You are on page 1of 42

TUTORIAL

Oleh :
Helena nurhayati
Yuliana
Nurul Qomariah tuanany
Pembimbing :
dr. Heryanto Syamsuddin,Sp.KK
STASE KULIT UNIV.MUHAMMADIYAH JAKARTA 28 APRIL- 1 JUNI 2014
RUMAH SAKIT ISLAM SUKAPURA JAKARTA UTARA
1
IDENTITAS
Nama : An.MFR
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 3 tahun
Alamat : Jln.Rorotan blok 9 no
23,jakarta utara
Status :-
No. RM : 4342601
Tanggal Pemeriksaan : 20 mei 2014
2
ANAMNESIS
(ALLOANAMNESIS)
Keluhan Utama : benjolan di wajah sejak 3 bulan
lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin di antar oleh
bapak dengan keluhan benjolan diwajah sejak 3 bulan
lalu,awalnya hanya bisul gede di daerah pelipis kiri ,karna
gatal sehingga os menggaruk sampai pecah,kemudian
muncul bintik-bintik kecil sekitar bisulan dan lama
kelamaan menyebar seluruh wajah dan gatal sampai ke
belakang telinga,nyeri (+),perih (+),demam (+),batuk dan
pilek (+),kuku jari-jari os panjang dan kotor dan tidak mau
di potong ,os sering menggaruk menggunakan
tangannya ,os sering main di tumpukan pasir dekat
rumah.
3
Riwayat Alergi :
Alergi terhadap obat dan makanan disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga : disangkal
4
Riwayat Pengobatan : ayak pasien mengatakan 2
hari lalu pernah dibwah ke puskesmas dan di
berikan salap,serta di rujukoleh dokter di
puskesmas ke spesialis kulit
Riwayat psikososial: ayah os mengatakan sering
bermain di tumpukan pasir dekat rumahnya,dan
os tidak mau kuku nya di potong,sehingga kuku
os sangat kotor dan digunakan untuk
menggaruk daerah yang gatal
5
Status generalisata : Tak ada kelainan
Status Dermatologis
Lokasi : facial dan preaurikuler
Effloresensi :papul dan
pustul,eritema,krusta,eskoriasi,erosi
Sifat effloresensi
Ukuran : miliar ,lentikular
Bentuk : tidak teratur
Penyebaran : terdapat papul dan pustul serta adanya
eritema,yang menyebar secara diskret dan sirkumskrip.
6

7
8
9
Resume
Pasien di antar oleh bapak dengan keluhan benjolan diwajah sejak 3 bulan lalu,awalnya hanya bisul gede di
daerah pelipis kiri ,karna gatal sehingga os menggaruk sampai pecah,kemudian muncul bintik-bintik kecil
sekitar bisulan dan lama kelamaan menyebar seluruh wajah dan gatal sampai ke belakang telinga,nyeri
(+),perih (+),demam (+),batuk dan pilek (+),kuku jari-jari os panjang dan kotor dan tidak mau di potong ,os
sering menggaruk menggunakan tangannya ,os sering main di tumpukan pasir dekat rumah.

Lokasi : facial dan preaurikuler
Effloresensi :papul dan pustul,eritema,krusta,eskoriasi,erosi
Sifat effloresensi
Ukuran : miliar ,lentikular
Bentuk : tidak teratur
Penyebaran : terdapat papul dan pustul serta adanya eritema,yang menyebar secara diskret dan sirkumskrip.

10
Diagnosa
Diagnosis kerja : Dermatitis infektif
Diagnosis Banding :





11
Penatalaksanaan
Eritromicin 100 mg
Ctm 1/3 tab
Prednison 1 mg
m.f. pulv. dtd. no. XX
S 3dd pulv I p.c
Hidrokortison 1 %
12 Medikamentosa
13
Non medikamentosa
Beritahu ke ayah pasien agar menjaga anaknya Jangan sampai menggaruk
daerah yang gatal
Memotong kuku anak dan menjaganya agar jang sampai tangannya kotor
Jaga kebersihan luka dan tangan
Beritahu ke ayah pasien agar menjaga anaknya jangan sampai bermain pasir
lagi
Jika ingin mandi harus menggunakan air dingin jangan menggunakan air
panas
Menjaga daerah lesi tetap kering
Menjaga kebersihan tubuh
Menggunakan obat teratur
Kontrol sesuai anjuran dokter
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : ad bonam

14
Pendahuluan
Dermatitis : reaksi peradangan kulit yang gatal, cenderung residif dan
menjadi kronis. Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik makula eritem, papul, vesikel disertai suama dengan
gambaran histopatologis khas berupa akantosis, spongiosis,
infiltrasi histiosit perivascular-superficial. Disebabkan karena
faktor internal dan eksternal

Sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen
dan atau faktor endogen
Klasifikasi
Faktor yang ada dalam
badan penderita :
- Herediter
- Abnormalitas sistem
imunologi
- Vaskularisasi
- Hormonal
- Stress emosi
Faktor dari luar tubuh
penderita :
1. Bahan alergen
2. Bahan iritan
3. Cahaya
4. infeksi
1. EKSOGEN
2. ENDOGEN

Dermatitis eksogen


1. Dermatitis kontak iritan (bahan iritan)
2. Dermatitis kontak alergi (alergen)
3. Dermatitis kontak alergi foto (Sinar matahari)
4. Polimorphic light eruption (Cahaya)
5. Dermatitis infektif (infeksi bakteri, virus)
6. Dermatophytide (infeksi jamur)
7. Dermatitis pasca trauma
8. Hand dermatitis (iritan, alergen, infeksi)
Dermatitis endogen
1. Dermatitis atopi (Herediter, imunologi)
2. Dermatitis seborrhoik (kelenjar sebacea,
hipersensitivitas dan jamur / P. ovale)
3. Dermatitis asteatik (malnutrisi, defisiensi zink,
pemakaian diuretik)
4. Dermatitis numularis/diskoid (Ig E)
5. Likhenoid eksudatifa (Imunoglobulin)
6. Ptiriasis alba (sinar matahari dan imunologi)
7. Hand dermatitis
8. Dermatitis gravitational
9. Dermatitis medikamentosa (obat-obatan dari oral, anal
dan suntikan)
10. Dermatitis metabolik

Definisi :

- Respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap
paparan bahan iritan eksternal yg mengenai kulit
- Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu :

Dermatitis kontak alergik Dermatitis kontak iritan
Mekanisme non
imunologik
Mekanisme imunologik
spesifik


Epidemiologi

Penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit,
krn hanya mengenai orang yg kulitnya sgt peka
(hipersensitif)
Dermatitis kontak iritan 80% dari seluruh penderita
dermatitis kontak
Dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 20%.
Dapat terjadi pada semua usia namun dermatitis
kontak alergik lebih jarang dijumpai pada anak-
anak lebih sering timbul pada usia dewasa
Prevalensi pada wanita dua kali lipat dari pada laki
laki.




Etiologi dan Klasifikasi

Alergen, yg diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi
Hapten merupakan alergen yang tidak lengkap (antigen),
Dupuis dan Benezra membagi jenis -jenis hapten berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Asam asam maleat.
2. Aldehida formaldehida.
3. Amin etilendiamin, para-etilendiamin.
4. Diazo bismark-coklat, kongo- merah.
5. Ester benzokain
6. Eter benzil eter
7. Epoksida epoksi resin
8. Halogenasi DNCB, pikril klorida.
9. Quinon primin, hidroquinon.
10. Logam Ni2+, Co2+,Cr2+, Hg2+.
11. Komponen tak-larut terpentin



Menurut mekanisme responnya dermatitis kontak dibagi kedalam 4
grup, yaitu :

1. Dermatitis kontak alergik.
Merupakan reaksi hipersensitifitas tipe lambat ( tipe IV) yg diperantarai sel T.
Terjadinya dermatitis kontak alergik melalui fase sensitisasi dan elisitasi

2. Dermatitis Kontak Iritan
Merupakan efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pd sel-sel epidermis dgn
respon
peradangan pd dermis. bahan iritan kulit = bahan yg menyebabkan kerusakan secara
langsung pd kulit tanpa didahului oleh sensitisasi.

3. Fotodermatitis
-Radiasi berupa energi foton dari sinar ultraviolet menyebabkan tjdnya perubahan
molekul
bhn yg kontak dgn kulit mjd alergen (fotoalergi)

4. Urtikaria Kontak
Dpt berupa reaksi imunologik & non imunologik. Reaksi imunologik reaksi tipe I
yg
diperantarai oleh IgE .






Gambaran histopatologis
Pada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa
edema interseluler spongiosis), terbentuknya vesikel
/bula & pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai
edema & infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear


Gambaran Klinis
Dermatitis kontak iritan : ruam bersifat monomorf &
berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis kontak
alergik.



Fase fase dermatitis


1.Fase akut.
- Muncul 24-48 jam pd tempat terjadinya kontak dgn
bahan penyebab
- Derajat ringan berupa eritema & edema
- Derajat berat selain eritema, edema, vesikel atau
bula pecah erosi dan eksudasi. Lesi
cenderung menyebar dan batasnya kurang jelas.
- Keluhan subyektif berupa gatal.

2.Fase Sub Akut
- Proses akut subakut atau kronis (eritema, edema
ringan, vesikula, krusta & papul)

3.Fase Kronis
- Hilang timbul karena kontak yg berulang-ulang
- Lesi cenderung simetris, batasnya kabur,
likenifikasi, papula, skuama
- Sulit sembuh

Predileksi tersering :

1. Tangan bahan iritan (deterjen, antiseptik, getah
sayuran/tanaman, semen,
&pestisida.
2. Lengan jam tangan (nikel), sarung tangan karet,
debu semen dan tanaman
3. Wajah bahan kosmetik & obat
4. Bibir (lipstik, pasta gigi & getah buah-buaha)
5. Kelopak mata (cat kuku, cat rambut, perona mata
dan obat mata)
6. Telinga (Anting, jepit telinga, obat topikal,
tangkai kaca mata, cat rambut
& alat bantu pendengaran)
7. Leher ( kalung dari nikel, cat kuku, parfum, zat
warna pakaian)
8. Kepala (cat rambut, semprotan rambut, sampo
atau larutan pengeriting
rambut.
9. Badan pakaian, zat warna, kancing logam, karet,
plastik dan deterjen.
10.Genitalia antiseptik, obat topikal, nilon, kondom,
pembalut wanita
11 Paha dan tungkai bawah (pakaian, dompet, kunci
(nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (anestesi
lokal, neomisin, etilendiamin), semen, sandal dan
sepatu).



Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak iritan




Diagnosis :
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dgn suatu bahan satu kali
ttp lama, beberapa kali atau satu kali ttp sblmnya
prnh atau sering kontak dgn bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pd tempat
kontak.
3.Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat
kontak & lain tempat yg serupa dgn tempat kontak
ttp lebih ringan
4. Rasa gatal
5. Uji tempel (+)



Diagnosis Banding
Berbagai jenis kelainan kulit yg hrs dipertimbangkan
dlm diagnosis banding =
1. Dermatitis atopik
2. Dermatitis numularis
3. Dermatitis seboroik
4. Liken simplek kronikus

Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan dermatitis kontak alergik
mengidentifikasi penyebab &
menghindarinya,



Pengobatan


1. Pengobatan topikal
a. Kortikosteroid (hidrokortison 2,5 %,halcinonid dan
triamsinolon asetonid)
b. Radiasi ultraviolet
c. Siklosporin A (menghambat elisitasi dari
hipersensitivitas kontak)
d. Antibiotika dan antimikotika
e. Imunosupresif topikal ( FK 506 /Tacrolimus dan
SDZ ASM 981)

2. Pengobatan Sistemik
a. Antihistamin (efek bradikinin & asetilkolin).
b. Kortikosteroid.
c. Siklosporin (menghambat sel T helper)
d. Pentoksifilin
e. FK 506 (Takrolimus)
f. Ca++antagonis
g. Derivat vitamin D3Menghambat proliferasi sel T
dan produksi sitokin IL-1,



Definisi
Peradangan kulit yg ditandai rasa gatal, bersifat
kronik atau kronik berulang, srng dihubungkan
dgn riwayat atopi pd diri pasien maupun keluarga.

Atopi kelainan pd seseorang berupa
hipersensitivitas yg diturunkan secara genetik
kecenderungan membentuk IgE secara berlebihan
& kerentanan utk terjadinya bbrp penyakit,
misalnya asma bronkial, rinitis alergik, dan DA

Sejarah
-Pd thn 1923 Coca dan Coke memperkenalkan
istilah atopi (Yunani) yg berarti di luar kebiasaan
atau penyakit yg tidak biasa
-Pd akhir thn 1960 Isthizaka & Ishizaka menemukan
jenis immunoglobulin (Ig) baru yaitu IgE, yg utama
dipicu oleh alergen lingkungan




Epidemiologi
-Dermatitis atopik masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia, survey di negara
berkembang menunjukkan 10 20 % anak
menderita DA
-Rasio =, ( usia & 12 thn), (usia 16 thn)

Etiopatogenesis
-Faktor intrinsik kerentanan genetik, disregulasi
sistem imun & disfungsi sawar kulit
-Faktor ekstrinsikbahan iritan, iklim, stres
emosional, alergen & berbagai agen mikrobial

Manifestasi klinis
Bentuk infantil Bentuk anak Bentuk remaja/
dewasa
Gejala utama Sangat gatal - Gatal
Lesi klinis


Predileksi
Eritema, papula
vesikel miliar

Pipi, dahi, kepala,
meluas ke badan &
kstensor ekstremitas
Dermatitis flexural
Eritema, papul, krusta

Lipatan siku, lipatan
lutut, leher
pergelangan tangan &
kaki
Likenifikasi


Lipatan siku, lipatan
lutut, leher
Prognosis Usia 2 thn sebagian
besar sembuh &
sebagian lg menjadi
bentuk anak
Bila berlanjut
kronis ( likenifikasi)
Intensitas pd usia 30
thn


Diagnosis
-Diagnosis DA ditegakkan dari anamnesis, riwayat
keluarga & pemeriksaan fisik,
pemeriksaan IgE
-Kriteria diagnostik mayor & minor berdasarkan
gambaran klinis dipelopori oleh
Rajka (1975)
Hanifin dan Lobitz (1977)
Hanifin dan Rajka (1991) tiga dari empat
kriteria mayor & tiga / lebih dari sejumlah kriteria
minor
.


Kriteria mayor (harus terdapat 3) Kriteria minor (tiga atau lebih)
1. Pruritus
2. Morfologi dandistribusi lesi
1. wajah dan ekstensor pada
fase bayi
2. Likenifikasi fleksural dan
hiperlinearitas pada dewasa
3. Dermatitis kronik atau kronik
residif
4. Stigmata atopi pada penderita DA
atau keluarganya (asma, rhinitis
alergik, dermatitis atopik)
1. Kulit kering
2. Fisura periaurikular
3. Hiperlinearitas palmaris
4. Keratosis pilaris
5. IgE reaktif (peningkatan kadar di serum, RAST, dan uji kulit
positif)
6. Dermatitis didaerah palmo-plantar
7. Keilitis
8. Dermatitis di daerah palmo-plantar
9. Keilitis
10. Dermatitis didaerah skalp/sebore
11. Kemudahan mendapat infeksi S.aureus dan herpes simpleks
12. Papul perifolikular hiperkeratotik diatas lesi hiperpigmentasi
13. Pitiriasis alba
14. Dermatitis di puting susu
15. White dermographism
16. Katarak dan keratokonus
17. Uji kulit (tipe cepat) positif
18. Garis Dennie-Morgan
19. Kemerahan atau kepucatan diwajah
20. Awitan dini
21. Peningkatan kadar IgE
22. Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan dan emosi
23. Tanda Hertog




Diagnosis banding
Dermatitis seboroik, psoriasis, dan neurodermatitis
(liken simpleks kronik) gambaran papul,
vesikel, plak, nodulus, dan ekskoriasi

Pengobatan Medikamentosa
1. Mengatasi gangguan fungsi sawar (barier) kulit
emolien / moisturizer
dioleskan 2 x sehari segera setelah mandi
2. Mengatasi Inflamasi kortikosteroid topikal
dioleskan 1-2 kali sehari
inflamasi kurang 2 kali seminggu atau
potensinya diturunkan dihentikan.
3. Mengurangi atau mengatasi pruritus
antihistamin nonsedatif (loratadin dan
setirisin)
4. Mengidentifikasi, mengeliminasi / menghindari
faktor pencetus
5. Penghambat kalsineurin topikal pimekrolimus
dan takrolimus

Pendahuluan

Nummular "koin berbentuk
Dermatitis Nummular dicirikan oleh bulat oval
erythematous plak paling sering ditemukan
pada lengan dan kaki.
Lesi seringkali diawali sebagai
papulamenyatu menjadi plak dengan
skuama.
Lesi dermatitis nummular awal dapat dipenuhi
dengan eksudat serosa yg mengandung
vesikel dan sangat pruritus

Patofisiologi
Patofisiologi dermatitis srg disertai dgn xerosis
(kulit kering)
Kulit kering mengakibatkan disfungsi lipid
epidermal sehingga memudahkan masuknya
alergen lingkungan menyebabkan alergi
atau iritasi respons



Etiologi :
- Xerosis
- Trauma lokal (gigitan Artropoda, bahan kimia,
luka)
- Dermatitis kontak iritasi atau alergi (nikel,
kobalt, atau chromates)
- Colophony, nitrofurazone, neomisin sulfat, dan
nikel sulfat sensitisizer tersering
- cyanoacrylate mengandung etil lem,
thimerosal, merkuri dan krim kalium
thioglycolate
- Insufisiensi vena, stasis dermatitis, dan edema
berhubungan dengan ekstremitas bawah
- Autoeczematization, terapi interferon untuk
hepatitis C dan terpapar merkuri



Defenisi
Neurodermatitis (Dermatitis Garukan
Terlokalisir, Liken Simpleks Kronis) suatu
peradangan menahun pd lapisan epidermis yg
menimbulkan rasa gatal.
Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak
penebalan kulit yg kering, bersisik & berwarna
lebih gelap dgn bentuk lonjong atau tdk
beraturan

Gejala klinis
Liken simpleks kronis bisa timbul di setiap bgn
tubuh, termasuk anus (pruritus ani) & vagina
(pruritus vulva).
Pada stadium awal kulit normal & gatal.
Timbul bercak-bercak bersisik, kering &
berwarna lebih gelap akibat dari penggarukan





Pengobatan
Antihistamin per-oral (hydroxizin atau doxepin)
Kortikosteroid crem/ injeksi subkutan
Seng oksida crem
Antidepresi.


THANK YOU

You might also like