You are on page 1of 84

DERMATITIS

ATOPIK
I . Definisi
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit
kronik hilang timbul, ditandai oleh rasa gatal,
kulit kering, peradangan dan eksudasi. Keadaan
ini terutama terjadi pada bayi dan anak, paling
sering berhubungan dengan fungsi sawar kulit
yang terganggu, sensitisasi alergen, peningkatan
kadar serum IgE, dan riwayat atopi (rinitis
alergik, asma bronkial, dermatitis atopik) pada
diri sendiri atau keluarga.
Klasifikasi:
erdasarkan fase! infantil, anak, dewasa.
erdasarkan perjalanan lesi! akut, subakut,
kronis
erdasarkan derajat keparahan! ringan,
sedang, berat, tanpa penyulit, dengan penyulit
II. Kriteria
diagnostic
Klinis
Kriteria "anifin#$ajka %&'( (hospital based)
atau kriteria )illiams (population based)
*ase infantil (usia ( # + tahun)! di
kedua pipi, leher, ekstremitas
ekstensor, fosa kubiti, fosa poplitea,
simetris, bersifat akut, ditandai
makula eritematosa yang gatal, dapat
diikuti dengan lesi papulo,esikular,
bila pe-ah menjadi basah, dan
membentuk krusta.
*ase anak (usia +# %+ tahun)! di fosa
kubiti, fosa poplitea (dapat meluas),
simetris, bersifat subakut sampai
kronik, bekas garukan menyebabkan
lebih banyak erosi dan ekskoriasi.
*ase remaja dan dewasa (usia . %+
tahun)! bersifat kronik, hilang timbul,
hiperpigmentasi, hiperkeratosis,
likenifikasi, terutama di ekstensor
ekstremitas dan tengkuk, biasanya
simetris.
DA rekalsitran! kekambuhan terjadi .
/ kali dalam satu tahun, kurang tidak
responsif terhadap kortikosteroid
topikal, biasanya lebih luas dari
tempat predileksi, dapat generalisata
0esi kulit akut! gatal hebat, papul
eritematosa, ekskoriasi, ,esikel
dengan dasar kulit eritematosa,
eksudat serosa.
0esi kulit subakut! papul eritematosa,
skuama, ekskoriasi.
0esi kronik! plak tebal, likenifikasi,
papul fibrotik
Diagnosis
banding
%. Dermatitis seboroik (fase
infantil)
+. Dermatitis numularis (fase
anak1dewasa)
2. Dermatitis kontak (alergik dan
iritan)
Pemeriksaan
penn!ang
3idak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk
diagnosis, (kadar IgE serum meningkat pada 4(#
'(5 pasien DA, napusan darah umumnya
menunjukkan eosinofilia)
III
Penatalaksanaan
"onmedikamentosa:
"indari faktor pen-etus
6erawatan kulit (penggunaan
pelembab)
7uportif terhadap stres yang
dihadapi.
1
Medikamentosa:
6rinsip!
mengurangi pruritus
menekan inflamasi
menjaga hidrasi kulit
Terapi topikal:
7teroid potensi lemah sampai sedang
(anak#anak), potensi sedang sampai kuat
(dewasa)
6emeliharaan dengan steroid topikal
potensi lemah se-ara intermiten bila
diperlukan atau +81minggu pada daerah
yang telah sembuh tetapi -enderung
terjadi eksim (sering kambuh
Inhibitor kalsineurin!
DA ringan dan sedang! krim
pimekrolimus %5 (usia . + tahun).
DA sedang dan berat! salap takrolimus
(,(25 (usia . +#%/ tahun), takrolimus
(,%5 (usia .%4 tahun). 6emeliharaan
dengan kalsineurin inhibitor jangka lama
pada DA yang sering kambuh, tidak
dapat memakai steroid topikal, atau
untuk mengurangi pemakaian steroid
topikal.
Emolien (kaya seramid)
Wet dressing (lesi kronik, refrakter)
3er (lesi likenifikasi), sampo ter
*ototerapi 9:A1! terapi aju,an; 9:A
<psoralen (DA berat dan luas, refrakter,
d ewasa), =#9: (DA berat dan luas,
refrakter, dapat untuk anak)
Terapi sistemik:
Antihistamin sedatif (lebih dianjurkan
pada bayi dan anak) atau nonsedatif!
terapi aju,an, bila gatal sangat
mengganggu
Antibiotik bila ada infeksi sekunder oleh
bakteri
7teroid pemberian singkat (DA
eksaserbasi akut1 kronik1berat1luas,
rekalsitran)
7iklosporin#A! DA berat, refrakter
terhadap terapi kon,ensional, anak dan
dewasa, dosis > mg1kg 1 hari
ataudewasa %>( mg 12(( mg setiap hari.
Antimetabolit! mofetil mikofenolat (DA
refrakter), metotreksat (DA rekalsitran),
a?atioprin (DA berat)
Tindak lan!t:
DA tanpa
pen#lit:
6emantauan efek samping penggunaan
kortikosteroid topikal jangka panjang,
penggunaan krim pelembab untuk hidrasi kulit,
hindari faktor pen-etus
DA rekalsitran:
6emantauan efek samping penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, penggunaan krim
pelembab, hindari faktor pen-etus, obat lini dua,
e,aluasi diagnosis dan terapi
Tingkat lan!t:
6emantauan hasil uji tusuk aeroalergen (kutu
debu rumah) dan alergen susu sapi. ila sangat
dibutuhkan dilakukan uji D6@*, bekerjasama
dengan superspesialis alergi anak. 6emantauan
pelaksanaan edukasi terhadap pasien.
I$ Kepstakaan :
%. 0eung DAB, Ei-henfield 0*,
oguniewi-? B. Atopi-
dermatitis (Atopi- e-?ema).
Dalam! )olff K, Coldsmith 0A,
Kat? 7I, Cil-hrest A, 6aller A7,
0effell DD.editon *"?patri-kEs
Dematology in Ceneral Bedi-ine.
Edisi ke#4. =ew Aork! B- Craw#
"ill; +(('. h.%F/#>'.
+ ums 3, reathna-h 7, @o8 =,
Criffiths @.editor. Dalam! $ookEs
3e8tbook of Dermatology. Edisi
ke#4. G8ford! la-kwell 7-ien-e,
+((F.
2 Ellis @, 0uger 3. International
@on-ensus @onferen-e on Atopi-
Dermatitis II (I@@ADII). ritish
D Derm. +((2!%F' (7/2)
. F Bos-hella 70, "urley "D,
editor. Dalam! Dermatology.
Edisi ke#2. 6hiladelphia ! )
7ounders @o, %&&+.
. > 6aller A7, Ban-ini AD.
"urwit? 7 @lini-al 6ediatri-
dermatology. A te8tbook of skin
disorders of -hildhood and
adoles-ene. Edisi ke#2.
6hiladelphia! ) 7aunders
@ompany, +((/
/. Kun? I*, $ing D. @lini-al
features and diagnosti- -riteria of
atopi- dermatitis. Dalam! "arper
D, Granje A, 6rose =, editor.
3e8tbook of 6ediatri-
dermatology. Edisi ke#+. G8ford!
la-kwell 7-ien-e; +((/, h.++4#
4>.
3
4
SKA%IES
I. Definisi ! 6enyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi
dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var.
hominis dan produknya.
3erdapat klasifikasi skabies sbb !
0esi pada tempat infestasi
Banifestasi kutan hipersensitif terhadap kutu
0esi sekunder olek karena garukan
0esi sekunder oleh karena infeksi
0esi ,arian ! skabies pada bayi, skabies
pada orang bersih, skabies in-ognito, skabies
nodularis, skabies yang ditularkan hewan,
skabies dengan "I:1AID7, skabies =orwegia
(skabies berkrusta)
II Kriteria diagnostik
Klinis ! 6enyakit ini menyerang manusia se-araberkelompok,
Keadaan umum pasien baik
Diagnosis perkiraan (presumtif) apabila
ditemukan trias!
1. lesi kulit pada daerah predileksi.
0esi kulit! terowongan (kunikulus) berbentuk
garis lurus atau berkelok, warna putih atau
abu#abu dengan ujung papul atau ,esikel.
Apabila terjadi infeksi sekunder timbul
pustul atau nodul.
Daerah predileksi pada tempat dengan
stratum korneum tipis, yaitu! sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian ,olar, siku bagian
luar, lipat ketiak, areola mamae, umbilikus,
bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian
bawah. 6ada bayi dapat menyerang telapak
tangan dan telapak kaki.
2. gatal terutama pada malam hari {pruritus
nocturnal).
3. terdapat riwayat sakit serupa dalam satu
rumah1kontak.
Diagnosis pasti
Apabila ditemukan! tungau, lar,a, telur atau
kotorannya melalui pemeriksaan penunjang
(mikroskopis).
H Diagnosis banding H 6rurigo6edikulosis korporis
Dermatitis atopi
9rtikaria
Insect bite
5
& Pemeriksaan ! eberapa -ara untuk menemukan terowongan!
Penn!ang ' ka-a pembesar
# tinta -ina
# uji tetrasiklin
# epiluminescence microscopy (dermatoskopi).
eberapa -ara untuk menemukan tungau!
Kerokan diambil dari beberapa lesi (papul
baru, tidak eksoriasi) pada tempat predileksi,
kemudian diletakkan di atas gelas obyek,
ditetesi KG"1=a@I1 minyak mineral, ditutup
dengan ka-a penutup, lalu diperiksa di bawah
mikroskop.
H Bembuat biopsi irisan kulit
III Penatalaksanaan : "onmedikamentosa:
6enyuluhan higiene perorangan dan
lingkungan
6engobatan se-ara tepat dan benar, serta
seluruh orang yang tinggal serumah harus
mendapat pengobatan.
Bedikamentosa!
1. Topikal:
Krim permetrin >5 dioleskan pada kulit
dan dibiarkan selama %( jam. Dapat
diulang setelah satu minggu.
Krim lindane % 5 dioleskan pada kulit dan
dibiarkan selama ' jam. Dapat diulang
setelah satu minggu. 3idak boleh
digunakan pada bayi, anak ke-il, dan ibu
hamil.
7alap sulfur /5, dioleskan 2 malam
berturut#turut.
Krim krotamiton dioleskan >81hari.
Emulsi ben?il#ben?oat (+(#+>5), setiap
malam selama 2 hari berturut#turut.
Cama ben?en heksaklorida (gameksan)
%5 dalam krim atau losio, -ukup sekali
pemakaian, dapat diulang bila belum
sembuh.
2. 7istemik!
Antihistamin sedati,e (oral) untuk
mengurangi gatal.
ila infeksi sekunder dapat ditambah
antibiotik sistemik.
In,ermektin (oral) (,+ mg1kg dosis
tunggal, +#2 dosis setiap %#+ minggu.
I$ Kepstakaan ! %. )olff K, Coldsmith 0A, *reedberg IB, Ka?t
7I, Cil-hrest A,
6aller A7, 0effell DD, editor. Dalam!
*it?patri-kEs Dematology in general medi-ine.
Edisi ke#4. =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
2. @hosidow G. 7-abies. = Eng D Bed
+((/;2>F!%4%'#+4.
3. "eukelba-h D, *eldmeier ". 7-abies. 0an-et
+((/; 2/4!%4/4#4F.
6
7
8
$ARISE(A
I Definisi ! Infeksi akut oleh ,irus ,arisela#?oster yang
menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorfi, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.
Kelainan pada kulit dan mukosa yang disebabkan
oleh infeksi primer ,irus ,arisela#?oster dengan
karakateristik demam, malese, dan ,esikel yang
tersebar generalisata
II Kriteria diagnostik
& Klinis ! H Demam, nyeri kepala, dan lesu, sebelum timbul
ruam kulit.
0esi berupa makula eritematosa yang dapat
berubah menjadi ,esikel "dewdrop on rose petal
appearance"
Dalam beberapa jam sampai %#+ hari lesi
mem bentuk krusta dan mulai menyembuh.
0esi biasanya mulai dari kepala atau badan
berupa makula eritematosa yang -epat berubah
menjadi ,esikel.
0esi menyebar sentrifugal (dari sentral ke
perifer) sehingga dapat ditemukan lesi baru di
ekstremitas, sedangkan di badan lesi sudah
berkrusta.
6ada anak#anak, erupsi kulit terutama
berbentuk ,esikular! beberapa kelompok ,esikel
timbul %#+ hari sebelum erupsi meluas.
Dumlah lesi ber,ariasi, mulai dari beberapa
sampai ratusan. 9mumnya pada anak#anak lesi
lebih sedikit, biasanya lebih banyak pada bayi
(usia I % tahun), pubertas dan dewasa.
Kadang#kadang lesi dapat berbentuk bula atau
hemoragik.
7elaput lendir sering terkena, terutama
mulut, dapat juga konjungti,a palpebra, dan
,ul,a.
Keadaan umum dan tanda#tanda ,ital
(tekanan darah, frekuensi nadi, suhu, dsb) dapat
memberikan petunjuk tentang berat ringannya
penyakit.
7tatus imun pasien perlu diketahui untuk
menentukan apakah obat anti,irus perlu
diberikan. 9ntuk itu perlu diperhatikan beberapa
hal yang dapat membantu menentukan status
imun pasien, antara lain!
6enyakit yang sedang diderita, misalnya
keganasan, infeksi "I:1AID7
6engobatan dengan imunosupresan, misalnya
kortikosteroid jangka panjang atau sitostatik
Kehamilan
erat badan rendah pada bayi
& Diagnosis banding : %. Infeksi herpes simpleks generalisata; ,esikel
biasanya
berkelompok, lokasi sekitar mukosa, bila perlu
dapat dilakukan pemeriksaan imunofluoresensi
atau kultur.
2. Hand !ood and mouth disease ; pola
penyebaran lebih akral, mukosa lebih banyak
terkena, sel 3?ank tidak ditemukan.
3. $eaksi ,esikular terhadap gigitan serangga!
seringkali berkelompok, pola penyebaran akral,
berupa urtikaria papular dengan titik di
tengahnya.
9
2. Erupsi obat ,ariseliformis. 7el 3?ank tidak
ditemukan.
3. 0ain#lain! dermatitis herpetiformis,
pitiriasis likenoides et ,arioliformis akut, skabies
impetigenisata, moluskum kontagiosum,
impetigo
Pemeriksaan ! H Darang diperlukan pada ,arisela tanpa komplikasi
penn!ang . pada pemeriksaan darah tepi ! jumlah leukosit
dapat sedikit meningkat, normal,
atau sedikit menurun beberapa hari
pertama.
Ensim hepatik ! kadang meningkat.
7el 3?ank; biasanya positif, tetapi tidak spesifik
untuk ,arisela.
Kultur ,irus dari -airan ,esikel ! seringkali
positif pada 2 hari pertama, tetapi jarang
dilakukan karena sulit dan mahal.
Ill Penatalaksanaan : "onmedikamentosa
ila mandi, harus hati#hati agar ,esikel tidak
pe-ah
Dangan menggaruk dan dijaga agar ,esikel tidak
pe-ah, biarkan mengering dan lepas sendiri
Istirahat pada masa aktif sampai semua lesi
sudah men-apai stadium krustasi
$awat bila berat, bayi, usia lanjut dan dengan
komplikasi
Bakanan lunak, terutama bila terdapat banyak
lesi di mulut
Medikamentosa:
1. 3opikal
0esi ,esikular! diberi bedak agar ,esikel tidak
pe-ah, dapat ditambahkan mentol +5 atau
antipruritus lain
:esikel sudah pe-ah1krusta! antiseptik
2. 7istemik!
Anti)irs
Dapat diberikan pada ! usia pubertas, dewasa,
pasien yang tertular orang serumah, neonatus dari
ibu yang menderita ,arisela + hari sebelum sampai
F hari sesudah melahirkan.
ermanfaat terutama bila diberikan I +F jam
setelah timbulnya erupsi kulit
Dosis!
Asiklo)ir
> ayi1anak ! F 8 +(#F( mg1kg (maks. '((
mg1hr) selama >#4 hari
> Dewasa ! > 8 '(( mg1hari selama >#4 hari
> :alasiklo,ir, untuk dewasa 2 8 % gram1hari
selama 4 hari
& Simtomatik
Antipiretik ! diberikan bila demam, hindari
salisilat karena dapat menimbulkan sindrom $eye
10
Antipruritus ! antihistamin yang mempunyai efek
sedatif, atau sedati,a
I$ Kepstakaan
1. )olff K, Coldsmith 0A, *reedberg IB, Ka?t 7I, Cil-hrest A, 6aller A7,
0effell DD, editor. Dalam! *it?patri-kEs Dematology in general medi-ine.
Edisi ke#4. =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
2. K7"I. 6enatalaksanaan kelompok penyakit herpes di Indonesia. Edisi re,isi.
Dakarta! +((+.
11
12
*ERPES +OSTER
I Definisi
II Kriteria
diagnostik &
Klinis
"erpes ?oster ("J) adalah penyakit yang
disebabkan oleh reakti,asi infeksi laten
endogen ,irus ,arisela#?oster yang terjadi
setelah infeksi primer.
# Basa tunas 4#%+ hari, lesi baru tetap timbul
selama K% minggu, masa resolusi berlangsung
%#+ minggu
# Cejala prodromal!
7istemik! demam, pusing, malese
0okal! nyeri otot#tulang, gatal, pegal, dsb
#3imbul eritema yang segera menjadi ,esikel
berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan
edema. :esikel berisi -airan jernih, kemudian
menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta
#0okasi unilateral dan bersifat dermatomal
sesuai tempat persarafan
entuk khusus!
"erpes ?oster oftalmikus! timbul kelainan
pada mata dan kulit di daerah persarafan
-abang kesatu ner,us trigeminus
7indrom $amsay#"unt! timbul gejala
paralisis otot muka (paraiisis ell), kelainan
kulit, tinitus, ,ertigo, gangguan pendengaran,
nistagmus dan nausea, juga gangguan
penge-apan
#=euralgia pas-a herpes!
=yeri menetap di dermatom yang terkena
setelah erupsi "J menghilang. atasan
waktunya adalah nyeri yang masih timbul 2
bulan setelah erupsi kulit menyembuh.
9mumnya nyeri akan berkurang dan spontan
menghilang setelah %#/ bulan.
Diagnosis
banding
1. Infeksi ,irus herpes simpleks
2. ila terdapat di daerah setinggi jantung, dapat
salah diagnosis dengan angina pektoris pada
fase prodromal
3. Dermatitis ,enenata
Pemeriksaan 3idak diperlukan
penn!ang
III Penatalaksanaan : Medikamentosa:
%. 3opikal!
7tadium ,esikular! bedak salisil +5 atau
bedak ko-ok kalamin untuk men-egah ,esikel
pe-ah
ila ,esikel pe-ah dan basah dapat
diberikan kompres terbuka dengan larutan
antiseptik
Dika agak basah atau berkrusta dapat
diberikan antibiotik untuk men-egah infeksi
sekunder
+. 7istemik!
& ,sia - ./ ta0n
9mumnya ringan dan sembuh spontan.
@ukup diberikan terapi simtomatik
analgetik ! asam mefenamat 2#F 8 +>( # >((
mg1hari, atau dipiron 2 8 >(( mg1hari, atau
parasetamol 2 8 >(( mg1hari ditambah
kodein 28%(mg1hari
ila lesi luas!
asiklo,ir oral > 8
'((mg1hari, atau
,alasiklo,ir 2 8 %(((
mg1hari
& ,sia 1 ./ ta0n
6erjalanan
penyakitseringkali berat
3erapi simtomatik
asiklo,ir oral > 8 '(( mg1hari selama 4# %(
hari, atau ,alasiklo,ir 2 8 %((( mg1hari atau
famsiklo,ir 2 8 >(( mg1hari
bila lesi luas diberikan asiklo,ir intra,ena
28%( mg1kg1hari selama > hari
*erpes 2oster oftalmiks
Asiklo,ir 1 ,alasiklo,ir sampai %( hari pada
semua pasien $ujuk ke dokter mata
*erpes 2oster otiks dengan paresis
ner)s fasialis
Asiklo,irAralasiklo,ir oral 4#%F hari dan
kortikosteroid F(#/( mg1hari selama %
minggu pada semua pasien
$ujuk 3"3
Kemngkinan ter!adi neralgia pasca
*erpes 2oster
7elain diberi asiklo,ir pada fase akut, dapat
diberikan antidepresan trisiklik (amitriptilin
%(# 4> mg1hari) sampai 2# / bulan setelah
rasa sakit berkurang atau
Cababentin 2(( mgL dose1hari F#/ minggu,
atau 6regabalin >(#4( mg L dose1hari +#F
minggu
I$ Kepstakaan ! %. )olff K, Coldsmith 0A, *reedberg IB, Ka?t 7I,
Cil-hrest A,
6aller A7, 0effell DD, editor. Dalam!
*it?patri-kEs Dematology in general medi-ine.
Edisi ke#4. =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
,RTIKARIA
Definisi ! 9rtikaria ialah reaksi ,askular di kulit ditandai
Edema setempat yang timbul -epat dan
menghilang perlahan#lahan, berwarna pu-at
dan kemerahan, bagian tepi meninggi,
sekitarnya dapat dikelilingi halo. Keluhan
subyektif gatal disertai rasa tersengat atau
tertusuk.
Angioedema adalah urtika yang mengenai
iapisan kulit yang lebih dalam daripada dermis,
dapat di submukosa atau subkutis, juga
mengenai saluran napas, saluran -erna, dan
organ kardio,askular.
Klasifikasi:
erdasarkan lamanya serangan dibagi atas +
jenis!
1. 9rtikaria akut (bila berlangsung I dari /
minggu)
2. 9rtikaria kronis (bila berlangsung . /
minggu), termasuk autoimun
erdasarkan etiopatogenesis!
1. Imunologik! Ig" and Ig" receptor#
dependent urticaria$ angioedema diathesis
atopic sensitivitas antigen spesi!ik.
2. 9rtikaria1angioedema fisik, dermografisme,
urtikaria tekanan, angioedema getaran,
urtikaria dingin, urtikaria kolinergik,
urtikaria akibat panas, urtikaria Solaris3
e%ercise#induced anaphyla%is a&uagenic
urticaria dan a&uagenic pruritus
3. 9rtikaria kontak
4. 9rtikaria popular
5. 9rtikaria1angioedema yang dimediasi
bradikinin, system komplemen dan
mekanisme efektor lain.
6. :askulitis urtikaria
7. Serum sickness
8. $eaksi terhadapproduk darah
9. Infeksi
10. 9rtikaria1angioedema setelah degranulasi
sel mast
11. 9rti-aria1angioedema yang berhubungan
dengan metabolism asam arakhidonat
abnormal
12. 9rtikaria kronik idiopatik dan angioedema
idiopatik
13. 0ain#lain! 7indrom Bu-kle#)ells,
7indrom 7-hnit?ler syndrome
Kriteria diagnostik
& Klinis ! H Keluhan subyektif! gatal, rasa! panas,
tersengat
terbakar atau tertusuk.
3empat predileksi! kulit dan mukosa,
setempat ata generalisata.
9rtikaria! dengan atau tanpa angioedema,
bila dengan angioedema dapat sulit
bernapas; juga dengan atau tanpa kelainan
sistemik.
ila mengenai submukosa, subkutis, dan
organ lainnya dapat angioedema.
entuk urtika dapat teratur atau tak
beraturan
9kuran! ber,ariasi, miliar,
lentikular, sampai plakat.
6ada urtikaria fisik dapat berbentuk
linear (dermo#grafism) atau bentuk yang
mengikuti bentuk tekanan,
9rtikaria akibat penyinaran
biasanya berbentuk papular urtikaria,
terjadi %'#4+ jam setelah pajanan.
9rtikaria kolinergik, timbul setelah
berkeringat, gatal, ukurannya ke-il#ke-il
kemudian meluas dan melebar.
Cejala sistemik yang menyertai!
pusing, sakit kepala, mual dan muntah,
nyeri perut dan diare, sulit bernapas
Diagnosis banding
Pemeriksaan penn!ang
III Penatalaksanaan
1. 6urpura anafilaktoid
2. 6itiriasis rosea bentuk papular
3. 9rtikaria pigmentosa
6emeriksaan laboratorium rutin darah, urin,
feses! men-ari infeksi fokal
Konsultasi gigi, 3"3, 6B7
6emeriksaan jumlah eosinofil dalam darah
tepi, Kadar IgE dalam darah.
6ada dugaan urtikaria dingin! cryoglobulin
cold hemolysin.
9ji kulit dilakukan se-ara bertahap setelah
tidak ada erupsi kulit (minimal / minggu
setelah lesi kulit hilang) dan memenuhi
syarat uji kulit. Dilakukan di tahap lanjut!
uji dermografism, uji ice cube uji tempel
tertutup, uji tusuk bila uji tempel negatif, uji
pro,okasi peroral bila uji tusuk negatif, uji
serum autolog. 3es foto tempel dilakukan
pada urtikaria akibat fotosensiti,itas.
3es me-holyl intradermal bila diduga
urtikaria kolinergik.
9ji eliminasi makanan bila diduga alergi
terhadap makanan
=onmedikamentosa!
H Identifikasi dan menghindari kemungkinan
penyebab. Bedikamentosa!
6rinsip!
Atasi keadaan akut terutama pada
angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran napas. Dapat dilakukan di unit
gawat darurat bersama#sama dengan 1 atau
dikonsulkan ke 7pesialis 3"3
1. 3opikal!
# edak ko-ok dibubuhi antipruritus mentol
dan kamfer
2. 7istemi
k! 9rtikaria
akut!
Antihistamin (A") nonsedatif
ila dengan A" nonsedatif tidak
berhasil, dapat digunakan hydro%y'ine
atau diphenhydramine +> #>( mg Mid.
Angioedema disertai obstruksi saluran
napas!
a. Epinefrin dapat
mengatasi urtikaria
berat atau
angioedema atau
jika terdapat edema
laring.
b. Kortikosteroidsetara
6rednison /(#'(
mg1hari selama 2
hari, dosis
diturunkan ># %(
mg1hari.
c. Konsul 3"3
,rtikaria kronik:
Antihistamin (A") nonsedatif.
ila tidak efektif A" generasi pertama.
6rednison %( mg1hari atau eki,alen, dosis
diturunkan perlahan setiap +# 2 minggu.
Alternatif kortikosteroid dapat
digunakan, siklosporin %(( mg bid.
6engukuran tekanan darah, kadar ureum
dan kreatinin serum, urinalisis dilakukan
setiap /# ' minggu.
I$ Kepstakaan ! %. )olff K, Coldsmith 0A, Ka?t 7I, Cil-hrest
A, 6aller A7,
0effell DD.editor. Dalam! *it?patri-kEs
Dematology in Ceneral Bedi-ine. Edisi ke#
4. =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
2. Bos-hella 70, "uriey "D, editor. Dalam!
Dermatology. Edisi ke#2. 6hiladelphia ! )
7ounders @o, %&&+.
3. 7iti Aisah. 9rtikaria. Dalam! Djuanda A,
"am?ah B, Aisah 7, editor.llmu 6enyakit
Kulit dan Kelamin. Dakarta! alai
6enerbit*K9I,+((%.
4. Crea,es B), 7abroe *NA Allergy and the
skin! 9rti-aria. r Bed D %&&'.
5. Dahl B:. @lini-al immunodermatology.
Edisi ke#2. 7t 0ouis! Bosby %&&/.
22
I"4EKSI 5E"ITA( 5O"ORE
I Definisl
II Kriteria diagnostik
Klinis
Diagnosis banding
Pemeriksaan
penn!ang
7emua penyakit yang disebabkan oleh
(esisseria gonorrhoeae
Pria:
H Duh tubuh purulen atau mukopurulen dari
uretra disertai disuria, edema dan eritema
pada orifisium uretra eksternum
Dapat pula asimtomatik
Infeksi rektum pada pria homoseksual dapat
menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri 1 rasa
tidak enak di anus 1 perianal
Infeksi pada tarings biasanya asimtomatik
Darang, dapat disertai pembengkakan
epididimis
6anita:
7eringkali asimtomatik dan tidak ditemukan
kelainan pada waktu pemeriksaan
ertambahnya1berubahnya duh tubuh ,agina
merupakan keluhan tersering
Duh tubuh endoser,iks mukopurulen,
endoser,iks mudah berdarah (-atatan! duh
tubuh endoser,iks mukopurulen bukan
merupakan prediktor sensitif untuk infeksi
ser,iks)
Dapat disertai nyeri pel,is 1perut bagian
bawah
Infeksi pada uretra dapat menyebabkan
disuria
Infeksi faring umumnya asimtomatik
Infeksi genital nonspesifik, trikomoniasis,
kandidosis ,ul,o ,aginalis, ,aginosis bakterial
7ediaan apus Cram diperiksa di bawah
mikroskop -ahaya dengan pembesaran %(((
kali (bahan dari duh tubuh uretra1endoser,iks)!
ditemukan diplokokus Cram negatif di
dalam1luar leukosit polimorfonuklear
ila memungkinkan, lakukan biakan dengan
media 3hayer#Bartin dan diinkubasi selama F'#
4+ jam. 3es resistensi1sensiti,itas! kerjasama
dengan bagian Bikrobiologi.
9ntuk ke-urigaan infeksi pada faring dan anal
dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan duh
dengan kultur 3hayer Bartin atau 6@$
terhadap (.gonorrhoeae dan @. )rachomatis
III
Penatalaksanaan
"onmedikamentosa:
ila memungkinkan, periksa dan obati
pasangan seksual tetapnya.
Anjurkan abstinensia sampai terbukti
sembuh se-ara laboratoris, dan bila tidak
dapat menahan diri supaya memakai
kondom.
Kunjungan ulang pada hari ke#2 dan
hari ke#'.
Konseling! jelaskan mengenai gonore
penyakit kemungkinan komplikasi, -ara
penularan
pentingnya pengobatan pasangannya.
Konseling mengenai kemungkinan risiko
tertular "I:, hepatitis %3 hepatitis @, dan
penyakit infeksi menular seksual (IB7)
lainnya
Medikamentosa!
Gbat pilihan ! 7efiksim F(( mg per oral
Gbat alternatif!
0e,ofloksasinO >(( mg per oral dosis
tunggal atau 3iamfenikol 2,> gram per oral
dosis tunggal atau Kanamisin + gram injeksi
IB, dosis tunggal atau 7eftriakson +>( mg
injeksi intramuskular dosis tunggal
7tidak bole0 diberikan pada ib 0amil3
men#si3 ata anak di ba8a0 9: ta0n
ila sudah terjadi komplikasi seperti
bartolinitis,prostatitis
Gbat pilihan ! 7efiksim F(( mg peroral
selama > hari
Gbat alternatif! 0e,ofloksasin >(( mg per
oral > hari atau 3iamfenikol 2,> gram per
oral > hari atau Kanamisin + gram injeksi
intramuskular 2 hari atau 7eftriakson +>(
mg injeksi intramuskular 2 hari
1. "olmes King K, Bardh 6A, 7parling
*6, 0emon 7B. 7tam )E, 6lot 6eter,
)asserheit D), editor. Dalam 7e8ually
3ransmitted Diseases. Edisi ke#F. =ew
Aorkraw# "ill. +(('.
2. *reedberg IB, Eisen AJ, )olff K,
Austen K*, Coldsmith 0A, Ka?t 7I, editor.
Dalam ! *it?patri-kEs Dematology in general
medi-ine. Edisi ke#4 =ew Aork ! B- Craw#
"ill, +(('.
3. Bos-hella 70, "urley "D, editor.
Dalam ! Dermatology. Edisi ke#2.
6hiladelphia ! ) 7ounders @o, %&&+.
4. "andsfield "". @olor atlas and
synopsis of se8ually transmitted diseases.
Edisi ke#+. =ew Aork, B- Craw#"ill. +((%.
5. @lini-al Effe-ti,eness Croup. +((% 9K
=ational Cuidelines on se8ually transmitted
diseases and related -onditions.
6. @enters for Diseases @ontrol and
6re,ention. %&&' guideliness for treatment of
se8ually transmitted diseases. BB)$ +((2.
7. Daili 7*, Bakes )I, Jubier *,
Dudanarso D. 6enyakit menular seksual. Edisi
ke#2. Dakarta, alai 6enerbit *K9I. +((>.
24
TRIKOMO"IASIS
I Definis
i
6enyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit berflagel )richomonas vaginalis
II Kriteria
diagnostik &
Klinis
Kel0an:
%(#>(5 asimtomatik
Duh tubuh ,agina berbau, jumlahnya
sedikit sampai banyak, en-er, berwarna
kuning kehijauan, berbusa, dapat terjadi pada
%(#2(5 wanita, dapat disertai gatal pada
,ul,a
Kadang terdapat rasa tidak enak di perut
bagian bawah
:ul,itis dan ,aginitis
Cambaran ser,iks strawberry dapat
ditemukan pada +5 pasien
6ada >#%>5 tidak ditemukan kelainan pada
pemeriksaan
6ria
%># >(5 asimtomatik, biasanya sebagai
pasangan seksual wanita yang terinfeksi
Duh tubuh uretra sedikit atau sedang,
dan1atau disuria, dapat juga iritasi uretra dan
sering miksi jarang! duh tubuh uretra purulen
Diagnosis banding ! Infeksi genital nonspesifik, uretritis gonore,
kandidosis ,ul,o#,aginalis, ,aginosis bakterial
Pemeriksaan penn!ang !
)anita!
ahan duh tubuh yang berasal forniks posterior
dilakukan pemeriksaan sediaan basah dengan
larutan =a@0 fisiologis! didapati parasit
)richomonas vaginalis dengan pergerakan
flagelanya yang khas
6ria!
ahan sedimen urin sewaktu! dapat ditemukan
parasit )richomonas vaginalis
III Penatalaksanaan : "onmedlkamentosa:
Abstinensia sampai dinyatakan sembuh
Konseling! mengenai trikomoniasis, -ara
penularan, pentingnya mematuhi pengobatan,
dan pentingnya penanganan pasangan
Konseling mengenai kemungkinan risiko
tertular "I:
Kunjungan ulang pada hari ke#'
ila mungkin periksa dan obati pasangannya
Medikamentosa:
Gbat pilihan!
Betronida?ol + gram per oral dosis tunggal
atau Betronida?ol + 8 >(( mg1hari per oral
selama 4 hari
;atatan :
6asien dianjurkan tidak mengkonsumsi alkohol
selama pengobatan sampai F' jam sesudahnya
untuk menghindari disul!iram#like reaction
Kepstakaan
%. "olmes King K, Bardh 6A, 7pading *6,
0emon 7B. 7tam
)E, 6iot 6eter, )asserheit D), editor.
Dalam ! 7e8ually 3ransmitted Diseases.
Edisi ke#F. =ew Aork ! B@ Craw # "ill.
+(('.
2. *reedberg IB, Eisen AJ, )olff K, Austen
K*, Coldsmith 0A, Ka?t 7I, editor. Dalam !
*it?patri-kEs Dematology in general
medi-ine. Edisi ke#4 =ew Aork ! B- Craw#
"ill, +(('.
3. Bos-hella 70, "uriey "D, editor. Dalam !
Dermatology. Edisi ke#2. 6hiladelphia ! )
7ounders @o, %&&+.
4. "andsfield "". @olor atlas and synopsis of
se8ually transmitted diseases. Edisi ke#+.
=ew Aork, B- Craw#"ill. +((2.
5. @lini-al Effe-ti,eness Croup. +((% 9K
=ational Cuidelines on se8ually transmitted
diseases and related -onditions.
6. @enters for Diseases @ontrol and
6re,ention. %&&' guideliness for treatment
of se8ually transmitted diseases.
BB)$%&&'.
7. Daili 7*, Bakes )I, Jubier *, Dudanarso
D. 6enyakit menular seksual. Edisi ke#2.
Dakarta, alai 6enerbit *K9I. +((>.
26
$A5I"OSIS %AKTERIA(
Definis
i
7indrom klinis yang disebabkan oleh pergantian
*actobaccillus sp penghasil "+(+ yang normal
di dalam ,agina dengan sekelompok bakteri
anaerob (+revotella sp ,obiluncus sp)
-ardnerella vaginalis dan ,ycoplasma
horminis
II Kriteria
diagnostik &
Klinis
Duh tubuh ,agina warna putih homogen,
melekat pada dinding ,agina dan ,estibulum
3er-iumnya bau amis seperti ikan pada duh
tubuh ,agina yang ditetesi dengan larutan
KG" %(5 (tes amin1 Whi!! test)
p" -airan ,agina
.F,> >(5 wanita
asimtomatik
Diagnosis
banding
Infeksi genital nonspesifik, uretritis1ser,isrtis
gonore, 3rikomoniasis, Kandidosis ,ul,o#
,aginalis
Pemeriks
aan
penn!an
g
ahan duh tubuh ,agina, dilakukan pemeriksaan
7ediaan apus dengan pewarnaan Cram !
ditemukan clue cells atau
7ediaan basah dengan larutan =a@I
fisiologis ditemukan clue cells
III
Penatalaksanaan
"onmedikamentosa:
6asien dianjurkan untuk menghindari
pemakaian vaginal douching atau antiseptik
Komunikasi, informasi dan edukasi
I$
Kepstakaan
Bedikamentosa!
1. Gbat pilihan !
Betronida?ol + 8 >(( mg1hari selama 4 hari
atau Betronida?ol + gram per oral dosis
tunggal
2. Gbat alternatif!
Klindamisin + 8 2(( mg1hari per oral
selama 4 hari
1. "olmes King K, Bardh 6A, 7pading *6,
0emon 7B. 7tam )E, 6iot 6eter, )assertieit
D), editor. Dalam ! 7e8ually 3ransmitted
Diseases. Edisi ke#F. =ew Aork! B@ Craw#
"ill. +(('.
2. *reedberg IB, Eisen AJ, )olff K, Austen K*,
Coldsmith 0A, Ka?t 7I, editor. Dalam !
*it?patri-kEs Dematology in general medi-ine.
Edisi ke#4 =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
3. Bos-hella 7.0, "uriey "D, editor. Dalam !
Dermatology. Edisi ke#2. 6hiladelphia ! )
7ounders @o, %&&+.
4. "andsfield "". @olor atlas and synopsis of
se8ually transmitted diseases. Edisi ke#+. =ew
Aork, B- Craw#"ill. +((2.
5. @lini-al Effe-ti,eness Croup. +((% 9K
=ational Cuidelines on se8ually transmitted
diseases and related -onditions.
6. @enters for Diseases @ontrol and 6re,ention.
%&&' guideliness for treatment of se8ually
transmitted diseases. BB)$ +((2.
7. Daili 7*, Bakes )I, Jubier *, Dudanarso D.
6enyakit menular seksual. Edisi ke#2. Dakarta,
alai 6enerbit *K9I. +((>.
DERMATO4ITOSIS
A3A7A=
Dermatofitosis (P 3inea, $ingworm) adalah infeksi jamur
dermatofit (spesies ,icrosporum )richophyton dan
"pidermophytori) yang menyerang epidermis bagian
super!isialis (stratum korneum), kuku dan rambut. ,icrosporum
menyerang rambut dan kulit. )richophyton menyerang rambut,
kulit, dan kuku. "pidermophyton menyerang kulit dan jarang
kuku.
CEDA0A K0I=I7
Ada & bentuk!
3inea kapitis, 3inea fa,osa (tidak ada di Indonesia), 3inea
korporis, 3inea imbrikata, 3inea kruris, 3inea unguium, 3inea
pedis, 3inea manuum dan 3inea barbae (jarang ditemukan lagi)
TI"EA KAPITIS
Infeksi dermatofit pada kepala, alis dan
bulu mata 9mumnya pada anak#anak.
%. Infeksi ektothrik! Biselium menjadi arthrokonidia disekitar
batang rambut1 bawah kutikula dan destruksi kutikula. Ada +
bentuk!
a. .ray patch (antropofilik! ,. !errugineum)
erskuama, disertai radang ringan, gatal ringan1sangat,
rambut keabuan, kusut, rapuh terpotong beberapa
milimeter diatas kepala alopesia, lampu )ood (<) hijau
terang
b. Kerion (Joofilik)
Karena ,. canis
Keradangan berat, lampu )ood (<) hijau terang
Karena ). mentagrophytes dan ). verrucosum
Kerion -elsi (<), nyeri, rambut mudah putus,lampu
)ood (#)
+. Infeksi endothrik! Biselium menjadi arthokonidia didalam
batang rambut, selalu antropofilik ().violaceum) lesi
mutipel, banyak, terpen-ar, tidak semua rambut di lesi
terkena alopesia.
/lack dot0 rambut putus tepat di orifisium folikel rambut,
kronis #. dapat sampai dewasa, lampu )ood! (#)
TI"EA KORPORIS
Infeksi dermatofit pada kulit halus
(glabrous skin) 1 bentuk tersering!
bentuk annular dan bentuk iris
Bakula eritematus berbatas jelas, tepi polisiklis, aktif (meninggi,
ada papula, ,esikula, meluas), sembuh ditengah (central
healing) tertutup skuama.
TI"EA IM%RIKATA
entuk tinea korporis karena ). concentricum dan terdapatnya
terbatas di daerah tertentu (pulau 6asifik, Asia tenggara,
Amerika tengah dan selatan). Khas! polisiklik, makula papulo
skuamous, tersusun -in-in yang konsentris, meluas ke seluruh
badan, stratum korneum terlepas dan tepi bebasnya menghadap
tengah. Kepekaan ). concentricum dipengaruhi gen autosomal
resesif
TI"EA KR,RIS
Adalah infeksi dermatofit pada sela paha, perinium dan daerah
perianal dapat meluas ke daerah gluteus dan pubis, efloresensi P
3inea korporis, bilateral tetapi tidak simetris, paha dimana sisi
skrotum yang lebih turun lesinya lebih luas. 7krotum dan penis
tidak terkena, skrotum sebagai reser,oir #. kambuh#kambuhan.
TI"EA ,"5,I,M
adalah in,asi dermatofit ke lempeng
kuku. Cejala khususnya!
1. 2istal *ateral Subungual 3nychomycosis (D07G) #
tersering. 3ampak diskromia unguium (perubahan warna
kuku), onikolisis (lepasnya lempeng kuku dari dasar kuku),
hipertropia unguium (penebalan lempeng kuku) dan
subungual hiperkeratosis1debris.
2. Super!isial White 3nychomycosis (7)G) P *euconychia
,ycotica. iasanya pada kuku kaki.
6ermukaan lempeng kuku ada ber-ak batas jelas, pulau#
pulau opak, putih (bila lama berwarna kuning), permukaan
menjadi kasar, lunak seperti kapur dan muda dikerok.
6ada pasien AID7 dapat di kuku tangan.
ATLAS PENYAKIT KULIT & KELAMIN
2. +ro%imal Subungual
3nychomycosis (67G) Cejala
klinis pada pro8imal kuku.
anyak ditemukan pada penderita AID7, penerima
transplantasi organ, penyakit jaringan ikat.
TI"EA PEDIS
adalah infeksi dermatofit pada kaki, mengenai sela jari kaki dan
telapak kaki
1. Intertriginosa kronis! bentuk tersering.
Kulit mengelupas, maserasi dan pe-ah#pe-ah, tersering pada
antara jari kaki I: Q : dan III Q I:, tertutup epidermis dan
debris mati, putih, maserasi, meluas ke telapak kaki, tumit Q
dorsum pedis, khas hiperhidrosis dan bau khas tidak enak
2. entuk hiperkeratotik papuloskuamosa kronis
Khas daerah kulit merah muda, tertutup skuama putih
keperakan, bilateral, berupa ber-ak#ber-ak. ,occasin !oot0
bila mengenai seluruh kaki
3. entuk ,esikular
Khas lesi ,esikula, ,esikulo pustula dan dapat bula, jarang
pada tumit dan daerah depan, sepeti erisipelas, sering <
reaksi id
4. entuk ulseratif akut
6roses eksematoid ,esikulopustula dan penyebaran -epat,
disertai infeksi sekunder bakteri
TI"EA MA",M
adalah infeksi dermatofit pada daerah interdigitalis, permukaan
palmar dan dorsum manus. entuk tersering adalah
"iperkeratosis difusa. 9nilateral, dapat disertai % atau + kaki
terkena (3inea pedis), kuku tidak1dapat terkena
TI"EA I"KO;"ITO
Infeksi dermatofit yang berubah karena kortikosteroid sistemik
atau topikal yang diberikan karena kelainan yang telah ada atau
salah diagnosis tinea.
DIAC=G7I7
1. Anamnesis dan gejala klinis khas
2. 0aboratorium!
a. 6emeriksaan langsung dengan KG" %(#+(51dapat <
tinta 6arker Diketemukan!
"ifa yaitu double counture (dua garis lurus sejajar dan
transparan) dikotomi (ber-abang dua) dan bersepta.
Artrokonidia yaitu deretan spora di ujung "ifa. KG" (#)
tidak menyingkirkan diagnosis bila klinis menyokong.
INFEKSI AMU!
b. Kultur
Dengan
media!
Sabouraud4s 2e%trose 5gar (S25) 6 khloramfenikol <
sikloheksimid (5ctidion)0 By-obiotik # By-osel, tumbuh
rata#rata %(#%F hari
c. 6emeriksaan lampu
)ood 6ada 3inea
kapitis
*luoresensi positif! warna hijau terang spesies
,icrosporum *luoresensi negatif! karena spesies
)richopyton atau memang bukan karena 3inea kapitis
(3inea fa,osa yang disebabkan oleh )richophyton
schonleinii memberi warna fluoresensi warna hijau tua,
tetapi jamur ini tidak ada di Indonesia sehingga kasusnya
tidak ada)
DIAC=G7I7 A=DI=C
3ergantung lokasi
kelainannya
Dermatitis, 6yoderma, Kandidiasis, Erithema anulare
sentrifugum, Erithema intertrigo, Borbus "ansen B, 6soriasis
,ulgaris, 6ityriasis rosea, Alopesia, 3ri-hotillomania,
Gnikholisis, Distrofik unguium
6E=A90I3
3ergantung lokasi yang terkena
Infeksi sekunder, Alopesia, $eaksi id, Kekambuhan,
"iperpigmentasi
6E=A3A0AK7A=AA=
A. 0esi basah1infeksi sekunder
1. Kompres sol sodium khlorida (,&5 2#> hari
2. Antibiotika oral >#4 hari
". Gbat topikal
1. Indikasi
0esi tidak luas pada 3inea korporis, 3inea kruris, 3inea
manuum dan 3inea pedis ringan
2. Gbat
a. 7alep )hitfield +8 1hari (PAA: I1"alf 7trengh
)hitfield ointment) (PAA: I asidum salisilikum
25 < asidum bensoikum /5) (dapat AA: II #.
asidum salisilikum /5 < asidum bensoikum %+5)
b. 7alep +#F12#%(. +81hari
(asidum salisilikum +#25 < sulfur presipitatum F#
%(5)
ATLAS PENYAKIT KULIT & KELAMIN
-. Krim Bikonasol +8 1hari
6engobatan umumnya minimal selama 2 minggu (+ minggu sesudah
KG" negatif 1klinis membaik), untuk men-egah kekambuhan pada
obat fungistatik
#. Gbat oral
1. Indikasi!
a. 3inea kapitis, 3inea imbrikata, 3inea unguium dan 3inea barbae
b. 3inea korporis1kruris1pedis1manuum yang berat1luas1sering kambuh1
tidak sembuh dengan obat topikal1mengenai daerah berambut.
2. @ara
3ergantung obat oral yang dipakai, lokasi dan penyebab.
0amanya
a. Gbat fungistatik! 2#F minggu
b. Gbatfungisidal! + minggu (3erbinafin)
3. Gbat oral
a. Criseoful,in
anak ! %( mg1kg1hari (microsi'e)
>,> mg1kg1hari (ultra microsi'e) dewasa !
>((#%((( mg1hari
b. Ketokonasol
anak ! 2#/ mg1kg1hari dewasa ! %
tablet (+((mg)1hari
c. Itrakonasol
anak ! 2#> mg1kg1hari dewasa ! % kapsul
(%((mg)1hari
$. 3erbinafin (fungisidal untuk dermatofit) anak !
2#/ mg1kg1hari
%(#+(kg ! /+,> mg (% 1F tablet)1hari +(#F(kg
! %+> mg (% 1+ tablet)1hari dewasa ! % tablet
(+>(mg)1hari
%. Keadaan khusus %. 3inea
kapitis
a. Gbat oral
Criseoful,in (gold standard) /#%+ minggu
+( mg1kg1hari (microsi'e)
%> mg1kg1hari (ultra microsi'e)
Aju,an
1& 7hampo selenium sulfid % #%,'5
2& 7hampo ketokonasol % #+ 5 + # 281minggu
3& $ambut tidak perlu dipotong1di-ukur
+. 3inea unguium
a. Gbat topikal
Indikasi
1) 7)G (Super!icial White 3nichomycosis) dikerok dulu
2) D07G (2istal *ateral Subungual 3nichomycosis) terbatas pada
kurang +12 bagian distal (terbaik I %12 bagian distal) dan yang terkena tak lebih dari 2
kuku
3) Kombinasi obat oral
F) 6en-egahan kambuh
Ba-am obat topikal
.iclopiro% '5 lac&uer
1) % 81minggu / bulan, atau
1) ulan I! 2 81minggu ulan II! + 81minggu
ulan III! % 81minggu (dapat diteruskan sampai bulan :I)
b. Gbat oral
3erbinafin! % tablet1hari tangan! /#' minggu, kaki! %+#%/ minggu # Itrakonasol
1) + kapsul1hari
tangan! / minggu, kaki! %+ minggu
2) 3erapi denyut (pulse treatment)
6emberian obat dengan dosis tinggi dalam waktu singkat sehingga menimbulkan efek
fungisidal sekunder karena terjadi fungitoksik. 6enderita akan lebih patuh dan tidak sering
lupa #. kesembuhan lebih baik dan kekambuhan jarang terjadi 6ada itrakonasol a) 3inea
unguium
F((mg (+8+ kapsul)1hari untuk % minggu
35
istirahat 2 minggu1siklus kuku tangan! + siklus
kuku kaki! 2#F siklus
c. edah kuku
@urettage
1) 7)G
2) 7ubungual debris, mengurangi beban kuku yang hams diobati oral
6en-abutan kuku tak dilakukan
37
39
41
43
PITIRIASIS $ERSIKO(OR
/5)5S5(
6itiriasis ,ersikolor adalah infeksi jamur superfisialis kronik, asimtomatik menyerang lapisan stratum
korneum dan disebabkan oleh ,alasse'ia !ur!ur
-5,/575( 8*I(IS
1. Catal bila berkeringat
2. 0okasi lesi pada umumnya terdapat pada badan (dada, punggung), leher, lengan atas, selangkang, isa
ditemukan pada daerah lain termasuk muka.
3. 3erdapat 2 bentuk lesi!
a. Bakular! 7oliter dan biasanya saling bertemu (koalesen) dan tertutup skuama
b. 6apuler! ulat ke-il#ke-il perifolikuler, sekitar folikel rambut dan tertutup skuama
c. @ampuran lesi makular dan papular
4. )arna lesi ber,ariasi! putih (lesi dini), kemerahan, dan -oklat (lesi lama). entuk kronis akan
didapatkan berma-am warna.
5. 7elesai terapi biasanya didapatkan depigmentasi residual tanpa skuama di atasnya yang akan menetap
dalam beberapa bulan sebelum kembali normal.
+","7I8S55( +"(9(:5(-
1. larutan KG" +(5 atau -ampuran & bagian KG" +(5 dengan % bagian tinta 6arker bluebla-k
super-hrome.
"asil positif! hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i,,,j) dan gerombolan spora buddding
yeast yang berbentuk bulat mirip seperti sphaghetti with meatballs.
"asil negatif! bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan 6itiriasis ,ersikolor walaupun ada spora.
2. 0ampu )ood
"asilnya positif apabila terlihat fluoresensi berwarna kuning emas pada lesi tersebut.
2I5-(3SIS
1. Cambaran klinis yang khas! gatal bila berkeringat, makula warna putih, merah, -oklat, konfluen
(bertumpuk#tumpuk).
2. 6emeriksaan sediaan langsung kerokan kulit dengan KG" +(5 (gambaran sphaghetti
and meatballs).
3. 6emeriksaan fluoresensi lesi kulit dengan lampu )ood (berwarna kuning belerang1emas).
2I5-(3SIS /5(2I(-
1. Diagnosis banding 6itiriasis ,ersikolor dengan lesi hiperpigmentasi yaitu! 6itiriasis $osea, Eritrasma,
Dermatitis 7eboroika, 3inea Korporis
2. Diagnosis banding 6itiriasis ,ersikolor dengan lesi hipopigmentasi yaitu! 6itiriasis Alba, :itiligo,
Borbus "ansen tipe 3uberkuloid, "ipopigmentasi 6as-ainflamasi (leukoderma).
+"(5)5*58S5(55(
A. Gbat topikal (digunakan bila lesi tidak terlalu luas)
1. Krim Bikonasol +5, dioleskan + kali sehari selama 2 # F minggu untuk lesi di muka dan
badan yang tidak luas.
2. 7olusio =atrium 3iosulfas +> 5, dioleskan + kali sehari selama + minggu (kurang dianjurkan
oleh karena bisa menyebabkan iritasi, berbau tidak enak dan tidak boleh untuk daerah wajah dan
leher).
45
3. Krim 3retinoin (,(>5 # (,% 5 untuk lesi hiperpigmentasi dioleskan + kali sehari selama +
minggu.
4. 7hampo Ketokonasol % # + 5 dioleskan pada lesi selama % ( # % > menit sebelum mandi +
kali seminggu selama + # F minggu.
5. 0arutan propilen glikol >(5 dalam air dioleskan seluruh tubuh + 8 sehari selama + minggu.
Berupakan sediaan yang murah, efektif, kosmetik bagus, memberikan hasil bagus dan sangat
ke-il efek iritasi kulitnya.
B. Gbat sistemik (digunakan bila lesi luas, resisten terhadap obat topikal, sering kambuh)
1. Ketokona?ol!
Dosis anak#anak! 2,2 # /,/ mg1kg1hari. Dosis dewasa! +((
mg1hari (% tablet). Diberikan sekali sehari sesudah makan pagi.
0ama pemberian! %( hari
2. Itrakona?ol!
Dosis +(( mg (+ kapsul)1hari selama % minggu
C. Ben-egah kekambuhan
Ketokona?ol + tablet sekali minum sebulan sekali selama % tahun
D. 3erapi hipopigmentasi (leukoderma)
1. 0iMuor -arbonas detergent >5, salep pagi1malam
2. Krim kortikosteroid menengah pagi1malam
3. Demur di panas matahari <%( menit antara jam %(.((#%>.((
47
TI"EA "I5RA PA(MARIS
3inea =igra adalah infeksi jamur asimtomatis superfisial pada stratum korneum yang bertanda khas berupa
makula tidak berskuama berwarna -oklat sampai hitam. 6ermukaan palmar paling sering kena, dapat juga
mengenai plantar dan permukaan kulit lainnya. 7ebagai penyebab adalah jamur non dermatofit
+haeoannellomyces werneckii (dulu "%ophiala werneckii) dapat jamur
dematiaceous (jamur kapang1mould1mold berwarna -oklat lainnya Stenella araguata).
0aboratorium
KG" %(#+(5 tampak miselium yang terdiri banyak hifa ber-abang banyak, berwarna ke-oklatan
berdiameter besar K>um. 7epta berdinding tebal, ada budding -ell. agian akhir hifa biasanya tidak
berwarna.
6engobatan
1. Dikelupas1dikerok dulu dengan penempelan selotip1pisau tumpul dulu.
2. Kemudian diolesi!
a. 7alep )hitfield (AA:II, asidum salisilikum /5, asidum ben?oikum %+5 dalam ,aselin
album) dioleskan pagi dan malam.
a. Imida?ol krim! mikona?ol krim + kali sehari.
Gbat topikal dioleskan sampai +#F minggu sesudah klinis membaik untuk men-egah
kekambuhan.
49
!'()* +a,-a. -a/012 -a30,a b'.4a./a c*3,a5 5)$a3
b'.130a-a.
,RTIKARIA
/5)5S5(
9rtikaria merupakan reaksi ,askular dari kulit berwarna merah atau keputihan akibat edema interseluler
lokal yang terbatas pada kulit atau mukosa.
-":5*5 8*I(I8
6ada umumnya semua berbentuk urtika, yaitu edema setempat meninggi di kulit, berwarna
merah1keputihan, besarnya ber,ariasi.
/"()98 8*I(IS
1. Angioedema (-iant 9rticaria ;uinke4s edema) bila urtikaria besar#besar disertai
edema yang lebih dalam, misalnya sampai lapisan subkutan pada palpebra, genitalia, bibir.
2. 9rtikaria kolinergik bila urtikaria berbentuk ke-il#ke-il tersebar dan sangat gatal.
3. 9rtikaria dermografik (9rtikaria fisik) bila timbul akibat tekanan berbentuk linear sesuai dengan bagian
tekanan1garukan1goresan. 3es dermografisme positif (digaruk, digores akan keluar urtika).
4. 9rtikaria dingin timbul beberapa menit sampai beberapa jam setelah terpapar hawa1air dingin. Dapat
ringan1setempat, sampai berat (disertai hipotensi, hilangnya kesadaran dan sesak nafas).
5. 9rtikaria solar timbul setelah terpapar dengan sinar matahari.
6. 9rtikaria alergika, bila karena alergi makanan, obat.
7. 9rtikaria idiopatik, bila tidak diketahui penyebabnya.
9rtikaria kronis, bila tiap hari terkena 9rtikaria selama / minggu berturut#turut.
.575 +","7I8S55($2I5-(3SIS
Anamnesis yang -ermat
6emeriksaan fisik yang teliti mengenai bentuk urtikaranya, penyakit umum1 sistemik yang menyertai
6emeriksaan laboratorium1penunjang # Darah, urine, faeses untuk men-ari infeksi tersembunyi
6emeriksaan gigi, 3"3, paru ,agina untuk men-ari faktor infeksi
ila perlu dapat dilakukan pemeriksaan alergi lanjutan misalnya IgE, jumlah
eosinofil, kadar komplemen dan tes gores1tusuk kulit
Ke-urigaan urtikaria dingin diperiksa dengan ice tube test krioglobulin, cold
hemolysin
Ke-urigaan urtikaria fisik dilakukan tes dermografisme, tes fisik (e%ercise)
2I5-(3SIS /5(2I(-
Erithema nodusum 7istemik lupus erithematosus
6urpura "eno-h#7-honlein
+"(<9*I)
7hok anafilaktik Edema laring
+"(5)5*58S5(55(
%. Antihistamin
Dipenhidramin "@I i.m.
D! %(#+( mg1dosis, 2#F kali1+F jam.
A! (,> mg1kg1dosis, 2#F kali1+F jam
Klorpheniramin maleat
D! 2#F mg1dosis, 2 kali1+Fjam
A! (,(& mg1kg1dosis, 2 kali1+Fjam
Hydro%y'ine "@I
D! +> mg1dosis, 2#F kali1+Fjam
A! (,> mg1kg1dosis,2 kali1+Fjam
3erbaik untuk urtikaria kronis, urtikaria dermatografik dan urtikaria kolinergik. Bempunyai efek anti stress.
Dapat kombinasi dengan antihistamin "#R lainnya.
.yproheptadin "@I D! Fmg1dosis, 2#F
kali1+Fjam 0ebih efektif untuk urtikaria dingin
51
0oratadin %( mg1dosis % kali1hari .etiri'in
%(mg1dosis % kali1hari
2. Kombinasi antihistami dan antihistamin "+ (3ablet .imetidine +((#F((mg, +#F kali1hari
atau %8'((mg waktu tidur malam)
9ntuk urtikaria dermatografik, urtikaria dingin dan urtikaria kronis
3. Kortikosteroid
Digunakan pada urtikaria yang akut dan berat Akibat
reaksi tipe III 6rednison
D! >#%( mg1dosis, 2 kali1+F jam. A! % mg1Kg1hari
Deksametason
D! (,>#% mg1dosis, 2 kali1+F jam. A! (,% mg1Kg1hari
Kombinasi dengan antihistamin, diberikan selama + minggu, biasanya
sesudah ini tidak kambuh.
4. Adrenalin injeksi subkutis, untuk yang akut, sangat dan luas (Angioedema < sesak, 9rtikaria
seluruh tubuh dan urtikanya tebal)
D! (,2#(,> ml1kali, dapat diulang %>#2( menit kemudian A! (,%#(,2
ml1kali ( I 2>kg)
5. 3ablet Ephedrin
D! + 8 (,> tablet minimal selama 2 hari A! (,+#(,2mg1Kg1kali +#2 kali1hari 6engganti injeksi
adrenalin.
53
55
DERMATITIS KO"TAK
/5)5S5(
Dermatitis kontak (DK) adalah dermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit dengan bahan dan luaryang
bersifat iritan atau alergen.
-":5*5 8*I(I8
Kelainan yang terjadi dapat berupa dermatitis akut, sub akut dan kronik. 0esi yang akut, berupa lesi yang
polimorf yaitu tampak makula yang eritematus, batas tidak jelas dan diatas makula yang eritematus terdapat
papula, ,esikula, bula yang bila pe-ah menjadi lesi yang eksudatif.
entuk yang kronik gambarannya lebih sederhana berupa makula hiperpigmentasi disertai likhenifikasi
dan ekskoriasi.
2I5-(3SIS
Anamnesa yang -ermat Cejala klinik
9ji tempel (+atch test) dengan menggunakan bahan standar atau bahan yang di-urigai
2I5-(3SIS /5(2I(-
Dermatitis Atopik, Dermatitis 7eboroika, dan Dermatofitosis.
+"(<9*I)
Infeksi sekunder
+"(5)5*58S5(55(
6enanganan dermatitis kontak yang tersering adalah menghindari bahan yang menjadi penyebab.
6engobatan medikamentosa terdiri dari!
A. 6engobatan sistemik!
%. Kortikosteroid, hanya untuk kasus yang berat dan digunakan dalam waktu singkat.
6rednison
D. >#%( mg1dosis, +#2 kali1+F jam A! % mg1Kg1hari
Deksametason
D. (,>#% mg1dosis, +#2 kali1+F jam A! (,% mg1Kg1hari
3riamsinolon
D. F#' mg1dosis, +#2 kali1+F jam A! % mg1Kg1hari
+. Antihistamin
Klorfeneramin maleat
D. 2#F ing1dosis, +#2 kali1+F jam
A. (,(& mg1kg1dosis, 2 kali1+Fjam
Difenhidramin
D. %(#+( mg1dosis i.m % #+ kali1+F jam
A. (,> mg1kg1dosis, % #+ kali1+F jam
0oratadin
D. % tablet1hari
. 6engobatan topikal!
entuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan
garam faali (=a@I (,&5)
entuk kronik dan kering diberi krim hidrokortison %5 atau diflukortolon ,alerat (,% 5 atau krim
betametason ,alerat (,((>#(,% 5
57
59
IMPETI5O *ERPETI4ORMIS
Impetigo herpetiformis merupakan bentuk dari psoriasis pustulosa yang
terjadi selama kehamilan dan bisa mengan-am nyawa. 6enyakit ini jarang
terjadi, sering terjadi pada trimester ke tiga kehamilan. 6enyakit ini terjadi
pada wanita yang tidak terdapat riwayat keluarga atau riwayat dirinya
pernah menderita penyakit psoriasis.
CEDA0A K0I=I7
0esi awal berupa ber-ak kemerahan yang terjadi pada pelipatan paha,
aksila, leher depan maupun belakang, dimana tepinya terdapat pustule
superfisial yang ke-il#ke-il, kemudian lesi menyebar ke bagian perifer
dengan pembentukan pustule baru pada tepi lesi, sedangkan pustule lama
pe-ah dan menimbulkan krusta. Keluhan gatal jarang atau bahkan tidak
ada. "ampir semua bagian tubuh dapat terkena dan pada area fleksor dapat
menjadi bentukan ,egetatif. Kelainan kulit ini dapat disertai demam,
malaise, delirium, mual, muntah, diare, tetani, lahir mati, bahkan kematian
perinatal. Kelainan laboratorium dapat berupa lekositosis, neutrofilia,
peningkatan laju endap darah, hipokalsemia.
DIAC=G7I7 A=DI=C
Impetigo
7ub-orneal pustular dermatosis
Dermatitis herpetiformis "erpes
gestationis
6E=A3A0AK7A=AA=
Clukokortikoid sistemik (prednison %>#2( mg1hari, bila perlu dapat
sampai lebih dari /( mg1hari untuk mengontrol erupsi), dosis prednison
dapat diturunkan, tetapi ada resiko eksaserbasi akut jika diturunkan
terlalu -epat. Antibiotik dapat diberikan jika terdapat infeksi pada kulit
maupun sistemik. 7erum kalsium dan albumin sebaiknya dipantau dan
dapat diberikan terapi pengganti jika diperlukan. $espon terhadap
kalsium parenteral dengan ,itamin D telah dilaporkan.
6emberian retinoid oral atau 69:A pada postpartum dapat memberikan
hasil yang baik.
.yclosporine > mg1kg1hari yang ditambahkan pada terapi
dengan prednison memberikan hasil yang baik.
6$GC=G7I7
6enyakit ini membaik setelah persalinan tetapi dapat timbul
kembali pada kehamilan berikutnya. Dika berulang pada
kehamilan selanjutnya merupakan tanda yang khas dari penyakit
ini. Darang terjadi kematian janin, bila terjadi biasanya
disebabkan karena insufisiensi plasenta. 6ernah dilaporkan
terjadi kematian maternal dan perinatal, tetapi kematian tersebut
disebabkan oleh infeksi sekunder dan sepsis.
Impetigo *erpetiformis ' Psoriasis Pstlosa pada
Orang *amil
61
!'()* 6a-+). 1',0.06 50b06 3'c0a,) +a,-a. -a/01 $a/ +,a/5a. +'$)1. T'.$a+a5 +0150,a
b'.b'/503 c)/c)/ a5a0 b'.3',*-+*3 +a$a 5'+) $a.) -a30,a 7a/( '.)5'-a501. S'ba()a/
5'.$a+a5 3.015a $) 5'/(a6 ,'1)8 $) b'b'.a+a 5'-+a5 5'.$a+a5 '.*1) $a/ '313*.)a1).
P,RP,RA *E"O;* S;*O"(EI"
A3A7A=
Henoch Schonlein +urpura adalah kelainan kulit berupa inflamasi
dengan -iri khas terdapatnya ,askulitis generalisata pada pembuluh
darah ke-il dari kulit, traktus gastro#intestinal, ginjal, persendian, paru#
paru dan system saraf pusat.
CABA$A= K0I=I7
#6urpura yang dapat teraba, biasanya pada tungkai bawah dan bokong
#Edema pada tangan, kulit kepala dan telinga
#Artritis kebanyakan mengenai lutut dan pergelangan kaki
#=yeri perut, perdarahan saluran gastro#intestinal
#Edema skrotum akut sepeti torsio testis
#0aboratorium! trombosit normal.
DIAC=G7I7 A=DI=C
#Apendisitis, adenitis mesenterika
#Demam rematik
#Cigitan serangga, erupsi obat, eritema multiforme,
urtikaria
#7epsis meningokokal.
6E=A3A0AK7A=AA=
#Kebanyakan hanya terapi suportif, lebih kearah monitor terhadap
komplikasi abdomen dan ginjal.
#=7AID atau asetaminofen yang dapat mengurangi nyeri persendian dan
jaringan lunak
#Kortikosteroid masih kontro,ersi, tetapi dapat digunakan prednison %#+
mg1 kg1hari selama 4 hari
#6ada komplikasi di ginjal dapat dikombinasikan dengan imunosupresif.
63
,(K,S TROPIK,M
9lkus tropikum adalah ulkus yang -epat berkembang dan nyeri,
sering dijumpai pada anak#anak kurang gi?i, penyebab pasti
belum diketahui tetapi sering ditemukan /acillus !usi!ormis
/orrelia vincentii.
C*DA0A K0I=I7
9lkus biasaya hanya satu, letaknya di tungkai bawah sebelah
lateral yang timbul pada umumnya didahului oleh trauma,
penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya misalnya ,arises,
dermatitis, dll.
0esi mula#mula berupa ,esikula yang berisi -airan serus
kemudian pe-ah membentuk ulkus ke-il yang tertutup oleh
jaringan nekrotik yang dengan -epat berubah menjadi ulkus
yang dalam, merusak otot, tendon dan tulang.
6E=A3A0AK7A=AA=
3opikal! kompres 6J
7istemik! 6enisilin i.m. /((.((( unit # %,+ juta unit perhari
selama %( hari, atau 3etrasiklin 2 8 >(( mg perhari.
!'()* '315.'-)5a1 )/9'.)*. 5a-+a3 0,301 $)a-'5'. 3 c- 5'+)
-'/((a0/(8 $a1a. 3*5*.8 '310$a5 -',','6 3' ba4a6.
4(,OR A(%,S
*luor albus adalah -airan kental keputihan yang keluar dari ,agina dan
rongga uterus.
7inonim! leukorrhea
*luor albus yang patologis dapat disebabkan oleh!
1. akterial :aginosis (/<)
6enyebab! hilangnya laktobasilus penghasil hidrogen peroksida sebagai
flora normal ,agina, sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri
anaerobik yang berlebihan
Cejala! tanda#tanda peradangan sedikit sekali, didapatkan -airan ,agina
yang
homogen dan berbau amis.
0aboratorium!
7ekret ,agina berbau amis jika diteteskan KG" (tes sniff positif)
- 6" sekret . F,> (F,4#>,4)
Bikroskopis! Dumlah clue cells meningkat . +(5 dari jumlah sel
epitel, lekosit normal I 2(1lp. 6enatalaksanaan
- Betronida?ol + 8 >(( mg peroral selama 4 hari atau + gram peroral
dosis tunggal
Alternatif! Betronida?ol gel (,4>5 # % aplikator (> gr) intra,aginal
+ kali sehari selama > hari
- Klindamisin krim +5 # % aplikator (> gr) intra,aginal sebelum tidur
selama 4 hari
Klindamisin + 8 2(( mg peroral selama 4 hari
2. 3rikhomoniasis ,aginalis 6enyebab!
)richomonas vaginalis
Cejala! sering asimptomatik. ila ada keluhan biasanya berupa sekret
,agina yang banyak dan berbau. 7ekret ,agina yng klasik berwarna
kehijauan dan berbusa.
7ekret yang banyak sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada
,ul,a serta kulit disekitarnya. ila jumlah kuman banyak sekali, akan
tampak gambaran strawberry cervi% pada ser,iks 0aboratorium!
6" sekret ,agina . >
- 3es sniff dapat positif
Bikroskopis! sediaan basah! tampak trikhomonas dengan
pergerakan yang khas dan peningkatan jumlah lekosit
Dapat ditemukan clue cells karena biasa didapatkan bersamaan
dengan :
6enatalaksanaan!
Betronida?ol + 8 >(( mg peroral selama 4 hari atau + gram peroral
dosis tunggal
6asangan seksual hams diobati
2. Kandidiasis ,ul,o,aginal (Kandida ,ul,o,aginitis)
6enyebab! terutama .andida albicans kadang#kadang @. glabrata#
Cejala! panas atau iritasi pada ,ul,a; sekret ,agina yang bisa banyak,
seperti kepala susu1krim, atau sedikit dan -air seperti susu pe-ah. 6ada
dinding ,agina biasa dijumpai gumpalan seperti keju. 0aboratorium!
- p" sekret ,agina pada umumnya normal
- 3es sniff negatif
Bikroskopis! bentuk ragi! blastospora bentuk lonjong, pseudohifa
seperti sosis panjang bersambung, kadang#kadang hifa asli bersepta.
6enatalaksanaan!
1. Bikona?ol1 klotrima?ol +(( mg intra,aginal perhari selama 2 hari
2. Klotrima?ol >(( mg intra,aginal dosis tunggal
3. =istatin %((.((( I9 intra,aginal perhari selama %F hari
65
4. 3ablet ketokona?ol +8% tablet1hari selama 4 hari
4. .ervicitis gonorhoe( lihat Conore )
5. (on Spesi!ik -enital In!eksi ((S-I) (lihat 9retritis non gonore)
Trikomoniasis $aginalis
Regio genetalia tampak flor ber8arna keaban berbsa. terdapat
tanda radang di )agina dan )l)a.Pemeriksaan sediaan basa0 tampak
Trikomonas )aginalis dengan pergerakan #ang k0as dan lekosit #ang
meningkat.
$A5I"OSIS %AKTERIA(
Definis
i
7indrom klinis yang disebabkan oleh pergantian
*actobaccillus sp penghasil "+(+ yang normal
di dalam ,agina dengan sekelompok bakteri
anaerob (+revotella sp ,obiluncus sp)
-ardnerella vaginalis dan ,ycoplasma
horminis
II Kriteria
diagnostik &
Klinis
Duh tubuh ,agina warna putih homogen,
melekat pada dinding ,agina dan ,estibulum
3er-iumnya bau amis seperti ikan pada duh
tubuh ,agina yang ditetesi dengan larutan
KG" %(5 (tes amin1 Whi!! test)
p" -airan ,agina
.F,> >(5 wanita
asimtomatik
Diagnosis
banding
Infeksi genital nonspesifik, uretritis1ser,isrtis
gonore, 3rikomoniasis, Kandidosis ,ul,o#
,aginalis
Pemeriks
aan
penn!an
g
ahan duh tubuh ,agina, dilakukan pemeriksaan
7ediaan apus dengan pewarnaan Cram !
ditemukan clue cells atau
7ediaan basah dengan larutan =a@I
fisiologis ditemukan clue cells
III
Penatalaksanaan
"onmedikamentosa:
6asien dianjurkan untuk menghindari
pemakaian vaginal douching atau antiseptik
Komunikasi, informasi dan edukasi
I$
Kepstakaan
Bedikamentosa!
1. Gbat pilihan !
Betronida?ol + 8 >(( mg1hari selama 4 hari
atau Betronida?ol + gram per oral dosis
tunggal
2. Gbat alternatif!
Klindamisin + 8 2(( mg1hari per oral
selama 4 hari
1. "olmes King K, Bardh 6A, 7parling *6,
0emon 7B. 7tam )E, 6iot 6eter, )asserheErt
D), editor. Dalam ! 7e8ually 3ransmitted
Diseases. Edisi ke#F. =ew Aork! B@ Craw#
"ill. +(('.
2. *reedberg IB, Eisen AJ, )olff K, Austen K*,
Coldsmith 0A, Ka?t 7I, editor. Dalam !
*it?patri-kEs Dematology in general medi-ine.
Edisi ke#4 =ew Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
3. Bos-hella 7.0, "uriey "D, editor. Dalam !
Dermatology. Edisi ke#2. 6hiladelphia ! )
7ounders @o, %&&+.
4. "andsfield "". @olor atlas and synopsis of
se8ually transmitted diseases. Edisi ke#+. =ew
Aork, B- Craw#"ill. +((2.
5. @lini-al Effe-ti,eness Croup. +((% 9K
=ational Cuidelines on se8ually transmitted
diseases and related -onditions.
6. @enters for Diseases @ontrol and 6re,ention.
%&&' guideliness for treatment of se8ually
transmitted diseases. BB)$ +((2.
7. Daili 7*, Bakes )I, Jubier *, Dudanarso D.
6enyakit menular seksual. Edisi ke#2. Dakarta,
alai 6enerbit *K9I. +((>.
KA"DIDOSIS $,($O$A5I"A( <K6=
I Definisi Infeksi pada ,ul,a dan ,agina yang disebabkan oleh
.andida albicans
atau kadang oleh .andida sp )orulopsis sp atau ragi
lainnya
II Kriteria diagnostik
Klinis H Catal pada ,ul,a
:ul,a le-et, dapat timbul fisura
Eritema.edema
Duh tubuh ,agina, putih seperti susu, dapat
bergumpal, tidak berbau
Kadang didapatkan lesi satelit
Dapat terjadi dispareunia
Diagnosis banding Conore, Infeksi genital nonspesifik, 3rikomoniasis,
:aginosis bakterial
Pemeriksaan ahan duh tubuh ,agina yang berasal dari dinding lateral
,agina
penn!ang dilakukan pemeriksaan!
7ediaan apus dengan pewarnaan Cram! ditemukan
blastospora dan pseudohifa
7ediaan basah dengan larutan KG" %(5! ditemukan
pseudohifa dan atau blastospora
III Penatalaksanaan "onmedikamentosa:
"indari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
"indari pakaian ketat atau dari bahan sintesis
"ilangkan faktor predisposisi! hormonal, pemakaian
kortikosteroid dan antibiotik yang terlalu lama,
kegemukan, dll
Medikamentosa
: Obat pili0an:
Klotrima?ol kapsul ,agina >(( mg dosis tunggal atau
Klotrima?ol kapsul ,agina +(( mg selama 2 hari atau
Klotrima?ol kapsul ,agina %(( mg selama / hari atau
*lukona?ol kapsul %>( mg per oral dosis tunggal atau
Itrakona?ol kapsul + 8 +(( mg per oral selama % hari atau
Itrakona?ol kapsul % 8 +(( mg1hari per oral selama 2 hari
atau Ketokona?ol kapsul + 8 +(( mg1hari per oral selama
4 hari ;atatan: )anita hamil sebaiknya tidak diberikan
obat sistemik.
I$ Kepstakaan %. "olmes King K, Bardh 6A, 7pading *6,
0emon 7B. 7tam )E, 6iot 6eter,
)asserheit D), editor. Dalam ! 7e8ually
3ransmitted Diseases. Edisi ke#F. =ew Aork ! B@
Craw # "ill. +(('.
2.*reedberg IB, Eisen AJ, )olff K, Austen K*,
Coldsmith 0A, Ka?t 7I, editor. Dalam ! *it?patri-kEs
Dematology in general medi-ine. Edisi ke#4 =ew
Aork ! B- Craw#"ill, +(('.
3.Bos-hella 70, "uriey "D, editor. Dalam !
Dermatology. Edisi ke#2. 6hiladelphia ! ) 7ounders
@o, %&&+.
4."andsfield "". @olor atlas and synopsis of se8ually
transmitted diseases. Edisi ke#+. =ew Aork, B- Craw#
"ill. +((%.
5.@lini-al Effe-ti,eness Croup. +((% 9K =ational
Cuidelines on se8ually transmitted diseases and related
-onditions.
6.@enters for Diseases @ontrol and 6re,ention. %&&'
guideliness for treatment of se8ually transmitted
diseases. BB)$ +((2.
7.Daili 7*, Bakes )I, Jubier *, Dudanarso D. 6enyakit
menular seksual. Edisi ke#2. Dakarta, alai 6enerbit
*K9I. +((>.
69
IMPETI5O
A3A7A=
Impetigo adalah penyakit infeksi piogenik pada kulit yang superfisial
dan menular disebabkan oleh Staphylococcus dan1atau Streptococcus.
CEDA0A K0I=IK
A. Impetigo kontagiosa
%. 3ersering pada anak#anak
&:. 3empat predileksi! muka sekitar hidung dan mulut,
anggauta gerak (ke-uali telapak tangan dan kaki), dan badan.
3. Kelainan kulit! :esikula1bula berdinding tipis diatas kulit yang
eritem yang -epat meme-ah, sehingga ,esikula1bulanya sendiri
jarang sekali terlihat, yang terlihat adalah khas berupa krusta
tebal berwarna kuning ke-oklatan1 keemasan1seperti madu.
Krusta dilepas tampak erosi dibawahnya.
4. 3idak disertai gejala konstitusi (P demam, malaise, mual),
ke-uali bila kelainan kulitnya berat.
". Impetigo bulosa
1. 6ada semua umur
1. 3empat predileksi! muka dan bagian tubuh lainnya termasuk
telapak tangan dan telapak kaki, mukosa membrane dapat
terkena.
2. Kelainan kulit
3imbul bula yang bertambah besar, kurang -epat
pe-ah dapat tahan :'> hari. Isi bula mula#mula jernih,
kemudian keruh, sesudah pe-ah tampak krusta ke-oklatan
yang tepinya meluas dan tengahnya menyembuh, sehingga
tampak gambaran lesi sirsiner.
6EBE$IK7AA=
ila diperlukan dapat memeriksa isi bula dengan penge-atan
gram untuk men-ari Staphylococcus # Streptococcus.
DIAC=G7I7 A=DI=C
1. :arisela
2. Ektima
3. 7ifilis stadium II
4. 6emfigus
70
6E=A90I3
1. Clomerulonefritis
2. 7epsis
3. 6neumonia
4. Beningitis
6E=A3A0AK7A=AA=
1. 6engobatan topikal
krem antibiotik
Drainage! bula dan pustule dengan ditusuk jarum steril
untuk men-egah penyebaran lokal.
kompres larutan 7odium kloride (.&5.
2. 6engobatan sistemik
Diberikan pada kasus#kasus berat, lama pengobatan paling
sedikit 4#%( hari.
6enisilin dan semisintetiknya (6ilih salah satu)!
a. Kloksasilin (9ntuk
Staphylococciyang kebal 6enisilin) dosis!
+>(#>(( mg1dosis, F kali1hari a.-. anak#anak!
%(#+> mg1kg1dosis F kali1hari a.-.
b. Dikloksasilin (9ntuk Staphylococci
yang kebal 6enisilin) dosis! %+>#+>(
mg1dosis, 2#F kali1hari a.-. anak#anak! >#%>
mg1kg1dosis, 2#F kali 1hari a.-.
c.*enoksimetil penisilin (penisilin
:) dosis! +>(#>(( mg, F kali1hari a.-.
anak#anak! 4,>#%+,> mgg1dosis, F
kali1hari a.-.
d. Eritromisin
dosis! +>(#>(( mg1dosis, F kali1hari p.-.
anak#anak! %+,>#>( mg1kg1dosis, F
kali1hari p.-.
e. Klindamisin
dosis! %>(#2((mg1dosis,2#Fkali1hari
anak#anak lebih % bulan! '#+( mg1kg1hari, 2#F kali1hari
3. Kebersihan
mandi teratur dengan sabun mandi
pakaian, handuk, sprei sering ganti dan di-u-i air panas
dan dipakai sendiri.
71
72
*G0IK90I3I71*9$9=KE01KA$9=KE0
A3A7A=
=olikulitis adalah in!eksi akut dari satu !olikel rambut bil
>aringan sekitarnya >uga terkena disebut !urunkel bila yang
terin!eksi beberapa !olikel rambut disebut karbunkel
disebabkan oleh 7taphylo-o--us aureus.
CEDA0A K0I=I7
1. =olikulitis$=urunkel
,ula#mula nodula kecil yang mengalami keradangan
pada !olikel rambut kemudian men>adi pustula dan
mengalami nekrose dan menyembuh setelah pus keluar
dan meninggalkan sikatrik. +roses nekrosis dalam 1 hari
?@ minggu.
(yeri terutama pada yang akut besar dihidung lubang
telinga luar. -e>ala 8onstitusional yang sedang (panas
badan malaise mual). 2apat satu atau banyak dan
dapat kambuh#kambuhan. )empat predileksi0 muka
leher lengan pergelangan tangan dan >ari#>ari tangan
pantat dan daerah anogenital.
2. 8arbunkel
+ada permulaan in!eksi terasa sangat nyeri dan tampak
ben>olan merah permukaan halus bentuk seperti kubah
dan lunak. /eberapa hari ukuran membesar @#AB cm.
Supurasi ter>adi setelah C#D hari dan pus keluar dari
banyak lubang !istel.Setelah nekrosis tampak nodulayang
menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang
purulen.
6E=A90I3
1. Sepsis
2. ,eningitis
3. )hrombosis sinus kavernosum bila !urunkel di bibir atas dan
pipi.
6E=A3A0AK7A=AA=
A. +engobatan topikal
/ila lesi masih basah$kotor dikompres dengan Solusio
Sodium khloride BEF. ila lesi telah bersih, diberi salep
natrium fusidat atau *ramisitin 7ulfat kasa steril.
+. 6engobatan sistemik
Antibiotika umumnya diberikan 4#%( hari
a. 6enisilina dan semisintetiknya (6ilih salah satu)!
6enisilina @ 6rokain injeksi
dosis! (,/#%,+ juta I.9. i.m., %#+ kali1hari
anak#anak! +>.(((#>(.((( I.9.1kg1dosis, %#+ kali1hari.
Ampisilin
dosis! +>(#>(( mg1dosis, F kali1hari a.-.
anak#anak! 4,>#+> mg1kg1dosis, F
kali1hari a.-. Amoksilin, penulisan resep
harus diparaf staf medik dosis! +>(#>((
mg1dosis, 2 kali1hari a.-. anak#anak! 4,>#
+> mg1kg1dosis, 2 kali1hari a.-.
73
Kloksasilin (untuk 7taphylo-o--i yang
kebal penisilin) dosis! +>(#>((
mg1dosis, F kali1hari a.-. anak#anak! %(#
+> mg1kg1dosis, F kali1hari a.-.
Dikloksasilin (9ntuk 7taphylo-o--i yang
kebal penisilin) dosis! %+>#+>(
mg1dosis, 2#F kalilhari a.-. anak#anak! >#
%> mg1kgldosis, 2#F kali1hari a.-.
*enoksimetil penisilin (penisilin :)
dosis!+>(#>(( mg1dosis, F kali1hari a.-.
anak#anak! 4,>#%+,> mg1kg1dosis, F
kali1hari a.-.
b. Eritromisin
Dosis! +>(#>(( mgldosis, F kali1hari
p.-. anak#anak! %+,>#+>
mg1kg1dosis, F kali1hari p.-.
c. Klindamisin
Dosis! %>(#2(( mg1dosis,2#F kali1hari
anak#anak lebih % bulan! '#+( mg1kg1hari, 2#F kali1hari
d. 6engobatan penyakit dasarnya misalkan Diabetes Bellitus.
e. 3indakan
Insisi bila telah supurasi.
74
75
76
77
7E090I3I7
A3A7A=
Selulitis adalah in!lamasi >aringan subkutan dimana proses in!lamasi
yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri
7taphylo-o--us aureus dan atau 7trepto-o--us
CEDA0A K0I=I7
1. ,alaise demam menggigil
2. *esi kulit berupa eritema lokal yang nyeri dengan cepat
men>adi makin merah meluas namun batasnya tak >elas (di!us)
dan tepi tidak meninggi
8adang kala bagian tengahnya men>adi nodular dan diatasnya
terdapat vesikula yang pecah mengeluarkan pus (nanah) serta
>aringan nekrotik
DIAC=G7I7 A=DI=C
1. "risipelas
2. )rombosis vena dalam
3. 2ermatitis kontak
6E=A90I3
1. -angrene
2. Sepsis
3. 5bses
6E=A3A0AK7A=AA=
1. Sebaiknya tirah baring
2. /agian tubuh yang terkena diimobilisasi
3. 3bat pilihan adalah penisilin0
a. /en'yl penicillin GBB#A1BB mg iv tiap G >am minimal AB hari
b. +enisilin - kristal0 A1 >uta I9 im$iv G kali$1H>am AB hari
c. +enisilin - prokain0 BG#A1 >uta I9 im 1kali$1H>am AB hari
d. 5minopenisilin0
5moksisilin @ dd CBBmg # 5mpisilin H dd
1CB#CBBmg D#AB hari
5moksisilin dengan 8lavulanik asid 1Bmg$8g//$hari
ABhari
78
79
E$I7I6E0A7
A3A7A=
"risipelas adalah in!eksi bakteria akut pada dermis
dan >aringan subkutan bagian atas yang disebabkan
oleh 7trepto-o--us beta hemolyti-us group 5
(7trepto-o--us pyogenes), dan dapat 7trepto-o--us
group / . dan ..
CEDA0A K0I=I7
/iasanya didahului ge>ala prodromal malaise bisa
disertai reaksi konstitusional yang hebat berupa
panas tinggi sakit kepala menggigil muntah nyeri
sendi. *esi kulit berupa kemerahan atau eritema lokal
berbatas >elas dengan tepi meninggi teraba panas
terasa nyeri. 2i atasnya dapat ada vesikula atau bula
yang mengandung cairan seropurulen. *okasi
tersering di wa>ah dan tungkai bawah sedang pada
bayi sering di perut.
6EBE$IK7AA=
1. 9mumnya terdapat lekositosis0 I 1B.BBB$mm
@
2. 8ultur darah serta spesimen dari cairan vesikel atau erosi
atau ulkus
3. 3rganisme penyebab >uga bisa didapatkan pada !isura
daerah trauma yang letaknya dekat atau >auh dari anggota
badan yang terin!eksi
4. /ila lesi di wa>ah kuman harus dicari di hidung
tenggorokan kon>ungtiva serta sinus#sinus.
DIAC=G7A A=DI=C
1. 2ermatitis kontak
2. Selulitis
3. *epra tipe tuberkuloid akut pada wa>ah.
6E=A90I3
1. =asiitis
2. ,yositis
3. 5bses subkutan
4. Sepsis.
80
81
82

83
84

You might also like