You are on page 1of 244

1

A1I
YOPAW
AWAN
JA1AWAW
YOMM 5MA
www.rajaebookgratis.com
2
www.rajaebookgratis.com
3
ALI T ALI T
ALI T ALI T ALI TOP OP
OP OP OPAN AN
AN AN AN
a n a k a n a k
a n a k a n a k a n a k
JAL JAL
JAL JAL JALANAN ANAN
ANAN ANAN ANAN
PENERBIT
PT VISI GAGAS KOMUNIKA
JAKARTA, 2000
TEGUH ESHA TEGUH ESHA
TEGUH ESHA TEGUH ESHA TEGUH ESHA
www.rajaebookgratis.com
4
ALI TOPAN
ANAK JALANAN
Nove karya
TEGUH ESHA
Revs dar hove yahg dIerbIkah oeh Cypress
pada Iahuh 1911, ber|udu:
ALI TOPAN ANAK JALANAN:
KESANDUNG CINTA
Desah Sanpu:
MERDEKA ADRAI
IusIras:
JAN MINTARAGA
DIerbIkah oeh:
PT. VISI GAGAS KOMUNIKA {VISION 03)
Jaah JaI Aguhg No. 8 JaI Padahg
Pasar Mhggu, JakarIa 12b4O
Tep. (O21) 18881O22 Fax. (O21) 181b286
Desah CraIs:
SYAIFUL AZRAM
CeIakah PerIana
SepIenber 2OOO
PerceIakah:
SMK GRAFIKA MARDI YUANA
BOGOR
www.rajaebookgratis.com
5
Untuk anak-anak muda Indonesia
yang tak mendapatkan cinta,
kasih dan sayang
serta teladan kebaikan
dari orangtua
dan guru-guru mereka.
Teguh Esha
www.rajaebookgratis.com
6
Sanksi Pelanggaran Pasal 44
UU No. 7 Tahun 1987 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1982
TentangHak Cipta:
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana
denganpidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau didenda
paling banyak Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau
menjual kepada umum, suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah).
Hak CpIa
TEGUH ESHA
www.rajaebookgratis.com
7
SATU
2
agi hari, Senin pertama bulan Juli 1977.
Langit biru muda memayungi Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan. Matahari mencorong di Timur. Ali
Topan, Bobby, Dudung dan Gevaert menaiki motor
masing-masing, ngebut di jalanan seputar Blok M,
Blok M adalah suatu blok perumahan dan pertokoan
seluas kurang-lebih tiga kilometer persegi. Sebelah utara-
nya dibatasi lapangan Mar kas Besar Angkatan
Kepolisian atau Mabak, sebelah timur dibatasi Jalan
Iskandarsyah Raya, sebelah selatan dibatasi Jalan
Melawai Raya, dan sebelah baratnya dibatasi Jalan Si
Singamangaraja. Kebayoran Baru terdiri dari beberapa
blok, dari A sampai S. Penduduknya umumnya pekerja
dan pedagang kelas menengah dari luar Jakarta, yang
berjumlah sekitar 400.000 orang.
Empat sekawan itu adalah murid-murid kelas III Pal -
Pengatahuan Alam - satu SMA Bulungan I Bulungan
yang terletak di ujung timur Jalan Mahakam, Blok C
Kebayoran Baru, yang berbatasan dengan Jalan Si
Singamangaraja. Mereka tertawa gembira, berdansa di
jalanan, itu istilah untuk sport jantung menyelip-nyelip-
kan motor di sela-sela kendaraan yang melalu-lintas. Wa-
jah-wajah tampan yang cerah, rambut-rambut yang
gondrong melambai kena angin, dan bercanda sepanjang
jalan merupakan merupakan manifestasi sikap bebas
aktif anak-anak muda itu. Oleh kaum tua yang sedikit
pikun, mereka dinamakan berandalan atau krosboi, tapi
mereka tak peduli.
www.rajaebookgratis.com
8
Mereka ada di jalan Panglima Polim Raya. Lampu
perempatan Jalan Pangporay Panglima Polim Raya
dan Jalan Melawai Raya menyala kuning. Kemudian
merah. Kendaraan umum berhenti. Tapi Ali Topan dan
kawan-kawannya langsung saja tancap gas membelok
ke arah kiri, memotong kendaraan yang bergerak dari
arah Blok M, langsung melaju ke Jalan Bulungan.
He, bajingan! seorang pengendara Toyota Corolla
tahun 1973 warna kuning memaki Ali Topan yang hampir
ditubruknya. Tapi Ali Topan tak menggubris cacian itu.
Demikian pula kawan-kawannya. Mereka terlalu sering
mendengar caci maki orang, jadi sudah kebal.
Ali Topan Cs tetap ngebut, membelok ke kanan di per-
empatan Jalan BulunganJalan Mahakam, dan terus
menggeblas lewat SMA Bulungan I yang tegak di ujung
Jalan Mahakam. Beberapa teman yang ada di depan
sekolah melambaikan tangan. Ali Topan Cs tak sempat
membalas mereka.
Nama SMA Bulungan I yang terletak di Jalan Maha-
kam itu berasal dari riwayat dua SMA di Jalan Bulungan
yaitu SMA Bulungan Pagi dan SMA Bulungan Sore
yang dipisah menjadi dua karena dilokasi itu dibangun
Gelanggang Remaja Jakarta Selatan oleh Pemerintah
Daerah Khusus Istimewa Jakarta, atas inisiatif Gubernur
Ali Sadikin yang beken dipanggil Bang Ali. SMA
Bulungan Pagi menjadi SMA Bulungan I di jalan
Mahakam, sedangkan SMA Bulungan Sore menjadi
SMA Bulungan II di Jalan Bulungan.
Gelanggang Bulungannama pop GRJSdiapit oleh
dua SMA bersaudara itu.
Pada hari peresmiannya, seorang murid lelaki yang
patah hati dengn guru perempuan menggambari dinding
sekolah itu dengan lambang hati dan anak panah yang
www.rajaebookgratis.com
9
patah dan angka Bulungan pakai cat merah darah. Sejak
saat itu nama sekolah itu beken dengan sebutan SMA
Patah Ati atau SMA Bulungan di kalangan remaja
Kebayoran.
Pada formasi dua-dua mereka mengebut terus, memo-
tong jalan raya, lurus menuju kawasan pertokoan Blok
M. Sopir biskota, helicak, tuan-tuan di mobil mewah
maupun rakyat kelas menengah di atas sadel motor ma-
sing-masing memaki kalang kabut, nyaris serempak,
ketika para remaja itu seenak hati memotong jalan
mereka.
Hei! Anjiiiing! seorang muda yang menyetir
Mercedes memaki Ali Topan Cs.
Sama, njiiiing! Ali Topan balas memaki. Ia tampak
paling tampan, paling gagah dan paling brandal di antara
kawanan anak-anak muda bersepeda motor trail itu.
Orang muda di belakang setir Mercedes itu
mengacungkan tinju ke arah punggung Ali Topan Cs.
Muka sopir itu lancip kayak muka tikus. Ali Topan dan
Gevaert kebetulan melihatnya dari kaca spion. Tanpa
kode etik lagi, kedua remaja itu me-rem motor mereka,
dan mengepoti Mercedes itu. Tak sampai kesenggol
moncong Mercedes, Ali Topan dan Gevaert menancap
gas, langsung menggeblas ke depan sambil tertawa keras
sekali.
Kurang ajaaar! sopir Mercedes itu memaki. Wajah-
nya merah padam. Wanita menor berusia 45 tahun yang
duduk di belakang menekan dadanya. Kaget. Seorang
gadis remaja berwajah lonjong yang duduk di samping
sopir Mercy itu menggigit bibir sedikit. Rambut panjang-
nya yag hitam lebat diberi pita merah muda, menjadikan-
nya terlihat manis. Ia merasa geli mendengar makian
anjiiing dan kurang ajar yang terlontar dari mulut
www.rajaebookgratis.com
10
tukang setir Mercy-nya.
Sudah. Jangan digubris, Boy, si nyonya yang duduk
di belakang berseru. Suaranya rada serak, seperti suara
orang sakit TBC. Ia mengusap tas kulit hitam berukiran
nama: Ny. Surya. Wajahnya yang tirus dipoles bedak dan
gincu kemerahan tampak masam.
Sopir mobil yang dipanggil Boy patuh. Matanya meli-
rik ke arah gadis di sebelahnya. Anak-anak sekarang ini
berandalan semua, gerutunya.
Nyonya Surya yang duduk di belakang bersuara lagi,
Jammu menunjukkan jam berapa, Anna?
Gadis remaja yang manis itu melihat jam tangannya,
lalu menjawab tanpa menoleh ke belakang, Jam tujuh
kurang sedikit, Mama....
Kurang sedikit itu berapa? tanya Nyonya Surya.
Sepasang mata Anna, putri nyonya Surya, melihat seki-
las arloji emas di pergelangan tangan kirinya. Jam tujuh
kurang tiga menit dan beberapa detik, mama, katanya.
Toko buku di Blok M buka jam berapa? tanya si
nyonya lagi.
Biasanya sih jam tujuh persis, Mama, jawab Anna.
Kalau tak biasa jam berapa? Boy bertanya, iseng.
Anna tak menjawab. Wajahnya cemberut. Sepasang
matanya yang lebar dan cemerlang seperti pagi menatap
lurus ke jalanan di depan. Samar-samar di kejauhan dili-
hatnya anak-anak bermotor tadi membelok ke arah Pasar
Melawai, Blok M. Anna mengusap alisnya yang lebat
dan indah.
Ali Topan, Bobby, Dudung dan Gevaert masuk ke hala-
man Pasar Melawai yang menjadi pusat Blok M. Mereka
berhenti dan mematikan mesin motor tepat di dekat tang-
ga utama pusat pertokoan itu. Lalu naik satu per satu,
menghitung anak-anak tangga. Mereka berdiri
www.rajaebookgratis.com
11
seenaknya di tangga itu, memandang terminal biskota
Blok M di seberang jalan.
Para pekerja kantoran yang lewat di halaman beraspal
di dekat tangga menengok ke arah empat remaja bersera-
gam putih-putih itu dengan pandangan sebal. Apalagi
ketika Ali Topan, sosok yang paling jantan dan tampan
yang rambut gondrongnya melambai-lambai tertiup
angin itu, menyeringai ke arah mereka.
Ali Topan memang keren. Tingginya 172 cm, dan agak
kurus. Kulitnya sawo matang tua. Wajahnya lonjong de-
ngan rahang kokoh dan tulang pip yang tak terlampau
menonjol. Hidungnya agak besar dan mancung. Dan,
matanya, oh matanya! Sepasang mata itu lebar, besar,
karakteristik, dengan bagian hitamnya yang
mengesankan kebaikan hati, kecerdasan, kejujuran dan
keberanian. Alis mata tebal seperti golok melengkung
menjadikan profil wajah itu wajah dengan sentuhan Jawa
yang sangat artistik!
Tiga kawannya cukup keren, tapi tak berkarakter dan
tak berkharisma seperti Ali Topan. Dudung yang berdiri
satu level di bawah Ali Topan adalah anak kelahiran Ku-
ningan, Jawa Barat, berwajah tirus dengan kulit berwarna
langsat dan sepasang mata agak sipit. Kepalanya agak
besar dan rambutnya ikal keriting.
Bobby dan Gevaert berdiri berdampingan satu level di
bawah Dudung. Bobby berwajah agak bundar,
rambutnya lurus, namun tak begitu lebat. Pupil matanya
kecil, suka melirik ke kiri dan ke kanan. Sedang Gevaert
berdarah campuran, ayah Padang dan ibu Jerman. Maka
sosoknya sosok indo: badan besar, rambut ikal
kemerahan, tapi matanya hitam dan kulitnya putih
kecoklatan. Hobinya fotografi.
Berdiri terus bisa jadi tontonan gratis kita, kata Ali
www.rajaebookgratis.com
12
Topan. Ia duduk di anak tangga diikuti oleh Dudung dan
Gevaert. Bobby tetap berdiri. Ia memang selalu ingin
berusaha menonjol dari Ali Topan, Dudung dan Gevaert
karena merasa dirinya anak paling kaya diantara mereka.
Tetapi selalu gagal, karena urusan kepemimpinan me-
nyangkut kharisma, kewibawaan, dan keunggulan pri-
badi lainnya. Bukan kekayaan hartabenda.Bobby pun
merasai pengaruh wibawa itu, tiap kali ia coba tentang
dan tiap kali pula gagal. Akhirnya ia ikutan duduk di anak
tangga seperti teman-temannya.
Eh, itu Mercy yang tadi apa bukan, Pan? tanya
Dudung. Tangannya menunjuk ke arah Mercy yang baru
masuk ke pelataran parkir pusat pertokoan Melawai.
Ali Topan memandang ke Mercy itu. Kalau sopirnya
cari gara-gara biar gua embat aja. Emang udah seminggu
tangan gua nggak ngeplak kepala orang, katanya. Ia
duduk. Tangannya sibuk membuang kulit rambutan yang
mengotori tangga itu.
Mercedes diparkir di ujung kanan pusat pertokoan.
Anna dan ibunya turun dari mobil itu, dan mereka lang-
sung berjalan ke arah toko buku yang terletak di bagian
bawah pertokoan, dekat tangga. Anna berjalan berdam-
pingan dengan ibunya. Keduanya tak memperhatikan
situasi sekitar.
Ali Topan Cs duduk seenaknya, pura-pura tak memper-
hatikan Anna dan ibunya. Ali Topan mengambil sebatang
rokok kretek yang diselipkan di kaus kakinya. Bobby,
Dudung dan Gevaert juga melakukan hal serupa, meng-
ambil rokok dari kaus kaki masing-masing. Ali Topan
mencari-cari korek api di saku baju dan celana jeans-nya.
Tapi korek api tidak ada.
Ade korek, njing? ia bertanya pada Bobby
Nggak, nggak ada, njing, kata Bobby. Lalu Bobby
www.rajaebookgratis.com
13
menoleh pada Dudung dan Gevaert.
Bujug buset, Ai juga nggak ada korek nih. You bawa
korek api, Vaert? tanya Dudung pada Gevaert. Gevaert
menggelengkan kepalanya dengan gaya keren.
Wah, kalau ada Magician lewat asik deh. Bisa minta
api, kata Ali Topan. Dan kebetulan sekali, seorang gelan-
dangan pemungut puntung rokok lewat di dekat mereka
sambil memunguti puntung rokok. Ia menjumput sepun-
tung rokok yang masih panjang. Diselipkannya puntung
itu di bibirnya, lalu ia nyalakan puntung itu dengan korek
api yang diambilnya dari kantung di balik baju lusuhnya.
Ali Topan bergerak ke arah pemungut puntung. Dite-
puknya bahu orang itu. He, Bung Magician, bagi apanya
dong, kata Ali Topan. Pemungut puntung itu menyo-
dorkan rokoknya yang telah menyala. Ali Topan meng-
hidupkan rokoknya.
Thank you, Magician, kata Ali Topan.
Ooh, youre welcome, jawab pemungut puntung
rokok.
Ali Topan terkejut. Ia menatap magician yang kini
tersenyum manis. Ia bahkan memberikan tabik dengan
tangannya kepada Ali Topan. Ia tersenyum dan berlalu.
Ali Topan berjalan ke tempatnya semula. Rokok terse-
lip di bibirnya. Begitu dia hendak duduk kembali, dan
Gevaert menyambar rokok yang terselip di bibir itu de-
ngan maksud minta apinya, mata Ali Topan yang bersinar
tajam menangkap gerakan melenggang Anna dan ibunya
yang berjalan melewati tangga. Langsung Ali Topan
menggamit sobat-sobatnya.
Pssst. Ada manusia cantik liwat, macks! kata Ali
Topan.
Bobby, Dudung dan Gevaert yang sejak tadi sudah
melihat ibu dan anak itutapi masih tetap diam,
www.rajaebookgratis.com
14
menunggu komando bossmendadak jadi beringas
dalam pengertian saling lomba bergaya genit untuk
menarik perhatian Anna.
He, macan, manusia cantik! Mau ke mane kite? Pagi-
pagi begini udeh bikin hatiku bergetar? kata Gevaert.
Mau belanja duren sama mamih ya? Boleh dong me-
nengok kemariin sejenak? Aku ingin memandang wajah
lu yang antik. Oooh, Bobby menyusul dengan kata-kata
godaannya.
Bujug buset. Dianya budek, boys! Sayang, cakep-
cakep budek begitu, bisa rusak pasaran ., Dudung
ikut nimbrung.
Anna dan Ny Surya mendengar kata-kata mereka, tapi
tidak menggubris. Mereka berjalan terus menuju toko
buku. Nah, pada saat itulah Bobby melempar Anna de-
ngan kulit rambutan. Tidak kena! Gevaert latah, melem-
par juga. Tidak kena! Ali Topan dan Dudung bersamaan
melempar. Lemparan Dudung mengenai Nyonya Surya!
Lemparan Ali Topan mengenai kepala Anna!
Aduh! Anna memekik. Nyonya Surya juga berbalik
dan tangannya bertolak pinggang.
Anak-anak kurang ajar kalian! Nyonya Surya mem-
bentak.
Bobby, Dudung dan Gevaert langsung melengos. Ali
Topan tidak melengos. Dengan pandangan matanya yang
khas, ditatapnya Anna dan Nyonya Surya. Anna
cemberut, Ny Surya melotot.
Ali Topan tetap memandang mereka dari ujung kaki
sampai kepala, seolah-olah menaksir, sampai berapa
besar kemarahan ibu dan anak itu. Dan aneh, sungguh
aneh, jantung Anna seakan-akan berhenti berdenyut
ketika matanya beradu pandang dengan mata Ali Topan.
Lantas cemberut di wajahnya hilang tiba-tiba. Dan iapun
www.rajaebookgratis.com
15
jadi sedikit grogi terkena pandangan mata Ali Topan yang
berubah.
Pada detik-detik pertama, mata itu bersinar tajam dan
beringas, pada detik-detik berikutnya sinar mata Ali
Topan menjadi sayu dan sangat lembut!
Nyonya Surya merasakan keanehan itu. Dengan wajah
semakin marah, diraihnya tangan Anna dan diajaknya
berjalan lagi.
Kamu kenal dia, Anna? tanya Nyonya Surya dengan
dingin.
Belum, Ma , jawab Anna pelahan.
Nyonya Surya melirik sekejap mendengar jawaban
yang dirasakannya tidak wajar itu. Belum, Ma, belum
apa pingin kenalan? Demikian kata hati Nyonya Surya.
Maka diapun mempercepat langkahnya untuk
mengusir perasaan yang menyelip di hatinya. Perasaan
itu semacam perasaan aneh. Dia melihat sesuatu
kelembutan yang tajam di mata anak muda penggoda
tadi. Sinar mata yang sangat magnetis. Dan ia, sebagai
seorang wanita, merasa bahwa anaknya sedikit tergetar
oleh pandangan magnetis itu. Ia tidak mau Anna
bertatapan mata lebih lama lagi dengan anak kurang ajar
itu. Instinknya menyatakan begitu.
Nyonya Surya berjalan cepat, ke arah pintu masuk toko
buku yang sedang dibuka oleh pegawai toko buku itu.
Anna melepaskan tangannya dari cekalan ibunya. Dan,
tanpa disadari, Anna menengok sebentar ke arah
belakang, memandang Ali Topan. Ia terkejut ketika
pandang matanya langsung disambar oleh sinar mata Ali
Topan yang rupa-rupanya mengawasi terus sejak tadi.
Anna cepat melengos lagi. Ia malu!
Dan ia bertambah malu ketika mendengar anak-anak
berandal itu bersuit menggoda. Fuuit! Fuuuuit! Fuuuit!
www.rajaebookgratis.com
16
Anna bergegas menyusul ibunya yang sudah masuk
toko buku. Dan ia tak mendengar suitan menggoda atau-
pun percakapan diantara perusuh-perusuh itu. Anna
tak melihat bahu Topan ditepuk Bobby.
He, Pan! Jangan bengong. Bagi apinya! kata Bobby.
Ali Topan tersadar dari suasana yang terasa agak aneh
baginya. Ah, iya! Kok gua jadi bengong begini? Gara-
gara itu cewek. Manis banget sih! Sayang nyaknya galak
kayak herder, kata Ali Topan. Ia memberikan api pada
Bobby.
Manis sih manis, tapi lu liat dong bodigarnya di mobil
itu! Sangar banget tampangnye, Gevaert berkata. Eh,
baru selesai Gevaert bicara, kuping para sobat itu mende-
ngar bunyi klakson Mercedes.
Tu, ape gue gilang? Dienye keki ngeliat majikannye
kite godain. Kalau die anak ABRI kan kite bise repot?
kata Gevaert lagi.
Lu liat tuh. Dienye keluar dari mobil. Eh, pake tolak
pinggang lagi. Kayak Bonanza, kata Bobby.
Ali Topan melihat ke arah Oom Boy yang sedang me-
mandang mereka dengan geram. Ali Topan cuma senyum
saja, bahkan dia melambaikan tangan.
Daag, Oom, teriak Ali Topan.
Oom Boy mengacungkan tinjunya.
Ali Topan Cs tertawa keras sekali sambil memegangi
perutnya, seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan
yang lucu.
Oom Boy makin geram diperlakukan seperti itu. Dia
mengacung-acungkan tinjunya.
He, sopir! Kayak yang punya mobil aje gaya lu! Ke
mari kalau berani, gua beri kepelan lu! Gevaert
berteriak. Dudung langsung mendemonstrasikan
kembangan silat Cimande.
www.rajaebookgratis.com
17
Oom Boy makin gemas melihat tingkah anak-anak itu.
Tapi dia tak beranjak dari tempatnya berdiri. Dia cuma
mengepal-ngepalkan tinjunya saja. Perbuatannya itu
semakin membuat geli Ali Topan dan kawan-kawannya.
Gaya sepuluh, nyali nol! teriak Bobby.
Eh, Bob! Ibu Mary liwat tuh! Dienya nengok ke kite!
kata Gevaert.
Mane? Mane? tanya Bobby.
Noh, die. Busyet, kepergok deh kite, kata Dudung.
Siapa sih Ibu Mary itu?
Dia seorang perempuan. Rada cakep. Dan pinter berba-
hasa Inggris, karena memang guru bahasa Inggris di
SMA Bulungan. Saat itu sebenarnya Ibu guru Mary tidak
melihat ke arah Ali Topan Cs. Dia tipe guru yang sedikit
sok. Mungkin karena pandai berbahasa Inggris, dia sok.
Apalagi dia paling suka membangga-banggakan diri,
sudah pernah studi di Australia. Beberapa murid yang
sebal memberi julukan ibu guru peranakan Kanguru
kepadanya.
Cabut, njing! kata Ali Topan. Ia mendahului teman-
temannya berlari menuju pasar tingkat atas. Bobby, Du-
dung dan Gevaert mengikuti boss mereka. Motor
masing-masing ditinggalkan di tempat.
Ali Topan Cs menghilang di ujung tangga.
Ibu Mary lewat. Ia sebetulnya tak melihat anak-anak
itu. Tapi Ali Topan, Bobby, Dudung dan Gevaert merasa
khawatir, sebab Pak Broto Panggabean, Kepala Sekolah
SMA Bulungan telah mengeluarkan peraturan yang ke-
ras. Murid-murid SMA Bulungan dilarang keras menjadi
krosboi. Barangsiapa ketahuan menjadi krosboi atau
cenderung atau bisa dianggap bersikap laku seperti kros-
boi, dijatuhi sanksi yang berat.
Para guru diperintahkan mengawasi murid-murid. Di
www.rajaebookgratis.com
18
dalam maupun di luar sekolah. Kalau ada murid yang
nampak begajul sedikit saja, mereka diinstruksikan men-
catat dan melaporkan langsung ke Kepala Sekolah
sebagai penanggung jawab apa yang dinamakan
komando operasi pengendalian dan penertiban murid-
murid sekolah. Dan banyak sekali guru yang
menyambut gagasan itu. Karena ada semacam peraturan
tak tertulis bahwa semakin banyak guru melaporkan
murid-murid yang dianggap krosboi, semakin banyak
dia mendapatkan pujian dari Pak Broto Panggabean.
Pujian itu sudah cukup memuaskan rupa-rupanya.
Tapi Ali Topan Cs lupa barangkali bahwa ibu Mary,
walaupun sedikit sok, tidak berminat pada acara lapor-
melapor itu. Maka itu Ali Topan Cs tetap berlari, terbirit-
birit, menuruni tangga arah bagian dalam Pasar Melawai
dan masuk ke luar lorong-lorong di dalam pasar. Tas
sekolah bergondal-gandul di bahu masing-masing.
Mereka muncul di emper bioskop Kebayoran. Mereka
berhenti di situ.
Gevaert memeriksa tasnya. Diambilnya sebuah tustel
Canon dari tasnya dan diperiksanya sebentar. Dia selalu
membawa alat foto itu ke manapun ia pergi.
Hai, lagi ngapain di sini? Nggak sekolah kalian?
Mbolos melulu... seorang anak perempuan menegur
mereka. Gevaert membidikkan alat fotonya ke arah gadis
itu.
Gua potret lu, gua masukin Ibu Kota! kata Gevaert.
Gadis teman sekolah itu menutupi wajahnya dengan
tas sekolahnya dan lari cepat-cepat. Tak usyah ya,
emangnya gue artis? kata gadis itu.
Ada artis tampangnya kayak lu sih, bioskop-bioskop
pada sepiiii! Ali Topan berteriak, yuk ah, macks, kita
cabut. Di sini banyak intelnya. Ntar rusak acara kita. Kita
www.rajaebookgratis.com
19
ke Ragunan aje, nengokin kawan-kawan lama, tambah-
nya.
Oke, Bos, kata Dudung. Ia berlari membuntuti Ali
Topan, menuju tempat parkiran motor mereka tadi. Tak
lama kemudian, empat sekawan itu mengeluarkan motor
mereka ke arah selatan. Mereka menuju ke Kebun Bina-
tang Ragunan.
***
SMA Bulungan tampak ramai seperti biasanya. Rom-
bongan murid dan guru memasuki halaman sekolah de-
ngan langkah yang juga seperti biasanya, tergesa-gesa.
Ali Topan Cs suka berkata bahwa gaya murid-murid dan
guru-guru sekolahnya seperti gaya orang bisnis. Sok
nguber waktu, biar dibilang rajin, katanya, setiap kali
melihat ada teman berjalan tergesa-gesa ke sekolah.
Sebuah Mercedes berhenti di depan gedung SMA
Bulungan. Dari dalam mobil keluar Ny Surya dan Anna.
Mereka merapikan pakaian sekilas, lalu melangkah ma-
suk ke dalam sekolah. Beberapa murid melihat ke arah
ibu dan anak itu.
Ada orang asing, bisik seorang anak.
Warga negara baru barangkali, bisik anak lainnya.
Nyonya Surya dan Anna tak mendengar bisik-bisik itu.
Bahkan, ia menghampiri dua anak yang sedang meman-
dang mereka di depan sebuah kelas.
Mm, mm, saya boleh tanya kantor Direktur Sekolah
di sebelah mana ya? tanyanya.
Di sebelah kulon, jawab anak itu.
Kulon? Di mana kulon itu?
Tu di sono tante. Anaknya mau dimasukin ke sini
ya? kata anak itu. Nyonya Surya mendelik.
www.rajaebookgratis.com
20
Dimasukin? Apanya yang dimasukin? kata Nyonya
Surya. Tanpa mengucapkan terima kasih, ia pergi
meninggalkan dua anak itu.
Terima kasih ya, Anna berkata.
Gitu dong, sayaaang, kata murid itu.
Anna tersenyum manis, kemudian mengikuti ibunya
yang berjalan menuju ke kantor Direktur Sekolah.
Pak Broto Panggabean, Direktur SMA Negeri Bulung-
an sedang duduk di kursinya, menyusun map dan buku-
buku di meja kerjanya. Ia orang Batak kelahiran Medan
45 tahun yang lalu. Tubuhnya pendek, kekar. Wajahnya
bujur sangkar dengan bibir tebal. Sikapnya tegas, tapi
suka humor. Dan hatinya hati seorang pendidik. Nama
Broto yang khas Jawa itu diberikan oleh seorang Jawa
yang menolong kelahirannya.
Hadi, pembantu umumnya masuk. Ada tamu, Pak,
kata Hadi. Suaranya cempreng sesuai dengan tubuhnya
yang kecil kerempeng.
Tamu siapa, hah? Pagi-pagi begini sudah bertamu-
tamuan, kata Pak Broto Panggabean.
Nyonya Surya dan anaknya, Pak.
Ooo, suruh mereka masuk.
Nyonya Surya dan Anna dipersilakan masuk oleh Hadi.
Selamat pagi, Pak Direktur, sapa Ny Surya.
Oh, selamat pagi. Silakan, silakan duduk. Apa anak
yang manis ini anak ibu yang mau pindah sekolah ke sini.
Iya? kata Broto Panggabean.
Begitulah kira-kira, Pak Broto. Jadi saya serahkan
secara resmi anak saya ini pada Pak Broto, untuk dididik
sebagaimana mestinya. Maklum, di sekolahnya yang
dulu saya sangat khawatir, di sana banyak anak-anak
morfinis, kata Nyonya Surya.
Wah, memang bahaya morfin itu, kata Pak Broto
www.rajaebookgratis.com
21
Panggabean dengan aksen Medan yang khas. Siapa
nama kau, tanyanya ke arah Anna.
Anna Karenina namanya, Nyonya Surya yang
menjawab.
Anna Karenina. Anna Karenina. Yah, yah, kau saya
terima bersekolah di sini, mengingat Bapak kenal baik
sama orangtuamu. Tapi di sini peraturan ketat dan tidak
pandang bulu. Mengerti?kata Pak Broto.
Anna Karenina mengangguk.
Nah, cukup, Ibu Surya. Soal keuangan bisa diurus di
bagian administrasi, kata Pak Broto Panggabean. Ia
menunjuk bagian itu yang terletak di samping kantornya.
Baik, terima kasih, kata Nyonya Surya, Anna baik-
baik ya, jangan bikin malu mama dan papa, tambahnya.
Ya, Mama... kata Anna.
Nyonya Surya meninggalkan ruang itu setelah menci-
um pipi anaknya dengan ciuman bergaya orang Belanda.
Wah, disayang sekali rupanya, ya? kata Pak Broto.
Anna tersipu-sipu.
Tunggu sebentar, nanti Bapak antar kau ke kelasmu.
Anna Karenina mengangguk, bersamaan dengan dent-
ang bel tanda masuk klas dipukul orang.
***
Di kelas III Paspal 1.
Murid-murid dan Ibu Mary masuk ke dalam kelas.
Wanita itu bertubuh pendek, sexy, berkacamata, usianya
30 tahun. Anak-anak duduk di tempat masing-masing.
Ibu Mary duduk di kursi guru. Ibu Mary mengeluarkan
catatan absen harian, murid-murid mengeluarkan buku
Inggris mereka. Ibu Mary batuk-batuk sebentar, lalu
memanggil nama murid-murid sebagaimana biasanya,
www.rajaebookgratis.com
22
didahului ucapan, Good morning, every body yang
dijawab Good morning, Miss, oleh anak-anak.
Abadi Karamoy! seru Ibu Mary.
Yes, Miss!
Abubakar Siddiq!
Yes, Miss
Ali Topan!
Tak ada jawaban.
Ali Topan! Ibu Mary mengulang seruannya. Tetap
tak ada jawaban.
Ibu Mary menengadahkan wajahnya, melihat ke arah
tempat duduk Ali Topan. Tempat duduk itu kosong.
Ke mana berandal itu, Maya? tanya ibu Mary.
Maya yang berwajah oval keibuan memang dikenal
dekat dengan Ali Topan. Murid yang duduk bersebelahan
dengan bangku kosong itu menggelengkan kepalanya. I
dont know, Miss, katanya.
Why you dont know?
I dont know, jawab Maya. Dia grogi, takut diajak
omong cara Inggris terus oleh Ibu Mary.
Beberapa anak tersenyum. Ibu Mary meneruskan
panggilannya.
Pada saat itu, pintu diketuk dari luar.
Pak Broto Panggabean masuk diikuti Anna Karenina.
Selamat pagi Ibu Mary. Selamat pagi anak-anak. Ini
ada satu murid baru, pindahan dari sekolah lain. Saya
kenalkan, namanya Anna Karenina. Ketua kelas, tolong
atur tempat duduk untuknya, kata Pak Broto Pangga-
bean.
Siap, Pak, kata Ridwan, ketua kelas III Paspal 1 yang
duduk di bangku belakang.
Nah, cukup itu, Bu Mary. Selamat belajar anak-anak!
kata Pak Broto Panggabean, kemudian ia pergi mening-
www.rajaebookgratis.com
23
galkan kelas.
Ibu Mary dan murid-murid mengawasi Anna Karenina
yang masih berdiri di depan kelas. Anna tersipu-sipu.
Wajahnya bersemu dadu.
What is your name, my dear? tanya Ibu Mary.
Anna Karenina, sahut Anna.
Beautiful, gumam ibu Mary. Matanya mengawasi
Anna tanpa kedip. Dari ujung sepatu sampai rambutnya
yang mengurai bak bunga mayang.
Terdengar bisik-bisik dari para murid.
Anna Karenina merasa sedikit aneh ketika menatap
mata ibu Mary. Mata guru Bahasa Inggris itu tadinya
bersinar biasa, seperti mata ibu guru lazimnya. Kemudian
sinar mata itu berubah, seperti sedang menaksir keka-
sihnya. Apalagi ketika Ibu Mary melemparkan senyum
yang bermakna naksir, wah, Anna Karenina
merinding.
Okay, okay, sit down, please, kata Ibu Mary.
Ridwan, ketua kelas yang bertubuh tegap kayak tentara
maju ke depan, menunjukkan tempat duduk yang kosong
buat teman barunya.
Untuk sementara kamu duduk di sini dulu, besok bisa
saya atur yang lebih baik. Ya! kata Ridwan. Anna
mengucapkan terima kasih.
Eh, salaman dulu, dong, seorang murid lelaki yang
bertampang badung, nama saya Sobirin, tambahnya.
Anak-anak langsung gerr mendengar ucapan Sobirin.
Anna tersenyum. Tersipu-sipu.
Anna Karenina masih tersenyum ke kiri kanan. Ibu
Mary yang mengawasi dari depan berkata: Sudah,
sudah. Senyumnya disimpan dulu. Kita lanjutkan
pelajaran, please.
Suasana tenang kembali.
www.rajaebookgratis.com
24
Ibu Mary melanjutkan mengabsen para murid. Ia men-
catat dua nama yang tidak masuk kelas pada jam pelajar-
annya. Ali Topan dan Bobby.
Kemudian pelajaran Bahasa Inggris dimulai.
***
www.rajaebookgratis.com
25
DUA
2
agi itu sekitar jam sepuluh.
Di rerumputan antara gerumbulan semak, di
Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, ada dua
orang lelaki dan perempuan sedang berciuman.
Rupanya mereka merupakan sepasang kekasih yang
asyik berpacaran. Sebentar-sebentar terdengar bunyi cap-
cup, cap-cup, ditingkah suara si perempuan terkikik-
kikik geli, ditambahi suara nafas ngos-ngosan dari si
lelaki yang juga sibuk melontarkan selangit rayuan di
pagi itu.
Mari kucium lagi, sayaaang, rayu si lelaki dengan
gaya bintang film mesum dalam film nasional. Si lelaki
memonyongkan mulutnya, mencoba mencium perem-
puannya. Si perempuan berusaha mengelak, tapi rupa-
rupanya usaha itu sekadar pura-pura saja, sebab ketika
monyongan mulut si lelaki mengubernya, ia pasrah saja.
Cup cup. Mhh.
Ah, abang nakal, bisik si perempuan. Manja.
Nakal gimana? Ini kan enak? Mari kubikin lebih
mesra lagi, dengan teknik tinggi, sayaang, rayu si lelaki,
berteknik-teknik rupanya. Dipeluknya si perempuan
dengan pelukan bergaya kelasi mabuk. Si perempuan
manda saja, bahkan iapun ikut aktif menyambut pelukan
kekasihnya dengan pagutan ala Cobra di leher si lelaki.
Zzzp. Keduanya tenggelam di laut kemesraan. Main
piting-pitingan di rerumputan.
Mereka tak sadar bahwa ada seseorang mengintai
kerja mereka itu.
www.rajaebookgratis.com
26
Gevaert membidik pasangan yang sedang sibuk itu
dengan Canonnya. Dia atur fokus lensa, dan bergerak
hati-hati mencari posisi yang paling sip dan aman.
Gevaert merunduk di antara semak-semak.
Klik! Gevaert memotret mereka.
Si perempuan tiba-tiba melepaskan diri dari pelukan
lelakinya. Tapi si lelaki dengan ketat memitingnya,
hingga cuma kepalanya saja yang menengak-nengok ke
sekitarnya.
Bunyi apa sih yang klik barusan? bisik si perempuan.
Ah, ah, bunyi apa? Tak ada bunyi apa-apa, sahut
lelakinya.
Sungguh, Bang. Kudengar bunyi klik. Ah, perasaanku
jadi tak enak.
Ah, ah, bunyi anak macan barangkali. Dienakin terus
deh.
Si lelaki kembali memiting leher perempuannya. Lalu
dihujaninya leher, wajah dan bibir pacarnya dengan
ciuman bertubi-tubi.
Gevaert menahan nafas. Otaknya sempat dibikin
pening oleh pemandangan yang menggairahkan itu.
Mati-matian dia menahan nafas supaya tidak ngos-
ngosan.
Tiba-tiba pantatnya digigit semut. Secara refleks ta-
ngannya menepuk pantatnya. Plak!
Suara tepukan itu cukup keras, membuat obyeknya
terkejut. Si lelaki melepaskan pelukannya dan melihat ke
arah semak-semak asal bunyi plak tadi. Dilihatnya
Gevaert mencangklong tustel. Tiba-tiba saja si lelaki
berdiri, wajahnya beringas.
Gevaert mundur secepat kilat, wajahnya menyeringai
masam.
He, siapa kau, babi! hardik lelaki itu. Ia bergegas
www.rajaebookgratis.com
27
mengejar Gevaert. Gevaert tahu bahaya maut mengan-
cam, ia langsung melarikan diri sekencang-kencangnya.
Si lelaki tidak mengejar anak nakal itu. Dia cuma me-
ngepal-ngepalkan tinjunya ke udara dan mulutnya me-
lontarkan caci-maki yang bukan main sadisnya.
Sementara itu, Dudung, Bobby dan Ali Topan sedang
santai menikmati pagi di bawah pohon yang besar. Du-
dung menelungkup di rerumputan, mandi sinar matahari
pagi. Bobby duduk tenang, membaca komik Jan Minta-
raga di dekatnya. Ali Topan berdiri di samping Dudung,
kakinya menginjak pantat Dudung. Digerak-
gerakkannya pantat Dudung dengan kakinya. Dudung
tetap menelungkup. Pantatnya saja digerakkannya naik-
turun mengikuti gerakan kaki Ali Topan.
Hidup begini enak ya. Lepas, bebas, segar terasa
dalam hati, kata Ali Topan. Bobby menengok ke
arahnya.
Sik! Berpantun pula kau, kata Bobby.
Enak sih enak, tapi sepatu lu itu bikin kotor celana
gua, Pan. Lu pikir gua nyucinya di Naga Payung? Gua
cuci sendiri tuh, Dudung menggerundel.
Babe lu aja suruh nyuci, kata Ali Topan.
Doo, doo, babe gua suruh nyuci? Kalau dia tahu anak-
nya ke Jakarta pake acara bolos begini udah untung kalau
gua kagak diamukin. Kalau babe gua ngamuk lu tau?
Sekali tiup gua bisa jadi layangan! kata Dudung. Ke-
mudian ia duduk, menepiskan kaki Ali Topan yang masih
menginjak pantatnya.
Eh, itu ngapain Gevaert terbirit-birit kayak orang gi-
la? Ali Topan berkata sambil tangannya menunjuk ke
arah Gevaert yang sedang kencang berlari ke arah
mereka.
Eh, Vaert, udah gila lu? kata Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
28
Gevaert cuma menjawab dengan ah, uh, ah, uh saja.
Nafasnya tersengal-sengal. Ia menubruk Ali Topan.
Mereka jatuh bergulingan.
Vaert! Jangan becanda lu pagi-pagi, kata Ali Topan.
Gevaert bangkit segera. Ia menunjuk ke arah gerum-
bulan pohon.
Ah, uh, ah gua mau ditembak orang, Pan. No, di
sono tuh orangnye
Ali Topan melihat ke arah tunjukan Gevaert. Dudung
dan Bobby langsung berdiri, melihat ke arah yang sama.
Mana dia orangnye? Biar gua embat dia, kata Ali
Topan.
Itu, itu dia, lagi ngeliat kemari.
Buset, potongannya sih kayak pensiunan KKO ning!
Lu cari gara-gara apa sama dia Vaert? tanya Ali Topan.
Gua bidik dia lagi miting cewenye.
Set, dianye kemariin. Cabut aje buruan, njing. Tam-
pangnye kayak kuli begitu, repot kita ngelawan die. Po-
tongan begitu, kita yang nabok kita yang sakit, kata
Bobby.
Iye. Sangar tampangnye, Bob. Udah jangan cari
penyakit deh. Cabut, cabut, kata Dudung. Dia bersiap
mengambil langkah seribu.
Uuh, lu Vaert, ngrusak acara aje. Uh! kata Ali Topan.
Dengan gemas dia ketuk kepala Gevaert.
Gevaert menyeringai. Tanpa banyak pernik lagi dia
menyusul Dudung dan Bobby yang sudah berlari me-
ninggalkan tempat itu, menuju tempat parkir motor me-
reka.
Ali Topan melihat ke arah lelaki yang sedang marah-
marah di samping perempuannya. Lelaki itu menge-
palkan tinjunya ke arah Ali Topan. Ali Topan balas meng-
acungkan tinjunya. Kemudian berlalu menyusul teman-
www.rajaebookgratis.com
29
temannya, sembari ngakak!
Bobby, Dudung dan Gevaert sudah nangkring di atas
sadel motor masing-masing, bergerak meninggalkan
tempat. Ali Topan mengambil motornya dan
mendorongnya menuruni jalan. Ia menyemplak sadel
motor, menghidupkan mesinnya, lalu menggeblaskan
motornya ke depan, menyusul para sahabatnya.
Mereka berlalu dari tempat itu.
Ke mane kite? Gevaert bertanya.
Ke mane pale lu! Berhubung lu yang ngrusak acara, lu
kudu menghibur kite dengan bakmi baso! kata Ali
Topan.
Buset, setuju banget gua! kata Bobby.
Bujug, gua nggak punya duit, Pan , Gevaert
mengeluh. Ia menengok ke Ali Topan, lalu ke arah
Dudung.
Biar kali ini ogut yang traktir deh, Boss. Kesian
Gevaert lagi miskin hari ini, kata Dudung.
Pokoknye ini hari gua musti makan bakmi baso aja
dah. Sebab, kalau tidak makan bakmi baso, perut gua
bisa sakit maag , kata Ali Topan. Ia tersenyum.
Lets go! Gevaert berteriak. Ia ngebut ke depan.
Acarapun beralih ke jalanan. Mereka saling susul me-
nyusul, mempertontonkan kebolehan masing-masing di
atas motor. Jalanan Pasar Minggu yang baru dibetulkan
oleh Bang Ali memang licin macam paha perawan kam-
pung, asik buat ngebut. Udara segar, lalu lintas tidak be-
gitu padat. Ali Topan dan para sahabatnya benar-benar
lupa sekolah lupa rumah.
Mereka, terutama Ali Topan, merasa suntuk di sekolah
dan di rumah. Maka, ia mengajak teman-temannya men-
cari kegembiraan di luar rumah dan di luar sekolah.
Apakah mereka lalu dicap sebagai anak-anak berandalan
www.rajaebookgratis.com
30
yang merusak masa depan masing-masing, tak ada dalam
pikiran mereka.
Kira-kira Good Goly Miss Mary itu ngaduin kita ke
Pak Brotpang apa kagak, Bob? teriak Ali Topan. Brot-
pang itu panggilan pop murid-murid untuk Pak Broto
Panggabean.
Acuh aja acuuuh. Kalau dia ngaduin, kita beber aja
rahasia pribadinya di Ibu Kota! Dia kan beken sebagai
lesbian, iya kan Vaert? kata Bobby. Tak acuh, kata Ali
Topan.
Iya. Mpok gua tahu itu. Temen dia pernah diajak ke
hotel sama Si Mary itu, kata Gevaert.
Ah, gosip aja kali, kata Ali Topan.
Uuuh, ya udah kalau kagak yakin. Mpok gua sih bukan
penggemar gosip, boss, kata Gevaert.
Ali Topan tidak menjawab. Dia sibuk menghindari se-
buah batu yang ada di tengah jalan.
Sialan itu batu, menghambat pembangunan aje, ge-
rutu Ali Topan.
Pembangunan ape, Pan? tanya Bobby yang meren-
dengi motor Ali Topan.
Pembangunan Orde Baru.
Gile lu, kayak Pak Harto aje, kata Bobby.
Aaah, kan die masih sodara sama babe gue. Lu nggak
yakin? Tanya aje sama die, kata Ali Topan.
Nanyanye pegimane? tanya Bobby.
Lu tanya aje. Eh, Pak Harto, kata Ali Topan, ente
besodara sama babenye? Brani apa kagak lu? jelas Ali
Topan.
Buset, bisa dateng kagak bisa pulang gua, kata
Bobby.
Emang kenape? tanya Ali Topan lagi.
Sik. Pengawal Pak Harto kan galak banget?
www.rajaebookgratis.com
31
Lu kira Pak Harto yang mane? tanya Ali Topan.
Pak Harto presiden! jawab Bobby,
Yee, bukan. Pak Harto oom gue yang rumahnya di
Pancoran!
Bobby melengak. Lantas dia tertawa terbahak-bahak.
Sial lu! katanya.
Dudung dan Gevaert yang berendeng di belakang
mereka mencoba ke depan. Tapi dihalang-halangi oleh
Ali Topan dan Bobby yang merapatkan formasi.
Hey, bagi gua jalan dong, Teriak Dudung.
Ali Topan menoleh ke belakang. Lu kire kue minta
dibagi-bagi? katanya. Lalu dia menancap gas motornya,
diikuti Bobby, Dudung dan Gevaert mencoba menyusul.
Mereka pun kebut-kebutan lagi, menuju Pasar Ma-
yestik, Kebayoran Baru.
***
Jarak Pasar Minggu ke Majestik sekitar 10,5 Km, me-
reka tempuh dalam waktu 8 menit, melalui Jalan Gatot
Subroto, Jembatan Semanggi dan Bunderan Senayan.
Mayestik atau Mestik berasal dari nama bioskop
Mayestic yang terletak di Jalan Kiai Maja, di dekat Taman
Puring.
Kawasan situ adalah kawasan pertokoan yang
pedagangnya kebanyakan orang Minang. Orang-orang
Padangdemikian sebutan umum orang Jakarta untuk
semua orang Minangkabau banyak pula yang menjadi
penjahit, dan buka rumah makan di situ. Sedangkan para
penjual buah-buahan dan daging, kebanyakan orang
Betawi sebutan umum untuk waga Jakarta asli.
Pasar Mayestik tidak sebesar Pasar Melawai, dan harga
barang-barang disitu pun lebih murah dari pada Pasar
www.rajaebookgratis.com
32
Melawai.
Mereka langsung menuju ke kedai Pak Amin, penjual
bakmi baso langganan mereka yang berdagang di ujung
Jalan Tebah di bagian belakang Pasar Mayestik. Blok E.
Kebetulan Pak Amin baru menyiapkan dagangannya.
Lho, gini ari sudah nongol di sini. Apa nggak sekolah
nih? tanya Pak Amin.
Yang sekolah, sekolah yang ke sini, ke sini,
sahut Ali Topan, udah ada yang bisa dimakan Pak
Amin? tambahnya.
Ada, sudah siap. Sabar sebentar, ya.
Air tehnya duluan deh. Aus nih kerongkongan kite,
kata Gevaert.
Tuangin sendiri dah. Kayak orang baru aje, kata Pak
Amin.
Gevaert mengambil gelas 4 buah, lalu mengisikan air
teh panas untuk minum dia dan teman-temannya.
Makasih ah, kata Ali Topan ketika Gevaert mengang-
surkan segelas air teh kepadanya, ada bakat jadi waiter
lu, tambahnya.
Waiter apaan sih? tanya Dudung.
Gevaert melirik ke arah Dudung. Waiter itu tukang
ngelapin paha hostess di niteclub. Mau lu jadi hostess, eh
waiter? kata Gevaert. Sik, waiter aja kagak ngah. Dasar
orang Kuningan lu, tambahnya. Dudung cuma cengar-
cengir saja. Kuningan itu tempatnya orang sakti, bego,
cetusnya.
Ngomong-ngomong dari mana kalian? Keringatnya
kok deras begitu? tanya Pak Amin.
Udah deh, jangan nanya-nanya, laksanain tugas Anda
saja, buruan, kata Ali Topan, kite belon makan baso nih
dari kemaren, tambahnya.
Pak Amin segera menyodorkan bakmi baso yang
www.rajaebookgratis.com
33
disajikannya dalam mangkuk.
Sambelnya ambil sendiri semaunya! Pak Amin bikin
spesial dua botol hari ini, kata Pak Amin. Nah, selamat
makan deh, tambahnya.
Bismillahi rohmanir rohiiim, Dudung ber-Bismillah
sebelum meniup-niup kuah baso dan menyeruput kuah
itu dengan mulutnya.
Ali Topan juga ber-Bismillah.
Bobby yang Katolik dan Gevaert yang Protestan
berdoa cara Kristen.
Kalau semua pembeli saya seperti kalian semua, bisa
bawa berkah. Laris terus dagangan saya, kata Pak Amin,
anak-anak jaman sekarang jarang ada yang inget
Tuhan, tambahnya.
Kalau anak-anak muda sih inget terus, Pak Amin.
Yang suka lupa sama Tuhan itu kan orangtua-orangtua
masa kini, kata Ali Topan.
Ketiga temannya cuma mengangguk. Mereka asyik
makan bakmi baso yang hangat dan gurih berkat garem
Madura.
Cepat sekali mereka makan. Gevaert usai lebih dulu.
Boleh nambah, Dung? tanya Gevaert.
Bikin aje dua mangkok lagi. Kita nambah setengah-
setengah, kata Dudung.
Lu emang remaja yang baik, Dung. Sering-sering ah
begitu, kata Bobby. Dudung mangkak mendengar
pujian itu. Sebagai anak daerah, dia cukup gembira
bisa berteman dengan Ali Topan, Bobby dan Gevaert
yang dianggapnya sangat top dan modern. Untuk
kegembiraannya itu Dudung tak segan-segan
mengeluarkan uang guna mentraktir teman-temannya,
hampir setiap saat. Ali Topan, Bobby dan Gevaert senang
saja dengan kebaikan Dudung itu. Tapi mereka juga tahu
www.rajaebookgratis.com
34
diri. Kadang-kadang mereka bergantian mentraktir jika
Dudung sedang tongpes karena kiriman uang dari
abahnya terlambat datang.
Pak Amin menyodorkan dua mangkok bakmi baso.
Gevaert membagi semangkok dengan Ali Topan. Bobby
membagi yang semangkok lagi dengan Dudung.
Kalian ini rukunnya melebihi saudara kandung. Enak
dilihatnya, kata Pak Amin.
Kalau enak tambahin basonya dong, kata Ali Topan.
Pak Amin tersenyum.
Doo, dimintain basonya cuma senyum saja dikau,
kata Ali Topan.
Beliau khawatir kalau terlalu banyak menderita rugi.
Ntar kagak bisa ngembaliin kredit investasi kecilnya,
kata Bobby.
Ali Topan, Gevaert dan Dudung menengok ke Bobby.
Mereka menampakkan wajah heran.
Lu tau-tauan kredit investasi kecil. Siapa yang ngajar-
in, Bob? tanya Ali Topan.
Pemerentah kan? Pemerentah kita kan ahli dalam soal
kredit. Gimana sih lu? Nggak pernah baca koran ya?
Percuma dong babe gue jadi Direktur Bank kalau
anaknye kagak ngah soal kredit, kata Bobby.
Oh iye, gue lupa. Memang anak pinter lu, kata Ali
Topan.
Tampang kayak Bobby ini ada bakat jadi tukang ngeli-
pet kredit kalau dia jadi pembesar, kata Gevaert.
Pssst! Jangan omong begituan ah. Nanti ada yang
dengar bisa gawat, bisik Pak Amin. Wajahnya kentara
betul ngeri mendengar obrolan anak-anak yang bebas
aktif itu.
Gawat kenape? Kalau kita makan baso nggak bayar
itu baru gawat. Tapi kalau sekali-kali ngutang sih nggak
www.rajaebookgratis.com
35
apa-apa, iya apa nggak, macks? kata Gevaert, yang
penting kan bayar. Pemerentah kita kan juga suka
ngutang sama IGGI, tambahnya.
Apa itu IGGI. Tentara? tanya Dudung.
Tentara? Bobby bertanya, dahinya dikernyitkan.
Tentara Amerika kan begitu namanya.
Bobby menyentuh Dudung dan mendorongnya ke
belakang.
Wayyo! Tentara Amerika itu GI, bukan IGGI, bego!
kata Bobby.
Orang dari daerah susah deh. IQ-nya jongkok terus,
kata Gevaert.
Lu jangan bilang begitu, Vaert. Ntar gue nggak
bayarin, baru nyaho lu, gerutu si Dudung.
Sik. Pakek main gertak lu. Sorry deh kalau tersing-
gung, kata Gevaert.
Ngomong-ngomong, abis makan baso nggak enak
kalau nggak disambung pakek Dji Sam Soe. Gimana
caranya, Dung?
Oh, beres, Boss, kata Dudung. Dia bangkit, dan pergi
ke kios rokok di depan sebuah apotik. Jalannya
mengesankan betul seperti orang desa yang baru panen.
Orang tua Dudung petani kaya yang punya berhektar-
hektar Sawah di Kuningan di Jakarta dia tinggal bersama
bibinya di desa Petukangan Selatan, Kebayoran Lama,
sekitar empat kilometer dari Mayestik.
Lu, pinter aje motong kompas, Pan, Bobby nyeletuk.
Ali Topan cuma nyengir saja. Dia repot mencungkil
sisa-sisa bakmi yang menyelip di antara giginya.
Dudung datang bawa rokok Dji Sam Soe. Bungkusan
rokok yang belum dibuka itu diberikan pada Ali Topan.
Ente yang merawanin, Boss, katanya.
Pak Amin menekap mulutnya mendengar ucapan
www.rajaebookgratis.com
36
Dudung. Dalam batinnya dia berkata, anak jaman seka-
rang omongannya nggak kira-kira.
Jadi berapa duit semuanya, Pak Amin? tanya
Dudung. Dia ambil seribu rupiah dari dompetnya.
Enem ratus saja. Pakai kembali apa nggak? kata Pak
Amin.
Dudung memberikan uangnya. Kalau mau berantem
sama kita sih boleh nggak pakek kembali, Pak Amin,
katanya. Pak Amin cuma terkekeh-kekeh. Dia membe-
rikan uang kembalian pada Dudung. Terima kasih ah,
katanya.
Ali Topan, Dudung, Gevaert dan Bobby menyemplak
motor masing-masing. Rokok Dji Sam Soe menyelip di
bibir mereka. Tak lama kemudian, 4 sekawan itu tampak
mengendarai motor mereka secara sopan.
Ke mane kite? tanya Bobby.
Ke mane kek, jawab Ali Topan.
Ke mane kek itu berarti pergi ke mana saja tanpa tujuan
yang jelas. Mereka berkeliling Kebayoran, sampai waktu
biasanya pulang sekolah.
Jam dua belas seperempat siang, Ali Topan dkk masih
duduk-duduk di bawah pohon-pohon cemara di tepi
Lapangan Bola Blok S di jalan Senopati. Mereka minum
es cincau. Beberapa orang lain minum es cincau pula.
Ali Topan melihat ke arah matahari. Its time to cabut,
friends, katanya. Ia mengambil uang Rp 200 dari saku
celananya yang ia berikan ke tukang jual es cincau yang
duduk di bangku kecil di antara dua gentong kayu berisi
cincau.
Lalu Ali Topan dkk berjalan ke motor trail masing-
masing yang diparkir di pinggir lapangan. Mereka me-
naiki motor masing-masing. Ali Topan menepuk bahu
Gevaert di sampingnya, dan mengerjapkan matanya
www.rajaebookgratis.com
37
tanpa diketahui Dudung dan Bobby. Itu kode.
Kita bikin atraksi dulu, muterin lapangan, lalu kita
bubaran pulang ke rumah orang tua masing-masing, kata
Ali Topan. Hampir bersamaan mereka menghidupkan
mesin motor masing-masing. Gas dimainkan, suara knal-
pot motor-motor itu nyaring memekakkan telinga.
Lets go! teriak Ali Topan sambil memacu motornya
ke lapangan, diikuti teman-temannya. Mereka memacu
motor mengelilingi lapangan searah jarum jam dalam
formasi barisan. Setelah selesai putaran pertama, mereka
mengubah formasi berjajar empat. Tukang cincau dan
manusia-manusia lainnya yang menonton bertepuk ta-
ngan...
Usai putaran kedua Ali Topan mengangkat tangan
kirinya, diikuti teman-temannya. Lalu mereka keluar la-
pangan diiringi tepuk tangan dan sorakan para penonton.
Mereka masih bersama sampai perempatan jalan Seno-
pati - Wijaya II. Lalu Ali Topan dan Bobby terus ke jalan
Wijaya II, sedangkan Dudung dan Gevaert belok kanan
ke arah CSW.
Di cabang jalan dekat kompleks PTIK, Bobby belok
kanan ke arah jalan Tirtayasa, sedangkan Ali Topan terus.
Bobby mengira Ali Topan akan langsung pulang ke ru-
mahnya di Cipete, kawasan Selatan luar Kebayoran Baru.
Ternyata tidak. Ali Topan melaju ke rumah Gevaert di
jalan Radio Dalam. Ada suatu rahasia yang akan diperli-
hatkan oleh Gevaert kepada Ali Topan.
Gevaert telah menunggu di bangku bambu di bawah
pohon ceri di halaman rumahnya, ketika Ali Topan da-
tang. Rumah orang tua Gevaert kecil, bercat putih, tapi
tampak bersih dan rapi. Ali Topan memarkir motornya
berdampingan dengan motor Gevaert di bawah pohon
ceri. Ia memetik beberapa buah ceri.
www.rajaebookgratis.com
38
Nyak lu ada? tanya Ali Topan.
Lagi di Cipanas sama babe gue, kata Gevaert. Lu
mau nunggu di sini atau mau ngikut ke kamar gelap?
lanjutnya.
Gue ngikut aje..., kata Ali Topan. Suaranya
tersendat. Wajahnya muram.
Gevaert punya studio kecil di sudut halaman rumahnya,
yang ia jadikan kamar gelap dan tempat penyimpanan
hasil karyanya serta buku-buku fotografi. Ali Topan suka
hasil foto Gevaert utamanya yang hitam putih. Tapi ia
sendiri kurang atau belum berminat mendalaminya,
walau Gevart ingin mengajarinya. Ali Topan cukup
memahami teori dasarnya saja dari buku yang ia baca di
studio Gevaert beberapa bulan yang lalu.
Mereka sudah berada di dalam studio foto. Gevaert
mengambil segulungan film hitam putih yang telah ia
cuci. Lalu ia mengelar gulungan film itu dan memper-
hatikannya di depan lampu.
Ruang studio itu berukuran tiga meter persegi yang
dibagi dua dengan dinding triplek berpintu kecil. Ruang
berpintu itu adalah kamar gelap tempat Gevaert mencuci
dan mencetak film-filmnya. Gevaert dan Ali Topan ma-
suk ke ruang itu. Beberapa minggu yang lalu Ali Topan
pernah ikut mencetak film di ruang gelap ini. Ia tidak
tahan bau larutan bromide yang dipakai untuk menimbul-
kan gambar atau foto.
Waktu itu ia cuma bertahan beberapa menit saja,
mungkin karena belum biasa. Tapi sekarang ia bertekad
mengikuti proses pencetakan beberapa foto oleh Gevaert
sampai selesai.
Di ruang itu ada lampu kecil 5 watt berwarna hijau
menyala di dinding. Sinarnya temaram. Lampu itu
dihubungkan dengan sakelar yang dipaku pada sebuah
www.rajaebookgratis.com
39
meja kayu yang merapat ke dinding. Di atas meja itu ada
enlarger atau alat pembesar gambar dalam film
berbentuk seperti kubah kecil. Di bagian atas kubah alat
itu ada lampu spot untuk menyoroti film yang diletakkan
oleh Gevaert pada lensa pembesar di bagian bawahnya.
Di dekat alat pembesar gambar itu ada blaskom plastik
barisi larutan bromide untuk menimbulkan atau
mencetak gambar pada kertas foto yang diletakkan pada
suatu papan putih yang diberi alat pengukur kertas. Di
sebelahnya ada satu baskom lagi berisi H
2
O alias air
untuk membilas kertas foto dari larutan bromide, dengan
cara merendam dalam air itu.
Gevaert bersiap mengoperasikan alat pembesar
gambar. Ali Topan berdiri di sampingnya. Ia tegang
jantungnya berdetak lebih kencang.
Okey, kita lihat dulu gambarnya, kata Gevaert. Ia
memadamkan lampu hijau, hingga ruang itu gelap gulita.
Lalu ia menyalakan lampu spot yang segera menyorotkan
film di bawahnya. Gambar dua orang - seorang wanita
dan seorang lelaki muda - sedang berpelukan di tepi
kolam renang terpeta pada bidang putih di atas meja.
Ali Topan menarik dan mengeluarkan udara berat lewat
hidungnya. Gevaert mengatur fokus pada alat pencetak
foto itu, hingga bayangan dua orang itu agak jelas.
Gevaert memadamkan lampu spot. Dan segera
mengambil bungkusan kertas foto berukuran kartupos
dari kotak kertas di laci meja. Ia mengambil selembar
kertas foto berukuran kartupos dan segera membungkus
kembali lembaran-lembaran kertas foto lainnya, serta
memasukannya ke laci.
Gevaert menaruh keras foto pada bidang pencetakan-
nya. Lalu ia menyalakan lampu spot sekejap, sekitar dua
atau tiga detik. Dan memadamkannya kembali. Kertas
www.rajaebookgratis.com
40
foto yang telah disinari tadi segera ia masukkan ke dalam
baskom berisi larutan bromide. Kemudian ia mencetak
lagi foto lainnya hasil potretannya.
Usai proses pencetakan foto itu, Gevaert menyalakan
lampu biasa untuk menerangi ruang dan membuka pintu
untuk mengusir kepengapan.
Sementara itu, wajah Ali Topan tegang mengawasi
foto-foto ibunya sedang bercumbu dengan seorang anak
muda di kolam renang, yang sedang sirendam dalam
baskom berisi air.
Gevaert menepuk lengan Ali Topan. Sorry, Pan...
kalau hasil potretan gua itu bikin lu nggak enak ati...,
kata Gevaert.
Ali Topan memandangi teman baiknya itu. Terima
kasih, Vaert... terima kasih..., kata Ali Topan dengan
suara sangat sedih. Dua kali lu nolong gue... ngedapetin
bukti tentang kebrengsekan orangtua gue. Gue nggak
bakal lupain itu. Lu bener-bener sahabat gue... lanjutnya.
Air bening mengalir dari sepasang mata dukanya.
Gevaert ikut berlinangan airmata. Segera ia mengelap
foto-foto itu dengan kain putih. Dan mengeringkan foto-
foto itu dengan pengering rambut. Kemudian memberi-
kan foto-foto itu kepada Ali Topan.
Ali Topan menyelipkan foto-foto itu di sela-sela buku
pelajarannya. Lalu ia pamit kepada Gevaert sambil
mengusap airmatanya. Gevaert memandangi Ali Topan
mendorong motornya ke tepi jalan. Setelah menghidup-
kan mesin motornya, Ali Topan menengok ke arah Ge-
vaert dan melambaikan tangannya. Gevaert membalas
lambaian sahabat yang ia kagumi itu. Dan airmatanya
pun mengalir karena ia turut merasakan betapa perih rasa
hati sahabat yang selama ini selalu membela dia bila dia
mengalami kesulitan.
www.rajaebookgratis.com
41
TIGA
5
enja bergerak. Matahari jam lima lewat beberapa
detik pun bergerak. Biasan sinar kuning merah
jingga mewarnai langit kelabu putih di arah Barat.
Biasan warna senja itu pun mengenai sebuah rumah
putih-biru di jalan Cipete di Kelurahan Cilandak. Rumah
itu terletak di tanah seluas 700 meter persegi. Bentuknya
bergaya Joglo menghadap ke arah Timur. Dindingnya
putih, kayu-kayu kusen, pintu, dan risplangnya biru tua.
Dengan paviliun dan garasi mobil di sayap kanan dan
kiri rumah buatan tahun 1956 itu, total luas bangunannya
350 meter persegi. Halamannya ditanami rumput gajah.
Tanaman bluntas menglilingi halaman berpagar besi
yang sewarna dengan pintu rumah. Pohon-pohon palem
besar berjajar di tepi jalan depan rumah yang berhadapan
dengan taman kota seluas 600 meter persegi. Pohon
mangga Indramayu di depan garasi sedang berbunga.
Sedangkan pohon rambutan Aceh Pekat di depan
paviliun belum lagi berbunga.
Angin semilir membawa debu. Sebuah Fiat Sport
warna tembaga masuk ke halaman rumah itu, berhenti di
depan teras. Pak Amir, ayah Ali Topan turun dari mobil,
berjalan menuju pintu rumahnya. Tangan kanannya
membawa Samsonite, tangan kirinya menenteng jas.
Dasinya yang sudah dilonggarkan sejak dari dalam
mobil, melilit di lehernya.
Bejunya merk Kern kotak-kota putih-kelabu muda
dengan dua kancing atas dibuka memberi kesan mboys,
gaya muda. Tubuhnya tinggi, 170 cm, atletis, melang-
www.rajaebookgratis.com
42
kah tegap. Wajahnya oval, ganteng dengan kumis dan
rambut dicukur rapi, memberi kesan lebih muda dari
usianya yang 49 tahun. Ia seorang pemborong bangunan
yang sukses. Anaknya tiga orang. Boyke, Windy, dan Ali
Topan. Boyke sejak dua tahun yang lau ia sekolahkan ke
Australia.
Pintu rumah dibuka oleh Mbok Yem, pelayan keluarga
yang sudah 13 tahun bekerja.
Bikinkan madu telor, Mbok. Aku capek sekali, kata
Pak Amir.
Inggih, Ndoro, jawab Mbok Yem. Dia menutup
pintu, dan bergegas lari ke dapur untuk membuatkan
madu telor pesanan majikannya. Pak Amir berjalan santai
ke dalam kamarnya.
Mbok Yem seorang janda asal Semarang yang berusia
51 tahun. Suaminya seorang penjaga pintu kereta api
menceraikannya karena mau kawin lagi. Anaknya
dibawa oleh suaminya. Mbok Yem kemudian merantau
ke Jakarta, dan bekerja pada keluarga Amir sejak Ali
Topan berumur 5 tahun. Mbok Yem bertubuh kurus, agak
tinggi dan rambutnya selalu digelung. Wajahnya bundar,
suka menginang dan menyanyi tembang-tembang Jawa
lama. Ia sangat menyayangi Ali Topan yang ia asuh
dengan cinta.
Pak Ihin, sopir Pak Amir, memarkir mobil di bawah
pohon rambutan. Sopir setengah tua yang bernama
lengkap Solihin itu membuka kap mesin mobil, untuk
mendinginkan udaranya. Lalu ia memasang pipa plastik
dan membuka keran untuk mencuci mobil.
Di dapur, Mbok Yem mengaduk madu Sumbawa dan
dua butir telur ayam kampung yang sudah diberi jeruk
nipis secukupnya.
Ndoro Kakung sekarang sering bener minum madu
www.rajaebookgratis.com
43
telor. Setiap hari dua kali. Gawat, Mbok Yem berbicara
sendiri sembari menata gelas berisi madu telor dan air
sirup markisa di baki. Ia tak sadar bahwa majikannya
sedang berdiri menunggu di depan pintu dapur. Hm!
Hm! Pak Amir berdehem, Mbok Yem terperanjat.
Ngomong apa kamu, Yem. Gawat, gawat apa? tanya
Pak Amir.
Eh saya jadi kaget. Ini madu telornya sudah siap,
Ndoro, kata Mbok Yem. Wajahnya menunduk. Mbok
Yem membawa jamu itu ke ruang tengah. Majikannya
membuntuti dari belakang. Begitu gelas jamu itu ditaruh
di meja, langsung Pak Amir meminumnya cepat-cepat.
Kemudian ia mencuci mulutnya dengan es sirup markisa.
Ia duduk bersantai di kursi ruang tengah untuk memberi
kesempatan madu telor masuk ke dalam perutnya.
Suara motor yang bising membuatnya tersentak. Ali
Topan datang. Ia memarkir motornya di dekat sopir yang
sedang mencuci mobil ayahnya.
Selamat sore, Den, sapa Pak Ihin.
Eh, papa mau ngayab ke mana lagi malam ini Bang
Ihin? tanya Ali Topan.
Saya tidak tahu, Den.
Mau main perempuan lagi ya. Dapet komisi berapa
kamu? kata Ali Topan sambil berjalan masuk ke rumah.
Pak sopir mengernyitkan dahi, dan menggeleng-geleng-
kan kepalanya. Ucapan Ali Topan rupa-ruoanya menan-
cap di hatinya.
Masuk ke ruang tengah, Ali Topan melihat ayahnya
sedang duduk santai, mengisap cerutu. Tanpa mengucap-
kan salam, tanpa menggubris ayahnya, Ali Topan nyelo-
nong masuk kamarnya di bagian belakang ruang itu.
Wajahnya kusut.
Ali! bentakan ayahnya membuat Ali Topan berhenti.
www.rajaebookgratis.com
44
Ia tak menjawab. Diam saja di tempatnya. Seperti pa-
tung.
Ali! Ke sini kamu! kata ayahnya. Pak Amir mene-
ngok ke arah anaknya. Ali Topan tepat membalikkan
badannya. Kedua ayah dan anak itu bertatapan. Sinar
mata Ali Topan yang tajam menatap mata ayahnya seperti
orang asing.
Ada apa, Papa? kata Ali Topan. Ia melangkah mende-
kati tempat duduk ayahnya.
Duduk situ, papa mau tanya sesuatu! kata Pak Amir.
Ali Topan duduk di depan ayahnya. Tanya apa?
katanya.
Dari mana saja kamu? Gini hari baru pulang.
Biasa-biasa saja, Pa.
Biasa-biasa saja bagaimana? Kamu ini kalau ditanya
orangtua, selalu menjawab seenaknya saja. Biasa-biasa,
jawaban macam apa itu! Sembarangan!
Ali Topan melihat ke arah ayahnya. Dengan gaya santai
dia mengangkat kakinya dan mencabut sebatang rokok
dari tempat khas itu. Ia nyalakan rokok dengan korek
api Ronson milik ayahnya yang tergeletak di meja.
Gaya kamu itu lho yang bikin orang nggak tahan!
Tahu apa tidak kamu? Gaya kamu itu macemnya koboi
tengik. Sama sekali tidak ada respeknya sama orangtua.
Ada orangtua duduk, dilewati saja tanpa bilang numpang
liwat kek atau permisi kek atau kentut pun tidak. Nyelo-
nong saja. Apa kamu menganut mode Slonong Boys ya?
kata Pak Amir. Kesal betul dia.
Abis kalau nggak ada perlunya bilang apa-apa, mau
bilang apa? Saya bosen basa-basi. Soalnya
Terbayang olehnya foto-foto mamanya di kolam renang.
Soalnya kenapa? Soalnya kamu saja yang tidak tahu
aturan. Apa di sekolahmu memang tidak diajar etiket dan
www.rajaebookgratis.com
45
sopan santun!
Udah, udah deh, nggak usah bawa-bawa sekolah, eti-
ket atau sopan santun segala. Percuma belajar sopan
santun kalau yang mengajari juga tidak mau memakai
sopan santun itu, kata Ali Topan. Dia hendak bangkit,
tapi ayahnya menyuruh tetap duduk. Geram betul Pak
Amir mendengar omongan anaknya yang dianggap asal
bunyi itu. Ia tak tahu rasa hati anaknya.
Dari mana kamu? kata Pak Amir. Nadanya melunak.
Biasa.
Kamu nggak punya persediaan kata-kata lain kecuali
biasa-biasa itu, he? Gayamu itu lho, bikin orangtua pu-
sing.
Ali Topan diam saja. Dia menikmati rokoknya dengan
gaya orangtua. Matanya mengawasi asap rokok yang
dibuatnya bundar-bundar.
Jadi kebiasaan sekolah sekarang ini berangkat pagi
pulangnya malam, begitu? kata ayahnya.
Iya. Seperti orang kantoran, kata Ali Topan.
Orang kantoran bagaimana?
Banyak teman saya bilang, bapak mereka kalau
berangkat pagi, pulang ke rumah pagi lagi. Kadang-
kadang nginep di motel sama cabo!
Alis Pak Amir terangkat tiba-tiba. Kau nyindir aku,
heh? katanya. Matanya melotot. Wajahnya merah
seperti tembaga. Dia merasa tersindir betul.
Ali Topan menatap mata ayahnya dengan hati mantap.
Kemudian ia berdiri dan berjalan meninggalkan sang
ayah yang tiba-tiba berlagak seperti orang pilon. Ali
Topan masuk ke kamarnya. Ayahnya berjalan ke kamar
mandi. Mbok Yem melihat dari celah pintu dapur.
Di dalam kamar, Ali Topan menekan tombol lampu di
dekat pintu. Plap! Lampu menyala, kamar jadi terang
www.rajaebookgratis.com
46
benderang. Ali Topan tegak menatap ruang pribadinya
itu. Matanya redup memendam keperihan. Tapi mata itu
tiba-tiba menyala ketika memandang sebuah poster besar
yang terpampang di dinding, di atas tempat tidurnya. A
house is not a home, demikian kalimat di poster itu.
Ali Topan membeli poster itu dari sebuah toko di Blok
M. Poster itu ia beli dengan uangnya sendiri, sebagai
hadiah ulang tahun untuk dirinya sendiri. Barangkali
lucu, tapi begitulah halnya. Poster itu berukuran 70x90
cm, bergambar sarang laba-laba di atas dasar hitam.
Tulisannya kelabu muda.
Sebuah radio merk Phillips terletak di meja kecil di
dekat tempat tidurnya. Radio itu juga merupakan teman
sekamar Ali Topan, sebagai penghibur hati. Pemancar
radio yang disukainya adalah Bonaparte-52 dan Juliet &
Romeo (J&R).
Bonaparte yang terletak di Jalan Leuser disukainya
karena selalu memutarkan musik pop dari The Beatles
dan Koes Bersaudara yang dikaguminya. Ia memang
penggemar fanatik The Beatles. Sedangkan J&R yang
terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, disukainya
karena studio itu pintar memilih musik yang cocok de-
ngan suasana untuk mengiringi pembacaan syair lagu-
lagu folk, balada dan country tahun 60-an, 70-an dan
lagu-lagu pop.
Lagipula para penyiarnya tidak norak dalam
membawakan acara. Ali Topan bahkan menganggap
Bonaparte dan J&R seakan-akan didirikan memang
untuk menghibur dirinya.
Masih ada teman setia Ali Topan di kamar itu. Buku-
buku. Segala macam buku. Ada buku politik Sang
Pangeran karya Niccolo Machiavelli dan beberapa buku
karya Bung Karno serta kumpulan pidato presiden perta-
www.rajaebookgratis.com
47
ma Republik Indonesia itu. Ada buku sejarah, terutama
sejarah pergerakan kebangsaan dan sejarah Indonesia
lama, juga buku-buku biografi. Ada buku novel pop. Ko-
mik Jan Mintaraga dan Teguh Santosa. Buku kumpulan
syair Bob Dylan dan berjilid-jilid buku serial silat Cina.
Dan di antara buku-buku itu terkadang ada buku sten-
silan yang kalau ditinjau dari segi pornografi, cukup
mengasyikkan!
Ali Topan menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia
berjalan ke radio. Dihidupkannya radio itu, dan diputar-
nya gelombang J&R.
Penyiar Johnny dan operator Ikhsan sedang repot
menghibur teman-teman di rumah yang sedang belajar
atau ngelamun. Semoga musik yang kami putarkan dari
studio dapat melenyapkan lamunan buruk dan menda-
tangkan impian indah serta rejeki di malam ini. He he
he, demikian suara penyiar J&R.
Suara ketawa he he he itu disambung dengan musik
manis dari The Hollies, Too Young Too Be Married. Ali
Topan merebahkan dirinya ke tempat tidur. Matanya ter-
pejam. Ia menikmati suasana sendiri. Sendiri.
Tiba-tiba ia melompat bangun dan duduk di lantai bera-
las tikar pandan. Ia mengambil sebuah buku dari dalam
tasnya dan mengambil foto-foto yang dicetak Gevaert
tadi. Foto Nyonya Amir dan seorang anak muda yang
sedang berpelukan, tertawa-tawa dan bermesraan di
kolam renang. Ia gelar foto-foto itu di atas tikar pandan,
dan ia pandangi dengan cermat untuk memastikan apakah
wanita berpakaian renang hitam polkadot puth itu benar-
benar mamanya.
Sesungguhnya, fakta itu telah pasti. Matanya pun tak
sangsi. Namun ada suatu keinginan dalam hatinya, bahwa
wanita dalam foto itu bukan mamanya.
www.rajaebookgratis.com
48
Ali Topan sedih sekai menghadapi kenyataan yang
bahkan dalam mimpi pun tak pernah diharapkan terjadi
oleh seorang anak yang mendabakan ibunya seorang
wanita utama. Bukan seorang tante girang jalang yang
terkenal di kawasan Kebayoran.
Sudah cukup lama sekitar delapan bulan omongan
jelek tentang mamanya yang suka main dengan anak-
anak muda itu ia dengar dari teman-temannya penyiar-
penyiar radio di Kebayoran. Ia pernah menyampaikan
gosip itu ke mamanya. Apa kata si mama? Kamu nggak
usah ikut campur urusan orangtua, begitu kata
mamanya. Omongan begitu kok didengar. Mana
buktinya ? lanjut mamanya.
Tapi hari ini Ali Topan memegang bukti itu yaitu foto-
foto hasil potretan Gevaert. Ternyata Gevaert telah cukup
lama menyimpan filmnya. Tapi baru tadi malam ia mem-
beri tahu Ali Topan lewat telepon.
Tadinya gue mau bakar film itu, Pan. Karena gue pikir
lu bisa marah ke gue dan persahabatan kita putus. Tapi...
gue mikir lagi, lu pernah tulis di buku gue bahwa kita
nggak boleh lari dari kenyataan. Dont run away from
reality, begitu kata Gevaert lewat telepon.
Kalau lu bakar itu film, lu bukan kawan gue, Vaert,
kata Ali Topan. Besok kita cetak itu foto. Tapi Bobby
ama Dudung nggak perlu tau.
Lewat telepon itu Gevaert bercerita lagi bahwa sebulan
yang lalu ketika ia disetrap tiga hari gara-gara tertangkap
bawa buku porno ke sekolah, ia tiap hari berenang di
kolam renang Senayan. Surat dari wali kelas untuk orang-
tuanya ia bakar. Dan ia menulis sendiri surat permintaan
maaf dengan mesin tik dan memalsu tanda-tangan ayah-
nya.
Pada hari kedua gue ke kolam renang itu, sekitar jam
www.rajaebookgratis.com
49
sepuluh, gue liat mama lu sama cowok. Diem-diem gue
ambil tustel gue, terus gue potret mereka pake lensa
tele.., cerita Gevaert tentang bagaimana ia secara
kebetulan memotret Nyonya Amir dan cowoknya.
Dua kali ia mendapatkan bukti. Yang pertama, sekitar
empat bulan yang lalu pada saat liburan sekolah. Gevaert
mengajak dia, Dudung dan Bobby menginap di villanya
di Cipanas. Malam harinya mereka membayar seorang
penjaga villa sewaan untuk mengintip pasangan yang
sedang ngesex itu Pak Amir, papanya sendiri bersama
seorang pelacur...
Ali Topan mendengar ketukan di pintu kamarnya. Ia
hafal itu ketukan mbok Yem. Ia sedang bersedih, ingin
menyendiri. Tapi akhirnya ia bangun juga dan membuka
pintu. Mbok Yem berdiri membawa baki berisi air jeruk
dingin.
Pak Amir keluar dari kamar mandi, berjalan masuk ke
kamarnya. Mbok Yem mengangkat gelas bekas madu
telor dari meja. Dibawanya gelas kotor itu ke dapur, mele-
wati kamar Ali Topan. Di depan kamar Ali Topan, Mbok
Yem berhenti sebentar dan melongok ke pintu yang tertu-
tup itu. Kemudian Mbok Yem berjalan terus ke dapur.
Ali Topan menelungkup di tempat tidur. Lalu mene-
lentang lagi. Pada posisi begitu ia mengambil sebatang
rokok dari kaus kakinya. Dinyalakannya rokok itu,
kemudian ia isap. Musik The Hollies memang asyik
dinikmati sembari merokok, begitu kata hati Ali Topan.
Ia melamun. Dikepulkannya asap rokok menjadi bulatan.
Begitu terus-menerus, sampai asap memenuhi kamarnya.
Dan ia terbatuk-batuk oleh rokok itu.
Waduh, waduh! Asep rokoknya kayak asep sepur saja,
Den Bagus. Jadi sumpek dong, kamarnya. Itu kan, udah
mulai batuk-batuk, kata Mbok Yem.
www.rajaebookgratis.com
50
Ali Topan mengangkat kedua kakinya ke atas, kemu-
dian dengan gaya akrobatik ia melenturkan kaki itu ke
kasur. Dengan cara itu ia duduk di tempat tidurnya. Ia
menyemburkan asap rokok ke arah Mbok Yem.
Owalaah! Kok Mbok Yem malah disembur sama asep
rokok. Sudah, brenti ngrokoknya, Den Baguuus! Nggak
baik, masih sekolah sudah banyak ngrokok. Ini, minum
air jeruk saja biar seger buger, kata Mbok Yem. Ia mem-
berikan gelas pada Ali Topan.
Terima kasih, Mbok, kata Ali Topan, lalu diminum-
nya air jeruk itu sampai habis!
Mbok Yem geleng-geleng kepala menyaksikan
kelakuan anak asuh yang dia sayangi itu. Ali Topan,
selesai minum, mengangsurkan gelas pada Mbok Yem.
Mbok Yem mengambil gelas itu dan menaruhnya di dekat
radio. Kemudian perempuan tua itu duduk di tepi tempat
tidur. Tangannya mengelus rambut dan dahi Ali Topan
dengan penuh kasih sayang.
Kok anget, Den Bagus. Sakit ya? Implensa? kata
Mbok Yem. Ali Topan memegangi tangan Mbok Yem.
Eh. Mbok. Kalau manggil aku nggak usah raden bagus
raden bagusan, kenapa siiih? Kayak panggilan ketoprak
aja. Nggak betah kupingku dengernya! kata Ali Topan.
Lho, habis mau panggil apa? Apa mau panggil Den
Ayu? Den Ayu itu panggilan buat perempuan, Den
Bagus. Masa gitu dibilang kayak ketoprak. Yang bener
aja dooong, kata Mbok Yem.
Panggil saja mack gitu, atau jack juga boleh.
Mek? Jek? Apa itu?
Aah, bodo lu Mbok, ah. Eit, sorry, bukan bodoh, tapi
belum paham cara panggil orang modern, kata Ali
Topan. Ia menyeringai.
Biarin dibilang bodo. Memang Mbok Yem bodo,
www.rajaebookgratis.com
51
Mbok Yem nggak sekolah, biariiin. Kalau Mbok Yem
pinter kan nggak jadi babu, Den Baguuuus, kata Mbok
Yem. Ucapannya bernada pasrah, dan itu sama sekali
bebas dari rasa tersinggung atau rasa lain yang sejenis itu.
Ali Topan mencium punggung tangan Mbok Yem.
Mbok Yem ternganga. Lalu senyum arif. Ia tahu bahwa
majikan mudanya itu juga sayang padanya. Majikan mu-
danya itu, walaupun omongannya suka sembrono, tapi
hatinya baik dan peka. Ia sayang majikan mudanya,
seperti sayangnya pada anaknya sendiri yang kini ikut
suaminya setelah mereka bercerai.
Mbok, tolong bukain jendela dooong, pinta Ali
Topan. Segera Mbok Yem melaksanakan order itu. Ia
buka jendela dan mengipas udara kamar dengan serbet
yang selalu tersampir di pundaknya.
Jangan keliwat banyak ngrokok, Den Bagus. Nanti
sakit. Kalau sakit kan Mbok yang repot, kata Mbok
Yem. Ali Topan memandang Mbok Yem. Ia tersentuh
oleh ucapan perempuan itu. Tanpa bicara, Ali Topan
mematikan rokok di asbak dekat radio. Mbok Yem
tersenyum padanya. Ali Topan pun tersenyum pada
Mbok Yem.
Kalau bukan Mbok Yem siapa lagi yang mau repot?
Apa Mbok Yem nggak mau direpotin? Kalau nggak mau
direpotin, bilang dong dari kemaren, kata Ali Topan
dengan nada mengajuk.
Bukan gituuu, Den Bagus. Kalau den bagus sakit,
Mbok kan sediiih. Mbok sih mau saja direpotin. Kan
Mbok sudah pasrah nglakoni hidup ini sebagai abdi
disini. Abdi kan memang kerja buat repot-repot Den
Bagus, kata Mbok Yem.
Tiba-tiba ia tertegun melihat ke foto-foto di atas tikar.
Mbok Yem membungkuk mengamati foto-foto nyonya
www.rajaebookgratis.com
52
Amir dan seorang anak muda di kolam renang. Mbok
Yem melihat ke Ali Topan. Ali Topan melihat ke Mbok
Yem. Ini Ndoro Putri ? tanya mbok Yem, pahit.
Ya, mamaku, Mbok..., kata Ali Topan.
Siapa anak muda itu? tanya Mbok Yem sambil berdiri
lagi.
Mata Ali Topan menatap tajam ke arah Mbok-nya.
Lalu, segera ia memutar gelombang radio, untuk mengu-
sir berbagai rasa dari hatinya. Ia menghentikan putar-
annya setelah musik pop The Beatles menggema di ruang
itu. Gelombang radio Bonaparte-52!
Akhir lagu Mister Postman dilanjutkan dengan lagu
Strawberry Fields Forever dari The Beatles. Ketika lagu
itu memasuki refrainnya, Ali Topan membesarkan
volume suara radio itu, hingga musik dan vokal John
Lennon dkk menggema keras di ruang kamarnya.
Living is easy with eyes closed
misunderstanding all you see
its getting hard to be someone
but its all works out
it doesnt matter much to me...
Mbok Yem buru-buru keluar dari kamar, karena men-
dengar suara pintu dihempaskan dari arah kamar Pak
Amir.
Pak Amir memang menghempaskan pintu lemari sete-
lah ia mengeluarkan setelan jas sport-nya. Hobi Pak Amir
memang begitu, suka menghempas-hempaskan pintu,
seakan-akan ia dilanda kemarahan yang sangat besar.
Padahal itu cuma kamuflase. Hatinya sebenarnya tertawa
geli setelah menghempaskan pintu itu. Di masa mudanya
ia pemain teater, jadi pintar akting.
Ia berdandan secara kilat. Mengenakan sport-jas kotak-
kotak coklat tua dengan pantalon krem. Dia memakai
www.rajaebookgratis.com
53
sepatu Bally yang harganya Rp 44.000, kemudian me-
nyemprotkan parfum ke sapu tangan, lengan jasnya dan
di bagian bawah pantalonnya. Kemudian ia bercermin
sebentar, menyisir rambutnya dan membetulkan letak
kacamatanya. Lalu ia membuka tas Samsonite dan meng-
ambil segumpal uang kertas dari dalam tas itu, kemudian
memasukkan uang itu ke saku celananya.
Lalu ia keluar dari kamarnya.
Tepat pada saat ia hendak menutup pintu kamar, Mbok
Yem sedang berjalan dari kamar mandi. Pak Amir
menampakkan wajah serius, diangker-angkerkan supaya
kelihatan berwibawa betul.
Mbok, saya mau rapat. Ng anak monyet yang satu
itu jangan boleh ngayab lagi. Suruh belajar gitu! Kalau
ibu tanya, bilang saya rapat, gitu. Dengar, Mbok? kata
Pak Amir.
Saya, Tuan! jawab Mbok Yem sambil membung-
kukkan badannya dalam gaya orang Jawa jaman
penjajahan.
Pak Amir menutup pintu kamarnya, lalu berjalan
keluar. Kemudian ia menghampiri mobilnya yang sudah
siap di depan pintu.
Pak Ihin membukakan pintu mobil dan Pak Amir
masuk ke dalamnya. Mbok Yem mengunci pintu. Lalu
berjalan masuk ke dalam tanpa melihat ke arah mobil
yang bergerak meninggalkan halaman rumah.
Suasana malam biasa-biasa saja. Warna langit biasa-
biasa saja. Tapi memang udara agak dingin di luar.
***
Boutiqe Srigala yang terletak di Jalan Sunan Kalijaga
merupakan salah satu boutiqe eksklusif di daerah
Kebayoran. Jalan Sunan Kalijaga memang tidak seramai
Jalan Melawai Raya yang lebih dekat dengan pusat
www.rajaebookgratis.com
54
pertokoan Blok M, tetapi jalan itu memberi kesan tersen-
diri yang justru lebih memantaskan Srigala sebagai
alamat orang-orang kaya Kebayoran, Menteng maupun
Tebet, memperoleh pakaian siap pakai dari berbagai
merk terkenal. Srigala khusus butik lelaki.
Lepas waktu Isya, sebuah mobil Holden Premier war-
na hitam pekat berhenti di depan butik. Seorang nyonya
berumur sekitar 43-an keluar mobil digandeng seorang
pemuda umur 27-an yang tadi menyetir mobil itu. Mereka
berjalan memasuki butik, bergandengan mesra sekali.
Punggungnya nggak dingin? tanya si pemuda sambil
mengusap punggung si nyonya yang terbuka karena ia
memakai gaun backless.
Dingin? Masa ada jij masih dingin? kata si nyonya.
Keduanya tersenyum seperti sepasang pengantin remaja
saja.
Seorang nona penjaga butik menyambut mereka
dengan sopan santun komersilnya.
Daag Tante, selamet malem Sampe kangen deh,
sudah lama nggak kemari baju baru Kern dan Cavallo
sudah hampir habis diborong orang, tapi masih saya
sisain buat mm buat siapa siih? Kata penjaga butik.
Senyumnya legit ke arah pemuda yang berlagak pilon.
Eh, Zus Lenda, apa belum kenal? Ini ponakan Ik yang
baru, paling baru. Tommy, kenalan sama Zus Lenda,
kata si nyonya.
Tommy dan Zus Lenda bersalaman. Keduanya
senyum-senyum. Si nyonya tampak bangga ketika
melihat sinar mata naksir Zus Lenda pada Tommy.
Ganteng, ya Zus? kata si nyonya.
Wah, ganteng sekali. Paling ganteng dari semua
ponakan tante yang dulu-dulu. Ini sih barang eksklusif,
he he he, kata Zus Lenda, ini ponakan yang dari Jerman
www.rajaebookgratis.com
55
atau dari London, Tante Amir? tambahnya.
Dari Tebet saja, jawab si nyonya yang ternyata
bernama Nyonya Amir itu. Ia memang istri Pak Amir,
jadi ibu Ali Topan status formilnya.
Pemuda Tommy itu bukan ponakan dalam arti sebe-
narnya, melainkan ponakan dalam arti semu yang biasa
dipakai di kalangan tante-tante girang. Ponakan itu
artinya kekasih gelap. Memang Nyonya Amir itu seorang
tante girang yang beken di Kebayoran. Hal itu termasuk
masalah yang membuat Ali Topan kesal, malu dan selalu
menderita batin.
Ayo, young! Katanya pingin baju Cavallo merah, min-
ta aja sama Zus Lenda, kata Ny Amir, Zus, tolong deh
pilihkan warna merah, dan yang biru itu sekalian, tam-
bahnya.
Ukuran berapa? tanya Zus Lenda.
M , sahut Tommy. Tampak ia malu-malu kucing.
Segera Zus Lenda mengambil baju-baju Cavallo warna
merah dan biru dari lemari butik, lalu dihamparkannya di
depan Tommy. Mau coba dulu? katanya.
Sudahlah, sudah cocok itu , kata Nyonya Amir,
bungkus saja langsung, tambahnya.
Zus Lenda langsung memasukkan baju-baju itu ke
dalam tas plastik ber-merk Srigala. Nyonya Amir meng-
ambil 7 lembar Rp 5.000-an, disodorkannya pada Zus
Lenda. Cukup, Zus? katanya.
Kurang seribu, Tante tapi biar deh, korting seribu.
Trims deh. Oke, saya langsung saja, ada acara lain,
Zus Len, kata Nyonya Amir.
Silakan. Trima kasih Tante. Trima kasih Tommy,
kata Zus Lenda. Ia mengantarkan tamunya sampai pintu.
Senyumnya segera berubah setelah mobil Holden yang
membawa Nyonya Amir dan Tommy pergi. Senyum ko-
www.rajaebookgratis.com
56
mersil yang cerah berubah jadi senyum iri hati yang sedih.
Zus Lenda seorang perawan menjelang senja.
Mobil Holden Premier itu meluncur di jalanan. Tommy
menyetir mobil dengan wajah cerah. Nyonya Amir terse-
nyum memandanginya.
Puas, young? Cavallo merahnya? tanya Nyonya
Amir.
Oooouw, puas sekali, Tante Tapi mahal amat ya?
Rasanya sayang amat duit segitu banyak cuma dapet dua
baju saja, kata Tommy. Omongannya itu bermakna
basa-basi, berkait di ujungnya.
Aah, buat Tommy tak ada rasa sayang tante keluarkan
uang. Yang penting Tommy puas, senang, tante juga puas,
senang. Kan gitu, Tom? Ha ha ..
Terima kasih, Tante ..
Oow, kembali kasih, young tapi nyetirnya jangan
terlalu pelan dong, tante kan sudah capek, ingin dipijet
sama Tommy hm... hem, kata Ny Amir. Ia mencubit
paha Tommy. Tommyo menangkap tangannya dan
mengusap tangan itu. Nyonya Amir kembali mencubit
paha Tommy. Dan bukan cuma mencubit paha saja.
Tangan itu menjadi liar dan aktif ke sana ke mari.
Ke Garden, Tante? Langsung? kata Tommy.
Langsung, young
Tommy menancap gas. Mobil melaju ke arah Tebet. Di
situ ada penginapan Garden, tempat orang-orang
memadu cinta gelap.
***
Di rumah, kesepian menggerayangi hati Ali Topan.
Suasana sepi seperti itu begitu sering melingkupinya.
Rumah kosong, ayah dan ibunya pergi mencari kesibukan
masing-masing.
Boyke, abangnya sudah jauh. Di Sidney Australia. Ka-
www.rajaebookgratis.com
57
barnya belajar di sekolah bisnis. Ia dua kali mengirim
kartupos bergambar kanguru ke Ali Topan. Isinya itu ke
itu saja: tentang cuaca di Sidney, dan nasihat agar Ali
Topan jangan bandel-bandel, harus rajin sekolah, jangan
suka membantah papa dan mama dan jangan suka ber-
tengkar dengan Windy.
Ali Topan membalas menasehati Boyke lewat kartupos
bergambar monyet: Kalau belajar bisnis ngapain lu jauh-
jauh ke Australia ? Buang-buang duit. Lu belajar aje
sama Cina-cina di sini. Atau lu belajar nyogok pejabat
sama papa.
Boyke marah sekali dikirimi kartupos bergambar mo-
nyet dan nasihat itu. Ia mengirim balasan kartupos
bergambar anjing dengan kalimat: Kurang ajar lu! Awas
kalau gue pulang, gue hajar!
Wajah Boyke yang klimis tapi mesum terbayang di
benak Ali Topan. Usianya 4 tahun di atas Ali Topan.
Kelakuannya konyol karena terlalu dimanjakan oleh
papa dan mamanya. Ali Topan tak pernah merasa dekat
dengan dia, dan tak pernah respek. Abangnya itu seorang
pesolek dan gemar foya-foya seperti papanya. Hatinya
hati pengecut. Berani berbuat tak berani bertanggung
jawab !
Boyke dikirim ke Australia oleh papanya sebetulnya
untuk menutupi suatu skandal. Ia menghamili Sinah,
pembantu keluarga mereka asal Karto Suro yang beusia
18 tahun.
Sinah disuruh menggugurkan janinnya yang telah ber-
usia dua bulan oleh Pak Amir. Dan diberi uang Rp 75.000
untuk biaya pengguguran itu. Besok kamu biar diantar
pak sopir ke dokter kenalanku. Sesudah selesai, kamu
akan saya beri uang lagi, kata Pak Amir seperti yang
diungkapkan Sinah ketika Ali Topan mengetahui kasus
www.rajaebookgratis.com
58
itu pada malam harinya.
Ali Topan semula memang tak tahu ada kasus Sinah
hamil disebabkan aktivitas seksual Boyke. Mbok Yem
dan Pak Ihin yang tahu kasus itu disuruh tutup mulut oleh
Pak Amir dan nyonya Amir. Ali Topan tahu ketika malam
itu ia menyuruh Mbok Yem menanyakan kaos oblongnya
yang bergambar lambang peace ke Sinah.
Sinah sudah dua hari ini ndak nyuci pakaian, Den
Bagus. Dia sakit, kata Mbok Yem.
Suruh ke dokter, dong..., kata Ali Topan polos.
Akan ke dokternya mbesok, kata Mbok Yem.
Ali Topan heran. Kok besok? Kenapa nggak tadi sore?
Atau malam ini? Emangnnya Sinah sakit apa, Mbok?
Ndak tahu sakit apa, kata Mbok Yem lantas cepat-
cepat pergi ke dapur. Ia takut membongkar rahasia itu.
Ali Topan penasaran. Ia ke kamar Sinah, maksudnya
akan bertanya Sinah sakit apa. Ali Topan kaget ketika
dengan polosnya disertai airmata bercucuran Sinah
mengungkapkan kasus itu.
Lu dosa kalo gugurin anak lu! Jangan mau! Bisa sial
lu seumur hidup! Dan kalo lu mati dimasukin ke neraka,
kata Ali Topan kepada Sinah. Daripada begitu, lu pulang
aje ke desa lu dan lu lahirin anak lu di sono. Omongan
orangtua gue yang kagak bener jangan lu turutin, Sinah...
Ternyata omongan Ali Topan itu masuk ke hati Sinah.
Malam hari itu juga Sinah pergi secara diam-diam dari
rumah majikannya. Mbok Yem pun tak tahu. Sampai
sekarang.
Esok harinya Pak Amir, nyonya Amir, Boyke dan
Windy sibuk mencari-cari Sinah. Pak Amir menyuruh
sopir naik kereta api ke desa Sinah. Tapi Sinah tak ada di
rumah orangtuanya. Sinah seperti hilang ditelan bumi.
Beberapa geng dukun yang dibilang sebaga orang
www.rajaebookgratis.com
59
pinter dimintai bantuan oleh nyonya Amir untuk mene-
mukan Sinah. Macet! Hingga, sebulan kemudian, setelah
Pak Amir, nyonya Amir dan Boyke putus asa, Boyke
dikirim ke Australia dengan alasan sekolah bisnis.
Ali Topan berlagak bodo seperti anak yang nggak tau
persoalan. Karena ia merasa dirinya pun dianggap nggak
ada sebagai anggota keluarga yang mestinya diberi tahu
urusan apa pun yang menyangkut keluarga.
Pernah, malam sebelum keberangkatan Boyke, Windy
datang ke kamar Ali Topan. Waktu itu jam sembilan ma-
lam, Ali Topan sedang belajar. Windy adalah seorang
yang keras kepala, berfikiran negatif, congkak, kalau
ngomong selalu dengan nada tinggi dengan kecende-
rungan mencela atau memvonis.Kecuali kalau dia sedang
ingin berbasa-basi.
Pan! Sinah ke mana sih? Nggak ngomong-ngomong
tau-tau ngabur aje dari rumah ini! Gue rasa dia itu kepelet
sama orang terus diajak kawin! kata Windy malam itu.
Ali Topan selalu muak kalau mendengar nada dan gaya
bicara kakak perempuannya yang nggak enak di kuping
nggak enak di hati itu. Lu nanya apa nanya? kata Ali
Topan tanpa melihat ke Windy.
Heh! Gue nanya! Dan lu brenti dulu belajar kalo gue
ajak ngomong! Payah lu! hardik Windy. Ia berkacak
pinggang sambil merokok di ambang pintu. Ali Topan
diam, berusaha menahan rasa muaknya.
Heh! Denger kagak sih lu? Kayak ngomong sama
tembok aja gue... kata Windy. Gue kan kakak lu!
Ali Topan menaruh bukunya. Ia menatap Windy.
Kalau lu kakak gue, terus lu boleh ngebentak-bentak
gue? Sarap lu! kata Ali Topan. Windy membelalak. Eh!
Eh! Ngatain gue sarap! Berani lu ya? kata Windy.
Emang lu sarap.., kata Ali Topan Lalu ia memencet
www.rajaebookgratis.com
60
tombol on pada tape recordernya dan volumenya disetel
pol. Lagu Tomorrow Tomorrow dari The Bee Gees yang
sudah separuh putaran menggelegar di kamar itu. Windy
bergegas meninggalkan kamar si bungsu sambil meng-
umpat-umoat.
Esok malamnya, ketika ikut mengantar Boyke ke ban-
dar udara, Ali Topan memperhatikan betapa Ruby, pacar
Boyke menangis tersedu-sedu di pelukan Boyke disaksi-
kan oleh tante Hernadi mama si Ruby dan teman-
teman mereka. Windy dan nyonya Amir menghibur Ruby
dengan kata-kata indah.
Boyke nggak lama kok..., kata Windy.
Ini kan demi masa depan kalian juga, kata nyonya
Amir. Boyke pasti akan selalu setia kepada Ruby,
lanjutnya. Dan sebagainya yang bikin Ali Topan geli.
Sementara Pak Amir berdiri dengan gaya sok hebat bisa
menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Sementara
matanya jelalatan ke mana-mana.
Aah, gentong nasi - gentong nasi, ngelebih-lebihin
pemain ketoprak lu pade, gumam Ali Topan yang berdiri
bersama Mbok Yem di luar kerumunan mereka.
Ngomong apa? tanya mbok Yem waktu itu.
Di sini nggak ada yang jual ketoprak, Mbok, kata Ali
Topan yang tersadar ia ngomong sendirian.
Hus ! Nanti malem saja mbok bikinkan. Aneh, orang-
orang sedih mengantar mas Boyke, kamu malah pingin
ketoprak, kata mbok Yem.
Kencurnya banyakin entar ya, Mbok...
Ya udah, nanti! kata Mbok Yem sambil mencubit
lengan Ali Topan.
Biar berasa ancur-ancurannye.., kata Ali Topan
sambil menggandeng lengan Mbok Yemnya.
Potongan-potomgan peristiwa masa lalu itu berkilasan
www.rajaebookgratis.com
61
dalam memori Ali Topan. Peristiwa yang menjadi bagian
dari tragedi kehancuran moral keluarganya. Dan tragedi
itu masih berlangsung.
Ali Topan berjalan hilir mudik di ruang tengah, ruang
depan, lalu kembali ke kamarnya. Radio masih mengge-
makan musik The Beatles dari studio Bonaparte.
Lagunya Mother Natures Son...
Born a poor young country boy
Mother Natures Son
All day long Im sitting singing songs
For everyone
Den Bagus, nggak mandi? Sudah malem. Mbok sudah
sediakan air panas tuh. Mesin pemanas air di kamar mandi
lagi rusak, suara Mbok Yem halus menyapa Ali Topan
dari pintu. Ali Topan berbalik menghadap Mbok Yem.
Heh, kaget gua! katanya. Gua nggak mau mandi
pake aer panas, Mbok, tambahnya.
Lho kok nggak mau kenapa? Bandel, badannya anget
disuruh mandi pakai air anget nggak mau. Kalau begitu
raup saja.
Apa itu raup? Raup itu cebok, ya Mbok? kata Ali
Topan. Dia tersenyum geli ke arah Mbok Yem dan si
mbok melotot.
Ooo, raup saja nggak tau. Raup itu cuci muka!
Bahasa apa itu raup?
Lho, bahasa Jowo to?
Oow, bohoso Jowo? Guo soh orong Njokorto, Mbok?
Bukon orong Njowo ho ho ho, kata Ali Topan. Dia
terpingkal-pingkal.
Mbok Yem ikut ketawa. Dia suka kalau melihat Den
Bagusnya ketawa macam itu. Pokoknya asal Den Bagus-
www.rajaebookgratis.com
62
nya tidak kelihatan bersedih hati dan muram, Mbok Yem
sudah senang.
Raup apa mandi air anget? kata Mbok Yem.
Kalau mandi air anget keseringan bisa impoten,
Mbok! Tau impoten apa nggak?
Mboten, kata Mbok Yem, ayo deh, mandi saja
sana, tambahnya. Mbok Yem meninggalkan Ali Topan.
Mother Natures Son dari The Beatles usai.
Ali Topan mencopot pakaiannya, lalu pergi mandi.
Mbok Yem masuk ke kamar, membereskan kamar itu.
Usai Mothers Nature Son, terdengar suara penyiar co-
wok radio Bonaparte yang vokalnya cempreng. Buat
Ali Topan di mana saja berada, kami akan putarkan lagu
kesenangannya, The Fool On The Hill. Atas permintaan
Maya dengan ucapan: Eh kamu kemana aja sih kok
nggak ada beritanya. Aku kangen loh...
Aduh duh duuh yang kangen... kesian amat... Kalau
memang yang namanya Ali Topan itu nggak ada kabar-
kabarnya, nggak usah dikangen-kangenin... Entar
kegeeran dienya... Putusin aje... Kayak layangan... Di
studio Bonaparte banyak stok kok... he he he... Terutama
yang sedang ngablak nih... Aku baru pat-ar loh... he he
he... Okey Maya.. dan Ali Topan dan para monitor
Bonaparte di Kebayoran Baru dan sekitarnya, selamat
mendengarkan dan salam kompak dari apung-apung alias
anak pungut Napoleon Bonaparte. Penyiar itu
mengoceh panjang tanpa putus.
Lalu terdengarlah nada-nada piano intro lagu yang
menakjubkan itu, disusul vokal Paul McCartney yang
kebocah-bocahan.
Day after day, alone on a hill
The man with the foolish grin is
keeping perfectly still
www.rajaebookgratis.com
63
But nobody wants to know him
they can see that hes just a fool
and never gives an answer
But the fool on the hiil
sees the sus going down
and the eyes in his head
see the world spinning round...
Well on the way, head in a cloud
The man of the thousand voices is
talking perfectly loud...
But nobody ever hear him
or the sound he appears to make
And he never seems to notice
But the fool om the hill
sees the sun going down
and the eyes in his head
see the world spinning round...
Lagu opo iki ! Mbok nggak ngerti..., gerutu mbok
Yem ditengah interlude lagu yang tiupan flute-nya
filosofis banget.
Dari kamar mandi di samping kamar itu terdengar suara
lantang Ali Topan menjerit menyanyikan bait akhir syair
lagu yang menyindir orang-orang dungu yang mengolok-
olok seorang bijak yang menyendiri di suatu bukit sebagai
the fool.
Ooo.. Oooh!
He never listens to them!
He knows theyre the fools..!!
***
www.rajaebookgratis.com
64
LMPAT

alam itu pukul sembilan lewat sepuluh menit. Di


sebuah jalan raya yang menuju ke kota Bogor,
Fiat Sport Pak Amir melaju kencang. Sopir te-
nang menatap jalanan di depannya. Pak Amir tenang me-
mangku seorang perempuan di jok belakang. Pak Amir
bukan rapat malam ini, sebagaimana yang dikatakannya
pada Mbok Yem. Pak Amir bukan rapat melainkan ra-
pet. Perempuan muda belia yang ada di pangkuannya itu
seorang pelacur. Dia mengambil pelacur itu dari seorang
germo di Jatinegara.
Oom, bagi rokoknya dong. Emmy pingin ngrokok
deh, pelacur muda itu berkata. Mulutnya dimonyongkan
ke mulut Pak Amir.
He he he, rokok sih boleh. Rokok besar apa rokok
kecil? He he he
Ah, si Oom ini suka begitu rokok kecil dong.
Rokok besarnya nanti saja.
Lho, begitu apanya? Kan bener, Oom tanya mau rokok
besar apa rokok kecil? Rokok besar itu cerutu, Oom juga
bawa, tapi cuma sebatang, kalau rokok kecil ada
sebungkus.
Pelacur Emmy mencium jidat Oom Amir. Pak Amir
balas mencium pipinya. Keduanya berciuman. Emmy
tak jadi minta rokok. Malah yang merokok klepas-klepus
sopir mobil itu, yang bulu kuduknya merinding mende-
ngar cap-cup-cap-cup, serta helaan nafas erotis dari
majikan dan gendaknya.
***
www.rajaebookgratis.com
65
Di depan garasi rumah Pak Amir.
Ali Topan memakai jeans putih, kaos oblong biru dan
jaket jeans lengan buntungnya. Ia membawa buku tulis
yang diselipkan di sela pinggang celananya. Barusan Ge-
vaert menelepon ngajak belajar bersama. Ia menyemplak
motornya. Mbok Yem geleng-geleng kepala di dekat ga-
rasi melihat Ali Topan.
Sudah, nggak usah pergi lagi, Den Bagus. Tadi bapak
pesen supaya den bagus di rumah saja. Jangan pergi, Den
Bagus , kata Mbok Yem.
Sumpek di rumah, Mbok. Aku mau belajar di rumah
Gevaert. Aku pergi dulu ya, Mbok.
Ali Topan menghidupkan mesin motornya.
Daah, Mbok.
Daaah.
Ali Topan melambaikan tangan ke Mbok Yem. Mbok
Yem melambaikan tangan ke den bagusnya itu. Ali Topan
langsung menggeblas dengan motornya. Ia tak mau teng-
gelam dalam kesedihan.
Ati-ati di jalan Den Baguuus! Jangan ngebuuuut,
teriak Mbok Yem. Tapi teriakannya itu ditelan oleh deru
knalpot motor. Ali Topan tidak mendengarnya.
***
Di rumah Gevaert.
Gevaert mengatur buku-buku pelajaran di kamarnya.
Dia bersiul-siul lagu sembarangan. Tampaknya gembira
betul dia. Tina, kakak perempuan Gevaert muncul di pin-
tu kamar. Assiiiik deh, bersiul-siul sendiri. Ada apa sih,
Vaert? Baru dapet undian harapan ya? kata Tina.
Gevaert tak menengok. Dia tetap bersiul-siul dan me-
nata buku-bukunya.
Gevaert! Budeg lu ya? Ditanya orang diem aje!
Gevaert menoleh ke arah Tina. Dia menyeringai.
www.rajaebookgratis.com
66
Eh, orang lu? Gue kirain bukan, katanya, iye, iye,
eh iye besok mau ulangan, jadi gua menyenang-
nyenangkan diri dong. Biar kagak grogi Tin! Ng, tulung
bikinin kopi sama sediain roti dong, kawan-kawan gue
mau studi di sini, Tin, tambahnya.
Tina mencibirkan bibirnya.
Wuuu, enak aje. Emangnye gue babu lu?
Yeee, kalau babu cakepnya kayak lu, stimbat tutup
dong!
Ah sialan lu
Iye deh, sialan ya sialan, cuma tulungin dong. Masa
gua yang musti bikin kupi. Ntar rasanya kayak aer
comberan dong, Zusye , kata Gevaert, yang satu
rada enceran ya, buat si Topan. Dienye kagak doyan kupi
kentel, tambahnya.
Tina tertegun. Wajahnya mendadak cerah.
Eh, die dateng juga? Boleh deh gue bikinin. Tapi,
ngomong-ngomong, die udah punya cewe apa belon sih
Vaert? Siapa sih ceweknya?
Lu naksir dia? Jangan macem-macem lu. Ngaca dong,
ngaca umur lu berape, Tin
Kalau gua naksir emang kenape? Nggak boleh? Itu
hak gue dong. Hak asasi! Lu kan juga naksir temen gua.
Gantian boleh dong
Tina menyeringai ke adiknya. Gevaert mikir.
Siape temen lu yang gua taksir? Tampang udah kayak
oplet semua begitu
Ngepet lu!
Gevaert ketawa. Tina juga ketawa. Mereka akrab seba-
gai kakak-adik, walaupun tampaknya sering bertengkar.
Tina, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Ro-
musha, memang rada cerewet, sedangkan Gevaert suka
usil.
www.rajaebookgratis.com
67
Uh, teman-teman gue di Romusha banyak yang naksir
Ali Topan deh Vaert. Anaknya keren banget sih.
Temen-temen lu udah pada ngaca apa belon? Kalau
tampangnye masih kayak oplet sih lu bilangin, suruh
pergi ke bengkel Chow Brothers dulu supaya dipermak.
Sorry aje, gang kite nggak terima cewek opletan!
Ih, sadis deh lu! Ntar gue bilangin sama si Poppy baru
tahu lu.
Poppy itu kawan se-fakultas Tina yang ditaksir
Gevaert.
Wauuuuw, jangan dong, sayaaang. Kalau si Poppy
sih barang mulus tuh. Pokoknya bakal bini gua dia. Lu
bilangin, gua larang dia naksir-naksir orang lain. Tunggu
lamaran gue aje, ye? Heh heh heh.
Tina tertawa manis mendengar ucapan adiknya.
Tapi tuker sama Ali Topan dong. Poppy buat lu, Ali
Topan buat gua, kata Tina.
Eh, lu serius nih?
Dua rius Tampangnya hensem, tongkrongannya
macho, babenya kaya... Woow! Gue mau deh langsung
kawin ha.. ha.. ha..!
Gevaert tiba-tba serius menatap mata Tina. Kakaknya
heran. Kenape lu ? Nggak setuju kalo gue kawin sama
sahabat lu? Kan asyik dia jadi abang ipar lu... Dan lu
manggil dia Bang Ali.. Eh, Bang Ali ! Bang Ali ! Kayak
kalo kita manggil Gubernur... hi hi hi hi.., celotah Tina.
Gevaert menggaruk-garuk kulit kepalanya. Entar kalo
die dateng lu jangan sekali-kali ngomong soal babe atau
nyaknye! Die kagak demen..., kata Gevaert.
Lho, kenape? Emang die anak pungut ? tanya Tina.
Udah deh... pokoknya sedih deh setorinye..., kata
Gevaert.
Terdengar derum motor masuk halaman.
www.rajaebookgratis.com
68
Tina! Tolong suruh masuk die! teriak Gevaert. Tina
berlari ke pintu. Dia sibak gorden, melihat keluar.
Ali Topan tampak memarkir motornya. Ia menggerai-
kan rambutnya yang gondrong. Kemudian berjalan ke
pintu. Tina memperhatikannya. Hati Tina mpot-mpotan.
Ali Topan memijit bel pintu.
Tina membukakan pintu. Tina tersenyum maniiis.
Haiii apa kaaabaaaar , sapa Tina.
Sip sip aje, Tin. Si Gevaert ada? tanya Ali Topan.
Wajahnya netral.
Tina menunjuk ke arah kamar adiknya.
Gevaert muncul di pintu. Masup, Pan! Jangan kela-
maan lu di situ, ntar Mpok gua naksir! kata Gevaert.
Tina tersipu-sipu. Wajahnya yang putih mendadak
dironai warna merah. Darah naik ke wajahnya.
Ah, becanda lu, Vaert! kata Ali Topan.
Dia menengok Tina. Terima kasih dibukain pintu,
Tin, katanya. Tina tak menjawab. Dia masih malu atas
olok-olok Gevaert.
Ali Topan berjalan masuk ke kamar Gevaert.
Tampang netral banget, Pan. Semua beres? tanya
Gevaert.
Gua sih beres. Yang laennya kagak... Gua lagi males
belajar, mack. Gua males ngapa-ngapain, kata Ali
Topan.
Nggak ape-ape, yang penting lu dateng. Mpok gue
udah gue suruh bikin kupi. Ntar lagi juga anjing-anjing
kite dateng.
Baru selesai Gevaert bicara, terdengar suara motor
masuk halaman lagi. Noh, mereka. Bener apa kagak
feeling gua! kata Gevaert.
Bobby dan Dudung memang datang. Mereka memarkir
motornya di dekat motor Ali Topan. Keduanya langsung
www.rajaebookgratis.com
69
masuk ke rumah.
Salam lekuuuum, Dudung memberi salam.
Iye, lekum salaaam! Masup aje masuuuup! Gevaert
berteriak dari dalam kamarnya.
Bobby dan Dudung masuk ke kamar Gevaert.
Hei njing! Sepi banget rumah lu! Mami lu lagi pergi
ya? kata Bobby.
Lagi ngayab dia, jawab Gevaert.
Bobby melihat ke Ali Topan yang duduk tenang di lan-
tai. Eh, lu? Ampir gue nggak lihat. Sorry boy, katanya.
Sori, sorrii, kata Dudung membeo Bobby. Dia me-
nyalami tangan Ali Topan dan Gevaert dengan gaya khas
orang Kuningan, dengan dua tangan. Ali Topan menjabat
tangan Dudung sekilas saja. Tina-tiba terbayang foto-
foto mamanya di kolam renang...
Wah, kelihatannya kurang semangat, Pan. Ada kasus
apa nih? Broken home? kata Dudung. Dia membanyol.
Ali Topan tersenyum. Ia coba menetralkan perasaanya
lagi. Brokentut! katanya.
Sobat-sobatnya ketawa.
Tina datang bawa kopi.
Ck ck ck. Serpisnya kagak tahan. Cepet betul.
Memang mpok kite ini berhati beludru ibarat katanya,
kata Bobby.
Aah... jangan ngerayu lu Bob. Gua bukan cewek ra-
yuan, kata Tina. Dia toh tersnyum.
Cewek panggilan! Ali Topan nyeletuk.
Tina membelalak. Tangannya goyang, baki di tanga-
nnya ikut goyang, kopi hampir tumpah. Tapi Ali Topan
segera tersenyum. Dan itu cukup mengobati kekagetan
Tina mendengar olok-olokan tadi.
Terima kasih, Tin, kata Ali Topan.
Kembali kasih, kata Tina.
www.rajaebookgratis.com
70
Tina keluar.
Dudung, Bobby dan Ali Topan langsung menyambar
gelas kopi masing-masing.
Uw, panas mack, kata Bobby.
Makanye, sabar dikit. Jangan kayak orang ngga
pernah kenal kupi aje, mack, kata Gevaert.
Ngomong-ngomong, ternyata besok kita ada ulangan
nih. Gua mau studi, kata Gevaert lagi.
Kelas kita sih nggak ulangan ya Bob? kata Ali Topan.
Minta-minta sih nggak ada. Tapi siapa tau? Guru-
guru kita makin nambah aje nyentriknye. Suka ngasih
ulangan tanpa bilang dulu. Siap-siap aje ah. Aljabar ya
Vaert?
Bobby menjumput buku Ilmu Aljabar dari meja.
Dudung ikut-ikutan melihat Aljabar.
Ali Topan tenang-tenang menyulut rokok.
Dia merasa capek. Pikirannya penuh ketegangan yang
dibawa dari rumahnya.
Sampai jam setengah satu mereka berkumpul di situ.
Lantas mereka pamit.
Bulan temaram. Ali Topan mengandaarai motornya
perlahan-lahan. Perasaan dan pikirannya melayang se-
perti malam.
www.rajaebookgratis.com
71
LIMA
)
li Topan bangun jam setengah delapan. Rasanya
masih ngantuk dan capek. Tapi Mbok Yem ngotot
membangunkannya. Cepet mandi, Den Bagus.
Terus sekolah. Sarapan dulu, kata Mbok Yem.
Ali Topan mandi cepat-cepat. Lalu berpakaian cepat-
cepat. Ia tak memakai seragam batik yang ditetapkan
oleh Kepala Sekolah. Ia lebih suka memakai jeans saja,
walaupun dia seringkali ditegur di sekolah karena hal itu.
Dia lewat kamar ayah dan ibunya yang masih tertutup.
Nggak sarapan, Den Bagus?
Nggak! Kata Ali Topan, aku berangkat, Mbok.
Mbok Yem mengantarkan Ali Topan ke depan. Dia
tunggu sampai Ali Topan berangkat dengan motornya.
Kemudian dia masuk untuk membereskan kamar Ali
Topan.
Mbok Yem mencibirkan bibir ke arah pintu kamar
majikan tuanya. Uh, orangtua kok brengsek begitu,
gumamnya.
Ali Topan ngebut ke sekolah. Ia sudah terlambat satu
jam pelajaran. Sebetulnya jam pertama dan jam kedua
adalah jam Agama Islam. Tapi sudah dua minggu Pak
Guru Agama Islam cuti ke Padang. Dan guru-guru jam
pelajaran berikutnya suka iseng, menggeser maju jam
pelajaran supaya lebih cepat bebas tugas harian.
Ketika Ali Topan sampai di depan pintu kelasnya,
suasana memang sepi. Pak Guru Ilmu Aljabar tampak
berdiri membelakangi pintu, mengawasi murid-murid-
nya.
www.rajaebookgratis.com
72
Selamat pagi, Pak! kata Ali Topan.
Pak Guru Ilmu Belajar, Pak Surono, menoleh ke pintu.
Ali Topan masuk ke dalam kelas.
Waduh, ulangan nih Pak.
Iya. Kenapa? Kalau tidak mau ikut keluar saja sana!
kata Pak Surono.
Wah, rugi dong, Pak, kata Ali Topan, boleh kan
saya ikut, Pak? tambahnya. Pak Surono yang terkenal
acuh tak acuh cuma menganggukkan kepalanya. Ali
Topan langsung menuju ke bangkunya. Bobby sudah
duduk di bangku itu.
Ali Topan tertegun melihat ke bangku belakang. Ia
kaget betul melihat Anna duduk di bangku belakang itu.
Gadis manis yang diganggunya di Blok M kemarin, kok
bisa nyasar ke situ? Kata hatinya.
Anna memandang sekilas padanya. Tampak juga
kekagetan Anna. Tapi gadis itu cepat mengalihkan
perhatiannya ke soal-soal aljabar.
Ali Topan duduk di bangkunya. Dia menyikut Bobby.
Bob! Itu cewek yang kemaren kita godain? bisiknya.
Hei! Jangan menganggu orang yang sedang bekerja
kau! suara keras Pak Surono menggelegar. Murid-murid
langsung melihat ke arah Ali Topan. Ali Topan menyeri-
ngai. Dia mengacungkan tangannya.
Minta kertasnya, Pak! kata Ali Topan.
Ali Topan berjalan ke depan, mengambil kertas ulang-
an.
Boleh pinjam pulpennya sekalian, Pak? Pulpen saya
ketinggalan, kata Ali Topan. Dia cuma iseng menggoda
Pak Rono saja.
Kau ini ada-ada saja. Kalau nggak punya pulpen ya
tulis saja pakai jari! kata Pak Surono.
Ali Topan nyengir. Dia kembali ke bangkunya, dan
www.rajaebookgratis.com
73
langsung menggarap soal-soal ulangan yang terdapat di
papan tulis.
Buat Ali Topan tak sulit menggarap soal ulangan itu.
Ali Topan adalah murid terpandai di sekolahnya sejak
kelas satu dulu. Kecerdasannya di atas rata-rata anak
seusianya. Ketika masih kecil, belum bersekolah, ia
sudah dapat membaca dan menulis. Dan menghitung
angka-angka. Bukan hanya menghafal, tapi juga
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
bilangan. Sejak kecil ia gemar membaca dan bertanya
tentang yang dia baca: Buku-buku cerita, buku-buku
pelajaran Boyke dan Windy, majalah-majalah,
suratkabar dan bahkan kertas-kertas bekas pembungkus
dari pasar dan toko.
Teman-teman dan bahkan guru-gurunya heran, bagai-
mana mungkin anak berandal yang tak pernah terlihat
belajar, tampak santai di sekolah itu dapat menjadi murid
terpandai di sekolah. Lagipula, Ali Topan beberapa kali
memenangkan lomba mengarang se Jakarta yang meng-
angkat nama sekolahnya. Ketika naik kelas dua, pada
upacara bendera, ia disuruh menjelaskan di depan semua
murid dan guru-guru bagaimana cara dia belajar.
Saya ini suka membaca dan menuliskan intisari apa
yang saya baca. Dan menyusun daftar pertanyaan apa-
apa yang saya belum mengerti. Saya bertanya kepada
ayah saya, ibu saya, kakak-kakak saya sampai mereka
bosen dan sering marah-marah. Marah-marah itu ternyata
karena disebabkan mereka tidak tahu atau tidak mengerti
jawabannya. Maka saya bertanya kepada orang lainnya.
Dan kalau mau tahu, mengapa saya terlihat santai di
sekolah,karena semua buku pelajaran selama setahun su-
dah saya baca dan saya mengerti pokok-pokok isinya.
Dan yang penting, tidak semua penulis buku-buku pela-
www.rajaebookgratis.com
74
jaran itu pandai menyampaikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam bentuk tulisan.
Jelasnya, seorang ahli Ilmu Kimia atau Biologi belum
tentu pandai menyampaikan ilmu yang mereka dapatkan
itu secara tertulis, apalagi dalam bentuk buku. Hingga
murid-murid kesulitan mempelajari ilmu itu. Nggak se-
perti kalau kita baca novel atau cerita silat Cina. Maka,
saya sering menyunting atau menuliskan kembali buku-
buku itu dengan gaya novel atau cerita silat, hingga saya
dapat mengerti dengan jelas tentang ilmu yang dia-
jarkan..., kata Ali Topan.
Menurut saya, kalau orang mau pinter begitu caranya.
Kalau ada di antara teman-teman yang mau mengikuti
cara itu, ya ikutin aja..., lanjutnya yang disambut tepuk-
tangan guru-guru dan murid-murid. Bahkan Dudung dan
Gevaert berseru, hidup Ali Topan!
Dan... kenapa kalau mengerjakan soal-soal ulangan
atau ujian, saya kerjakan yang gampang lebih dulu. Yang
pasti bener jawabannya. Yang susah-susah belakangan
aja, supaya nggak ngabis-ngabisin waktu. Kalau memang
ada soal-soal yang saya nggak tahu jawabannya ya saya
nggak jawab daripada salah. Kalau salah bukannya jeblok
nilainya, tapi minus... Bukan begokit Pak Brot Pang ha
ha ha ha...., Ali Topan mengakhiri ceramahnya yang
disambut tawa riuh rakyat se-SMA Bulungan I itu. Pak
Broto Pangabean tertawa pula sambil mengepalkan tinju
ke arah murid kesayangannya itu. Kalau aku bukan
Direktur di sini sudah ku bilang kimak-lah kau Ali
Topan..., gerutunya.
Ali Topan benar. Dalam tempo kurang dari setengah
jam, ia sudah berhasil menggarap empat dari lima buah
soal ulangan aljabar itu. Kemudian dia berhenti meng-
garap soal kelima. Dia menoleh ke belakang sesaat untuk
www.rajaebookgratis.com
75
memandang wajah Anna. Kebetulan Anna pun sedang
memandang ke arahnya. Ali Topan mengerjapkan mata
ke Anna. Anna melengos dan menggigit saputangannya.
Beberapa murid saja yang tahu kerjapan mata itu, ter-
masuk Maya, gadis yang duduk sebangku dengan Anna.
Maya itu termasuk gadis sopan, tidak banyak tingkah.
Ali Topan suka pada Maya sebagai teman. Diam-diam,
Maya mencintai Ali Topan walaupun dia suka
mendengar cerita bahwa Ali Topan itu anak keluarga
acak-acakan.
Ali Topan menyikut Bobby.
Pssst! Kok dia nyasar ke sini, Bob? bisiknya.
Heh. Kerjain soal dulu deh. Cewek urusan belakang,
gerutu Bobby. Bobby sedang menggarap soal terakhir.
Bagi contekannya dooong..., bisik Bobby.
Rupanya soal itu agak menyulitkan Bobby. Dia mene-
ngok ke Ali Topan, minta contekan. Pan, Pan, pssst. No-
mer lima kasih tau dooong. Gue kerepotan niih, bisik
Bobby.
Iye, Bob! Cakep dienye! kata Ali Topan. Cukup
keras, sehingga seluruh kelas, termasuk Pak Surono.
Pak Guru itu menengok ke arah mereka. Bobby lang-
sung pias wajahnya. Ali Topan menampilkan senyum
bloon.
He! Ada apa kau, Ali Topan! kata Pak Guru.
Ini, teman saya nanya , Ali Topan tak meneruskan
kalimatnya.
Pak Surono penasaran. Dia menghampiri Ali Topan
dengan wajah marah. Apa kau bilang? kata Pak Surono.
Begini, Pak. Bobby nanya sama saya, anak baru itu
cakep apa kagak, katanya, saya bilang memang cakep
Pak guru melotot ke Ali Topan. Lalu ia memandang
Anna yang duduk dengan wajah tertunduk dan mengigit-
www.rajaebookgratis.com
76
gigit bibir. Kau ada bakat merayu rupanya..., kata Pak
Surono. Ia tersenyum kecil. Dan murid-muridpun terse-
nyum lega.
Bel berdentang. Ulangan selesai. Murid-murid menye-
rahkan hasil ulangan mereka pada Pak Surono, lalu keluar
kelas satu per satu.
Bobby berendeng dengan Ali Topan. Wajahnya masih
memendam rasa marah. Lu. Kalau mau matiin kawan
jangan begitu dong caranya, Pan, kata Bobby.
Gue kan hanya just a joke, Bob, kata Ali Topan. Dia
menyodorkan rokok pada Bobby. Bobby pun segera
mengusir rasa marahnya.
Pak Surono yang baru saja keluar dari kelas, melihat
acara pemberian rokok itu. Dia berhenti melangkah,
mengambil rokok dari kantongnya. Pak Surono berde-
hem. Ali Topan menengok Pak Surono. Dengan wajah
penuh senyum, Ali Topan mendekati dan menyalakan
api buat gurunya. Mm, terima kasih, kata Pak Surono.
Ali Topan mengangguk. Pak Surono terus berjalan
menuju kantor guru.
***
Di kantor Direktur Sekolah.
Pak Broto Panggabean sedang berbincang-bincang
dengan Ibu Dewi, guru pengawas khusus mengenai kela-
kuan para murid. Ibu Dewi bukan guru tetap di SMA
Bulungan I. Ia ditugaskan oleh Kantor Perwakilan De-
partemen P dan K menyangkut pembinaan remaja intra-
sekolah.
Ibu Dewi itu cantik, tamatan Fakultas Psikologi Uni-
versitas Romusha. Ia menjadikan murid-murid sebagai
obyek penelitian untuk menyusun buku Kenakalan
Remaja di Jakarta.
Jadi, bagaimana situasi dan kondisi anak-anak kita
www.rajaebookgratis.com
77
akhir-akhir ini, Ibu Dewi? kata Pak Broto Panggabean.
Menjelang ujian ada kecenderungan surutnya pelang-
garan peraturan dan disiplin sekolah, Pak. Tapi tentu kita
harus tetap waspada, siapa tahu ada pengaruh dari luar
yang memanfaatkan situasi ini untuk mengeruhkan sua-
sana, kata Ibu Dewi.
Tentu, tentu, kewaspadaan dan security demi stabilitas
nasional, heh heh heh, harus ditingkatkan, heh heh
kata Pak Broto Panggabean.
Yang menggembirakan dan membuat irihati sekolah
lain, sekolah kita ini bebas narkotika, Pak. Tapi di lain
hal, anak-anak sini terkenal sebagai jagoan ngebut. Ali
Topan, Bobby dan beberapa murid perlu diawasi secara
khusus, kata Ibu Dewi.
Tapi bukan berarti kita memperlakukan mereka
seperti orang tahanan militer, kan? Heh heh heh kata
Pak Broto Panggabean setengah bercanda.
Kalau perlu, apa boleh buat. Demi menjunjung tinggi
nama sekolah dan korps pendidik! Bukankah kita ingin
agar sekolah ini bebas sepenuhnya dari kenakalan re-
maja? jelas Ibu Dewi.
Betul demikian, namun saya lebih setuju kita pakai
metode pendekatan yang lebih lunak, Bu Dewi. Pak
Broto mencoba menawar.
Ah, Pak Broto ingin selalu berlunak-lunak saja. Kita
jangan terlalu memberi kemanjaan pada anak-anak yang
sudah punya bakat nakal. Preventif lebih baik, bukan
begitu Pak? Nah, saya permisi dulu, Selamat pagi, kata
Ibu Dewi. Ia keluar, mengontrol situasi.
Ali Topan duduk di kantin sendiri. Bobby berkumpul
dengan teman-temannya yang lain, menunggu jam pela-
jaran berikutnya. Ali Topan merokok dengan asyiknya.
Bibi kantin yang cerewet memperhatikannya.
www.rajaebookgratis.com
78
Kok masih merokok di sekolah? Kan sudah dilarang?
Kemarin banyak anak-anak kena razia. Mereka di-strap
oleh Ibu Dewi, kata bibi kantin
Coba aja berani nyetrap gue, gue pecat! kata Ali
Topan. Bibi kantin melotot.
Heh, jangan keras-keras ngomongnya, nanti kede-
ngaran ibu pengawas, katanya.
Ala, babe gue aja nggak berani ngelarang gue ngero-
kok, Bi. Apalagi Ibu Dewi, dia ngempanin gue juga
kagak! kata Ali Topan. Nadanya keras betul.
Ibu Dewi muncul di pintu kantin.
Siapa yang mau kau pecat heh? kata Ibu Dewi dengan
nada dingin. Ali Topan kaget. Ia menoleh ke arah Ibu
Dewi. Bibi kantin pura-pura mencuci piring kotor. Ali
Topan diam. Ia merokok terus.
Buang rokok itu, Ali Topan! kata Bu Dewi. Ibu Dewi
menghampiri Ali Topan. Tangannya bertolak pinggang.
Ali Topan memandang Ibu Dewi.
Oooh Ibu. Selamat pagi, Bu, kata Ali Topan.
Buang rokok itu, Ali Topan!
Sayang, masih panjang, bu. Tidak ekonomis kalau
dibuang, kata Ali Topan dingin.
Saya perintahkan, buaaaang! hardik Ibu Dewi.
Saya tidak biasa diperintah dengan cara begitu, kata
Ali Topan dengan tenang. Ia berdiri meneguk teh
manisnya. Ia membayar Rp 50 pada bibi kantin,
kemudian berjalan keluar kantin.
Di dekat pintu, Ali Topan berhenti. Ia mematikan
rokoknya di telapak sepatunya, kemudian memasukkan
puntung rokok itu di sela-sela kaus kakinya. Tanpa
menoleh lagi, ia berjalan santai menuju kelasnya.
Wajah Ibu Dewi merah padam. Dengan langkah cepat
ia berjalan menuju kantor Direktur Sekolah. Pak Broto
www.rajaebookgratis.com
79
yang sedang bekerja terkejut melihat Ibu Dewi memasuki
ruangannya dengan langkah cepat dan wajah marah..
Bapak harus memanggil Ali Topan! teriak Ibu Dewi,
Dia telah menghina saya, sambungnya. Nafasnya
tersengal-sengal karena rasa marah yang memuncak.
Lho, ada apa, Bu? tanya Pak Broto.
Ali Topan! Di depan murid-murid lain di kantin, anak
kurang ajar itu menentang saya! Kurang ajar sekali! Apa
karena dia murid istimewa maka dia berani bertingkah
semau-maunya di sekolah ini! Bapak harus bertindak!
Harus! Kalau perlu keluarkan saja murid biadab itu! Ka-
lau Bapak tidak menghukum dia, saya akan laporkan ke
Departemen! kata ibu Dewi.
Tenang... tenang Bu Dewi. Persoalan sebenarnya apa?
Tolong jelaskan dulu... Sabar... minum dulu..., kata Pak
Broto Pangabean.
Saya menangkap basah dia sedang merokok di kantin!
Saya menyuruh dia mematikan rokoknya, dia tidak mau!
Malah saya mau dia pecat katanya... Memangnya dia itu
siapa? kata Bu Dewi. Bapak harus memanggil dia seka-
rang juga !
Pak Broto mengernyitkan dahi.
Hadiiii! teriaknya.
Hadi, sekretaris umumnya tergopoh-gopoh datang dari
meja kerjanya yang terletak di ujung ruang.
Ya, Pak! kata Hadi.
Panggil Ali Topan ke sini. Cepat!
Hadi tergopoh-gopoh keluar. Setengah berlari ia me-
nuju kelas Ali Topan.
Ali Topan duduk di lantai depan kelasnya. Ia melihat
Anna yang sedang bercakap-cakap dengan Maya. Hadi
datang tergopoh-gopoh.
Ali Topan, kamu dipanggil Pak Direktur sekarang
www.rajaebookgratis.com
80
juga, kata Hadi.
Ada perlu apa? tanya Ali Topan.
Mana saya tahu?
Kamu harus tahu dong apa yang diinstruksikan oleh
Boss kamu! Sana, balik lagi, tanya sama Pak Direktur,
ada urusan apa mangil-manggil gue! kata Ali Topan.
Aaaah, ayolah! Nanti saya kena marah nih, kata Hadi
mengajuk. Ali Topan berdiri, lalu berjalan bersama Hadi.
Ali Topan masuk ke dalam ruang Direktur. Disitu sudah
menanti Pak Broto dan Ibu Dewi dengan wajah kaku. Ali
Topan mengangguk pada Pak Broto dan Ibu Dewi.
Selamat pagi, kata Ali Topan.
Ali Topan! Tau, kenapa kau kupanggil? Kau makin
tidak tahu aturan. Kau telah melanggar disiplin sekolah,
kau telah berani menghina Ibu Dewi. Paham kau? teriak
Pak Broto.
Kurang begitu paham, Pak. Harap diperinci satu per
satu.
Pak Broto Panggabean diam. Ibu Dewi mengerutkan
dahinya.
Kau tadi merokok di kantin! Kau saya tegur dan mem-
bantah dengan cara krosboi! Betul? kata Ibu Dewi.
Oooh, kalau itu betul, kata Ali Topan. Dia menam-
pilkan wajah serius. Kepalanya mengangguk-angguk.
Pengakuannya yang gamblang justru di luar dugaan Pak
Broto dan Ibu Dewi. Kedua guru itu saling memandang,
mulut Bu Dewi melongo, ia kehilangan kata-kata.
Jadi, bagaimana? kata Pak Broto, untuk mengisi sua-
sana bengong.
Ya, saya mengaku apa yang saya perbuat. Kalau bapak
nilai salah, ya saya salah , kata Ali Topan. Saya
pakai cara krosboi karena ibu Dewi juga pake cara cross-
teacher...
www.rajaebookgratis.com
81
Huh! Harusnya anak semacam ini dikeluarkan saja
dari sekolah kita! kata Bu Dewi. Ia memandang tajam
pada Ali Topan.
Jadi, Ali Topan ng daftar tentang kelakuan
negatifmu di sekolah sudah begitu banyak. Saya tidak
tahu lagi mau taruh di mana daftar kenakalanmu ini, dan
yang akan datang! Saya tahu, mungkin kau beranggapan
dirimu pandai, otak kau lihai dan nilaimu selalu bagus
dalam setiap pelajaran. Tapi itu semua tidak ada
artinya kalau kelakuanmu dapat nilai minus! Kau camkan
itu! Nah sekarang, keluar kau! kata Pak Broto
Panggabean. Ucapannya keras betul, tapi heran wajahnya
tetap tampak memendam perasaan welas asih.
Ali Topan mengangguk. Dia berjalan keluar tanpa
bicara apa-apa lagi. Memang dia sudah bosan bicara,
sudah bosan memberikan alasan kenapa dia bersikap
begini begitu. Sikapnya yang melanggar peraturan bukan
tidak disadarinya, malah dia sengaja membuat tindakan
yang nakal. Soalnya dia sudah sering memprotes
beberapa peraturan sekolah dan kelakuan guru-guru yang
dia nilai tidak cocok dengan program pendidikan dan
pengajaran.
Ali Topan berjalan tenang masuk ke dalam kelasnya.
Pelajaran Bahasa Inggris pada jam ke-3 dan ke-4 belum
mulai.
Murid-murid sedang menunggu Bu Mary, sang guru
Bahasa Inggris. Ali Topan muncul dengan wajah tenang
dan berdiri di pintu, memandang teman-temannya. Ia
memandang Maya, Ridwan, Bobby dan semua teman-
temannya yang duduk tenang di bangku masing-masing.
Mereka diam, seperti menunggu pidato Ali Topan.
Anak-anak. Mengapa wajahmu seperti
plembungan? kata Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
82
Grrrrr. Ketawa meledak memenuhi kelas. Suasana
yang diam berubah seperti biasa. Ribut kasak kusuk.
Buset si hostess Dewi cari gara-gara lagi sama gue,
kata Ali Topan. Dia berjalan ke bangkunya.
Emang kenape, Pan? Dendam lama? Bobby
nyeletuk.
Biaseeee kita ogah mboooking die tadi malem, eh,
dienya marah-marah
Grrr lagi.
Eh, Pan! Kenape lu ogah mbooking die? Kan bodinya
lumayan mulus , seseorang dari belakang berteriak.
Ali Topan menoleh ke belakang. Pas saat itu, Anna
melihat padanya. Keduanya saling berpandangan. Ali
Topan tidak jadi mengucapkan kata-kata kasar tentang
Ibu Dewi. Dia melambaikan tangan dengan manis ke
arah Anna. Hallo, sayang ., bisik Ali Topan. Anna
Karenina menundukkan wajahnya.
Ibu Mary muncul di pintu.
Good morning everybody, sapa Bu Mary seperti
biasa.
Good morning, Miss, sahut anak-anak.
Ibu Mary langsung duduk di kursinya dan mengabsensi
murid-muridnya. Pada giliran nama Ali Topan ia
berhenti.
Saya ada Bu Mary. Saya tidak mbolos , kata Ali
Topan dengan kalem. Grrr lagi tak dapat ditahan keluar
dari mulut teman-temannya. Ibu Mary pun terpaksa
menyunggingkan senyum Pepsodent.
Kamu memang berandal, Ali Topan. Tapi bagus juga
kalau kamu sadar, sebelum ditanya sudah mengaku, kata
Bu Mary. Dia melanjutkan mengisi daftar hadir murid-
murid. Lalu segera memulai pelajaran Bahasa Inggris.
Dan seperti biasanya juga, ia memulainya dengan, Once
www.rajaebookgratis.com
83
upon a time....
There was a poor boy who living in the house of The
Rising Sun..., celetuk Ali Topan. Grrr... grrr-an lagi tawa
teman-temannya sekelas termasuk Anna Karenina yang
menutupi mulutnya dengan saputangan. Bengal sekali
deh..., bisik gadis itu sambil memandang Maya. Sesuai
dengan namanya... Ali Topan..., lanjutnya.
Memang... tapi dia itu jenius... Dan baik hati.., bisik
Maya.
Oh ya? bisik Anna Karenina. Ia memandang sekilas
ke arah Ali Topan. Matanya ceria. Maya tiba-tiba merasa
cemburu.
www.rajaebookgratis.com
84
LNAM
4
umah keluarga Surya di sudut jalan RRI VII No. 88
sekitar 2 km arah Barat dari Blok M tampak lebih
megah dari rumah-rumah di kiri-kanannya.
Rumah itu bercat putih berarsitektur klasik seperti puri
di negeri-negeri Eropa. Di berandanya ada dua tiang
beton besar kembar yang bentuknya seperti tiang Yunani.
Lebar bangunan yang menghadap ke Barat itu sekitar
15 meter. Halaman depannya ditumbuhi rumput Peking
dengan jalanan mobil beraspal dari pintu gerbang ke
garasi di sayap kanan gedung itu.
Halaman itu berpagar tembok yang atasnya diberi
pecahan kaca. Sekelompok pepohonan pisang merah di
sebelah kiri beranda. Di depan beranda ditanami rumpun
mawar dan melati. Tak ada satu pun pohon buah-buahan.
Nonya Surya membuka-buka majalah Femina di ruang
tengah rumahnya. Oom Boy sedang membersihkan aki
mobil dengan air panas. Jam dinding di rumah itu, yang
disetel lebih cepat lima menit, berdentang. Nyonya Surya
menutup Femina. Ia melongok ke halaman.
Booy! Sudah jam setengah satu! Tolong jemput
ponakanmu! teriak Ny Surya. Oom Boy mengangguk.
Ia buang air panas dari teko ke halaman, kemudian melap
aki mobil dengan kain kuning.
Boooy! Ayuuuuh daaaan sudah waktunya Anna
pulang , teriak Ny Surya.
Beres!
Boy menutup kap mesin, kemudian ia berlari ke kran
untuk mencuci tangannya. Setelah itu, dia berlari ke
www.rajaebookgratis.com
85
mobil.
Cepat pulang, Boy! teriak Ny Surya yang melongok
dari jendela.
Okey!
Boy menghidupkan mesin mobil, langsung menancap
pedal gas. Mercedes melesat keluar halaman.
***
Anna berjalan bersama Maya menuju pintu gerbang
sekolah. Ali Topan, Bobby, Dudung dan Gevaert
menuntun motor masing-masing di belakang mereka.
Bagaimana kesan hari ini, An? tanya Maya.
Yaaah, boleh juga. Anak-anaknya suka melucu ya?
Kayaknya enak juga suasana di sini, kata Anna.
Mudah-mudahan kamu betah, kata Maya, eh,
rumah kamu dimana sih? tambahnya.
Lho, tadi kan udah saya kasih tau. Lupa?
Iya, Jalan RRI, nomernya lupa.
RRI tujuh, nomer delapan puluh delapan!
Ooh, iya. Kapan-kapan boleh main dong?
Boleh saja ng iya, iya, boleh, kata Anna,
tampaknya dia agak ragu dengan pembolehannya itu.
Maya tidak sempat menangkap keraguan itu, karena
Ali Topan menowel tangannya dari belakang. Mau
bonceng, May? Bobby tuh nawarin. Boncengannya lagi
nganggur, kata Ali Topan.
Ah, takut ah.. Kalian suka ngebut sih, kata Maya.
Allaaah, som som. Bilang aje ogah naik motor. Ngarti
deh, anak orang kaya memang begitu. Maunya Mercy
terus, kata Ali Topan.
Maya tak mengerti arah tujuan ucapan Ali Topan. Ia
menampakkan wajah bingung. Mercy? Kapan dia punya
www.rajaebookgratis.com
86
Mercy? Tapi. Anna yang merasa kena sindir, menoleh ke
Ali Topan. Ali Topan langsung mengirimkan senyuman
simpatik ke Anna.
Betul begitu kan, ya Anna? kata Ali Topan.
Anna Karenina mengernyitkan dahinya. Ia tidak
menjawab. Ia memandang Ali Topan dengan tenang dan
berani. Ada keanggunan tersendiri dari pandangan Anna
yang terasa di hati Ali Topan.
Ooh iya, kita belum kenalan secara resmi. Nama saya
Ali Topan. Saya yang nimpuk kamu dengan kulit
rambutan di Blok M kemarin, kata Ali Topan.
Saya sudah tahu, kata Anna Karenina, terima kasih
atas keterus-terangan kamu, tambahnya. Kemudian ia
menoleh ke arah Maya, Maya saya pulang dulu ya?
Saya mau naik Mercy, kamu mau ikut? kata Anna
Karenina dengan wajah anggun.
Maya menggelengkan kepalanya. Anna Karenina
berjalan cepat menuju mobil Mercy. Oom Boy
melambaikan tangan ke arahnya.
Ali Topan terpaku di tempatnya memandang Anna
Karenina yang berjalan dengan mantap. Tap-tup-tap-tup,
hentakan langkah Anna di aspal jalan terasa sebagai suatu
hentakan aneh di hati Ali Topan. Gaya Anna, yang
anggun dan sedikit dingin, merupakan satu keangkuhan
yang menghantam perasaan Ali Topan. Biasanya dia
yang acuh tak acuh sama perempuan. Kini, dia yang
diangkuhi. Dan dia tak mampu bikin apa-apa, kecuali
bengong saja.
Kenapa lu, Pan? Kayak plembungan, kata Gevaert.
Udah deh, repot kalau kita ikutin gaya dia. Cakep, naik
Mercy, buset, ayuh dah, cabut kita! tambahnya. Gevaert
langsung menstarter motornya, diikuti Bobby.
Ali Topan tersedar. Dia menghidupkan motornya,
www.rajaebookgratis.com
87
diikuti Dudung. Knalpot meledak-ledak suaranya,
sampai Maya menutup kuping. Maya tetap menutup
kuping, walaupun 4 sekawan itu telah melesat ke depan.
Ketika suara knalpot makin lirih, barulah Maya berjalan
meninggalkan tempatnya untuk pulang ke rumahnya di
Jalan Barito. Dia biasa berjalan kaki dari rumah ke
sekolah, karena jarak rumahnya ke sekolah hanya sekitar
700 meter. Dia termasuk anak berjiwa sederhana,
walaupun ayahnya, Pak Utama yang Kolonel TNI-AD
tidak tergolong kelompok masyarakat ekonomi rendah.
Rumah Maya berukuran kecil. Bentuknya seperti
rumah di daerah Priangan, tempat asal orangtuanya.
Tamannya asri, dipenuhi pohon bunga dan pohon hias
yang tidak mahal tapi karena pengaturannya sangat
bagus, taman itu tampak enak dipandang mata. Maya
adalah anak bungsu keluarga Utama. Tiga kakaknya
lelaki semua, Suryana, Permana dan Eddy. Suryana dan
Permana sudah menikah, tinggal di mertua masing-
masing. Eddy masih kuliah di ITB bagian Geologi dan
tinggal di Bandung.
Maya sampai di rumahnya. Nyonya Utama sedang
menata makan siang. Maya, seperti kebiasaannya, mene-
mui ibunya lebih dulu untuk memberi kecupan. Ibu dan
anak itu bentuknya mirip. Nyonya Utama tampak lebih
muda beberapa tahun dari usianya yang 50 tahun.
Daag, sayang, capek yah? Oooh, anak mamih, tiap
hari jalan kaki. Kasihan, kasihan Sebentar mamih bikin
minum ya? kata Nyonya Utama, nadanya penuh dengan
kasih sayang.
Kok pakek kasihan, mih? Nanti Maya jadi manja nih.
Jalan kaki kan bikin sehat, lagian uang helicaknya bisa
ditabung buat beli sepeda mini, kata Maya. Dia berjalan
ke kamarnya.
www.rajaebookgratis.com
88
Ibunya tersenyum simpul memandangi Maya. Anak
manis, bagus betul jalan pikirannya, gumam Ny Utama.
Ia makin tersenyum dengan penuh kegembiraan ketika
suara Maya berkumandang menyanyikan Cingcang-
keling, lagu rakyat Sunda.
Kalau sudah lapar, makan duluan, Maya! teriak
Nyonya Utama.
Maya mengambil celana pendek jeans dan kaos oblong
untuk ganti baju sekolahnya, kemudian ia ke kamar
mandi, kencing.
Maya keluar dari kamar mandi.
Maya! seru Ny Utama.
Ya, mih. Ada apa, mih?
Kalau lapar boleh makan duluan. Mamih tunggu
papih pulang nanti, kata Nyonya Utama, mamih
bikinkan karedok, tambahnya.
Asik deh. Tapi mamih makan juga ya, papih kan lama
pulangnya.
Biar deh, mamih tunggu papih saja.
Maya makan ditunggu oleh Nyonya Utama. Keduanya
tampak akrab pertanda komunikasi lancar.
***
Ali Topan cs makan gado-gado di warung Bibi Sexy di
sudut jalan Panglima Polim III. Warung gado-gado Bibi
Sexy merupakan salah satu tempat kumpul favorit anak-
anak muda Kebayoran. Dinamakan Bibi Sexy karena
penjual gado-gado memang sexy. Ali Topan yang mulai
memberi julukan itu. Bibi sexy, memang sexy orangnya
dan sexy juga omongannya. Dia sedikit latah, kemung-
kinan dia sengaja melatahkan diri suka menyebut alat
kelamin wanita dan lelaki kalau digoda oleh anak-anak
muda itu untuk lebih melariskan dagangannya.
Nggak nambah? tanya Bibi Sexy pada Ali Topan cs.
www.rajaebookgratis.com
89
Kalau nambah pakai orangnya sih boleh-boleh saja,
jawab Gevaert, Kalau nambah gado-gadonya, keberatan
kita, tambahnya.
Enak aje ngomongnye, lu kire gua apaan, eh apaan
Prempuan! kata Bobby.
Heh heh heh, iye, prempuan. Ah bisa aje lu, pinter
ngomongnye. Di sekolahin sih, ye, jadi pinter
ngomongnye, kata Bibi Sexy terkekeh-kekeh..
Bobby tak melayani Bibi Sexy. Dia menoleh ke Ali
Topan.
Pan, diomongin apa lu sama Pak Brotpang, tanya
Bobby.
Dia bilang, kalau gue masih bandel, gua mau
dikawinin sama si Anna
Cuih! Bobby meludah ke tanah.
Wah, gua juga mau kalau caranya begitu. Cewek
cakep, punya Mercy. Nggak dapet ceweknya, Mercynya
pun jadi, kata Gevaert.
Cuih! Bobby meludah lagi, seolah-olah jijik
mendengar ucapan itu.
Lu cuah cuih cuah cuih ada apa Bob? Ada piling juga
sama Anna ya? tanya Dudung. Bobby membelalakkan
matanya.
Sama-sama naksir sih boleh aje. Free competition,
man! kata Gevaert. Bobby melengos, Ali Topan cuma
tertawa kecil mendengar ucapan Gevaert tadi.
Tapi syaratnya juga ada. Demi persatuan dan kesatuan
Orde Jalanan, urusan cewek tidak boleh membuat kita
pecah, kata Dudung.
Oh iya, gua setuju itu. Cewek kan paling gampang
ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin menunggangi,
iye kan heh heh heh heh, Gevaert menimpali, kita
harus sopan, tidak boleh main tunggang-tunggangan,
www.rajaebookgratis.com
90
tambahnya. Beberapa anak dari geng lain ikut terkekeh-
kekeh mendengar ucapan Gevaert.
Kira-kira siapa ya yang berhasil mempersunting
Anna, Vaert? tanya Dudung.
Yang berkompetisi siapa dulu? Kalau gua jelas tidak
berminat, Anna bukan smaak gua man! Terlalu alim buat
gua. Gua berminat sama cewek-cewek yang agresip.
Yang bawaannye mau nyontok aje heh heh heh, kata
Gevaert. Kalau lu, gimana Dung? Gua denger di
Kuningan lu sudah ada anak tiga, tambahnya.
Wa, pitnah tuh, kata Dudung.
Jadi, tinggal Bobby sama Ali Topan dong. Langsung
final. Gua pegang Bobby, lu pegang Ali Topan Dung!
Taruhannye sebungkus Dji Sam Soe, kata Gevaert.
Jadi! kata Dudung mantap.
Dudung bersalaman dengan Gevaert.
Bobby berpandangan dengan Ali Topan. Keduanya
tersenyum.
Kalau nggak ada rival memang rasanya nggak enak
untuk memenangkan perjuangan, Bob, kata Ali Topan,
terima kasih lu mau jadi sparring partner gua, tambah-
nya. Dia menyalami Bobby dan menjabat tangan
temannya. Bobby tersipu-sipu.
Berhubung kita berdua nggak ikut bertanding, tentu
kita nggak usah bayar gado-gado ya Dung? Setuju? kata
Gevaert.
Oke, oke, gua yang bayar! Bobby menyela, berapa
semua, Bibi Sexy? katanya.
Lima ratus perak, kata Bibi Sexy.
Bobby membayar gado-gado. Ali Topan beranjak ke
motornya, diikuti Gevaert dan Dudung.
Gua langsung pulang, mack, kata Ali Topan.
Ali Topan menghidupkan motornya, kemudian berlalu.
www.rajaebookgratis.com
91
Dudung mengikutinya. Nanti malem ngembun kite?
tanya Dudung ketika ia merendengi motor Ali Topan.
Nggak. Gua ada acara khusus, kata Ali Topan.
Boleh ngikut?
Nggak!
Ali Topan melambaikan tangannya, lalu
menggeblaskan motornya ke depan. Dudung mengerti
isyarat itu. Ia membiarkan Ali Topan pergi.
***
Ali Topan datang ke rumah Maya.
Assalamualaikum! serunya.
Waalaikum salaaaam! seru Nyonya Utama dari
dalam, dan muncul di depan pintu.
Selamat siang, Tante. Saya ingin bertemu Maya, kata
Ali Topan.
Oooh, saya kira kyai dari mana. Ayoh masuk, kata
Nyonya Utama. Ali Topan masuk dan duduk di sebuah
kursi malas yang ada di ruang depan itu.
Mayaaa! Ada tamu! seru Ny Utama sambil berjalan
ke belakang.
Maya muncul di pintu. Halo, ngapain siang-siang ke
sini? tanya Maya. Ali Topan tersenyum. Ia
menggoyang-goyangkan kursi malas. Maya
mendekatinya.
Tumben nih. Ada apa, Pan? tanya Maya. Wajahnya
gembira
Minum dulu, dong baru kita ngomong, kata Ali
Topan.
Oooh kesini cuma mau minta minum? Minum apa?
tanya Maya.
Apa aje deh, air garem juga boleh.
Oke, oke.
Ali Topan tampak melamun ketika Maya datang
www.rajaebookgratis.com
92
membawa dua gelas es sirup. Ini, minumnya boss, kata
Maya. Thank you, kata Ali Topan. Ia langsung
mengambil segelas air sirup dan meminumnya.
Uaaahg! Ali Topan menguak dan memuntahkan air
sirup yang telah diminumnya. Maya tertawa terbahak-
bahak.
Gile lu, May. Lu kasih garem beneran, kata Ali
Topan. Mulutnya mendecah-decah. Maya makin keras
tertawa. Kamu kan minta air garem. Udah bagus dikasih
sirup, jadi ada merah-merahnya, kata Maya. yang ini
es sirup asli, tambahnya sambil memberikan gelas yang
lain pada Ali Topan. Ali Topan mengambil gelas itu, lalu
mencicipinya lebih dulu dengan ujung lidahnya. Terasa
manis, ia langsung menenggak es sirup itu.
Mau lagi? tanya Maya ketika Ali Topan sudah
menghabiskan minumannya.
Ogah ah, kata Ali Topan.
Nah. Sekarang boleh ngomong dong. Mau apa ke
sini? tanya Maya.
Langsung aja nih?
Langsung saja.
Gua mau nanya tentang Anna?
Naksir?
Iya.
Tanya aja langsung sama orangnya. Kan dia yang
kamu taksir. Kenapa musti nanya sama saya? Nada suara
Maya kurang enak.
Begini, May. Kamu kan cewek yang paling baik sama
gua. Maka itu gua datang ke sini. Soalnya, kemaren gua
bikin setori sama si Anna dan ibunya, sungguh mati gua
nggak tau kalau dia bakal masuk kelas kita. Kemaren sih,
hati gua udah dag-deg-dug-plas. Sekarang makin deg-
deg-plas deh. Tulung tanyain sama Anna, dia dendam
www.rajaebookgratis.com
93
nggak sama gua, kata Ali Topan tanpa tedeng aling-
aling.
Komisinya berapa prosen?
Tin persen, kata Ali Topan, mau diambil sekarang
uang mukanya juga boleh, tambahnya sambil
tersenyum.
Dan, Maya paling suka melihat senyuman Ali Topan.
Menurut Maya, senyuman Ali Topan benar-benar
senyuman yang sempurna. Mulutnya terbuka sedikit,
deretan giginya muncul memberikan kesan sexy dan
sorot matanya bagai telaga yang dingin dan dalam sekali.
Teduh, demikian penilaian hati Maya jika melihat
senyuman Ali Topan.
Sejak kelas satu, Maya sudah mendambakan jadi
kekasih Ali Topan. Ia selalu baik kepada Ali Topan. Maya
satu-satunya gadis di sekolah mereka yang dekat dengan
Ali Topan. Karena Ali Topan menganggap dia sebagai
sahabat.
Oke deh. Gua bantu lu, kata Maya, sekarang lu cepat
pulang, gua mau tidur siang, tambahnya.
Gua suka berteman sama lu karena lu cewek yang
tegas, May. Terima kasih atas segala bantuan, perhatian
dan kebijaksanaan anda, kata Ali Topan. Dia bangkit
dan berjalan ke pintu.
Udah deh, jangan ngobral rayuan disini. Nggak ada
yang beli, kata Maya.
Pamitin sama nyak lu, ya.
Maya mengangguk.
Ali Topan menyemplak motornya, berlalu dari situ.
www.rajaebookgratis.com
94
TUJUH
-
sok harinya di sekolah.
Ali Topan cs berkumpul di tempat parkir motor.
Dudung dan Gevaert bercanda seperti biasa. Ali
Topan dan Bobby agak diam. Kompetisi bebas merebut
hati Anna rupanya berpengaruh sekali pada hati masing-
masing. Bagi Ali, tak ada persoalan, Bobby memang
selalu ingin menyaingi dirinya, di bidang apapun.
Kemenangan Bobby yang menonjol cuma satu, yakni
orangtuanya lebih kaya dari orangtua Ali Topan. Bobby
suka memamerkan hal itu, walaupun hanya dalam
omongan saja. Ia selalu membanggakan kekayaan
ayahnya.
Ada perkembangan maju, Pan? Gevaert bertanya.
Ali Topan tak menjawab. Gevaert menoleh ke Bobby.
Babe gue mau beli Mercy, Vaert. Yang lebih keren dari
Mercy Anna. Gua yang disuruh miara itu Mercy.
Terpaksa mulai sekarang gue mau kursus mesin Mercy
dong, kata Bobby, kalau babe lu mau beli apa, Pan?
tambahnya sambil menoleh ke Ali Topan.
Babe gue mau beli mobil pompa tai, buat nyedot tai
yang ada di kepala koruptor-koruptor! kata Ali Topan,
makanya sejak sekarang lu suruh babe lu ati-ati, Bob.
Ntar kepale babe lu yang kesedot, kan nggak lucu,
tambahnya.
Anjing lu! maki Bobby. Dia melotot pada Ali Topan.
Tapi yang dipelototi tenang-tenang saja. Ali Topan malah
melihat ke arah Maya yang sedang melenggang masuk
kelas. Ali Topan bergerak sebat meninggalkan teman-
www.rajaebookgratis.com
95
temannya, memburu Maya.
Maya!
Maya menghentikan langkahnya di pintu kelas. Ia
menoleh ke Ali Topan yang memburunya.
Gimana, May? tanya Ali Topan. Maya hendak
menjawab, tapi dibatalkannya. Ali Topan menowel
lengan Maya. Maya menowel lengan Ali Topan kembali.
May, gimana, udah ada info? tanya Ali Topan.
Itu dia si Anna dateng, gua tanyain dulu ya? kata
Maya. Dia melambai ke Anna yang sedang berjalan ke
arah mereka. Ali Topan cengar-cengir saja. Akhirnya dia
menowel Maya. May, kalau gini caranya biar gua aja
deh yang nanya sendiri. Nggak pake perantara-
perantaraan lagi, kata Ali Topan.
Anna mendekati mereka. Ali Topan langsung
menyambutnya.
Selamat pagi, Anna. Gimana, tidurnya enak tadi
malem? He he he, kata Ali Topan. Anna Karenina
mengernyitkan dahinya.
Mustinya dia marah atau tersinggung kalau ada anak
lelaki yang pagi-pagi sudah menyambutnya dengan
gurauan kasar itu. Tapi entah kenapa, senyuman Ali
Topan mampu mengusap hatinya.
Oh, baik, selamat pagi, kata Anna. Dia melihat Maya.
Maya mengerjapkan mata kepadanya. Ali Topan batuk-
batuk kecil.
Begini, An, waktu itu saya yang nimpuk kamu pakai
kulit rambutan, ng
Saya sudah tahu. Lalu kamu mau apa? kata Anna.
Nggak sih. Saya mau nanya, apa kamu dendam
sama saya? kata Ali Topan.
Saya nggak pernah dendam sama orang. Tapi
perbuatan kamu itu nggak bagus. Tau apa nggak? kata
www.rajaebookgratis.com
96
Anna. Dia mencoba untuk marah, tapi Ali Topan melihat
sorot mata yang sama sekali gagal untuk marah di mata
Anna. Ali Topan tahu, Anna memang tidak marah, tapi
gayanya anggun, hingga dia sungkan bersikap macem-
macem, seperti kebiasaannya kalau menghadapi gadis-
gadis lain.
Kalau kamu nggak dendam, terima kasih deh, kata
Ali Topan.
Tapi lain kali jangan gitu ya, Ali Topan, kata Anna.
Pada saat ia menyebut nama Ali Topan dengan lembut,
hati pemilik nama itu terasa seperti dikipasi bidadari.
Sejuk betul. Ali Topan terpaku memandang wajah Anna.
Anna Tersenyum, lalu menarik tangan Maya. Mereka
masuk kelas.
Suuuiiiiiiiit! Suiiiiiiiiiiiiit! Suitan khas Dudung
terdengar nyaring. Ali Topan menoleh. Dudung, Gevaert
dan Bobby melihat ke arahnya. Dudung mengacungkan
jempol. Gevaert tersenyum. Bobby menekuk wajahnya.
Ali Topan bersiul-siul menunggu ketiga temannya. Ali
Topan merangkul Bobby dan masuk kelas. Dudung dan
Gevaert berjalan terus menuju kelas mereka.
Bel tanda masuk sekolah berdentang-dentang.
***
Ketika bel usai sekolah berdentang-dentang, Anna
bergegas keluar dari kelasnya. Ia ingin menghindari olok-
olok yang sudah mulai gencar di kelas maupun di sekolah,
tentang dirinya yang langsung dikaitkan dengan Ali
Topan. Di dalam kelas Maya memang bilang kalau Ali
Topan ada perhatian padanya. Serius, bisik Maya tadi.
Ah, Anna jadi ngeri mendengarnya. Apa-apaan sih? Baru
sehari masuk sekolah sudah ada permainan serius-se-
riusan. Gawat ah. Makanya Anna cepat-cepat keluar. Ia
ingin cepat-cepat ke mobil. Pulang.
www.rajaebookgratis.com
97
Ali Topan memang anak nekat. Dia naksir betul sama
Anna. Dia ingin bergerak sebat, dan selalu bergerak sebat
kalau sudah punya sesuatu keinginan. Ia berjalan cepat
menyusul Anna yang hampir sampai di pintu gerbang.
Karenina! seruan Ali Topan. Anna menoleh. Siapa
memanggilnya Karenina? Ali Topan sudah berdiri di
belakangnya.
Karenina! Ng kenapa lekas pulang ng, Ali
Topan terbata-bata. Anna Karenina menampilkan
pandangan aneh.
Itu urusan saya, katanya. Ia menatap Ali Topan
dengan pandangan tak mengerti, kenapa kamu
mengintil saya terus? tambahnya.
Ali Topan tertegun. Ia tak bisa menjawab. Ucapan
Anna Karenina langsung menyentuh harga dirinya. Tiba-
tiba ia sadar bahwa ia terlampau gegabah. Emosional.
Tiba-tiba ia merasa malu pada diri sendiri karena
menganggap diri terlalu yakin bisa merebut simpati Anna
Karenina. Ia terlalu spontan, terlalu ingin cepat
menyodorkan perhatian pada Anna. Ternyata Anna
Karenina menyambutnya dengan dingin.
Ooh, maaf kalau saya menganggu kamu, kata
Ali Topan. Segera dia berbalik langkah meninggalkan
Anna.
Anna tertegun. Ali Topan merupakan makhluk aneh
baginya. Apa maunya? Naksir? Serius? Uh! Anna tak
mau berpikir apapun. Dia melanjutkan langkah menuju
mobil yang sudah ditongkrongi oleh Oom Boy.
Itu monyet mau apa, An? tanya Oom Boy dengan
dingin. Matanya yang bersinar licik menatap tajam ke
mata Anna.
Nggak apa-apa, kata Anna.
Nggak mengganggu kau?
www.rajaebookgratis.com
98
Ah, dia anak baik kok.
Oom Boy tercengang. Ucapan Anna terasa mengganjal
hatinya. Dia merasa cemburu. Dia melihat ke murid-
murid sekolah yang berjalan keluar. Di antara mereka
tampak Ali Topan cs. Cuih! Oom Boy meludah.
Oom Boy ngapain sih! Cepetan pulang! kata Anna.
Oom Boy menstarter mobilnya. Kemudian mereka
berlalu.
Sampai di rumahnya, Anna Karenina langsung turun.
Ia membanting pintu mobil dengan keras.
Begitu caranya bilang terima kasih ya? kata Oom
Boy dengan dingin. Anna terus berlari ke rumah. Dia
selalu muak pada Oom Boy. Perasaan halusnya
mengatakan agar ia berhati-hati pada lelaki itu.
Di ruang tengah, Anna melihat ibunya sedang
bercakap-cakap dengan seorang tamu. Anna melewati
mereka. Ia menyalami mamanya, Daaahh mama
Anna, kasih salam pada Tante Sun! kata Ny Surya.
Anna berpaling pada tamu ibunya. Ia menyalami
tangan Tante Sun, tamu mamanya bertubuh tinggi besar
dan menor dandanannya. Usianya sepantaran dengan
Nyonya Surya. Wanita itu memakai gaun terusan cokelat
dari bahan mahal. Kalung dan cincinnya gemerlapan. Ia
seorang pedagang berlian yang baru menawarkan berlian
ke Nyonya Surya. Anna baru pertama kali melihat dia.
Hm, cantiknya anakmu, Zus. Kalau Agus turut tadi
tentu dia senang sekali berkenalan, kata Tante Sun,
Siapa namamu, Nak? tambahnya.
Anna Karenina, kata Anna.
Wajahnya cantik, namanya cantik. Lain kali kau musti
saya kenalkan dengan Agus. Pasti serasi, katanya. Tante
Sun mendesah-desah seakan-akan mengagumi barang
antik. Anna tak suka dilihat dengan cara begitu. Ia permisi
www.rajaebookgratis.com
99
ke kamarnya. Ia tak mau mendengar omongan yang
menrutunya kurang bermutu. Agus? Agus siapa? Kenapa
musti kenalan sama dia? Sorry ya. Kalimat-kalimat itu
bergalau sekejap di kepalanya. Dia tak mendengar
obrolan ibunya dan Tante Sun jadi beralih ke Agus dan
dirinya.
Agus itu memang anak lelaki yang terlalu memilih
teman wanita lho, Zus. Maklum, sekolahnya di London,
jadi terbiasa melihat anak perempuan yang genit-genit.
Tapi saya kira dia senang sekali bisa berkenalan dengan
si Anna. Kalau cocok kita bisa jadi besan kan? Hih hih
hih, kata Tante Sun.
Waah, Anna masih kecil kok, Mbakyu. Masih sibuk
sekolah. Dan anak saya yang satu itu kesayangan bapak-
nya, jadi agak dipingit, tidak gampang-gampang anak
lelaki mendekat, kata Nyonya Surya.
Lho iya Zus. Punya anak perempuan harus hati-hati,
kalau salah langkah bisa kita punya cucu di luar rencana,
kata Tante Sun. Ucapannya itu membuat Nyonya Surya
terkesiap. Wajahnya merah.
Mereka masih ngobrol beberapa saat. Kemudian Tante
Sun permisi pulang karena berkali-kali dilihatnya
Nyonya Surya melihat ke arah jam dinding besar di ruang
tamu.
Saya permisi dulu, Zus. Sudah siang, kata Tante Sun.
Lho, kok terburu-buru, Mbakyu? kata Nyonya
Surya, padahal hatinya memang ingin agar tamunya cepat
pulang.
Lain kali saja saya mampir, kata Tante Sun, dan
mengenai berlian itu, tolong deh ditawar-tawarkan,
tambahnya.
Iya, Mbakyu. Nanti saya tanyakan pada teman-
teman, kata Nyonya Surya. Dia mengantarkan tamunya
www.rajaebookgratis.com
100
sampai ke halaman. Begitu mobil tamunya berlalu,
seketika itu Nyonya Surya menampilkan wajah tak sedap
pada Oom Boy yang berjalan mendekatinya.
Ada orang kok begitu macamnya ya Boy. Mau main
besan-besanan. Dikiranya kalau anaknya lulusan London
gampang saja kenalan sama si Anna, kata Ny Surya.
Siapa sih? Kok lucu dia? kata Oom Boy.
Gimana Anna di sekolah? Kira-kira pergaulannya
bagus apa tidak? Ny Surya balas bertanya. Oom Boy
menampilkan mimik aneh.
Masih ingat anak-anak di Blok M kemarin dulu yang
melempar Anna dengan kulit rambutan? tanya Oom
Boy. Ny Surya tampak berpikir. Kemudian ia
mengangguk-angguk.
Kenapa? tanyanya.
Kulihat Anna intim sama mereka. Rupa-rupanya
mereka satu kelas sama si Anna. Musti hati-hati, Zus.
Malah ada satu anak yang menguntit si Anna ketika keluar
dari sekolah, kata Oom Boy.
Siapa?
Tanya saja sama Anna.
Oom Boy masuk ke dalam kamarnya yang penuh de-
ngan gambar-gambar sexy. Ia sebenarnya tidak punya
hubungan dengan keluarga Surya. Ia hanya anak seorang
teman keluarga itu. Ayahnya, seorang pedagang di
Medan, mengirimkan Boy ke Jakarta untuk kuliah di
kedokteran tiga tahun yang lampau.
Resminya, Boy dititipkan pada keluarga Surya. Tapi
Boy dikeluarkan dari Sekolah Tinggi Kedokteran karena
dua tahun berturut-turut tinggal di tingkat persiapan. Ia
tidak kembali ke Medan, tapi tetap tinggal di keluarga
Surya dan sudah dianggap keluarga sendiri. Ia diserahi
merawat mobil pribadi merangkap sopir! Tapi gaya orang
www.rajaebookgratis.com
101
ini melebihi anak kandung Pak Surya. Dia pintar
mengambil hati Nyonya Surya, itulah sebabnya.
Anna Karenina itu anak bungsu keluarga Surya. Ika
Jelita, kakak satu-satunya, telah menikah dan tinggal ber-
sama suaminya di Depok. Mereka kawin lari karena tidak
disetujui oleh Tuan dan Nyonya Surya. Ika Jelita hamil
lebih dulu, hal itulah yang menjadikan Tuan dan Nyonya
Surya berlaku sangat ketat mengawasi Anna.
Anna melamun di dalam kamarnya. Wajah Ali Topan
sangat mengganggunya. Ia mencoba untuk menghapus
wajah itu, tapi senyuman yang terlalu memikat memang
sulit dihapuskan begitu saja. Anna Karenina merasakan
sebuah keanehan. Ia baru bertemu Ali Topan, itupun
dimulai dengan peristiwa yang tidak bagus. Tapi kenapa
dia tak berhasil sedikitpun untuk bersikap galak, marah
dan judes seperti yang dilakukannya pada semua teman
lelakinya selama ini?
Di sekolah tadi Ali Topan mengejarnya dan berbicara
padanya. Dia melihat sorot mata yang tentu saja bisa dia
tangkap apa maknanya. Lagipula Maya telah menyam-
paikan pesan, Ali Topan naksir padanya. Dan gosip yang
mulai ramai di dalam kelas tentang pertaruhan beberapa
anak lelaki, termasuk Ali Topan, untuk memacarinya
sedikit banyak membuatnya berpikir. Ada juga perasaan
bangga, baru dua hari sudah mampu menjadi pusat
perhatian di sekolah, tapi kenapa begitu cepat ya?
Anna! teriakan Ny Surya membuyarkan
lamunannya. Ia bergegas membuka pintu dan melongok
keluar.
Lagi ganti baju, Ma! teriaknya.
Kalau sudah, mama tunggu di meja makan! kata Ny
Surya.
Iya Mama!
www.rajaebookgratis.com
102
Anna menutup pintu kembali. Ia masih sempat mela-
munkan wajah Ali Topan yang tak bisa lepas dari pikiran-
nya. Akhirnya Anna tersenyum pada bayangan itu. Ia
menghela nafas, menyesal betul kenapa tadi bersikap
dingin pada pemilik wajah itu? Aaaaah, Anna menghela
nafas. Dia cepat berganti baju.
Siang itu seperti siang-siang yang telah lalu. Di meja
makan Anna Karenina ditanya macam-macam oleh
ibunya. Biasanya Anna merasa muak dengan tanya jawab
yang sifatnya semacam laporan harian itu, tapi wajah
Ali Topan yang simpatik melahirkan kegembiraan di
hatinya. Anna Karenina diam-diam merasa ditemani oleh
bayangan Ali Topan. Perasaan itu membuat perasaannya
ringan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ibunya.
***
Ali Topan cs berada di rumah Gevaert. Mereka sibuk
menyerpis motor masing-masing. Gevaert mengerti
seluk-beluk mesin motor, lagipula fasilitas berupa oli dan
bensin selalu tersedia di rumahnya. Mereka menyerpis
motor di garasi. Di teras, ada segerombolan mahasiswi
Universitas Panca Sakti sedang repot belajar. Rasanya
mereka tidak bisa belajar sungguh-sungguh, karena Tina
dan teman-temannya sering mengikik dan berbisik-bisik
mengenai Ali Topan.
Itu teman Mpok lu ada yang bisa dibawa, Vaert? Kalau
ada kita bawa aja ke kamar, kata Bobby, soalnye gua
lagi patah hati nih, maklum aja mack, tambahnya. Ia
melirik Ali Topan yang sibuk mengisi oli mesin.
Yang nganggur sih banyak, Bob, cuman taripnya
mahal, mack. No pek ceng! kata Gevaert. Ucapannya
membuat Ali Topan, Bobby dan Dudung tertawa terba-
hak-bahak. Suara tawa itu terdengar sampai di telinga
kawanan mahasiswi di teras. Mereka semua menengok
www.rajaebookgratis.com
103
ke garasi.
Jadi lu nyerah sama Topan, Bob? Menang dong gua,
Vaert. Sebungkus Dji Sam Soe lu bayar ke gua, Vaert,
kata Dudung.
Nyerah sih kagak, Dung. Kita mengalah sama teman,
iya kagak Pan? kata Bobby.
Oh, iya. Itu omongan paling bagus yang pernah dengar
dari mulut lu, man! Kalah adalah kalah, kata Ali Topan.
Dia mengerjapkan mata ke arah Dudung. Dudung datang
menyalaminya, diikuti Gevaert.
Selamat ye? Kalau kawin undang-undang kita ah,
kata Gevaert. Ali Topan tersenyum. Stel yakin.
Lu, nggak nyalamin gua, Bob? kata Ali Topan, jadi
resmi gitu, biar dada gua lapang betul buat nyatronin si
Anna, tambahnya. Dengan senyum kecut Bobby
menyalami tangan Ali Topan.
Ngomong-ngomong, gua besok mau mudik, mack,
kata Dudung dengan gaya Sunda tulen. Ia membungkuk
pada teman-temannya.
Asal bawa oleh-oleh, gua doain lu, kata Gevaert.
Sip. Kita foya-foya deh nanti, kata Dudung, tapi
soal kalah taruhan tetap berlaku, Vaert, tambahnya.
Jangan kuatir!
Gevaert merogoh sakunya, mengambil uang Rp 200
yang diberikannya pada Dudung. Impas, ye? katanya.
Sip.
Dudung mencium uang itu, lalu memasukkannya ke
dalam saku jaketnya.
Dari teras, Tina berteriak ke arah mereka.
Haaaiiii! Minumnya di siniiiiii!
Okeee!, teriak Ali Topan. Dia membereskan
kerjanya, lalu mencuci tangan dengan bensin.
Kita ke sana dulu, ye, kata Bobby.
www.rajaebookgratis.com
104
Lu pilih kelir deh sono, kata Ali Topan. Dia
mengakak sekeras-kerasnya. Tiga temannya
menyambung dengan ketawa yang tak kalah nyaringnya.
Para mahasiswi di teras tidak tahu bahwa ketawa itu cuma
ketawa bikinan saja.
Selesai membersihkan tangan, Ali Topan menyusul ke
teras. Ia disambut senyum manis dari para mahasiswi.
Eh, Dita, Mira, Sandra, ini dia orangnya, katanya mau
kenalan , kata Tina. Dia berpaling ke Ali Topan dan
berkata: Mereka pingin kenalan sama kamu, Pan!
Boleh saja, asal ada duitnya, kata Ali Topan sambil
menyalami para mahasiswi itu satu per satu.
Berapa duit? kata Dita.
Tergantung jamnya, dan diperhitungkan sewa
kamar, kata Gevaert menyela.
Ih! Omongan adik lu sadis, Tina! Tabok dia Tin! kata
Mira.
Tina menghampiri Gevaert, pura-pura mau memukul
kepala adiknya, Gevaert pasang kuda-kuda.
Eit, kalau lu nabok gua, gua suruh Dudung nyipok lu
ya, kata Gevaert. Tina langsung mundur. Mereka
tertawa semua.
Begitulah anak-anak SMA bercanda gembira dengan
para mahasiswi. Perbedaan umur tidak menghambat
mereka.
Suasana tetap meriah sampai mereka pulang ke rumah
masing-masing. Ali Topan agak terhibur juga oleh
suasana itu. Tapi setelah pulang dari rumah Gevaert,
ketika dia seorang diri mengendarai motornya, dia
merasa muram lagi. Wajah Anna Karenina dan
ucapannya yang dingin membuatnya gelisah.
www.rajaebookgratis.com
105
DLLAPAN
,
udung langsung berangkat ke Kuningan, Jawa
Barat, siang hari itu juga. Ia naik motor dari rumah
Gevaert, sendiri. Ia sampai di rumah orangtuanya
di Kuningan, malam hari lepas Isya. Ayahnya, Haji
Akhmad Mubaraq, ibunya, dan Romlah adiknya baru
selesai sholat Isya ketika ia datang.
Haji Akhmad Mubaraq, Nyi Haji dan Romlah sangat
gembira melihat Dudung. Bagi mereka, Dudung adalah
harapan di masa depan. Bukan dari segi materi, karena
Haji Akhmad Mubaraq termasuk petani kaya di
Kuningan. Dudung lebih merupakan harapan untuk
memperoleh simbol anak sekolahan yang bisa meng-
angkat nama keluarga di kalangan orang sedesa. Oleh
sebab itu, segala apapun yang diminta Dudung dengan
alasan untuk keperluan sekolah selalu di-ACC oleh
orangtuanya.
Jadi uangmu sudah habis, sekarang perlu uang lagi,
Dung? Banyak juga ongkos anak sekolah di Jakarta ya.
Tapi jangan kuatir, abah akan kasih terus supaya sekolah
Dudung berhasil, dan Dudung bisa jadi orang pinter.
Abah bangga kalau punya anak yang jadi mahasiswa.
Bukan begitu, Fat kata Haji Akhmad ketika Dudung
mengemukakan maksudnya. Yang dimaksudkannya
Fat adalah ibu Dudung yang bernama Sitti Fatima.
Sip deh, Abah! Pokoknya percaya sama Dudung. Pasti
Dudung sukses bawa ijajah buat Abah dan Mamah, kata
Dudung. Dia stil yakin dan bersemangat sekali.
Tapi Dudung harus sering kasih kabar ke Abah dan
www.rajaebookgratis.com
106
Amak, biar kami di sini tahu keadaan Dudung di Jakarta.
Mamah suka kangen kalau Dudung lama tak memberi
kabar, kata ibu Dudung.
Romlah sih nggak perlu surat Kang Dudung, tapi Si
Rofiqoh, anak Pak Lurah itu yang suka nanya Kang
Dudung terus. Rofiqoh takut kalau Kang Dudung kawin
sama orang Jakarta, kata Romlah.
Dudung mengangguk-angguk mendengarkan ucapan
ayah, ibu dan adiknya. Rofiqoh, Rofiqoh, kata hatinya.
Rofiqoh itu nama gadis manis yang jadi pacaranya
semasa di Sekolah Dasar. Rasanya ia dulu begitu terpikat
oleh Rofiqoh, malah dulu ia pernah berjanji untuk kawin
dengannya. Tapi urusan masa lalu. Sejak dia kenal
Jakarta, dan mulai berpikir ala anak-anak Jakarta serta
melihat gadis-gadis Jakarta yang sexy, kenangan akan
Rofiqoh jadi luntur.
Kang Dudung sudah punya pacar di Jakarta? Perta-
nyaan Romlah menyadarkannya.
Yaaah, banyak cewek yang naksir Kang Dudung di
Jakarta, tapi Kang Dudung masih mikir-mikir, Om, kata
Dudung. Ia panggil adiknya dengan Om saja.
Artis-artis, ya Kang? tanya Romlah.
Macem-macem, Om. Ada bintang pilem, ada
penyanyi, ada anak jendral, banyak deh.
Astaghfirullaaaah. Betul begitu, Dung? Lain kali ajak
kemari, Abah mau lihat, kata Haji Akhmad. Istrinya
membelalakkan mata. Pak Haji Akhmad tertawa ter-
kekeh-kekeh.
Ayo dong, Bah, duitnya. Dudung perlu banyak nih.
Buat bayar ujian, buat beli blu-jins dan jajan sama teman-
teman Dudung. Kan nggak enak kalau Dudung terus-
terusan dijajanin sama anak-anak. Malu, masa anak Haji
Akhmad Mubaraq ditraktir melulu, kata Dudung. Ia
www.rajaebookgratis.com
107
mengajuk hati ayahnya.
Asal jangan maen perempuan, Dung. Haraam itu,
kata Haji Akhmad. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan
mengambil uang ke dalam kamarnya. Tak lama ia keluar
lagi dan memberikan segumpal uang kertas pada
anaknya. Dengar Dung, uang ini harus dipakai secara
manfaat, jangan dibuat maen perempuan atau maen judi.
Abah dengar Jakarta sekarang jadi kota perempuan jahat
dan tempat orang maen judi. Paham? kata Haji Akhmad.
Dudung paham, bah, kata Dudung. Ia menerima
uang itu dan memasukkan ke saku jaket blue-jeans-nya.
Mustinya nginep barang semalem, Dung, Mamah,
Abah dan Om masih sono, kata ibunya. Dalam bahasa
Kuningan, sono artinya rindu.
Wah, besok Dudung mesti masuk sekolah. Kan bukan
hari libur. Nanti kalau libur deh, Dudung ajak teman-
teman Dudung nginep disini. Sekarang Dudung langsung
balik ke Jakarta saja, biar nggak kemaleman di jalan,
kata Dudung.
Nggak capek, Dung? Nanti kalau capek bisa masuk
angin. Nanti jatuh di jalanan, kata mamahnya.
Nyi Akhmad menghampiri anaknya. Diusapnya kepala
Dudung dengan lembut. Dudung mencium tangan
mamahnya. Jangan khawatir Mamah. Dudung pakai
jaket blu-jins, angin takut masuk ke dalam badan, kata
Dudung. Mak, abah dan Romlah tersenyum mendengar
ucapan Dudung.
Jadi langsung ke Jakarta? Ati-ati Dung. Abah dan
Mamah doakan, kata abahnya.
Jangan lupa sholat, juga ngajinya, biar Allah tetap
melindungi Dudung, kata Nyi Akhmad. Dia mengusap
kepala anaknya. Dudung memeluk ibunya, kemudian
mencium pipi ibunya seperti gaya anak Jakarta mencium
www.rajaebookgratis.com
108
pipimami mereka. Nyi Akhmad mengusap pipi yang
baru dicium anaknya. Geli rasanya dicium dengan cara
begitu.
Kok, diusap, Mah? tanya Romlah.
Abis nyiumnya kayak orang Belanda, Mamah jadi
geli, kata Nyi Akhmad.
Bukan kayak orang Belanda, Mah, itu ciuman gaya
Kebayoran. Belanda udah kagak ada di sana, yang ada
orang Amerika, kata Dudung. Ia melepaskan pelukan
mamahnya, lalu pergi ke abahnya yang memandangnya
dengan sorot mata bangga. Dudung menunduk di depan
abahnya, lalu mencium tangan sang abah sekali lagi. Haji
Akhmad mengusap-usap rambut Dudung yang
gondrong. Mulutnya membaca A-Fatihah.
Selamet kau Nak, katanya.
Berkat doa Abah dan Mamah, kata Dudung.
Kemudian ia menoleh ke Romlah. Romlah datang
mendekatinya.
Kang Dudung, Om mau dicium pipi, kata Romlah. Ia
mengangsurkan pipinya. Dudung mencium pipi sang
adik. Cup! Romlah senang betul, dia membayangkan
dirinya seperti anak gadis Kebayoran Baru yang lincah
dan hangat.
Kalau datang lagi bawain Lepis yang kancingnya
enam belas, Kang Dudung, kata Romlah. Dudung
tersenyum.
Jangankan kancing enam belas, Lepis yang kancing-
nya enam lusin juga Kang Dudung bawain buat Om. Tapi
Om jangan nakal-nakal ya, kata Dudung. Nasehatnya
persis nasehat anak Gedongan di Kebayoran. Romlah
mengangguk-angguk. Ia merasa bangga punya kakak
Dudung. Gayanya sekarang keren betul. Jaket stelan blu-
jins dengan celananya. Kacamata hitam yang melongok
www.rajaebookgratis.com
109
dari dalam kantung jaket menambah kegagahan
kakaknya itu.
Permisi Abah, Mamah, Dudung pergi. Ayuh, Om,
kata Dudung. Lalu ia berjalan keluar diantarkan oleh
adik, abah dan emaknya.
Dudung menyemplak sepeda motornya. Dia memakai
kacamata hitam, kemudian mengaca di kaca spion. Mesin
motor dihidupkannya. Suara knalpot menderu-deru
karena Dudung sengaja memainkannya seperti gaya
pembalap motor.
Dengan membaca Bismillah, Dudung memasukkan
gigi satu motornya. Motor berjalan perlahan. Romlah,
abah dan mamahnya melambaikan tangan. Dudung
membalas lambaian mereka. Gigi dua dimasukkannya,
motor melaju ke depan. Beberapa gadis tetangganya
memandang Dudung dengan penuh kekaguman dari
halaman rumah mereka masing-masing. Dudung
tersenyum pada mereka. Gigi tiga dimasukkannya.
Lantas dia ngebut ke depan, lenyap dari pandangan mata
gadis-gadis yang kagum itu.
****
www.rajaebookgratis.com
110
SLMBILAN
-
sok harinya, usai jam sekolah.
Anna berjalan bersama Maya, keluar dari pintu
gerbang sekolah. Anna menggamit tangan Maya.
Maya, besok malam kamu datang ya ke rumah saya.
Ada pesta kecil. Bisa datang ya? kata Anna.
Pesta apa, An? tanya Maya.
Saya ulang tahun. Pesta kecil-kecilan kok. Datang ya.
Dan, Anna ragu-ragu meneruskan ucapannya. Ia me-
nyimpan senyum kecil di sudut bibirnya.
Ada apa? tanya Maya.
Oom Boy membunyikan klakson mobil tanda agar
Anna segera datang. Anna Karenina tidak menggubris
isyarat itu. Dia menyentuh lengan Maya dan berkata lirih,
Ng kalau Ali Topan mau datang juga boleh. Tolong
bilang ya, Anna mengundang dia dan juga Bobby,
Dudung serta Gevaert. Wajah Anna agak merah
waktu mengatakan hal itu. Tapi segera Maya meng-
angguk dan berkata iya.
Entah kenapa, Maya suka sekali mendengar Anna
mengundang Ali Topan. Dia merasa punya satu berita
yang sangat eksklusif buat Ali Topan.Selama ini dia
mengambil sikap diam-diam sebagai mak comblang
bagi pembangunan cinta Anna Karenina dan Ali Topan.
Kini ada undangan itu, Maya merasa percomblangannya
mulai menampakkan hasilnya.
Maya merasa Ali Topan memang jatuh hati ke Anna. Ia
tahu diri, karena merasa cintanya hanya sepihak ke Ali
Topan. Ia memilih tetap jadi sahabat Ali Topan. Maya
www.rajaebookgratis.com
111
seorang gadis yang realistis dan siap berkorban untuk
kebahagiaan Ali Topan. Karena ia tahu di balik keberan-
dalan dan kejeniusannya, Ali Topan tidak bahagia karena
kebrengsekan orangtuanya. Ali Topan pernah bilang itu
kepadanya.
Anna Karenina berlari kecil menuju Mercedesnya,
karena dari belakang tampak Ali Topan cs menuntun
motor masing-masing menuju pintu gerbang.
Oom Boy langsung menggelindingkan Mercy-nya.
Sekilas matanya melirik ganas ke arah Ali Topan cs.
Cuih! Oom Boy meludah ke jalanan. Dalam
bayangannya dia meludahi muka Ali Topan. Anna
Karenina melengos ke arah lain. Ia benci betul melihat
kelakuan Oom Boy yang menjijikkan itu.
Maya tersenyum kecil ke arah Ali Topan cs yang
mendekatinya.
Ada apa senyam-senyum gini ari, May? Udah gila
lu! kata Gevaert, nanti kucium baru rasa kau,
tambahnya.
Ih! Maya memekik. Wajahnya yang penuh senyum
mendadak berubah masam. Dia memandang tajam ke
arah Gevaert.
Vaet! Sok aksi lu! Kayak yang kecakepan aja! kata
Maya. Gevaert bukan marah, justru tertawa terbahak-
bahak.
Bagus, gitu dong jadi cewek. Kalau dikatain cowok
jangan kalah gertak, katain lagi, lebih sadis lebih nikmat,
kata Gevaert.
Sekali lagi Maya menampakkan wajahnya yang
garang. Dia melotot ke arah Gevaert. Dia ingin meninju
muka Gevaert, anak Indo yang suka konyol itu. Di
matanya, Gevaert tak pernah beres. Selalu berusaha
membuat lelucon, sialnya lelucon Gevaert tak pernah
www.rajaebookgratis.com
112
kena baginya. Entah karena keadaannya yang tidak
mengizinkan, entah karena dia sebal pada Gevaert.
Maya tak pernah tahu bahwa Gevaert diam-diam naksir
padanya. Tapi Gevaert cuma berani naksir di dalam hati.
Dia merasa malu kalau ada yang tahu bahwa dia naksir
Maya. Ia pun tak mengungkapkan perasaan yang ia
pendam itu ke taman-temannya.Tapi Maya merasakan
getaran itu...
Doo dooo, kalau cemberut gitu makin manis aje, May.
Ntar gua tukarin ayam lu. Tampang kayak lu bisa laku
lima ayam negeri tambah telor dua kilo, kata Gevaert.
Ali Topan, Bobby dan Dudung tertawa serempak men-
dengar lelucon Gevaert. Tapi Maya gusar betul. Tanpa
banyak cingcong, Maya melayangkan tangan kirinya.
Plaar! Muka Gevaert ditamparnya. Gevaert terkejut,
demikian juga Ali Topan, Bobby, Dudung dan beberapa
anak lain yang menyaksikan peristiwa itu. Bahkan Maya
sendiri pun terkejut melihat hasil karya-nya. Wajah
Gevaert yang putih bertanda lima jarinya.
Tapi aneh. Gevaert tak marah. Ia justru tersenyum ma-
nis ke arah Maya, walaupun dia tetap mengusap-usap
wajahnya. Tak seorangpun menduga betapa bahagia hati
Gevaert saat itu. Tamparan Maya, di depan umum,
dirasakan sebagai ungkapan kasih sayang.
Maya cepat reda dari kegusarannya. Wajahnya tampak
menyesal.
Kamu sih, Vaert, suka bikin panas orang. Siang-siang
begini becanda. Mending kalau lucu, kata Maya. Tapi
wajahnya menyunggingkan senyuman. Gevaert merasa-
kan senyuman itu sebagai obat. Kamu jangan marah
beneran dong. Kan saya cuma becanda aja. Sorry deh,
May, kata Gevaert.
Saya juga sorry deh, kata Maya. Wajahnya berubah
www.rajaebookgratis.com
113
manis kembali. Dia memandang Ali Topan yang
tersenyum simpul. Maka iapun ingat pesan Anna untuk
Ali Topan.
Eh, Topan kamu diundang ke rumah Anna besok ma-
lam. Dia ulang tahun, kata Maya, Bobby, Dudung dan
Gevaert juga diundang, tambahnya. Ali Topan kaget.
Nggak salah denger, May? Apa? Coba tolong
diulang sekali lagi? kata Ali Topan.
Warta berita cukup sekali. Yuk daah, kata Maya.
Ia lalu berjalan meninggalkan Ali Topan cs.
Maya! seru Ali Topan.
Tapi Maya tidak menggubris seruan itu. Maya berjalan
terus. Ali Topan langsung mengejar Maya dengan mo-
tornya. Ia merendengi jalan Maya.
Sorry deh, Maya. Tapi jangan cepet tersinggung dong.
Lu kan temen gua yang paling baik, kata Ali Topan
mengajuk hati Maya.
Kamu sih suka nggak mau percaya omongan orang.
Udah bagus dikasih kabar, eh masih nggak percaya.
Terserah deh, kata Maya. Ia terus berjalan.
Yihuuuuuuuuy! Ali Topan memekikkan perasaan
gembiranya.
Trims, Maya, trims. Pokoknya jasa lu gua ukir di da-
lam hati seumur hidup, kata Ali Topan. Maya tersenyum.
Emang kerajinan perak diukir-ukir, katanya. Ia
mempercepat jalannya. Ali Topan melambaikan tangan
ke arah sobat-sobatnya.
Yihuuuuui! Ali Topan memainkan gas motornya, si
motor langsung mencelat ke depan. Bobby dan Dudung
segera mengejarnya. Gevaert merendengi Maya.
Maya, mau gua boncengin? kata Gevaert dengan
lembut. Maya menoleh.
Terima kasih deh. Gua senang jalan kaki.
www.rajaebookgratis.com
114
Oke deh, gua jalan dulu ya? Ati-ati Maya, kata
Gevaert.
Iya. Lu juga ati-ati... kata Maya.
Dia langsung memacu motornya, menyusul tiga
temannya ke arah utara. Maya memandangi Gevaert
sampai lenyap bersama motornya.
***
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ali Topan sudah
datang di sekolah. Tidak seperti biasanya, Ali Topan
duduk di bangkunya. Beberapa teman yang datang agak
heran melihat keluar-biasaan Ali Topan.
Tumben lu datang pagi dan duduk di kelas, Pan. Udah
sadar? kata Ridwan, ketua kelasnya.
Sadar sih dari dulu gua sadar. Cuma terus terang nih,
sejak gua punya bini, bangun gua subuh teruuuus, Wan,
kata Ali Topan.
Siapa bini lu? seorang teman menyela. Di sekolah
memang sudah santer gosip tentang Ali Topan jatuh cinta
sama Anna Karenina, tapi si teman tadi sekadar iseng
bertanya, mungkin sekaligus untuk mentes Ali Topan.
Masa lu kagak tahu siapa bini gua? kata Ali Topan.
Tepat pada saat Ali Topan selesai berkata, Anna
Karenina muncul di pintu kelas. Anna tersenyum pada
Ali Topan dan teman-temannya yang lain.
Selamat pagi! kata Anna pada mereka.
Selamat pagi, bidadari, Ridwan, ketua kelas
membalasnya.
Ridwan mengerjapkan mata ke arah Anna Karenina.
Kerjapan mata itu membuat Anna tersipu-sipu. Ali Topan
langsung menengok ke Ridwan. Ridwan mengerjap pula
ke arahnya.
Ketua kelas itu jelas menggoda Ali Topan. Ali Topan
cuma bisa senyam-senyum sendiri. Dia yang biasa
www.rajaebookgratis.com
115
paling rame di dalam kelas, bahkan di sekolah, seakan-
akan tak bisa berkutik. Hatinya berdenyut lebih keras.
Dari rumah dia sudah berniat untuk menyalami Anna
Karenina. Dia sudah mengatur gaya dan mimik yang
paling baik dan paling simpatik pada saat mengucapkan
selamat ulang tahun. Itu didorong oleh kepercayaan bah-
wa pesan yang disampaikan Maya tentang undangan dari
Anna, benar-benar pesan asli. Tapi dia jadi sangsi ketika
melihat Anna Karenina masuk ke dalam kelas dengan
sikap yang biasa, sikap yang sedikit acuh tak acuh.
Anna tak memberikan salam khusus untuknya. Ia
mengucapkan selamat pagi pada Ridwan, Rudi, Dodo
dan teman-teman lainnya, tapi sedikitpun tak memberi
perhatian khusus padanya. Padahal Ali Topan sudah
menyiapkan diri sejak tadi malam untuk menyambut hari
ini. Ternyata hari ini tidak sesuai dengan harapan hari
kemarinnya. Ali Topan tidak tahan dengan situasi galau
yang melingkupinya. Pikirannya dipenuhi sesuatu yang
tidak enak.
Dia jadi curiga, apakah Maya sengaja mempermain-
kannya? Apakah Maya mengirim pesan palsu? Rasanya
tidak mungkin. Maya tahu, bahkan seluruh manusia di
sekolah ini tahu bahwa seorang yang punya nama Ali
Topan tidak pernah bisa dipermainkan! Aneh. Aneh.
Aneh.
Otak Ali Topan dipenuhi kata-kata itu. Jangankan
mengucapkan selamat pagi, melirikpun tidak dia, padahal
jelas-jelas dia melewati bangku Ali Topan. Huh! Keang-
kuhan model begini baru seumur hidup dirasakannya.
Biasanya dia yang selalu mengambil inisiatif dalam
situasi macam apapun. Kini dia nyata-nyata
dipermainkan situasi di luar dirinya. Ali Topan gelisah!
Bobby masuk ke dalam kelas. Dudung dan Gevaert
www.rajaebookgratis.com
116
yang bersamaan datang ke sekolah melongok dari pintu
kelas. Bobby berjalan ke bangkunya dan menaruh tasnya
di atas meja. Kelas III Pal ada dua kelas. Ali Topan dan
Bobby di kelas III Pal 1, Dudung dan Gevaert di kelas III
Pal 2.
Tumben lu, pagi-pagi udah nongol, Pan. Pantesan
kagak nyamper gua. Tau begitu kan nggak gua tungguin,
kata Bobby. Dia melirik ke Ali Topan, lalu melirik Anna
Karenina yang sibuk membersihkan bangkunya.
Udah lupa sama kawan, Gevaert berkata dari pintu.
Ali Topan makin gelisah. Teman-temannya bercanda,
tapi rasanya gurauan mereka merupakan sindiran yang
kena betul ke hatinya yang sedang gelisah.
Ali Topan berdiam diri. Wajahnya agak tegang.
Dudung dan Gevaert melihat wajah yang tegang itu.
Mereka tahu gelagat. Pasti Ali Topan sedang serius, sebab
dia biasanya paling ramai dalam setiap pertemuan, di
mana saja dan kapan saja. Dudung menowel Gevaert.
Ayo dulu, Vaert. Ntar aja kita tanya urusan si Topan,
kata Dudung. Gevaert mengangguk.
Oke bunga-bunga harapan bangsa... Selamat belajar,
semoga sukses, kata Gevaert. Omongannya serius, tapi
nadanya bercanda. Ali Topan berdiam diri. Dia sedang
sibuk menekan kegelisahannya.
Maya datang. Ali Topan langsung memandang tajam
ke arahnya.
Hai, apa kabar? sapa Maya. Ia berjalan mendekati
Ali Topan, hendak terus ke bangkunya di bagian
belakang. Ali Topan semakin mempertajam pandangan
matanya. Maya kaget dipandang dengan cara begitu.
Eh, kamu kenapa sih? tanya Maya. Ia berhenti di
depan Ali Topan. Ali Topan menatap Maya.
Ali Topan penasaran. Semalam ia menghubungi Maya
www.rajaebookgratis.com
117
lewat telepon, ingin mendapat penegasan tentang un-
dangan ulang tahun Anna, tapi Maya tak di rumah. Bukan
ia tak percaya, tapi ia ingin Maya menceritakan secara
rinci adegan dialog Anna Anna ketika menyampaikan
undangan lisan itu. Dan minta tolong agar Maya me-
mintakan undangan tertulis. Maya nggak mau. Maka Ali
Topan agak marah kepada dia. Maya juga jadi kesal ke
Ali Topan.
Maya yang merasa tidak ada apa-apa balas menatap
Ali Topan. Keduanya berpandangan.
Maya! Sini dong! seru Anna Karenina. Ia tak cuma
berseru. Anna Karenina menghampiri bangku Ali Topan.
Anna tersenyum pada Maya. Dan ia tersenyum juga pada
Ali Topan.
Ada apa sih? Kok diem-dieman? kata Anna.
Nggak tau nih. Salah makan kali dia, pagi-pagi udah
melototin gua, kata Maya. Berani betul gadis ini. Ali
Topan sampai kaget mendengar ucapannya. Secara
refleks dia bangkit dari duduknya. Wajahnya tegang
betul. Dia cuma mendengus, kemudian berjalan keluar
kelas. Maya dan Anna berpandangan. Bobby dan teman-
teman lain menyaksikan adegan itu dengan heran.
Ada apa sih, dia Bob? Kok kayaknya marah sama
gua? tanya Maya. Bobby cuma mengangkat bahunya.
Maya memandang Anna, kemudian dia berjalan ke
bangkunya. Anna Karenina mengikutinya dari belakang.
May, bisik Anna, saya jadi takut mau kasih ini sama
dia, tambahnya. Anna memperlihatkan sebuah amplop
yang diselipkan di sebuah buku yang dibawanya. Maya
memandang Anna.
Kamu kasih saja langsung ke dianya, bisik Maya.
Anna Karenina menggelengkan kepalanya.
Saya malu, May, bisik Anna.
www.rajaebookgratis.com
118
Malu? Emang kamu nggak pake baju, pake malu
segala, gumam Maya. Ayo deh, kita keluar. Kamu kasih
dia deh buru-buru, tambahnya. Maya menarik tangan
Anna Karenina. Mereka keluar kelas.
Ali Topan sedang duduk sendiri menyender pilar di
ujung Barat sekolah. Maya dan Anna melihatnya. Ali
Topan melirik sekilas ke arah mereka, lalu dia membuang
pandangannya ke arah lain.
Pssst, kamu kasih sendiri deh. Cepetan, bisik Maya.
Ah malu, ah. Kita berdua dong, bisik Anna Karenina.
Kalau malu ya udah! Maya berkata dengan nada
gemas. Anna juga kaget mendengar nada gemas itu. Dia
memandangi Maya.
Gimana dong? katanya.
Terserah deh. Tapi jelas kalau kamu nggak undang
langsung dia, dia nggak bakalan mau dateng. Kamu
belum kenal adat dia sih, kata Maya. Dia membalikkan
badan, hendak masuk kembali ke dalam kelas.
Kamu tunggu di sini dong. Ya? kata Anna. Dia
berjalan cepat dan langsung menuju Ali Topan.
Ali Topan mendengar kedatangannya, tapi sedikitpun
tidak menengok. Dalam hati kecilnya merasa, pasti Anna
dan Maya keluar mengandung maksud tertentu pada
dirinya. Tapi dia sudah terlanjur tersinggung dan mem-
bangun prasangka buruk pada gadis-gadis itu. Dia berpra-
sangka Maya dan Anna punya rencana aneh, semacam
permainan yang sukar diduga. Dan dia tak bernafsu untuk
ikut dalam permainan itu.
Anna Karenina berhenti di samping Ali Topan. Ali
Topan menggosok-nggosok sepatunya yang berdebu
dengan telapak tangannya. Sama sekali dia tidak
menengok ke atas, walaupun ujung sepatu Anna tampak
jelas di sampingnya. Malah mau rasanya dia menggaet
www.rajaebookgratis.com
119
betis si Anna dan menjatuhkan gadis itu supaya tahu
bahwa Ali Topan tidak bisa dipermainkan.
Haiiii, suara lembut meluncur dari bibir Anna
Karenina. Ali Topan mendengar teguran itu. Hatinya
sedikit bergetar. Tapi dia tetap berusaha untuk berdiam
diri. Dia merasa kurang percaya bahwa teguran itu berasal
dari Anna.
Ali Topan kamu kok diam saja? Kenapa? suara
lembut Anna Karenina memasuki telinganya. Sungguh
menyejukkan.
Perasaan Ali Topan kembali tergetar. Perlahan, sangat
perlahan, dia menengadah. Sepasang matanya memand-
ang ke atas dan berlabuh di wajah manis Anna Karenina.
Sepasang mata gadis itu bersinar lembut, hangat, bibirnya
separuh terbuka menyungging seulas senyum yang
polos. Seketika buyarlah segala kemelut di dalam hati Ali
Topan. Tatapan mata Anna Karenina mengusir segala
prasangka yang ada di kepalanya.
Haaaaiiii, bisik Ali Topan, kamu panggil saya?
tambahnya. Anna Karenina mengangguk. Ali Topan
segera berdiri.
Kamu sedang apa? bisik Anna.
Sedang melamun?
Melamun apa sih?
Melamunkan kamu, kata Ali Topan tegas.
Anna Karenina tersentak oleh jawaban yang mantap
itu. Wajahnya bersemu dadu. Dia jengah. Ia menunduk.
Mulutnya serasa terkunci. Kemudian ia menengadah
kembali, memandang Ali Topan. Wajah yang selalu
membayang dan senyuman yang selalu dilamunkannya
kini berada di dekatnya.
Sorot mata Ali Topan terasa meluluhkan semangatnya.
Maka hati gadis manis itupun tergetar. Getaran itu
www.rajaebookgratis.com
120
mengalir ke jari-jari tangannya dan membuat buku yang
dipegangnya turut tergetar. Sebuah amplop jatuh dari
dalam buku itu. Ali Topan bergerak sebat memungut
amplop itu dan diberikannya pada Anna.
Itu untuk kamu, bisik Anna.
Dari siapa? tanya Ali Topan. Anna Karenina tak perlu
menjawab lagi karena Ali Topan membaca namanya di
amplop itu sebagai alamat yang dituju dan Anna Karenina
sebagai si pengirim. Ali Topan membuka mulutnya,
hendak mengucapkan terima kasih. Namun Anna
Karenina sudah membalikkan diri dan berjalan cepat
menuju kelas.
Bel tanda masuk berdentang-dentang.
Ali Topan melihat amplop itu dan memasukkannya ke
dalam sakunya. Iapun berjalan menuju kelas.
Langkahnya mantap, walaupun banyak anak yang
memandang ke arahnya. Ia tak peduli.
***
Jam pertama Ilmu Kimia.
Ali Topan tak punya minat mengikuti pelajaran itu. Dia
ingin agar semua pelajaran cepat berlalu. Saku bajunya
terasa berat seperti berisi batu. Sebentar-sebentar dia
meraba sakunya untuk mencek apakah surat dari Anna
masih ada, apa sudah lenyap. Dia ingin segera membuka
amplop dan membaca surat berharga itu. Apa sih isinya?
Ketika Pak Hartanto sedang menuliskan rumus-rumus
Kimia di papan tulis, secepat kilat Ali Topan mengambil
surat dari sakunya. Bobby melirik kepadanya. Ali Topan
menutupi mulut dengan jari telunjuk, isyarat agar Bobby
diam-diam saja. Pelahan tapi pasti, Ali Topan membuka
sampul surat yang ditutup dengan sedikit perekat plastik.
Dia ambil kertas surat hijau dan membuka lipatannya.
www.rajaebookgratis.com
121
Jakarta, 1 Agustus 1978
Ali Topan Yang .
Kamu datang ke rumah saya nanti malam ya
Teman-teman kamu juga boleh datang
Hari ini saya ulang tahun
Anna Karenina
p.s. Nggak usah bawa kado deh.
Pokoknya datang saja jam 19.30 tepat.
Isi surat cukup pendek, tapi sangat menggoncangkan
perasaan! Tangan kirinya yang memegang surat itu
bergetar.
Lu ngapain sih, kayak orang mabok aja, gumam
Bobby. Ali Topan tersadar. Ia cepat melipat kembali surat
kertas hijau itu. Sebelum dimasukkannya ke dalam
amplop, diciumnya surat itu dengan mesra.
Lu kenapa, Pan? gumam Bobby lagi. Disikutnya
lengan Ali Topan. Ali Topan cuma menjawab dengan
sebuah senyuman. Ia memasukkan surat itu ke dalam
sakunya kembali.
Pak Hartanto mulai memberikan pelajaran. Murid-
murid menyimak dengan baik, kecuali Ali Topan dan
Anna Karenina. Kedua remaja itu merasa gerah di dalam
kelas. Pikiran mereka tidak penuh berkonsentrasi ke Ilmu
Kimia. Mereka sibuk dengan lamunan masing-masing.
Jam-jam pelajaran berikutnya, mereka tetap tidak bisa
berkonsentrasi secara penuh. Saat bel berdentang-
dentang tanda usai sekolah, barulah hati keduanya merasa
lega.
www.rajaebookgratis.com
122
Anna Karenina keluar kelas lebih dulu. Dia berjalan
cepat menuju mobilnya. Oom Boy sudah siap di belakang
stir. Tanpa banyak pernik lagi Oom Boy menghidupkan
mesin mobil dan langsung menancap gas. Mercedes itu
seakan-akan melonjak meninggalkan tempat parkirnya.
Ali Topan dikelilingi tiga sobatnya di tempat parkir
motor. Ia baru saja memberitahu mereka tentang
undangan dari Anna.
Dia bilang sih nggak usah bawa kado, tapi mana enak
kita datang nggak bawa kado? Gengsi kita, man! Gua
pikir-pikir gimana nih kalau kita patungan, sorang
berapa kek, buat beli kado yang rada pantes, kata Ali
Topan.
Yeee, enak banget lu. Lu yang punya minat masa kita
musti ikut repot? kata Bobby, kalau emang nggak ada
duit, nggak usah gengsi-gengsian deh, tambahnya.
Ali Topan sudah mengira Bobby pasti bersikap
demikian. Bobby manusia pelit dan paling pintar mencari
alasan untuk menutupi sifatnya itu.
Menurut lu gimana Vaert? tanya Ali Topan.
Gua sih lagi bokek, mack. Jadi percuma gua kasih
pendapat. Gua bilang oke, gua nggak bisa patungan. Gua
bilang nggak oke, sulit juga, soalnya kita kan satu geng.
Jadi gua abstain deh, kata Gevaert, Tapi menurut gua
sih, Anna ogah dibawain kado, kalau kita bawain juga
nanti dia tersinggung kan jadi repot, tambahnya.
Ali Topan tampak berpikir. Dia tidak menanyai
Dudung sebab dia tahu Dudung pasti berkata oke, apapun
yang dia ajukan. Dia tahu sifat Dudung, sifat anak desa
yang polos. Apalagi Dudung baru pulang mudik, pasti
duitnya banyak. Tapi Ali Topan tak ingin mengganggu
Dudung. Dia berpikir, ada benarnya juga perkataan
Bobby walaupun pahitkalau nggak punya duit
www.rajaebookgratis.com
123
nggak usah gengsi-gengsian!
Oke deh! Kita jalan, kata Ali Topan, nanti malam
ngumpul di rumah Gevaert jam tujuh ya? tambahnya.
Ketiga temannya berkata iya.
Mereka langsung pulang ke rumah masing-masing,
tanpa banyak bicara. Entah apa yang ada di dalam pikiran
mereka. Yang jelas, terasa ada suasana baru memasuki
kehidupan persahabatan mereka. Selama ini mereka sea-
kan-akan menganggap bahwa dunia ini hanya berisi 4
manusia, tapi kini ada seorang gadis memasuki dunia
mereka. Masing-masing lalu menyadari situasi itu, situasi
yang mulai berubah, tapi mereka tidak tahu apakah ia
berubah baik atau buruk bagi persahabatan mereka
berempat.
***
Mbok Yem sedang bercakap-cakap dengan Windy,
kakak perempuan Ali Topan, ketika Ali Topan masuk ke
dalam kamarnya.
Hei! seru Windy.
Hei! seru Ali Topan sambil melemparkan tas sekolah
ke tempat tidurnya. Windy mendekatinya, lalu memeluk
Ali Topan dan mencium pipi si adik.
Apa kabar nih? Kangen gua, Pan. Mbok Yem bilang
lu suka ngayab terus, jarang ada di rumah. Gimana
sekolah lu? Beres? Terusin deh sekolah, jangan males.
Sekolah itu penting buat masa depan. Kalau orang nggak
sekolah itu bisa susah hidupnya. Lu nggak mau jadi
tukang-minta kan? kata Windy. Dia selalu begitu,
artinya selalu banyak memberi nasehat kapan saja, di
mana saja.
Ali Topan hafal sikap kakaknya itu. Suka sekali
memberi nasehat pada orang lain. Ali Topan suka bosan
dengan nasehat Windy yang itu ke itu melulu, yang bagi
www.rajaebookgratis.com
124
Ali Topan hal itu tak lebih dan tak kurang sebagai over
kompensasi dari jiwa Windy yang tidak stabil.
Tumben lu inget ini rumah? Gue kira lu nggak mau
balik lagi ke sini, kata Ali Topan. Windy diam saja.
Gua kangen sama lu, kata Windy.
Kalau kangen, lu bawa aja foto gua, kata Ali Topan.
Dia tersenyum. Windy ikut tersenyum. Mereka sama-
sama maklum bahwa senyuman mereka bersifat
seadanya.
Jeruk peresnya habis. Minum air es saja Den Bagus?
Mbok Yem menyela.
Ya, Mbok, kata Ali Topan sambil menepuk bahu
Mbok Yem.
Mama ke mana sih? Masih belum insap juga ya?
Kapan sih mama dan papa insap ya, Pan? gumam Windy
setelah Mbok Yem keluar kamar.
Ali Topan heran. Tumben Windy mengkritik papa dan
mama mereka. Selama ini Windy tak peduli. Ia sibuk
dengan urusannya sendiri dengan teman-temannya yang
nggak jelas.
Aaaah, biar aja deh, Win. Mau insap kek, mau kagak
kek, mereka sendiri yang mikul dosanya. Rasanya lucu
kalau kita ngasih nasehat sama orangtua kita, iya kagak?
Tapi kan kita jadi malu sama orang-orang lain. Gua
jadi nggak ngarti apa maunya sih mama dan papa begitu.
Kerdil amat jiwa mereka ya?
Mbok Yem masuk membawa segelas air es.
Ali Topan meminum air es itu, setengah gelas. Sisanya
diberikan pada Windy. Windy meminum air itu. Mbok
Yem keluar kamar, dia mengerti bahwa lebih baik dia
tidak hadir di saat kakak beradik itu sedang berbicara.
Soal mau sih emang malu. Tapi keadaannya runyam
begini lantas kita mau apa? Gua kan ribut melulu sama
www.rajaebookgratis.com
125
Papa. Ntar kebanyakan ribut gua kuwalat lagi. Men-
dingan cari idup sendiri-sendiri deh, Win, kata Ali
Topan.
Nggak begitu dong. Mereka kan orang tua kita. Kalau
mereka khilaf, kan kita yang ngasih tahu.
Kalau ember bocor kena dibikin betul, kalau mental
orang yang bocor kan susah nyoldernya. Menurut gua
sih, emang sekarang lagi jamannya orangtua jadi rusak.
Bukan cuma orangtua kita, Win, orangtua temen-temen
gua juga kebanyakan rusak semua. Udah jamannya, kata
Ali Topan.
Ali Topan mencopot sepatunya, kemudian mencopot
pakaiannya di depan Windy. Windy memandang adiknya
dengan sorot mata sedih. Si adik ini suka kasar dan plas-
plos omongannya, tapi kebanyakan benar dan logis.
Lu mau pergi lagi? tanya Windy ketika dilihatnya
Ali Topan membuka lemari dan mengeluarkan baju dan
celana jeans.
Nanti malem gua pergi, jawab Ali Topan.
Ke mane?
Ke rumah cewek.
Siapa cewek lu? Ceritain dong.
Lu kira gua pengarang yang suka cerita perkara
cewek. Pokoknya cewek gua tampangnya kayak Mercy,
bukan kayak oplet, Win, kata Ali Topan sambil ketawa.
Windy ketawa juga.
Anak jendral siapa? Biasanya yang tampang Mercy
kan anak jendral, kata Windy, berolok-olok. Ali Topan
mengakak. Kemudian dia diam tiba-tiba. Ia memandang
Windy.
Win, gua mau tanya. Kalau cewek ulang tahun itu
pantesnya dikasih kado apa sih? tanyanya.
Windy berpikir. Dia punya hobi apa? tanya Windy.
www.rajaebookgratis.com
126
Gua bukan tanya kesukaannya, gua tanya apa yang
pantes. Gua baru kenal tiga hari mana gua tahu apa yang
dia suka. Yang gua tahu dia suka naik Mercy. Kalau gua
turuti kesukaannya kan gawat! Yang umum deh, yang
murah tapi dia bisa seneng, kita beliin apa ya Win?
Kita? Kita siapa?
Ali Topan tersenyum.
Begini. Lu susah betul nangkep omongan gua. Gua
mau beli kembang buat cewek, tapi gua nggak punya
duit, jadi gua minta duit sama lu. Ha ha ha.
Ali Topan memeluk kakaknya. Windy meronta-ronta.
Lepasin ah! Badan lu bau tuh! teriak Windy.
Tapi Ali Topan tak mau melepaskan dekapannya.
Kalau lu kasih duit baru gua lepasin, kata Ali Topan.
Iyaaaa..
Ali Topan melepaskan pelukannya sambil tertawa-
tawa. Windy meninju perut adiknya. Dia membuka tas,
mengeluarkan Rp 3.000.
Lu beliin kembang nih. Kalau lu naksir bener sama
cewek itu lu beliin kembang mawar, kalau lu nggak
naksir lu beliin kembang plastik, kata Windy.
Sip.
Ali Topan menerima uang itu.
Tapi jangan lupa, kata Windy sambil berjalan keluar.
Apa?
Jangan lupa nulis di kartu ulang tahun, kalau duit buat
beli kembang itu dari Mpok lu! seru Windy. Ali Topan
tertawa sekeras-kerasnya.
Sehabis makan siang bersama Windy, Ali Topan pergi
membeli bunga di pasar bunga Blok B. Penjual bunga
disuruhnya mengantar bunga itu secepatnya ke alamat
Anna Karenina.
***
www.rajaebookgratis.com
127
Jam 18.30. Ali Topan sudah rapi. Ia memakai celana
jeans krem dan baju kotak-kotak kecil warna merah.
Rambutnya yang gondrong sudah dikeramasinya waktu
mandi, kini hampir kering.
Ali Topan menyisir rambutnya di depan cermin. Jarang
sekali dia menyisir rambut. Untuk Anna Karenina, dia
spesial menyisir rambut. Selesai menyisir rambut, ia
masih berdiri di depan cermin. Malam ini dia sedikit
genit, memperhatikan segala segi wajah dan
dandanannya. Setelah dirasanya cukup keren, ia bersiap
keluar kamar. Jam 19.00 harus sudah berkumpul dengan
Bobby, Gevaert dan Dudung untuk berangkat bersama
ke rumah Anna.
Mbok Yem muncul di depan pintu kamar. Tangannya
menggenggam kalung rantai perak milik Ali Topan yang
ketinggalan di kamar mandi. Kalung itu diberikannya
pada Ali Topan.
Terima kasih, Mbok. Hampir aku lupa, kata Ali
Topan. Ia langsung memakai kalung itu, tapi tiba-tiba
kalung itu diloloskannya kembali. Ia mengamati kalung
perak yang dulu dibelinya dengan harga murah dari
seorang tukang loak. Sudah lebih dari dua tahun kalung
itu dipakainya.
Ada apa Den Bagus? tanya Mbok Yem ketika melihat
Ali Topan berpikir-pikir.
Ah, nggak, nggak apa-apa, kata Ali Topan. Ia masuk
ke kamarnya lagi. Dicarinya sebuah amplop dan
dirobeknya sehelai kertas dari sebuah buku tulisnya. Ali
Topan menuliskan sesuatu di kertas itu, lalu memasukkan
kertas dan kalung ke dalam amplop. Direkatkannya
amplop itu dengan perekat plastik, lalu ditulisinya
amplop itu: Untuk Anna Karenina dari Ali Topan.
Amplop dimasukkannya ke dalam saku bajunya,
www.rajaebookgratis.com
128
kemudian ia keluar kamar.
Mbok, aku berangkat ya, katanya, bilangin juga
pada Windy, tambahnya. Mbok Yem mengangguk.
Ali Topan berangkat dari rumah dengan hati gembira.
Sepanjang jalan ia tersenyum manis sendiri. Ia memberi-
kan sesuatu yang istimewa untuk Anna Karenina.
Semoga Anna menerimanya dengan senang hati,
demikian kata hati Ali Topan.
Ia tidak mengepot-ngepotkan motornya malam ini. Ia
sangat berlaku sopan di jalanan.
***
www.rajaebookgratis.com
129
SLPULUH

am 22.00 di rumah Anna.


Sudah banyak orang datang di pesta ulang tahun
Anna. Ada yang tua, ada remaja dan ada juga anak-
anak kecil. Undangan itu terdiri dari famili keluarga
Surya, relasi dekat dan teman-teman baik Anna.
Upacara meniup lilin dan menyanyikan lagu Panjang
Umur belum dimulai, karena yang punya hajat sedang
menunggu beberapa undangan. Yang ditunggu itu, tamu
penting bagi Tuan Surya, yaitu seorang wiraswastawan
muda yang baru tumbuh, tokoh dari salah satu grup
pengusaha di Jakarta. Ia seorang wanita muda bernama
Tiara, putri seorang pejabat tinggi yang punya pengaruh
besar di pemerintahan. Tiara itu bukan teman Anna,
melainkan relasi ayahnya yang diberi undangan khusus
untuk hadir.
Jam 20.10 manusia yang bernama Tiara itu belum
tampak juga. Hampir semua tamu sudah merasa tidak
sabar untuk menyantap hidangan yang sudah
menantang di atas meja makan. Beberapa tamu mulai
main gosip, terutama orang-orang tua dari geng famili
keluarga Surya. Ibu-ibu dan tante-tante sudah sama-sama
repot berbisik-bisik, yang menurut istilah Jawa itu disebut
ngrasani. Tapi wajah mereka bisa kelihatan berseri-
seri walaupun sesungguhnya bisik-bisik mereka berisi
sindiran pada yang punya hajat.
Anna Karenina sendiri tampak gelisah. Beberapa
temannya sudah langsung bertanya, kenapa acara belum
dimulai. Anna cuma bilang bahwa ada tamu yang
www.rajaebookgratis.com
130
ditunggu.
Ketika jam 20.13 Tiara tidak muncul, Tuan Surya
mengambil keputusan untuk memulai acara. Segera ia
memanggil Anna Karenina untuk berdiri di depan 17
batang lilin yang ditancapkan pada sebuah kue tarcis.
Pak Surya sendiri yang memimpin acara. Ia bertepuk-
tepuk tangan seperti orang memanggil ayam-ayam
piaraan. Dan, para tetamu itupun datang bergerombol
mengelilingi meja upacara. Oom Boy menyalakan lilin
ulang tahun. Seseorang sudah siap dengan alat pemotret.
Suasana hening. Pak Surya berpidato.
Ia pidato tentang ini dan itu yang ada hubungannya
dengan kelahiran Anna. Iapun memimpin doa untuk
kebaikan Anna Karenina.
Ketika ia hendak sampai pada akhir doanya, deruman
suara motor terdengar memasuki halaman rumah.
Keheningan suasana terganggu sesaat. Para hadirin
sempat menoleh ke arah halaman. Mereka melihat 4
sosok manusia mematikan mesin motor. Pak Surya
menutup doanya. Amin. Para hadirin beramin-amin pula.
Begitu selesai, Pak Surya bertepuk tangan sekali lagi dan
meminta para hadirin bersama-sama menyanyikan lagu
Panjang Umur. Maka merekapun bernyanyilah.
Empat penunggang motor yang baru datang adalah Ali
Topan, Bobby, Gevaert dan Dudung. Mereka langsung
masuk ke dalam dan langsung menuju kerumunan orang
yang bernyanyi. Ali Topan cs menganggukkan kepala
kepada orang-orang yang memandangi mereka dengan
sorot mata bertanya-tanya. Anna tersenyum ke Ali Topan.
Wajah gadis manis itu berseri-seri.
Lagu selesai, Anna meniup lilin. Para hadirin bertepuk
tangan. Tuan dan Ny Surya menciumi pipi Anna,
kemudian para tetamu bergantian menyatakan selamat
www.rajaebookgratis.com
131
hari ulang tahun dengan cara masing-masing. Ada yang
cuma menyalami tangan Anna, ada pula yang ikut-ikutan
mencium pipi Anna.
Ali Topan berjalan menghampiri Anna, diikuti oleh
tiga sahabatnya. Anna cepat-cepat melepaskan
genggaman tangan seorang famili yang menyalaminya.
Haai, kirain nggak dateng...? Anna berbasa-basi.
Dateng dong, masa diundang nggak dateng, kata Ali
Topan, Ng selamat ulang tahun Anna, semoga
panjang umur dan bahagia, tambahnya. Ia menyalami
Anna dengan hangat sekali. Wajah Ali Topan berseri-
seri. Anna pun demikian pula. Keduanya nyaris lupa
bahwa di sekitar mereka banyak manusia lain yang
memperhatikan dengan pandangan bertanya-tanya,
kalau tidak ada seseorang berdehem dengan sengaja.
Oom Boy yang berdehem itu.
Terima kasih ya, bunganya baguuus sekali, Anna
senang sekali deh, kata Anna. Ia melepaskan
genggaman tangan Ali Topan. Tapi Ali Topan tidak
segera beranjak untuk memberikan giliran teman-
temannya mengucapkan selamat pada Anna. Ali Topan
mengambil amplop dari kantungnya dan memberikannya
pada Anna.
Ini untuk kamu, An, kata Ali Topan.
Apa sih? Kok repot-repot? kata Anna, terima kasih
ya, kata Anna. Ia menerima pemberian Ali Topan. Di-
timang-timangnya amplop berisi kalung itu, lalu dira-
banya dengan jarinya. Wajahnya tampak senang sekali.
Kamu simpan baik-baik ya, bisik Ali Topan, lalu dia
undur ke belakang. Bobby, Dudung dan Gevaert berturut-
turut menyalami Anna.
Ali Topan melihat ke sekitarnya. Tuan dan Ny Surya
berdiri memperhatikannya. Ny Surya berbisik-bisik pada
www.rajaebookgratis.com
132
suaminya. Kelihatan sekali sorot mata Ny Surya tidak
senang melihat kehadiran Ali Topan. Ali Topan
menghampiri ayah dan ibu Anna. Ia mengulurkan tangan
pada Tuan Surya.
Selamat untuk Anna, Oom, kata Ali Topan. Tuan
Surya mengangguk dan menjabat tangan Ali Topan. Ia
menggumamkan terima kasih yang tidak jelas terdengar
di telinga Ali Topan. Ali Topan menyalami Nyonya Surya
dengan mengucapkan selamat pula untuk Anna, tapi
Nyonya Surya tidak segera menyambut uluran tangan
Ali Topan. Nyonya Surya menatap mata Ali Topan
kemudian dia memperhatikan Ali Topan dari atas ke
bawah.
Oom Boy berdehem di sebelahnya. Nyonya Surya dan
Ali Topan sama-sama melirik ke arah Oom Boy. Ali
Topan melihat sinisme yang terang-terangan di wajah
Oom Boy. Ia merasa suasana yang tidak enak. Cepat ia
melihat ke arah Nyonya Surya. Tangannya masih
diulurkan untuk menyalami Nyonya Surya. Nyonya
Surya menyentuh sedikit tangan Ali Topan kemudian
cepat-cepat menarik tangannya, seolah-olah jijik
menyentuh tangan itu.
Kamu yang ada di Blok M waktu itu ya, kata Ny
Surya. Pandangan matanya dingin. Beberapa tetamu
melihat adegan yang kaku itu.
Iya, Tante, kata Ali Topan. Ah, suasana sungguh
tidak enak bagi Ali Topan. Dia merasa bahwa kehadiran-
nya tidak disukai oleh Nyonya Surya. Dia maklum. Anna
Karenina juga maklum akan situasi yang tidak enak itu.
Hatinya berdebar-debar. Semua orang di ruang itu
memusatkan pandangan pada Ali Topan.
Untunglah Tuan Surya bertindak bijaksana. Dia mene-
pukkan tangannya lalu berkata keras-keras pada para
www.rajaebookgratis.com
133
hadirin, menyilakan makan.
Nyonya Surya membuang muka dari pandangan Ali
Topan. Dia segera berjalan meninggalkan Ali Topan.
Nyonya Surya ikut menyilakan para tetamu.
Suasana kaku berubah luwes dan gembira kembali.
Para tetamu tidak lagi memperhatikan Ali Topan. Anna
Karenina menghampiri Ali Topan yang tegak berdiri.
Hey, ayo dong makan, kata Anna dengan lembut.
Wajah Ali Topan tampak tegang. Ia tidak tersenyum pada
Anna. Anna merasakan ketegangan itu. Ia menunduk.
Ada kesedihan merambati hatinya.
Bobby, Dudung dan Gevaert datang. Bobby
menyentuh lengan Anna. Kok kue ulang tahunnya
nggak dipotong, An? kata Bobby.
Buat disimpan tahun depan ya? kata Gevaert.
Dua kalimat itu mampu menyadarkan Ali Topan dan
Anna. Keduanya tersenyum. Ali Topan menyentuh
lengan Anna. Sorry, Anna, bisik Ali Topan. Kemudian
mengajak Anna dan teman-temannya. Matanya redup.
Hidangan di meja berlimpah ruah. Ada ayam
panggang, ayam goreng, sambal goreng ati dan pete, sop
sarang burung, bakmi, ayam goreng, capcay, sate
Madura, dan banyak lagi jenis makanan yang tampak
sangat sedap. Tapi Ali Topan cuma mengambil
seperempat piring nasi putih, sesendok acar ketimun dan
bawang merah serta sayap ayam goreng.
Kok sedikit makannya? Ayo, jangan malu-malu,
seorang tante berwajah ramah menegur Ali Topan. Ali
Topan melirik padanya. Ia tersenyum singkat pada Ali
Topan dan mengerjapkan matanya dengan genit. Ali
Topan tak menggubris kerjapan mata sembrono itu. Ia
berjalan ke tempat minum, mengambil segelas air the
dingin, lalu berjalan menuju halaman. Ali Topan duduk
www.rajaebookgratis.com
134
di bawah lampu taman.
Kok sedikit sekali makannya. Takut gemuk ya, Pan,
seorang gadis menyapanya. Ali Topan menengok.
Hai, Maya. Gua kira siapa lu? Gua lagi kagak napsu
makan nih, kata Ali Topan. Maya duduk disampingnya.
Bobby, Dudung dan Gevaert datang beruntun.
Hai.
Hai.
Hai.
Mereka berhai-hai-an.
Makanannye sih enak-enak, tapi gua nggak napsu
banget ye, kata Ali Topan. Ia menyendok nasi dan
menyuapkannya ke mulut Maya yang sedang mangap.
Maya terperanjat, tapi nasi suapan Ali Topan begitu tepat
masuk ke dalam mulutnya.
Maya memekik. Nasi tumpah dari mulutnya. Ali Topan
dan kawan-kawannya tertawa. Maya memukul lengan
Ali Topan.
Sialan deh, ih, kata Maya. Toh mulutnya tersenyum.
Abis mulut lu nganggur, jadi gua suapin deh lu, kata
Ali Topan.
Badung lu nggak kira-kira deh, kata Maya sembari
membersihkan mulutnya dengan saputangan.
Anna datang. Wajahnya sedih. Ia berdiri di dekat Ali
Topan, matanya redup.
Kamu marah ya, katanya.
Siapa? tanya Ali Topan.
Kamu.
Marah sama siapa?
Sama mama saya.
Ah, nggak. Mama kamu kan yang marah pada saya,
kata Ali Topan. Ia mendongak. Dilihatnya wajah Anna.
Ah, mata gadis itu berkaca-kaca.
www.rajaebookgratis.com
135
Hei, kenapa? kata Ali Topan. Ia berdiri perlahan.
Wajah Anna tampak sedih dan muram. Matanya makin
berkaca-kaca. Ali Topan tiba-tiba merasa iba. Dan tiba-
tiba pula ia mengusap airmata yang menetes di pipi Anna
dengan tangannya.
Kamu jangan nangis, bisik Ali Topan. Lembut sekali.
Anna terhisak. Ia mengusap airmata dengan
saputangan.
Aaaaah, saya cengeng ya, kata Anna. Seketika ia
tersenyum. Ali Topan juga tersenyum. Bobby, Dudung
dan Gevaert pun pura-pura tidak melihat adegan itu.
Maya, yang tidak tahu persoalan di dalam rumah,
terheran-heran.
Kamu masuk deh, layani tamu-tamu yang lain, kata
Ali Topan. Anna mengangguk. Ia menyentuh tangan Ali
Topan, lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Maya
mengikutinya dari belakang.
***
Ali Topan makan dengan cepat. Nasi putih tak lagi
dikunyahnya secawajar, demikian juga sayap ayam
goreng. Dia cepat menyelesaikan makannya, lalu me-
minum air teh dingin. Teman-temannya malah asyik me-
nikmati makanan mereka ketika Ali Topan mulai mero-
kok. Ia tak banyak berbicara dan bercanda walaupun
sahabat-sahabatnya mencoba untuk membuat lelucon-
lelucon. Ali Topan lebih senang menikmati rokoknya,
karena rokok itu terasa membebaskan dirinya dari kete-
gangan dan rasa sumpek yang membuat hatinya gelisah.
Ia gelisah karena sikap ayah dan ibu Anna yang kaku
dan dingin. Ia tahu alasan Nyonya Surya kenapa bersikap
seperti itu, tapi ia toh merasa sikap demikian itu terlalu
berlebih-lebihan. Tapi iapun merasa, di pihaknya sendiri,
bahwa kelakuannya tempo hari melempar kulit rambutan
www.rajaebookgratis.com
136
juga berlebih-lebihan.
Busyet! katanya tiba-tiba.
Memang busyet! sahut Gevaert, tanpa tahu
juntrungan kenapa tiba-tiba Ali Topan menyebutkan kata
itu. Ali Topan jadi tersenyum pahit. Ia memandangi wajah
tiga temannya yang asyik menyantap makanan.
Dont put until tomorrow what you can do today,
kata Dudung. Tanpa juntrungan.
Apa artinya? tanya Gevaert.
Teu, nyaho, kata Dudung berbahasa Sunda.
Kalau gua tau artinya, kata Bobby, jangan biarkan
mereka lapar, tambahnya. Lalu mengakak sekeras-
kerasnya. Gevaert dan Dudung mengikik-ngikik. Lucu
betul. Tapi Ali Topan cuma tersenyum dingin. Dia sedang
kesal karena rasa gelisah makin mendesaknya.
He, kalau ketawa jangan keras-keras! Tau sopan
sedikit, Bung! seseorang membentak. Suaranya serius.
Ali Topan cs menengok ke arah suara itu. Oom Boy! Ia
berdiri di dekat mobil di halaman yang agak gelap.
Rupanya sejak tadi ia memperhatikan Ali Topan cs.
Pssst. Tukang parkirnya marah-marah, kata Gevaert.
Udah, diem aje, mack. Jangan cari ribut, kata
Dudung.
Ali Topan setuju sekali dengan ucapan Dudung. Ia
membuang pandangan dari Oom Boy yang masih
melotot.
Tongkrongan selangit, mack. Kita jadi geli, bisik
Bobby.
Kalau ketemu di jalanan kita gebukin aja rame-rame,
biar nyaho, kata Dudung.
Ali Topan melihat ke arah teman-temannya.
Cepetan deh makan, kita cabut buru-buru. Gua merasa
sebagai tamu yang tidak disukai, mack. Kalau bukan
www.rajaebookgratis.com
137
pesta Anna sih, gua obrak-abrik ini pesta, kata Ali Topan.
Bobby, Dudung dan Gevaert buru-buru menyelesaikan
makan mereka, lalu buru-buru minum.
Langsung cabut nih, Boss? tanya Dudung.
Mau ngapain lagi di sini? jawab Ali Topan.
Ayoh dah. Perut kenyang emang nggak enak diajak
ribut, kata Bobby. Ia berdiri merendengi Ali Topan.
Dudung dan Gevaert pun segera berdiri. Mereka
menunggu komando Ali Topan.
Kita datang tampak muka, pergi tampak punggung,
kata Ali Topan. Suaranya berwibawa.
Anna Karenina tidak bisa berkata apa-apa ketika Ali
Topan berpamitan. Soalnya Ali Topan langsung minta
diri pada ayah dan ibunya. Anna sedih, tapi iapun maklum
akan situasi.
Jangan tersinggung ya, An, kata Ali Topan. Anna
Karenina diam saja. Ia mencengkam lengan Maya yang
setia menemaninya.
Ali Topan cs segera pergi.
Pesta ulang tahun tetap berjalan.
Dan airmata seorang gadis berlinangan.
***
Hari sudah jauh malam. Pesta sudah lama selesai. Anna
Karenina menelungkupkan kepalanya di meja di dalam
kamarnya. Ia menangis. Tangannya menggenggam
kalung dari Ali Topan. Kado-kado yang lain berserakan
di lantai di dekat lemari pakaiannya.
Kedatangan Ali Topan cs menjadikan ibunya marah.
Tadi Anna dimarahi di depan beberapa tamu, walaupun
mereka famili, yang ikut-ikutan menasihati supaya
jangan bergaul dengan anak jalanan. Anna sebal betul,
sedih betul. Untung teman-temannya sudah pulang ketika
peristiwa itu terjadi, kalau tidak ia bisa malu sekali.
www.rajaebookgratis.com
138
Teman-temannya pasti akan mengatakan bahwa ibunya
kolot, udik, kampungan dan sebagainya.
Anna mengusap airmatanya. Kalung perak dari Ali
Topan diusapnya. Kartu ucapan selamat dibacanya
berulang-ulang. Semakin dibacanya, semakin ringan pe-
rasaan hatinya. Kalung perak diciuminya dengan mesra,
didekapnya erat-erat, lalu diciuminya berulang-ulang,
akhirnya kalung itu dipakainya. Terima kasih, sayang,
bisiknya. Airmatanya masih menitik. Dan wajah Ali
Topan yang punya senyuman khas, terbayang-bayang.
Anna ingin sekali Ali Topan ada didekatnya, mengusap
airmatanya dan menghibur hatinya.
Anna Karenina melamun terus sampai jauh malam.
Kado-kado yang menumpuk di dekat lemari tak dibuka-
nya. Ia merasa bahagia sekaligus sedih pada hari ulang
tahun kali ini. Bukan karena ia menginjak usia 17 yang
menandakan masa dewasanya sebagai gadis, tapi lebih
istimewa lagi karena di dalam hatinya kini ada seseorang,
Ali Topan, yang dengan caranya sendiri masuk ke dalam
hati itu dan bersemayam di dalamnya.
Akhirnya Anna tertidur dihimbau lamunannya. Ia
bermimpi. Indah sekali impiannya. Di sebuah padang
rumput ia berlari-lari kecil. Ali Topan menemaninya.
Mereka bernyanyi-nyanyi
***
Keesokan harinya di sekolah, Anna kecewa. Ali Topan
tidak masuk sekolah. Ditanyakannya pada Maya, tapi
Maya tidak tahu ke mana Ali Topan. Bobby, Dudung dan
Gevaert pun cuma memandanginya dengan dingin ketika
ia mencoba bertanya tentang Ali Topan. Anna merasa
teman-teman Ali Topan bersikap kaku dan acuh tak acuh.
Ada apa nanya-nanya Ali Topan, emang dia punya
utang sama lu? kata Bobby dengan nada yang sinis
www.rajaebookgratis.com
139
sekali.
Anna menggigit bibirnya. Perasaannya tidak keruan
mendengar perkataan itu. Untung ada Maya yang seakan-
akan tahu perasaannya dan mau menemani sepanjang
waktu.
Hari berikutnya, Ali Topan tetap tidak masuk sekolah.
***
www.rajaebookgratis.com
140
SLBLLAS
)
li Topan dengan rambut kusut, wajah muram dan
blue-jeans lusuh berdiri di kios majalah yang
terletak di samping toko sepatu Bata di Blok M.
Munir, pemuda Medan, pemilik kios itu memperhatikan
Ali Topan.
Nggak sekolah kau, Pan? tanya Munir dalam aksen
Bataknya yang kental. Ali Topan memandang Munir,
acuh tak acuh.
Lu sendiri sekolah apa kagak? Sok pake nanya-nanya
gua lagi, kata Ali Topan.
Ah, pukimak kau lah, kata Munir mengeluarkan
makian gaya Medan.
Kau yang pukimak, lah, kata Ali Topan. Munir
menyeringai. Ia tidak marah karena sudah akrab betul
dengan lagak Ali Topan.
Kau habis begadang ya? Tampang kau kusut kali,
ah, kata Munir.
Lu ngoceh aje dari tadi, Nir. Makan pepaya tadi pagi?
kata Ali Topan.
Kalau makan pepaya kenapa memangnya?
Kayak burung kutilang, kalau dikasih pepaya ngoceh
terus sepanjang hari, kata Ali Topan. Munir tertawa.
Seorang anak penjaja rokok dipanggil oleh Ali Topan.
Dji Sam Soe tiga batang, Bang, kata Ali Topan. Ia
memberikan Rp 100 pada penjaja rokok.
Ali Topan memberikan sebatang Dji Sam Soe pada
Munir, yang sebatang disulutnya, sisanya diselipkannya
di tempat biasa.
www.rajaebookgratis.com
141
Kalau udah gua kasih rokok, boleh dong gua lihat-
lihat majalah, Nir? kata Ali Topan.
Biasanya kau main comot saja, nggak pakai kasih
rokok.
Ali Topan menjumput Newsweek, kemudian ia berjalan
ke tangga dan duduk di situ. Tanpa menghiraukan orang
lalu-lalang, Ali Topan membalik-balik majalah berba-
hasa Inggris itu.
***
Maya baru pulang dari sekolah dan mampir di kios
Munir siang itu.
Bang, Gadis yang baru sudah terbit? tanya Maya.
Sudah, kata Munir. Ia mengambil Majalah Gadis dan
membungkusnya, kemudian diberikan pada Maya.
Apalagi? tanya Munir.
Maya tak menjawab. Ia sedang mengamati Ali Topan
yang sedang asyik membaca Newsweek. Pelan-pelan
Maya mendekati Ali Topan.
Heh! Maya berseru sambil menepuk bahu Ali Topan.
Ali Topan kaget, secara refleks tangannya menangkap
tangan Maya.
Eh, lu May!
Ali Topan melepaskan cekalannya. Ia berdiri segera.
Ngapain lu? tanya Ali Topan.
Ngapain? Kamu yang ngapain di sini. Udah dua hari
mbolos, ih, nggak merasa ya, ada yang patah hati, kata
Maya.
Eh, ada juga yang bisa kau bikin patah hati, Pan.
Playboy pulak kau rupanya, Munir menyela. Ali Topan
membelalakkan matanya. Lu jangan ikut nimbrung, ah,
kata Ali Topan. Ia menaruh Newsweek di tempatnya, ke-
mudian menggamit lengan Maya. Maya segera
mengikuti Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
142
Hoi! Bayar dulu majalahnya! Munir berteriak.
Oh iya, hampir lupa, kata Maya. Ia berbalik dengan
wajah tersipu-sipu, lalu bergegas membayar majalah
yang dibelinya, kemudian cepat berjalan menyusul Ali
Topan. Munir menggeleng-gelengkan kepalanya
memandang Ali Topan dan Maya yang berjalan pergi.
Gila. Tampang Si Topan kusut begitu masih bisa bikin
anak gadis mabuk kepayang. Boleh juga dia, gumam
Munir.
Itu namanya tampang kusut yang berbobot, Bang,
sahut Erwin, anak Medan penjual mainan plastik yang
berdagang di dekat kios Munir.
Ali Topan dan Maya berhenti di depan sebuah toko
buku. Mereka pura-pura melihat buku-buku yang
dipajang di dalam etalase.
Gimana kabar sekolahan, Maya? bisik Ali Topan.
Kabar sekolahan atau kabar Anna Karenina? Maya
menggoda. Ali Topan tersenyum manis mendengar goda-
an itu. Maya juga tersenyum, namun matanya
memandang Ali Topan secara aneh.
Gua lagi kumel ya? Lu malu dilihat orang bersama
gua, May? tanya Ali Topan.
Ssssshhhh bukan gitu. Lu kayaknya makin kumal
makin cakep kok, kata Maya. Ali Topan menyikut
lengan Maya.
Ceritain kabar sekolahan dong. Gua lagi nggak enak
pikiran nih, jadi gua cuti dua hari.
Kalau saya kasih sesuatu, besok kamu cuti terus
sampai setahun ya?
Mau kasih duit lu?
Maya tersenyum lagi. Kemudian ia membuka tas
sekolahnya dan mengambil sepucuk surat dari celah-
celah buku. Surat itu diberikannya pada Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
143
Nih baca. Dari kekasihmu.
Ali Topan ternganga. Ia hampir tak mempercayai
pendengarannya. Mimpikah? Mimpikah dia? Maya
memberikan surat itu.
Udah jangan bengong! kata Maya.
Dari dia? Surat dari dia? Betul nih May? Ali Topan
tergagap-gagap.
Kalau bukan dari dia, lalu dari siapa? Emangnya
pacarmu ada berapa biji? Kata Maya, tadi di kelas dia
nulis surat ini dan minta tolong pada saya untuk me-
nyampaikan ke kamu. Saya pikir, kamu saya telpon dari
rumah supaya mengambil surat titipan kilat itu. Eh,
kebetulan kamu di sini, jadi lebih bagus lagi, saya nggak
usah capek-capek nelpon kamu, tambahnya.
Oooo ooo ooo Ali Topan cuma bisa o, o, o, o
saja mendengar omongan Maya yang beruntun itu. Ia
bahkan lupa mengucapkan terima kasih pada Maya,
padahal Maya kelihatannya menunggu ucapan itu.
Terima kasih ya, kata Maya. Ali Topan melengak.
Duilah, kok kamu yang bilang terima kasih. Saya
dong, terima kasih, terima kasih, terima kasiiiih, Maya
yang maniiiiis, kata Ali Topan.
Uuh, merayu lagi. Udah deh saya mau pulang, kata
Maya, besok mbolos lagi ya, tambahnya. Maya
bergerak meninggalkan tempat itu. Ali Topan mencekal
lengannya.
Kalau saya nggak nganter kamu pulang itu namanya
nggak lucu dong, Maya. Anak cakep jalan sendiri, nanti
diculik orang jahat kan Kebayoran rugi, kata Ali Topan.
Percuma Maya meronta-ronta, Ali Topan tetap mencekal
lengannya dan membawanya ke tempat parkir motor.
Tapi kamu jangan ngebut dong. Saya takut kalau kamu
ngebut, kata Maya ketika ia duduk diboncengan motor.
www.rajaebookgratis.com
144
Beres deh. Apa saja yang kamu minta hari ini, asal
jangan minta duit, saya usahakan untuk memenuhinya,
kata Ali Topan.
Tumben ngomongnya pakai tata bahasa Indonesia
yang baik. Saya-kamu saya-kamu-an. Biasanya lu-gue
lu-gue-an, kata Maya.
Ali Topan tertawa gembira. Mayapun ikut merasakan
kegembiraan temannya yang eksentrik itu. Sepanjang
jalan ke rumah Maya, Ali Topan tanya perihal Anna.
Maya tak banyak cerita. Ia hanya mengatakan bahwa
Anna tampak sedih.
Kamu baca saja suratnya, kan lebih sip, kata Maya.
Nanti dong, sambil naik motor mana bisa baca surat?
Nanti jatuh, dengkul kamu lecet kan saya musti ganti.
Kalau di toko ada dengkul palsu, kalau langka kan saya
dituntut oleh orangtua kamu, kata Ali Topan dengan
nada lucu. Maya mengikik geli. Ia senang sekali men-
dengar Ali Topan bisa berbicara dengan tatabahasa yang
baik. Sepanjang jalan, Maya tersenyum sendiri.
Mereka sampai di depan rumah Maya. Maya melompat
turun.
Nggak usah mampir ya, kata Maya.
Ngapain mampir, nanti dikasih makan kan nggak
enak, kata Ali Topan bergurau. Oke deh ya, terima
kasih sekali lagi, tambahnya. Ia menggeblas motornya,
berlalu. Maya berlari-lari kecil masuk ke rumahnya.
***
Ali Topan menghentikan motornya di bawah pohon
Mahoni di Jalan Limau yang sepi. Ia buru-buru buru
membuka sampul surat dan membaca isinya.
Ali Topan Sayang .
Anna sangat menyesal atas peristiwa pada malam
www.rajaebookgratis.com
145
ulang tahun Anna. Anna mengerti jika kamu dan teman-
teman kamu tersinggung atas perlakuan orang tua saya
yang sadis dan kejam. Anna minta maaf ya? Mau kan
kamu memberi maaf Anna?
Surat ini Anna kirimkan via Maya, karena Anna belum
berani datang ke rumah kamu. Nggak apa-apa ya?
Oh iya, kalung pemberian kamu baguus sekali. Anna
sudah memakainya dan akan Anna pakai selalu.
Terima kasih atas kebaikan kamu. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas kebaikan kamu dengan cinta kasih.
Sekian dulu.
Salam dari Anna Karenina.
p.s. Anna ingin kamu besok masuk sekolah ya.
Ali Topan menghembuskan nafas panjang pertanda
kelegaan hatinya. Surat itu dibacanya sekali lagi, seolah-
olah tidak percaya bahwa Anna menulis surat yang begitu
manis isinya. Diciumnya surat itu berulang-ulang, tepat
pada tanda tangan Anna.
Anna sayang besok saya masuk deh,katanya
pada dirinya sendiri.
Rasanya tak puas-puasnya Ali Topan mencium dan
memandangi tanda tangan Anna, tapi ia jadi malu hati
karena ada dua orang lewat memperhatikannya dengan
pandangan aneh serta lucu. Ali Topan cepatcepat me-
masukkan surat itu ke dalam kantongnya, kemudian ber-
lalu meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan
pulang ke rumahnya, Ali Topan bersiul-siul gembira. Ba-
ru pertama kali dalam sejarah hidupnya, Ali Topan
menerima surat cinta, untung dia tidak gila akibat gempa
kegembiraan yang melanda kalbunya.
Sampai di rumah, ia langsung masuk kamar dan
www.rajaebookgratis.com
146
mengunci pintu. Radio yang selama ini berfungsi sebagai
teman dalam kamar tidak disentuhnya. Ia menghempas-
kan diri ke tempat tidur dan senyam senyum sendirian.
Bantal dipeluknya dan diciumnya berkali-kali.
Sejenak kemudian ia sudah melompat dari tempat tidur
dan berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Ia ber-
cermin dan berbicara dengan wajahnya di dalam cermin.
Ia tersenyum ia tertawa-tawa kecil. Anak jalanan yang
begitu brutal bisa juga dibikin bingung oleh sebuah surat
cinta. Anna. Anna. Anna. Anna. Anna. Berkali-kali mu-
lutnya menggumamkan nama gadis yang telah membuat
hatinya goncang.
Tak lama ia sudah meninggalkan cermin itu. Ia duduk
di lantai menghadapi meja kecil di sisi tempat tidur.
Sebuah kertas yang dirobeknya dari buku tulis terhampar
di meja itu. Bolpen di tangan kanannya Ia mencoba menu-
lis surat balasan untuk Anna, tapi ia repot memperoleh
kata-kata yang dianggapnya cocok menyuarakan pe-
rasaannya. Ia ingin romantis dalam surat, tapi kalimat-
kalimat yang telah ditulisnya terasa begitu romantis
seperti rayuan orang-orang cengeng. Ia merasa geli dan
malu hati sendiri ketika membaca kalimat-kalimat
cintanya. Berkali-kali ia ganti kertas, berkali-kali ia
menulis suratdan berkali-kali pula ia meremas kertas itu
dan membuangnya ke bawah tempat tidur.
Wah lama-lama buku gua habis dong, An..., gumam-
nya. Dan ia kaget ketika gumaman itu di dengarnya
sendiri. Akhirnya, ia menguatkan hati. Ditulisnya sebuah
surat, hampir tanpa berfikir lagi, dan ia tak mau membaca
surat itu karena takut batal lagi. Begitu selesai menandata-
ngani surat cintanya, ia melipat kertas surat dan mencari
amplop. Tapi amplop merupakan barang yang belum
pernah ada didalam daftar barang-barang inventarisnya,
www.rajaebookgratis.com
147
karena ia tak pernah merasa memerlukan benda itu.
Di dalam kamar ayah dan ibunya pasti ada benda itu,
tapi Ali Topan malas mengambilnya. Akhirnya surat itu
cuma dia tutup dengan pita rekat plastik lalu
diselipkannya surat itu ke dalam sebuah buku.
Suara langkah Mbok Yem terdengar. Ali Topan cepat
menghidupkan radio.
Den Bagus, Den Bagus!, Mbok Yem memanggil dari
luar karena pintu kamar dikunci oleh Ali Topan.
Ali Topan membukakan pintu. Kalau manggil raden-
radenan lagi gua nggak mau jawab, Mbok. Serius nih,
kata Ali Topan.
Habis Mbok harus manggil apa? Tuan muda? tanya
Mbok Yem.
Panggil Gus Topan, gitu.
Ooh, gituuu iya deh Den Bagus, eh, Gus Topan
he he, kata Mbok Yem, ngapain pintu dikunci?
Nggak ngapa-ngapain, kata Ali Topan. Ia kembali ke
mejanya, mengambil buku berisi surat cintanya.
Mau ke mana? Makan dulu deh,kata Mbok Yem.
Aku pergi sebentar,kata Ali Topan. Ia berjalan ke
ruang depan.
Ibunya keluar dari pintu kamar.
Hallo mau ke mana anak mama?sapa Ny. Amir.
Ali Topan memandang ibunya. Wajah ibunya agak
pucat, rambutnya semrawut dan seputar matanya cekung.
Mama sakit? tanya Ali Topan. Ny. Amir tersenyum
dan menggelengkan kepalanya.
Ali Topan menatap mata ibunya. Nyonya Amir
melengos. Mereka berpandangan lagi,tapi dua pasang
mata mereka hanya merefleksikan getaran kosong dan
asing dari hati masing-masing.
Ali pergi dulu, Ma,kata Ali Topan. Ia berlalu dari
www.rajaebookgratis.com
148
hadapan ibunya.
Mau ke mana kau? tanya Nyonya Amir.
Mau ke rumah Maya, kata Ali Topan sambil berjalan
keluar.
Nyonya Amir menghela napas. Ia mengerti kenapa
anaknya bersikap acuh tak acuh kepadanya.
Deruman suara motor Ali Topan terdengar bagaikan
deruman singa yang sedang marah. Nyonya Amir terdiam
di tempatnya. Ia menutup wajahnya dengan dua telapak
tangannya.
Di depan pintu kamar Ali Topan, Mbok Yem berdiri
memperhatikannya.
Maya hendak tidur siang ketika Ali Topan datang ke
rumahnya.
Ngapain? Saya mau tidur siang nih, kata Maya.
Mau titip surat buat si dia, kata Ali Topan, sorry
mengganggu ya, tambahnya. Ali Topan memberikan
buku berisi surat kepada Maya. Maya tersenyum mene-
rimanya.
Rajin juga sih. Isinya rayuan melulu ya? Maya meng-
goda. Ali Topan tersipu-sipu.
Nggak tau deh Maya. Mau dibilang rayuan kek,
cetusan hati nurani kek, atau rintihan dan ratapan yang
cengeng, terserah deh. Gua juga nggak tahu apa na-
manya, kata Ali Topan, Gi deh, tidur siang biar awet
muda. Dan terima kasih ya atas kebaikan kamu, tambah-
nya. Ali Topan permisi pulang. Maya masih menggoda-
nya: Eh, titipan kilat kan musti ada ongkos kirimnya,
Pan? Ali Topan merandek dan berpaling
Titipan surat cinta ongkosnya berupa cipokan, mau?
katanya.
Ih,enak aja lu! kata Maya sambil meringis. Dan ia
makin meringis ketika Ali Topan mengirimkan ciuman
www.rajaebookgratis.com
149
jarak jauh via tangan kanan yang dikecupnya. Maya
melengos. Ali Topan tertawa senang, dan segera berlalu
karena Ny. Utama muncul dari dalam rumah.
Teman kamu yang satu itu lucu juga, tapi lucunya
berbahaya, Maya. Jangan-jangan kamu jatuh cinta sama
dia, kata Ny. Utama.
Maunya sih jatuh cinta, Mama. Tapi dia sudah ada
yang punya, kata Maya.
Jadi kamu patah hati dong? Nyonya Utama
menggoda anaknya.
Ah, nggak juga, emangnya hati Maya dari kayu,
kata Maya, dia kemari mau titip surat buat kekasih-
nya, tambahnya sambil menunjukkan buku berisi
surat Ali Topan.
Keduanya tertawa kecil, lalu berpelukan, masuk ke
dalam rumah, seperti dua orang sahabat yang manis
***
www.rajaebookgratis.com
150
DUA BLLAS
-
sok harinya di sekolah. Maya memberikan titipan
dari Ali Topan kepada Anna Karenina.
Nih, balasan dari dia, kata Maya.
Oh ya? Terima kasih Maya, kata Anna. Ia cepat
memasukkan buku itu ke dalam tasnya. Hatinya
berdebar-debar. Ia ingin segera membaca surat balasan
itu, tapi beberapa teman yang baru datang lewat di sisi
bangkunya.
Kamu ke rumahnya? tanya Anna.
Ih, gengsi dong. Saya ketemu dia di blok-M, tampang-
nya kusut banget, begitu saya kasih surat kamu tampang-
nya jadi berseri-seri seperti penyanyi pop di layar tivi,
kata Maya sambil senyum. Anna mencubit lengan Maya.
Dia masuk apa tidak hari ini? tanya Anna.
Nggak tahu, emangnya saya ibunya apa yang musti
tahu segala urusan dia, jawab Maya. Wajah Anna Kare-
nina bersemu dadu karena godaan itu.
Bel sekolah berdentang. Jam pertama hari itu adalah
jam yang paling tidak disukai oleh murid-murid, yaitu
pembinaan budi pekerti oleh Ibu Dewi. Ali Topan
memberi sebutan pendidikan over acting untuk jam
pelajarannya.
Ibu Dewi masuk ke dalam kelas. Ia memakai pakaian
yang selalu mengikuti mode dan mahal, sesuatu yang
tidak cocok dengan jabatannya sebagai pembina budi
pekerti. Dandanan wajahnya pun, yang ditandai dengan
gincu menyala, bedak tebal, bulu mata palsu sangat mem-
bantu pandangan negatif murid-murid terhadap dirinya.
www.rajaebookgratis.com
151
Pertama kali Ibu Dewi melihat ke arah bangku Ali
Topan. Tak pernah sekalipun ia melihat Ali Topan siap di
tempatnya ketika ia masuk. Kalau tidak kesiangan,
sampai hampir habis jam pembinaannya, pasti Ali Topan
tidak masuk. Dan ia tak habis mengerti kenapa murid
yang satu itu begitu berani terbuka menantangnya.
Dia ke mana? tanya Ibu Dewi pada Boby.
Saya tidak tahu, Bu, jawab Boby.
Itu adalah tanya jawab yang rutin, semacam pendahulu-
an untuk acara pidato muluk-muluk tentang budi
pekerti, sopan santun, moral baik dan buruk serta lain-
lain dongengan lagi.
Biasanya, kalau ada Ali Topan, selalu saja ada peristiwa
yang lucu dibuatnya, yang menguap keraslah, yang
berlagak mengantuk, atau jatuhnya setumpukan buku ke
lantai. Bahkan pernah ada seekor tikus got berlari kian
kemari di dalam kelas dan mengakibatkan kelas geger,
anak-anak perempuan naik semua ke atas bangku
mereka, bahkan Ibu Dewi lari terbirit-birit ke luar sampai
terkencing-kencing. Dugaan kuat Ali Topan yang
membuat ulah, tapi dugaan itu tak bisa dibuktikan,
akhirnya dibekukan.
Ali Topan bangun tidur pada pukul 7.23 wib. Selesai
mandi pada pukul 7.31 wib, ia segera mengenakan busana
hariannya, jeans bluwek dan kemeja batik cap Dua Bedil.
Seharusnya busana seragam SMA Bulungan bukan jeans
bluwek, dan batik cap Dua Bedil, tapi celana biru muda
dengan baju batik Keris. Ali Topan selalu merasa gerah
kalau memakai seragam sebagai yang ditentukan oleh
Kepala Sekolah. Oleh karena itu, ditambah catatan yang
hampir setiap hari dicatat oleh ibu-ibu dan bapak-bapak
guru sehubungan dengan kelakuannya yang bebas-ak-
tif, maka nilai budi pekerti Ali Topan tidak pernah bagus.
www.rajaebookgratis.com
152
Tanpa sarapan pagi, Ali Topan berangkat ke sekolah
pada pukul 7.44. Ia mengendarai motornya sebagaimana
anak-anak muda Jakarta yang sedang puber, yaitu ngebut.
Seringkali ia ditangkap polisi lalu lintas karena penge-
butannya, tapi sering kali pula ia dibebaskan karena polisi
diberinya alasan yang masuk akal. Ia selalu mengatakan,
ketika ditanya kenapa ngebut, bahwa ia hanya mencontoh
adegan ngebut di dalam film luar dan dalam negeri.
Kalau Bapak ingin agar saya berhenti ngebut, coba
Bapak larang adegan ngebut di film-film itu, demikian
katanya senantiasa. Ketika polisi-polisi itu menunjukkan
gejala perdamaian di bawah tangan, Ali Topan suka
juga membual, dengan mengatakan dia anak jenderal.
Secara psikologis dia tahu, berdasarkan pengalaman
orang lain, polisipolisi itu agak ngeri jika ada seseorang
remaja mengaku anak jenderal. Tapi pernah juga sekali
tempo dia membentur batu, ketika seorang polisi
lalulintas tidak peduli apa yang ia bualkan, dan Ali Topan
kena tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang
terletak di kampung Slipi.
Dia memang jagoan mengendarai motor. Dalam tempo
3 menit dia sudah sampai di Jalan Wijaya II. Ia suka
mengambil jalan memutar ke sekolahnya yang terletak di
Jalan Mahakam, untuk menikmati tikungan-tikungan ke-
cil yang terdapat di situ. Pada saat ia menikung dari Jalan
Wijaya II ke arah Panglima Polim Tiga, ban motornya
mendadak kempes. Ali Topan menghentikan motornya
dan memeriksa ban depan yang kempes. Ia mendapati
sebuah paku besar menancap di ban motornya.
Sialan, lu anak siapa sih paku! Nggak disekolahin ya
sama bapak lu! Pagi-pagi begini bikin kempes ban motor
gua! Ali Topan menggerutu. Ia berusaha mencabut paku
itu, tapi tidak bisa, karena paku itu menancap dan
www.rajaebookgratis.com
153
bengkok di dalam ban. Dengan wajah kesal Ali Topan
menuntun motornya ke arah tukang tambal ban yang
membuka bengkel di ujung Jalan Panglima Polim Tiga.
Pagi-pagi sudah kena musibah rupanya kata tukan
tambal ban seorang muda asal Medan.
Iya. Musibah gua kan rejeki lu, Bang! Bisa banget lu
omong musibah-musibahan, jawab Ali Topan. Dia
memarkir motornya di depan tukang bengkel yang
tersipu-sipu mendengar kata-katanya.
Kena paku rupanya? Di mana? kata tukang tambal
ban.
Di Bandung!, sahut Ali Topan, gua tinggal ini
motor, nanti siang gua ambil, tambahnya sembari
melemparkan kunci motor pada tukang tambal ban yang
bengong itu tanpa banyak pernik, Ali Topan berjalan
pergi, menyambung perjalanannya.
Ali Topan berjalan kaki dengan santai. Ia bersiul-siul
gembira. Kedua buah tangannya berada didalam saku
jeans. Indah sekali pagi, nyaman sekali hatinya.
Seorang pengendara motor dari arah belakang berhenti
di dekatnya. Dia Teddy, anak kelas I-7. Eh, tumben
jalan kaki, Pan. Ke mana motor lu? tanya Teddy, udah
telat nih. Lu naik deh, tambahnya.
Hei, lu Ted. Ban motor gue pecah kena paku. Yuk ,
gua nebeng dah, kata Ali Topan. Dia membonceng
Teddy.
Sampai di sekolah Ali Topan melompat turun. Terima
kasih, Ted, kata Ali Topan, kemudian ia segera berlari
menuju kelasnya. Teddy menuntun motornya ke tempat
parkir.
Ali Topan sampai di depan kelas, tapi dia tidak
langsung masuk. Dia berdiri di dekat pilar di depan kelas.
Suara Ibu Dewi membuatnya enggan masuk, namun
www.rajaebookgratis.com
154
perasaannya ingin betul masuk ke dalan untuk melihat
Anna.
Di dalam kelas, Ibu Dewi mulai berdakwah. Murid-
murid segera diam. Memperhatikannya.
Anak-anak, hari ini Ibu akan menerangkan satu
masalah yang menyangkut tatacara pergaulan kaum
muda. Masalah ini sangat penting agar kalian bisa
menjadi pelajar teladan. Judul masalah sudah Ibu
pilihkan, yaitu Bagaimana Memperoleh Manfaat Dari
Pergaulan. Sungguh, hal ini penting bagi kalian, karena
anak-anak muda jaman sekarang sedang menjadi
perhatian kaum pendidik dan masyarakat akibat makin
hari makin tinggi angka kenakalan remaja di Jakarta,
kata Ibu Dewi. Ia berkata dengan suara nyaring dan
mimiknya selalu khas, gerak kelopak mata dan bibir yang
genit seperti penyiar tivi serta tangan yang selalu
menjentik-jentik debu kapur yang jatuh ke busananya.
Murid-murid diam, tapi sebagian besar pikiran mereka
bukan kepada masalah yang sedang dibicarakan melain-
kan kepada gerak kelopak mata dan bibir Ibu Dewi, yang
sok anggun itu.
Mengerti kalian? tanya Ibu Dewi. Murid-murid
serempak mengatakan pengertian mereka. Ibu Dewi tam-
pak suka dengan jawaban yang serempak itu. Ia melirik
ke murid-murid di barisan belakang, kemudian menu-
liskan ceramahnya.
Anna Karenina mengambil surat dari Ali Topan, lalu
ditaruhnya di bawah tas sekolah yang ditaruhnya di atas
meja. Ketika Ibu Dewi sedang asyik menulis teori-teori
pergaulan, ia mempergunakan kesempatan itu untuk
membaca surat dari Ali Topan. Begitu Ibu Dewi selesai
menulis dan mulai berbicara lagi, Anna segera mendo-
ngak, melihat ke arah Ibu Dewi. Hal itu dilakukannya
www.rajaebookgratis.com
155
berulangkali.
Rupanya Ibu Dewi sempat melihat sikap Anna itu,
namun ia pura-pura tidak tahu.
Jadi, yang paling penting di dunia ini, adalah budi
pekerti, sebab, seperti kata pepatah, manusia boleh
pandai seperti profesor, tapi kalau dia tidak punya budi
pekerti, maka ia tidak ada arti sama sekali bagi
masyarakat. Mengerti anak-anak? kata Ibu Dewi.
Mengertiiiiii! sahut murid-murid, serempak.
Anna Karenina cuma menggumam saja, ia tidak bermi-
nat untuk ikut-ikutan berteriak seperti teman-temannya
yang serempak menyambut pernyataan Ibu Dewi.
Ibu Dewi berbalik menghadap papan tulis lagi. Ia
menuliskan sesuatu, tapi tiba-tiba ia berbalik menghadap
ke arah para murid. Tepat pada saat itu Anna Karenina
sedang mengangkat tasnya, menarik kertas surat dari Ali
Topan.
Hei, kamu! Sedang bikin apa kamu? kata Ibu Dewi.
Tangannya menunjuk Anna Karenina yang terkejut men-
dengar tegurannya. Secara refleks Anna menyimpan
kembali surat dari Ali Topan ke bawah tasnya. Wajahnya
tampak gugup sekali. Ia tidak menjawab.
Ibu Dewi menghampiri Anna. Para murid yang lain
langsung memusatkan perhatian mereka ke arah Ana dan
Ibu Dewi.
Ibu Dewi membalik tas Anna dan mengambil surat dari
bawah tas itu. Apa ini? tanya Ibu Dewi.
Anna Karenina tidak menjawab . Wajahnya pias. Ibu
Dewi membaca surat Ali Topan itu. Wajahnya berubah
sinis. Ia mengangkat surat itu, lalu membaca isi surat
dengan suaranya yang nyaring. Anna Karenina cuma
bengong saja. Perasaannya sangat risau sekali.
Wah, wah, wah Surat cinta dari kekasih. Bukan
www.rajaebookgratis.com
156
main romantisnya, Ibu Dewi dengan sinis,
Kekasihku yang rupawan, aku merindukanmu siang dan
malam, apakah engkau begitu pula? tambahnya. Anna
Karenina tersentak. Surat Ali Topan tidak begitu
bunyinya. Ibu Dewi mengada-ada. Segera Anna
menundukkan kepala karena Ibu Dewi memandangnya
dengan bengis.
Di luar, Ali Topan merasa tegang. Ia mendengar suara
Ibu Dewi yang sedang marah kepada Anna. Dan ia tahu
Ibu Dewi mengada-ada dengan pembacaan surat yang
tidak cocok dengan surat yang ditulisnya untuk Anna.
Apakah Anna mendapat surat dari orang lain? demikian
pikirnya. Maka ia menunggu perkembangan selanjutnya.
Ia waspada.
Di dalam kelas Ibu Dewi berkacak pinggang di depan
Anna. Anna tetap merunduk. Murid-murid lainnya diam.
Hei! Inilah contoh anak yang baik sekali
kelakuannya, kata Ibu Dewi sinis. Ada guru
menerangkan pelajaran di depan kelas, dia asyik
membaca surat cinta dari kekasihnya! tambahnya.
Anna Karenina merunduk terus.
Ibu Dewi menyentuh dagu Anna, lalu mengangkat
dagu itu, hingga Anna terpaksa menengadah,
memandangnya.
Kamu murid baru di sini ya! Coba berdiri di depan
kelas! kata Ibu Dewi. Anna Karenina berdiri, perlahan,
lalu berjalan di depan kelas. Ia merasa telah membuat
kesalahan, oleh sebab itu ia pasrah menerima hukuman
apapun. Ibu Dewi menggenggam surat rampasannya. Ia
menghampiri Anna, dan berdiri di depan Anna.
Hei, Kamu ke sini untuk belajar atau untuk cari
pacar? tanya Ibu Dewi.
Anna tidak menjawab. Ia melihat surat yang di
www.rajaebookgratis.com
157
genggam Ibu Dewi. Yang tak habis dipikirnya, kenapa
Ibu Dewi membaca surat tidak sesuai dengan tulisan
aslinya?
Ibu Dewi memandangnya dengan tajam, kemudian ia
berpaling ke arah murid-murid yang lain.
Hai, kalian kiranya ingin mendengarkan pembacaan
surat cinta, bukan? katanya. Murid-murid tak ada yang
menjawab. Maya dan Boby berpandangan. Keduanya
mengangkat bahu.
Ibu Dewi memberikan surat rampasannya pada Anna.
Kau, bacalah! Supaya semua teman tahu bagaimana
hebatnya pacarmu yang bernama Ali Topan itu
merangkai kalimat cinta!, kata Ibu Dewi.
Di luar kelas, Ali Topan tersentak mendengar namanya
disebut. Sudah pasti, sudah pasti surat yang ditulisnya
untuk Anna yang jadi perkara. Tanpa pikir dua kali, Ali
Topan melangkah masuk ke dalam kelas. Wajahnya
tegang, pandangannya matanya menyapu seluruh kelas,
lalu hinggap di wajah Ibu Dewi. Ditatapnya mata Ibu
Dewi. Kemarahan terbayang diwajahnya.
Ini dia pahlawan cinta kita!, Ibu Dewi berseru, hei,
kau baca surat itu!, serunya lagi, pada Anna Karenina.
Anna tergetar. Ia memandang Ali Topan dan Ali Topan
juga memandangnya. Tiba-tiba Ali Topan mengulurkan
tangannya, meminta surat itu.
Biar saya yang membacanya, An, katanya.
Anna memberikan surat itu. Ibu Dewi membelalakkan
matanya. Menghadapi Ali Topan selalu membuatnya
kehilangan akal. Karena itu ia selalu memunculkan
kemarahan dan sinisme yang galak.
Ibu Dewi, karena saya yang membuat surat ini, saya
kira lebih tepat jika saya yang membacanya, kata Ali
Topan.
www.rajaebookgratis.com
158
Boleh juga, Bung! kata Ibu Dewi.
Tanpa banyak pernik, Ali Topan membaca suratnya.
Anna Karenina Yang Manis!
Saya senang sekali menerima suratmu. Saya tiba-tiba
jadi bersemangat dan hidup terasa tidak suram lagi.
Rasanya, baru pertama kali dalam sejarah hidup saya
sampai hari ini, saya menerima perhatian yang
menakjubkan. Surat Anna saya bawa ke manapun saya
pergi. Setiap saat saya ingin membacanya. Nah, sekian
dulu. Oh ya, soal saran kamu supaya saya rajin sekolah,
itu gampang diatur. Terima kasih.
Ali Topan
Ali Topan selesai membaca suratnya. Ia memberikan
surat itu kembali pada Anna. Teman-temannya ada yang
tertawa mengikik mendengar Ali Topan membaca surat.
Tapi tak ada yang berani mengeluarkan cemoohan.
Teman-teman sudah kenal Ali Topan. Mereka respek
padanya. Respek campur ngeri.
Sekarang kamu yang baca, kata Ibu Dewi pada Anna.
Anna, Ali Topan dan murid-murid lainnya terkejut.
Mereka menganggap Ibu Dewi keterlaluan. Lagipula,
yang menjadi pertanyaan anak-anak, kenapa bunyi Ibu
Dewi lain dengan bunyi Ali Topan mengenai surat itu?
Apakah Ibu Dewi mengada-ada tadi?
Saya kan sudah membaca, Ibu Dewi? tanya Ali
Topan. Nadanya lembut.
Kalau saya suruh dia baca kamu mau apa? Atau kalau
saya mau sobek-sobek surat kamu, lantas kamu mau
apa? kata Ibu Dewi. Ia berpaling ke Anna. Ke sinikan
surat itu!, katanya.
www.rajaebookgratis.com
159
Anna memberikan surat itu. Ibu Dewi merobek-robek
surat itu dengan tenang dan membuang robekan kertas
itu tepat kena wajah Ali Topan dan berhamburan ke lantai.
Beberapa potongan menempel di baju dan tas
sekolahnya.
Kelas dicekam sunyi. Semuanya menunggu reaksi Ali
Topan. Mereka memastikan, Ali Topan naik pitam. Kali
ini mereka salah duga. Ali Topan mampu menekan
emosinya. Perlahan ia membungkuk, berjongkok
memunguti robekan kertas suratnya. Dikumpulkannya
robekan kertas itu di tangan kirinya, kemudian ia berdiri
lagi. Dia berikan robekan surat pada Anna Karenina,
kemudian ia berpaling ke Ibu Dewi.
Terima kasih atas kebijaksanaan Ibu, kata Ali Topan.
Kata-katanya merendah, tapi nadanya dingin betul.
Saya tidak butuh terima kasih kamu!, kata Ibu Dewi.
Ali Topan tersenyum.
Boleh kami duduk, Ibu? katanya. Tenang.
Kamu menghina saya ya? kata Ibu Dewi.
Tidak.
Tapi sikap kamu kurang pantas! Kamu sok jago.
Keluar kamu! Saya muak melihat tampangmu! Sana! Ke
luar!
Jangan begitu dong, Bu. Masa saya mau sekolah
disuruh keluar? Itu kan kurang bijaksana namanya, kata
Ali Topan.
Kamu selalu membantah! Anak berengsek! kata Ibu
Dewi.
Dia berjalan ke meja, mengambil tasnya, lalu keluar
cepat-cepat. Wajahnya geram betul.
Ali Topan menarik tangan Anna, mengajaknya kembali
ke bangkunya.
Wan, sorry kalau gue bikin kacau lagi, kata Ali Topan
www.rajaebookgratis.com
160
pada Ridwan, ketua kelasnya.
Sorry sih sorry, Pan. Tapi gua ini yang repot. Mendi-
ngan lu aja jadi ketua kelas, soalnya guru-guru kan tahu-
nya gua terus. Gua udah capek dipanggil ke kantor,
katanya gua nggak becus memimpin kelas, kata Ridwan.
Boleh aja gue jadi ketua kelas, tapi pakai syarat. Kalau
kita boleh pakai busana yang sedikit nyentrik dan
merokok di dalam kelas, oke saja. Lu bilang deh ke Pak
Broto, kata Ali Topan. Tentu saja teman temannya
tertawa. Grrr. Suasana jadi segar lagi.
Di Kantor Direktur Sekolah. Pak Broto Panggabean
mendengar laporan Ibu Dewi. Seperti biasanya, Ibu
Dewi mendramatisir laporannya dengan airmata yang
meleleh dipipinya.
Pak Broto Panggabean memanggil sekretarisnya.
Hadi, Ali Topan suruh menghadap, kata Pak Broto.
Ya, Pak, kata Hadi. Dia berjalan cepat ke luar. Anak
setan itu kok nggak bosen dipanggilin terus. Gua aja yang
disuruh manggil udah bosen. Dia dia juga, gumam Hadi
pada dirinya sendiri.
Hadi sampai di kelas, berdiri di depan pintu sambil
cengar cengir. Dia melambai ke arah Ali Topan.
Hallo Boss. Urusan biasa dah! kata Hadi. Murid-
murid ketawa.
Biasa apaan? kata Ali Topan.
Dipanggil Godfather, kata Hadi.
Eh, bego ! God itu nggak ber-father dan father itu
bukan God, kata Ali Topan. Lu bilangin ke Pak
Brotpang... jadi Direktur Sekolah kok kerjaannya
manggil-manggil murid sih. Apa nggak ada kerjaan lain
yang lebih bermanfaat buat pembangunan? kata Ali
Topan. Grrrrrrrrrr lagi teman temannya.
Saya nggak tahu. Nanti saja tanya yang
www.rajaebookgratis.com
161
bersangkutan, kata Hadi, Sekarang ayo dah, kita ke
sono, daripada... daripada... tambahnya.
Ali Topan berjalan keluar kelas diiringi komentar jahil
yang ke luar dari mulut teman-teman kelasnya. Anna
Karenina tidak ikut berkomentar. Dia menundukkan
kepalanya. Maya juga diam.
Ali Topan menghadap Pak Broto Panggabean.
Selamat Pagi, Pak, kata Ali Topan.
Iya. Pagi pagi kau bikin perkara lagi. Ini Ibu Dewi
melaporkan kelakuan kau yang brengsek. Dan, pelajaran
terhenti. Itu berarti kau bikin rugi teman teman kau yang
lain, kata Pak Broto Panggabean.
Ali Topan diam saja. Percuma menjawab, sebab
jawabannya akan sama seperti jawaban pada setiap kali
dipanggil Pak Broto. Pak Broto Panggabean mengusap-
usap kumisnya yang tebal.
Aku sudah capek marah-marah. Kau rupanya punya
adat eksentrik ya. Semakin hebat dimarahi semakin hebat
berengsek kau! Nah, tadi Ibu Dewi melapor, katanya kau
pacaran di dalam kelas. Main surat cinta dengan Anna,
murid baru itu. Nah, Ibu Dewi minta supaya kita bikin
pertemuan antara kau, Anna, orang tua kau dan orangtua
Anna dengan kami di sini. Kau menghadap lagi besok
pagi jam delapan, kata Pak Broto Panggabean.
Ali Topan keluar dengan wajah lesu, tanpa permisi
pada Pak Broto. Ibu Dewi ditengokpun tidak olehnya.
Jalannya rada loyo. Dia memikirkan kegawatan esok
hari. Sudah jelas urusan bakal jadi meriah.
Dia membayangkan wajah ibu Anna yang non-kom-
promis itu, wajah ayah Anna yang rada acuh, sopir Mercy
yang namanya Oom Boy dengan tampang klimis yang
menjijikkan. Wajah tiga manusia aneh itu akan bertemu
dengan wajah Ibu Dewi yang sinisnya bukan kepalang,
www.rajaebookgratis.com
162
wajah Pak Broto Panggabean yang rada bloon. Amit-
amit deh. Dan dia membayangkan Anna Karenina bakal
ketakutan menghadapi orangtua-orangtua yang aneh itu.
Membayangkan Anna, dia menggeplak jidatnya
sendiri. Sampai di depan kelas Ali Topan masih
menggeplak-geplak jidatnya sendiri. Kusut pikirannya.
Ali Topan masuk ke dalam kelasnya. Teman temannya
memandang padanya.
Gimana, Pan?tanya Bobby.
Prihatin, mek!, sahutnya. Dia menghampiri Anna
Karenina, dan berdiri di depan gadis manis yang merasa
sebagai gadis paling apes di seluruh dunia.
An! Besok orang tua kamu bakal disuruh datang oleh
penguasa sekolah ini. Orangtua saya juga di panggil, tapi
jelas mereka nggak bakal datang. Besok kita berdua bakal
diadili di depan orang-orang tua itu. Saya harap kamu
tabah, kata Ali Topan. Suaranya cukup keras sehingga
anak anak lain bisa mendengarnya.
Bakalan seru dong, Pan. Kalau perlu kite rubuhin aje
sekolahan kagak berbobot ini, Wandi, anak betawi asli
mencuap.
Iya, Pan kita culik sekalian Pak Broto dan Ibu Dewi.
Kite ceburin ke Bina Ria biar dimakan jaws! kata I Soen,
peranakan Cina-Sunda yang duduk sebangku dengan
Ridwan. Teman teman sekelas, termasuk Ali Topan &
Anna tertawa mendengar leluconnya.
Apa lu kate? kata Bobby, dimakan jaws? Udah
pinter ngomong Inggris lu, Cina! tambahnya dalan nada
bergurau.
Pejajaran lu, Bob. Gue bukan Cina, gue orang Sunda
tau? Sekali lagi lu ngatain gue Cina, gue embat lu, kata I
Soen. Tampangnya dibikin seperti orang marah.
Sorry boy, I belum tau. Tapi kalau lu mau jual sih, gue
www.rajaebookgratis.com
163
beli embatan lu, kata Bobby. Tampangnya distel serius.
Ah, kagak, gua becanda aja, Bob, kata I Soen, lalu ia
melihat Ali Topan dan berkata, jadi gimana Boss? You
atur deh, I follow! Ali Topan yang sedang prihatin
tertawa ketawa ha-ha-hi-hi mendengar celotehan I Soen.
Anna Karenina juga tertawa terpingkal pingkal. Mereka
lupa sejenak pada musibah yang menimpa diri mereka.
Kelas menjadi gaduh oleh suara ketawa bebas-aktif
yang spontan ke luar dari mulut seluruh murid di situ.
Humor demi humor yang ditimpa komentar asbun
merupakan obat mujarab pengusir hati yang gundah.
Di tengah tengah keriuhan suasana, Hadi datang
membawa instruksi khusus dari Pak Direktur. Isi instruksi
itu pendek tapi tegas: kelas III Paspal 1 distrap, tidak
boleh memperoleh pelajaran hari itu. Murid murid harus
tetap di kelas, tidak boleh ke luar tanpa izin langsung dari
direktur.
Jangankan distrap sehari, sebulan juga kita masih oke.
Dia pikir kita sedih kali, padahal sih gembira betul hati
kita, kata I Soen.
Ali Topan meminta maaf kepada teman-temannya atas
keterlibatan mereka karena perbuatannya. Seperti
biasanya, teman-temannya mengerti, karena hanya
pengertian itu yang bisa mereka berikan kepada sesama
teman.
Saat pulang, Ali Topan mengantar Anna ke gerbang
sekolah.
Anna, apa pikiranmu soal urusan besok? tanya Ali
Topan. Anna memandang sayu pada Ali Topan, lalu
menggelengkan kepalanya dan berkata tidak tahu.
Kamu merasa takut? tanya Ali Topan. Anna
menggeleng.
Kamu merasa kecewa pada saya?
www.rajaebookgratis.com
164
Mungkin! sahut Anna Karenina.
Ali Topan terkesima mendengar jawaban itu. Ia
memandang Anna dengan tajam. Tapi Anna menunduk
saja. Bahkan gadis itu mempercepat jalannya langsung
menuju Mercy yang sudah menunggu.
Ketika Mercy disopiri Oom Boy bergerak meninggalk-
an gedung sekolahnya, Anna melirik sekejap ke arah Ali
Topan yang berdiri dengan aksi di pintu gerbang. Dua
tangannya masuk ke kantong celana dan pandangan
matanya gagah sekali. Anna Karenina tidak tahu kalau
gaya yang keren itu ditampilkan Ali Topan untuk
menutupi perasaan hatinya yang terpukul oleh jawaban
Anna.
Mungkin? gumam Ali Topan. Lantas ia tersenyum
sendirian. Ia menarik napas berat, lalu berbalik langkah,
berjalan menuju tempat parkir motor. Bobby, Dudung
dan Gevaert menunggu di situ.
Gimana, Pan? tanya Gevaert.
Mungkin, sahut Ali Topan. Ia menghidupkan
motornya, lalu meninggalkan tempat parkir, diikuti
teman temannya.
***
www.rajaebookgratis.com
165
TIGA BLLAS
2
agi hari di rumah Anna.
Oom Boy baru datang dari mengantar Anna ke
sekolah. Ia masuk ke ruang tengah, memperhatikan
Nyonya Surya yang sedang merawat pohon pohon kerdil.
Tuan Surya membaca Kompas di kursi rotan di dekat
istrinya. Keduanya asyik dengan kesibukan masing
masing.
Oom Boy menyiulkan lagu Bujangan Koes Plus
dengan gaya norak. Dia membayangkan dirinya seperti
Murry penyanyi di layar Televisi Republik Indonesia
alias TVRI. Tuan Surya tak memberi reaksi apa apa, tapi
Nyonya Surya tersenyum kecil dan menegur Boy,
Gembira betul kau hari ini, Boy.
Biar awet muda, sahut Boy.
Kau sudah merasa tua? Berapa sih umurmu yang
sebetulnya? tanya Nyonya Surya sambil terus mengatur
pohon pohon kerdilnya.
Jalan tiga puluh dua, kata Boy.
Wah. Hampir telat dong. Cepat ah cari istri. Kau kan
cukup keren, kenapa sih tak mau cari pacar? Nanti aku
dan abangmu yang melamarkan sebagai ganti orang
tuamu, kata Nyonya. Surya. Tuan Surya menurunkan
korannya, melihat ke arah Boy dan istrinya. Dia terse-
nyum kecil pula dan berkata, Tampang keren kalau
nggak ada duit juga percuma, Boy. Anak gadis sekarang
mana mau punya suami sopir.
Boy cuma meringis saja. Dia memahami kenapa Tuan
Surya bicara begitu. Tuan Surya sudah berkali-kali
www.rajaebookgratis.com
166
menyuruhnya bekerja, tapi Boy sendiri masih belum mau.
Ia lebih suka menjadi sopir. Terus terang, ia ingin selalu
dekat Anna Karenina. Ia diam diam menaruh hati pada
Anna. Tuan dan Nyonya Surya tidak tahu hal itu. Boy
punya sifat cemburu. Ia merasa buta kalau Anna tidak
berada di dekatnya. Cuma ia sendiri dan Tuhan Allah
Subhannahu Wa Taala yang paham perasaan cinta yang
terpendam di hati Boy.
Dia belum ada pekerjaan yang cocok, Pap. Biar saja.
Nanti kan ada waktunya dia punya pekerjaan yang hebat.
Jadi pengusaha muda ya Boy? Kata Nyonya. Surya.
Pengusaha muda dalam bidang jual beli angin? kata
Tuan Surya. Ia terkekeh-kekeh, menaruh Kompas yang
dibacanya, kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Nyonya Surya menoleh ke arah Boy. Biar saja dia
berkata begitu, Boy. Jangan dimasukkan ke hati,
katanya. Nyonya Surya memang lebih suka Boy
menyopiri dan merawat mobilnya. Boy tersenyum
padanya. Kemudian ia berjalan ke kamarnya.
Tuan Surya berdandan di kamarnya. Ia termasuk
pecandu kerja. Ia selalu gerah melihat Boy tidak mau
bekerja, padahal sudah berkali-kali ia menawarkan
kesempatan bekerja pada pemuda itu. Ia akhirnya punya
kesimpulan bahwa pemuda semacam Boy adalah
pemuda yang tidak jelas tujuan hidupnya. Orangnya
gampang putus asa, maunya berfantasi saja. Dia sering
mengatakan bahwa fantasi itu memang perlu untuk
manusia pekerja yang mendambakan sukses besar. Tapi
Boy cuma fantasi-fantasian saja. Kuliah gagal, bekerja
ogah. Tuan Surya tak habis pikir. Berhubung Boy itu
anak sahabat karibnya, ia enggan mengusir pemuda itu.
Lagipula istrinya selalu membela Boy.
Mobil Volvo hijau-apel, mobil kantor Tuan Surya
www.rajaebookgratis.com
167
sudah siap di garasi. Sopir Mat Hasan asal Cirebon sudah
duduk di belakang setir. Majikannya punya kebiasaan
unik, tidak mau dibukakan pintu atau dibawakan tas.
Tuan Surya selesai berdandan. Ia keluar dengan
menenteng tas Samsonite warna hitam pekat. Ia
menghampiri istrinya.
Mam, aku berangkat, katanya. Dikecupnya jidat
istrinya. Nyonya Surya mengecup dagu Tuan Surya.
Nggak usah mampir di stimbat ya? kata Nyonya
Surya. Suaminya cuma terkekeh-kekeh kecil.
Tuan Surya naik mobil lalu berangkat ke kantornya.
***
Di kantor Direktur SMA Bulungan I. Hadi memasuk-
kan surat-surat dinas ke sebuah map. Surat surat itu
berasal dari Pak Direktur untuk orang tua Anna Karenina
dan Ali Topan. Mereka diminta datang untuk
konsultasi perkara surat cinta Ali Topan kepada
Anna yang diributkan Ibu Dewi kemarin.
Hadi memasukkan map ke dalam kantong plastik lalu
berjalan ke luar menuju tempat parkir motor dinasnya.
Pekerjaan mengantar surat panggilan ke alamat Ali Topan
hampir merupakan pekerjaan rutin bagi sekretaris Pak
Direktur itu.
Dia bahkan sudah kenal baik dengan babu tua di rumah
Ali Topan. Untung Mbok Yem, babu itu sudah tua, coba
masih muda barangkali aku bisa jatuh cinta betul sama
Mbok Yem, demikian pikiran Hadi sambil mendorong
motornya ke pintu gerbang sekolah.
Selama ini memang Mbok Yem itu yang menemuinya
jika ia disuruh mengantar surat konsultasi ke alamat
Ali Topan. Ibu atau Ayah anak muda itu tak sekalipun
dijumpainya di rumah. Dia hafal betul sambutan Mbok
Yem setiap kali datang. Lho kok dateng lagi. Ada apa to
www.rajaebookgratis.com
168
kok dateng dateng ke sini lagi? Mau minta sumbangan
buat sekolahnya Ndoro saya? begitu sambutan Mbok
Yem. Dan Mbok Yem pasti terkekeh-kekeh.
Membayangkan muka Mbok Yem yang terkekeh-kekeh
itu Hadi jadi tersenyum sendiri. Geli dia.
Mbok Yem sayang, aku datang lagi,kata Hadi pada
dirinya sendiri. Maka ia jadi terkekeh-kekeh pula sambil
menghidupkan mesin motornya. Dia masih tersenyum-
senyum sendiri di jalanan menuju ke rumah Ali Topan.
Di rumah Ali Topan, Mbok Yem sedang menemui
tukan sayur bernama Bang Entong. Bang Entong, orang
Betawi Aseli merupakan tukang sayur langganan Mbok
Yem. Ada historisnya kenapa Mbok Yem memilih Bang
Entong, sebab dari Bang Entong dia bisa kursus praktis
bahasa Jakarta.
Bang Entong sudah selesai memberikan sayur yang
dibeli Mbok Yem. Dia menghitung-hitung harga
penjualannya.
Awas, jangan naikin harge seenaknye, ye. Saye udeh
kenyang banget diomelin nyonye saye, Bang Entong,
kata Mbok Yem. Bang Entong cuma tertawa kecil. Dia
masih repot menghitung-hitung harga penjualan
sayurannya. Mbok Yem jadi sewot. Dia ingin Bang En-
tong menjawab, sebab dengan begitu dia bisa berdialog.
He, Bang Entong, kuping lu budek ye? Gue nanyain,
lu jawabin dong. Nanti gue bise sewot, eh elu gue kagak
bayar bayar acan ye, kata Mbok Yem. Bang Entong
ketawa terbahak-bahak mendengar omongan Mbok
Yem.
Ya Alloh, Mbok. Ngocehnya jangan kasar kasar dong.
Ntar diketawain tetangge, kata Bang Entong, nih
semuenye dua rebu tige ratus jigo, kata Bang Entong.
Udeh pakek diskon tuh? Jangan lupe ye, diskonnye
www.rajaebookgratis.com
169
sepuluh persen. Kalok kurang gue berenti aje jadi
langganan. Pokoknye bisa putus aje hubungan kite, kata
Mbok Yem.
Ngarti dah ngarti, kata Bang Entong sembari nyolek
paha Mbok Yem, eh jangan kate sepuluh persen,
sembilan pulu persen juga saye kasiin, Mbok. Asal ,
tambahnya.
Asal ape?.
Asal ente mudaan lagi tige pulu taon, kata Bang
Entong. Dia menjulurkan tangannya untuk menyolek
Mbok Yem, tapi Mbok Yem mengepret tangan itu.
Jangan suka begitu ah, malu dilihat tetangga, kata
Mbok Yem tersipu-sipu.
Kalok malu, buruan dah bayarinnye. Pacar-pacar aye
yang laen udeh pade ngebet nungguin saye, kata Bang
Entong. Mbok Yem melotot. Rada cemburu juga
mendengar omongan Bang Entong. Ya udah, pergi
buruan ke pacarnye nyang laen. Kagak usyah kemariin
lagi, kata Mbok Yem, merajuk. Bang Entong
menggaruk-garuk pantatnya sembari cengar-cengir.
Ayo dong sayang? Mbok Yem biar udeh tuaan,
pokoknye saye paling betah aje di sini. Ayo dong buruan
duitnye, sayang, rayu Bang Entong. Mbok Yem masih
merengut, padahal hatinya berbunga kena rayuan Bang
Entong yang kontemporer itu.
Awas kalok saya denger Bang Entong pacaran sama
babu-babu laen. Putus aje hubungan kite, kata Mbok
Yem. Ia mengeluarkan uang Rp 2.500,- untuk membayar
sayur mayur yang dibelinya.
Kembalinye besok aje ye? Kagak ade duit kecil nih,
sayang, kata bang Entong. Dia menggoda Mbok Yem.
Tak ada kembali, tak boleh pergi, kata Mbok Yem.
Bang Entong melemparkan uang kembali ke tampah
www.rajaebookgratis.com
170
tempat sayur mayur mbok Yem.
Permisii. Trime kasii, kata bang Entong. Dia
mengangkat pikulannya, kemudian berjalan pergi. Pan-
tatnya sengaja digoyang-goyangkan dengan sexy.
Mbok Yem menggigit bibirnya melihat goyangan pantat
bang Entong. Dia terpesona oleh goyangan pantat tukang
sayur itu.
Sesudah Bang Entong tidak tampak lagi barulah Mbok
Yem mengangkat tampah dan berjalan masuk ke dalam
rumah. Baru sampai pintu, dia berhenti karena
mendengar suara sepeda motor memasuki halaman
rumah. Hadi, pengendara motor itu melambaikan tangan
ke arahnya.
Halo, saya dateng lagi, Hadi berseru. Ia mematikan
mesin motornya, memarkir di tengah halaman, lalu
menghampiri Mbok Yem.
Lho, kok dateng-dateng lagi? Ada urusan penting lagi
ya Dik Hadi, kata Mbok Yem. Hadi mengambil surat
dari dalam map.
Biasa. Surat panggilan. Ibu dan bapak harus mengha-
dap hari ini juga. Anaknya kurang ajar di sekolahan,
kata Hadi. Mbok Yem memberengut.
Kurang ajar? Siapa yang kurang ajar? Jangan sembar-
angan ngatain Ndoro saya kurang ajar, nanti saya
sampluk kowe, Di, kata Mbok Yem, bersungut-sungut.
Pokoknya terserah. Saya nggak mau banyak bicara
lagi, kata Hadi. Dia menaruh surat panggilan itu di atas
sayur mayur, kemudian berbalik ke tempat motornya.
Dia menghidupkan motornya lalu meninggalkan rumah
Ali Topan.
Mbok Yem berjalan masuk ke dalam rumah. Dia me-
naruh sayur mayur di dapur. Ia mengambil surat
panggilan itu dan diamat-amatinya dengan seksama.
www.rajaebookgratis.com
171
Kemudian ia berjalan ke ruang tengah. Surat panggilan
itu ditaruhnya dia atas meja.
Nyonya Amir muncul dari kamarnya. Wajahnya pucat
sekali. Dia sakit selesma.
Ada surat dari sekolahannya Den Bagus, Ndoro
Putri, kata Mbok Yem. Dia mengambil surat dari atas
meja, menyerahkannya pada Nyonya Amir.
Nyonya Amir membuka surat itu dan membacanya.
Ekspresi wajahnya tak berubah. Dia melipat kembali
surat itu dan memasukkannya ke dalam sampulnya.
Aku sedang sakit. Tidak bisa datang, katanya. Surat
itu diberikan lagi pada Mbok Yem.
Katanya penting sekali, Ndoro Putri. Harus datang ke
sekolahan Den Bagus, kata Mbok Yem.
Aku sakit, kata Ny. Amir. Lalu dia berjalan ke kursi
dan duduk di situ. Termangu-mangu.
Mbok Yem segera menyingkir dari hadapan Nyonya
Amir. Di dalam hatinya dia menggerutu dan mencaci-
maki ndoro putrinya. Anak sendiri tidak diurusi, anak
orang lain disayang seperti suami, demikian gerutuan
Mbok Yem. Tapi Nyonya Amir tetap berdiam diri,
termangu-mangu, entah memikirkan hal apa.
Mbok Yem tidak tahu. Yang dia tahu, berdasarkan
pengalaman menerima surat dan pembicaraan dengan
Hadi, Den Bagus Ali Topan-nya sedang dilanda
kesusahan di sekolah. Ia sayang betul pada Ali Topan tapi
ia tak bisa apa-apa. Ia cuma babu. Babu tua. Dengan
pikiran tak habis pikir, Mbok Yem masuk ke dapur dan
meneruskan kerjanya.
***
Nyonya Surya sedang mencuci tangan di dapur rumah-
nya. Ia telah selesai meruwat bonsai, pohon-pohon
kerdil kesayangannya. Boy bersiul-siul lagi tak jelas di
www.rajaebookgratis.com
172
kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Boy memang
penggemar kamar mandi. Dan penghuni rumah sudah
maklum dengan kegemarannya yang khas itu.
Boy! Boy! Ny. Surya berteriak.
Boy tetap bersiul-siul di kamar mandi. Dia kurang men-
dengarkan teriakan Nyonya Surya.
Nyonya Surya berteriak-teriak lagi, memanggil na-
manya.
Yak! Sebentar! Boy menyahut dari kamar mandi.
Tak lama kemudian, Boy ke luar dari kamar mandi.
Wajahnya tampak berseri-seri, tapi jalannya agak loyo.
Ia ke dapur menjumpai Nyonya Surya.
Boy, sebentar lagi tolong antarkan aku ke salon ya.
Aku mau krimbat, kata Nyonya Surya.
Bolehlah. Tapi tak lama kan? tanya Boy, aku kan
harus menjemput Anna, tambahnya.
Ah, ah, kau penuh perhatian pada Anna. Aku senang
sekali.
Boy menyeringai. Ia mengusap-usap wajahnya. Bel
berdering.
Siapa lagi, pagi-pagi begini sudah mertamu, kata
Nyonya Surya, tolong lihat, Boy. Kalau Nyonya Winata,
bilang aku sudah pergi, tambahnya.
Boy bergegas ke ruang depan. Ia melihat Hadi berdiri
di depan pintu.
Bung siapa? Ada urusan apa ke sini? tanya Boy,
tanpa membuka pintu. Hadi berdiri dan memandangnya
dengan aneh. Sok bener, gumam Hadi. Boy akhirnya
membuka pintu.
Di sini rumah Anna Karenina? tanya Hadi.
Iya, betul, ada apa?
Hadi menyodorkan surat panggilan.
Apa ini? tanya Boy.
www.rajaebookgratis.com
173
Bung baca saja sendiri, kata Hadi. Kemudian ia pamit
dan berjalan pergi meninggalkan rumah itu. Boy memba-
lik-balik surat itu, lalu bergegas ke dapur, menemui
Nyonya Surya.
Siapa Boy?. tanya Ny. Surya.
Dari sekolah si Anna, kata Boy sambil menyerahkan
surat. Nyonya Surya terbelalak. Dari sekolah si Anna?
Ada apa sih? tanyanya. Segera dibukanya surat itu. Dan
dibacanya.
Waduh Boy, Boy, Boy! Kita cepat-cepat ke sekolah si
Anna. Ini surat panggilan penting. Waduh, ada apa ya?
Udah, cepat sana siap-siap, aku nggak jadi ke salon, kata
Ny. Surya. Ia segera lari, terbirit-birit, ke kamarnya.
Tak berapa lama Boy dan Nyonya Surya naik mobil
menuju SMA Bulungan I. Di perjalanan, mereka saling
bertanya jawab, menduga-duga. Mengenai maksud dan
tujuan surat panggilan itu.
Di kantor Direktur SMA Bulungan I, Ali Topan dan
Anna Karenina duduk menghadap Pak Broto
Panggabean. Ibu Dewi duduk di kursi, di dekat pintu.
Hadi datang, tergopoh-gopoh. Langsung memberi
laporan pada bossnya. Surat sudah saya sampaikan ke
rumah Anna Karenina, Pak. Sebentar lagi mungkin
mereka datang, kata Hadi.
Orang Ali Topan? tanya Pak Broto Panggabean.
Saya tidak tahu, Pak. Tapi suratnya sudah saya
sampaikan pada Mbok Yem, kata Hadi.
Mbok Yem? Siapa dia? tanya Pak Broto.
Ituitu pembantu rumah Ali Topan, Pak, kata
Hadi.
Oh ya? Baiklah, kata Pak Broto. Hadi lantas ke luar
dari ruang itu.
Pak Broto Panggabean memandang Ali Topan. Ke
www.rajaebookgratis.com
174
mana orang tua kau, Ali Topan? tanyanya.
Saya tak tahu, Pak. Jika mereka pergi tak pernah
memberi tahu saya, sahut Ali Topan. Pak Broto, Ibu
Dewi, dan Anna Karenina terkejut mendengar jawaban
Ali Topan yang tegas itu.
Jangan asbun kau!, kata Pak Broto. Beliau melotot
ke arah Ali Topan.
Bukan asbun, pak, tapi fakbun, kata Ali Topan.
Apa itu fakbun?
Fakta bunyi!
Heh heh heh, Pak Broto tertawa terkekeh kekeh.
Ketawanya yang spontan itu mengejutkan Ibu Dewi. Ibu
guru centil itu melotot. Ha ha ha. Ali Topan tertawa. Lalu
diam. Ibu Dewi makin sengit. Ia merasa diledek.
Ibu Dewi melotot, merengut, wajahnya merah
menahan marah. Tapi Ali Topan cengar-cengir saja.
Beberapa waktu kemudian, Hadi masuk, mengiring
Nyonya Surya dan Boy. Nyonya Surya terkesiap melihat
Ali Topan dan Anna.
Selamat pagi. Selamat pagi. Mari. Silakan, kata Pak
Broto. Nyonya Surya dan Boy masuk, diperkenalkan
lebih dulu dengan Ibu Dewi.
Nyonya Surya dan Boy masih menatap Anna dan Ali
Topan.
Ada apa ini, An, kata Nyonya Surya dengan nada
dingin. Pak Broto menyela. Aaa, begini silahkan
duduk dulu. Begini sebetulnya tidak ada perkara yang
serius, tapi Ibu kami undang untuk sekedar konsultasi
saja mengenai mengenai putri Ibu.., kata Pak Broto.
Anna! Kau bikin apa di sini ha?! Nyonya Surya
menghardik anaknya. Lalu dia menuding Ali Topan dan
berkata keras: Kamu bikin apa sama anak saya?
Memang kamu anak kurang ajar!
www.rajaebookgratis.com
175
Sabar, sabaar, Ibu. Biar Ibu Dewi menjelaskan duduk
perkaranya, kata Pak Broto Panggabean. Hati guru
kepala ini agak menyesal melihat perkembangan yang
tidak enak. Harusnya dia kelarkan saja persoalan, tanpa
membuat pertemuan semacam ini. Tapi semuanya sudah
terlanjur.
Ibu Dewi dengan lancar tentu dengan tambahan
bumbu-bumbu penyedap kata-kata dan mimik yang
dramatis. Tak percuma dia ikut grup teater tatkala kuliah
di IKIP dulu. Dramatis betul suasana dibikinnya.
Begitulah, Ibu Surya. Saya selaku guru pengawas yang
ditugaskan langsung oleh Departemen merasa
bertanggung jawab penuh atas nama baik sekolah ini,
dan untuk mecegah supaya murid-murid tidak terjuremus
ke jurang kenistaan dan kenakalan remaja, demikian
kata penutup Ibu Dewi. Nyonya Surya, Boy dan Anna
tampak tegang. Tapi Ali Topan malah tersenyum kecil.
Ibu Dewi, tadi itu ada kesalahan kecil. Bukan
terjuremus, tapi terjerumus, kata Ali Topan.
Ibu Dewi melengak. Demikian pula hadirin lainnya.
Mulut Ibu Dewi terbuka. Sebelum ia bicara, Ali Topan
sudah buka mulut: Menurut tata bahasa Indonesia yang
baik, pembicaraan Ibu Dewi agak kurang teratur, hingga
sulit dipahami maknanya, Mak! Langsung wajah Ibu
Dewi merah sebagai muka orang Belanda kesentrong
sinar mentari.
Kurang ajar! perkataan itu ke luar dengan dahsyat
dari mulut Ibu Dewi. Seluruh emosinya meledak. Ia tak
tahan menerima aksi Ali Topan. Ia pikir kemarahannya
sudah setinggi langit, tapi Ali Topan tak bergeming.
Dengan tenang ia menyodok kaki kemarahannya yang
rapuh. Soal tata bahasa masih sempat dibawa-bawanya.
Benar-benar kurang ajar!
www.rajaebookgratis.com
176
Ibu Dewi menghentakkan kaki, lalu ke luar ruang. Ia
tersedu sedan. Suasana di dalam ruang jadi hening. Lang-
kah-langkah Ibu Dewi yang nyaring merupakan ilustrasi
suara yang terdengar. Tek tok tek tok tek tok. Makin jauh,
makin berkurang bunyi hak sepatu lancipnya menjejak
lantai koridor sekolah.
Kelas-kelas yang dilewatinya hening. Para murid dan
guru melongok sejenak. Melihat kelebatan Ibu Dewi,
mereka menerka, pasti ada sesuatu yang terjadi.
Ibu Dewi ke luar dari gedung sekolah. Ia memanggil
taksi President yang lewat. Taksi berhenti. Sopirnya
membukakan pintu. Ibu Dewi masuk ke dalam. Ke Jalan
Jendral Sudirman. Departemen P dan K,kata Ibu Dewi.
Sopir taksi manggut, kemudian menancap gas taksinya.
Di ruang direktur, suasana terasa runyam bagi Anna
Karenina. Seujung kukupun ia tak menyangka kalau
situasi berkembang ruwet begitu. Ia baru tahu dan yakin
akan Siapa Ali Topan, sebagaimana diceritakan oleh
Maya. Ali Topan itu susah ditebak adatnya. Nyentrik
sih, demikian kata Maya. Dia sebetulnya anak yang
baik. Tapi suka nekat. Dan nekatnya nggak ketulungan.
Begitu rekomendasi yang diterima Anna, pada hari-hari
yang lewat.
Ali Topan duduk dengan gaya masa bodo. Ia sedikitpun
tidak memandang ke arah Nyonya Surya dan Boy.
Sekilas tadi, waktu masuk, ia melirik mereka, dan
menangkap sinar mata yang tak enak buat dipandang.
Makanya ia tak menggubris mereka. Ia duduk dengan
tenang, menggosok-gosok dengkulnya.
Heh! Ali Topan! Kau benar-benar trouble maker! Aku
tak bisa bicara apa-apa lagi. Rasanya aku cuma ingin
menempeleng kau. Tapi aku tahu itu tidak pantas, kata
Pak Broto Panggabean. Nadanya dingin. Ali Topan acuh
www.rajaebookgratis.com
177
tak acuh saja. Dia mengartikan omongan direktur sekolah
itu secara lain. Pak Broto tak berani menepelengnya,
sebab, dulu pernah ada peristiwa, Pak Idris, guru olahraga
menampar Ali Topan, kemudian, sehari sesudah
peristiwa itu, Pak Idris digebuki berandal-berandal Pasar
Melawai. Mengingat itu, Ali Topan tersenyum.
Kenapa kau tersenyum, heh? tanya Pak Broto. Ali
Topan menoleh, memandang tepat di antara dua biji mata
direktur sekolahnya. Lalu ia tersenyum lagi, senyuman
yang susah diterka Pak Broto, apakah senyuman itu asal
senyuman, ataukah senyuman menganggap enteng.
Kau keluarlah! Nanti kutempeleng kau! hardik Pak
Broto. Ali Topan berdiri. Tapi ia tidak beranjak dari
tempatnya. Ia menoleh ke arah Anna Karenina. Gadis itu
pucat pasi. Wajahnya melukiskan kecamuk perasaannya.
Anna juga boleh ke luar, Pak? tanya Ali Topan sambil
menoleh ke arah Pak Broto.
Anna tetap tinggal di sini! Nyonya Surya berteriak.
Tangannya mencekal lengan Anna.
Saya harap Anna tidak dijatuhi hukuman apapun
akibat peristiwa ini, Pak Broto. Semua kesalahan atas
rekening saya, kata Ali Topan. Ia melirik Pak Broto,
kemudian melangkah ke pintu. Boy menghadang di
pintu. Wajah Boy tegang, matanya mengandung sinar
kebencian yang hebat. Ali Topan berhenti tepat di depan
Boy. Boy masih menghadang.
Numpang lewat, kata Ali Topan. Tapi Boy tetap
menghadang. Pelahan Ali Topan menengadah. Sinar
matanya menyapu wajah Boy. Boy bergidik melihat sinar
mata Ali Topan yang sangat beringas. Tanpa sadar dia
menyingkir ke tepi. Ali Topan mendengus, lalu berjalan
ke luar. Ia kembali ke kelasnya.
Walaupun ia sudah tidak berada di ruang Direktur, tapi
www.rajaebookgratis.com
178
wibawa dari sikapnya membuat orang-orang di ruang
itu terpaku. Pak Broto mengusap-usap dagunya, Nyonya
Surya dan Boy saling memandang, dan Anna Karenina
menunduk. Masing-masing berpikir tentang Ali Topan.
Akhirnya Boy bicara. Anak begitu mustinya dipecat
saja dari sekolah ini, Pak. Kalau tidak, dia bisa bikin
hitam nama bapak dan jadi racun bagi murid-murid lain.
Nyonya Surya menyambung, Itu sangat betul, Pak.
Lihat saja, anak saya jadi korbannya yang entah yang ke
berapa. Dan ibu guru tadi Ibu Dewi, dibuatnya begitu
marah.
Pak Broto diam saja. Kepalanya manggut-manggut
macam burung kuntul di tengah sawah. Manggut-
manggut itu gayanya yang khas, dan tidak selalu berarti
mengiyakan pendapat orang lain.
Yah. Begitulah. Saya tidak bisa bicara apa-apa lagi.
Kita tunggu berita dari Ibu Dewi. Saya kira dia akan
melapor ke Departemen P dan K. Nah, terima kasih atas
kedatangan Ibu. Saya harap komunikasi begini bisa
dilanjutkan demi kebaikan bersama, guru, orang tua
murid dan si murid sendiri. Begitu? kata Pak Broto. Ia
ingin mengakhiri pertemuan.
Tapi, bagaimana selanjutnya? Harus ada sanksi berat
untuk anak berandal itu. Kalau tidak, saya bisa bikin
besar ini perkara. Saya kenal orang-orang berkuasa di
Hankam. Jadi, betul-betul bapak harus bertindak, kata
Nyonya Surya. Pak Broto manggut-manggut lagi
menyungging senyum yang khas Medan.
Ibu tunggu kabar saja, katanya. Kemudian ia
berpaling ke Anna dan berkata, Nah, Anna boleh
kembali ke dalam kelas. Seperti kata Ali Topan tadi,
kesalahan semuanya atas rekening dia.
Anna Karenina mengangguk. Ia berpaling ke arah
www.rajaebookgratis.com
179
ibunya. Nyonya Surya memandang pula kepadanya. Boy
ikut melihat Anna.
Lebih aman kau pulang saja sekarang, Anna, kata
Boy. Anna menatap mata Boy, lalu dengan gaya tidak
senang, ia melengos.
Iya, begitu juga baik. Ayo, Anna, ambil tas kamu,
kata Nyonya Surya, kemudian ia berpaling ke arah Boy,
Boy, kawal dia, katanya.
Dengan kesal Anna menuruti kebijaksanaan itu. Ia
pamit pada Pak Broto. Pak Broto mengelus rambut
muridnya, lalu mengantar ke luar ruang. Boy, mengikuti
Anna dari belakang. Nyonya Surya juga pamit. Ia
berjalan mengikuti Boy dan Anna.
Pak Broto memperhatikan mereka, kemudian masuk
ke dalam kantornya.
Hadiiiii!, serunya. Hadi datang segera.
Ada apa, Pak?
Pak Broto melotot.
Pakai tanya lagi. Mana es teh buatku? Dan Dji Sam
Soe sebungkus, bon dulu di kantin. Cepat kau! Kepalaku
pening melihat muka kau yang macam beruk itu! hardik
Pak Broto. Ia melampiaskan kedongkolan pada Hadi.
Siap, Pak! kata Hadi. Lalu berjalan mundur ke pintu.
Sampai di luar ia berlari sekencang-kencangnya ke
kantin.
He, bibi! Mana es teh aku? Dan Dji Sam Soe sebung-
kus, ngebon dululah! Cepat kau antar ke kamar Bapak
kita, Si Broto Panggabean, bah! kata Hadi pada bibi
kantin. Bibi kantin tertawa.
Kalau di sini berani bilang Si Broto Panggabean. Ka-
lau di depan orangnya huh!, bisa dibikin beres kamu,
Di, kata Bibi Kantin. Sambil tertawa-tawa, segera mem-
buat es teh manis. Setelah selesai, ia berikan es teh dan
www.rajaebookgratis.com
180
sebungkus Dji Sam Soe pada Hadi. Salam buat Pak
Broto, kata bibi kantin.
Salam pakai cium?
Hus! Bibi kantin melotot. Hadi terbahak-bahak
sambil pergi membawa es teh dan Dji Sam Soe.
Begitu Hadi sampai dan menaruh gelas es teh manis,
langsung Pak Broto menyambar minuman itu dan me-
nenggak seperti orang menenggak tuak. Segelas es teh
manis amblas dengan sekejap mata. Lalu membuka
bungkus Dji Sam Soe dengan gigi taringnya.
Hadi segera mengundurkan diri. Pintu kantor Pak Broto
ditutupnya dari luar. Hadi tahu, pada saat seperti itu, Pak
Broto tidak boleh diganggu gugat.
Pak Broto mengambil sebatang Dji Sam Soe,
mengeluarkan tembakau separ uh. Kemudian ia
mengambil bungkusan ganja dari laci mejanya. Ganja itu
dicampur dengan tembakau yang sudah dikeluarkannya,
kemudian dimasukkan lagi ke dalam rokok. Sisa
tembakau dan ganja disimpannya di dalam amplop. Pak
Broto sulit menghilangkan kebiasaan mengganja yang
dilakukan sejak masih muda, di Medan dulu.
***
Sebuah pesawat terbang kertas melayang di dalam
kelas. Pesawat itu melayang-layang, lalu menukik, dan
mendarat di kepala Maya. Lantas terdengar suara ketawa
dari teman-temannya. Ketawa Ali Topan terdengar
paling keras. Ia yang melayangkan pesawat terbang
kertas itu.
Maya tidak marah. Ia tahu, Ali Topan sedang kesal.
Anna Karenina sudah pulang bersama Ibunya dan Boy.
Di depan pintu, tadi, Boy berdiri dengan gaya sok angker.
Ali Topan melemparnya dengan sebutir permen Chiclets.
Kena kepalanya. Ketika Anna mengambil tasnya, ia tak
www.rajaebookgratis.com
181
berkata apa-apa. Wajahnya merunduk.
Ridwan menghampiri Ali Topan. Ia berbisik-bisik. Ali
Topan mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu Ridwan
kembali ke tempat duduknya.
Ali Topan berdiri. Ia mengambil tas sekolahnya, lalu
berjalan ke pintu. Teman-temannya memperhatikan.
Di tengah pintu, sambil tetap menghadap ke luar, Ali
Topan berseru: He, kenyung-kenyung. Gua poskul
duluan. Kalian belajar baek-baek, ye?!
Iyeeeee.., teman-temannya serempak menyahut.
Lantas Ali Topan berlalu. Langkahnya tenang,
pandangannya lurus ke depan. Ia terus berjalan, melewati
koridor, kantor guru-guru, pintu gerbang sekolah dan
menyeberangi jalan.
Ia terus berjalan. Pelan tapi pasti. Menuju Jalan Pang-
lima Polim Tiga, tempat tukang tambal ban motor &
mobil.
Motornya sudah siap ketika ia sampai. Bannya sudah
ditambal, dan bodinya sudah dibersihkan oleh penambal
ban.
Ada berapa lobang? tanya Ali Topan.
Dua lobang. Pakunya panjang sih, kata penambal
ban.
Brokap?.
Dua lobang, duaratus deh.
Ali Topan membayar Rp 200, lalu mengambil sepeda
motornya.
Tak lama kemudian, ia sudah nangkring di atas
motornya. Ia tak ngebut. Motornya dijalankannya pelan-
pelan.
Ia langsung pulang ke rumahnya.
***
www.rajaebookgratis.com
182
LMPAT BLLAS
-
soknya, sekitar pukul 10.00 Waktu Indonesia
Barat, Hadi datang ke rumah Ali Topan, membawa
sepucuk surat keputusan Direktur SMA Bulungan
I, mengenai skorsing. Selama satu bulan penuh, ia tidak
diizinkan mengikuti pelajaran sekolah.
Yang menerima surat itu Nyonya Amir. Ali Topan
sedang berada di kamarnya.
Nyonya Amir membaca surat keputusan itu, kemudian
pergi ke kamar Ali Topan. Ia masuk ke kamar anaknya
dan mendapati Ali Topan sedang tidur-tiduran. Nyonya
Amir duduk di ranjang Ali Topan.
Kamu tidak sekolah hari ini? tanya Nyonya Amir.
Males, jawab Ali Topan.
Kenapa males?
Kemarin ribut di sekolah.
Kenapa ribut?
Biasa.
Biasa apa?
Soal cewek.
Lho, sudah punya cewek? Kok mama nggak di kasih
tahu?
Ali Topan tak menjawab. Ia merasa aneh. Mamanya
kok lain sekali hari ini? Kok menaruh perhatian banget?
Ia menelentang, memandang ibunya. Ibunya tampak
tersenyum. Tapi wajahnya pucat sekali.
Ada apa? tanya Ny. Amir.
Mama tumben nanya-nanya. Udah insap ya? kata
Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
183
Mamanya terperanjat. Wajahnya yang pucat makin
pucat. Tapi senyumnya masih diusahakan keluar, untuk
mengurangi rasa kagetnya.
Kepala Sekolahmu mengirim ini, kata Nyonya Amir.
Ia menunjukkan surat pada anaknya.
Apa itu? Surat skorsingya? Atau Ali dipecat dari
sekolah? tanya Ali Topan.
Baca saja sendiri, kata Nyonya Amir. Ia memberikan
surat itu pada anaknya. Ali Topan membaca surat itu.
Ekspresi wajahnya tidak berubah. Tenang-tenang saja
tampaknya.
Kamu nakal betul ya di sekolah, kok sampai di skors
begitu lama. Jangan nakal dong Ali.
Ha ha ha. Jaman sekarang memang jamannya orang
nakal, Mama. Kalau nggak ada orang nakal, nggak rame
dunia, kata Ali Topan.
Nyonya Amir tertegun. Darahnya tersirap. Kata-kata
anaknya terasa sebagai ratusan jarum yang menancap di
ulu hatinya. Dipandangnya wajah anaknya, tapi terba-
yang wajah lelaki tanggung yang bukan anaknya. Sema-
kin ia memandang Ali Topan, semakin terbayang wajah
anak-anak muda yang menjadi gigolo-nya. Kepalanya
terasa pening mendadak. Pandangan matanya
berkunang-kunang.
Apa kamu bilang? bisiknya. Ali Topan memandang-
nya. Sepasang mata seakan-akan layu. Sinar matanya
suram, mengandung kecewa.
Maaf, Mama, Ali nggak suka keadaan di rumah ini.
Ali nggak mengerti kemauan mama dan papa. Terus
terang Ali kecewa, kata Ali Topan.
Nyonya Amir tertegun. Peningnya menjadi-jadi. Sebe-
tulnya rasa pening itu hampir tak bisa ditahannya, tapi
ke-aku-annya sebagai seorang ibu tidak bisa menerima
www.rajaebookgratis.com
184
ucapan anaknya, sekalipun ucapan itu mengandung
kebenaran.
Kamu memang tidak akan pernah bisa mengerti!
gumamnya. Lalu ia bangkit, dan segera berjalan ke luar.
Pintu kamar Ali Topan dibantingnya. Surat hukuman dari
sekolah melayang jatuh kelantai.
Sesaat Ali Topan memandang daun pintu yang
dibanting dan surat hukuman yang terletak dilantai.Lalu
iapun bangkit, dari tempat tidurnya. Matanya terasa
panas. Sekuat tenaga ia tahan airmata yang hendak ke
luar, namun sia-sia. Iapun menunduk. Butir-butir airmata
jatuh ke lantai. Ia menangis, terisak-isak.
Dadanya terasa sesak, hatinya terasa hampa. Ia ingin
sekali berteriak sekuat-kuatnya. Ia ingin meledakkan
seluruh perasaan yang terpendam lama, rasa kecewa
berasal dari rasa kehilangan sesuatu, yaitu perhatian
ibunya. Dulu mamanya nggak begitu. Masih biasa-biasa
saja. Seperti mamanya waktu ia masih kecil. Meskipun
cerewet, dan kalau bicara membentak-bentak, tapi masih
waras. Mamanya berubah sejak tahu suaminya main
perempuan. Dia jadi kacau.
Ia tidak berteriak. Ia hanya terisak-isak. Ia tak mau
berteriak kepada ibunya, walaupun sekujur tubuh dan
seisi jiwanya ingin berteriak, Hentikan, hentikan semua
kegilaan di rumah ini!!!
Ia memejamkan mata sejenak dan menarik napas
panjang-panjang. Kedua tangannya mengepal.
Ditinjunya udara berkali-kali untuk melampiaskan
tekanan perasaan di dalam jiwanya.
Akhirnya ia terkulai lemas.
Perlahan dibukanya kelopak matanya.
Bibirnya terbuka. Ia menyebut nama Tuhan.
Lalu ia berjalan mengambil celana blue jeans dan jaket-
www.rajaebookgratis.com
185
nya. Dikenakannya pakaian itu, kemudian sepatunya.
Dengan tubuh terkulai ia pergi ke kamar mandi.
Diciduknya air, diusapnkan ke wajahnya. Demikian ber-
kali-kali. Sesudah itu ia menyenduk air dengan tangan-
nya, untuk berkumur-kumur. Lalu ia ke luar.
Tak lama kemudian, Ali Topan naik motor mening-
galkan rumahnya. Ia ngebut!
***
Ali Topan memacu motornya di jalanan. Wajahnya
muram. Pikirannya kusut. Ia merasa sebagai anak paling
malang di Jakarta.
Dalam keadaan risau begini, ia ingin sendiri. Ia tidak
membutuhkan siapapun. Tidak Gevaert, tidak Bobby,
dan tidak Dudung! walaupun mereka teman-teman seper-
mainan, ia sedikit sekali bicara tantang keadaannya di
rumah. Teman-temannya itu mendengar-dengar perihal
rumah tangganya yang kacau balau, tapi bukan dari dia.
Kebayoran memang bukan sekecil Subang, tapi untuk
urusan permainan seks-gelap, seperti yang dikerjakan
oleh kedua orangtuanya, rasanya setiap hidung anak
Kebayoran tahu. Terutama ikhwal ibunya, yang
mendapat sebutan Tante Dun Hill karena selalu
merokok Dun Hill setiap pemuda hidung belang rasanya
belum sah kalau belum pernah pergi dengannya, begitu
kelakar para muda Kebayoran.
Dan ayahnya? Tak ada rotan, akar pun jadi, kelakar
mereka. Artinya, tak ada perempuan lacur, bencongpun
jadi!
Gilak! teriak Ali Topan.
Ia kaget sendiri mendengar teriakannya, sebab pengen-
dara mobil di sampingnya melotot ke arahnya, kaget.
Ali Topan mengebutkan motornya di antara mobil-
mobil sedan di jalur cepat Jalan Raya Jendral Sudirman.
www.rajaebookgratis.com
186
Seharusnya ia masuk ke jalur lambat, tempat khusus bagi
pengendara motor yang dicampur dengan biskota. Tapi
ia tak peduli jalur lambat. Ia ingin cepat. Ia tak peduli
sumpah serapah oom-oom di dalam mobil yang marah
karena ia tidak mematuhi aturan lalulintas jalan raya. Ia
sedang sumpek.
Ia mengepotkan motornya di antara kendaraan lainnya
dengan kecepatan 80 sampai 90 km per jam. Ia terus
menggeblas. Lewat kolong jembatan Semanggi. Dua
polisi lalulintas yang sedang patroli menudingnya. Tapi
Ali Topan masa bodo saja. Ia menggeblas terus. Polisi
mengejarnya.
Di Bendungan Hilir ia masuk ke jalur lambat. Kece-
patan motornya dikuranginya. Ia menyelipkan motornya
di balik bis PPD, hingga polisi patroli kehilangan jejak-
nya.
Polisi itu celingukan, mencari-cari Ali Topan. Ia heran,
cepat betul anak tanggung itu menghilang. Ia tidak tahu
Ali Topan bersembunyi di balik bis kota. Ali Topan
mengintip polisi yang melaju ke depan sambil celingukan
mencarinya.
Sampai Bunderan Hotel Indonesia, Ali Topan masih
merendengi bis PPD. Ia melihat penumpang dan kondek-
tur bis PPD ketawa-tawa melihatnya. Mereka tahu kela-
kuannya mempermainkan polisi.
Udah, kebut aje, polisinya udah ngilang, kata
kondektur bis. Ali Topan diam saja. Malas menjawab.
Lepas dari bunderan HI, Ali Topan memacu motornya
kembali. Ia lurus ke arah utara. Ia ingin segera sampai di
pantai Bina Ria, salah satu tempat yang disenanginya
untuk menyendiri.
Matahari mulai tenggelam di makan laut barat. Langit
berwarna merah marong. Ombak makin besar dan angin
www.rajaebookgratis.com
187
makin kencang. Ali Topan berdiri tegak menatap cakra-
wala. Rambutnya yang hitam lebat dan gondrong
dihembus angin, menambah kegagahannya.
Sekujur tubuhnya lusuh. Dan perutnya terasa lapar.
Sudah berjam-jam ia merenung sendiri berdialog dengan
angin dan laut. Sepatunnya penuh pasir. Demikian pula
celana jeans-nya.
Ia berjalan ke tepi pantai. Dimasukkannya kakinya ke
laut, sebatas paha. Celana dan bajunya basah kuyup. Ia
mengambil pasir dari dalam laut. Digenggammya pasir
itu, lalu dilemparkannya ke tengah. Kemudian ia mencuci
wajahnya dengan air laut. Dijilatinya tangannya yang
basah. Asin. Dan agak pahit. Hausnya makin mencekik.
Akhirnya ia berbalik, berjalan menuju semak tempat ia
memarkir motornya. Diangkatnya sang motor, ditepuk-
tepuknya sadelnya. Lalu ia menyemplakinya.
Sebelum berlalu, ia menoleh ke arah laut. Aku pulang
dulu ya laut, kapan-kapan aku ke sini lagi, katanya.
Lantas ia hidupkan motornya, dan berlalu dari situ.
***
Sementara itu di rumah Anna. Ia duduk di hadapan
bapaknya, di ruang tengah. Boy dan ibunya turut juga
dalam pertemuan itu. Anna sedang dimarahi oleh
bapaknya perkara hubungannya dengan Ali Topan.
Kenapa jadi begini, Anna? Papa kan sudah bilang
berkali-kali agar membatasi pergaulan dengan anak anak
yang tidak cocok dengan derajat kita. Kau harus selalu
ingat bahwa kau masih punya tetesan darah bangsawan.
Itu masih berlaku, walaupun orang bilang sekarang jaman
modern. Bagaimanapun modernnya jaman, tetapi tetap
ada perbedaan derajat antara tetesan bangsawan dengan
tetesan darah rakyat biasa yang tidak jelas asal usulnya,
kata Pak Surya.
www.rajaebookgratis.com
188
Saya tak mengerti soal itu, Papa, sahut Anna.
Kau memang tak pernah mau mengerti. Pokoknya,
mengerti atau tidak, Papa ingin kau menurut aturan, titik!
Di sekolah yang dulu, kau bergaul sembarangan. Sesudah
dipindahkan ke sekolah baru, masih begitu saja, kata
Pak Surya.
Mustinya dia sekolah di rumah saja, biar tak bikin
pusing orangtua. Saya pun sanggup mengajarnya, kalau
diminta, sela Boy.
Anna benci sekali mendengar ucapan Boy. Kebencian-
nya ditunjukkan dengan cara melihat Boy dengan
pandangan jijik.
Gua nggak mau belajar sama kamu, bangsat! kata
Anna.
Semua kaget mendengar makian Anna. Tak ada yang
menyangka dia berani memaki Boy. Boy melengak, tapi
segera berpura-pura tenang. Ia mengawasi Anna. Boy
tersenyum kecil.
Sejak kau pakai kalung itu, kau suka marah-marah,
An? kata Boy. Ucapan yang acuh tak acuh itu justru
berakibat hebat. Anna membelalak.
Oh, begitu kau bilang, Boy? kata Pak Surya, Coba
kulihat kalungmu, An, ucapnya pada Anna. Pak Surya
menjamah kalung di leher Anna. Anna mencoba me-
ngelak, tapi tangan ayahnya sudah menyentuh kalung
itu.
Coba buka, kata Pak Surya. Anna diam saja.
Diguna-gunai melalui kalung itu dia, Pa, kata nyonya
Surya yang sangat terpengaruh oleh ucapan Boy.
Coba buka, Papa mau lihat, kata Pak Surya kembali.
Anna masih diam. Tapi wajahnya memperlihatkan
penolakan yang hebat. Ia sangat marah pada Boy, benci
pada hasutannya yang dipercaya oleh ayah dan ibunya.
www.rajaebookgratis.com
189
Kedua orangtuanya memang sangat percaya pada
tahayul.
Pak Surya menarik kalung Anna perlahan. Anna tetap
bertahan. Berulang-ulang Pak Surya memintanya untuk
membuka kalung itu.
Besok papa belikan kalung emas bermata berlian
untuk ganti kalung ini, Anna. Bukalah, kata pak Surya.
Anna menggeleng-nggelengkan wajahnya. Air matanya
berlinang.
Biar biar Anna pakai kalung ini saja, Papa. Boleh
ya Papa? Kalung ini tida ada guna-gunanya percaya
deh Papa, kata Anna dengan bibir bergetar menahan
perasaan yang tertekan.
Aaaah, cerewet! kata Pak Surya, sambil menyentak
kalung itu. Putus! Anna memekik. Lehernya terasa sakit,
tapi hatinya lebih sakit lagi. Maka iapun menangislah.
Terisak-isak.
Pak Surya menggenggam kalung itu. Ia mencium-cium
benda itu, seperti kelakuan dukun klenik yang sedang
mengendus setan.
Hm. Hm bau melati ini pasti ada apa-apanya,
gumam Pak Surya. Ia melihat ke istrinya, lalu mengang-
surkan kalung itu. Nyonya Surya membaui kalung itu,
mengendus-ngendus dengan penuh semangat.
Pikirannya sudah dipenuhi oleh guna-guna. Begitu
terbaui olehnya bunga melati, iapun mengangguk-
angguk. Ia menoleh ke arah Boy. Boy melirik Anna
dengan gaya sinis betul. Sinar kemenangan menyertai
tatapan sinisnya itu.
Anna Karenina tak tahan melihat kelakuan mereka.
Dalam kedongkolannya, ia merasa sedikit geli. Tentu
saja kalung itu bau melati, karena memang diolesinya
kalung dari Ali Topan dengan parfum Jasmine yang bau
www.rajaebookgratis.com
190
sari melati. Ia ingin menjelaskan hal itu, tapi ketika
dilihatnya kelakuan ayah ibunya seperti dukun, ia
membatalkan maksudnya.
Untung Boy memberi ingat. Kalau tidak, bahaya! Bisa
kecolongan lagi kita, kata nyonya Surya. Pak Surya
mengangguk-anggukkan kepalanya, seperti burung kun-
tul. Boy ikut-ikutan mengangguk-angguk. Anna ingin
sekali meludahi muka Boy. Ingin sekali.
Besok bawa anakmu ke Mbah Ruspi, Ma, kata Pak
Surya. Mbah Ruspi yang dimaksudkannya itu adalah
seorang tua yang menjadi dukun keluarga.
Saya tidak mau! kata Anna dengan keras.
Tuh, tuh, guna-gunanya masih nempel, kata Nyonya
Surya. Pak Surya langsung mendekati Anna.
Disentuhnya dahi Anna, dengan maksud meraba-raba
setan yang dianggapnya menyarangi Anna. Anna
menepis tangan ayahnya.
Wah, setannya bandel betul! Melawan! kata Pak
Surya. Gila betul orangtua ini. Dia menangkapnya tangan
Anna. Lalu dipegangnya kuat-kuat. Pikirannya dipenuhi
bayangan anaknya kena guna-guna. Sebelah tangannya
mengusap dahi Anna. Anna memejamkan matanya. Ia
tak sanggup menahan kesedihan hati yang bercampur
rasa marah yang sangat. Perlakuan orangtuanya sungguh
keterlaluan.
Ia cuma bisa menangis. Terisak-isak.
Pak Surya melepaskan sentuhannya. Ia membiarkan
Anna menangis. Malah ditontonnya anaknya yang
sedang menangis.
***
Ali Topan sampai di jalan Thamrin. Perutnya lapar. Ia
mengebutkan kendaraannya supaya cepat sampai di
kebayoran. Pikirannya sudah mendahului sampai di
www.rajaebookgratis.com
191
warung Tegal di belakang kantor polisi Komwil 74, salah
satu tempatnya biasa makan dengan teman-temannya.
Di depan gedung Sarinah ia terkesiap. Mobil ayahnya
tampak di antara kendaraan yang lain. Ditancapnya gas
motornya untuk menyusul mobil itu.
Mobil itu memang mobil ayahnya. Pak Amir tampak
sedang tertawa-tawa, menyetir mobilnya. Di sebelahnya
duduk seorang perempuan. Ia sama sekali tak mengira
kalau anaknya sedang membuntuti di samping sebuah
mobil lain di belakangnya.
Badanku capek, pegel semua. Kau harus memijati
aku Marta, kata pak Amir, sambil menyubit paha
perempuan bawaannya. Marta mengaduh, tapi
membiarkan tangan Pak Amir tetap di atas pahanya.
Bahkan ketika tangan itu menggerayang ke mana-mana
tetap dibiarkannya.
Sabar ah, sabar sebentar lagi aku tekuk semua
tulang-tulang, Oom Amir, supaya hilang capeknya, kata
Marta.
Wah, kalau tulang ditekuk-tekuk, tambah capek
dong.
Iya, capek, tapi kan enak, sambil tertawa cekikikan.
Pas dia ketawa begitu, Ali Topan merendengi mobil
Pak Amir. Ali Topan memandang tajam ke arah ayahnya,
Pak Amir kaget melihat Ali Topan. Setir mobilnya sampai
terlepas dan mobilnya sedikit ngepot. Marta ikut kaget
karena mobil itu hampir menghajar mobil lain.
Pak Amir mencoba tersenyum wajah ke anaknya, tapi
Ali Topan menampakkan wajah murka.
Dari mana kau? sapa Pak Amir, mencoba beramah
tamah.
Ali Topan tak menjawab. Ia membuang pandangannya.
Lalu memacu motornya ke depan. Pak Amir malah
www.rajaebookgratis.com
192
melambatkan mobilnya.
Siapa sih, Oom? tanya Marta.
Anak saya, kata Pak Amir.
Wah, ganteng ya. Bisa pinjem dong saya..., kata
Marta.
Hus! Bapaknya saja, jangan anaknya, kata Pak
Amir. Ia melotot. Tapi tangannya menggerayangi paha
Marta kembali.
Nanti dia mengadu ke ibunya. Bisa gawat nih, Oom,
kata Marta.
Nggak, nggak. Dia nggak suka ngadu. Nanti kalau
ngadu saya tempelengi, sahut Pak Amir.
Mereka sampai di bundaran Hotel Indonesia. Lampu
lalulintas hijau. Pak Amir terus membelokkan mobilnya
ke Hotel Indonesia.
Ali Topan mengebutkan motornya. Perutnya yang
lapar tiba-tiba tak terasa lagi. Kelaparannya lenyap, kalah
oleh kepahitan hatinya. Seringkali ia memergoki ayahnya
membawa perempuan, yang sekali lirik saja diketahuinya
sebagai perempuan bawaan. Bahkan pernah dulu ia
bersama Bobby, Dudung dan Gevaert berlibur ke daerah
Puncak, dan mengintip orang bercinta di sebuah villa.
Yang diintipnya ayahnya sendiri.
Tak terasa ia sampai di bunderan Senayan. Matanya
perih kena angin dan debu malam. Diusapnya matanya
dengan tangan kiri, lalu mengebut lagi ke jurusan CSW.
Wajah Anna Karenina terbayang tiba-tiba. Dan
rindunya pun datang bersama bayangan wajah gadisnya.
Tiba-tiba pula hatinya berdetak. Serasa ada sesuatu yang
tidak enak mengganjal perasaannya. Tiba-tiba ada suatu
tarikan perasaan yang kuat, keinginannya bertemu
dengan Anna. Ia ingin tahu apakah Anna dimarahi oleh
orangtuanya karena persoalan di sekolah sianghari tadi.
www.rajaebookgratis.com
193
Tiba-tiba pikiran khasnya muncul, didorong oleh instink
aneh yang dimilikinya. Ali Topan memang punya instink
tajam. Ia sering bergerak instinktif. Spontan.
Begitu instinknya memberi sinyal berupa perasaan
ingin ketemu Anna, Ali Topan langsung menuruti
kehendak itu. Ia menahan rasa laparnya. Motornya
langsung ditujukan ke arah rumah Anna. Dia ingin datang
ke rumah gadisnya.
***
Anna Karenina masih duduk diam di kursinya. Ia masih
tetap dibanjiri nasehat dan petuah oleh ayah dan ibunya.
Sudah bosan dia mendengar petuah dan nasehat yang
diobral, yang itu ke itu melulu.
Tapi untuk beranjak pergi, ia masih ngeri. Ia belum
pernah memberontak secara total. Pemberontakannya
selama ini cuma terbatas pada memaki Boy, atau
membantah omongan orangtuanya secara kecil-kecilan,
dan akhirnya menangis.
Keluarga Anna Karenina memang termasuk keluarga
yang sedikit sableng. Istilah ilmiahnya, ayah dan ibu
Anna, kehilangan rasionalisme dalam mendidik anak-
anak mereka. Emosi lebih berbicara. Subyektif sekali.
Mereka melihat Anna dan Ika sebagai anak kecil melihat
boneka-boneka.
Anak-anak tak punya hak cukup untuk memilih jalan
hidupnya sendiri. Hukum wajib dan larangan, semata-
mata datang dari pihak orangtua. Kebebasan
berpendapat, kebebasan menentukan apa yang disukai
dan tidak disukai oleh Anna dan Ika, cuma ada di dalam
hati. Tak pernah diberi kesempatan. Mereka lupa, betapa
masyarakat di luar rumah setiap saat berubah, begitu
cepat. Kaum muda makin menuntut kebebasan, dan
memperoleh hal itu dari masyarakat, sedangkan kaum
www.rajaebookgratis.com
194
tua yang koppig menjadi dungu dan tolol, membunuh
wibawanya sendiri, karena memusuhi hak kebebasan
anak-anak mereka.
Perang nilai, pembaharuan dan kekolotan yang penuh
basa basi dan kemunafikan, melahirkan banyak
kepahitan. Di antara kepahitan itu makin banyaknya
jumlah unwanted child, bayi-bayi yang dicetak dalam
kepanikan. Motif cinta ataukah nafsu, begitu kabur. Dan
tidak menjadi peduli.
Ika Jelita, kakak perempuan Anna Karenina, termasuk
dalam kasus itu. Ia memang jelita bagai porselen. Sialnya,
ayah dan ibunya menganggap Ika seperti barang antik,
bukan sebagai manusia. Rumah merupakam semacam
museum. Ika seperti patung kuno yang ditaruh di dalam
lemari kaca. Hanya bisa dilihat, boleh ditaksir, tapi tak
boleh menaksir orang yang disukainya. Sampai pada
waktunya ia pantas pacaran, pacarpun dipilihkan oleh
orangtuanya. Ada anak jendral pensiunan, ada anak
dokter jiwa, ada anak pedagang kaya, dan ada keturunan
bangsawan Yogya.
Bukan tak ganteng, bukan tak punya cinta, tapi Ika
sudah punya pacar. Namanya Muhammad Iqbal, anak
Betawi asli. Ia anak yang soleh dan cukup terpelajar.
Miskinpun tidak, karena orangtuanya punya sawah dan
kebun buah-buahan. Tabiatnya baik. Orangnya rendah
hati. Yang utama, Ika mencintainya, dan iapun mencintai
Ika dengan sepenuh hati. Tapi, Tuan dan Nyonya Surya
tidak setuju Ika pacaran dengan Muhammad Iqbal. Iqbal
kampungan, kata mereka. Dan segerobak kejelekan
lainnya yang diada-adakan.
Ika dan Iqbal bercinta lewat pintu belakang. Backstreet.
Orangtua Ika tahu. Larangan jatuh. Aturan diperketat.
Mereka lupa, makin ketat aturan, makin deras larangan,
www.rajaebookgratis.com
195
makin hebat cinta berjuang mencari jalannya.
Sampai pada batas cinta tak bisa kompromi dengan
peraturan rumah, Ika-pun hamil oleh Iqbal. Atas dasar
cinta sama cinta, suka sama suka. Dan, orangtua akhirnya
tak punya kesaktian lagi, kecuali mengusir Ika dengan
bekal caci-maki. Begitu ceritanya.
Kini Anna mengalami nasib sama walau tak serupa.
Orangtuanya masih belum kapok. Mereka tak mau
menimba pelajaran dari pengalaman mereka sendiri. Jiwa
anaknya tak diselami, kemauannya tidak ditimbang-
timbang. Pokoknya, prek deh buat Ali Topan, demikian
keputusan mereka.
Mereka tak menyadari, orangtua pun bisa kuwalat
kalau mengkorup hak asasi anaknya. Mereka lupa bahwa
mereka bukan Sang Maha Kuasa. Padahal Tuhan telah
menanamkan benih cinta di setiap hati umat-Nya. Dan
benih itu punya bunga-bunga. Bunga bunga cinta punya
keindahan masing-masing. Dan, tak bisa ditahan mekar
dan wanginya. Kalau menahan mekarnya bunga, kalau
membekap wanginya, itulah melawan takdir.
Rupanya, pikiran Tuan dan Nyonya Surya tidak sampai
ke situ. Jadinya, mereka takabur. Menganggap enteng
cinta muda-mudi. Kalau diterus-teruskan, mereka meng-
anggap enteng Tuhan anak-anak itu. Mereka pikir,
barangkali, Tuhan anak-anak muda berbeda dengan
Tuhan mereka.
Anna, Ia gadis yang sedikit nyentrik. Kemauannya
lebih keras dari Ika, kakaknya. Bedanya dengan Ika,
Anna lebih ekstrovert, terbuka. Ia masih punya setitik
harapan, orang tuanya membolehkan ia bergaul dengan
Ali Topan. Tapi ia kecewa, karena Ali Topan sudah
distempel sebagai pemuda begajulan.
Yang mencemaskan Anna, adalah manusia bernama
www.rajaebookgratis.com
196
Boy. Sebagai gadis, Anna punya perasaan, Boy menak-
sirnya. Taksiran itu habis-habisan. Boy pandai menyem-
bunyikan minatnya dari pandangan orangtua Anna. Tapi
nafsu yang terpancar dari dua matanya, tak lolos dari
pandangan Anna. Anna ngeri betul pada Boy. Matanya
seperti mata tukang perkosa di film-film. Buas dan lapar
betul!
Selama ini Anna cuma bisa memendam kengeriannya.
Lagi pula ia tidak bisa sembarangan omong, khawatir
kalau Boy menjadi-jadi, jika tahu Anna membaca jalan
pikirannya yang mesum. Anna khawatir Boy jadi ge-er
alias gede rasa.
Kehadiran Ali Topan dalam hidupnya membawa kese-
jukan di dalam hati. Tapi orang tuanya menganggap
justru sebagai badai yang memporak-porandakan
segalanya. Tanpa alasan yang masuk akal. Hingga Anna
kesal dan mulai nekat. Diam-diam ia sudah ambil
keputusan untuk memberontak, merebut haknya, seperti
Ika.
***
Ketukan di pintu membuat semua orang menoleh. Dan
semua orang itu terkejut ketika tahu siapa tamu mereka.
Ali Topan!
Sejenak mereka terpana. Tuan Surya mengernyitkan
dahi, Nyonya Surya menunjukkan aksi bengong, Boy
meringis, dan Anna berhenti menangis!
Ali Topan berdiri tegak. Ia menanti persilaan dari si
empunya rumah. Ternyata persilaan itu tak kunjung
datang. Yang datang justru kejutan lain.
Usir anak gila itu, Boy! seru Tuan Surya.
Tersirap darah Anna mendengarnya. Ia mengangkat
kepalanya, melihat ke arah Boy yang berjalan ke pintu.
Anna jadi nekat. Dengan sebat ia bergerak, berlari ke
www.rajaebookgratis.com
197
pintu.
Anna! Kembali! ayahnya berteriak. Tapi Anna tetap
berlari, membuka pintu.
Topaaan, bisik Anna, tangannya menyentuh
lengan Ali Topan. Ali Topan tersenyum. Mereka saling
menggenggam tangan, tak menggubris Boy yang
meringis di dekat mereka.
Genggaman itu lepas ketika Tuan Surya datang dan
menggeprak tangan mereka! Anna Karenina ditariknya
ke dalam, lalu ia berdiri murka di depan Ali Topan.
Jahanam! Pergiiii! hardiknya.
Ali Topan menganggukkan kepalanya dengan sopan
namun gagah. Kemudian ia memutar badannya, dan
berjalan dari hadapan orangtua yang murka itu.
Diiringi isak tangis Anna Karenina, ia menyemplak
motornya, lantas pergi dari rumah itu.
Hatinya puas bisa bertemu dengan Karenina.
***
www.rajaebookgratis.com
198
LIMA BLLAS

unir, pemilik kios koran dan majalah di samping


toko sepatu Bata Blok M, sedang repot membe-
nahi dagangannya ketika Ali Topan datang. Ali
Topan langsung menyomot Kompas.
Nir, ada berita rumah digusur atau tukang becak
ditangkepin? kata Ali Topan.
Di Kompas ada, tapi yang lebih seru di Ibu Kota, gong.
Nenek-nenek diperkosa kira-kira juga ada di situ, kata
Munir. Ia memberikan Ibu Kota pada Ali Topan.
Makasih! sahut Ali Topan, kemudian ia duduk di
bangku milik Munir.
Ia membaca.
Munir meneruskan kerjanya, mengatur koran-koran
dan majalah.
Seorang petugas keamanan Blok M datang ke kios itu
dan berdiri di dekat Munir. Ia menyomot beberapa
majalah.
Minjam dulu ah, buat bacaan di kantor, katanya.
Munir tak menjawab. Mulutnya separuh ternganga. Ali
Topan melirik ke arah petugas keamanan itu. Kebetulan
si petugas memandangnya.
Ada apa liat-liat? kata si petugas.
Ali Topan kaget. Dalam hatinya ia berkata, galak amat
petugas itu.
Situ kenapa liat-liat saya? kata Ali Topan.
Si petugas melengak. Ia melotot.
Mau saya gampar kamu? katanya.
Lho, ada kasus apa? kata Ali Topan sembari mema-
www.rajaebookgratis.com
199
jang senyuman bertendens. Si petugas tak menjawab.
Tapi matanya makin melotot.
Jangan melotot begitu dong, nanti saya takut, kata
Ali Topan. Munir dan beberapa penjual mainan anak-
anak tersenyum mendengar omongan Ali Topan. Mereka
senang melihat petugas keamanan yang sok itu
dipermainkan oleh Ali Topan.
Mau gua gampar? Banyak bacot kau! kata si petugas.
Ia bergerak mendekati Ali Topan, tangannya diangkat
untuk menggampar Ali Topan. Langsung saja Ali Topan
berdiri.
Kalau mau dipecat sama bapak saya, coba gampar!
kata Ali Topan. Ia berkacak pinggang. Gagah sekali.
Petugas keamanan keder juga melihat gaya Ali Topan,
lagi pula ia berpikir siapa gerangan bapak si anak muda
ini.
Bapak kamu siapa? tanyanya, melembut.
Bapak saya orang!
Munir dan teman-temannya tertawa. Petugas
keamanan melihat ke arah mereka. Wajahnya merah
padam menahan amarah. Tapi ia tak berani bertindak
sembarangan.
Bapak kamu jendral ya? tanya si petugas,
meyakinkan dirinya sendiri.
Punya KTP apa enggak, berani berani nanya bapak
saya? Nanti saya sebut nama bapak saya, situ kaget lagi.
Udah pergi sana saya tak ada tempo melayani situ, kata
Ali Topan. Lantas ia duduk kembali, dan melanjutkan
bacaannya. Petugas keamanan ragu sejenak, tapi kemu-
dian ia memutuskan untuk menuruti perasaan kedernya.
Sambil menyandang perasaan malu, ia ngeloyor pergi.
Gila lu, Pan! Untung dia ngeri, kalau dia kalap kan
repot lu, kata Munir.
www.rajaebookgratis.com
200
Waah, boss kita ini hebat kali. Gertakannya mantap
kali. Hebaaat, kata seorang penjual mainan.
Ali Topan cuma tersenyum.
Gertakan begitu ada elmunya tuh, bukan sembarang
gertakan, kata Ali Topan sembari tersenyum lebar.
Elmu apa, Boss? kata penjual mainan anak-anak.
Wah, itu nggak boleh sembarangan dikasih tahu, kata
Ali Topan. Ia menaruh Kompas dan Ibu Kota, lalu
ngeloyor pergi.
Makasih, Nir, katanya.
Sama sama, kata Munir.
Ali Topan berhenti sebentar di toko Bata, melihat lihat.
Lalu berjalan lagi ke arah Pasar Melawai bagian
belakang.
Melewati lorong-lorong kecil bagian toko-toko tekstil,
ia bersiul-siul lagu sembarangan. Sapaan halo dari para
pegawai toko-toko tekstil dijawabnya dengan halo juga.
Di ujung lorong ada seorang gadis memanggil
namanya.
Hai, Maya, ngapain? sahut Ali Topan sambil
menghampiri Maya yang tersenyum manis.
Disuruh mama beli kain kelambu, kata Maya.
Lho, kok masih pakai kelambu? Kan ada Raid?
Mama alergi kalau bau obat-obatan semprot, jadi
pakai kelambu. Kamu dari mana? Kangen deh, kata
Maya.
Kalau kangen, beliin rokok dong, kata Ali Topan.
Penjual tekstil yang mendengar omongan itu, kertawa
he he he. Maya yang sudah hafal kebiasaan Ali Topan
mengangguk pertanda paham.
Tunggu sebentar ya, saya selesaikan transaksi dulu,
kata Maya. Ia pun membayar harga kain kelambu yang
telah dibelinya.
www.rajaebookgratis.com
201
Tak lama kemudian, kedua teman itu berjalan menuju
kios rokok yang terletak di samping bioskop Kebayoran.
Maya membelikan sebungkus Dji Sam Soe dan Ali Topan
menyatakan terima kasih sepenuh hatinya.
Ke mana kita? Ada cerita apa di sekolah? Bagaimana
kabar cewek gua? Apakah Ibu Dewi sudah meninggal
dunia? Dan Pak Brotpang apa sehat sehat atau masih
pilek? pertanyaan Ali Topan beruntun menyambar
kuping Maya.
Maya tertawa renyai. Ia senang betul pada Ali Topan.
Segalanya deh. Stel habis senangnya pada Ali Topan.
Memang, Maya diam-diam memendam perasaan naksir
pada temannya yang keren dan badung itu. Tapi taksir-
annya cuma mampu dipendam di dasar laut nuraninya,
sebab ia maklum bahwa Ali Topan tak ada minat padanya
dalam soal cinta menyinta.
Cukup kasihan sebenarnya kalau ada gadis sedikit
manis seperti Maya, yang punya cita-cita memeluk
gunung padahal menyusuri bukitnya pun sudah ngeri
dia, ngeri kalau ditolak. Dan, tidak mengherankan tidak
pula disesalkan kalau Maya memendam sedikit birahi
pada anak manusia yang kerennya stel habis model Ali
Topan, sebab, bidadaripun, umpama katanya, jika
melihat cucu Adam yang tampangnya orisinil seperti Ali
Topan, runtuhlah imannya dan bisa kejadian ia minta
pensiun sebagai bidadari.
Maya bercerita perihal Anna Karenina yang setiap hari
nampak sendu dan merana, perihal ulangan ulangan yang
membadai menjelang ujian, perihal Ibu Dewi yang makin
merajalela dan perihal macam macam yang bisa
diceritakan.
Wah, kasihan kekasih hati pujaan jantung gua, May,
kata Ali Topan, hatinya tersiksa menanggung derita.
www.rajaebookgratis.com
202
Tapi tolong bilang sama dia, May, jangan kuatir tentang
nasib gua, gua cukup makan, cukup minum dan istirahat
nyenyak.
Anna kuatir kalau kamu nggak lulus ujian nanti. Si
Meinar malah bilang sama Anna, kalau perlu dia mau
lapor papanya, supaya urusan skorsing kamu ditinjau
kembali. Kan papa si Meinar jendral di Hankam. Tapi
cewek kamu nggak mau, kata Maya.
Wah, betul itu, jangan bawa bawa Hankam deh buat
soal sepele kayak gini, entar diketawain marmut kan repot
kita? Jangan deh, jangan mengundang kekuatan luar.
Tapi bilang sama Meinar, gua mengucapkan terima kasih
atas itikad baiknya, kata Ali Topan. Terharu
perasaannya mendengar rencana Meinar, teman
sekelasnya yang cukup dahsyat itu.
Terus kamu nggak belajar? Nanti gimana dong kalau
nggak lulus, mengulang lagi setahun?
Soal belajar kan nggak cuma di sekolahan, Maya.
Apalagi sekolahan brengsek begitu, keseringan sekolah
bisa miring otak kita. Pokoknya, kalau gua nggak lulus
ujian nanti, lu boleh sunat gua lagi.
Ih! Geli!
Ali Topan ketawa.
Maya menutup mulutnya dengan tas sekolahnya,
menahan tawa pula. Rasanya, kata-kata paling jorok pun
yang keluar dari mulut Ali Topan, indah kedengaran di
kupingnya.
Mereka sudah sampai di pelataran Pasar Melawai. Di
dekat tempat parkir motor, Ali Topan melihat petugas
keamanan yang galak, melihat ke arahnya. Sinar mata
orang itu tampak mencorong, mengandung amarah. Di
sebelahnya ada seorang temannya lagi yang juga menga-
wasi Ali Topan. Bekesiur hati Ali Topan, merasakan gela-
www.rajaebookgratis.com
203
gat yang kurang cocok dengan seleranya saat itu. Ada
Maya, tak enak bikin setori. Tapi Ali Topan bukan Ali
Topan namanya, kalau di saat gawat tidak menemukan
akal kancil. Sekira tiga langkah sampai di depan petugas
keamanan itu, ia memandang Maya dengan serius. Lalu
ia berkata dengan nada keras.
Papa si Meinar pangkatnya Mayor Jendral apa Letnan
Jendral, May? Rasanya udah naek pangkat dong dia.
Masa dari dulu cuma Mayor Jendral terus? Kan kariernya
di Hankam hebat tuh!
Maya memandang Ali Topan dengan perasaan heran.
Yang lebih heran, sampai mundur selangkah, adalah dua
petugas keamanan. Mendengar Ali Topan menyebut
jendral, ngerilah hati mereka. Lantas beliau-beliau itu
pura-pura membuang muka ke atap Pasar Melawai.
Ali Topan berjalan dengan gaya koboy, mengambil
motornya. Dihidupkannya motor, dan sengaja dimain-
kannya gas motornya sekeras-kerasnya, hingga Maya
menutup kuping dan berteriak-teriak. Ia baru berhenti
berteriak setelah Ali Topan menormalkan gas motornya.
Kalau mau ngebut saya nggak mau diantar pulang,
mendingan jalan kaki, kata Maya, mengajuk.
Sorry boy.
Boy lagi, emangnya gua cowok.
He he he he he he he. Ha ha ha ha ha ha.. Hu hu h u hu hu
hu hu. Ho ho hi hu ho ho hi hu. Ali Topan kumat urak-
annya. Sepanjang jalan ke rumah Maya ia tertawa renyai
bak kicauan burung kukuk beluk. Jalan motor dilambat-
kannya hingga Maya senanglah hatinya. Berbunga betul
hati Maya bisa memeluk pinggang Ali Topan. Rasanya,
matipun tidak penasaran.
Ketika motor sampai di rumah Maya, buyarlah
lamunan indah gadis itu. Pelukan tangannya di pinggang
www.rajaebookgratis.com
204
Ali Topan merosot otomatis. Wajahnya rada tersipu-sipu
bak wajah perawan dicolek penyamun.
Mampir dulu? kata Maya.
Makasih deh. Lain kali saja. Oom masih ada urusan
laen, kata Ali Topan. Sembari melepas senyum
bertendens, ia memacu sepeda motornya. Ia bermaksud
menjenguk sahabatnya, Bobby, mau nanya soal-soal
ulangan dan catatan-catan pelajaran sahabat itu.
***
Bobby sedang mendengarkan kaset Dino, Dessy and
Billy, ketika Ali Topan nongol di kamarnya.
Hello friend, apakah revolusi sudah selesai? tegur
Ali Topan sembari menyelipkan sebatang Dji Sam Soe di
bibirnya.
Hai, revolusi mendingin karena Che Guevara sedang
diskors oleh Fidel Castro, sahut Bobby.
Bagaimana dengan konsep-konsep penanaman
modal, Aljabar dan Kimia Organik dalam rangka
pembangunan ujian kita?
Ada tuh di tas gua. Lengkap dengan data-data komisi
buat pejabat yang berwenang memutuskan.
Ali Topan melemparkan sebatang Dji Sam Soe ke arah
Bobby yang tetap duduk relaks di tempat tidurnya.
Apakah LNG-nya bisa dirojer?
Ali Topan melemparkan korek api cap orang keling
mikul kendi. Bobby menyulut rokoknya dengan gaya
teknokrat. Gaya tinggi.
Ali Topan mengambil tas Bobby dari rak buku, lalu
memberikan tas itu pada pemiliknya. Ia tidak mau meng-
ambil sendiri buku catatan Aljabar dan Kimia di situ.
Bobby mengambilkan buku-buku dan catatannya.
Lu apa-apa minta dilayani. Kapan berentinya
kelakuan begitu, friend, kata Bobby.
www.rajaebookgratis.com
205
Itulah yang dinamakan tatakrama, friend. John Lenon
menyebutnya etiket. Yang udah-udah, gua baca di buku
Cant Buy Me Love sih begitu. Kalau gelas ada tatak-
annya, kalau manusia ada tatakramanya, begitu friend.
Buku apa? Cant Buy Me Love? Nggak salah tuh,
yang gua baca sih buku Blowin In the Wind, kata Bobby,
senyum dia.
Yeaaah, sama juga. Tapi yang lebih klasik mah di
buku Pileuleuyan yang diedit oleh Nyi Upit Sarirosa,
sahut Ali Topan, disambungnya dengan heh he heh heh.
Bobby pun ber-heh heh heh heh pula.
Ali Topan mencatat apa yang perlu dicatatnya.
Ringkas. Sempurna. Bobby sudah hafal kejeniusan Ali
Topan dalam urusan pelajaran. Dia sudah bosan heran
dan bertanya-tanya, bagaimana caranya otak Ali Topan
bekerja. Ia yang punya catatan rapi, belajar cukup getol,
tapi jarang dapat angka tujuh pada setiap ulangan Aljabar
atau Kimia. Sedangkan Ali Topan yang rasanya ke
sekolah cuma iseng, dan hidupnya semi acak-acakan,
ulangannya paling apes dapat 8. Kalau nggak sungkan
sama Pak Guru, dia selalu dapat 9 atau 10. Brilian-lah,
begitu kalau orang Barat bilang.
Jadi skorsing gua berakhir pas dua hari menjelang
minggu tenang, Bob? Lama juga gua cuti nih, kata Ali
Topan, seusai merapikan catatannya.
Nggak juga. Gua denger sih, Pak Borot mau meninjau
keputusan itu. Dia tiap hari negosiasi sama Bu Dewi. Gua
rasa sih skorsing lu dipersingkat. Paling-paling lu disuruh
minta maaf secara tertulis di atas plat segel.
Minta maap? Lu kira lebaran pake acara minta maap.
Emoh aku!
Lantas apa maumu? Apa yang kau cari, Ali Topan?
kata Bobby. Dia ini paling doyan omong gaya tinggi,
www.rajaebookgratis.com
206
gaya teknokrat sama Ali Topan.
Aku tak mau apa-apa dalam hidup yang singkat ini.
Yang kucita-citakan adalah menjadi suami yang baik bagi
istriku dan menjadi ayah yang baik bagi anak-anakku
kelak, kalau Tuhan mengizinkan lho, sahut Ali Topan
dengan irama tukang pantun.
Seandainya Tuhan tidak memberi izin kepadamu,
apakah yang kau cari Ali Topan? tanya Bobby, menahan
tawa.
Seandainya ada acara begitu ya tidak apa-apa, sebab
Tuhan itu Maha Bijaksana.
Bijaksana apa bijaksini.
Eh lu jangan kurang ajar, Bob! Dosa ngoceh semba-
rangan becandain Tuhan. Lu kire Tuhan itu statusnye
kayak Oom lu? Baek-baek lu ngoceh. Ntar bisu ngga
ketauan sebabnye lu, kata Ali Topan. Serius die.
Bobby senyum-senyum kecil. Tapi hatinya memang
takut. Dia merasa keterlaluan dalam soal Tuhan. Untuk
menetralisir suasana, dia membesarkan volume musik
Dino, Dessy and Billy-nya.
Ngomong punya ngomong, gimana kabar Dudung
sama Gevaert? Apa semuanya baek?
Baek, cuman rada kurang ajar.
Di pasal berape kurang ajarnye?
Di pasal perkosaan. Masak sih, Dudung and Gevaert
berani-beranian naksir perempuan. Si Dudung naksir si
Meiske anak Gang Kembang, Si Gevaert naksir Farah
anak Jalan Tumaritis. Berbarengan lagi cintanya, kan
repot?
Kapan peristiwanye? Dan gimana silsilahnye si Farah
sama si Meiske itu? Anak orang baek-baek apa anak
seniman? Anak ABRI atawa anak pegawe negri? Di
mana lahirnye, di mana bahenolnye? Pegimane guratan
www.rajaebookgratis.com
207
nasibnya, ngajak kaya apa ngajak miskin? Itu semua
musti diitung dulu, Bob.
Nah, itu die, Boss. Gua kan repot. Tiap istirahat udah
pade bedua-duaan, kayak pejabat sama bintang pilem
gitu. Rasenye, pengen gua goreng aje itu anak dua.
Bandel sih, dapet perempuan nggak bagi-bagi.
Ooh begituuu? Coba deh nanti Oom tanya mereka,
kenapa tidak membagi perempuan padamu, Bobiiih.
Eh, jangan manggil Bobih begitu dong, kayak
panggilan orang Gunung Kembung...
Kedua sobat itu tertawa bersama-sama. Renyah.
Sesudah capek ketawa dan bosen ngobrol, Ali Topan
permisi pulang.
Nanti malem ke rumah Gevaert, Bob. Kongko-
kongko.
Jangan kebanyakan kongko, ujian sudah di depan
congor kita, Pan. Ntar ngga lulus gua bisa ngga diaku
anak oleh babe gua.
Oh ya?
***
Malam harinya mereka berkumpul. Ceritanya belajar
bareng, tapi toh acara saling ngeledek tetap berjalan.
Tiga nama perempuan: Anna Karenina, Farah dan
Meiske merupakan topik yang menyenangkan Bobby. Ia
menyatakan bahwa perempuan itu cenderung merusak
karier, mengganggu pelajaran. Ia mengatakan, sebelum
jadi sarjana, sebaiknya orang lelaki jangan pacaran sama
perempuan. Bahaya, katanya.
Tergantung perempuannya, kalau hatinya memang
busuk, ya merusak, kalau hatinya baik ya bikin baik,
Bob. Kalau si Farah mah, rasanya berhati emas, kata
Gevaert.
Berapa karat?
www.rajaebookgratis.com
208
Dua puluh lima karat!
Wah. Monas kalah dong?
Jangan sentimen lu. Belon kena sentuh perempuan lu
ya? Sekali kena panah asmara, mabok dah lu.
Oh ya?
Iya.
Yah, mudah-mudahan deh gua kuat iman. Rasanya
sih, tipe ideal gua belum lahir ke dunia. Kalau perempuan
biasa saja sih, sorry deh, geli gua. Paling dikit sih selevel
sama Putri Caroline dari Monaco.
Lu ngomong gitu waras apa lagi sakit? kata Ali
Topan.
Waras. Kenapa? Gua kan gini-gini masih ada tetesan
darah biru. Bangsawan Yogya, mack. Asal paham saja.
Oo darah nenek moyang lu kecampuran tinta dong?
Lu jual ke pabrik Parker bisa laku tuh.
Sampai disitu ledek-meledek selesai. Ali Topan tahu,
kalau diteruskan, Bobby bisa kalap. Omongan
dibelokkan ke buku-buku pelajaran. Demikian sampai
jauh malam.
***
www.rajaebookgratis.com
209
LNAM BLLAS
-
nam belas hari sebelum ujian, skorsing Ali Topan
dicabut. Pak Broto Panggabean berhasil melem-
butkan hati Ibu Dewi, sehingga Ali Topan tak perlu
minta maaf di atas kertas bersegel. Soalnya Pak Broto
pernah memanggil Ali Topan, Ali Topan berkeras lebih
baik tidak usah ikut ujian daripada disuruh minta maaf.
Pak Broto yang bijaksana memahami kekerasan jiwa
muridnya. Lantas segalanya bisa diselesaikan dengan
caranya yang bijak.
Kepada Ibu Dewi ia memberi jaminan pribadi dan
mengatakan bahwa Ali Topan menyatakan penyesalan,
secara lisan serta berjanji tidak berbuat ulah liar lagi.
Kepada Ali Topan ia berkata bahwa Ibu Dewi juga
menyatakan penyesalan telah membesar-besarkan
persoalan. Begitu cara Pak Broto Panggabean.
Sampai hari ujian sekolah tiba, teman-teman sekelas
melihat bahwa hubungan Ali Topan dan Anna Karenina
mendingin. Mereka mengira peristiwa yang lalu menjadi
sebab gawatnya hubungan itu. Ali Topan jarang bicara
dengan Anna. Dan, Anna pun mengambil sikap yang
sama. Sebetulnya tidak begitu. Itu cuma taktik mereka
saja. Ali Topan telah memberi surat pada Anna. Isinya
singkat.
Anna sayang. Sampai ujian selesai, kita bikin situasi
mendingin dulu deh. Kamu belajar baik-baik, sayapun
demikian. Kamu berkonsentrasi untuk lulus, sayapun
demikian pula. Sesudah ujian selesai, kita bikin
www.rajaebookgratis.com
210
keindahan yang lebih dari masa lalu. Pokoknya, begitu
deh. Kita bersandiwara sedikit, biar nggak jadi bahan
gosip.
Okey sayang?
Harus okey dong.
Cintamu selalu,
Ali Topan.
Demikian bunyi surat yang disampaikan langsung oleh
Ali melalui kantor pos. Surat itu dialamatkan ke rumah
Anna, dengan nama pengirim Siti Sundari.
Maka ujianpun berlangsung seperti yang direncanakan
oleh pemerentah. Tenang, lancar dan beres.
Para murid menjalani ujian dengan perasaan seperti
bapak dan ibu mereka. Ada yang gelisah, ada yang grogi,
ada yang deg deg gung, ada yang tenang dan ada pula
yang menggerung-gerung karena merasa goblog. Tapi
tak ada yang bunuh diri.
Ali Topan merasa mantap. Anna Karenina pun
demikian pula. Bobby sedikit grogi. Dudung pas-pas-an.
Gevaert stel yakin.
Kita telah bekerja maksimal, kalau nggak ada sabotase
rasanya kita boleh mendaftar ke UI. Coba Dung, besok
tanya ke UI apa pendaftaran mahasiswa baru sudah
dibuka untuk umum, kata Ali Topan ketika hari terakhir
ujian telah mereka lewati.
Bagian naon? tanya Dudung.
Bagian yang bisa demonstrasi! sahut Ali Topan, lalu
ketawa yang disambut oleh ketiga temannya dengan nada
yang berlainan.
Hari libur melahirkan peristiwa yang aneh bagi 4
sekawan itu. Gevaert diusir oleh orangtua Farah ketika ia
berkunjung ke rumah perempuan yang ditaksirnya itu.
www.rajaebookgratis.com
211
Soalnya sederhana. Pada suatu malam ia kepergok
mencipok pipi Farah di teras rumah pas bapak si Farah
melongok dari celah pintu. Sejak peristiwa naas itu,
Gevaert patah arang.
Nyipoknya cuma sedikit, tapi malunya itu nggak
ketulungan, mack, kata Gevaert kepada Dudung. Ia tak
berani mengadukan ikhwalnya ke Ali Topan, takut
temannya itu mendatangi rumah Farah dan melabrak
bapak si Farah. Dia mengadu pada Dudung, sebab merasa
senasib.
Dudung sendiri mengalami malam apes juga. Rupanya,
Meiske itu punya pacar seabreg-abreg. Ketika Dudung
mengunjunginya pertama kali pada suatu malam
Minggu, di rumah Meiske berderet tiga buah mobil. Fiat
125 dan Mercedes 200 milik anak-anak geng Ngos-
ngosan, sedangkan Toyota Hardtop milik anak geng
Remember Me. Di depan hidung Dudung, yang datang
pakai motor saja, Meiske dicium oleh Troy, anak gang
Remember Me. Nyiumnya sih nyerobot, hingga Dudung
dan anak-anak geng Ngos-ngosan yang melihat jadi
merinding. Tapi berhubung Meiske cengar-cengir saja,
urusan tidak bisa ditarik panjang.
Harga diri gua rasanya kebanting banget, Vaert. Soal
tampang sih, berani diadu gua, tapi soal materi nyerah
deh, kata Dudung bersungut-sungut, gua pikir si
Meiske nggak materialis, eh ternyata gila harta juga,
tambahnya.
Menang di tampang kalah di bensin, gitu Dung? Lu
jajal lain kali, bawa bensin dua drum, kata Gevaert.
Buat apa?
Buat bakar rumah si Meiske!
Dudung menyeringai.
Nasib kita kayak cerita di komik saja, kebagian
www.rajaebookgratis.com
212
apesnya melulu. Gua mau nekat kayak si Topan, belum
sanggup rasanya. Gila, babe si Farah punya pestol. Kalau
gua ditembak bisa celaka. Iya kalau kena jantung
langsung meninggal, kalau kena mata kaki kan nyeri
betul, Dung, kata Gevaert.
Kabar dia sama Anna gimana ya? Ada perkembangan
baru apa kagak ya? Perlu juga kita tanya boss kita. Jangan
kita melulu yang kebagian apes, dia juga mesti ngerasain
dong, kata Dudung.
Ketika mereka menemui Ali Topan di rumahnya, wajah
pemimpin mereka tampak memuaskan. Ali Topan baru
selesai membaca surat dari Anna, pakai tanda romantis.
Surat itu ditandai dengan tanda gambar gincu dari
bibirnya.
Waduh, sudah sampai taraf hot, kata Gevaert ketika
Ali Topan memperlihatkan tanda gambar bibir itu.
Udah ditentukan apa belon? tanya Dudung.
Apanya?
Kawinnya!
Gua bagian nerima kadonya aja, Pan. Kali-kali aja
ada arloji yang nyelip, kata Gevaert menggoda.
Gua bagian nyari orkesnya. Bakal ngibing, kata
Dudung.
Ali Topan berhaha-hihi mendengar olok-olok kedua
temannya itu.
Cita-cita sih setinggi bintang, sayang bintangnya ngga
selamanya bersinar terang, mack. Rasanya sih gua bakal
backstreet. Gua sendiri sih nggak doyan backstreet-
backstreet-an, tapi Anna nekat aja, kata Ali Topan.
Rasanya semua orang pacaran di dunia ini pakai acara
backstreet. Orang dulu backstreet-nya lebih serem, itu
kata papa gua, Pan, kata Gevaert.
Iya, tapi mereka kan nggak fair. Rasanya gua belum
www.rajaebookgratis.com
213
pernah dengar ada orang tua ngaku backstreet pada jaman
mereka pacaran dulu. Memang begitu, seperti kata orang
bijaksana, manusia sering lupa dengan kelakuannya
sendiri. Ibarat King Kong di depan kacamata ngga
keliatan tapi Cucu Monyet di seberang hutan keliatan
sampai ke biji-bijinya! Aih, sudahlah, ngomong soal
orangtua bikin capek kita aja, Vaert. Pokoknya kita bikin
sejarah sendiri sajalah, kata Ali Topan dengan gagah.
Kalau dia sudah bicara yang agak berbau filsafat, teman-
temannya mengiyakan saja. Kagum.
Jadi, gimana sambungan percintrongan lu sama
Anna? tanya Gevaert lagi.
Ali Topan berusaha, Tuhan menentukan, jawab Ali
Topan, kalian bantu doa saja, sambungnya.
Ada komisinya dong?
Ada! Ada! Tinggal pilih saja, mau kepalan tangan
kanan atau tangan kiri. Tangan kanan masuk kuburan,
tangan kiri nyangkut di rumah sakit, sahut Ali Topan
sambil tersenyum khas.
Dudung meleletkan lidahnya. Gevaert menggaruk-
garuk kulit kepalanya. Mereka memandang Ali Topan
yang sangat mereka kagumi kegagahannya.
Tunggu kabar lebih lanjut deh, kalian. Gua mau bikin
kejutan cinta dalam beberapa hari ini, kata Ali Topan. Ia
mengerjapkan mata ke arah Dudung dan Gevaert, lalu
berjalan pergi meninggalkan mereka.
***
Tidak sulit bagi Ali Topan melaksanakan niatnya untuk
berhubungan dengan Anna, walaupun telepon di rumah
Anna disensor. Ia pergi ke rumah Maya dan minta tolong
gadis itu menilponkan Anna. Begitu hubungan sudah
didapat, Maya memberikan kesempatan kepada Ali
Topan.
www.rajaebookgratis.com
214
Nyonya Surya yang menerima tilpon dan menyampai-
kan pada Anna, tidak pernah mengira bahwa yang
kemudian mengobrol di pesawat telepon itu Ali Topan
yang sangat dibencinya. Ia tidak tahu, pembicaraan di
tilpon itu adalah pembicaraan yang gawat. Ali Topan dan
Anna merencanakan pertemuan rahasia.
***
www.rajaebookgratis.com
215
TUJUH BLLAS
,
ua hari kemudian di Taman Ria Senayan. Matahari
bergerak pelahan, sinarnya menghangati pagi. Ali
Topan dan Anna Karenina berjalan bergandengan
tangan dari pintu masuk menuju pohon flamboyan yang
tegak di tepi danau Angsa Hitam. Disebut Danau Angsa
Hitam sebab danau itu tempat memelihara angsa-angsa
hitan yang didatangkan dari luar negeri.
Bunga-bunga flamboyan melayang ditiup angin,
menari-nari bagaikan balerina, jatuh ke permukaan
danau, sopan tampaknya.
Pagi yang indah sekali, gumam Ali Topan sambil
memandang wajah Anna Karenina, seindah lagu Koes
Bersaudara, sambungnya. Kemudian, sambil
melangkah pelahan, Ali Topan menyenandungkan lagu
Pagi yang Indah Sekali ciptaan Tonny Koeswoyo. Anna
Karenina mendengarkan dengan seksama senandung Ali
Topan:
Pagi yang indah sekali
Membawa hati bernyanyi
Walau gadisku tlah pergi
Dan tak kan mungkin kembali
Anna Karenina tercekam mendengarkan syair lagu
yang dinyanyikan Ali Topan. Ia berhenti melangkah.
Matanya sayu mengawasi Ali Topan.
Gadismu tlah pergi? Siapa yang pergi? Kenapa dia
pergi, Topan? tanya Anna Karenina dengan lemah
www.rajaebookgratis.com
216
lembut.
Ali Topan memandang Anna. Ia tersenyum, lalu meng-
gandeng Anna, berjalan lagi menuju rerumputan di
bawah flamboyan. Ali Topan duduk, tapi Anna tetap
berdiri.
Ayo duduk, Anna..., kata Ali Topan.
Kamu belum menjawab pertanyaanku.
Soal nyanyian tadi?
Anna Karenina mengangguk.
Ali Topan tertawa kecil.
Yang pergi itu gadisnya Tonny Koeswoyo, bukan
gadisnya Ali Topan. Perginyapun di dalam lagu. Ngerti,
An? kata Ali Topan, ayo duduk dong. Jangan sampai
pagi yang indah ini pecah oleh kesedihan yang aneh,
sambungnya.
Kamu merasa sedih? tanya Anna sambil duduk di
depan Ali Topan.
Ali Topan tak menjawab. Ia memandang Anna
Karenina dengan seksama. Tampak olehnya sinar mata
gadis itu menyimpan kesedihan, walaupun bibirnya
mengulum senyuman.
Kamu merasakan kesedihan yang aneh? tanya Anna
lagi. Ali Topan mengangguk. Ia memang merasakan
sesuatu, semacam kesedihan yang halus sekali, tidak
kentara, tapi hadir dalam suasana yang indah.
Kamu sih nyanyi lagu itu. Lagunya bagus, tapi sedih
ya?
Iya, kata Ali Topan polos.
Seharusnya kita gembira bisa bertemu.
Ya, seharusnya begitu. Nah, ayolah kita bergembira.
La la la la la la ..., kata Ali Topan. Iapun bertralala, cukup
keras, sehingga sepasang angsa hitam yang sedang
berenang berduaan di danau kecil menengok ke arahnya.
www.rajaebookgratis.com
217
Ali Topan menunjuk ke arah angsa-angsa hitam, lalu
berkata terus:
Lihat, lihatlah! Angsa angsa hitam memandang kita.
Mungkin keduanya berbisik-bisik, bicara tentang kita,
An. Tuh, tuh, tuh mereka tersenyum pada kita.
Mana ada angsa tersenyum?
Pasti mereka tersenyum. Dan pasti mereka bisik bisik
tentang kita. Kamu tahu apa yang mereka bicarakan,
An?
Tahu.
Apa?
Yang jantan bilang, he liat tuh Si Ali Topan sedang
merayu ceweknya.
Ali Topan tertawa tergelak gelak mendengar perkataan
Anna yang sungguh di luar dugaannya. Sukacita sekali
hati Ali Topan. Demikian pula hal Anna Karenina.
Pasangan remaja yang sedang diamuk cinta itu lantas
lupa pada kesedihan yang baru saja mereka bicarakan.
Kamu tau apa ngga, kenapa angsa itu bulunya hitam?
tanya Ali Topan.
Nggak tauk!
He, pikir dulu dong. Belum apa-apa udah bilang nggak
tauk!
Kami juga mikir dong, kalau ngasih pertanyaan yang
bener. Angsa bulu hitamlah ditanya kenapa bulunya
hitam. Kamu tanya aja sendiri ke angsanya, jangan tanya
saya, kata Anna Karenina. Kalau kamu bertanya
kenapa saya cantik, mungkin saya bisa jawab,
sambungnya sembari mengulum senyuman bertendens.
Ali Topan melengak. Ternyata Anna pandai pula berse-
loroh.
Lho, kamu cantik toh? Saya baru tahu. Kata Ali
Topan. Wajahnya distel bodo.
www.rajaebookgratis.com
218
Anna kaget mendengar perkataan itu.
Menurut kamu, saya ini cantik apa tidak?
Menurut saya sih biasa-biasa saja, sahut Ali Topan.
Uh! Memerah lah wajah Anna mendengar perkataan
yang lugas itu. Mulutnya terbuka bahna bengongnya. Ia
menjublag seperti patung. Matanya berkedap kedip
seperti angsa hitam.
Lho, mengapa? Apa saya salah omong?
Anna menggeleng.
Kamu marah?
Anna menggeleng lagi. Sinar matanya mendingin. Tadi
itu ia punya niat bermanja manja pada Ali Topan. Ia ingin
sekali dipuji cantik oleh Ali Topan. Ternyata jawaban
yang ke luar bukan sebagaimana yang diinginkan.
Ali Topan segera meraba perasaan Anna. Sambil
memajang senyuman, iapun berkata lembut, Jangan
marah dong. Siapa yang tidak tahu kalau kamu cantik?
Lihat! Bunga flamboyan, angsa hitam dan telaga serta
seisi taman ria ini, masih kalah cantik denganmu, Anna.
Tadi itu, saya bilang kamu biasa-biasa saja, supaya jangan
kelewat mekar, tau?
Nggak!
Nggak tau?
Masa bodo!
Siapa yang bodo?
Kamu!
Ali Topan ketawa keras sekali. Anna tampak keki betul
oleh godaan-godaannya. Wajah Anna cemberut, omong-
annya ketus, tapi sinar matanya makin lama makin berbi-
nar. Ada keriaan di antara cahaya matanya.
Ali Topan menjentik ujung hidung Anna. Dan gadis
itupun tersenyumlah.
Kamu nakal,. Suka menggoda saya, kata Anna.
www.rajaebookgratis.com
219
Lho, apa kamu nggak pengen saya goda?
Anna mendelik, bahna kagetnya.
Pengen? Pengen? Amit amit jabang bayi! Emangnya
saya perempuan murahan ya/! kata Anna. Dia mendelik
terus sampai biji matanya hampir keluar. Marah betul
rupanya.
Lho, saya main-main kok kamu serius? kata Ali
Topan dengan penuh kerendahan hati. Ditatapnya Anna,
ditembaknya gadis itu dengan senyuman yang polos, dan
diusapnya anak rambut yang jatuh di kening sang gadis.
Maka hati Anna luluh. Kemarahannya mereda.
Senyumnya muncul kembali pelahan lahan.
Ali Topaaan, gumam Anna. Manja.
Hm? Apa sayang?
Kamuu. Kamu..
Kenapa?
Jangan nakal ya?
Ali Topan tak menjawab. Ia mengerjap-ngerjapkan
matanya saja. Anna Karenina menatapnya, menunggu
jawaban. Tapi Ali Topan tak mau menjawab.
Kamu nggak denger saya ngomong? tanya Anna.
Dengar.
Saya harap kamu jangan nakal ya? Ngerti maksud
saya?
Ali Topan tak mengerti bahwa maksud Anna,
janganlah ia nakal dalam pengertian bangor, main-
mainkan perempuan. Kalau hati Anna bisa ngomong,
tidak lebih tidak kurang, kata-kata yang ke luar dari
hatinya adalah: I love you, my darling. I love you banget.
Tapi you musti love me juga dong. You jangan love cewek
lain
Kalau lelaki nggak nakal bisa sepi Kebayoran. Nggak
ada entertainment, kata Ali Topan,yang masih bodo
www.rajaebookgratis.com
220
dalam soal percintaan. Kata-kata bersayap yang ke luar
dari mulut Anna, sulit ditangkapnya. Dia pikir, Anna
berharap agar ia jangan suka ngebut, tidak boleh bega-
dang, dilarang bergentayangan di jalanan, dan lain lain
kegiatan rutinnya.
Ah, kamu..., kata Anna, susah mengerti.
Lho, kan betul. Kalau anak lelaki nggak berandalkan
lucu. Anak lelaki diam di rumah udah liwat jamannya,
Anna.
Liwat gimana?
Iya, sudah liwat, kayak tukang bakso. Nanti kalau ada
lagi jaman yang lain, kita panggilin deh, seloroh Ali
Topan.
Anna Karenina tertawa geli. Lelucon Ali Topan benar-
benar pas di hatinya. Hatinya terbebas, rasanya dunia lain
sekali. Lebih indah dan lebih menyenangkan.
Dipandanginya wajah Ali Topan yang keren.
Ali Topanpun memandangi wajah Anna yang profilnya
mirip film Diana Rigg.
Anna.
Hm?
Bagaimana perasaan kamu pagi ini?
Anna Karenina mendongak ke arah langit, menahan
senyum kecil di bibirnya, lalu menjawab, Biasa biasa
saja.
Kurang ajar. Kamu balas dendam ya?
Anna mendelik karena makian itu.
Ih! Kamu kalau omong seenak perut aja! kata Anna
dengan keras, lihat-lihat orangnya dong, kamu pikir saya
ini babu kamu apa, seenaknya memaki kurang ajar! Saya
benci kamu! sambungnya.
Dengan wajah kaku dan sinar mata menyala-nyala,
Anna segera berdiri. Ali Topan menyekap mulutnya. Ia
www.rajaebookgratis.com
221
merasa menyesal. Makian kurang ajar itu begitu los
menyeplos ke luar dari mulutnya.
Anna. Saya tidak bersungguh-sungguh mamaki
kamu. Saya menyesal betul .., kata Ali Topan. Ia
berdiri pula, merendengi Anna. Tapi Anna segera mama-
lingkan muka ke arah angsa hitam yang berenang-renang
di danau buatan.
Anna.., kata Ali Topan, lembut sekali.
Anna diam saja. Hatinya kesal betul. Baru pertama kali
dalam hidupnya ada orang memakinya kurang ajar, dan
orang itu justru Ali Topan yang disayanginya. Dalam
hatinya ia merasa sedih betul. Baru mulai jatuh sayang,
baru mulai bersemi bunga bunga cinta, orang itu sudah
berani memakinya kurang ajar secara lugas. Bagaimana
kalau sudah kawin nanti dan beranak cucu? Barangkali
bisa dibelah-belahnya tulang belulangku, demikian kata
hati Anna.
Anna termenung. Hatinya sedih betul. Ingin rasanya
berlari menjauhi Ali Topan yang kasar, tapi ada perasaan
lain yang menahannya. Ia sendiri tak tahu daya tarik apa
yang menyebabkan ia tak sanggup berbuat apa-apa di
depan Ali Topan. Jangankan berhadapan, pada saat ia
berjauhan, tak saling tampak muka, angan-angan dan
perasaannya tetap lengket pada Ali Topan.
Tak terasa airmata membasahi pipi Anna. Ia menangis.
Terbayang olehnya, jalan nekat yang diambilnya untuk
bisa bertemu Ali Topan pagi ini. Pada saat ibunya ke wc,
dan Boy sedang membeli bensin, Anna pergi dari
rumahnya. Ia mencegat taksi yang segera membawanya
ke warung gado-gado Bibi Sexy. Ali Topan sudah
menunggu. Dari warung Bibi Sexy, mereka langsung ke
Taman Ria Senayan.
Merana betul hatinya mengingat makian yang
www.rajaebookgratis.com
222
diterimanya dari Ali Topan. Ia cuma bisa menangis.
Anna jangan menangis, bisik Ali Topan, sambil
membelai rambut Anna dengan jemarinya. Tapi Anna
semakin menangis. Bahunya terguncang-guncang
menahan tangisan. Ingin rasanya berlari ke tengah danau
dan membenamkan kepalanya di dalam air. Ingin rasanya
membunuh diri. Tapi itu semua tak sanggup dilakukan-
nya. Ia cuma bisa menangis. Dan menutupi wajahnya
dengan kedua belah tangannya. Airmata mengalir di
antara jemarinya.
Plak! Plok! Plak! Plok! Plak! Plok!
Bunyi gamparan yang keras terdengar di belakangnya.
Anna menoleh, refleks. Apa yang terjadi membuatnya
heran, dan otomatis mengerem tangisannya. Ali Topan
telah menggampari dirinya sendiri. Kedua pipinya
berwarna merah, darah mengalir dari bibirnya!
Topaaaan!Anna memekik, tubuhnya direbahkan ke
Ali Topan. Mereka berpelukan. Anna membenamkan
kepalanya di pelukan Ali Topan, dan Ali Topan mengu-
sap-usap rambut gadisnya.
Angin berhembus.
Bunga-bunga flamboyan berguguran, melayang
seperti kupu-kupu merah.
Angsa-angsa hitam berenang berkejaran.
Indah sekali.
***
Jam tiga siang lewat beberapa menit, mereka mening-
galkan Taman Ria Senayan. Anna senyum, demikian
pula Ali Topan. Ali Topan dengan gembira
memboncengkan Anna Karenina. Pelukan Anna di
pinggangnya terasa kuat dan hangat.
Rupanya, kehangatan masih belum boleh berlama-
lama mereka rasakan. Tepat di depan rumah Panbers Club
www.rajaebookgratis.com
223
Band di Jalan Hang Tuah Raya, sebuah Mercy memotong
motor Ali Topan, dan menggiringnya ke pinggir jalan.
Dua manusia bertampang murka turun dari Mercy itu.
Ayah Anna dan Boy.
Kamu bawa lari anakku, he?! begitu kata ayah Anna
sambil langsung menghantam muka Ali Topan dengan
tinjunya. Bug! Bug! Ali Topan terjengkang saja dari sadel
motornya! Melihat Ali Topan terjengkang, Boy ikut
nimbrung, menyepak perut Ali Topan! Begh! Begitu dia
mengayunkan kakinya, hendak menyepak kepala, Ali
Topan berkelit dan menangkap kaki itu. Langsung
dipuntirnya, dan Boy langsung menggrusak jatuh!
Fans Panbers yang kebetulan memenuhi rumah grup
itu, berhamburan ke luar, menonton pergumulan itu!
Anna yang mencoba memisahkan, ditarik ke dalam
mobil oleh ayahnya. Ia meronta ronta dan menjerit jerit,
tapi tak berdaya.
Boy! Sudah! teriak Tuan Surya. Boy mendengar
teriakan itu, tapi ia tak berdaya memenuhinya, Ali Topan
yang gusar mengamuk bagaikan badai! Dihajarnya Boy
habis habisan. Dalam sekejap, mata Boy bengapn. Dan
giginya rontok dua kena dengkul Ali Topan.
Para penonton bersorak sorai.
Hayooo! Hayooo! Hembat teruuuuus! Sodok! Sodok!
Libas! Libas! Horeeeeee! Yihuuuuuuuuy!
Sorak sorai itu terhenti, ketika Tuan Surya
m,engacungkan laras pistol ke arah Ali Topan, dan
berkata dingin: Berhenti! Atau saya tembak kamu!
Ali Topan menghentikan hajarannya. Ia memandang
Tuan Surya dengan penuh kebencian. Ia ingin rasanya
menghajar batok kepala orang tua itu., supaya copot dari
batang lehernya. Tapi ada Anna di antara mereka
Boy beringsut-ingsut ke mobil.
www.rajaebookgratis.com
224
Tuan Surya mebukakan pintu, Boy pun masuklah.
Disopiri Tuan Surya, mereka berlalu. Anna duduk di
belakang, memandang Ali Topan. Sepanjang jalan ia
memprotes ayahnya. Tapi si ayah tak menggubris protes
itu. Ia langsung menancap pedal gas Mercy, menuju
rumah.
Ali Topan menjetik-jentikkan tanah yang mengotori
pakaiannya. Orang-orang masih berkerumun meman-
dangnya.
Ada apa sih? satu orang bertanya.
Ali Topan melirik orang itu.
Ada tawon! sahutnya, asal nyeplos.
Orang-orang ketawa. Tapi Ali Topan tidak. Ia segera
menuju motornya, lantas minggat dari hadapan
penonton-penonton gratisan itu.
***
www.rajaebookgratis.com
225
DLLAPAN BLLAS
5
ejak peristiwa makdikipa di depan rumah Panbers,
Anna Karenina berstatus orang tahanan di
rumahnya sendiri. Ke mana-mana dikuntit truus.
Perkara dimarahi, cuma caci maki dalam bahasa Arab
saja yang belum diterimanya. Bahasa Belanda, bahasa
Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah, sudah.
Larangan ke luar rumah berlaku 24 jam, kecuali pergi
dengan ibunya dan Boy. Lebih sial lagi, diam-diam
ayahnya menghubungi Tekhab, polisi Team Khusus Anti
Bandit, untuk keamanan dan ketertiban Anna.
Sudah jelas Anna kesal dan bosen memperoleh
perlakuan kurang ajar itu. Tapi ia masih belum bisa
bergerak. Pesawat telepon pun tidak boleh disentuhnya.
Komunikasi diblokir sama sekali.
Ia ingin minggat. Itu keputusan hatinya.
Keinginan itupun datanglah pada suatu malam. Ayah
dan ibunya sedang menemui tetamu di ruang depan. Boy
sedang disuruh beli rokok dan seafood untuk menjamu
tetamu. Para pelayan sedang repot di dapur.
Anna bersiap-siap.
Untuk men-check situasi, ia pura-pura pergi ke dapur.
Beliin kue pukis, Dah! kata Anna pada Saodah, pela-
yan khususnya. Diberikannya uang Rp.500 pada Saodah.
Cepetan ya, Anna lagi. Meyakinkan.
Iya, Non, sahut Saodah.
Begitu Saodah pergi, Anna Karenina segera beraksi.
Ia masuk ke kamar mandi, dan mengunci pintunya dari
dalam. Dari balik tumpukan pakaian kotor di kamar man-
www.rajaebookgratis.com
226
di, diambilnya tas plastik berisi celana jeans dan tiga
buah kaos oblong.
Kamar mandi itu berjendela kaca yang cuma
digerendel saja. Di luarnya, terdapat taman bunga
anggrek milik Nyonya Surya, di samping kiri rumah.
Anna membuka gerendel jendela dengan hati-hati.
Kemudian, ia molos dari jendela itu. Tidak seorangpun
tahu.
Sampai di luar, ia memasang kupingnya. Terdengar
tawa ria para tamu dan orangtuanya dari kamar tamu, dan
dengan dentingan cangkir-cangkir dari arah dapur.
Setelah melongok-longok ke kanan kiri, Anna berlari,
mengendap-endap di antara pohon-pohon anggrek.
Untuk mencapai jalan raya, ia harus melewati pintu
bambu. Dari pintu itu, ia masih harus melewati halaman
depan rumahnya yang terbuka. Jika ayah atau ibunya
melihat ke arah halaman, sudah pasti ia ketahuan. Anna
tak mau gegabah. Ia mengatur langkah selanjutnya,
sambil tetap merunduk di antara pohon-pohon anggrek.
Saat repot mencari akal, mobil Mercy masuk ke
halaman. Anna kaget. Dan nyalinya menciut. Jika Boy
sampai tahu, gagallah rencananya.
Bor memarkir Mercedes di depan pintu, hingga agak
menutupi pandangan dari dalam ke luar. Anna
mendengar pintu mobil di tutp dan langkah kaki Boy
menuju rumah. Dengan menguatkan hati, ia bergerak
sebat ke pintu bambu. Dibukanya pintu itu perlahan-
lahan. Kemudian melongok ke luar. Hatinya lega tatkala
melihat situasi membantu rencananya. Mobil Mercedes
menghalangi pandangan langsung ayah dan ibunya. Ia
bisa berjalan jongkok, atau merangkak, jika Tuhan
mengizinkan, dalam beberapa detik ia sudah bisa
mencapai jalan raya. Setelah itu, urusan bisa lebih sip.
www.rajaebookgratis.com
227
Anna mengatur nafasnya.
Disebutnya nama Tuhan. Lalu ia beraksi. Digigitnya
tas plastik berisi pakaian dan dompet uangnya, kemudian
ia merangkak cepat. Jarak yang cuma beberapa meter
saja terasa panjang baginya. Hampir-hampir ia
tersungkur karena kepalanya terasa pening tiba-tiba.
Maklum, ia belum pernah merangkak lagi semenjak bayi
dulu. Matanya berkunang-kunang, tapi ditahannya
sekuat tenaga. Jika kali ini gagal, tak ada kesempatan
lagi, demikian kata hatinya. Semangatnya untuk bebas
tergugah lagi, bernyala-nyala. Diteruskannya
merangkak. Terus. Terus. Terus. Akhirnya sampai juga.
Anna ternegah-engah di depan pintu halaman rumah-
nya. Kaki dan tangannya terasa pegal. Telapak tangannya
perih. Tapi hatinya tetap kuat.
Ia berjalan ke pohon mahoni di tepi jalan di depan
rumahnya. Dari situ ia menoleh, memandang ke arah
rumah. Cahaya lampu menerangi halaman. Genting-
genting hitam. Hatinya tercekat, dilanda kesedihan,
ketika melihat rumahnya. Ingin ia tetap tinggal. Tapi
perasaannya tak sanggup menahan tekanan yang
dilancarkan oleh orangtuanya. Apalagi ada Boy, manusia
yang tak disukainya.
Suara tawa ayahnya memenuhi udara. Terbahak-
bahak. Anna menggigit bibirnya. Ia muak pada suara itu.
Suara tawa orang yang egois dan kejam.
Tanpa buang tempo lagi, Anna berlari menyeberangi
jalan. Sebuah taksi kebetulan lewat. Distopnya.
Ke mana? tanya sopir taksi, setelah Anna masuk ke
dalam taksinya.
Ke rumah Maya! sahut Anna, tanpa sadar.
Ke rumah Maya? Di mana? tanya sopir taksi.
Anna menyebutkan alamat Maya. Pak sopir taksi
www.rajaebookgratis.com
228
mengantarkannya, tanpa banyak bicara.
Taksi berhenti di depan rumah Maya. Argometer
menunjukkan Rp 360. Anna memberikan Rp 500.
Nggak usah dikembaliin, katanya.
Terima kasih.
Taksi pergi lagi.
Anna Karenina berdiri, melihat arlojinya. Jam 21.07.
Sesudah taksi menghilang di tikungan, Anna masuk ke
rumah Maya.
Pembantu rumah membukakan pintu untuknya.
Lho, Neng Anna? Sama siapa malem-malem ke sini?
Neng Maya lagi nonton pilem sama bapak dan ibu, bisik
Bik Isah, pembantu rumah Maya.
Pergi?
Bik Isah mengangguk. Ada perlu penting?
Anna berpikir sebentar.
Boleh pinjem telepon, Bik?
Boleh, boleh. Silakan.
Anna diantarkan ke tempat telepon. Bik Isah memper-
hatikannya dengan heran.
Rupanya seperti sedang bingung, Neng?
Ah, nggak ada apa-apa, Bik! kata Anna sambil
memutar nomer tilpon.
***
Ali Topan sedang mengambil apel dari lemari es, ketika
tilpon berdering. Mula-mula dibiarkannya deringan itu.
Lama-lama ia merasa risi.
Ia pergi ke tempat telepon, dan mengangkat
gagangnya. Lantas ia terkejut ketika mendengar suara
Anna.
Halo! Anna! Apa kabar?
Secara singkat Anna membeberkan kisahnya.
Okey! Okey! Aku datang! kata Ali Topan.
www.rajaebookgratis.com
229
Kemudian, tanpa membuang tempo lagi, ia bergegas ke
kamarnya, mengambil jaket, lalu keluar mengambil
motornya.
Kurang dari lima menit, Ali Topan sudah sampai di
rumah Maya. Dijumpainya Anna yang menunggu di
kamar tamu.
Haiii
Hai..
Keduanya berhai-hai dan tertawa riang.
Kangen deh.
Aku juga kangen.
Mereka tertawa lagi. Lalu saling berpegangan tangan.
Saling memandang. Keduanya tak mampu berkata-kata
lagi. Sorot mata penuh kerinduan telah berarti sangat
banyak.
Hem! Hem! Bik Isah berdehem dari pintu. Ali Topan
dan Anna baru tersedar bahwa mereka sedang berada di
rumah orang.
Yuk, kita pergi, kata Ali Topan.
Yuk, kata Anna.
Mereka pamit pada Bik Isah.
Lho, nggak nunggu? Bik Isah nyeletuk.
Nunggu siapa? tanya Ali Topan.
Nunggu diusir.
Sialan lu, Bik! Becanda kaya anak-anak sekolahan
aje, kata Ali Topan. Tapi ia tidak marah. Annapun
tersenyum. Rasanya, keindahan pertemuan mereka
mampu mengusap dan mendinginkan rasa marah yang
bagaimanapun besarnya.
Di luar hawa dingin. Ali Topan mencopot jaketnya,
dikenakannya pada Anna.
Kamu aja yang pakai. Dingin, kata Anna.
Biarin. Kamu aja yang pakai. Ali Topan memaksa.
www.rajaebookgratis.com
230
Akhirnya Anna mau juga.
Ke mana kita?
Ke rumah Mbak Ika, di Depok.
Ali Topan menghidupkan motornya. Anna
membonceng di belakangnya.
Pegangan baik-baik, An.
Anna menurut. Dirapatkannya badannya ke punggung
Ali Topan dan dipeluknya tubuh gacoannya dengan erat
dan wah. Lantas sepasang remaja yang sedang dibadai
cinta itu, berlalu, menyatu dengan malam, menuju Depok
yang terletak di luar kota.
Di rumah Anna sedang ada acara makan malam. Pak
Surya dan istrinya ramah sekali menjamu tetamunya. Di
mata para relasi, keluarga Surya memang dikenal ramah-
tamah dan baik budi bahasanya.
Mana anakmu, Sur? tanya Pak Karno, tetamunya.
Dia sedang ngadat, mengeram di kamarnya, kata Pak
Surya.
Lho, kenapa ngadat? Suruh keluar dong.
Tidak mau dia. Biarlah.
Pak Karno memanggil Saodah yang mengantarkan
tusukan gigi.
He, bik, panggilkan nonamu. Bilang, mau dikasih duit
sama Pak Karno, gitu, kata Pak Karno. Bik Saodah
melihat ke arah majikannya, menunggu persetujuan.
Tak usah, tak usah bilang mau dikasih duit. Bilang
saja, Pak Karno ingin ketemu. Sana, cepat, kata Pak
Surya.
Saodahpun pergilah ke kamar nonanya.
Ia memutar pegangan pintu. Terkunci.
Ia mengetuk lebih keras dan memamnggil lebih gencar,
tetap tak ada jawaban.
Akhirnya ia kembali lagi ke ruang makan, melaporkan
www.rajaebookgratis.com
231
hasil kerjanya yang sia-sia.
Saya nggak dijawab, Tuan.
Lho, kenapa ngga dijawab?
Saya kurang paham. Barangkali Neng Anna sudah
tidur. Tadi saya disuruh beli kue pukis, tapi sewaktu saya
antarkan, pintu kamarnya dikunci.
Lho, kok bisa begitu? tanya Pak Surya.
Apa makan pil tidur? Atau narkotik? tanya Pak
Karno. Orang ini memang sedikit bego. Profesinya
pelukis ekspresif, jadi kalau ngoceh juga ekspresif betul.
Hus! istrinya yang pendiam, meng-hus-nya. Pak
Karno tertawa terkekeh-kekeh.
Aku cuma berkelakar saja, katanya. Tapi kelakarnya
kali ini tak masuk di otak Pak Surya yang sedang
diganggu oleh pikiran curiga.
Coba aku lihat dia! kata Pak Surya, lantas segera
bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kamar Anna.
Anna! An! Annaaaa! Buka pintuu! seru Pak Surya.
Berulang-ulang ia memanggil nama anaknya, berkali-
kali ia menggedor pintu kamar itu, tapi bunyi kentutpun
tak terdengar dari dalam.
Akhirnya beliau penasaran seperti Oma Irama. Dan
bermaksud membongkar pintu.
Bongkar saja pintunya, Pap! seru istrinya, memberi
semangat. Sang istri merasa malu pada tetamunya, karena
anaknya bandel, tak mau mendengar panggilan orangtua.
Ditonton oleh tetamunya, Pak Surya memasang kuda-
kuda. Tangan kanannya diangkat ke atas, tangan kirinya
ditekuk ke bawah puser. Kaki kanannya ditekuk sedikit
ke belakang seperti gaya Iswadi menendang bola, sedang
kaki kirinya diajukan ke depan seperti gaya tukang
nandak di Pasar Senen. Setelah mengempos nafas sesaat,
diterjanglah pintu kamar Anna. Gubragh! Jebollah pintu
www.rajaebookgratis.com
232
yang terbuat dari tripleks itu. Pak Surya kehilangan
keseimbangan dirinya, ngusruk ke dalam kamar yang
kosong!
Haaah? ia cuma bisa bengong, karena tak
menjumpai Anna di dalam kamar.
Pak Karno dan Nnyona Surya yang terbirit-birit ke
dalam kamar, menjadi heran pula.
Lho, kosong? Ke mana anakmu? tanya Pak Karno
sambil membantu Pak Surya berdiri.
Kemana dia Mam? Pak Surya malah balik bertanya
pada istrinya. Nyonya Surya cuma menagngkat bahu
saja. Boy yang terburu-buru datang, dan para babu yang
kaget karena mendengar suara gedubragan, juga
menampilkan wajah tak tahu.
Anakmu minggat, Mam! kata Pak Surya.
Lho, kok minggat? Gimana to duduk-perkaranya?
Pak Karno menyela, apa dia tak betah di rumahnya?
Pak Surya dan istrinya saling berpandangan.
Coba cari dulu di sekeliling rumah, Mam, kata Pak
Surya. Istrinya menurut. Kemudian, semua orang menca-
ri Anna. Pencaharian yang sia-sia.
Boy, siapkan mobil! kata Pak Surya, setelah pasti
anaknya kabur dari rumah. Kemudian ia menoleh ke Pak
Karno. Wah, maafkan saya, Pak Karno. Saya musti cari
anak saya. Teruskan daharnya, biar ditemani istri saya
saja.
Waa, iyaa, anak hilang musti dicari. Soal makan, tidak
usah ditemani juga tidak apa-apa, Pak Surya, kata
Pak Karno dengan nada polos.
Terima kasih atas pengertiannya., kata Pak Surya.
Mudah-mudahan anakmu cepet ketemu, balas Pak
Karno.
Lalu keduanya saling membungkuk seperti gaya
www.rajaebookgratis.com
233
pegawai kraton Yogya.
Saya pamit dulu. Permisiiii.
Monggoooo, sahut tetamunya.
Pak Surya segera keluar.
Cepat jalan, Boy! perintahnya, ketika sudah masuk
ke dalam mobil.
Ke mana?
Pokoknya jalan saja dulu.
Boy patuh. Mobil dijalankan cepat meninggalkan
rumah, diikuti pandangan mata cemas dari Nyonya Surya
dan para pembantu rumahnya.
Jam 02.37 dinihari, Pak Surya dan Boy pulang ke
rumah. Tanpa Anna.
Ny Surya membukakan pintu untuk mereka.
Bagaimana, Pa? tegurnya.
Tak ada. Sudah kucari ke mana-mana, sahut Pak
Surya, lesu.
Jadi, bagaimana dong?
Esok saja kita cari lagi. Kalau perlu minta bantuan
polisi. Sekarang aku letih, ingin tidur, kata Pak Surya
menggerumel.
Nyonya Surya termangu-mangu mendengar kata-kata
suaminya. Perasaannya melayang ke masa lalu.
Kenangannya langsung ke Ika, yang akhirnya kawin
tanpa rencana.
Apa dia tak pergi sama anak bergajul itu, Pa? tanya
Nyonya Surya. Yang dimaksudkannya Ali Topan.
Besok sajalah kita urus lagi. Kepalaku pening, tak
bisa mikir apa-apa lagi, Mam..., kata Pak Surya, lalu
masuk ke kamar tidurnya.
***
www.rajaebookgratis.com
234
SLMBILAN BLLAS
,
epok adalah sebuah kota kecil yang terletak di
antara Jakarta dan Bogor. Kota ini terkenal dengan
Belanda Depoknya, yakni satu macam masya-
rakat pribumi yang di-belanda-kan oleh orang-orang
Belanda pada zaman penjajahan dulu. Menurut ceritanya,
beberapa keluarga pribumi Depok diberi nama famili
Belanda, diajar berbicara Belanda dan apapun yang
berbau penjajah gila tersebut.
Setelah Indonesia merdeka dan Belanda pergi dari
Depok, kelompok masyarakat binaan penjajah itu
berkembang tanpa majikan. Kultur yang ke-belanda-
belandaa-an terbentur lagi pada kultur pribumi asli. Tapi
sampai sekarang, sisa-sisa budaya binaan tu masih
membekas pada kelompok masyarakat Depok.
Maka, orang luar Depok akan heran, kalau menjumpai
orang Depok yang kerjanya jadi tukang gali sumur, kulit
tubuhnya putih karena panu yang merata di sekujur
tubuhnya, bisa bicara Belanda. Rudy dan Riem De Wolf
dari grup The Blue Diamond yang beken itu, juga
kelahiran Depok.
Ika dan suaminya menempati sebuah rumah kecil di
dekat rumah kelahiran Rudy dan Riem. Rumah mereka
kecil tapi asyik, merupakan hadiah perkawinan dari ayah
Iqbal. Ika yang mendesak untuk tinggal di Depok, karena
merasa tidak betah hidup di Jakarta, berdekatan dengan
orangtua yang membencinya.
Iqbal punya beberapa truk yang disewakan, di samping
itu, ia menjadi leveransir pasir untuk proyek-proyek
www.rajaebookgratis.com
235
pembangunan di Jakarta. Istrinya membuka usaha es
mambo. Jadi, dalam soal materi mereka cukup, namun
mereka masih merasa belum tentram benar. Setiap saat
mereka menunggu agar Tuan dan Nyonya Surya mau
mengakui Saibun sebagai cucu. Saibun adalah anak lelaki
mereka yang sudah berumur satu setengah tahun.
Aku khawatir, Papa dan Mama menuduh kita
mendalangi pelarian Anna dan pacarnya itu. Kita makin
dibenci saja nantinya, kata Ika pada suaminya. Mereka
duduk di ruang kerja Iqbal di bagian depan rumah. Ali
Topan dan Anna sudah dua hari di rumah mereka.
Kamu merasa mendalangi apa tidak? tanya Iqbal.
Tidak.
Ya sudah.
Ika memandang suaminya. Matanya memang meman-
carkan kekhawatiran yang besar. Ia khawatir, kasusnya
akan terulang pada adiknya. Ia takut Anna hamil, seperti
peristiwanya sendiri. Sebagai kakakia ingin Anna pada
saatnyamenikah dengan cara baik-baik.
Kenapa bengong? tanya suaminya.
Kuatir.
Anna bunting?
Ika mengangguk.
Nggak usah kuatir. Mereka anak baik. Nggak seperti
kita, kata suaminya, sambil tersenyum. Ika pun terse-
nyum.
Jam berdentang, pukul sembilan.
Sepasang kupu-kupu terbang dekat mereka. Bagus
warna bulunya.
Bakal ada tamu gede nih, kata Iqbal.
Moga-moga bawa rejeki, sahut istrinya, sambil
memandang kupu-kupu yang terbang kian ke mari.
***
www.rajaebookgratis.com
236
Jam setengah satu, Anna dan Ali Topan datang dari
tempat main mereka, persawahan di bagian Timur
Depok. Mereka pacaran di sawah-sawah.
Iqbal dan Ika tersenyum menyambut mereka.
Sudah capek? tanya Ika.
Capek apa? Nggak capek, cuma laper, sahut Anna.
Kalau lagi pacaran memang rasanya nggak capek-
capek ya, goda Ika sambil bermain mata dengan
suaminya.
Idih! Bisa aja, Mbak Ika, sahut Anna. Wajahnya
bersemu dadu, malu. Ali Topan tersenyum simpul saja.
Nggak usah malu, kita udah paham. Kan kita juga
pernah pacaran, ya Pa, Ika masih menggoda.
Mana Saibun? Anna mencoba mengalihkan pembi-
caraannya. Ia merasa malu digoda secara terbuka oleh
kakaknya.
Sedang main ke rumah tetangga. Belajar cari makan
sendiri, kata Iqbal. Bicaranya pelahan, tapi bikin ketawa
semua orang.
Saat mereka sedang ketawa-tawa, datanglah kejutan.
Terdengar dua buah kendaraan berhenti di depan rumah
mereka. Satu Jip Willys berisi empat orang polisi, satu
lagi Mercedes Benz disopiri Boy, mengangkut Tuan dan
Nyonya Surya.
Pucat wajah Anna melihat ayah-ibunya datang bersama
alat negara. Ika juga agak gemetar. Ali Topan dan Iqbal
tetap tenang.
Tuan dan Ny Surya tampak ragu-ragu turun dari mobil.
Masih ada rasa angkuh. Jangankan menginjak rumah
anak mantu, sedangkan si anak mantu datang ke ruamh
minta berkah saja, mereka usir.
Para polisi bersiap. Dua orang polisi dari Komwilko
74, Jakarta Selatan, dua orang lagi polisi Depok sebagai
www.rajaebookgratis.com
237
penunjuk jalan.
Ini rumahnya, Pak! seorang agen polisi Depok ber-
kata pada Pak Surya. Barulah Pak Surya turun, diikuti
istrinya dan Boy. Mereka berdiri. Garang.
Iqbal membukakan pintu.
Ika muncul di belakangnya, berlari menyambut orang-
tuanya.
Mamaaa! Papaaaa! seru Ika. Ia membuka tangannya,
hendak memeluk ayah dan ibunya. Tapi wajah orangtua-
nya tegang. Jangankan menyambut dengan pelukan,
tersenyum pun tidak! Apalagi ketika Tuan Surya melihat
Iqbal, rasa bencinya kambuh dengan hebat.
Mana Anna? Suruh keluar dia! hardik Pak Surya.
Silakan masuk Papa. Silakan Mama..., Ika memohon
pada papa dan mamanya. Airmatanya berlinang-linang.
Tak perlu! Tak perlu masuk! kata Pak Surya.
Suasana tegang. Ketegangan yang mengharukan.
Anna di sini, Ika? suara lembut memecah
ketegangan. Suara Nyonya Surya. Ibu ini akhirnya tak
mampu menahan keharuan hatinya. Terlalu lama ia
memendam kerinduan. Terlalu lama ia mencoba
mengalahkan kerinduan dengan keangkuhan.
Ika melihat ibunya. Airmatanya bercucuran. Bahagia
sekali mendengar namanya dipanggil oleh sang Ibu yang
dirindukannya. Tak sanggup berkata-kata, Ika mengham-
bur ke pelukan ibunya. Ny Surya mendekap anaknya.
Mereka bertangisan.
Saat itulah Anna Karenina muncul bersama Ali Topan!
Anna berdiri di depan pintu. Tangannya mencekal lengan
Ali Topan.
Anna! Ke mari kau! Pak Surya berteriak. Nadanya
masih kerras dan kaku. Ia seperti tak terpengaruh oleh
keharuan yang hadir dari pelukan Ika dan istrinya.
www.rajaebookgratis.com
238
Anna tak beranjak dari tempatnya.
Anna!
Anna tetap diam. Hatinya diliputi rasa haru melihat
kakak dan ibunya bertangisan melepas kerinduan. Sekuat
tenaga dicobanya menahan keharuan itu. Anna berpikir,
orangtuanya membawa-bawa polisi untuk menangkap
Ali Topan. Maka itu ia bertahan. Ia tak mau meninggalkan
Ali Topan.
Merah padam wajah Pak Surya karena Anna tak
mematuhi instruksinya.
Ia berpaling pada alat-alat negara yang dibawanya, lalu
menuding Ali Topan.
Itu dia yang membawa lari anak saya! Tangkap dia,
Pak!
Dua polisi Komwilko 74 bergerak ke arah Ali Topan.
Mereka menampilkan gaya David Toma yang suka
mereka tonton di layar tivi.
Papa! Apa-apaan sih! Suruh pergi orang-orang ini!
teriak Anna Karenina. Ia makin menguatkan cekalannya,
memeluk Ali Topan. Ali Topan berdiri tegak, matanya
tak gentar menatap agen-agen polisi yang mendekatinya.
Bapak-bapak mau nangkep saya, apa ada surat perin-
tahnya? tanya Ali Topan.
Agen-agen polisi itu tersenyum. Salah seorang di
antara mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan
dari kantong celananya dan menunjukkannya pada Ali
Topan.
Lebih baik adik ikut kami secara baik-baik. Jangan
kami dipaksa mengambil jalan kekerasan, kata polisi itu
sambil tangan kanannya mengusap-usap gagang pistol
yang mencuat dari sarungnya.
Dia nggak boleh ditangkap! Dia nggak bersalah! Saya
yang mau lari ke sini! Anna membentak polisi itu.
www.rajaebookgratis.com
239
Anna! Tutup mulut kamu! hardik Pak Surya. Ia
makin tak sabar melihat kelakuan anaknya. Anna
menatap ayahnya. Wajahnya menegang. Tiba-tiba ia
berteriak, sangat keras Kamu jahat, Papa!
Bagaikan geledek cacian itu menyambar telinga Pak
Surya. Mulutnya sampai terbuka, tak bisa omong apa-
apa, bahna kaget dan gusarnya. Dan, tidak cuma dia.
Semua yang hadir tak pernah menyangka, Anna memaki
ayahnya secara terbuka.
Sayaaaang tidak boleh gitu, suara lirih Ali
Topan terdengar, mengkontra ketegangan situasi. Suara
itu lembut, menyelusup sampai ke hati Anna Karenina.
Pelan, namun penuh wibawa. Anna sampai mendongak,
merasa tak percaya bahwa kata-kata itu keluar dari mulut
Ali Topan.
Ali Topan tersenyum padanya. Senyuman yang
mengandung kesedihan. Anna menangkap sinar sedih di
mata Ali Topan.
Kau pergilah ke ayah dan ibumu Kau dengar? bisik
Ali Topan. Anna tak sanggup mendengarkan bisikan itu.
Kata-kata yang sedih. Kata-kata seorang jantan yang
kehilangan kasih-sayang. Sedih, namun tetap bersikap
gagah.
Kamu. Kamu ke mana? bisik Anna.
Kamu dengar perkataan saya? Ali Topan balas
berbisik.
Anna mengangguk.
Kamu mau menurutinya?
Anna memandang Ali Topan. Perasaannya mengata-
kan, Ali Topan tengah bertempur dengan hatinya sendiri.
Ali Topan sayang padanya, tapi tak mau menghancurkan
hubungan antara orangtua dan anaknya. Ali Topan tahu,
ia sejak mula tak disukai oleh orangtua Anna Karenina.
www.rajaebookgratis.com
240
Puncak ketidaksukaan mereka terbukti dengan hadirnya
alat-alat negara yang hendak menangkapnya.
Ia tidak takut. Ia hanya merasa sedih. Jika orangtua
Anna tidak menyukainya, kenapa harus dimasukkan?
Semua orang menyaksikan adegan itu. Ali Topan
membelai rambut, mengusap dagu Anna, dengan lembut.
Kemudian ia membimbing Anna, dibawanya ke tempat
Tuan Surya.
Baru beberapa langkah, Anna berhenti. Ia tahu maksud
Ali Topan sangat mulia. Ali Topan mengalahkan kepen-
tingan dirinya, demi utuhnya sebuah keluarga.
Topan..., bisik Anna. Pandangan mereka bertemu.
Kamu dengar Anna. Ada saatnya kita bertemu, ada
saatnya kita berpisah. Awan tak pernah abadi menahan
sinar matahari. Kau mengerti? bisik Ali Topan.
Anna tak mengerti. Ia menggeleng-gelengkan kepala-
nya. Ali Topan tertawa kecil.
Nah, lain hari kau akan mengerti...
Ia membimbing Anna, menyerahkannya pada Pak
Surya.
Oom, saya sayang pada Anna, dan Anna pun sayang
pada saya. Jika Oom dan Tante tidak suka pada saya,
sayapun tidak bisa memaksa. Saya cuma berharap, Oom
jangan menyakiti Anna. Dia tidak bersalah.., kata Ali
Topan dengan gagah.
Tuan Surya mendengus seperti babi. Ia tak mau banyak
bicara lagi.
Digamitnya Anna, dibawanya ke mobil. Boy segera
menyusul. Lelaki itu dengan sigap duduk di belakang stir
mobil.
Ny Surya menyusul kemudian, diantar oleh Ika.
Ika boleh ke rumah, Papa? tanya Ika.
Pak Surya mengangguk-angguk. Datanglah, datang-
www.rajaebookgratis.com
241
lah. katanya berulang-ulang.
Meledaklah kebahagiaan Ika mendengar jawaban
ayahnya. Dipeluknya kepala sang ayah. Diciuminya
berulang-ulang pipi ayahnya. Pak Surya mengelus
rambut anaknya.
Iqbal datang mendekati.
Pak Surya menoleh padanya.
Kau bawa anak-istrimu ke rumah malam ini ya,
katanya.
Terima kasih, Pak, kata Iqbal.
Nah. Kami pergi dulu. Urusan sudah selesai, kata
Pak Surya.
Nyonya Surya duduk di belakang, menghibur hati
Anna.
Boy menghidupkan mesin mobil.
Kemudian mereka berlalu, meninggalkan para polisi,
suami istri Iqbal dan Ali Topan, dengan perasaan dan
pikiran yang berlainan.
Agen polisi Kebayoran menepuk pundak Ali Topan
dari belakang. Jiwa Anda besar, Dik, katanya. Ika, Iqbal
dan tiga polisi yang lain serentak mengangguk, mengiya-
kan.
Ali Topan menggeraikan rambutnya.
Kasih sayang yang besar membuat jiwa manusia
besar, Pak. Sayang, tak setiap orang memilikinya...,
sahut Ali Topan.
Agen polisi itu tersenyum.
Tapi urusan dinas saya masih harus dijalankan. Adik
turut ke Komwilko 74, untuk menjelaskan persoalannya.
Okey? kata polisi itu dengan nada ramah.
Saya mah okey sajaa, kata Ali Topan, lalu sembari
memandang Ika ia pun menyambung, Jangankan ke
Komwilko, ke kantor Presiden sekalipun, saya akan
www.rajaebookgratis.com
242
pergi, jika diperlukan.
Ika tersenyum mendengar jawaban yang mewah itu!
***
Langit putih.
Matahari mencorong di atas Depok.
Angin bertiup dari Selatan, Debu debu cokelat
beterbangan, mengusap wajah Ali Topan yang sedang
memacu sepeda motornya. Keempat polisi di dalam jip
Willys mengikutinya dari belakang. Mereka kembali
Jakarta.
Anak yang gagah itu mau kita apakan? kata seorang
polisi, pada temannya yang menyopir jip.
Kita bikin jadi Tekhab saja, rasanya pas betul.
Dia bisa jadi agen yang paling keren nantinya. Moga
moga saja dia mau.
Ali Topan tak mendengar dialog itu. Ia sedang mela-
mun. Panasnya sinar mentari, keringnya debu-debu jalan-
an Depok, tak mampu mengusir bayangan wajah Anna
Karenina dari dalam hatinya. Ia sedih benar, namun
bukan kesedihan yang cengeng. Ia tak menangis, namun
hatinya merintih-rintih. Kasih sayang telah hilang. Tak
seorangpun yang menjadi miliknya kini. Ia sendirian lagi.
Annaaa, Annaaa, Annaaa, bisiknya.
Hanya suara angin yang menjawab bisikannya.
Hampaaa, hampaaa, hampaaa, keluhnya lagi.
Jangaaan, jangaaan, jangan menghampaa, angin
serasa menjawab keluhannya. Angin itu berhembus dari
dalam jiwanya sendiri.
Ali Topan tersadar. Ia menggertak gigi.
Selaksa kesedihan, sejuta kekecewaan, tak boleh
membuatku mati, bisiknya.
Tuhan, berikan cintamu padaku.
Tuhan, berikan cintamu padaku.
www.rajaebookgratis.com
243
Tuhan, berikan cintamu padaku.
Berkali-kali Ali Topan memanggil Tuhannya, untuk
mengusir kesedihan.
Sampai akhirnya, semangatnya membadai lagi.
Bayangan Anna Karenina yang tadinya bersatu dengan
kesedihan, terasa melangit. Dalam khayalnya, ia
memandang kepergian bayangan yang makin lama
makin jauuuh. Cekaman suasana yang tak terlukiskan itu
tanpa sadar mendorongnya untuk bernyanyi. Maka iapun
bernyanyilah di atas motornya yang berjalan pelahan-
lahan.
Pagi yang indah sekali
Membawa hati bernyanyi
Walau gadisku tlah pergi
Dan tak kan mungkin kembali
Hm yaaa..
selesai
www.rajaebookgratis.com
244
Membaca bukunya, kita seperti diajak menonton potret
kehidupan remaja berandalan yang suka bergentayangan
di jalan-lalan kota Jakarta. Struktur ceritanya kokoh, alurnya
luwes dan dialog-dialog di setiap halaman jelas
merefleksikan karakterisasi para tokoh.
Eddy Satya Dharma (Suara Karya, 14 November 1977)
Buku yang memikat untuk bacaan remaja, juga penting
untuk orangtua masa kini.Kisah seorang anak muda yang
punya kemungkinan besar untuk jadi tokoh terkemuka di
masyarakat di kemudian hari!
Zulkarnaini (Pelita, 23 Desember 1977)
Tanyalah anak-anak muda baik cewek maupun cowok,
siapa yang belum pernah baca Ali Topan. Mereka kaum
muda itu. bukan hanya senang karena bahasanya pop,
bahasa mereka, tapi Juga memang karena dunia anak muda
dibela. Anak muda pengin sambil memejamkan mata, lantas
terbang ke langit biru. Ali Topan adalah mimpi.
N. Wonoboyo (Minggu Merdeka, 19 Februari 1978)
Teguh Esha berhasil nenghadirkan tokoh pemberontak
dalam diri Ali Topan. Karakterisasinya kuat dan konsisten.
Sebuah watak yang tak pernah berubah namun kuat dan
patent. Ali Topan, novel dengan karakter!
Yakob Sumarjo (Pikiran Rakyat, 17 Mei 1978)
A1I YOPAW
Penerbit:
PT Visi Gagas Komunika
Jl. Jati Agung No. 3 Jati Padang
Pasar Minggu, Jakarta 12540
Telp. (021) 78831022, 7815236
e-mail: visiperspektif@plasa.com
AWAN JA1AWAW
www.rajaebookgratis.com

You might also like