You are on page 1of 23

1.

Latar Belakang Masalah


Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Di negara
maju, insiden diabetes melitus adalah 5, dan sejumlah 5 orang !enderung untuk mendapatkan
penyakit ini.
"ada tahun 1##5, ter!atat penderita diabetes di $ndonesia merupakan urutan ke-% di dunia dengan
urutan pertama $ndia, yang selanjutnya &ina, 'merika (erikat, )usia, *epang, dan Bra+il. Diperkirakan
jumlah ini akan terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya.
,sia harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan tahun bagi laki-laki dan tujuh tahun
bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang bukan pasien diabetes. "engurangan usia ini paling
besar bila a-itan penyakit terjadi pada usia muda.
"asien diabetes sebenarnya relati. dapat hidup normal asalkan mereka mengetahui dengan baik keadaan
dan !ara penatalaksanaan penyakit yang dideritanya. /leh karena itu, edukasi pasien amatlah perlu.
0arena kualitas hidup semua pasien diabetes sangat terpengaruh oleh banyaknya komplikasi yang
menimbulkan bahaya. 1erlebih lagi, perlunya diet ketat dan pengobatan terus-menerus menimbulkan
pergulatan emosi yang terus-menerus pula, bagi banyak pasien.
"enyebab kematian pada diabetes (urut .rekuensi) adalah in.ark miokard, gagal ginjal, stroke in.eksi
ketoasidosis koma hiperosmolar hipoglikemia.
2. De.inisi Masalah
(eorang -anita, 55 tahun, BB #3 kg, 1B 154 !m, tekanan darah 15#5133 mm6g, dengan keluhan
poliuria, kedua kaki kesemutan, sejak dua tahun yang lalu. Lima tahun lalu pernah menderita gout
arthritis. 'nak laki-laki, 15 tahun, menderita diabetes melitus. (audara laki-lakinya, 43 tahun, kaki kiri
pernah diamputasi, dan sekarang dira-at di rumah sakit karena minum glibenlamid 78 sehari 9 1
tablet, dan keluhan tidak mau makan.
6asil tes laboratorium penderita : kolesterol total 253 mg5dl, trigliserida 753 mg5dl, 6DL kolesterol 75
mg5dl, LDL kolesterol 215 mg5dl, ureum %3 mg5dl, !reatinin 2 mg5dl, asam urat 13 mg5dl.
7. 1ujuan "enulisan
1. memahami kasus diabetes melitus
2. mengenal dan mengetahui sindrom metabolik
7. menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan diabetes melitus
;. Man.aat "enulisan 1. Mahasis-a dapat memahami konsep dasar sistem endokrinologi.
2. Mahasis-a dapat menerapkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu
kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer pada penyakit diabetes
meilitus.
B'B $$
1$<*','< ",(1'0'
1. De.inisi
Diabetes mellitus atau penyakit gula atau ken!ing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut
maupun relati..
1ingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. 1abel berikut
menunjukkan kriteria DM atau bukan :
Bukan DM
"uasa
=ena > 133
0apiler > ?3
2 jam ""
-
@angguan 1oleransi
@lukosa
"uasa
=ena 133 - 1;3
0apiler ?3 - 123
2 jam ""
=ena 133 - 1;3
0apiler ?3 A 123
DM
"uasa
=ena B 1;3
0apiler B 123
2 jam ""
=ena B 233
0apiler B 233
*enis Diabetes Melitus dikelompokkan menurut si.atnya :
Diabetes mellitus tergantung insulin
Diabetes mellitus tidak tergantung insulin, terdiri penderita gemuk dan kurus
Diabetes mellitus terkait malnutrisi
Diabetes melitus yang terkait keadaan atau gejala tertentu seperti penyakit pankreas, penyakit
hormonal, obat-obatan 5 bahan kimia, kelainan insulin 5 reseptornya, sindrom genetik dll.
2. Caktor "enyebab Diabetes melittus
,mumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian ke!il atau sebagian besar dari sel-sel
betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang ber.ungsi menghasilkan insulin, akibatnya
terjadi kekurangan insulin.
Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap .ungsi insulin dalam
memasukan glukosa kedalam sel. @angguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang
belum diketahui
7. 1ype Diabetes Mellitus
"enyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau ken!ing manis-
terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat
kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak ber.ungsi baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau $nsulin Dependent Diabetes
Mellitus ($DDM). (edang diabetes karena insulin tidak ber.ungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau
<on-$nsulin Dependent Diabetes Mellitus (<$DDM).
$nsulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang
lambung, yang ber.ungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan
glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. 1idak keluarnya insulin dari kelenjar
pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap
sel beta pankreas. "ada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena
reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil
masuk sel.
'kibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah. 0ondisi
ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai komplikasi. Bagi
penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami e.ek
yang negati. untuk organ tubuh lain.
;. @ejala "enderita Diabetes Mellitus
1iga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Daitu:
banyak minum,
banyak ken!ing,
berat badan turun.
"ada a-alnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. "enyebabnya, kadar gula tinggi
dalam tubuh. Maka perlu -aspada apabila keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga merasa
ingin makan terus. Berat badan yang pada a-alnya terus melejit naik lalu tiba-tiba turun terus tanpa
diet. 1etangga saya ibu $da juga tak pernah menyadari kalau menderita diabet ketika badannya yang
gemuk tiba-tiba terus menyusut tanpa dikehendaki. @ejala lain, adalah gangguan sara. tepi berupa
kesemutan terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit,
bisul atau luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.
;.1. @ejala:
"ada tahap a-al gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui sesudah adanya
pemeriksaan laboratorium. "ada tahap lanjut gejala yang mun!ul antara lain :
)asa haus
Banyak ken!ing
Berat badan turun
)asa lapar
Badan lemas
)asa gatal
0esemutan
Mata kabur
0ulit 0ering
@airah se8 lemah
;.2. 0omplikasi:
"englihatan kabur
"enyakit jantung
"enyakit ginjal
@angguan kulit dan syara.
"embusukan
@airah se8 menurun
*ika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai
komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan sampai lengah untuk selalu mengukur kadar gula
darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak -aspada maka bisa berakibat pada
gangguan pembuluh darah
gangguan pembuluh darah otak (stroke),
pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta
pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh5gangren).
"enderita juga rentan in.eksi, mudah terkena in.eksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.
;.7. 0ardiopati diabetik
0ardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. @lukosa darah yang tinggi dalam jangka
-aktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi
aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Maka bagi para penderita diabet perlu pemeriksaan
kadar kolesterol dan trigliserida darah se!ara rutin. Dari pengalaman saya untuk menurunkan kadar
gula darah sekaligus menormalkan kadar kolestrol dan trigliserida sebenarnya sangat mudah. Dang
pertama sebenarnya pola makan malam. ,payakanlah tidak makan nasi pada malam hari. @antilah
dengan makan kentang atau bisa juga pisang kepok rebus atau bisa juga konsumsi sayur dan buah-
buahan.
"enyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan in.ark jantung dengan gejala antara lain nyeri
dada. 0arena diabetes juga merusak sistem sara., rasa nyeri kadang-kadang tidak terasa. (erangan yang
tidak terasa ini disebut silent in.ra!tion atau silent heart atta!k. 0ematian akibat kelainan jantung dan
pembuluh darah pada penderita diabetes kira-kira dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan
penderita diabetes., pengendalian kadar gula dalam darah belum !ukup untuk men!egah gangguan
jantung pada penderita diabetes.
(ebagaimana rekomendasi 'sosiasi Diabetes 'merika ('D') serta perkumpulan sejenis di Eropa atau
$ndonesia ("erkumpulan Endokrinologi $ndonesia5"erkeni), penderita diabetes diharapkan
mengendalikan semua .aktor se!ara bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang optimal. 1ekanan
darah harus diturunkan se!ara agresi. di ba-ah 1735?3 mm6g, trigliserida di ba-ah 153 mg5dl, LDL
(kolesterol buruk) kurang dari 133 mg5dl, 6DL (kolesterol baik) di atas ;3 mg5dl. 6al ini memberi
proteksi lebih baik pada jantung.
;.;. @angren dan impotensi
"enderita diabetes yang kadar glukosanya tidak terkontrol respons imunnya menurun. 'kibatnya,
penderita rentan terhadap in.eksi, seperti in.eksi saluran ken!ing, in.eksi paru serta in.eksi kaki.
Banyak hal yang menyebabkan kaki penderita diabetes mudah kena in.eksi, terkena knalpot, le!et
akibat sepatu sesak, luka ke!il saat memotong kuku, kompres kaki yang terlalu panas. $n.eksi kaki
mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus. *ika
dibiarkan, in.eksi akan mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran
darah. "asalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. *ika luka
membusuk, mau tidak mau bagian yang terin.eksi harus diamputasi. "enderita diabetes yang terkena
gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi antibiotika. "enanganan gangren perlu kerja
sama dengan dokter bedah.
,ntuk men!egah gangren, penderita diabetes perlu mendapat in.ormasi mengenai !ara aman memotong
kuku serta !ara memilih sepatu. $mpotensi juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi
disebabkan pembuluh darah mengalami kebo!oran sehingga penis tidak bisa ereksi. $mpotensi pada
penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh .aktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.
;.5. <e.ropati diabetik
Entah bagaimana mulanya akhir-akhir ini banyak pasien gagal ginjal datang ke klinik saya.
(ebelumnya tak pernah saya duga bah-a tanaman obat kita mampu membantu mengatasi kasus gagal
ginjal. '-al mulanya seorang penderita gagal ginjal dengan penuh keyakinan meminta tolong saya
untuk membantu mengatasi penyakitnya. <e.ropati diabetik adalah gangguan .ungsi ginjal akibat
kebo!oran selaput penyaring darah. (ebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring
(glomerulus). (etiap unit penyaring memiliki membran5selaput penyaring. 0adar gula darah tinggi
se!ara perlahan akan merusak selaput penyaring ini. @ula yang tinggi dalam darah akan bereaksi
dengan protein sehingga mengubah struktur dan .ungsi sel, termasuk membran basal glomerulus.
'kibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi kebo!oran protein ke urin (albuminuria). 6al ini
berpengaruh buruk pada ginjal.
Menurut situs <ephrology &hannel, tahap mikroalbuminuria ditandai dengan keluarnya 73 mg albumin
dalam urin selama 2; jam. *ika diabaikan, kondisi ini akan berlanjut terus sampai tahap gagal ginjal
terminal. 0arena itu, penderita diabetes harus diperiksa kadar mikroalbuminurianya setiap tahun.
"enderita diabetes tipe 1 se!ara bertahap akan sampai pada kondisi ne.ropati diabetik atau gangguan
ginjal akibat diabetes. (ekitar lima sampai 15 persen diabetes tipe 2 juga berisiko mengalami kondisi
ini. @angguan ginjal, menyebabkan .ungsi ekskresi, .iltrasi dan hormonal ginjal terganggu. 'kibat
terganggunya pengeluaran +at-+at ra!un le-at urin, +at ra!un tertimbun di tubuh. 1ubuh membengkak
dan timbul risiko kematian.
@injal juga memproduksi hormon eritropoetin yang ber.ungsi mematangkan sel darah merah.
@angguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia. "engobatan progresi. sejak dini bisa
menunda bahkan menghentikan progresiFitas penyakit. )epotnya penderita umumnya baru berobat saat
gangguan ginjal sudah lanjut atau terjadi makroalbuminuria (733 mg albumin dalam urin per 2; jam).
"engobatan meliputi kontrol tekanan darah. 1indakan ini dianggap paling penting untuk melindungi
.ungsi ginjal. Biasanya menggunakan penghambat en+im pengonFersi angiotensin ('&E inhibitors)
dan atau penghambat reseptor angiotensin (')Bs). (elain itu dilakukan pengendalian kadar gula darah
dan pembatasan asupan protein (3,4-3,? gram per kilogram berat badan per hari). "enderita yang telah
sampai tahap gagal ginjal memerlukan hemodialisis atau transplantasi ginjal.
@ejala ne.ropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah parah berupa bengkak pada kaki dan
-ajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering !egukan, mengalami penurunan berat badan.
"enderita ne.ropati harus menghindari +at yang bisa memperparah kerusakan ginjal, misalnya pe-arna
kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti-in.lamasi nonsteroid serta obat-obatan yang belum
diketahui e.ek sampingnya.
;.4. )etinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Dang terutama adalah retinopati diabetik.
0eadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa
bo!or dan keluar !airan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang
disebut eksudat. (elain itu terjadi !abang-!abang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang
daerah yang sehat. )etina adalah bagian mata tempat !ahaya di.okuskan setelah mele-ati lensa mata.
&ahaya yang di.okuskan akan membentuk bayangan yang akan diba-a ke otak oleh sara. optik. Bila
pembuluh darah mata bo!or atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak
menjadi kabur. @angguan penglihatan makin berat jika !airan yang bo!or mengumpul di .oFea, pusat
retina yang menjalankan .ungsi penglihatan sentral. 'kibatnya, penglihatan kabur saat memba!a,
melihat obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata. "embuluh darah yang rapuh bisa
pe!ah, sehingga darah mengaburkan Fitreus, materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah
mata. 6al ini menyebabkan !ahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau
mengalami distorsi. *aringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah yang pe!ah di korpus Fitreum
dapat mengerut dan menarik retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. "embuluh darah
bisa mun!ul di iris (selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma.
)isiko terjadinya retinopati diabetik !ukup tinggi. (ekitar 43 persen orang yang menderita diabetes 15
tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata. "emeriksaan dilakukan dengan
o.talmoskop serta angiogra.i .luoresen yaitu .oto rontgen mata menggunakan +at .luoresen untuk
mengetahui kebo!oran pembuluh darah. "engobatan dilakukan dengan bedah laser o.talmologi. Daitu,
penggunaan sinar laser untuk menutup pembuluh darah yang bo!or, sehingga tidak terbentuk pembuluh
darah abnormal yang rapuh. (elain itu bisa dilakukan Fitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan Fitreus
yang dipenuhi darah dan menggantinya dengan !airan jernih. "enderita retinopati hanya boleh
berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai kepala di ba-ah. Menderita
diabetes bukan berarti kiamat. "enderita diabetes bisa hidup se!ara -ajar dan normal seperti orang-
orang yang bukan penderita diabetes. Bedanya, penderita diabetes harus disiplin mengontrol kadar gula
darah agar tidak meningkat di atas normal untuk jangka -aktu panjang. "enyakit diabetes mellitus
(DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau ken!ing manis-terjadi pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor
insulin tidak ber.ungsi baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau $nsulin Dependent Diabetes
Mellitus ($DDM). (edang diabetes karena insulin tidak ber.ungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau
<on-$nsulin Dependent Diabetes Mellitus (<$DDM).
$nsulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang
lambung, yang ber.ungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan
glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. 1idak keluarnya insulin dari kelenjar
pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap
sel beta pankreas. "ada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena
reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil
masuk sel. 'kibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah.
0ondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai
komplikasi. 1iga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Daitu, banyak minum, banyak ken!ing,
dan berat badan turun. "ada a-alnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik.
"enyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh. @ejala lain, adalah gangguan sara. tepi berupa kesemutan
terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau
luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan. *ika tidak tepat
ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi akibat
gangguan pembuluh darah, gangguan bisa terjadi pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah
mata (gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), pembuluh darah
ginjal (gagal ginjal), serta pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh5gangren). "enderita juga
rentan in.eksi, mudah terkena in.eksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.
5. "engobatan dan "era-atan
"engobatan Diabetes milittus yang se!ara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau Langerhans di
pankreas belum ada. /leh karena itu pengobatan untuk penderita DM berupa kegiatan pengelolaan
dengan tujuan :
Menghilangkan keluhan dan gejala akibat de.isiensi insulin ( gejala DM )
Men!egah komplikasi kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, syara.,
kulit, kaki dsb.
1indakan pengelolaan yang dilakukan :
Menormalkan kadar glukosa, lemak, dan insulin di dalam darah serta memberikan pengobatan penyakit
kronis lainnya. Langkah yang dilakukan terutama : DietG Mengurangi kalori dan meningkatkan
konsumsi Fitamin. aktiFitas .isikG olahraga teratur, pengelolaan glukosa dan meningkatkan kepekaan
terhadap insulin.
/bat-obat hipoglikemia oral : (ul.onylurea untuk merangsang pan!reas menghasilkan insulin dan
mengurangi resistensi terhadap insulin.
1erapi insulin
1anaman obat memiliki kelebihan dalam pengobatan DM karena umumnya tanaman obat memiliki
.ungsi konstrukti. yaitu membangun kembali jaringan-jaringan yang rusak serta menyembuhkan
penyakit komplikasi yang lain.
Dengan demikian dari tanaman obat diharapkan :
"erbaikan kerusakan .ungsi pankreas
"eningkatan e.ekti.itas insulin yang dihasilkan
"enyembuhan penyakit komplikasi akibat DM
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme berupa hilangnya toleransi glukosa.
5.1. Metabolisme insulin normal
$nsulin adalah polipeptida yang terdiri dari rantai ' dengan 21 asam amino dan rantai B dengan 73
asam amino. 0edua rantai tersebut berikatan dengan ikatan disul.ida. "ada manusia, gen untuk insulin
terletak di lengan pendek kromosom 11. $nsulin disintesis oleh sel beta dia-ali dengan translasi )<'
insulin oleh ribosom yang melekat pada )E membentuk preprohormon. "reprohormon diubah menjadi
proinsulin, lalu melekat pada golgi membentuk insulin. Haktu paruh insulin dalam sirkulasi sekitar 5-4
menit.
5.2. Mekanisme kerja insulin
0erja insulin dimulai ketika terikat dengan reseptor glukoprotein yang spesi.ik pada permukaan sel
target. 0etika insulin terikat dengan reseptor, beberapa peristi-a akan terjadi : (1) terjadi perubahan
bentuk reseptor, (2) reseptor berikatan silang membentuk mikroagregat, (7) reseptor diinternalisasi, (;)
dihasilkan satu atau lebih sinyal. (inyal yang dihasilkan merangsang kerja pengangkutan, .os.orilasi
protein, aktiFasi dan inhibitisi protein, dan terjadi sintesis )<'.
@en reseptor insulin manusia terletak pada kromosom 1#. )eseptor ini merupakan heterodimer yang
terdiri atas dua subunit al.a dan beta. (ubunit al.a seluruhnya berada di luar sel dan mengikat insulin.
(ubunit beta merupakan protein transmembran yang melaksanakan .ungsi tranduksi sinyal.
5.7. Etiologi diabetes melitus
Diabetes melitus disebabkan oleh de.isiensi insulin relati. atau absolut. "ada diabetes tipe $ atau $nsulin
Dependent Diabetes Melitus ($DDM) terdapat de.isiensi insulin absolut yang disebabkan oleh
autoimun atau idiopatik. (edangkan diabetes tipe $$ atau <on $nsulin Dependent Diabetes melitus
(<$DDM), de.isiensi insulin bersi.at relati. dengan kadar insulin serum kadang biasanya normal atau
mungkin bahkan meningkat, yang disebabkan kelainan dalam pengikatan insulin pada reseptor.
0elainan ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah reseptor atau akibat ketidaknormalan
reseptor insulin intrinsik. (elain tipe $ dan tipe $$, masih ada lagi jenis lain dari diabetes seperti M/DD,
de.ek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat, in.eksi, antibodi
insulin, gestasional DM.
5.;. Mani.estasi klinis
Mani.estasi klinis dikaitkan dengan konsekuensi metabolik de.isiensi insulin. Diagnosis a-al dengan
gejala khas berupa poli.agia, poliuria, polidipsia, lemas, berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
@ejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, pruritas
FulFa pada -anita.
5.5. Diagnosis
0eluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah se-aktu B233 mg5dl, glukosa
darah puasa B124 mg5dl sudah !ukup untuk menegakkan diagnosis DM. ,ntuk diagnosis DM dan
gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. (ekurang-
kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk kon.irmasi diagnosis DM pada hari
yang lain atau 1es 1oleransi @lukosa /ral (11@/) yang abnormal. 0on.irmasi tidak diperlukan pada
keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan
yang menurun !epat, dll.
'da perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. ,ji diagnostik dilakukan pada
mereka yang menunjukan gejala DM, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk
mengidenti.ikasi mereka yang tidak bergejala, tapi punya resiko DM (usia B;5 tahun, berat badan
lebih, hipertensi, ri-ayat keluarga DM, ri-ayat abortus berulang, melahirkan bayi B;333 gr, kolesterol
6DL >I 75 mg5dl, atau trigliserida BI 253 mg5dl). ,ji diagnostik dilakukan pada mereka yang positi.
uji penyaring.
5.4. 0omplikasi
'. 'kut B. 0ronik
1. koma hipoglikemia 1. mikroangiopati
2. ketoasidosis 2. makroangiopati
7. koma hiperosmolar nonketotik
5.%. "enatalaksanaan
'. "eren!anaan makan &. /bat hipoglikemik
B. Latihan jasmani D. "enyuluhan
4. (ekema
<amun, tidak dapat ditegakkan diagnosis jika hanya melihat data tersebut. ,ntuk menegakkan
diagnosis DM perlu dilakukan pemeriksaan gula darah se-aktu yang B 233 mg5dl. (kema diagnosisnya
adalah sebagai berikut :
0arena pada skenario tidak didapatkan data pemeriksaan gula, maka tidak dapat dipastikan pasien
tersebut menderita DM.
<amun, ada beberapa gejala 5 penyakit yang dapat diberi penatalaksanaan sementara, yaitu untuk
mengobati hipertensi, obesitas, dan dislipidemia.
1. 6ipertensi. 'da tiga kelompok yang beresiko hipertensi :
a. "asien dengan tekanan darah perbatasan 1;3-143 atau B 143, tanpa gejala penyakit kardioFaskular,
kerusakan organ, atau .aktor risiko lainnya. Bila dengan modi.ikasi gaya hidup, tekanan darah belum
turun, maka diberi obat antihipertensi.
b. "asien tanpa penyakit kardioFaskular dan kerusakan organ, tapi memiliki .aktor risiko (usia B 43
tahun, merokok, dislipidemia, DM, ri-ayat keluarga), namun bukan DM, maka langsung diberi obat
antihipertensi.
!. "asien dengan penyakit kardioFaskular atau kerusakan organ yang jelas diberi obat sesuai jenis
kerusakannya seperti beta bloker untuk in.ark miokard.
2. /bes. (e!ara keseluruhan pengelolaan obes men!akup :
a. <on.armakologis : pengaturan makan dengan mengurangi asupan kalori dan latihan jasmani.
b. Carmakologis : misal diethylpropion, .len.uranin.
!. Bedah pada kasus tertentu.
7. Dislipidemia dengan : (1) diet rendah lemak, (2) obat, seperti gen.ibro+il.
(elanjutnya akan saya bahas mengenai DM pada anak laki-laki pasien dan penyakit yang diderita
saudara laki-laki pasien.
"ada skenario didapatkan ri-ayat anak laki-laki dari pasien pernah dira-at karena DM. (eperti
diketahui sebelumnya, se!ara klinis DM dibagi menjadi tipe 1, tipe 2, dan tipe lainnya. DM tipe 1
($DDM) disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas, sehingga insulin tidak terbentuk.
0onsekuensinya, tanpa insulin yang !ukup glukosa darah sukar diikat oleh sel target, sehingga
timbulah hipergklikemia dalam darah. DM tipe 2 (<$DDM) disebabkan resistensi insulin, dimana sel
beta pankreas dapat dengan normal mensekresi insulin, namun insulin tidak dapat berikatan dengan
reseptor.
1ampaknya pada kasus ini, anak tersebut menderita DM tipe 1, hal ini terlihat pada keadaan penderita
yang semula gemuk kemudian kurus. Mekanismenya sebagai berikut : semula gemuk, terkena DM tipe
1, kekurangan insulin, sel tidak dapat mengikat glukosa, terjadi lipolisis dan proteolisis dari sel otot,
lemak dipe!ah, !adangan lemak berkurang, otot menipis, lalu kurus. (edangkan pada tipe 2, justru
terjadi sebaliknya. 0arena kadar insulin yang !ukup bahkan hiperinsulin, sel akan mudah mengikat
lemak dan protein, -alau terjadi resistensi terhadap glukosa, sehingga tubuh penderita akan gemuk.
"embahasan selanjutnya, pada saudara laki-laki pasien. Didapatkan data pada skenario, penderita
minum obat glibenklamid 7 8 sehari. @libenklamid adalah salah satu obat DM tipe 1 dari golongan
sul.onilurea yang ber.ungsi salah satunya meningkatkan sekresi insulin. <amun, karena dosis terlalu
banyak yang seharusnya sehari !ukup 1 tablet, maka terjadi hipoglikemia. 6al inilah yang
menyebabkan penderita diba-a ke rumah sakit.
@ejala hipoglikemia terdiri dari dua .ase :
1. Case 1 yaitu gejala yang timbul akibat aktiFasi pusat otonom di hipotalamus sehingga dilepaskannya
horman epine.rin, termasuk gejala peringatan. @ejala berupa palpitasi, keluar banyak keringat, tremor,
ketakutan, lapar, mual.
2. Case 2 yaitu gejala akibat gangguan .ungsi otak, dinamakna gejala neurologi. @ejala berupa pusing,
pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilang keterampilan motorik halus, penurunan
kesadaran, kejang, koma.
"enatalaksanaan dilakukan bila pasien masih sadar dengan minum larutan gula 13-73 gr. Bila tidak
sadar, diberi suntikan bolus dekstrosa 15-25 gr atau mengoleskan madu5sirup pada mukosa pipi. Bila
belum sadar juga, kadar glukosa perlu diperiksa untuk dieFaluasi lebih lanjut. (etelah pasien sadar beri
in.us dekstrosa 13 J 7 har, dengan monitor glukosa darah #3-1?3 mg tiap 7-4 jam.
*ika ditelisik, ternyata penderita ini pernah diamputasi. 1ampaknya penderita pernah mengalami
komplikasi DM, yitu ulkus5 gangren diabetik. "enanganan pada DM itu sendiri dibagi dua, jangka
pendek untuk menghilangkan gejala dan jangka panjang untuk men!egah komplikasi. 1ujuan tersebut
dilaksanakan dengan !ara menormalkan kadar glukosa, lipid, dan insulin.
0erangka utama penatalaksanaan DM, yaitu :
1. "eren!anaan makan 5 diet.
Menurut standar "E)0E<$, santapan seimbang berupa karbohidart 43-%3, protein 13-15, lemak
23-25. *umlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gi+i, umur, sters akut, dan kegiatan
jasmani.
2. Latihan jasmani
7. /bat seperti sul.onilurea, biguanid, inhibitor al.a glukosidase, insulin.
B'B $$$
"EMB'6'('<
1. "engertian Diabetes Mellitus
- Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makroFaskuler, mikroFaskuler dan
neurologis. (Barbara &. Long)
- Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan de.isiensi insulin atau kerja insulin yang
tidak adekuat. (Brunner dan (udart)
- Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh .aktor lingkungan dan
keturunan se!ara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol (H6/).
- Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar
glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relati. ((uyono, 2332).
2. Etiologi
Etiologi dari diabetes mellitus tipe $$ sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari studi-
studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bah-a diabetes mellitus adalah merupakan suatu
sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang
mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa .aktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
2.1. Caktor genetik
)i-ayat keluarga dengan diabetes :
"in!us dan Hhite berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus dengan
kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes mellitus men!apai
?, 77 dan 5, 77 bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, #4
.
2.2. Caktor non genetik
1. $n.eksi
=irus dianggap sebagai KtriggerL pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi geneti! terhadap
diabetes mellitus.
2. <utrisi
a. /besitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b. Malnutrisi protein
!. 'lkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
7. (tres
(tres berupa pembedahan, in.ark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan hyperglikemia
sementara.
;. 6ormonal (indrom !ushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena
jumlah somatotropin meninggi, .eokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi,
.eokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
7. 0lasi.ikasi
Berdasarkan klasi.ikasi dari H6/ (1#?5) dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes mellitus type insulin, $nsulin Dependen diabetes mellitus ($DDM) yang dahulu dikenal
dengan nama *uFenil /nset diabetes (*/D), klien tergantung pada pemberian insulin untuk men!egah
terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat
disebabkan karena keturunan.
b. Diabetes mellitus type $$, <on $nsulin Dependen diabetes mellitus (<$DDM), yang dahulu dikenal
dengan nama Maturity /nset diabetes (M/D) terbagi dua yaitu : <on obesitas, /besitas. Disebabkan
karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada
jaringan peri.er. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih ;3 tahun) atau anak dengan obesitas.
!. Diabetes mellitus type lain
1. diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena obat5+at
kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
2. /bat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Curasemid, thyasida diureti! glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
7. diabetes @estasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
dikelompokkan kedalam <$DDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon
pertumbuhan dan hormon !horionik somatomamotropin (6&(). 6ormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke .etus.
;. "ato.isiologi
(ebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga e.ek utama kekurangan
insulin sebagai berikut :
1. "engurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa
darah setinggi 733 sampai 1233 mg5hari5133 ml.
2. "eningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan
metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding Faskuler yang mengakibatkan
aterosklerosis.
7. "engurangan protein dalam jaringan tubuh.
'kan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah pato.isiologi pada diabetes mellitus yang tidak mudah
tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk
tubulus ginjal dan .iltrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah
bermakna mulai dibuang ke dalam urine. *ika jumlah .iltrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit
tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 1?3 mg.
'sidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah dibi!arakan.
Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto A asetat dan asam
Bihidroksibutirat dalam !airan tubuh dapat meningkat dari 1 MeM5Liter sampai setinggi 13 MeM5Liter.
5. @ambaran 0linik
@ejala yang la+im terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :
"ada tahap a-al sering ditemukan :
5.1. "oliuri (banyak ken!ing)
6al ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal
terhadap glukosa sehingga terjadi osmoti! diuresis yang mana gula banyak menarik !airan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak ken!ing.
5.2. "olidipsi (banyak minum)
6al ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan !airan banyak karena poliuri, sehingga
untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
5.7. "olipagi (banyak makan)
6al ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starFasi (lapar). (ehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan. 1etapi -alaupun klien banyak makan, tetap saja makanan
tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
5.;. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
6al ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat
peleburan +at dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan
lapar, maka tubuh selanjutnya akan meme!ah !adangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang
berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM -alaupun banyak makan akan tetap kurus
5.5. Mata kabur
6al ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa A sarbitol .ruktasi) yang disebabkan karena
insu.isiensi insulin. 'kibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukan katarak.
4. Diagnosis
Diagnosis diabetes mellitus umumnya dipikirkan dengan adanya gejala khas diabetes mellitus berupa
poliuria, polidipsi, poliphagia, lemas dan berat badan menurun. *ika keluhan dan gejala khas ditemukan
dan pemeriksaan glukosa darah se-aktu yang lebih 214 mg5dl sudah !ukup untuk menegakkan
diagnose
%. "enatalaksanaan
1ujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah
dan men!egah timbulnya komplikasi a!ut dan kronik. *ika klien berhasil mengatasi diabetes yang
dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. "enatalaksanaan diabetes
tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga .aktor akti.itas .isik, diet dan interFensi .armakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
"ada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis untuk selamanya.
1iga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga * (jumlah, jad-al
dan jenis makanan) yaitu :
* $ : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
* 2 : jad-al makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terda.tar.
* 7 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Diet pada penderitae diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a. Diet ' : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 53 , lemak 73 , protein 23 .
b. Diet B : terdiri dari karbohidrat 4? , lemak 23 , protein 12 .
!. Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 43 , lemak 23 , protein 23 .
d. Diet B1 dan B2 diberikan untuk ne.ropati diabetik dengan gangguan .aal ginjal.
$ndikasi diet ' :
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
$ndikasi diet B :
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
a. 0urang tahan lapan dengan dietnya.
b. Mempunyai hyperkolestonemia.
!. Mempunyai penyulit mikroangopati misalnya pernah mengalami !erobroFaskuler a!ident (!Fa)
penyakit jantung koroner.
d. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi belum ada ne.ropati
yang nyata.
e.1elah menderita diabetes dari 15 tahun
$ndikasi diet B1
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita diabetes
terutama yang :
a.Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
b.0urus (under-eight) dengan relati. body -eight kurang dari #3 .
!.Masih muda perlu pertumbuhan.
d.Mengalami patah tulang.
e.6amil dan menyusui.
..Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
g.Menderita tuberkulosis paru.
h.Menderita penyakit graFes (morbus basedou).
i.Menderita selulitis.
j.Dalam keadaan pas!a bedah.
$ndikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
$ndikasi B2 dan B7
Diet B2
Diberikan pada penderita ne.ropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens kreatininnya masih lebar
dari 25 ml5mt.
(i.at-si.at diet B2
a.1inggi kalori (lebih dari 2333 kalori5hari tetapi mengandung protein kurang.
b. 0omposisi sama dengan diet B, (4? hidrat arang, 12 protein dan 23 lemak) hanya saja diet
B2 kaya asam amino esensial.
!. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2133 A 2733 kalori 5 hari.
0arena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B7
Diberikan pada penderita ne.ropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers kreatininnya
kurang dari 25 M$5mt
(i.at diet B7
a. 1inggi kalori (lebih dari 2333 kalori5hari).
b. )endah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein ;3 gram5hari.
!. 0arena alasan <o 2 maka hanya dapat disusun diet B7 2133 kalori dan 2733 5 hari. (bila tidak akan
merubah jumlah protein).
d. 1inggi karbohidrat dan rendah lemak.
e. Dipilih lemak yang tidak jenuh.
(emua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan se!ara teratur tiap
hari pada saat setengah jam sesudah makan. *uga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap
hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB.
"enyuluhan kesehatan.
,ntuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara dokter
dengan penderita yang datang. (elain itu juga dilakukan melalui media-media !etak dan elektronik.
?. 0omplikasi
?.1. 'kut
1. 6ypoglikemia
2. 0etoasidosis
7. Diabetik
?.2. 0ronik
1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah tepi,
pembuluh darah otak.
2. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah ke!il retinopati diabetik, ne.ropati diabeti!.
7. <europati diabeti!.
B'B $=
D$'0</(' 0E"E)'H'1'<
1. 0onsep Dasar 'suhan 0epera-atan
"emberian asuhan kepera-atan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama
antara pera-at dengan klien dan keluarga, untuk men!apai tingkat kesehatan yang optimal dalam
melakukan proses terapeutik maka pera-at melakukan metode ilmiah yaitu proses kepera-atan. "roses
kepera-atan merupakan tindakan yang berurutan yang dilakukan se!ara sistematis dengan latar
belakang pengetahuan komprehensi. untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidenti.ikasi masalah
dan diagnosa, meren!anakan interFensi mengimplementasikan ren!ana dan mengeFaluasi ren!ana
sehubungan dengan proses kepera-atan pada klien dengan gangguan sistem endokrin.
1.1. "engkajian
"engkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari
pengumpulan data yang meliputi : biodata, ri-ayat kesehatan, keluhan utama, si.at keluhan, ri-ayat
kesehatan masa lalu, pemeriksaan .isik, pola kegiatan sehari-hari.
6al yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a. 'ktiFitas dan istirahat :
0elemahan, susah berjalan5bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, ta!hi!ardi5ta!hipnea pada
-aktu melakukan aktiFitas dan koma.
b. (irkulasi
)i-ayat hipertensi, penyakit jantung seperti $M', nyeri, kesemutan pada ekstremitas ba-ah, luka yang
sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata !ekung.
!. Eliminasi
"oliuri,no!turi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pu!at.
d. <utrisi
<ausea, Fomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual5muntah.
e. <eurosensori
(akit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan
bingung.
.. <yeri
"embengkakan perut, meringis.
g. )espirasi
1a!hipnea, kussmaul, ron!hi, -hee+ing dan sesak na.as.
h. 0eamanan
0ulit rusak, lesi5ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. (eksualitas
'danya peradangan pada daerah Fagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
1.2. Diagnosa 0epera-atan
Berdasarkan pengkajian data kepera-atan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa
kepera-atan yang mungkin mun!ul pada klien diabetes mellitus yaitu :
a.0ekurangan Folume !airan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b."erubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak!ukupan insulin,
penurunan masukan oral.
!.)esiko in.eksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d.)esiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa5insulin dan atau elektrolit.
e.0elelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
.. 0etidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang5progresi. yang tidak dapat diobati,
ketergantungan pada orang lain.
g. 0urang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan5mengingat, kesalahan interpretasi in.ormasi.
1. 7. )en!ana 0epera-atan
a. 0ekurangan Folume !airan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
1ujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda Fital stabil, nadi peri.er dapat diraba, turgor
kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat se!ara indiFidu, dan kadar elektrolit dalam batas
normal.
$nterFensi :
1. "antau tanda-tanda Fital.
)asional : 6ypoFolemia dapat dimani.estasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2. 0aji nadi peri.er, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
)asional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau Folume sirkulasi yang adekuat.
7. "antau masukan dan keluaran, !atat berat jenis urine.
)asional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan !airan pengganti, .ungsi ginjal, dan kee.ekti.an dari
terapi yang diberikan.
;. 1imbang berat badan setiap hari.
)asional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status !airan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan !airan pengganti.
5. Berikan terapi !airan sesuai indikasi.
)asional : 1ipe dan jumlah dari !airan tergantung pada derajat kekurangan !airan dan respons pasien
se!ara indiFidual.
b. "erubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak!ukupan insulin,
penurunan masukan oral.
1ujuan :
Men!erna jumlah kalori5nutrien yang tepat. Menunjukkan tingkat energi biasanya. Berat badan stabil
atau bertambah.
$nterFensi :
1. 1entukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
)asional : Mengidenti.ikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2. 1imbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
)asional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
7. $denti.ikasi makanan yang disukai5dikehendaki termasuk kebutuhan etnik5kultural.
)asional : *ika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam peren!anaan makan, kerjasama
ini dapat diupayakan setelah pulang.
;. Libatkan keluarga pasien pada peren!anaan makan sesuai indikasi.
)asional : Meningkatkan rasa keterlibatannyaG memberikan in.ormasi pada keluarga untuk memahami
nutrisi pasien.
5. Berikan pengobatan insulin se!ara teratur sesuai indikasi.
)asional : $nsulin reguler memiliki a-itan !epat dan karenanya dengan !epat pula dapat membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
!. )esiko in.eksi berhubungan dengan hyperglikemia.
1ujuan :
Mengidenti.ikasi interFensi untuk men!egah menurunkan resiko in.eksi. Mendemonstrasikan teknik,
perubahan gaya hidup untuk men!egah terjadinya in.eksi.
$nterFensi :
1. /bserFasi tanda-tanda in.eksi dan peradangan.
)asional : "asien mungkin masuk dengan in.eksi yang biasanya telah men!etuskan keadaan
ketoasidosis atau dapat mengalami in.eksi nosokomial.
2. 1ingkatkan upaya untuk pen!egahan dengan melakukan !u!i tangan yang baik pada semua orang
yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
)asional : Men!egah timbulnya in.eksi silang.
7. "ertahankan teknik aseptik pada prosedur inFasi..
)asional : 0adar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
;. Berikan pera-atan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
)asional : (irkulasi peri.er bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
terjadinya kerusakan pada kulit5iritasi kulit dan in.eksi.
5. Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk e.ekti. dan na.as dalam.
)asional : Membantu dalam memFentilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
d. )esiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa5insulin dan atau elektrolit.
1ujuan :
Mempertahankan tingkat kesadaran5orientasi. Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan
sensori.
$nterFensi :
1. "antau tanda-tanda Fital dan status mental.
)asional : (ebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal
2. "anggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
)asional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
7. "elihara aktiFitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari
sesuai kemampuannya.
)asional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan mempertahankan
orientasi pada lingkungannya.
;. (elidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha5kaki.
)asional : <europati peri.er dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
sentuhan5distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan keseimbangan.
e. 0elelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
1ujuan :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam aktiFitas yang diinginkan.
$nterFensi :
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktiFitas.
)asional : "endidikan dapat memberikan motiFasi untuk meningkatkan tingkat aktiFitas meskipun
pasien mungkin sangat lemah.
2. Berikan aktiFitas alternati. dengan periode istirahat yang !ukup.
)asional : Men!egah kelelahan yang berlebihan.
7. "antau nadi, .rekuensi perna.asan dan tekanan darah sebelum5sesudah melakukan aktiFitas.
)asional : Mengindikasikan tingkat aktiFitas yang dapat ditoleransi se!ara .isiologis.
;. 1ingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktiFitas sehari-hari sesuai toleransi.
)asional : Meningkatkan keper!ayaan diri5harga diri yang positi. sesuai tingkat aktiFitas yang dapat
ditoleransi.
.. 0etidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang5progresi. yang tidak dapat diobati,
ketergantungan pada orang lain.
1ujuan :
Mengakui perasaan putus asa. Mengidenti.ikasi !ara-!ara sehat untuk menghadapi perasaan. Membantu
dalam meren!anakan pera-atannya sendiri dan se!ara mandiri mengambil tanggung ja-ab untuk
aktiFitas pera-atan diri.
$nterFensi :
1. 'njurkan pasien5keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang pera-atan di rumah sakit dan
penyakitnya se!ara keseluruhan.
)asional : Mengidenti.ikasi area perhatiannya dan memudahkan !ara peme!ahan masalah.
2. 1entukan tujuan5harapan dari pasien atau keluarga.
)asional : 6arapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
mengakibatkan perasaan .rustasi.kehilangan kontrol diri dan mungkin mengganggu kemampuan
koping.
7. Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam pera-atan diri sendiri dan berikan
umpan balik positi. sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
)asional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
;. Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam pera-atan diri sendiri.
)asional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
g. 0urang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan5mengingat, keselahan interpretasi in.ormasi.
1ujuan :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengidenti.ikasi hubungan tanda5gejala dengan proses
penyakit dan menghubungkan gejala dengan .aktor penyebab. Dengan benar melakukan prosedur yang
perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
$nterFensi :
1. &iptakan lingkungan saling per!aya
)asional : Menanggapai dan memperhatikan perlu di!iptakan sebelum pasien bersedia mengambil
bagian dalam proses belajar.
2. Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.
)asional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih
gaya hidup.
7. Diskusikan tentang ren!ana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
)asional : 0esadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam meren!anakan
makan5mentaati program.
;. Diskusikan pentingnya untuk melakukan eFaluasi se!ara teratur dan ja-ab pertanyaan pasien5orang
terdekat.
)asional : Membantu untuk mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat.
(ebelum membahas dan mendiagnosis penyakit, harus diketahui dahulu kesan umum pasien yang dapat
diambil5 dilakukan saat anamnesis.
Dalam skenario pada kasus di atas, dapat dilihat kesan umum sebagai berikut :
1. usia I 55 tahun
2. BBI #3 kg, 1BI 154 !m. Dari data tersebut dapat di!ari indeks massa tubuh (BM$) dengan
rumus, BM$I BB5 (1B)2 (BB dalam kg dan 1B dalam meter), maka BM$I #3 5 (1,54) 2 I 74,#?.
Berdasarkan kriteria dari Depkes, 1##4, BM$ B 2% adalah gemuk tingkat berat atau obes. Begitu pula
berdasar H6/, dikatakan obes bila BM$ B 73.
7. poliuria dengan .rekuensi 13-15 kali sehari.
;. kedua kaki terasa kesemutan, hal ini mendasari kenapa dokter pada skenario mendiagnosis
polineuropati dan merujuknya ke poliklinik neurologi.
5. pernah menderita gout arthritis.
4. ada ri-ayat keluarga dengan diabetes melitus, yaitu anak laki-laki dan saudara laki-lakinya.
%. tekanan darah tinggi, yaitu 1535133 mm6g. Berdasarkan 1he *oint <ational &ommitte (*<&) =$$,
penilaian tekanan darah dengan sistolik 1;3-15# dan diatolik #3-##, adalah hipertensi tahap pertama
(stage 1 hypertension)
?. pemeriksaan laboratorium dengan hasil : kolesterol total 253 mg5dl (< > 233), trigliserida 753 mg5dl
(<I ;3-155), 6DL 75 mg5dl (< laki-laki 75-55, -anita ;5-45), LDL 215 mg5dl (< > 173), ureum %3
mg5dl (<I23-;3), kreatinin 2 mg5dl (<I 3,5-1,5), asam urat 13 mg5dl (<I7-%). Berarti terjadi kenaikan
semua hasil pemeriksaan, ke!uali 6DL kolesterol. $ni menunjukan gejala dislipidemia (hiperlipidemia)
Dari data tersebuit di atas, dapat diambil kemungkinan sementara penyakit yang diderita adalah lebih
!ondong pada diabetes melitus. 6al ini dikarenakan :
1. menunjukan beberapa gejala khas DM, yaitu poliuria, kesemutan, dan obes.
2. ada ri-ayat keluarga DM.
7. adanya kemungkinan komplikasi DM berupa hipertensi, dislipidemia, kesemutan (merupakan salah
satu gejala neuropati).
;. mempunya resiko yang besar terhadap DM, yaitu usia B ;3 tahun, ada ri-ayat keluarga DM,
hipertensi, obes.
2. &ontoh Diaknosa 0epera-atan
</
Diaknosa 0epera-atan
Berhubungan Dengan
0emungkinan Dibuktikan /leh
0riteria 6asil
1.
2.
7.
;.
5.
4.
%.
0ekurangan .olume !airan
<utrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh.
$n.eksi resiko tinggi terhadap((E"($().
"erubahan sentori perseptual.
0elelahan
0etidak berdayaan
0urang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Diuresis osmotik (dari hiperglikemia) kehilangan gastrik berlebihan: diare, muntah,
0etidak !ukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabilisme protein atau lemak). "enurunan masukan oral: anireksia, mual, lambung
penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.
0adar glukosa tinggi , penurunan .ungsi lukosit, perubahan pada sirkulasi. $n.eksi perna.asan yang ada
sebelumnya atau $(0.
0etidak keseimbangan glukosa atau insulin dan eletrolit.
"enurunan produksi energi metabilik. "erubahan kimia darah: insu.isiensi insulin. "eningkatan
kebutuhan energi: kasus hipermitabolik atau in.eksi.
"enyakit jangka panjang atau progresit yang tidak dapai diobati ketergantungan pada orang lain.
0urang mengingat kesalahan interpretasi. 1idak mengenal sumber in.ormasi.
"eningkatan pengeluaran urine,urine en!er, kelemahan, haus, penurunan berat badan tiba-tiba.
Membran mukosa kering, tugor kulit buruk.
Melaporkan masukan makanan takadekuat, kurang minat pada makanan. "enurunanberat badan:
kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk. Diare.
1idak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diaknosa aktual.
'danya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diaknosa akut.
0urang energi yang berlebih, ketidakmampuan untuk mempertahankan
rutinitas biasanya, penurunan kinerja, ken!enderungan untuk ke!elakaan.
"enolakan untuk mengekpresikan perasaan sebenarnya ekspresi tentang mengalami situasi tidak
terkontrol. apatis, menarik diri, marah. 1itak membantu kemajuan, tidak berpartisipasi dalam pera-atan
atau pembuatab keputusan penekanan terhadap penekanan penyimpangan atau komplikasi .isik
meskipun pasien bekerja sama dengan aturan.
Mengungkapkan masalah, ketidak akuratan mengikuti intruksi, terjadinya komplikasi yang dapat
di!egah.
Mendemostrasikan hidrasi akut dibuktikan oleh tanda Fital stabil, madi .eri.er dapat diraba, tugor kulit
dan kapiler baik, pengeluaran urine tepat tse!ara indiFidu, dan kadar elektrolik dalam batas normal.
Men!erna jumlah kalori atau nuutien yang tepat. Menunjukan tingkat energi biasanya.
Mendemontrasikan berat badab stabil atau menambah kearah rentan biasanya atau yang diinginkan
dengan nilai laboratorium normal.
Mengidenti.ikasi inter.ensi untuk men!egah atau menurunkan resiko in.eksi. Mendemontrasikan
teknik, perubahan gaya hidup untuk men!egah terjadinya in.eksi.
Mempertahankan tingkat mental biasanya. Mengenali dan menkompensasi adanya kerusakan sensori.
Menggungkapkan peningkatan tingkat energi menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam akti.itas yang diinginkan.
Mengakui perasaan putus asa. Mengideti.ikasikan !ara-!ara sehat untuk menghadapi perasaan.
membantu dalam meren!anakan pera-atnya sendiri dan se!ara mandirimengambil tanggung ja-ab
untuk akti.itas pera-atan diri.
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengiditi.ikasi gejala dan proses penyakit dan
menghubungkan gejala dan .aktor penyebab. Dengan benar melakukan prosudur yang perlu dan
menjelaskan resional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartusipasi dalam program
pengobatan.
B'B =
"E<,1,"
1. (impulan
1. "asien pada skenario di atas mempunyai kemungkinan besar menderita diabetes melitus,

You might also like