You are on page 1of 24

Kelompok C

Hadi Perdana
Irmansyah Putra
Kafi Kalam
Lyandra Sitorus
Nova Dwi Prihadi
Novan Hakiki
Murti Handayani
Syahid Hidayatullah
Yohana Fitri
Pendahuluan
Flowsheet
Proses Pembuatan Aluminium
Kesimpulan
Referensi
Aluminium (Al) adalah salah satu unsur kimia dengan nomor atom 13
berfasa solid dengan massa jenis 2.10 g/cm
3
dan memiliki struktur
kristal face centered cubic (FCC).

Sifat - sifat fisika Aluminium
No Sifat Nilai
1 Jari-jari atom 125 pm
2 Potensial elektroda (25
o
C) -1,67 volt
3 Kapasitas panas (25
o
C) 5,38 cal/mol
o
C
4 Tensile strength 700 Mpa
5 Kekerasan brinnel 245 Mpa
6 Hantaran panas (25
o
C) 0,49 cal/det
o
C
7 Massa atom 26,98 gr/mol
8 Titik lebur 660
o
C
9 Titik didih 2452
o
C

Sebelum menjadi Aluminium, bijih bauksit
melewati proses fisika dan kimia. Proses fisika
dilakukan dengan cara mereduksi (size
reduction) ukuran bijih bauksit yang akan
dijadikan feed dengan cara digerus sampai
berukuran kurang dari 35 mesh. Kemudian
melalui proses kimia yaitu proses untuk
mendapatkan Aluminium murni.
Pendahuluan (lanjutan) . . .
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai
mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium,
yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit
(Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3
sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2
>3%, dan H2O 14 36%.

Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan
endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau,
Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
Pendahuluan (lanjutan) . . .
Pendahuluan (lanjutan) . . .
Flowsheet
Proses Pembuatan Aluminium
Dalam proses pemurnian ini terdapat 4
tahap besar, yaitu:
1. Digestion
2. Clarification
3. Precipitation
4. Calcination

The Bayer Process (lanjutan) . . .
Digestion

Bauksit dihancurkan secara mekanik, kemudian
bijih dicampur dengan soda kaustik (NaOH)
menghasilkan suspensi berair. Suspensi cair ini
dipompa menuju digester (tangki yang berfungsi
seperti pressure cooker) dipanaskan sampai 230-
520 F (110-270 C) di bawah tekanan dari 50 lb /
in
2
(340 kPa).
The Bayer Process (lanjutan) . . .
Reaksi yang terjadi pada Digester

Al
2
O
3

(s)
+ 2NaOH
(aq)
+ 3H
2
O
(l)
2NaAl(OH)
(aq)
+ 4H
2
O




The Bayer Process (lanjutan) . . .
Clarification

Selanjutnya larutan dipompakan menuju tangki
pengendap. Pada tangki ini, pengotor yang tidak
larut akan mengendap dibawah tangki sehingga
larutan hanya mengandung aluminium oksida yang
terlarut dalam kaustik soda. Residu yang ada
dibawah tangki (dinamakan Red Mud)

The Bayer Process (lanjutan) . . .
Hasil penelitian menunjukan sekitar 70-85% dari
alumina + soda yang dikandung red mud dapat
diperoleh kembali melalui proses
pemanggangan dan pelarutan dengan pelarut air.
Larutan alumina + soda nantinya dapat
dikembalikan melalui pemompaan ke pabrik alumina
sebagai larutan kaya untuk dipresipitasi
Al2O3 nya.
The Bayer Process (lanjutan) . . .
Precipitation

Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan
cara mengalirkan gas CO
2
dan pengenceran.

2NaAl(OH)
3 (aq)
+ CO
2 (g)
2Al(OH)
3 (s)
+ Na
2
CO
3 (aq)
+ H
2
O
(l)

Campuran dari kotoran padat disebut RM, Selanjutnya,
solusi hidroksida didinginkan, dan aluminium hidroksida
dilarutkan presipitat dengan fasa putih solid halus.

The Bayer Process (lanjutan) . . .
Calcination

Kemudian dipanaskan sampai 1050 C (dikalsinasi),
aluminium hidroksida terurai menjadi alumina,
memancarkan uap air dalam proses:

2Al(OH)
3

(s)
Al
2
O
3 (s)
+ 3H
2
O
(g)

Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al
2
O
3
)
yang selanjutnya menuju proses peleburan dengan
proses Hall-Hroult untuk menghasilkan material
aluminium.
The Bayer Process (lanjutan) . . .
The Hall-Heroult Process
The Hall-Heroult Process (lanjutan)
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
Al
2
O
3
dilarutkan dalam lelehan kriolit
(Na
3
AlF
6
) dalam bejana baja berlapis grafit
yang sekaligus berfungsi sebagai katoda (-).
Sebagai anoda (+) digunakan batang grafit.
Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu
950
o
C. Dalam proses elektrolisis dihasilkan
aluminium di katoda dan di anoda terbentuk
gas O
2
dan CO
2
.
The Hall-Heroult Process (lanjutan)
Reaksi kimia secara umum pada proses Hall-
Heroult :

2 Al
2
O
3
+ 3 C
(s)
4 Al
(l)
+ 3 CO
2(g)


The Hall-Heroult Process (lanjutan)
Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan
terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara
periodik ke dalam cetakan untuk mendapat
aluminium batangan (ingot). Jadi, selama
elektrolisis, Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O
2
sehingga
harus diganti dari waktu ke waktu.
The Hall-Heroult Process (lanjutan)
Pengolahan bijih bauksit menjadi alumina melalui
proses bayer.

Pengolahan alumina menjadi alumunium melalui
proses hall-heroult.

Pemanfaatan bijih bauksit di Indonesia kurang
maksimal.

Red mud bisa diolah kembali menjadi alumina.

Modul training operasi tungku reduksi. PT. Indonesia
Asahan Alumunium. Jun-13
http://puzeyasa.blogspot.com/2010/11/bauksit-di-
indonesia-dan-cara.html [Diakses 9 Desember
2013]
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=620:pengembangan-
pemanfaaan-red-mud-limbah-industri-alumina-
skala-bench&catid=139:laporan-kegiatan-tekmira-
2009 [Diakses 9 Desember 2013]
http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2010_12_01
_archive.html [Diakses 12 Desember 2013]

Thank you
The Hall-Heroult Process (lanjutan)

You might also like