You are on page 1of 3

Apa itu

Enkopresis ??
Enkopresis berasal dari bahasa Yunani en-
dan kopros, yang berarti feses. Enkopresis
adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan
buang air besar pada anak-anak, yang bukan
disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.

Penyebab Encopresis, yaitu:
1. Stres
Anak yang mengalami beban pikiran yang tak
terselesaikan, baik itu masalah di sekolah atau di
rumah akan lebih mudah untuk mengalami
encopresis.
2. Kurang aktivitas fisik
Anak yang kurang melakukan aktivitas fisik
berisiko mengalami encopresis. Sebaiknya di usia
sekolah, anak diberi berbagai kegiatan. Tujuannya
selain untuk mengantisipasi terjadinya encopresis,
juga demi mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya.
3. Selalu menahan BAB
Ada beberapa anak yang selalu menahan BAB.
Alasannya beragam. Misalnya, anak yang terlalu
asik melakukan suatu kegiatan atau merasa jijik
dengan toilet umum. Namun karena rangsangan
untuk BAB begitu kuat dan tak bisa ditahan lagi,
akhirnya terjadilah enkopresis.
4. Makanan/Minuman
Encopresis juga bisa dipicu oleh asupan makanan
yang kurang baik yang menyebabkan gangguan di
saluran pencernaan. Misalnya makanan
berlemak tinggi, berkadar gula tinggi atau junk
food. Minuman yang mengandung banyak gula
dan soda juga bisa mencetuskan
terjadinya encopresis.
5. Trauma
Contohnya, akibat sembelit atau kesulitan
mengeluarkan tinja karena keras. Lama-kelamaan
anak menjadi trauma karena setiap kali BAB ia
merasa sakit. Untuk menghindari rasa sakit itu, ia
jadi sering menahan untuk tidak BAB.
6. Obat-obatan
Encopresis juga bisa terjadi karena efek obat-
obatan yang bisa menyebabkan terhambatnya
pengeluaran kotoran. Misalnya, obat batuk yang
mengandung zat seperti codein.
7. Kegagalan toilet training
Pengajaran atau pelatihan buang air (toilet
training) yang dilakukan dengan memaksa anak,
cepat atau lambat akan menjadi tidak efektif.
Begitu pula kalau misalnya anak yang BAB di
celana lantas dimarahi orang tua.

Apa tanda-tandanya ??









Enkopresis berasal dari bahasa Yunani en-
dan kopros, yang berarti feses. Enkopresis
adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan
buang air besar pada anak-anak, yang bukan
disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.

1. Stres
Anak yang mengalami beban pikiran yang tak
terselesaikan, baik itu masalah di sekolah atau
di rumah akan lebih mudah untuk mengalami
encopresis.
2. Kurang aktivitas fisik
Anak yang kurang melakukan aktivitas fisik
berisiko mengalami encopresis. Sebaiknya di
usia sekolah, anak diberi berbagai kegiatan.
Tujuannya selain untuk mengantisipasi
terjadinya encopresis,
3. Selalu menahan BAB
Ada beberapa anak yang selalu menahan BAB.
Alasannya beragam. Misalnya, anak yang
terlalu asik melakukan suatu kegiatan atau
merasa jijik dengan toilet umum. Namun
karena rangsangan untuk BAB begitu kuat dan
tak bisa ditahan lagi, akhirnya terjadilah
enkopresis.
4. Makanan/Minuman
Encopresis juga bisa dipicu oleh asupan
makanan yang kurang baik yang menyebabkan
gangguan di saluran pencernaan. Misalnya
makanan berlemak tinggi, berkadar gula tinggi
atau junk food. Minuman yang mengandung
banyak gula dan soda juga bisa mencetuskan
terjadinya encopresis.
5. Trauma
Contohnya, akibat sembelit atau kesulitan
mengeluarkan tinja karena keras. Lama-
kelamaan anak menjadi trauma karena setiap
kali BAB ia merasa sakit. Untuk menghindari
rasa sakit itu, ia jadi sering menahan untuk
tidak BAB.
6. Obat-obatan
Encopresis juga bisa terjadi karena efek obat-
obatan yang bisa menyebabkan terhambatnya
pengeluaran kotoran. Misalnya, obat batuk
yang mengandung zat seperti codein.

7. Kegagalan toilet training
Pengajaran atau pelatihan buang air (toilet training)
yang dilakukan dengan memaksa anak, cepat atau
lambat akan menjadi tidak efektif. Begitu pula kalau
misalnya anak yang BAB di celana lantas dimarahi
orang tua.


Akibat kontrol BAB yang buruk
anak akan cenderung pasif, cemas,
takut, kurang percaya diri, dan
keras kepala.


Intervensi

Prinsip terapi pada penderita encopresis
adalah konseling atau edukasi pada anak
mengenai BAB. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara antara lain:
1. Menanamkan bahwa tidak semua kamar
mandi umum/sekolah akan resik dan wangi
sesuai dengan harapannya.
2. Jika masalah psikologis anak tampak berat,
sampai stres atau trauma misalnya, ada
baiknya orang tua dan anak duduk bersama
membahas permasalahan yang dihadapi. Jika
perlu konsultasikan dengan psikolog.
3. Terapkan pola makan yang baik dan teratur.
Usahakan banyak mengonsumsi makanan
berserat, sayuran, buah-buahan, serta susu.
4. Kepada anak yang selalu merasa nyeri saat
mau BAB bisa diberikan obat-obatan untuk
pengencer tinja. Namun, penggunaanya harus
tetap berdasarkan rekomendasi dokter.
5. Ajarkan untuk melakukan BAB secara teratur,
misalnya pagi atau malam hari.
6. Jangan menyalahkan atau mencemooh anak
yang mengalami encopresis. Orang tua harus
selalu mendukung dan membantu kesulitan
anak.
Usaha lain dalam bentuk intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi enkopresis adalah :
a) Melatih pengeluaran reflex
b) Mengontrol pengeluaran tinja
Bila kedua hal ini telah dilakukan anak maka
anak akan dapat mengatur pengeluaran tinjanya
sendiri.




Pedofilia

Oleh:

INTERVENSI
Kahfi Rizkian Noor, S.Ked
I1A010042

Pembimbing:
dr. H. Achyar Nawi Husein, Sp.KJ

Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Jiwa
RSUD dr. H. Moch. Ansyari Saleh
B A N J A R M A S I N

You might also like