguasai hasil jerih payahnya bukan
hasil jerih payahnya yang menguasai manusia itu sendiri.
3. Bagi !i Hajar De"antara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam
kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahla"an dan juga
menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa.

You might also like