You are on page 1of 6

Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
MODUL 5
RANGKAIAN RESONANSI
1.1 TUJUAN
Mempelajari sifat rangkaian kombinasi RLC, Mempelajari resonansi seri,
resonansi paralel, dan resonansi seri paralel.
1.2 DASAR TEORI
1.2.1 Rangkaian RLC
Dalam suatu rangkaian RLC seri, impedansi total rangkaian dapat dituliskan
sebagai berikut:
Ztot = R + j ( XL XC ) [1]
Dari hubungan ini terlihat bahwa reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif
selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka
dampaknya akan saling meniadakan. Dikatakanlah bahwa rangkaian dalam
keadaan resonansi, dan peristiwa resonansi ini disebut resonansi seri. Demikian
pula halnya pada rangkaian RLC parallel, admitansi total rangkaian dapat
dituliskan sebagai:
Ytot = G + j ( BC BL ) .. [2]
Dimana G adalah konduktansi, B adalah suseptansi. Dari hubungan ini juga
terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan suseptansi induktif akan selalu saling
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling
meniadakan. Resonansi yang terjadi termasuk resonansi parallel.
1.2.2 Resonansi Seri
Dari hubungan Ztot = R + j ( XL XC ) terlihat bahwa pada saat terjadi
resonansi, XL = XC; Ztot = R merupakan Z minimum dan arus yang mengalir
menjadi maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian menjadi hanya bersifat resistif.
Fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
Gambar 1.2.1 Rangkaian RLC seri
Dengan menggantikan reaktansi XL = L dan XC = 1/C diperoleh:
L =
C
1
; = 0 =
LC
1
atau
f0 =
LC 2
1
. [3]
Jadi pada frekuensi f0 , rangkaian menjadi bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum di R. Frekuensi f0 disebut frekuensi
resonansi. Dilihat dari impedansi rangkaian Ztot, maka pada f < f0 rangkaian akan
bersifat kapasitif sedang pada f > f0 rangkaian bersifat induktif.
Pada waktu terjadi resonansi seri, mungkin terjadi tegangan di L atau C
menjadi begitu besar sehingga melebihi besar tegangan sumbernya. Pembesaran
tegangan di L ataupun di C pada saat resonansi didefinisikan sebagai factor
kualitas Q. jadi Q = QS (seri).
R
L
R I
L I
0
0
0 0

atau Q =
R I
C
I
0
0
0
1

=
CR
0
1

.. [4]
1.2.3 Resonansi Paralel
Dengan analisis mirip dengan di atas, hubungan Ytot = G + j (BC BL)
menunjukkan pada waktu terjadi resonansi BC = BL dan Ytot = G. Admitansi Y
minimum, sehingga arus total pun akan minimum. Rangkaian dalam hal ini
bersifat sama, yaitu resistif. Dari BC = C dan BL = 1/L diperoleh:
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
Gambar 1.2.2 Rangkaian RLC parallel
= 0 =
LC
1
atau f0 =
LC 2
1
.. [5]
Seperti halnya dengan resonansi seri pada saat resonansi , pembesaran arus
terjadi juga pada L dan C. Faktor kualitasnya, Q = QP (parallel) didefinisikan
sebagai:
Q = QP =
G V
C V
0
0 0

=
G
C
0

= CR
0
.. [6]
atau
Q = QP =
G V
L
V
0
0
0

= -
LG
0
1

=
L
R
0

.. [7]
1.3 PERALATAN
Generator Sinyal
Osiloskop
Multimeter
Project Board
Kabel Penghubung
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1.4.1 RESONANSI SERI
1. Buatlah rangkaian sebagai berikut:
Gambar 1.4.1 Resonansi seri
2. Pasangkan keluaran generator sinyal ke terminal 1-4.
3. Hubungkan pula terminal 1-4 tersebut ke masukan kanal A osiloskop.
4. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt puncak-ke
puncak (Vpp).
5. Hubungkan terminal 3-4 pada input kanal B osiloskop.
6. Ubahlah frekuensi generator sinyal antara 1 sampai 10 kHz (tegangan
generator sinyal harus tetap), dan amatilah bentuk gelombang pada layer
osiloskop.
7. Ukur tegangan Vc pada terminal 1-2, tegangan VL pada terminal 2-3,
tegangan VR pada terminal 3-4 untuk setiap frekuensi kemudian dicatat
hasilnya.
8. Frekuensi yang menghasilkan VR maksimum adalah frekuensi resonansi
seri. Catatlah frekuensi ini.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
9. Catat hasil pengukuran pada tabel berikut:
Tabel 1.4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Resonansi Seri
NO
Komponen
yang
diukur
Gambar
Gelombang
Vp-p
(V)
Amplitudo
(V)
Waktu
(S)
Frekuensi
(Hz)
1 Kapasitor
2 Induktor
3 Resistor
10. Hitung pula faktor kualitas rangkaian ini.
11. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi resonansi.
1.4.2 RESONANSI PARALEL
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.
Gambar 4. Resonansi paralel
2. Pasanglah keluaran generator sinyal ke terminal 1-4.
3. Hubungkan pula terminal 1-4 ke masukan kanal A osiloskop.
4. Tegangan keluaran generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 Vp-p dan
jaga agar tetap konstan.
5. Hubungkan terminal 2-3 pada input kanal B osiloskop.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Elektronika
Jurusan Elektro Unsyiah 2013
6. Ubahlah frekuensi generator sinyal dari 0.5 kHz sampai dengan 20 kHz.
(tegangan generator sinyal harus tetap). Untuk setiap frekuensi amatilah
tegangan V2-3.
7. Frekuensi yang menghasilkan V2-3 minimum adalah frekuensi resonansi
parallel (mengapa?). Catat frekuensi pada table.
8. Ukur V1-2 dalam keadaan resonansi, dan catatlah pada tabel.
9. Ukurlah pula tegangan tersebut dengan multimeter.
Tabel 1.4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Resonansi Paralel
NO
Komponen
yang
diukur
Gambar
Gelombang
Vp-p
(V)
Amplitudo
(V)
Waktu
(S)
Frekuensi
(Hz)
1 Kapasitor
2 Induktor
3 Resistor
10. Dengan harga-harga komponen tersebut , Hitunglah frekuensi
resonansinya.
1.5 LEMBAR KERJA
1.5.1 TUGAS
1. Apa kegunaan / aplikasi dari rangkaian resonansi? Cari contoh minimal 2
aplikasi yang berbeda.
2. Apa pengaruh factor kualitas pada rangkaian resonansi?

You might also like