You are on page 1of 15

PEMERIKSAAN PUPIL DAN INTERPRETASINYA

ANATOMI DAN FISIOLOGI PUPIL


Ukuran pupil normal berbeda-beda pada berbagai umur dan pada satu orang ke lain orang.
Diameter pupil normal kira-kir a 3 4 mm, dan pada anak-anak cenderung makin besar dan
dengan bertambahnya umur, pupil makin menciut. Banyak orang normal yang ukuran pupilnya
kanan dan kiri berbeda sedikit (anisokori fisiologis. !adang-kadang terdapat perbedaan ukuran
pupil kana n dan kiri yang nyata, "alaupun pada mata normal. #ungsi pupil adalah untuk
mengontrol $umlah cahaya yang masuk ke dalam mata untuk mendapatkan fungsi %isual terbaik
pada berbagai dera$at intensitas cahaya.
&. '(U)*&'&+*,- .&/U) 0U0-/
0emeriksaan mengenai reaksi pupil adal ah penting untuk menentukan lokasi kerusakan yang
mengenai $alur lintas optik. 0engetahuan mengenai neuroanatomi $alannya reaksi pupil terhadap
cahaya dan miosis yang berkaitan dengan akomodasi adalah sangat penting.
1. Refleks cahaya 1 .alur yang dilalui refleks cahaya seluruhnya adalah subkortikal. 2erabut-
serabut pupil aferen yang didalamnya termasuk saraf optik dan $alur lintas optik hanya sampai di
tempat meninggalkan traktus optik te pat sebelum sinapsis serabut-serabut %isual didalam badan
genikulatum lateral. !emudian ber$alan ke daerah pretektal di mesenfalon dan bersinaps.
-mpuls-impuls kemudian disampaikan oleh serabut-serabut yang menyilang melalui komisura
posterior ke nukleus (dinger-3estphal di sisi satunya. 2ebagian serabut-serabut ber$alan
langsung di sebelah %entral nukleus (dinger-3estphal ipsilateral. .alur lintas eferen melalui saraf
--- ke ganglion siliar di dalam kerucut otot ekstra okular retrobulbar serabut-serabut
pascaganglion ber$alan melalui saraf siliar bre%is untuk mempersarafi otot sfingter iris.
2. Refleks Meliha !eka 1 0ada "aktu mata melihat ke obyek dekat, akan ter$adi tiga reaksi 1
akomodasi, kon%ergensi dan pe nciutan pupil, dan memberikan bayangan terfokus ta$am pada
titik-titik di retina yang bersangkutan. &da petun$uk yang menyakinkan bah"a $alur lintas
terakhir yang biasa ber$alan melalui saraf okulomotor dengan sinapsis pada ganglion siliar. .alur
lintas aferen ini belum $elas ker$anya tapi kenyataannya ia masuk ke dalam mesensef alon di
sebelah %entral nukleus (dinger-3esthpal dan mengirimkan serabut-serabutnya ke kedua sisi
korteks.
Ukuran pupil dikontrol oleh iris, yang terdiri dari 4 kelompok otot polos yaitu
a. *tot konstriktor pupil 1 berfungsi untuk konstriksi dan di persarafi oleh sistem saraf
parasimpatis ('. ---.
b. *tot dilator pupil 1 berfungsi untuk dilatasi dan dipersarafi oleh sistem saraf simpatis.
0upil mempunyai 3 fungsi utama , yaitu 1
5 ,engatur $umlah sinar yang masuk ke retina.
5 ,engurangi $umlah aberasi sferik serta kromatis yang ditimbulkan oleh gangguan atau
kelainan sistem optik pada kornea dan lensa.
5 ,enambah keta$aman fokus sinar pada retina.
B. .&)&2 !*'2+)-!2- 0U0-/ D&' )(#/(6 7&8&9& (0&)&2-,0&+-2
2timulus berupa cahaya ak an diteruskan oleh serabut aferen (n. -- ke nukleus pretektetal.
2etelah bersinap di nukleus ini maka impuls akan diteruskan ke 1
5 'ukleus (dinger 3estphal sisi yang sama
5 'ukleus pretektal kontralateral, dari nukleus ini impuls akan di teruskan ke nukleus (dinger
3estphal kontralateral dari sumber cahaya.
Dari masing-masing nukleus (dinger 3estphal ini, impuls akan diteruskan keganglion siliaris.
Dari ganglion ini, impuls ak an diteruskan ke otot konstriktor melalui serabut eferen
parasimpatis.

:ambar ; 1 )eflek cahaya dan akomodasi
7. .&)&2 D-/&+&2- 0U0-/ (2-,0&+-2
5 2araf simpatis untuk otot-otot dilator pupil berasal dari hi potalamus bagian posterolateral
yang ber$alan ke arah inferior melalui segmen otak dan pons tanpa menyilang dan berakhir pada
kornu intermedio lateral medula spinal setinggi 7 < hingga + 4. Bagian ini disebut sistem ke -
dari neuron preganglionik.
5 2istem ke -- dari serabut simpatis pre-ganglionik adalah serabut simpatis yang keluar dari
medula spinal bersama-sama dengan radiks + ; dan masuk ke rantai simpatis para %ertebra yang
sangat sangat berdekatan dengan serabut simpatis yang menu$u pleura dan apeks paru. 2erabut
simpatis ini berba lik keatas bersama-sama dengan ansa sub kla%ia di sekeliling arteria sub kla%ia
terus ke atas melalui ganglion ser%ikalis inferior dan medius selan$utnya berakhir di ganglion
ser%ikalis superior yang terletak di dasar tengkorak.
5 2istem ke --- dari serabut simpatis adal ah serabut post-ganglionik okulosimpatik yang ber$alan
masuk ke dalam tengkorak bersam a-sama dengan arteri karotis interna, sedangkan serabut-
erabut simpatis untuk ke len$ar keringat mengi kuti arteri karotis eksterna dan cabang-cabangnya.
5 2erabut okulo simpatis post-ganglion memberikan serabut sarafnya ke otot-otot dilator pupil,
otot ,uller pada kelopak atas dan ba"a h, kelen$ar lakrimal serta serabut trofik untuk pigmen
u%ea.
PEMERIKSAAN KLINIS
&. &'&,'(2-2
Biasanya pasien mengeluh silau $ika melihat cahaya, "alaupun cahaya tersebut tidak terlalu
terang.
B. 0(,()-!2&&'
0rinsip pemeriksaan pupil 1
5 )uangan remang-remang
5 +idak boleh ter$adi reaksi akomodasi
5 7ahaya batere harus cukup kuat

0ada pemeriksaan pupil yang dinilai adalah 1
5 Ukuran
5 Bentuk
5 -sokori
5 )eaksi terhadap cahaya langsung dan tidak langsung
5 )eaksi akomodasi dan kon%ergensi

7ara pemeriksaan 1
5 +entukan ukuran pupil kiri dan kanan. Dinyatakan dalam milimeter, normal 1 4- = mm.
5 /ihat bentuk pupil kirri dan kanan. Bandingkan bentuk kiri dan kanan, apakah
isokor atau anisokor.
5 Dinilai reaksi pupil terhadap cahaya, dengan cara salah satu mata diberi sinar, kemudian dilihat
reaksi pupil pada mata yang disinar dan mata sisi kontralateral. 0emeriksaan ini menilai refle>
cahaya langsung dan tidak langsung.
-nterpretasi 1
'ormal 1 $ika ter$adi konstriksi pada mata yang diberi sinar dan mata kontralateral.
)efle> cahaya menurun $ika respon konstriksi menurun.
)efle> cahaya (- 1 $ika tidak ada respon sama sekali.
5 )efle> akomodasi dan kon%ergensi 1
- 0asien diminta melihat $auh, setelah itu diminta mengikuti $ari pemeriksa yang digerakkan
kearah hidung penderita.
-nterpretasi 1
'ormal 1 ter$adi kontraksi m. )ektus medial dengan respon konstriksi pupil.
5 )efle> siliospinal 1 dibe rikan rangsangan berupa c ubitan pada leher pasien dan dilihat reaksi
pupil yang ter$adi.
'ormal 1 pupil akan dilatasi.
KELAINAN"KELAINAN PUPIL YANG SERING DI#UMPAI
5 +anda pupil ,arcus :unn 1 diseba bkan lesi pada n. -- parsial.
7ara pemeriksaan 1
,ata pasien secara bergantian diberi sinar, pada sisi ma ta yang sakit pupil tidak mengecil tapi
men$adi besar. !elainan ini menun$ukkan adanya lesi n. -- pada sisi tersebut.
5 !egagalan satu atau kedua pupil untuk konstriksi pada penyinaran yang cukup kuat,
disebabkan oleh karena lesi pada n.---. 8al ini dapat ter$adi pada penderita koma, setelah cedera
kranio-serebral, peningkatan tekanan intrakranial. Dilatasi pupil pada satu sisi merupakan salah
satu tanda-tanda herniasi transtentorial.
5 0upil &rgyl )obertson
0upil tidak bereaksi terhadap stimulus cahaya tapi reaksi akomodasi baik (light near
dissociation . 2ebagian besar kasus &r gyl )obertson bersifat bilateral dan bentuk pupil biasanya
irregular. :ambaran karakteristik sindroma &rgyl )obertson adalah 1
- #ungsi %isual utuh
- )efleks cahaya menurun
- ,iosis
- Bentuk pupil irregular
- Bilateral, asimetrik
- &trofi iris
0enyebab paling sering adalah infeksi sifilis tapi dapat $uga disebabkan oleh berbagai lesi pada
midbrain seperti 1 neoplasma, %askuler, inflamasi atau demielinisasi.
5 0upil &die?s @ 2indroma 0upil +onik
2ering ter$adi pada "anita usia m uda, unilateral pada <A B kasus dan bersifat akut. 0ada mata
ya ng terkena akatan ter$adi 1
- dilatasi pupil
- tidak ada refleks cahaya langsung dan tidak langsung
- pada akomodasi, pupil akan konstriksi perlahan-lahan
- ketika akomodasi dihilangkan akan ter$adi dilatasi pupil secara
perlahan-lahan
- pada pemberian pilokarpin A,= ; B akan ter$adi konstriksi
- 0enyebab belum diketahui dengan pasti, diduga kelainan ter$adi pada midbrain atau ganglion
siliaris .ika kelainan pada pupil ini disert ai dengan berkurangnya atau hilangnya refleks
fisiologis pada tungkai disebut sindroma 8olmes &die.
5 2indroma 8orner
:e$ala klinis 1
- miosis
- ptosis
- gangguan sekresi keringat
- enoftalmus
0enyebabnya adalah 1 lesi pada sistem simpatis.
AKOMODASI
&komodasi adalah mekanisme dimana mata dapat merubah kekuatan refraksinya dengan cara
merubah bentuk dari lensa sehi ngga obyek pada $arak yang dikehendaki dapat difokuskan di
retina. Dengan mata normal atau emmetropia, seseorang dapat melihat ob$ek dari $arak yang
berbeda dengan $elas. !ekuatan refraksi dari kornea dan lensa di fokus pada obyek C meter atau
4A kaki dan tepat $atuh di retina. &komodasi ter$adi $ika otot siliaris be rkontraksi dan Donula
fibers relaksasi sebagai respon adanya rangsangan serabut sa raf parasimpatis. +egangan ke arah
depandari kapsul lensa berkurang dan lensa men$ adi lebih bulat. /ensa bergerak men$auhi sklera
pada saat akomodasi dan bergerak kearah sklera pa da saat relaksasi.
$ISUAL PAT%&AY
7ahaya akan mencapai retina, setelah mengalami penetrasi pada lapisan saraf, sehingga sampai
pada rods dan cones. &bsorbsi cahaya secukupnya disebabkan oleh perubahan kimia pada
pigmen penglihatan rods dan cones, ya ng berperan untuk membangkitkan potensi lokal dan
eksitasi serabut saraf. -mpuls saraf ber$alan berla"anan arah, dari rods dan cones ke sel
bipolar. 2el bipolar bersinaps dengan sel ganglion yang ak sonnya meninggalkan mata sebagai
syaraf optik. 2araf optik mele"ati dasar otak, dima na masuk dalam khiasma optikum. Disini
serabut saraf retia bagian tengah menyilang kebagian sebelah dan bergabung dengan serabut
saraf dari bagian luar, yang tida menyilang. ,asing-masing saraf optik meninggalkan khiasma
optikum yang berisi serabut saraf bagian tengah (medial dari satu mata dan serabut saraf bagian
luar (lateral dari mata yang satu lagi membentuk traktus optikus. +raktus ptikus kemudian
diteruskan ke lateral genikulatum pada thalamus, dimana serabut ini bersinaps dengan saraf yang
merupakan akhir dari traktus yaitu optik radiasi, yang kemudian menyebar keluar dan berakhir
pada korteks %isual pada lobus occipitalis.
2ensasi penglihatan diterima pada korteks %isual atau sensori primer. -nformasi ini disalurkan
ke area assosiasi %isual yang digunakan dalam interp retasi dan pengenalan obyek. 2erabut saraf
dari %isual path"ay $uga melalui kolikulus superior pada midbrain, dimana akan bersinaps
dengan serabut yang berperan pada saraf cranial ---, -E dan E-, yang mempersarafi otot-otot bo
la mata dan spinal cord. 2el dari kolikulus superi or sangat sensitif untuk stimuli pergerakan.
8al ini penting untuk koordinasi pergerakan terutama kepala, mata dan tangan yang diperlukan
untuk merespon rangsangan %isual. 0embentukan bayangan ta$am pada retina manusia
tergantung pada empat proses yaitu 1 .alannya cahaya refraksi, akomodasi lensa, konstriksi pupil
dan kon%ergensi kedua mata. 2emua sinar dari beberapa obyek dif okuskan pada sistem optikal
mata sehingga $atuh tepat pada retina. Baya ngan yang dibentuk adalah terbalik dan diubah
kembali ke posisi sebaliknya. 3alaupun bayangan proyeksi pada %isual korteks terb alik, tetapi
otak menerimanya dalam keadaan normal.
'ELA% PUPIL DALAM SISTEM OPTIK
Dalam sistem optik celah pupil mempunyai 4 fungsi. #ungsi yang paling diketahui adalah
mengatur $umlah cahaya, teta pi tidak begitu penting. #ungsi yang tidak begitu diketahui dan
sangat pent ing adalah mengatur aberasi. 2istem optik mengumpulkan fraksi cahaya yang kecil
dari sebuah obyek. 7elah pupil membatasi $umlah cahaya yang diba"anya dan $uga mengatur
ke$elasan gambar. Ukuran dari celah pupil tidak berubah atau pada suatu perubahan dari
ukuran gambar. 0ada percobaan menutupi setengah dari lensa dengan sebuah kertas (membuat
pupil men$adi setengah lingkaran. +idak ada bagian dari gambar yang terhalangi. 2eluruh
gambar terlihat ada. +etapi kese luruhan gambar men$adi berkurang cahayanya. 0erubahan
ukuran celah pupil mengatur keseluruhan ke$elasan gambar (disebut $uga irradiance.
0ada percobaan diatas, menutupi sete ngah lensa berarti me ngurangi =AB cahaya pada gambar.
!e$elasan gambar merupakan persepsi yang bergantung pada $umlah cahaya pada retina, dan
pada sistem saraf yang bertanggung $a"ab pada cahaya di retina. .umlah dari kekuatan cahaya
per unit area dari sebuah gambar disebut irradiance. -rradiance berhubungan langsung dengan
area celah pupil. 9ang berarti berkurangnya =AB pada area celah pupil menghasilkan ber
kurangnya =AB irradiance. .adi -rradiance berhubungan dengan area celah pupil bukan pada
diameter pupil. 0ada klinis, ukuran pupil sepesifik dengan ukuran diameter. .ika ukuran diameter
pupil berubah dari 4 mm ke 3 mm (=AB berubah dalam diameter, ar ea celah pupil meningkat
men$adi ;4=B, lebih dua kali pada irradiance di retina.
PEMERIKSAAN (UTA &ARNA
DEFINISI
Buta "arna adalah penglihatan "arna - "arna yang tidak sempurna. Buta "arna $uga dapat
diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel- sel kerucut
(cone cell pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum "arna tertentu sehingga ob$ek
yang terlihat bukan "arna yang sesungguhnya.

ANATOMI
)etina adalah selembar tipis $aringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi
bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata, mengandung reseptor yang menerima
rangsangan cahaya. retina merupakan bagian ma ta yang peka terhadap cahaya, mengandung sel
- sel kerucut yang berfungsi untuk penglihatan "arna dan sel- sel batang yang terutama berfungsi
untuk penglihatan dalam gelap. )etina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars
ner%osa di sebelah dalam. 0ermukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
berpigmen retina sehingga $uga bertumpuk dengan membrana B ruch , khoroid, dan sclera , dan
permukaan dalam berhubungan dengan corpus %itreum.
/apisan- lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai
berikut1
;. ,embrana limitans interna
4. /apisan serat saraf, yang mengandung akson- akson sel ganglion yang ber$alan menu$u ke
ner%us optikus
3. /apisan sel ganglion
4. /apisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion
dengan sel amakrin dan sel bipolar
=. /apisan inti dalam badan se l bipolar , amakr in da n sel horiDontal
C. /apisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan - sam bungan sel bipolar dan sel
horiD ontal dengan fotoreseptor
F. /apisan inti luar sel fotoreseptor
<. ,ambrana limitans eksterna
G. /apisan fotoreseptor segmen dalam dan luar sel kerucut
;A. (pithelium pigmen retina. /apisan dalam membrane Bruch sebenarnya
adalah membrane basalis epithelium pigmen retina (Eaughan, 4AAA.
)etina mempunyai tebal A,; mm pada ora serrata dan A,43 mm pada kutub posterior
.+iga per empat posterior retina merupakan organ reseptor. 0inggir anteriornya embentuk cincin
berombak, disebut ora serrata , yang merupakan u$ung akhir pars ner%osa. Bagian anterior ret
ina bersifat tidak peka dan hanya terdiri atas sel -s el berpigmen dengan lapisan silindris di
ba"ahnya. Bagian anterior retina ini menutupi prosessus siliaris dan belakang iris 0ada
pertengahan bagian posterior retina terdapat daerah lon$ong kekuningan, disebut macula lutea,
yang merupakan area retina dengan daya lihat paling $elas . 2ecara klinis, maku la adalah
daerah yang dibatasi oleh arkade- arkade pembuluh darah retina temporal. Di tengah makula,
sekitar 3,= mm di sebelah late ral diskus optikus, terdapat lekukan, disebut fo%ea centralis.
2ecara histologis, fo%ea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan-
lapisan parenkim karena akson- akson sel fotoreseptor (lapisan serat 8enle ber$alan oblik dan
pengeseran secara sentrifu gal lapisan retina yang lebih dekat ke permukaan dalam retina.
#o%eola adalah bagian paling tengah pada fo%ea, di sini fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan
bagian retina paling tipis .
)etina menerima darah dari dua sumber1 khoriokapilaria yang berada tepat di luar
membrana Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiformis luar dan
lapisan inti luar, foto reseptor, dan lapisan epitel pigmen retinaH serta cabang - cabang dari arteri
sentrali s retina, yang mendarahi dua per tiga sebelah dalam
FISIOLOGI
0englihatan bergantung pada stimulasi fotoreseptor retina oleh cahaya. Benda- benda
tertentu di lingku ngan, misalnya matahari, api, dan bola lampu, memancarkan cahaya. 0igmen-
pigmen di berbagai benda secara selektif menyerap pan$ang gelombang tertentu cahaya yang
datang dari sumber - sumber cahaya, dan pan$ang gelombang yang tidak diserap dipantulkan dari
permukaan benda. Berkas- berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang m emungkinkan kita
melihat benda tersebut. 2uatu benda yang tampak biru menyerap pan$ang gelombang cahaya
merah dan hi$au yang lebih pan$ang dan memantulkan pan$ang gelombang biru yang lebih
pendek, yang dapat diserap oleh fotopigmen di sel- sel kerucut biru mata, sehingga ter$adi
pengaktifan sel- sel tersebut . 0englihatan "arna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai
pigmen terutama cis aldehida &4. 0englihatan "arna merupakan kemampuan membedakan
gelombang sinar yang berbeda. 3arna ini te rlihat akibat gelombang elektromagnetnya
mempunyai pan$ang gelombang yang terletak antara 44A- FAA. 3arna primer yaitu "arna dasar
yang dapat memberikan $enis "arna yang terlihat dengan campuran ukuran tertentu. 0ada sel
kerucut terdapat 3 macam pigmen yang dapat membedakan "arna dasar merah,
hi$au dan biru.
;. 2el kerucut yang menyerap long-"a%elength light (red
4. 2el kerucut yang menyerap middle- "a%elength light (green
3. 2el kerucut yang menyerap short- "a%elength light (blue
!etiga macam pigmen tersebut membuat kita dapat membedakan "arna mulai dari ungu
sampai merah. Untuk dapat melihat normal, ketiga pigmen sel kerucut harus beker$a dengan
Baik. .ika salah satu pigmen mengalami kelainan atau tidak ada, maka ter$adi buta "arna. 3arna
komplemen ialah "arna yang bila dicampur dengan "arna primer akan ber"arna putih. 0utih
adalah campuran semua pan$ang gelombang cahaya, sedangkan hitam tidak ada. :elombang
elektromagnit yang diterima pigmen akan diteruskan rangsangannya pada korteks pusat
penglihatan "arna di otak. Bila pan$ang gelombang terletak di antara kedua pigmen maka akan
ter$adi penggabungan "arna . 2eseorang yang mampu membedakan ketiga macam "arna,
disebut sebagai trikromat . Dikromat adalah orang yang dapat membedakan 4 komponen
"arna dan mengalami kerusakan pada ; $enis pigmen kerucut. !erusakan pada 4 pigmen sel
kerucut akan menyebabkan orang hanya mampu melihat satu komponen yang disebut
,onokromat. 0ada keadaan tertentu dapat ter$adi seluruh komponen pigmen "arna kerucut tidak
normal sehingga pasien tidak dapat mengenal "arna sama sekali yang disebut sebaga i
akromatopsia .
ETIOLOGI
Buta "arna karena herediter dibagi men$adi tiga1 monokromasi (buta "arna total,
dikromasi (hanya dua sel kerucut yang berfungsi, dan anomalus trikromasi (tiga sel kerucut
berfungsi, salah satunya kurang baik. Dari semua $enis buta "arna, kasus yang paling umum
adalah anomalus trikromasi, khususnya deutranomali, yang mencapai angka =B dari pria.
2ebenarnya, penyebab buta "arna tidak hanya karena ada kelainan pada kromosom 6, namun
dapat mempunyai kaitan dengan ;G kromosom dan gen- gen lain yang berbeda. Beberapa
penyakit yang diturunkan seperti distrofi sel kerucut dan akromatopsia $uga dapat menyebabkan
seseorang men$adi buta "arna .
:en buta "arna terkait dengan dengan kromosom 6 ( 6- linked genes. .adi
!emungkinan seorang pria yang memiliki genotif 69 untuk terkena buta "arna secara turunan
lebih besar dibandingkan "anita yang bergenotif 66 untuk terkena buta "arna. .ika hanya
terkait pada salah satu kromosom 6 nya sa$a, "anita disebut carrier at au pemba"a, yang bisa
menurunkan gen buta "arna pada anak - anaknya. ,enurut salah satu riset =- <B pria dan A,=B
"anita dilahirkan buta "arna. Dan GGB penderita buta "arna termasuk dikromasi , protanopia,
dan deuteranopia . Dua gen yang berhubungan dengan munculnya buta "arna adalah *0';/3
( *psin ; /ong 3a%e , yang menyandi pigmen merah dan *0';,3 (*psin ; ,iddle 3a%e ,
yang menyandi pigmen hi$au .
Buta "arna dapat $uga ditemukan pada penyakit makula, saraf optik, sedang pada
kelainan retina ditemukan cacat relati%e penglihatan "arna biru dan kuning sedang kelainan saraf
optik memberikan kelainan melihat "arna merah dan hi$au .
KLASIFIKASI (UTA &ARNA
Buta "arna dikenal berdasarkan istilah 9unani protos (pertama, deutros (kedua, dan tritos
(ketiga yang pada "arna ;. ,erah, 4. 8i$au, 3. Biru.
;. &nomalous trichromacy
&nomalous trichromacy adalah gangguan penglihatan "arna yang dapat disebabkan oleh faktor
keturunan atau kerusakan pada mata setelah de"asa. 0enderita anomalous trichromacy emiliki
tiga sel kerucut yang lengkap, namun ter$adi kerusakan mekanisme sensiti%itas terhadap salah sa
tu dari tiga sel reseptor "arna tersebut. 0asien buta "arna dapat melihat berbagai "arna akan
tetapi dengan interpretasi berbeda daripada normal yang paling sering ditemukan adalah1
a. +rikromat anomali, kelainan terdapat pada short- "a%elenght pigment ( blue . 0igmen biru
ini bergeser ke area hi$au dari spectrum merah. pasien mempunyai ketiga pigmen kerucut akan
tetapi satu tidak normal, kemungkinan gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih
0igmen kerucut. 0ada anomali ini perbandingan merah hi$au ya ng dipilih pada anomaloskop
berbeda dibanding dengan orang normal.
b. Deutronomali, disebabkan oleh kelainan bentuk pigmen middle-"a%elenght ( green.
dengan cacat pada hi$au sehingga diperlukan lebih banyak hi$au, karena ter$adi gangguan lebih
banyak daripada "arna hi$au.
c. 0rotanomali adalah tipe anomalous trichromacy dimana te)$adi kelainan terhadap long-
"a%elenght ( red pigmen, sehingga menyebabkan rendahnya sensitifitas "arna merah. &rtinya
penderita protanomali tidak akan mempu membedakan "arna dan melihat campuran "arna yang
dilihat oleh mata normal. 0enderita $uga akan mengalami penglihata n yang buram terhadap
"arna spek trum merah. 8al ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan "arna merah
dan hitam.
4. Dichromacy
Dichromacy adalah $enis buta "arna di mana salah satu dari tiga sel kerucut tidak ada atau
tidak berfungsi. &kibat dari disfungsi salah satu sel pigmen pada kerucut, seseorang yang
menderita dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan terhadap "arna - "arna tertentu.
Dichromacy dibagi men$adi tiga bagian berdasarkan pigmen yang rusak1
a. 0rotanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang disebabkan
oleh tidak adanya photoreceptor retina merah. 0ada penderita protonopia, penglihatan terhadap
"arna merah tidak ada. Dichromacy tipe in i ter$adi pada ; B dari seluruh pria. !eadaan
yang paling sering ditemukan dengan cacat pada "arna merah hi$au sehingga sering dikenal
dengan buta "arna merah - hi$au..
b. Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap "arna yang disebabkan tidak adanya
photoreceptor retina hi$au. 8al ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan hue pada "arna
merah dan hi$au (red- green hue discrimination.
c. +ritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki short-"a%elength cone.
seseorang yang menderita tritanopia ak an kesulitan dalam membedakan "arna biru dan kuning
dari spek trum cahaya tanpak. +ritanopia disebut $uga buta "arna biru- kuning dan merupakan
tipe dichromacy yang sangat $arang di$umpai.
3. ,onochromacy
,onochromacy atau akromatopsia adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah
pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel cones. 0asien hanya mempunyai satu pigmen
kerucut ( monokromat rod atau batang. 0ada monokromat kerucut hanya dapat membedakan
"arna dalam arti intensitasnya sa$a dan biasanya C@3A. 0ada orang dengan buta "arna total atau
akromatopsia akan terdapat keluhan silau dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif .
Bentuk buta "arna dikenal $uga 1
a. ,onokromatisme rod (batang atau disebut $uga suatu akromatopsia di mana terdapat
kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti ta$am penglihatan kurang dari
C@CA, nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin ter$adi akibat kelainan sentral hingga
terdapat gangguan penglihatan "arna total, hemeralopia (buta silang tidak terdapat buta sen$a,
dengan kelainan refraksi tinggi. 0ada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan pigmen
abnormal.
b. ,onokromatisme cone (kerucut, di mana terdapat hanya sedikit cacat, hal yang $arang,
ta$am penglihatan normal, tidak nistagmus
PEMERIKSAAN
&. U$i - shihara
,erupakan u$i untuk mengetahui adanya defek penglihatan "arna, didasarkan pada menentukan
angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam "arna. ,etode -shihara yaitu
metode yang dapat dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta "arna
didasarkan pada pengunaan kartu bertitik- titik. !artu ini disusun dengan menyatuka n titik- titik
yang mempunyai bermacam- macam "arna. ,erupakan pemeriksaan untuk penglihatan "arna
dengan memakai satu seri gambar titik bola kecil dengan "arna dan besar berbeda (gambar
pseudokromatik, sehingga dalam keseluruhan terlihat "arna pucat d an menyukarkan pasien
dengan kelainan penglihatan "arna melihatnya.
0enderita buta "arna atau dengan kelainan penglihatan "arna dapat melihat sebagian
ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. 0ada pemeriksaan pasien
diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam "aktu ;A detik 0enyakit
tertentu dapat ter$adi ganguan penglihatan "arna seperti buta "arna merah dan hi$au pada atrofi
saraf optik, optik neuropati toksi dengan pengecualian neuropati iskemik, glaukoma dengan
atrofi optik yang memberikan ganguan penglihatan biru kuning.
+es -shihara adalah sebuah metode pengetesan buta "arna yang dikembangkan oleh Dr.
2hinobu -shihara. +es ini pertama kali dipublikasikan pada tahun ;G;F di .epang. 2e$ak saat itu,
tes ini terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang. +es buta "arna -shihara terdiri dari
lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai "arna dan ukuran. +itik ber"arna
tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran. 3arna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingg
orang buta "arna tidak akan melihat perbedaan "arna seperti yang dilihat orang normal.

B. #arns"orth ,unsell.
+es ini berfungsi sebagai tes lan$utan dari tes -shihara yang hanya dapat menentukan
kelainan partial atau tidaknya. 2edangkan tes #arns"orth ,unsell, bisa melakukan skrining
kelemahan "arna tertentu, seperti kelemahan terhadap "arna merah (protan, kelemahan
terhadap "arna hi$au (deutan, dan kelemahan terhadap "arna biru (tritan. !edua tes -shihara
dan #arns"orth ,unsell ini mempunyai kelemahan yaitu berupa media tes. ,edia yang
digunakan adalah lembaran kertas bagi -shihara dan koin-koin "arna dari kertas bagi tes
#arns"orth ,unsell. ,edia tes ini sendiri hanya dapat dilakukan pada ruangan bercahaya putih
dengan intensitas penerangan yang cukup, sehingga melakukan tes buta "arna ini tidak bisa di
sembarang tempat@ruangan dengan bercahaya redup dan menggunakan cahaya kemerahan atau
lampu pi$ar. 8al ini merupakan salah satu dari kelemahan tes kon%ensional, karena $ika
penerangan ruangan tidak sesuai dengan ketentuan standar, maka "arna pada media tes pun akan
berubah.
,edia lembaran kertas bagi tes -shihara pun mempunyai kelemahan berupa pemudaran
"arna, mudah robek, dan bisa sa$a salah satu dari lembaran tes terselip ataupun hilang.
2edangkan media koin-koin "arna pada tes #arns"orth ,unsell sendiri, memiliki kelemahan
berupa pemudaran "arna, mudah robek, dan bentuk koin yang sangat kecil, sehingga bisa hilang
atau tercecer.

+es instrumen pengu$ian buta "arna otomatis ini menggunakan soft"are %isual basic akan
mencoba berusaha menggantikan buku tes -shihara dan #arns"orth ,unsell yang selama ini
men$adi pegangan bagi para dokter
7. 8olmgren +homson
4A gulungan benang dikumpulkan pada suatu tempat. /abel "arna ditutup.
0ilih ;A gulungan benang yang "arnanya paling mendekati pola & "arna hi$au muda.
Dan gulungan benang yang tersisa, pilih = buah yang paling mendekati pola 7 "arna
merah.
!emudian, dan sisa 4= gulungan benang, pilih = buah yang paling mendekati pola B
"arna biru.
7atat label angka dari gulungan benang yang dipilih dengan urutan mulai dari "arna
yang paling mendekati sampai yang kurang mendekati "arna pola gulungan benang.

You might also like