You are on page 1of 10

Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia!

[tutup]
Six Sigma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan,
tolong hapus pesan ini.

Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality
Management ( TQM )
[1]
, sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.
[1]
Six sigma juga disebut sistem
komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan
mendukung kesuksesan bisnis.
[2]
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan
kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define,
Measure, Analyze, Improve, Control)dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya,
seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram.
[2]
Kesuksesan peningkatan kualitas dan
kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah.
[3]
Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.
[3]

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pengertian
o 1.1 Perspektif statistik
o 1.2 Perspektif metodologi
2 Sejarah
3 Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management (TQM)
4 Faktor penting dalam implementasi Six Sigma
o 4.1 Prosesnya
5 DMAIC
o 5.1 Fase menentukan masalah (Define)
5.1.1 Menentukan masalah
5.1.2 Suara Pelanggan ("Voice of Customer" - VOC)
5.1.3 CTQ (Critical to Quality)
5.1.4 SIPOC ("Supplier - Input - Process - Output - Customer")
o 5.2 Pengukuran (Measure)
5.2.1 Analisis Sistem Pengukuran
5.2.2 Analisis Kapabilitas Proses
o 5.3 Analisis (Analyze)
5.3.1 Diagram Pareto (Pareto Chart)
5.3.2 Diagram sebab-akibat ( Cause & Effect Chart )
5.3.3 Uji hipotesis rata-rata
o 5.4 Pengembangan (Improve)
5.4.1 Taguchi
o 5.5 Pengendalian ( Control )
6 Rujukan
Pengertian[sunting | sunting sumber]
Six sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan perspektif
metodologi.
[rujukan?]

Perspektif statistik[sunting | sunting sumber]
sigma dalam statistik dikenal sebagai simpangan baku (bahasa Inggris: standard deviation) yang
menyatakan nilai simpangan terhadap nilai tengah.
[rujukan?]
Suatu proses dikatakan baik apabila
berjalan pada suatu rentang yang disepakati.
[rujukan?]
Rentang tersebut memiliki batas, batas atas
atau USL (Upper Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit'') proses
yang terjadi di luar rentang disebut cacat.
[rujukan?]
Proses Six Sigma adalah proses yang hanya
menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion opportunity).
Yield
(probabilitas tanpa cacat)
DPMO
(defect permillion opportunity)
Sigma
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6
Perspektif metodologi[sunting | sunting sumber]
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan
proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
[rujukan?]
DMAIC merupakan
jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan proses
sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan.
[rujukan?]

Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan,
mengetahui CTQ (Critical to Quality).
[rujukan?]

Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
[rujukan?]

Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
[rujukan?]

Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab
cacat.
[rujukan?]

Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul.
[rujukan?]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Carl Frederick Gauss (1777-1885) adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep kurva
normal dalam bidang statistik.
[rujukan?]
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Walter
Shewhart pada tahun 1920 yang menjelaskan bahwa 3 sigma dari nilai rata-rata (mean)
mengindikasikan perlunya perbaikan dalam sebuah proses.
[rujukan?]

Pada akhir tahun 1970, Dr. Mikel Harry, seorang insinyur senior pada Motorola's Government
Electronics Group (GEG) memulai percobaan untuk melakukan problem solvingdengan
menggunakan analisa statistik.
[rujukan?]
Dengan menggunakan cara tsb, GEG mulai menunjukkan
peningkatan yang dramatis: produk didesain dan diproduksi lebih cepat dengan biaya yg lebih
murah.
[rujukan?]
Metode tersebut kemudian ia tuliskan dalam sebuah makalah berjudul "The Strategic
Vision for Accelerating Six Sigma Within Motorola" Dr. Mikel Harry kemudian dibantu oleh Richard
Schroeder, mantan exekutive Motorola, menyusun suatu konsep perubahan manajemen ( change
management ) yang didasarkan pada data.
[rujukan?]
Hasil dari kerja sama tersebut adalah sebuah alat
pengukuran kualitas yg sederhana yg kemudian menjadi filosofi kemajuan bisnis, yg dikenal dengan
nama Six Sigma.
[rujukan?]

Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management
(TQM)[sunting | sunting sumber]
Thomas Pyzdek, seorang konsultan implementasi Six Sigma dan penyusun buku "The Six Sigma
Handbook", pada bulan Februari 2001, menjelaskan adanya perbedaan penting antara Six Sigma
dan TQM yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen
yang digunakan dalam TQM).
[rujukan?]
Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang
pemimpin bisnis yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-
hari.
[rujukan?]
Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan
meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan
kualitas.
[rujukan?]

Kemudian konsep Total Quality Control, pada tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas produk bisa
ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah hulu, yaitu di
area engineering dan purchasing.
[rujukan?]
Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada
pelaksanaan Total Quality Control yaitu
[rujukan?]
:
1. Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
2. Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas
adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal
dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama.
3. Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana
meningkatkan kinerja produk.
Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal menjadi solusi permasalahan di atas
[rujukan?]
:
1. Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus
diperbaiki.
2. Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus pada
penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
3. Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah
salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya.
4. Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality
Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada proyek Six Sigma
sambil mengerjakan tugasnya.
Faktor penting dalam implementasi Six Sigma[sunting | sunting sumber]
1. Dukungan dari Top level.
[rujukan?]
Six sigma menawarkan pencapaian yang terukur yang tidak
akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan, yang dikerjakan oleh seorang super star
yg sangat tahu apa yg harus dilakukan di bidangnya (Black Belt, Project Champion,
Executive Champion).
[rujukan?]

2. Tim yang hebat.
[rujukan?]
Para Executive Champion, Deployment Champions, Project
Champions, Master Black Belts, Black Belts, dan Green Belts adalah orang-orang yg terlatih
dengan baik untuk mengerjakan proyek Six Sigma.
[rujukan?]

3. Training yg berbeda dgn yg pernah ada.
[rujukan?]
Anggota proyek Six Sigma adalah mereka yg
pernah ditraining secara khusus dengan biaya antara $15,000-$25,000 per Black Belt, yg
akan dibayar melalui saving yg didapat dari setiap proyek Six Sigma.
[rujukan?]

4. Alat ukur yg baru, dengan menggunakan DPMO (Defects Per Million Opportunities) yang
berhubungan erat dgn Critical to Quality (CTC) yg diukur berdasarkan persepsi customer, yg
bisa dibandingkan antar departemen atau divisi dalam satu perusahaan.
[rujukan?]

5. Tradisi perusahaan yg baru, yaitu mempromosikan usaha untuk melakukan peningkatan
kualitas secara terus menerus.
[rujukan?]

Prosesnya[sunting | sunting sumber]
Langkah pertama adalah pembuatan keputusan oleh manajemen senior untuk terlibat dalam upaya
tersebut.
[4]
Karena akan membutuhkan sumber daya yang penting untuk organisasi keputusan ini
harus dibuat oleh eksekutif kepala dan laporan langsung nya.
[4]
Kemudian diadakan seminar
eksekutif, biasanya satu sampai dua hari, untuk tim eksekutif untuk mempelajari pendekatan dasar
dan mendiskusikan peran pribadi mereka.
[4]
Salah satu peran penting adalah memilih "Champions",
manajer senior yang akan mengawasi kerja aktual dari enam tim sigma.
[4]
Perusahaan kemudian
menyediakan kursus khusus untuk juara, biasanya tiga sampai lima hari yang panjang.
[4]
Selama
kursus metode dasar Six Sigma yang diperkenalkan dan Champions mulai bekerja keras saat para
pemimpin tim (sering disebut sabuk hitam) akan terlibat.
[4]
Beberapa perusahaan menyebutnya
sebagai 'tim perbaikan proses' dan ' spesialis perbaikan proses ' tapi singkatan ini kurang
diperhatikan serta mulai ditinggalkan, kemudian muncul istilah dalam karate "sabuk hitam" dan
menjadi lebih populer
[4]

DMAIC[sunting | sunting sumber]
Metode yang digunakan General Electric dan beberapa organisasi lain untuk meningkatkan proses (
termasuk didalamny proses produksi ) diringkas dengan inisial DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control).
[5]

Fase menentukan masalah (Define)[sunting | sunting sumber]
Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, dan
membangun tim.
[rujukan?]
fase ini tidak banyak menggunakan statistik, alat-alat (tools) statistik yang
sering dipakai pada fase ini adalah diagram sebab-akibat (Cause and Effect Chart) dan Diagram
Pareto (Pareto Chart). Kedua alat (tool)statistik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi
masalah dan menentukan prioritas permasalahan.
[rujukan?]

Menentukan masalah[sunting | sunting sumber]
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah adalah
[rujukan?]

Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses mana yang salah dan apa
salahnya.
Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. bukti-bukti tersebut dapat
diperoleh baik melalui laporan internal maupun umpan balik pelanggan.
Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran.
Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Apabila
masalah terlalu besar maka dapat dipecah-pecah sehingga dapat lebih dikendalikan.
Suara Pelanggan ("Voice of Customer" - VOC)[sunting | sunting sumber]
Adalah ekspresi dari kebutuhan dan keinginan customer. Bisa specifik Saya butuh pengiriman
dalam 3 hari bisa juga ambiguous Pengiriman yang lebih cepat. VOC dapat dibandingkan
dengan data internal (Voice of the Process) untuk menilai proses performance atau process
capability kita saat ini.
Untuk mengevaluasi tingkat pentingnya sebuah spesifikasi, biasa digunakanan diagram kano.
Diagram ini membagi spesifikasi dari pelanggan menjadi tiga jenis, harus ada (must be),
Kemampuan (Performance) dan pemuas (delighter), dan membandingkan dengan tingkat
keberadaan suatu spesifikasi.
CTQ (Critical to Quality)[sunting | sunting sumber]
Setelah semua varibel yang dipandang penting oleh pelanggan didapatkan dan diberi nilai terukur
(varibel terukur tersebut disebut CTQ).
[rujukan?]
Dengan kata lain, CTQ adalah sebuah karakteristik
dari sebuah produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan ( internal ataupun
eksternal).
[rujukan?]

SIPOC ("Supplier - Input - Process - Output - Customer")[sunting | sunting sumber]
Diagram SIPOC adalah grafik yang membantu mengidentifikasi semua elemen yang relevan dari
sebuah proses. SIPOC membantu melihat hubungan antara proses beserta input dan outputnya.

Pengukuran (Measure)[sunting | sunting sumber]
Measure adalah fase mengukur tingkat kinerja saat ini, sebelum mengukur tingkat kinerja biasanya
terlebih dahulu melakukan analisis terhadap sistem pengukuran yang digunakan.
[rujukan?]

Analisis Sistem Pengukuran[sunting | sunting sumber]
Masalah yang muncul dalam pengukuran adalah variabilitas pengukuran yang dinyatakan dalam
varian( variance ).
[rujukan?]
Varian total suatu pengukuran berasal dari varian yang ditimbulkan oleh
produk (part to part) dan varian akibat kesalahan pengukuran (gage).
[rujukan?]

Sumber variability dalam hasil pengukuran adalah

Analisis Kapabilitas Proses[sunting | sunting sumber]
Kapabilitas suatu proses menggambarkan seberapa pas (uniform) proses tersebut.
[rujukan?]
Analisis
kapablitas proses dilakukan dengan memperbandingkan kinerja suatu proses dengan
spesifikasinya, suatu proses memiliki kapabilitas bila semua nilai variabel yang mungkin, berada
dalam batas spesifikasi.
[rujukan?]

Kapabilitas suatu proses bisa ditentukan dengan:
- Cp dan Cpk
- Pp dan Ppk
- Proses Sigma
Analisis (Analyze)[sunting | sunting sumber]
Fase analisis (analyze) merupakan fase mencari dan menentukan akar atau penyebab dari suatu
masalah.
[rujukan?]
Masalah-masalah yang timbul kadang-kadang sangat kompleks sehingga
membingungkan antara mana yang akan dan tidak kita selesaikan.
[rujukan?]

Diagram Pareto (Pareto Chart)[sunting | sunting sumber]
Diagram pareto digunakan untuk melakukan prioritas terhadapa masalah-masalah yang harus
ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20, 20% dari kecacatan akan menyebabkan 80%
masalah.
[rujukan?]

Diagram sebab-akibat ( Cause & Effect Chart )[sunting | sunting sumber]
Diagram sebab-akibat ( Cause & Effect Chart)digunakan untuk mengorganisasi hasil
informasi brainstorming dari sebab-sebab suatu masalah.
[rujukan?]
Diagram ini sering disebut juga
dengan diagram fishbone karena bentuknya yang mirip dengan tulang ikan, atau diagram
ishikawa untuk menghormati sang penemu.
[rujukan?]

Uji hipotesis rata-rata[sunting | sunting sumber]
Umumnya uji hipotesis rata-rata digunakan untuk menetapkan faktor kausatif (x) dengan cara
menginformasikan sumber-sumber variasi.
[rujukan?]
Disamping itu, digunakan juga untuk menunjukan
perbedaan yang signifikan antara data awal (baseline) dengan data yang diambil setelah perubahan
(improvement), dilakukan.
[rujukan?]

Pengembangan (Improve)[sunting | sunting sumber]
Pengembangan (Improve) adalah fase meningkatkan proses(x) dan menghilangkan sebab-sebab
cacat.
[rujukan?]
Pada fase pengukuran (measure) telah dinetapkan variabel faktor (x) dan untuk
masing-masing variabel respons(y).
[rujukan?]
Sedangkan pada fase pengembangan i(improve) banyak
melibatkan uji perancangan percobaan ( Design of Experiment ) atau disingkat DoE.
[rujukan?]
DoE
merupakan suatu pengujian dengan mengubah variabel faktor sehingga penyebab perubahan pada
variabel respon diketahui.
[rujukan?]

Taguchi[sunting | sunting sumber]
Desain Taguchi (Taguchi Design) merupakan perancangan parameter (robust), yaitu metode atau
teknik perancangan produk atau proses terfokus pada minimalisasi variasi dan sensitivitas tingkat
bising(noise).
[rujukan?]

Pengendalian ( Control )[sunting | sunting sumber]
Pengendalian (Control) adalah fase mengendalikan kinerja proses (x) dan menjamin cacat tidak
muncul kembali.
[rujukan?]
Alat (tool) yang umum digunakan adalah diagram kontrol(Control
chart).Fungsi umum diagram kontrol adalah, sebagai berikut :
[rujukan?]

Membantu mengurangi variabilitas.
Memonitor kinerja setiap saat.
Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan.
Rujukan[sunting | sunting sumber]
1. ^
a

b
(Inggris)Daniels. D. John, Lee H.Radebaugh dan Daniel P.Sullivan. International
Business:Environments and Operations.12th ed.Prentice Hall,2009.
2. ^
a

b
(Inggris) Heizer Jay dan Barry Render. Operations Management.9th ed.United States of
America: Prentice Hall.2008
3. ^
a

b
(Inggris)Evans R.James, and William M.Lindsay. The Management and Control of
Quality.7th edition.South-Western Cengage Learning.2008
4. ^
a

b

c

d

e

f

g
(Inggris)Wadsworth M.Harrison, Kenneth S.Stephens, dan A. Blanton Godfrey,
Modern Methods for Quality Control and Improvement.2nd ed.United States of America: John
Wiley & Sons,Inc.2002
5. ^ (Inggris)( Eckes George. The Six Sigma: How general Electric and Others Turbed Process Into
Profis, United States of America: John Wiley & Sons, inc. 2001.



Manajemen Operasi
Belajar Manajemen Operasi Online
Skip to content
About me
Pengantar
Desain operasi
Mengelola Operasi
Tools dan Teknik
FAQ
Download materi
Upcoming Events
Apa itu six sigma?
Mursyid Hasanbasri / November 10, 2010
Walaupun bukan pendekatan yang baru, Six Sigma Quality termasuk pendekatan yang muncul belakangan setelah
TQM atau ISO. Kelahirannya mungkin sedikit lebih awal daripada MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality
Award). Six Sigma diperkenalkan oleh Motorola di awal 1980-an. Tak disangka, keberhasilan Motorola menerapkan
Six Sigma menjadikannya perusahaan yang menerima MBNQA pada tahun 1988. Secara konseptual, Six sigma
menawarkan pemikiran baru dalam melihat kualitas. Namun secara teknis, metoda yang digunakan dalam Six Sigma
boleh dikatakan tidak ada yang baru, kecuali semua yang sudah digunakan perusahaan dalam meningkatkan
kualitas.
Tujuan Six Sigma
Yang menjadi tujuan atau visi dari Six Sigma adalah mengarahkan industri untuk menghasilkan barang dan jasa
pada level six (6) sigma. Jika pendekatan sebelumnya mengatakan standar kualitas cukup pada standar 3 sigma,
maka Six Sigma mencanangkan standar yang 2 kali lebih ketat. Yang harus dicatat di sini, makna six sigma tidak
berarti spesifikasi barang dan jasa menjadi six sigma (baca: +/- 6 standar deviasi), tetapi dengan spesifikasi yang
sama sebaran proses harus +/- 6 sigma.
sumber: Operations anda Supply
management, edisi 12
Strategi Pencapaian
Strategi yang digunakan dalam Six Sigma adalah menerapkan upaya memerangi cacat barang dan jasa untuk
memperbaiki level sigma. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengandalkan analisis terhadap data yang intensif.
Pada dasarnya semua sistem manajemen kualitas mengandalkan data, tetapi six sigma memberikan penekanan lebih
karena ukuran keberhasilannya dinyatakan dalam level sigma. Level sigma ini tidak akan diperoleh tanpa
pengolahan data.
Secara spesifik, angka yang dituju oleh standar Six Sigma adalah 3,4 dpmo (defect per million opportunity).
Mengapa di sini digunakan istilah opportunity? bukan unit saja? Six Sigma menganggap bahwa yang termasuk cacat
itu adalah semua tipe cacat dalam tiap produk. Jadi kalau 1 produk memiliki kemungkinan cacat pada 4 aspek, maka
100 produk memiliki maksimum kemungkinan cacat sebanyak 400. Dengan demikian, tantangan dalam mencapai
standar 6 sigma ini sangat tinggi.
Apakah angka 3,4 ini bisa dicapai? menurut pengalaman Motorola, diikuti oleh General Electric, Allied Signal dsb,
jelas angka 3,4 bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai (bagaimana angka 3,4 diperoleh, silakan lihat di sini).
Beberapa literatur mengatakan pemborosan di perusahaan pada umumnya sebesar 20% hingga 40% dari nilai
penjualan. Porsi ini menurut Six Sigma merupakan tingkat pemborosan yang tinggi sehingga peluang untuk
melakukan perbaikan sangat terbuka. Pemborosan sebesar itu setara dengan level sigma 2 dan 3. Tinggal sekarang
mau atau tidak perusahaan mencapai target yang lebih baik yaitu level sigma 6.

You might also like