Putu Gede Yudi Darma Wijaya S. Jasmine Stephanie Christian Pendahuluan Kejang merupakan gangguan neurologis yang lazim pada kelompok umur pediatri dan terjadi dengan frekuensi 4-6 kasus/1000 anak kejang demam biasa terjadi pada masa awal anak- anak, pada sekitar 2% sampai 5% dari jumlah anak- anak. Kejang demam biasanya terjadi pada umur antara 3 bulan sampai 5 tahun Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 12 menit) biasanya disertai dengan apneu
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kejang merupakan suatu serangan mendadak yang dapat nampak sebagai gangguan atau kehilangan kesadaran, aktifitas motorik abnormal, kelainan perilaku, gangguan sensoris, atau disfungsi outonom. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial Epidemiologi Kejang demam terjadi pada 2-4% dari populasi anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun Di amerika sekitar 70-75% merupakan kejang demam sederhana. 20 - 25% merupakan kejang demam kompleks. Dan sekitar sepertiga dari pasien ini mengalami sedikitnya satu kali kekambuhan. Lebih dari 90 % dari kejang demam adalah kejang umum, kurang dari 5 menit dan terjadi awal pada penyakit yang menyebabkan demam
Etiologi Infeksi ekstrakranial infeksi saluran pernafasan atas radang telinga tengah infeksi saluran cerna infeksi saluran kemih
Patofisiologi
Manifestasi Klinis Kejang demam sederhana Kejang biasanya bersifat umum, tonik klonik dan berlangsung kurang dari 12 menit.. Tidak ada kelainan yang permanen atau sebelumnya tidak menunjukkan kejang tanpa panas. Kejang ini biasanya terjadi pada umur penderita 6 bulan sampai 5 tahun. Demam dan atau kejang tidak disebabkan oleh meningitis, ensefalitis atau penyakit yang mempengaruhi otak. Kejang demam kompleks Kejang bersifat fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Lama kejang lebih dari 12 menit. Kejang pertama kali umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun. Adanya gejala dari kelainan neurologis yang permanen. Dalam 24 jam serangan kejang lebih dari 1 kali. Dan ada riwayat epilepsi di keluarga termasuk ayah, ibu dan saudara kandung. Faktor resiko Demam Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung Perkembangan terlambat Problem pada masa neonatus Anak dalam perawatan khusus Kadar natrium rendah Komplikasi Faktor resiko kejang berulang : Riwayat kejang demam dalam keluarga. Usia kurang dari 18 bulan. Tingginya suhu badan sebelum kejang. Makin tinggi suhu sebelum kejang demam makin kecil resiko berulangnya kejang demam. Lamanya demam sebelum kejang. Makin pendek jarak antara mulainya demam dengan terjadinya bangkitan kejang demam, makin besar risiko berulangnya kejang demam Mesial temporal sklerosis. Hipoksia dan iskemia Kejang demam berulang Epilepsi Todds paresis Gangguan intelegensia Hemiparesis Faktor resiko epilepsi : Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama Kejang demam kompleks Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung Diagnosis Banding Meningitis Ensefalitis Abses otak Status epileptikus
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium dl, gula darah, elektrolit Lumbal pungsi sangat dianjurkan untuk usia <12 tahun jika curiga meningitis EEG, kemungkinan kejadian epilepsi CT scan kepala atau MRI, indikasi pada kejang fokal/ parsial, kelainan neurologis, atau peningkatan tekanan intrakranial Penatalaksanaan Mengatasi kejang fase akut Mengatasi demam, mencari dan mengobati penyebab demam Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang Penatalaksanaan Pengobatan saat kejang Dosis diazepam rektal adalah : Dosis 5 mg untuk anak di bawah 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun, atau Dosis 5 mg untuk berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg, atau 0,5 - 0,75 mg/kg BB/kali
Penatalaksanaan Pengobatan rumat Obat rumat yang dapat menurunkan risiko berulangnya kejang demam hanya fenobarbital atau asam valproat Dosis valproate adalah 12 - 40 mg/kg BB/hari dibagi 2 - 3 dosis sedangkan fenobarbital 3-4 mg/kg BB/hari dibagi dalam 1-2 dosis. Pengobatan rumat cukup diberikan selama 1 tahun, kecuali pada kasus yang sangat selektif. Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar (40-50%). Penatalaksanaan Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan salah satu ciri sebagai berikut : Kejang lama > 12 menit Anak mengalami kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, todds paresis, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus Kejang fokal Bila ada keluarga sekandung atau orang tua yang mengalami epilepsi.
Penatalaksanaan Pengobatan intermiten Antipiretik Paracetamol atau asetaminofen 10 - 12 mg/kg BB/kali diberikan 4 kali. Ibuprofen 10 mg/kg BB/kali, diberikan 3-4 kali sehari. Anticonvulsan Pemakaian Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang (1/3-2/3 kasus). Dapat juga diberikan diazepam rektal dengan dosis 0,5 mg/kg BB setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0 C. Prognosis Prognosis anak dengan kejang demam adalah bagus Kejang demam akan kambuh pada 50% anak yang mengalami kejang demam kurang dari 1 tahun dan 27% pada onset setelah umur satu tahun Jika tidak ditangani, 33% pasien mengalami setidaknya satu kali kekambuhan LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS Identitas Nama : KYM Umur : 1 tahun 3 bulan 25 hari Tanggal lahir : 10 Januari 2011 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl Raya Sesetan, Gang Betet No 3, Denpasar Tanggal Kunjungan : 1 September 2013 (di rumah pasien) ANAMNESIS Keluhan utama : Kejang Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien dikeluhkan mengalami kejang sejak di rumah sampai tiba di triage anak pada tanggal 25 Agustus 2013 pukul 15.55 WITA. Jarak antara rumah dan RS kurang lebih 15 menit. Kejang ini terjadi 1 kali dan pada saat kejang, mata pasien dikatakan mendelik ke atas, dengan tangan dan kaki kaku, mulut berbuih. Kejang berhenti setelah diberikan obat diazepam per rektal. Kejang ini merupakan yang pertama kalinya dirasakan pasien. Demam diderita oleh pasien sejak 1 hari SMRS, demam awalnya sumer-sumer kemudian meninggi. Pasien telah dibawa ke dokter sebelumnya dan diberikan obat penurun panas. Suhu tubuh pasien sempat turun sebentar setelah meminum obat, namun kemudian naik lagi. Suhu pada saat kejang adalah 38,9 0 C.
Pasien juga memiliki keluhan batuk pilek yang muncul 1 hari SMRS dan dahaknya susah dikeluarkan. Sesak disangkal. Pasien juga dikeluhkan berbau pada kedua telinganya sejak 2 bulan yang lalu. Keluar cairan dari telinga disangkal. BAK normal, terakhir kali saat di triage anak, warna bening kekuningan. BAB normal.
Riwayat penyakit sebelumnya Pasien sering mengalami demam yang menyertai batuk pilek. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat opname sebelumnya juga disangkal.
Riwayat penyakit di keluarga Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal. Riwayat sakit pada sistem saraf, jantung, kencing manis, ataupun sakit lainnya disangkal oleh keluarga
Riwayat pengobatan Pada Sabtu, 24 Agustus 2013, pasien telah melakukan pengobatan ke Bidan yang praktek di daerah Sesetan dan telah mendapatkan Sanmol (Paracetamol) cth. Panas dikatakan mau turun setelah meminum obat, namun beberapa jam kemudian suhu tubuh naik lagi.
Riwayat nutrisi ASI : 0 bulan sekarang Susu formula : 1 bulan sekarang Bubur susu : 6 bulan 7 bulan Nasi Tim : 7 bulan sekarang Makanan dewasa : 12 bulan sekarang
Riwayat Tumbuh Kembang Mengangkat Kepala : 3 bulan Membalikkan badan : 4 bulan Duduk : 6 bulan Merangkak : 8 bulan Berdiri : 11 bulan Berjalan : 13 bulan Bicara : 13 bulan Riwayat Imunisasi : Imunisasi oleh ibu dikatakan lengkap di Puskesmas, antara lain BCG 1x, Polio 4x, DPT 3x, Hepatitis B 3x, Campak 1x. Riwayat sosial: Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Saat ini pasien tinggal dengan kedua orang tua beserta dua kakaknya. Kakak- kakak pasien tidak pernah mengalami kejang demam saat balita.
PEMERIKSAAN FISIK STATUS PRESENT Kesan Umum : Tampak sehat (aktif). Kesadaran : Komposmentis. Nadi : 102 x/menit reguler isi cukup. Respirasi : 31 x/menit reguler. T o ax : 36,9 C.
Antropometri Berat Badan : 8,5 kg Panjang Badan : 74 cm Lingkar Kepala : 45 cm Lingkar Lengan Atas : 14 cm
Baku rujukan penilaian status gizi anak laki-laki usia 0 36 bulan menurut berat badan dan umur (BB/U) : Gizi Kurang (< -2 SD)
Baku rujukan penilaian status gizi anak laki-laki usia 0 24 bulan menurut panjang badan dan umur (PB/U) : Normal (> -2 SD - + 2 SD)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Hematologi Rutin (25 Agustus 2013) ITEM NORMAL HASIL KETERANGAN WBC 10 3 /Ul 6-14 15,0 Meningkat RBC 10 6 /uL 4,1-5,3 5,07 Menurun HGB 12-16 10.7 Menurun HCT 36-49 34.8 Menurun MCV 78-102 68,7 Menurun MCH 25-35 21.1 Menurun MCHC 31-36 30.7 Menurun PLT 140-440 280 Normal Pemeriksan Kadar Besi Darah (26 Agustus 2013) Test Hasil Flag IRON2 27,99 ug/dl <RR 50,00 UIBC 320,24 ug/dl CRPL2 20,88 ug/dl <RR 5,00 TIBC 348,23 ug/dl ASSESMENT
Kejang Demam Kompleks + Anemia hipokromik mikrositer ec susp ADB dd/fisiologis + Gizi kurang
PLANNING MRS O2 2 liter/menit nasal prong Diazepam 5 mg per rectal Kebutuhan cairan 850 ml/hari Mampu minum 500 ml.hari IVFD D% 350 ml/hari (5 tetes/menit) Kebutuhan kalori 1040 kkal/hari Kebutuhan protein 15,6 gram/hari Phenobarbital intramuskuler 75 mg Phenobarbital oral 8 mg/kgbb/hari (2 x 32 mg) hari I dan II Phenobarbital oral 5 mg/kgbb/hari (2 x 20 mg) hari III dst Paracetamol cth I + kompres hangat bila Tax > 38 0 C, dapat diulang @4 jam Bila kejang: O2 2 liter/menit dengan nasal prong Diazepam 2,4 mg i.v
Monitor kejang berulang, vital sign KIE keluarga pasien tentang faktor-faktor resiko kejadian Kejang Demam (khususnya dalam keluarga pasien), perawatan anak jika terkena kejang demam, monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dan pencegahan penyakit.
LAPORAN KUNJUNGAN HASIL KUNJUNGAN Kunjungan dilakukan pada sore hari pada tanggal 1 September 2013 Tampak pasien berperawakan kurus, dan tidak begitu tinggi. Dengan rambut hitam tersisir rapi. Pasien dirumah cukup periang, sedikit pemalu dan cukup kooperatif dengan pemeriksa. Pasien masih belum bisa berbicara dengan jelas dan lancar. Saat kunjungan dilakukan, pasien pasien dikatakan sudah tidak ada keluhan lagi, kejang tidak pernah terjadi kembali dan demamnya sudah sembuh. Aktifitasnya cukup baik, dimana orang tuanya mengatakan bahwa anakya sudah dapat bermain selayaknya anak-anak sehat lainnya.
RIWAYAT SELAMA HAMIL. Selama mengandung pasien, orangtuanya mengatakan tidak pernah ada masalah dengan kandungannya. Bahkan orang tua pasien secara rutin sering memeriksakan kandungannya di ahli kandungan. Usia kehamilan sampai 39-40 minggu. Selama mengandung ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan ataupun obat-obatan secara sembarangan.
RIWAYAT KELAHIRAN Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Pasien lahir cukup bulan dan secara normal di bidan. Pasien lahir segera menangis. Panjang badan saat lahir yaitu 49 cm, dan berat badan lahir 3400 gram.
STATUS SOSIAL EKONOMI Keluarga merupakan tergolong keluarga menengah ke bawah, dengan penghasilan orang tua setiap bulannya sekitar Rp. 1.000.000,00. Pekerjaan orangtuanya yaitu ayah yang sebagai pedagang tahu. Sedangkan ibu pasien seorang ibu rumah tangga, namun terkadang bekerja membantu suaminya berjualan.
GAMBARAN LINGKUNGAN SEKITARNYA Dari segi bangunan rumahnya, tampak kurang rapi karena terdapat cukup banyak barang yang kurang tertata dengan rumah yang tidak terlalu luas. Rumah pasien terdiri dari 2 kamar tidur, satu ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Halaman rumah pasien tidak begitu luas dan sumber air berasal dari air PDAM. Lingkungan rumah pasien tampak debu yang menempel pada benda-benda di dalam rumah. Menurut pengakuan ibu pasien, akhir-akhir ini dia jarang memiliki waktu untuk membersihkan rumah karena sibuk membantu suaminya berjualan RIWAYAT TUMBUH KEMBANG Pada usia 0-3 bulan, pasien sudah bisa mengangkat kepala, bereaksi terhadap suara, dan tersenyum.
Motorik kasar : Mengangkat Kepala : 3 bulan Berbalik badan : 4 bulan Duduk : 6 bulan Berdiri : 11 bulan Jalan : 1 tahun 2 bulan Motorik halus : mencoret-coret mulai usia 12 bulan
Psikososial : bermain bola dengan kakaknya: 12 bulan
ANALISIS KASUS Kebutuhan Dasar Anak Asuh (Kebutuhan Fisik Biomedis) Asih (Kebutuhan Emosi/ Kasih sayang) Asah (Kebutuhan akan stimulasi mental)
ANALISIS BIO PSIKO SOSIAL Biologi Penyakit yang diderita pasien adalah merupakan gangguan pada sistem saraf yang disebabkan oleh demam. Dimana penyakit ini didapat bila terdapat demam sebagai faktor pencetus. Demam yang dialami pasien sebagian besar terjadi karena adanya proses infeksi, dan pada anak-anak, infeksi yang tersering meliputi infeksi saluran pernafasan dan infeksi pada telinga. Dikatakan pasien sering bermain di tanah dan kamar tidur pasien tidak memiliki ventilasi yang cukup. Kondisi umum pasien saat ini cukup baik. Psikologi Saat ini secara psikologis keadaan pasien cukup bagus. Pasien tampak antusias saat kami datang, dan tampak riang namun agak pemalu dan sedikit bicara. Sosial Kehidupan sosial pasien saat ini cukup baik, dimana pasien dapat bermain dengan baik dengan saudara dan teman sebayanya. Hubungan pasien dengan kakaknya dan orang tuanya sangat harmonis. Dimana kakak-kakak pasien sangat sayang pada adiknya.
PERMASALAHAN Penyakit kejang yang diderita pasien disebabkan oleh adanya demam karena infeksi. Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah sehingga pemenuhan nutrisi pasien masih kurang. Kurangnya kesadaran keluarga pasien tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan dalam mencegah timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit infeksi KESIMPULAN ASUH Memberikan informasi kepada orang tua mengenai penyakit yang diderita oleh anaknya. Sehingga orang tua bisa mengerti dan memahami kondisi anaknya tersebut. Dan tetap memberikan rasa kasih sayang pada anak- anaknya. Pemberian nutrisi tambahan seperti susu secara rutin, buah, dan sayur, sehingga memberikan kebutuhan gizi yang sesuai dan menambah daya tahan tubuh pasien. Pemenuhan nutrisi sesuai RDA (Recomended Dietary Allowance) Menginformasikan kepada keluarga pasien untuk rajin membersihkan rumah dan menjaga kebersihan diri Kontrol ke Posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan dan pemantauan perkembangan anak secara teratur, hindarkan anak dari paparan polusi seperti asap rokok, asap kendaraan, obat nyamuk semprot dsb. Segera turunkan panas dengan paracetamol dan kompres untuk mencegah terjadinya kejang demam.
ASIH Keluarga harus tetap memberikan kasih sayang kepada anaknya, dan meningkatkan kepekaan terhadap segala permasalahan anaknya. Orang tua harus tetap sabar merawat anaknya. Dan mencari informasi tentang penyakit yang diderita oleh anaknya ASAH Tetap memantau perkembangan anak baik secara emosional ataupun psikologi dalam rentang waktu tertentu. Memberikan bimbingan mental kepada anak, dan sesekali mengadakan liburan bersama keluarga. Memberikan mainan- mainan yang dapat melatih mental anak.