You are on page 1of 32

1

BLOK SISTEM INTEGUMEN


KARSINOMA KULIT

:




DISUSUN OLEH :
EDY MUYOKO
SURYO SAPUTRO
WAHYUNI SERI KUSTINAH

PRODI SARJANA KEPERAWATAN
STIkes SATRIA BHAKTI NGANJUK
2013





2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak mengalami kekurangan oleh
karena itu, Kritik dan saran sangat kami butuhkan demi menyempurnakan makalah ini.




Penulis













3

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................2
Daftar Isi ................................................................................................................................3
BAB I Laporan Pendahuluan.
A. Pengertian Kanker ......................................................................................................4
B. Pengertian Kanker Kulit ............................................................................................6
C. Macam- Macam Jenis Kanker ...................................................................................8
D. Epidemiologi Kanker Kulit ........................................................................................8
E. Tanda Dan Gejala Kanker Kulit ................................................................................9
F. Etiologi Kanker Kulit .................................................................................................10
G. Patofisiologi Dan Woc Kanker Kulit .........................................................................11
H. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................13
I. Penatalaksanaan Komplikasi Kanker Kulit ...............................................................14
J. Komplikasi kanker kulit .............................................................................................16
K. Prognosis Kanker Kulit ..............................................................................................17
BAB II Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan Fisik ......................................................................................................19
C. Diangnosa Dan Intervensi ..........................................................................................20
BAB III penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................................30
B. Saran .........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................31
LAMPIRAN



4


BAB I
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian Kanker
Kanker terjadi jika sel-sel membelah diri secara tidak terkendali, sel- sel
abnormal ini dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau berpindah berpindah ke
lokasi yang jauh dengan cara memasuki aliran darah atau sistem limfatik. Agar tubuh
manusia dapat berfungsi dengan normal, setiap organ harus memiliki sejumlah sel
tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar organ mempunyai masa hidup yang
pendek, dan agar organ bisa terus berfungsi, tubuh harus mengganti sel-sel yang
hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan oleh gen-gen
yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi, yang
memerintahkan sel jenis protein apa yang harus dibuat, bagaimana pembelahan
berlangsung dan berapa lama usia hidupnya. Kode genetik ini dapat rusak karena
sejumlah faktor, yang mengakibatkan kesalahan di dalam buku instruksi. Kesalahan
ini dapat merubah drastis cara kerja sel. Bukannya mati, sel akan terus membelah diri
dan akan terus hidup.

Sejumlah mekanisme tersedia untuk mencegah terjadinya kesalahan genetika
dan menghilangkan sel-sel abnormal secara genetika dari tubuh. Namun, pada
beberapa orang, pertahanan ini tidak memadai dan populasi sel-sel abnormal yang
lolos dari pengendalian tubuh terus berkembang. Sel-sel kanker ini kemudian
bertambah banyak dan menghancurkan jaringan yang normal.
5

Sel-sel kanker membutuhkan gizi untuk hidup dan tumbuh. Ada banyak jenis kanker
yang bisa menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan makanan
yang dibutuhkan sel-sel kanker.

Sebenarnya, kata kanker berasal dari kata Latin Cancri, yang berarti kepiting.
Orang di masa lalu menganggap pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi
gumpalan tumor tampak seperti jepit dan kaki kepiting.
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol
regulasi pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi
sel-selnya, kanker memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel
normal dalam tubuh kita:
1. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama
apoptosis. Apoptosis sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang
dibutuhkan dalam tubuh kita, yang mana semuanya fungsional dan menempati
tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah melewati masa hidupnya, sel-
sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada efek peradangan
(inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut.
2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi
ekstra seluler diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka
dapat saling menunjang fungsi masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel
kanker bertindak semaunya sendiri tanpa peduli apa yang dibutuhkan oleh
lingkungannya.
3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut
dan tumbuh subur di atas jaringan lain.
4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu
membentuk pembuluh darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat
mengganggu kestabilan jaringan tempat ia tumbuh.
6

5. Sel kanker memiliki kemampuan dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi)
meski seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi
kebutuhan yang seharusnya.
Kanker berkembang melalui serangkaian proses yang disebut karsinogenesis.
Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa kanker bukanlah penyakit langsung jadi
melainkan penyakit yang timbul akibat akumulasi atau penumpukan kerusakan-
kerusakan tertentu dalam tubuh kita.
Karsinogenesis pada dasarnya dibagi menjadi dua tahap utama yaitu inisiasi
dan promosi, namun beberapa literatur menambahkan bahwa tahap promosi kanker
diikuti oleh proliferasi, metastasis dan neoangiogenesis.
Tahap inisiasi ialah tahap dimana agen karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan
kanker) mulai bekerja mengubah susunan DNA fungsional atau yang lebih populer
dengan nama GEN sehingga gen itu menjadi berbeda dengan semestinya atau terjadi
mutasi. Biasanya gen yang berubah susunannya adalah gen yang berfungsi untuk
menekan pertumbuhan tumor (tumor suppressor gene), misalnya saja gen p53.
Agen karsinogenik banyak sekali macamnya dan secara umum sangat
berkaitan dengan pola makan dan pola hidup manusia, seperti paparan sinar ultra
violet, radiasi sinar gamma, asbestos, merkuri, asap kendaraan bermotor, asap rokok,
bahan pengawet makanan seperti natrium benzoat, pewarna makanan misalnya
rhodamin, tak ketinggalan pula bumbu masakan sintesis (penyedap masakan) yaitu
MSG (Monosodium/Mononatrium Glutamat) yang makin hari makin beragam dan
makin banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan tersedia dalam
berbagai rasa buatan. Ditambah dengan cara pemakaian yang jauh lebih praktis
daripada bumbu dapur alami, makin lengkaplah alasan kebanyakan konsumen saat ini
untuk menggunakan bumbu sintetis itu.
B. Pengertian kanker kulit
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka
kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi
7

yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)


Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di
Amerika Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang,
diperkirakan seperdelapan penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita
kanker kulit, khususnya karsinoma sel basal. Karena kulit mudah diinspeksi, kanker
kulit akan tampak serta terdeteksi dengan mudah dan merupakan tipe kanker yang
pengobatannya paling berhasil.
ABCD Formula untuk Kanker kulit. Akademi Dermatologi Amerika
mengembangkan ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang
bersifat abnormal guna menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD Formula adalah
sebagai berikut :


1. A : Asymetry (A simetris). Setengah bagaian dari lesi kulit tidak
bersesuaian dengan yang lain.
2. B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler). Bagian tepi dari lesi
kulit seperti kulit kerang atau tidak rata.
3. C : Color (warna). Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat
kekuningan, coklat dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga
terdapat sebagai penampakan noda.
4. D : Diameter. Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih
besar dari 6 mm. (Fuller, 2000)
8

C. Macam- macam jenis kanker kulit.
Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan adalah :
1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
adalah tipe kanker kulit terbanyak bersifat local invasif, jarang bermetastasis
namun tetap memiliki peluang untuk menjadi maligna karena dapat merusak dan
menghancurkan jaringan sekitar. Karsinoma Sel Basal muncul akibat radiasi
sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah. Karsinoma Sel Basal jarang
menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan pembedahan maupun radiasi.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel Basal, berasal dari sel
skuamosa pada lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel Skuamosa bermetastasis
lebih sering dari Karsinoma Sel basal, namun angka metastasisnya tidak terlalu
tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien imunosupresi.
3. Melanoma Maligna
adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu tumor yang
paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi. Melanoma Maligna
dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM),
Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant Melanoma, dan Acral Lentiginous
Melanoma (ALM).
4. Karsinoma Planocellulare (Squamous-cell cancer)
adalah tipe terbesar kedua dan mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa bagian
epidermis kulit.
Kanker jenis ini tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding dengan sel
basal dan bermetastase sekitar 2 %. Akan tetapi, karsinoma yang tumbuh pada
bibir atau pada luka bakar atau jaringan parut sinar X bermetastase skitar 20 %
(Dale, 2000)

D. Epidemiologi Kanker Kulit
Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu Karsinoma Sel basal, Karsinoma
Sel Skuamosa dan Melanoma Maligna. Karsinoma Sel Basal menempati urutan
pertama, diikuti Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma Maligna pada urutan
ketiga. Walaupun jumlah insiden Melanoma Maligna lebih kecil dibanding
Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa, angka kematian yang
disebabkannya cenderung lebih besar yaitu menyebabkan 75% kematian akibat
9

kanker kulit. Di Australia, yang merupakan salah satu negara dengan insiden kanker
kulit tertinggi di dunia, dilaporkan terjadi insiden kanker kulit empat kali lipat lebih
tinggi dibanding Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.Melanoma merupakan jenis
kanker kulit dengan insiden tertinggi pada umur 15-44 tahun di Australia.

E. Tanda dan Gejala
1. Benjolan kecil yang membesar benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti
lilin, permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula
kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.
Kadang - kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah benjolan ini
membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna.
tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah. Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul
bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati,
koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya
koreng karena terjadi benturan, bekas luka yang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak
sakit.
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan
telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas
kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah
menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit
serta mudah berdarah.


10

F. Etiologi.
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar
matahari bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada
usia 20 tahun. Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh
perubahan gaya hidup dan kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas
di bawah sinar matahari. Tindakan protektif harus dilakukan sepanjang hidup.
Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup
didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap
kerusakan akibat sinar matahari. Orang yang paling beresiko adalah orang yang
berkulit cerah, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic atau orang
dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping orang yang sudah lama terkena
sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut
dan pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu.
Orang berusia lanjut dengan kulit yang rusak karena sinar matahari juga merupakan
kelompok lainnya merupakan resiko seperti halnya mereka yang mendapat tetapi
sinar X untuk pengobatan agne atau lesi benigna kulit.
Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen,
netra, batu bara, terserta, aspal dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang
beresiko. Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat
mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian. Kanker sel skuamosa
dapat dijumpai pada daerah osteomielitis yang mengeluarkan secret secara kronik
karena perubahan neoplastic karena terjadi di dalam fistualannya.Ulkus yang lama
pada ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit. dalam
kenyataannya, setiap keadaan yang menyebabkan pembentukan sikatik atau iritasi
kronik dapat menimbulkan penyakit kanker. Pasien yang system kekebalannya
terganggu jika memperlihatkan insidensi tumor malaknan kulit yang meningkat,
Faktor-faktor genetic juga ikut terlibat.





11

G. Patofisiologi dan Woc


Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker
kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari
sebuah bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya
merupakan keganasan dari sel-sel yang berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut
akan merusak jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan
pernah mati meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi
penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini
sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh.
Untuk mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama
untuk saling mengobati kanker kulit tersebut.







12



















sel epidermis berdiferesiansi
merusak epidermis
faktor predisposisi: genetik, sinar uv,
bahan kimia, ulkus.
Terbentuk Nodula- Nodula
Perubahan bentuk
tubuh
kemoterapi kompresi saraf lokal
Sel darah putih
rambut rontok
Fungsi peran
mual dan muntah
mk: nyeri
Imunitas
Pola interaksi
Perubahan kondisi
fisik
anoreksia
kontrol nyeri buruk
Mk: resiko tinggi
infeksi
asupan nutrisi
Mk: ancietas
Mk: g3 harga diri
rendah
Mk: nutrisi <
kebutuhan
mk: keletihan
sel membelah tak terkendali
KANKER KULIT
13


H. Pemeriksaan Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau
penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya
dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan
cara melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat
juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari
perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit
manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5
cm.
1. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam
evaluasi warna dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur
histologis dapat membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada
lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry, irregular
borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal tersebut
didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat ganas
(karsinoma).
2. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan
histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor
(menentukan keganasan). Waktu pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang dipergunakan pada staging.
Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan biopsy, maka akan
Nampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran suatu
keganasan pada jaringan lunak.
Dikenal dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu:
a. Biopsy tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration
Biopsy) untuk melakukan sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara biopsy
untuk melakukan diagnosis pada tumor. Keuntungan dari FNAB adalah:
1) Tidak perlu perawatan
14

2) Risiko komplikasi kecil
3) Mencegah penyebaran tumor
4) Cepat mendapatkan hasil
b. Biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk
pemeriksaan histologik dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi
kesalahan pengambilan jaringan dan mengurangi kecenderungan perbedaan
diagnostic tumor jinak dan tumor ganas seperti antara enkodroma dan
kondrosarkoma, osteoblastoma dan osteosarkoma. Biopsy terbuka tidak
boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi
berikutnya, misalnya pada reseksi en-bloc. . (Brunner & Suddarth. 2006)

I. Penatalaksanaan

Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.
1. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan
menggunakan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery,
dan cryosurgery.
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal
disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan
yang pertama kali dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada
teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya
dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi penggunaan
teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor :
terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran
tumor : berapapun, tapi khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik,
infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa. Definisi batas tumor
yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada
keterlibatan perivaskular dan perineural.

15

c. Curretage and cautery
Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker
kulit. Metode ini merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan
setelah metode eksisi. Curretage and cautery bila dilakukan untuk terapi
pada lesi yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka rekurensi
yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.
d. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50
hingga -60 C untuk menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze
direkomendasikan untuk lesi yang terdapat di wajah. Fractional
cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran besar dan
lokasinya tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi
jaringan dan kemampuan operator.
e. Photodynamic therapy
Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia
dimediasi melalui interaksi agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen.
Karena fotosensitizer diarahkan secara langsung ditargetkan pada jaringan
lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada struktur
sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala
yang bersifat primer dan superfisial.

2. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk
membunuh sel kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk
menyembuhkan kanker, melainkan sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan
untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah metastasis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk
membunuh sel kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini
disebabkan karena sifat dari Melanoma Maligna yang sering melakukan
metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang digunakan
adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan
Vinblastine, Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.

16

4. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui
sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin,
dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan.
Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal
melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk
menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non
spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien
fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam
metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

J. Komplikasi Kanker Kulit

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda
inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran
kanker ke organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe
yang paling sering bermetastasis ke organ lain dan dengan jarak yang jauh.
Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi
maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat radioterapi seperti kulit
terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat
badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok,
mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.






17

K. Prognosis Kanker Kulit

Prognosis Kanker kulit disesuaikan dengan masing-masing tipenya. Pada
Karsinoma Sel Basal prognosisnya cukup baik bila deteksi dan pengobatannya
dilakukan secara cepat dan tepat. Pada Karsinoma Sel Skuamosa prognosisnya
tergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan dan keterampilan dokter, serta
prognosis yang paling buruk bila tumor ditemukan diatas kulit normal (de novo),
sedangkan tumor yang ditemukan pada kepala dan leher prognosisnya lebih baik Dari
pada di tempat lain. Demikian juga prognosis yang ditemukan di ekstrimitas bawah
lebih buruk dari pada ekstrimitas atas. Pada Melanoma Maligna prognosis
penyakitnya adalah buruk. Yang mempengaruhinya adalah lokasi tumor primer,
stadium, organ yang telah terinfiltrasi (metastasis ke tulang dan hati lebih buruk Dari
pada ke kelenjar getah bening dan kulit), jenis kelamin (wanita lebih baik dari pada
laki-laki), melanogen di urin (bila terdapat melanogen di urin prognosisnya lebaih
buruk), dan kondisi hospes (jika fisik lemah dan imun menurun prognosisnya lebih
buruk).


















18

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identintas pasien.
a. Usia.
Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20 tahun
yang selalu terpapar sinar matahari.
b. Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk terjadinya
kanker kulit, semua tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar UV) atau
pekerjaan.
c. Pekerjaan.
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah,
berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic atau orang
dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping orang yang sudah
lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi
coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti
petani, pelaut dan pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari
untuk suatu periode waktu, Para pekerja yang mengalami kontak dengan
zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal dan
parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama.
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini.
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan
tahi lalatyang semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat
mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang
lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
19

B. Pemeriksaan fisik.
1. Tanda- tanda vital.
Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena proses
metastasis kanker yang mempegaruhi system tubuh dan pada suhu mengalami
peningkatan karna sebagai tanda inflamasi.
2. Pemeriksaan persistem (B1- B6)
a. B1 (pernapasan)
Kanker kulit pada stadium awal tidak mempegaruhi system
pernapasan, namun pada stadium 3 atau sudah metastasis di paru- paru makan
pernapasan akan mengalami gangguan yang di tandai dengan sesak.
b. B2 ( cardiovaskuler)
Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker bermetatasis
melalui pembuluh darah makan system kerja jantung akan terganggu.
c. B3 ( persarapan)
Pusing, nyeri, atau derajat nyeri bervariasi mis : ketidak nyamanan
ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
d. B4 (perkemihan)
Perubahan pada pola defekasi, mis : Perubahan eliminasi urinarius,
nyeri / rasa terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih.
e. B5 (pencernaan)
Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya ditemukan
perdarahan pada feses.
f. B6 (muskulosletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa
nyeri di ekstremitas ditemukan.

3.Pemeriksaan integument (pemeriksaan tambahan)
Pada integument pemeriksaan didapat sesuai tanda gejala kanker kulit yang telah
disebutkan.





20

C. Diangnosa keperawatan dan intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ destruksi jaringan saraf, obstruksi
jaringan saraf atau inflamasi serta efek samping berbagai agen terapi
saraf.Ancietas b.d prognosis penyakit
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman kematian, pola
interaksi.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisik (kecacatan bedah, efek
kemoterapi, penurunan BB, impoten, nyeri tidak terkontrol, kelelahan berlebihan
atau sterilitas, psikososial (ancaman kematian, perasaan kurang terkontrol, ragu
tentang penerimaan, takut atau kehilangan).
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik,
konsekuensi, kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihan ,
atau control nyeri buruk.
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan status
hipermetabolik, kerusakan masukan cairan, kehilangan cairan berlebihan (luka,
selang indwelling).
6. Resiko tinggi terjadi kerusakan intregitas kulit atau jaringan berhubungan dengan
efek radiasi, kemoterapi, perubahan imunologis, perubahan status nutrisi atau
anemia.








21

No Diagnose Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan
dengan kompresi/destruksi
jaringan saraf, obstruksi
jaringan saraf atau inflamasi
serta efek samping berbagai
agen terapi saraf.
Setelah dilakukan
perawatan selama 1x24
jam nyeri pasien menurun
(dalam rentang normal
skala nyeri 1-3)
1. Pasien mampu
menjelaskan
karakteristik nyerinya
2. Pasien menilai nyeri
menggunakan skala
3. Pasien mengatakan
perasaan nyaman
berkurangnya nyeri
1. Observasi nyeri,
frekuensi, durasi dan
intensitas (skala 1-10),
serta tindakan nyeri yang
digunakan.

2. Evaluasi terapi tertentu,
misal pembedahan,
radiasi, kemoterapi,
bioterapi. Ajarkan pada
klien/orang terdekat apa
yang diharapkan.



3. Tingkatkan kenyamanan
dasar (misal tehnik
relaksasi, visualisasi,
bimbingan imajinasi) dan
aktivitas hiburan (misal
music, televisi).
4. Dorong penggunaan
keterampilan managemen
nyeri (misal tehnik
relaksasi, visualisasi,
bimbingan imajinasi).
Tertawa, music dan
sentuhan terapeutik.
5. Evaluasi penghilang nyeri
atau control.

1. Informasi
memberikan dasar
untuk mengevaluasi
kebutuhan atau
keefektifan
intervensi.
2. Ketidak nyamanan
adalah umum (misal
nyeri insisi, kulit
terbakar, nyeri
punggung bawah,
sakit kepala).
Terbantu pada
prosedur yang
digunakan.
3. Meningkatkan
relaksasi dan
membantu
memfokuskan
kembali perhatian.

4. Memungkinkan klien
untuk berpartisipasi
secara aktif dan
meningkatkan rasa
control.


5. Tujuannya adalah
control nyeri
maksimum dengan
22





6. Berikan analgesik sesuai
indikasi dan advis dokter.
pengaruh minimum
pada aktifitas
kegiatan sehari-hari
(AKS).
6. Untuk menurunkan
nyeri pasien
2. Ansietas berhubungan
dengan krisis situasi
(kanker), ancaman
kematian, pola interaksi.

Setelah dilakukan
perawatan selama 3x24
jam kondisi ancietas
pasien menurun.
1. Pasien melaporkan
perasaan ansietas dan
factor penyebabnya
2. Pasien mampu
mempertahankan pola
tidur dan nutrisi yang
normal.
3. Ancietas pasien
menurun.
1. Tinjau ulang pengalaman
klien sebelum menglami
kanker.



2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.



3. Pertahankan kontak
sering dengan klien.
Berikan sentuhan jika
memungkinkan.
4. Berikan informasi akurat,
1. Membantu dalam
mengidentifikasi rasa
takut dan kesalahan
konsep berdasarkan
pada pengalaman
dengan kanker.
2. Memberikan
kesempatan untuk
mengidentifikasi rasa
takut, realisasi serta
kesalahan konsep
tentang diagnosis.
3. Memberikan
keyakinan bahwa
klien tidak sendiri
atau ditolak.
4. Dapat menurunkan
23

konsisten mengenai
prognosis.


5. Tingkatkan rasa dan
lingkungan tenang.
ansietas dan
memungkinkan klien
membuat keputusan
berdasarkan realita.
5. Memudahkan
istirahat, menghemat
energy, dan
meningkatkan
kemampuan koping.
3. Gangguan harga diri
berhubungan dengan
biofisik (kecacatan bedah,
efek kemoterapi, penurunan
BB, impoten, nyeri tidak
terkontrol, kelelahan
berlebihan atau sterilitas,
psikososial (ancaman
kematian, perasaan kurang
terkontrol, ragu tentang
penerimaan, takut atau
kehilangan).
Selama dilakukan
perawatan kondisi pasien
membaik
1. Pasien mengungkapakan
bagaimana kondisi harga
dirinya saat ini.
2. Pasien terlihat percaya
dirinya meningkat
1. Diskusikan dengan
klien/orang terdekat
bagaimana diagnosis dan
pengobatan yang
memengaruhi kehidupan
pribadi klien dan aktivitas
kerja.
2. Tinjauan ulang efek
samping yang diantisipasi
berkenaan dengan
pengobatan tertentu,
termasuk kemungkinan
efek pada aktivitas
seksual dan rasa
ketertarikan/keinginan,
misal alopesia, kecacatan
bedah. Beri tahu klien
bahwa tidak semua efek
samping terjadi.
1. Membantu dalam
memastikan masalah
untuk memulai
proses pemecahan
masalah.


2. Bimbingan antipasti
dapat membantu
klien atau orang
terdekat melalui
proses adaptasi pada
status baru dan
menyiapkan untuk
beberapa efek
samping, misal
membeli wig
sebelum menjalin
radioterapi, jadwal
24





3. Dorong klien untuk
mendiskusikan tentang
masalah efek
kanker/pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah
tangga, orang tua dan
sabagainya.
4. Akui kesulitan yang
mungkin dialami klien.
Berikan informasi bahwa
konseling sering perlu dan
penting dalam proses
adaptif.


5. Evaluasi strutur
pendukung yang ada dan
digunakan oleh
klien/orang terdekat.
waktu libur kerja,
memberikan rujukan
pada resiko
perubahan seksual.
3. Dapat membantu
menurunkan masalah
yang memengaruhi
penerimaan
pengobatan atau
merangsang
kemajuan penyakit.
4. Memvalidasi realita
perasaan dan
memberikan izin
untuk melakukan
tindakan apapun
perlu dalam
mengatasi apa yang
terjadi.
5. Membantu
merencanakan
peralatan saat di
rumah sakit setelah
pulang.



4. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. BB pasien mengalami 1. Pantau intake makanan 1. Mengidentifikasi
25

kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status
hipermetabolik,
konsekuensi, kemoterapi,
radiasi, pembedahan,
distress emosional,
keletihan , atau control nyeri
buruk.
perawatan selama 7x24
jam kondisi nutrisi pasien
meningkat
peningkatan
2. Pasien mampu
mengkonsumsi makanan
habis
3. Pasien mampu makan
dengan sendiri tanpa
didorong
setiap hari, biarkan klien
menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai
indikasi.
2. Ukur tinggi badan (TB),
berat baan (BB), dan
ketebalan lipatan kulit
trisep atau dengan
antrokometrik lainnya.
Pastikan jumplah
penurunan BB saat ini.

3. Dorong klien untuk
makan dengan diet tinggi
kalori kaya nutrient,
dengan intake cairan yang
adekuat. Dorong
penggunaan supplement
dan makan sedikit terapi
sering.



4. Nilai diet sebelum dan
setelah pengobatan misal
makanan cairan dingin,
bubur kering, roti krekes,
minuman berkarbonat.
kekuatan/defisiensi
nutrisi.


2. Membantu dalam
identifikasi mal
nutrisi protein
sampai kalori,
khususnya bila BB
dan pengukuran
antropometrik
kurang dari normal.
3. Kebutuhan metabolic
jaringan
ditingkatkan, begitu
juga cairan untuk
menghilangkan
produk sisa.
Suplemen berguna
untuk
mempertahankan,
masukkan kalori dan
protein.
4. Aktifitas penilaian
diet sangat individual
dalam mengurangi
mual paska terapi.
Klien harus mencoba
26

Berikan cairan 1 jam
sebelum atau sesudah
makan.
5. Kontrol factor
lingkungan, misal bau
atau tidak sedap atau
bising. Hindari makanan
terlalu manis, berlemak
atau makan pedas.
6. Berikan obat sesuai
dengan indikasi
untuk menemukan
solusi atau kombinasi
terbaik.
5. Dapat meningkatkan
respons
mual/muntah.



6. Untuk meningkatkan
nafsu makan,
mengurangi mual,
dsn pemenuhan
nutrisi.
5. Resiko tinggi kekurangan
volume cairan berhubungan
dengan status
hipermetabolik, kerusakan
masukan cairan, kehilangan
cairan berlebihan (luka,
selang indwelling).
Selama dilakukan
perawatan pasien tidak
menunjukkan adanya
dehidrasi
1. Pasien mempertahankan
kondisi TTV dalam
batas normal
2. Pasien mampu
mempertahankan BB
sesuai dengan TB dan
usia.
3. Turgor kulit pasien
bagus
4. Pasien mempertahankan
kadar elektrolit.
1. Pantau masukan dan
keluaran, berat jenis;
masukkan semua sumber
keluaran, misal muntah,
diare, luka basah. Hitung
keseimbangan cairan 24
jam.




2. Timbang berat badan
sesuai indikasi.

1. Keseimbangan cairan
negative yang terus
menerus dapat
menurunkan
haluaran renal dan
konsentrasi urine.
Hal ini menunjukkan
terjadinya dehidrasi
dan perlunya
peningkatan
penggantian cairan.
2. Pengukuran sensitive
terhadap fluktruasi
keseimbangan cairan.
27

3. Pantau tanda vital,
evaluasi, nadi perifer dan
pengisian kapiler.
4. Observasi turgor kulit dan
kelembapan membrane
mukosa. Perhatikan
keluhan haus.
5. Dorong peningkatan,
masukkan cairan sampai
3000 ml/hari sesuai
toleransi individu
3. Menunjukkan
keadekuatan volume
sirkulasi.
4. Indicator tidak
langsung dari status
hidrasi atau derajat
kekurangan.
5. Membantu dalam
memelihara
kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko
efek samping
membahayakan,
sistitis hemoragi
pada klien yang
mendapat
siklofosfamit.
6. Resiko tinggi terjadi infeksi
berhubungan dengan
pertahanan sekunder tidak
adekuat, malnutrisi, proses
penyakit kronis atau
prosedur invasive.
Selama dilakukan
perawatan pasien tidak
menunjukkan tanda
tanda terjadinya infeksi
1. Suhu tubuh pasien
dalam batas normal
2.
1. Tingkatan prosedur
mencuci tangan yang baik
dengan staf pengunjung
sebelum dan setelah
bersentuhan dengan klien.
2. Tekanan hygiene
personal.


3. Pantau suhu tubuh pasien.

1. Lindungi klien dari
sumber infeksi
seperti pengunjung
dan staf yang
mengalami ISK.
2. Mengurangi resiko
sumber infeksi dan
atau pertumbuhan
sekunder.
3. Peningkatan suhu
terjadi karena
28


4. Pantau semua sistem,
misal kulit, pernafasan,
genitaurineira dari adanya
gejala atau tanda infeksi
secara continue.

5. Ubah posisi dengan
sering, pertahankan klinen
kering dan bebas kerutan.
berbagai factor.
4. Pengenalan dini dan
intervensi segera
dapat mencegah
progresi pada situasi
atau sepsis yang
lebih serius.
5. Menurunkan tekanan
dan iritasi pada
jaringan dan
mencegah kerusakan
kulit.
7. Resiko tinggi terjadi
kerusakan intregitas kulit
atau jaringan berhubungan
dengan efek radiasi,
kemoterapi, perubahan
imunologis, perubahan
status nutrisi atau anemia.
Selama dilakukan
perawatan pasien tidak
mengalami kerusakan
integritas kulit
1. Pasien tidak mengalami
kerusakan kulit
2. Pasien
mempertahanakan
asupan dan haluaran
cairan secara adekuat

1. Pantau kulit dengan
sering terdapat efek
samping terapi kanker,
perhatikan kerusakan atau
lembatnya penyembuhan
luka. Tekankan
pentingnya melaporkan
area terbuka pada member
perawatan.
2. Mandikan klien dengan
air hangat dan sabun
ringan.
3. Dorong klien untuk
menghindari menggaruk
dan menepuk kulit yang
kering.
1. Efek kemerahan
dapat terjadi pada
area radiasi.
Deskuamasi kering
(kekeringan
pruritus).



2. Mempertahankan
tanpa komunitas
kulit.
3. Membantu friksi atau
trauma kulit.


29













4. Ubah posisi klien dengan
sering.




5. Anjurkan klien untuk
menghindari krim kulit
apapun kecuali atas izin
dokter.
4. Meningkatkan
sirkulasi dan
mencegah makanan
pada kulit atau
jaringan yang tidak
perlu.
5. Dapat meningkatkan
iritasi reaksi secara
nyata.
30



31

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di
Amerika Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang,
diperkirakan seperdelapan penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita
kanker kulit, khususnya karsinoma sel basal.
Etiologi Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit,
insidensinya berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan
akibat sinar matahari bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang
berat pada usia 20 tahun. Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan
oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan
aktivitas di bawah sinar matahari.
B. Saran
Pajanan sinar matahari merupakan etiologi utama dari pertumbuhan sel kanker
pada kulit, sehingga kita perlu memperhatikan kondisi kulit kita saat terpapar
matahari. Angka kejadia kanker kulit yang terus meningkat harus mendapat perhatian
dari tenaga kesehatan, sehingga edukasi pada masyarakat dapat tercapai dengan baik.














32

DAFTAR PUSTAKA
Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.
David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.
Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta EGC.
Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker kulit.
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar. Diakses 27 nov- 2013
Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika.
Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku
2 edisi 4. Jakarta : EGC.
Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta :
Victoria inti Cipta.

You might also like