You are on page 1of 18

46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis
Keadaan geografi Desa Limehe Timur berupa dataran yang terdiri atas
daerah pemukiman penduduk, persawahan, dan perkebunan dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Ilomangga Kecamatan
Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.
2. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan desa Tabongo Timur Kecamatan
Tabongo Kabupaten Gorontalo
3. Sebelaha Timur berbatasan dengan desa Limahu kecamatan Tabongo
Kabupaten Gorontalo.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Ilomangga kecamatan Tabongo
Kabupaten Gorontalo.
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk desa Limehe Timur kecamatan Tabongo Kabupaten
Gorontalo adalah berjumlah 2.826 jiwa yang terdiri atas 769 KK. Berikut ini
akan diuraikan kadaan penduduk.
47
Tabel 1: Keadaan Penduduk Desa Limehe Timur tahun 2012
No. Nama Dusun Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Jiwa
1. Dusun Buoyo 149 KK 522 Jiwa
2. Dusun Bitila 208 KK 782 Jiwa
3. Dusun Lintalo 146 KK 544 Jiwa
4. Dusun Bulontunge 167 KK 602 Jiwa
5. Dusun Helumo 99 KK 374 Jiwa
Jumlah 769 KK 2862 Jiwa
Sumber data : Profil Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten
Gorontalo
3. Kondisi Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya Desa Limehe Timur mencakup kesejahteraan sosial,
tingkat pendidikan, dan mata pencaharian seperti pada tabel berikut :
Tabel 2: Kondisi Sosial Budaya Desa Limehe Timur Tahun 2012
No. Uraian Jumlah
1 Mata Pencaharian
1. Buruh tani
2. Petani
3. Pedagang Ikan
4. Tukang kayu
5. Penjahit
6. PNS
7. Nelayan
8. Pensiunan
9. TNI/POLRI
10. Perangkat desa
11. Pengrajin
177
389
13
21
15
24
297
7
1
6
46
2 Tingkat Pendidikan
1. Tidak tamat SD
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Diploma/Sarjana
1292
933
234
134
25
3 Kesejahteraaan Sosial
1. Jumlah KK Prasejahtera
2. Jumlah KK Sejahtera
3. Jumlah KK Kaya
4. Jumlah KK Sedang
5. Jumlah KK Miskin
277
128
52
128
122
Sumber Data : Profil Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo
Kabupaten Gorontalo Tahun 2012.
48
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, buruh tani, dan
pedagang. Hal ini disebabkan karena menjadi petani sudah menjadi mata
pencaharian turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga
minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain
dan pada akhirnya menjadi buruh tani.
Jumlah KK pra sejahtera mendominasi yaitu 40% dari total KK, KK
sejahtera 35%, KK miskin 17%, dan kaya 8%. Dengan banyaknya KK
prasejahtera inilah maka desa Limehe Timur termasuk dalam desa tradisional.
4. Data Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang
Penderita gizi kurang di desa Limehe Timur terdiri atas dua anak dan saat
ini tengah berada dibawah perawatan Puskesmas setempat dan bekerjasama
dengan tim Dasawisma. Data anak tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3: Data Jumlah Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang
No Nama Anak L/P Tempat Tanggal Lahir Keterangan
1
2
Hesti Lihawa
Melki Abai
P
L
Gorontalo, 2-01-2011
Gorontalo 11-06-2010
Kurang Gizi
Kurang Gizi
Sumber Data: Dokumentasi Puskesmas Kecamatan Tabongo Kabupaten
Gorontalo
4.1.2 Analisis Data Hasil Wawancara
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini
diarahkan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan peran dasa wisma
dalam membina ibu-ibu rumah tangga di Desa Limehe Timur Kecamatan
Tabongo Kabuapten Gorontalo yang dikaji melalui beberapa indikator yakni: a)
mencatat dan membuat laporan data keluarga, b) penyuluhan KB, kesehatan, dan
sanitasi, c) pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara rutin, dan d) usaha perbaikan
gizi keluarga.
49
1. Mencatat dan Membuat Laporan Data Keluarga
Dalam pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pembuatan laporan data
keluarga diberikan batasan/pengertian terhadap beberapa istilah untuk melengkapi
berbagai batasan dan pengertian yang berkaitan dengan pelaksanaan pendataan
keluarga. Untuk mengetahui informasi tentang proses pencatatan dan pembuatan
laporan data keluarga, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketua PKK
Desa Limehe Timur sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan apa saja yang
ibu catat sebagai bahan laporan kegiatan dasa wisma, diperoleh informasi:
Kemi melakukan pencatatan bahan laporan kegiatan dasa wisma meliputi
data tentang anak-anak penderita gizi buruk yang terkena penyakit. Apabila
sakit, berat tubuh mereka kembali turun, bahkan turun 5 kg dari berat badan
mereka. (WW.AR.02.10.2013)
Pernyataan ketua PKK Desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada
ketua dasawisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh penjelasan:
Sebagai bahan laporan ketua dasa wisma, kami selalu mengantisipasi hal
tersebut dengan selalu memberikan penyuluhan tentang gizi terhadap orang
tua anak yang mempunyai anak berumur 0-6 bulan. (WW.JH.12.10.2013)
Pernyataan lain dikemukakan oleh aparat desa Limehe Timur. Dari
pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
Kami selaku aparat desa Limehe Timur menganjurkan kepada orang tua
yang mempunyai anak balita harus memperhatikan kesehatan anak-anak
mereka. (WW.RD.14.10.2013)
Pernyataan aparat desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada
masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Sebagai bahan laporan kegiatan dasa wisma, kami selaku warga masyarakat
akan mengikuti prosedur yang telah diprogramkan oleh pemerintah daeran
saat ini menyangkut kesehatan ibu dan anak khsusunya balita.
(WW.NA.18.10.2013)
50
Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa manfaat laporan tersebut bagi anggota
dasa wisma. Diperoleh informasi :
Manfaat laporan bagi anggota dasa wisma yaitu kami mendapatkan
pencegahan yang kami upayakan untuk dilaksanakan pada masyarakat agar
terhindar dari masalah gizi butuk. (WW.NA.18.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh aparat desa Limehe
Timur. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh penjelasan:
Manfaat laporan anggota dasa wisma Nusa Indah yaitu mengadakan usaha
akan terhindar dari status gizi buruk melalui kegiatan penyuluhan kepada
ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai gizi pada anak-anak mereka.
(WW.AH.10.10.2013)
Pernyataan aparat desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada
masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Disarankan bagi orang tua lain agar mewaspadai pola makan balita jika
balita mulai memiliki kelebihan berat badan, maka kami menganjurkan
kepada ibu-ibu agar balita tersebut berdiet dalam arti mengontrol pola
makan mereka. (WW.AT.12.10.2013)
2. Penyuluhan KB, Kesehatan, dan Sanitasi
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera pada diri manusia yang meliputi
aspek badan (raga) jiwa dan keadaan sosial sehingga manusia dapat hidup dengan
produktif secara ekonomi dan sosial. Kesehatan mensyaratkan keadaan prima
pada diri manusia secara mental dan fisik sehingga manusia tersebut siap
berinteraksi maupun bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya. Untuk
mengetahui informasi tentang proses penyuluhan KB, kesehatan, dan sanitasi,
peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketua dasa wisma sebagai
informan. Ketika diajukan pertanyaan apa bentuk pembinaan yang dilakukan
51
kelompok dasa wisma terkait peningkatan kemandirian kesehatan masyarakat,
diperoleh informasi:
Bentuk pembinaan yang dilakukan kelompok dasa wisma terkait
kemandirian kesehatan masyarakat yaitu balita diajak untuk melakukan
aktivitas di luar rumah yang dapat membantu perkembangan fisik anak
seperti bermain bola, berlari, dan naik sepeda. (WW.WA.02.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh anggota dasa wisma. Dari
pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
Kami menganjurkan kepada ibu-ibu untuk melakukan pola diet sehat
seimbang yang kaya nutri namun rendah lemak, serta membatasi konsumsi
makanan dan minuman yang manis karena mengandung kalori yang tinggi
(WW.UA.02.10.2013)
Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada
masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Kami selaku anggota dasa wisma menganjurkan supaya anak-anak perlu
dibatasi dalam menonton TV, bermain game, atau bentuk hiburan lainnya.
(WW.HA.12.10.2013)
Lebih lanjut ketika ditanyakan, siapa saja yang menjadi narasumber atau
fasilitator dalam pembinaan tersebut. Diperoleh informasi :
Narasumber yang kami ketahui adalah petugas kesehatan yang akan
mengadakan pemasangan di Desa Limehe Timur, serta mengadakan
posyandu setiap bulan sekali. (WW.HA.12.10.2013)
Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada
masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Kami sebagai anggota masyarakat merasa bangga dengan peran dasa wisma
dalam membina ibu rumah tangga melalui program pemberian Air Susu Ibu
(AS) yang diberikan kepada bayi yang berumur 0-6 bulan (balita).
(WW.HA.16.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh salah seorang anggota
dasa wisma. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
52
Yang menjadi narasumber lain dalam kegiatan pembinaan adalah ketua dasa
wisma yakni mengana prosedur pencatatan dan pembuatan laporan tentang
data keluarga seperti ibu hamil, kelahiran dan kematian yang terjadi
dilingkungan masyarakat (WW.RH.16.10.2013)
Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada ketua dasa
wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Yang menjadi narasumber atau fasilitataor dalam pembinaan yaitu petugas
kesehatan kecamatan, yang dalam hal ini mengadakan penyuluhan kepada
ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai kelebihan gizi buruk.
(WW.AT.16.10.2013)
3. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil Secara Rutin
Penting untuk diperhatikan agar ibu hamil secara rutin melakukan
pemeriksaan ke bidan atau dokter. Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan
kehamilannya berjalan lancar, persalinan berjalan normal, dan melahirkan bayi
sehat. Dalam mewujudkan keinginan tersebut tak pelak lagi dibutuhkan
pemeriksaan kehamilan yang teratur. Untuk mengetahui informasi tentang
pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara rutin peneliti melakukan kegiatan
wawancara dengan kepala Desa Limehe Timur sebagai informan. Ketika diajukan
pertanyaan upaya apa yang dilakukan kelompok dasa wisma dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi, diperoleh informasi:
Upaya yang dilakukan kelompok dasa wisma dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi yaitu pemeliharaan gizi dan pengaturan pola makan
pada bayi dan anak dibawah umur lima tahun (balita).
(WW.BH.02.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh ketua PKK. Dari
pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
Anggota dasa wisma berkomitmen dalam menganjurkan ibu rumah tangga
untuk selalu menyediakan makanan tambahan bagi balita secara rutin, dan
memberikan penyuluhan gizi kepada orang tua (WW.AT.014.10.2013)
53
Pernyataan ketua PKK tersebut dikonfirmasikan pada salah seorang
anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Pola hidup yang bersih dan sehat yang dimaksud adalah semua perilaku
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota dapat menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan di lingkungan masyarakat khususnya ibu-ibu.
(WW.SM.10.10.2013)
Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa upaya yang dilakukan kelompok Dasa
Wisma terhadap ibu hamil maupun ibu yang mempunyai anak balita dan tidak
mau ke posyandu di desanya. Diperoleh informasi :
Upaya yang kami lakukan sejauh ini adalah memberikan kesdaran dalam
bentuk pemahaman akan pentingnya kesehatan bagi ibu yang masih
megalami masa kehamilan dan anak (balita) yang perlu memperoleh
perhatian ekstra maksimal dalam menunjang kesehatan dilingkungan
masyarakat. (WW.SM.10.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh ketua PKK. Dari
pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
Upaya yang dilakukan kelompok dasa wisma terhadap ibu hamil maupun
manyusui anak balita yang tidak mau memeriksakan kondisinya di
posyandu yaitu dengan cara memberikan pemahaman dan terus mengajak
mereka untuk bisa menjaga kesehatannya. (WW.AT.14.10.2013)
Pernyataan ketua PKK tersebut dikonfirmasikan pada ketua dasa wisma.
Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Upaya yang selama ini dilakukan adalah memberikan perhatian,
pemahaman, dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan baik itu
ibu dan bayi. Mereka tidak boleh mengikuti kemauannya sendiri. Sehingga
mereka harus diajak terus menerus, agar kesehatannya tetap terjaga.
(WW.HA.10.10.2013)
4. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
Usaha perbaikan gizi keluarga merupakan usaha perbaikan gizi
masyarakat yang berintikan penyuluhan gizi melalui peningkatan peran serta
54
masyarakat dan didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan dilaksanakan
oleh berbagai sector terkait. Secara rinci usaha perbaikan gizi keluarga merupakan
usaha keluarga untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga, dilaksanakan
oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat,
merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan secara operasional
adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih
teknologi sederhana kepada keluarga/masyarakat.
Untuk mengetahui informasi tentang usaha perbaikan gizi keluarga
peneliti melakukan wawancara dengan ketua PKK sebagai informan. Ketika
diajukan pertanyaan bagaimana upaya Dasa Wisma untuk membina ibu rumah
tangga dalam pem-berian ASI Eklusif, diperoleh informasi:
Kami sering mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu
tentang menajag kesehatannya terutama dimasa kehamilan, dan mewaspadai
adanya gizi buruk terhadap anak balita, serta menyarankan bagai orang tua
untuk memberikan pola asupan makanan yang sehat dan bergizi.
(WW.AT.14.10.2013)
Pernyataan lain dikemukakan oleh ketua dasa wisma. Dari pertanyaan
yang di ajukan diperoleh jawaban:
Selain tindakan pengobatan, pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif
pada balita sejak usia 0-6 bulan sangat dianjurkan oleh anggota dasa wisma
terhadap ibu-ibu yang hamil dan menyusui. (WW.NT.12.10.2013)
Pernyataan ketua dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada salah seorang
anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan:
Selama ini kami sebagai anggota dasa wisma dan petugas kesehatan
melakukan sosialisasi atau penyebaran informasi tentang kesehatan ibu dan
anak, serta pemberian asupakan makanan yang baik dan bergizi dalam
menunjang kesehatan keluarga dan masyarakat. (WW.SM.10.10.2013)
55
Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa upaya yang dilakukan Dasa Wisma
dalam membina status gizi baik pada balita. Diperoleh informasi :
Upaya yang dilakukan dalam membina status gizi baik pada ibu dan balita
yaitu melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ibu-ibu agar menjaga dan
mewaspadai kelebihan gizi pada ank khsusnya sejak dini (balita).
(WW.SM.10.10.2013)
Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh anggota dasa wisma. Dari
pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:
Upaya yang selama ini dilakukan dalam membina statis gizi pada balita
yaitu menyarankan kepada orang tua yang memiliki anak balita agar
mewaspadai pola makan anak khusunya yang sudah berlebihan dan
berdampat pada kesehatan dan perkembangan anak. (WW.JH.14.10.2013)
Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada salah
seorang anggota masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh
keterangan:
Dalam membina status gizi baik pada balita dilakukan melalui upaya
penyuluhan atau sosialisasi kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia balita
agar mampu menjaga kesehatan anaknya melalui pemberian ASI ekslusif
selama 6 bulan serta mewaspadai adanya gizi buruk. (WW.NT.12.10.2013)
4.2 Pembahasan
Sehat adalah hak asasi manusia, sebagaimana tertera dalam deklarasi
universal PBB tahun 1948. hidup sehat memungkinkan orang untuk hidup
sejahteera dan produktif. Sehat memungkinkan keluarga tumbuh dan
berkemabang serta berkontribusi produktif di komunitasnya. Sehat
memungkinkan sebuah bangsa dengan daya tahan yang tinggi, dan berkontribusi
positif dalam arena bangsa-bangsa di dunia.
Pembangunan dibidang kesehatan Indonesia selaam 5 yahun kedepan
diarahkan untuk mencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanl
56
2010-2014. Sasaran yang ingin dicapai adalah menurunkan angka Kematian Ibu
(AKI), menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), dan menurunkan prevalansi
gizi kurang. Dalam pencapaian MDGS (Millenium Development Goals)
Indonesia berupaya untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan serta mengurangi
tingkat kematian anak. Hal ini berkaitan erat dengan aspek gizi dan panmgan
masyarakat. Status gizi serta ketersediaan pangan dimasyarakat yang baik
pastinya dapat mengatasi situasi kesehatan masyarakat dan kelaparan. Masalah
gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga
(kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotanya), masalah kesehatan,
kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Masalah gizi adalah gangguan
kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai
akibat adanya ketidak seimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan
tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Ketidak
seimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gisi lebih. Gizi kurang
atau biasa terlihat sebagai kelaparan, lebih lanjut dibedakan lagi menjadi gizi
kurang makro (makronutrin) dan gizi kurang mikro (mikronutrien). Hubungan
yang erat an tara kematian bayi dengan kekurangan gizi. Keadaan gizi yang buruk
akan menurunkan daya tahan anak sehingga anak mudah sakit hingga bisa
berakibat pada kematian.
Sekarang ini masalah status gizi balita di desa Limehe Timur sedang
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Status gizi pada balita di desa
Limehe Timur diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu status gizi buruk,
status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Beberapa program yang
57
selama ini dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam upaya membina status
gizi balita nyatanya dilaksanakan cukup baik oleh seluruh anggota Dasawisma
Nusa Indah. Berbagai kegiatan yang dimaksud berupa pelayanan possyandu,
pemberian makanan tambahan, penyuluhan tentang gizi, serta anjuran untuk
menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Status gizi buruk selama ini belum pernah terjadi di desa Limehe Timur,
namun anggota Dasawisma Nusa Indah telah mempersiapkan strategi-strategi
untuk mencegah gizi buruk terjadi pada balita. Adanya balita yang mengalami gizi
buruk tidak semata-mata disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada makanan.
Tapi juga sering dikarenakan tidak beragamnya gizi yang dikonsumsi balita.
Rendahnya pengetahuan orangtua tentang gizi seimbang dan beragam menjadi
salah satu penyebab balita menderita gizi buruk. Oleh karena itu, langkah awal
yang selalu dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah adalah dengan melakukan
penyuluhan tentang gizi buruk bagi orangtua secara rutin. Penyuluhan tentang gizi
penting dilakukan karena melalui penyuluhan tersebut, masyarakat dapat
menambah pengetahuan mereka tentang gizi dan kesehatan balita.
Beberapa waktu lalu, Dasawisma Nusa Indah telah menemukan dua orang
balita yang menderita status gizi kurang. Hal ini kemudian menjadi perhatian
utama bagi Dasawisma Nusa Indah untuk dapat segera diatasi. Berbagai hal yang
diupayakan oleh anggota Dasawisma bekerjasama dengan pemerintah desa dan
kader posyandu. Cara yang selama ini ditempuh oleh anggota Dasawisma Nusa
Indah untuk mengatasi status gizi kurang pada balita, dilakukan melalui
penimbangan berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) di posyandu.
58
Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kader posyandu dan aparat desa
setempat. Status gizi kurang yang diderita balita dipantau dengan KMS (Kartu
Menuju Sehat). Melalui KMS, balita dapat dipantau dalam hal pertumbuhan,
perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin
A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eklusif dan makanan pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS saat balita membutuhkan
perawatan lebih lanjut.
Berat badan yang dicantumkan di KMS akan terlihat sesuai dengan pita
warna hijau dan juga kuning bahkan ada sebagian berada pada pita warna merah
atau tepatnya di Bawah Garis Merah (BGM), Berat Badan yang berada pada pita
warna hijau dapat dipersepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang
yang berada pada pita warna kuning merudpakan warning (peringatan) kepada ibu
balita agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan di Bawah
garis merah (BGM) Status balita BGM selama ini menjadi perhatian anggota
Dasawisma Nusa Indah dan petugas kesehatan agar jika sampai terjadi gizi
kurang, maka dapat segera dilakukan tindakan pengobatan. Selain itu pemberian
ASI eklusif pada balita sejak usia 0-6 bulan sangat dianjurkan oleh anggota
Dasawisma Nusa Indah terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui. Karena ASI akan
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkemabnagan balita selanjutnya.
Selain mengadakan posyandu secara rutin dan menganjurkan pemberian
ASI eklusif sebagai upaya untuk menjaga status gizi balita agar selalu berada pada
taraf baik, anggota Dasawisma Nusa Indah pun selalu menganjurkan masyarakat
untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup bersih dan Sehat). PHBS adalah semua
59
perilaku kesehatan yang dialkukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang
melakukan 10 (sepuluh) PHBS di rumah Tangga yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi ASI eklusif pada balita usia 0-6 bulan.
3) Menimbang bayi dan balita
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan buah dan sayuran setiap hari
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah
PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
seaht serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat yang dilakuakan
untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Status gizi lebih pada balita di desa Limehe Timur tidak terlalu banyak
terjadi, karena begitu terlihat gejala balita yang mengalami overweigh maka
anggota Dasawisma Nusa Indah cepat dan tanggap mengatai masalah tersebut.
Status gizi lebih sering terjadi dpada keluarga dengan taraf ekonomi yang mapan.
60
Status gizi lebih ini terjadi karena dipengaruhi oleh pola makan yang kurang
teratur sehingga asupan gizi yang diperoleh anak terlalu berlebihan.
Beberapa upaya yang dilakukan Dasawisma Nusa Indah dalam
mengantisipasi terjadinya status gizi lebih pada balita dengan beberapa cara
seperti mengajak balita untuk melakukan aktivitas diluar rumah yang dapat
membantu perkembangan fisik anak seperti main bola, berlari, naik sepeda dan
sebagainya, membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena
mengandung kalori yang tinggi serta membatasi anak-anak untuk menonton TV,
film, bermain game, atau bentuk hiburan lainnya yang sejenis yang tidak terlalu
banyak aktifitas fisiknya. Semua itu disampaiakan oleh oleh anggota Dasawisma
Nusa Indah saat mengadakan penyuluhan tentang gizi maupun saat mengadakan
posyandu rutin setiap bulan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah gizi yang
terjadi di desa Limehe Timur, ada beberapa tahap yang dilakukan oleh
Dasawisma Nusa Indah dalam menjalankan perannya, yaitu :
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat pertama mencakup promosi kesehatan dan
perlindungan khsus yang dilakuakn oleh anggota Dasawisma Nusa Indah
dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang hal-hal yang
dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi. Tindakan yang termasuk dalam
pencegahan tingkat pertama yaitu :
a) Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan.
b) Memberikan makanan pendamping ASI setelah umur 6 bulan
61
c) Menyusui diteruskan sampai umur 2 tahun
d) Menggunakan garam beryodium
e) Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A, tablet fe) kepada anak balita.
f) Pemberian imunisasi dasar yang lengkap
2) Pencegahan tingkat kedua (secondary Prevebtion)
Pencegahan tingkat kedua lebih ditujukan pada kegiatan skrining
kesehatan dan deteksi dini untuk menemukan status gizi kurang dalam populasi.
Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk menghentikan kasus gizi kurang
menuju suatu perkembangan kearah keruskan atau ketidakmampuan. Tindakan
yang termasuk dalam pencegahan tingkat kedua adalah :
a) Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita yang berat
badannya tidak naik atau menderita gizi kurang.
b) Deteksi dini (penemuan kasus baru gizi kurang) melalui bulan penimbangan
balita diposyandu.
c) Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)
d) Pelaksanaan system kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk.
e) Pemantauan gizi buruk.
3) Pencegahan tingkat ketiga (tertiary Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga ini ditujuakn untuk membatasi atau
menghalangi ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga tidak berkembang
kearah lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Pencegahan tingkat ketiga
juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan
62
menyediakan rehabilitasi saat masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan
kerusakan. Tindakan yang termasuk dalam pencehgahan tingkat ketiga :
a) Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan.
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asupan
gizi kepada anak.
c) Menangani kasus gizi kurang dengan perawatan Puskesmas dan rumah sakit.
d) Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi.
e) Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas sektor
dengan cara memberikan bantuan pangan, pengobatan penyakit, penyediaan
air bersih.
Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita nyatanya dapat mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spritual balita.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
balita seperti ketidak tahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka
buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yang
merugikan, kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu, keterbatasan
penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat, saat ini telah menjadi
tanggung jawab semua pihak termasuk keluarga, kader posyandu, Dasawisma,
serta aparat pemerintah desa Limehe Timur setempat. Kesadaran dan kepedulian
akan perilaku hidup sehat dapat menjadi pondasi awal bagi setiap keluarga dalam
menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi yang baik.
Kekurangan dan kepedulian akan perilaku hidup bersih dan sehat dapat menjadi
pondasi awal bagi setiap keluarga dalam menjaga status gizi balita agar berada
63
dalam pada status gizi yang baik. Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, dimana gangguan tersebut dapat bersifat
permanen dan sanga sulit untuk diperbaiki, yang imbasnya dapat mengakibatkan
rendahnya kualitas sumer daya manusia khususnya generasi muda yang ada di
desa Limehe timur.

You might also like