You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kelangsungan hidup semua makhluk hidup sangat tergantung pada
ketersediaan air. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup
tanpa adanya air. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia
yang diberi akal, untuk bertanggung jawab melestarikan sumberdaya air yang ada
di bumi ini. Di alam air akan tetap bergerak mulai dari penguapan oleh permukaan
laut ke atmosfer, kemudian terjadi kondensasi yang akhirnya jatuh sebagai titik-titik
hujan ke permukaan tanah. Melalui proses infiltrasi dan perkolasi air akan masuk dan
tertahan sementara di dalam tanah, di sungai dan di waduk sehingga dapat
dimanfaatkan manusia, kemudian air tersebut akan kembali lagi ke laut demikian
seterusnya tak pernah berhenti, yang dikenal dengan Siklus Hidrologi (Asdak, 2003).
Hutan maupun vegetasi lain sangat berperan dalam berlangsungnya proses hidrologi.
Dengan adanya vegetasi maka air yang terserap akan lebih banyak, sebagian terserap
oleh seresah di permukaan tanah sehingga aliran air di permukaan tanah semakin
kecil. Air yang tersimpan di dalam tanah dan terserap dalam seresah merupakan
simpanan air yang tersedia dalam waktu yang lama (Soemarwoto, 2004).
Air merupakan salah satu kebutuhan yang esensial bagi kehidupan manusia,
yang dimanfaatkan manusia diberbagai sektor kebutuhan mulai dari kebutuhan sehari
hari dalam rumah tangga, sektor industri, transportasi, pembangkit listrik, kesehatan

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
dan lain sebagainya. Melihat nilai strategis dari sumberdaya air maka sistem
manajemen sumberdaya air merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dewasa
ini air merupakan salah satu isu global sehingga berbagai kebijakan manajemen
sumberdaya air perlu dilakukan untuk menanggulangi terjadinya krisis air bersih yang
berkelanjutan (PPLH Regional Sumatera, 2009).
Namun dengan bertambahnya populasi manusia seiring dengan meningkatnya
kebutuhan maka konservasi terhadap sumberdaya air kurang mendapat perhatian,
bahkan penebangan pohon dan kerusakan hutan terjadi semakin tidak terkendali
di berbagai tempat. Hal ini tentu mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi yang
memberi dampak negatif terhadap lingkungan yaitu: terjadi erosi, berkurangnya
persediaan air tanah, mempercepat pergerakan air dari hulu sampai di hilir sehingga
pada musin hujan di daerah hilir akan rawan terjadi banjir.
Sebagai kawasan hilir yang dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura, Kota
Medan merupakan salah satu daerah yang rawan banjir. Kondisi banjir hampir selalu
terjadi pada beberapa daerah daerah tertentu terutama pada saat musim penghujan,
keadaan tersebut tentu saja merupakan suatu permasalahan yang perlu diperhatikan
karena sangat merugikan bagi masyarakat.
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah
seluas 26.510 ha terletak di pantai Timur Sumatera, dengan ketinggian 2,5-40 m
di atas permukaan laut, kemiringan 0-3% merupakan daerah dataran rendah dengan
topografi cenderung landai ke utara dan menjadi tempat pertemuan dua sungai yaitu
Sungai Deli dan Sungai Babura. Dari segi luasannya Kota Medan relatif lebih kecil

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
bila dibandingkan dengan beberapa kota besar lainnya di Indonesia, sehingga menjadi
keterbatasan dalam pelaksanaan pembangunan (BAPPEDA Kota Medan, 2008).
Dengan keterbatasan ruang yang ada sudah seharusnya Pemerintah Kota Medan
menyusun penataan ruang dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan dan
luas lahan terbuka sebagai daerah resapan air agar kemungkinan terjadinya banjir
dapat diminimis.
Selain karena faktor curah hujan yang tinggi dan akibat meningkatnya
penebangan hutan di daerah hulu, faktor-faktor internal yang mempengaruhi
terjadinya banjir di Kota Medan adalah:
a. Pembangunan yang sangat pesat
Berkembangnya investor untuk menanamkan modal di berbagai sektor usaha
mengakibatkan pembangunan fisik semakin meningkat dan berbanding lurus
dengan meningkatnya pemanfaatan lahan, sehingga daerah resapan air (recharge
area) semakin berkurang. Dengan demikian maka pada musim hujan limpasan air
larian (runn off) sangat tinggi.
b. Peningkatan jumlah penduduk
Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah tujuan urban
bagi masyarakat yang berasal dari kota-kota di sekitarnya untuk mencari
pekerjaan mendapatkan peluang berusaha melanjutkan penduduk Kota Medan
terus meningkat dan sebagainya. Sehingga pertumbuhan terus bertambah bahkan
areal persawahan yang sangat efektif manampung air hujan, juga telah
dimanfaatkan menjadi kawasan pemukiman. Bertambahnya luas kawasan

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
pemukiman tanpa dikendalikan oleh pihak pemerintah akan mengakibatkan
berkurangnya daerah resapan air di Kota Medan. Menurut Syahrin (2003) bahwa
pelaku pembangunan perumahan dan pemukiman oleh kelompok swasta
komersial, eksistensinya didominasi oleh nilai mencari keuntungan dengan
pemanfaatan lingkungan secara kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa
kepedulian pelaku pembangunan terhadap penyediaan lahan resapan air akan
terus berkurang.
c. Minimnya fasilitas infrastruktur
Fasilitas infrastruktur khususnya saluran drainase yang ada di Kota Medan masih
sangat minim baik dari segi fisik maupun volumenya. Bahkan saluran drainase
perkotaan yang telah ada kurang terpelihara sehingga banyak yang mengalami
pendangkalan akibat sedimen, penyumbatan oleh sampah dan gulma. Sedangkan
saluran drainase di daerah pinggiran kota masih berupa saluran alami (tanah) yang
umumnya akan mudah tersumbat karena tumbuhnya gulma di sepanjang saluran.
Sistim pemeliharaan drainase yang sangat minim mengakibatkan saluran
drainase tidak berfungsi maksimal untuk mengalirkan air, terutama pada musim
hujan sehingga mengakibatkan terjadinya genangan.
Permasalahan genangan yang akan mengakibatkan banjir merupakan salah
satu kondisi serius yang perlu menjadi perhatian oleh Pemerintah Kota Medan,
instansi terkait serta seluruh masyarakat yang bermukim di Kota Medan. Pemerintah
Kota Medan telah melakukan berbagai upaya antara lain dengan membangun saluran
drainase, kanal, penyuluhan peduli sungai dan sebagainya.

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu masalah ketersediaan air tanah juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh Pemerintah Kota Medan, karena pada saat ini pemanfaatan air
bawah tanah senantiasa terus meningkat oleh pelaku usaha dan masyarakat seiring
dengan pesatnya pembangunan dan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Medan.
Menurut Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Medan diketahui bahwa
setiap tahun terjadi peningkatan angka stakeholder yang menyampaikan permohonan
izin pemanfaatan air bawah tanah dan hingga tahun 2009 terinventarisasi sebanyak
306 unit sumur bor yang memiliki izin, sedangkan yang tidak terinventarisir
kemungkinan jumlahnya jauh lebih banyak. Meningkatnya pemanfaatan air bawah
tanah yang tidak terkendali tanpa adanya upaya pengelolaan dan pengawetannya akan
berdampak terjadinya penurunan permukaan air tanah, sehingga rongga-rongga tanah
hanya terisi oleh oksigen.
Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan
wilayah pesisir yang berdekatan dengan pantai, maka dengan demikian kekosongan
yang terjadi di dalam tanah secara perlahan-lahan akan terisi oleh air laut hal ini
dikenal dengan terjadinya intrusi air laut. Menurut Sastra (2009) bahwa beberapa
daerah di Kota Medan terindikasi telah terjadi intrusi air laut sejauh 13 km dari garis
pantai bagian utara Kota Medan.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya genangan dan
menambah peresapan air ke dalam tanah, salah satu diantaranya adalah dengan
menerapkan teknologi Lubang Resapan Biopori. Lubang resapan biopori yang diisi
dengan bahan organik akan meningkatkan jumlah pori-pori tanah dengan adanya

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
aktivitas mikro organisme, dengan meningkatnya pori-pori tersebut akan
memepercepat resapan air ke dalam tanah pada saat hujan turun. Sedangkan aktivitas
mikroorganisme itu sendiri sangat tergantung kepada ketersediaan makanan berupa
bahan organik yang salah satunya berasal dari jerami, jumlah (berat) jerami yang
tersedia akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme yang pada gilirannya akan
meningkatkan jumlah pori-pori yang terbentuk di dalam tanah. Selain kemampuan
mikroorganisme dalam membentuk pori-pori tanah, peresapan air ke dalam tanah
juga akan tergantung pada jenis tanahnya.
Dengan demikian maka apabila lubang resapan biopori dalam jumlah yang
sesuai pada jenis tanah tertentu, dapat mengurangi terjadinya genangan di permukaan
tanah pada saat tejadi hujan dan akan meningkatkan peresapan air kedalam tanah.
Untuk menentukan berapa jumlah biopori yang perlu dipasang tentu terlebih dahulu
perlu diteliti berapa laju resapan dari masing-masing jenis tanah yang ada di Kota
Medan.
Seperti yang telah diuraikan bahwa lubang resapan biopori telah diterapkan
di berbagai kota, tetapi aplikasi yang telah dilakukan masih sebatas sebagai upaya
pengelolaan lingkungan dan sejauh ini belum diperoleh data tentang pelaksanaan
penelitian dengan demikian maka nilai laju resapan di berbagai kota belum dapat
ditampilkan. Hal ini yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian tentang
laju resapan air pada berbagai jenis tanah dengan menerapkan lubang resapan biopori.
Namun demikian dalam percobaan yang telah dilakukan Brata (2006) diketahui

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
bahwa laju resapan air adalah sebesar 180 liter/jam (tanpa menyebutkan jenis
tanahnya).

1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas diketahui bahwa banjir dan
ketersediaan air tanah merupakan salah satu permasalahan yang pokok di Kota
Medan dan penerapan lubang resapan biopori merupakan salah satu alternatif
pengendaliannya. Penerapan lubang resapan biopori dalam pelaksanaannya sangat
mudah dan peralatan yang dipakai juga mudah diperoleh, sehingga dapat dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat. Namun untuk mengetahui sejauhmana teknologi ini
dapat meningkatkan resapan air ke dalam tanah, maka perlu diteliti masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Berapa besar laju resapan air pada berbagai jenis tanah dan berat jerami yang
berbeda dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori.
2. Berapa unit lubang resapan biopori yang dibutuhkan agar mampu menyerap air
dari luas lahan yang tertutup (kedap air).

1.3. Landasan Teori
Perubahan pemanfaatan lahan terbuka menjadi lahan kedap air secara nyata
akan mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan dan genangan air dan
sebaliknya akan menyebabkan berkurangnya peresapan air ke dalam tanah. Apabila

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
keadaan ini tidak segera diatasi kemungkinan kondisi buruk ini akan mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Pada saat curah hujan tinggi maka secara otomatis genangan air akan
meningkat dan genangan yang tidak tertampung akan mengalir ke sungai. Ditambah
lagi apabila di daerah hulu juga curah hujan tinggi, maka hal ini akan berdampak
terjadinya banjir di kota Medan. Sedangkan akibat kurangnya peresapan air ke dalam
tanah maka ketersediaan air tanah juga akan menurun, sementara pemanfaatan air
tanah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk di Kota Medan.
Dalam hal ini Pemerintah Kota Medan tentu saja sangat membutuhkan
berbagai alternatif teknis untuk mengatasi terjadinya banjir. Kebijakan
pengelolaannya secara administrasi pemerintah telah menerapkan UU No. 26 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Tata Ruang yang menetapkan bahwa untuk daerah
perkotaan diwajibkan memiliki 30% ruang terbuka hijau (RTH) dari total luas kota,
dengan ketentuan ruang terbuka hijau sebesar 10% disediakan oleh masyarakat
sebagai pengguna lahan secara perorangan sedangkan sebesar 20% disediakan oleh
pemerintah. Apabila luas ruang terbuka hijau telah terpenuhi tentu saja akan sangat
berperan menyerap air pada musim hujan yang akan berfungsi untuk mengurangi
genangan dan meningkatkan ketersediaan air tanah. Namun secara fakta di Kota
Medan jumlah ruang terbuka hijau yang tersedia belum mencukupi di mana menurut
data Bappeda Kota Medan (2010) menunjukkan bahwa luas RTH yang tersedia
di Kota Medan baru mencapai 5%. Dengan demikian perlu dibarengi dengan
pendekatan secara teknologi dan lubang resapan biopori merupakan salah satu

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
solusinya, karena teknologi ini sangat murah dan dapat dilakukan di mana saja oleh
masyarakat secara individu di pekarangan, lokasi perkantoran, pabrik, rumah sakit,
perhotelan dan semua lokasi kegiatannya lainnya. Teknologi ini pertama kali
ditemukan oleh Kamir R. Brata (staf pengajar Departemen Ilmu Tanah dan Sumber
Daya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB) pada tahun 2006 dan telah diterapkan
di berbagai Kota di Indonesia bekerja sama dengan pemerintah daerah yaitu:
Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar (htt://erabaru.or.id, 2007).
Di Kota Medan teknologi ini tepat untuk diterapkan, karena kondisi bangunan
fisik kota umumnya terbangun dengan koefisien dasar bangunan (KDB) yang sangat
tinggi > 80%. Lahan yang tidak terbangun seperti: parkir, sempadan bangunan dan
lahan sisa lainnya permukaannya juga ditutup dengan berbagai material faving blook,
cor beton dan aspal, sehingga resapan air akan terhambat. Lubang resapan biopori
dapat dipasang pada semua tempat seperti: taman, saluran air hujan, permukaan tanah
yang terbuka, permukaan lapisan tanah yang tertutup bahkan dapat dilakukan pada
lahan yang sempit.
Menurut Brata (2008), cara membuat lubang biopori adalah dengan menggali
tanah sedalam 80-100 cm, diameter 10-15 cm dengan bor biopori dan untuk
penguatan permukaan lubang biopori perlu dipasang pipa paralon sepanjang 20 cm,
kemudian kedalam lubang yang digali dimasukkan sampah organik sampai penuh
(tidak dipadatkan) agar terdapat ruang udara yang cukup. Dua minggu kemudian
bahan organik akan mulai terurai dan liang-liang pori juga mulai terbentuk di dalam
tanah berkat adanya aktivitas mikro organisme tanah. Untuk mempertahankan tetap

pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
berlangsungnya aktivitas mikro organisme maka penambahan bahan organik secara
kontiniu perlu dilakukan. Sejalan dengan pertambahan waktu maka jumlah liang pori
yang terbentuk di dalam tanah akan meningkat pula, sehingga laju resapan air hujan
ke dalam akan meningkat.
Banyaknya liang pori yang terbentuk karena adanya aktivitas mikro
organisme dengan tersedianya bahan organik akan tergantung kepada jenis tanahnya.
Kondisi tanah yang sangat berpengaruh adalah tekstur, pada tanah yang bertekstur
lepas akan lebih cepat terbentuk liang pori dibanding dengan tanah yang bertekstur
liat (Brata, 2008). Banyaknya liang pori yang terbentuk di dalam tanah akan
mempengaruhi laju resapan air ke dalam tanah, semakin banyak liang pori yang
terbentuk maka peresapan air ke dalam tanah juga akan meningkat.

1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan jenis tanah dan berat jerami
terhadap laju resapan air pada lubang resapan biopori.
2. Menetapkan jumlah lubang resapan biopori yang perlu dipasang pada luasan
lahan yang tertutup (kedap air).


pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara
1.5. Hipotesis
1. Ada pengaruh jenis tanah yang signifikan terhadap laju resapan air pada
lubang resapan biopori.
2. Ada pengaruh berat jerami yang signifikan terhadap laju resapan air pada
lubang resapan biopori.
3. Ada pengaruh interaksi perlakuan antara jenis tanah dan berat jerami yang
signifikan terhadap laju resapan air pada lubang resapan biopori.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat terhadap berbagai pihak,
yaitu:
1. Akan menambah pengetahuan masyarakat Kota Medan tentang cara dan
manfaat menerapkan teknologi lubang resapan biopori.
2. Akan menjadi bahan masukan dan acuan bagi Pemerintah Kota Medan dalam
menetapkan kebijakan untuk meminimalisasi terjadinya genangan pada saat
hujan dan menambah ketersediaan cadangan air tanah.
3. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, karena penelitan tentang
penerapan lubang resapan biopori masih sangat minim dilakukan.



pdfMachine
A pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click print, select the
Broadgun pdfMachine printer and thats it! Get yours now!
Universitas Sumatera Utara

You might also like