RUMAH SAKIT /RSUD (33) 1. Apoteker : 121 2. TTK : 556
TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian)
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 SEBARAN WAHANA APOTEKER Kng K.Bdg Cmh K.Crb K.Smi K.Bgr K.Bks Dpk Bjr K.Tsk Bgr BB Bdg Smd Pwk Bks Krw Sbg Ind Smi Crb Cjr Grt Tsk Cms Mjk Kab/kt : yg tdk memiliki apoteker di PKM Puskesmas : 123 PKM yg ada apt JUMLAH PONED PONEK th 2008 - 2013 fasilitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PONED - 133 - 133 - 133 86 219 112 331 93 424 PONEK 2 2 11 13 16 29 0 29 5 34 2 36
Obat merupakan komponen penting dalam upaya pelayanan kesehatan dan oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang benar, efisien dan efektif secara berkesinambungan.
Diperlukan koordinasi yang baik dan terbuka antara pihak terkait seperti Instalasi Farmasi dengan pengelola program kesehatan merupakan prasyarat dapat diterapkannya pengelolaan obat yang baik
IPM Jabar 2008 2013 Peraturan Gubernur Jabar no 54 th 2008 (Akses yankes dan mutu yankes) Kesepakatan para Gubernur (Tampak Siring) Poned di setiap kacamatan RPJMN - RPJMD Percepatan penurunan AKI/AKB MDGs 2015 RENSTRA DINKES - issue strategis pembangunan kesehatan Pengembangan PONED- PONEK DASAR HUKUM
1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Psl 36 : Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan terutama obat essential
2. PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan (tanggung jawab ketersediaan oleh Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
3. PP No. 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Perda Prov Jabar No. 11/2010 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
5. Pergub No. 32/2009, tentang Tupoksi dan Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Prov. Jabar
1. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat 2. Menjamin keamanan, khasiat dan mutu obat agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan 3. Menjamin ketersediaan SDM dan fasilitas yankes yang merata terjangkau dan berkualias Pengembangan PONED DAN PONEK Pengadaan tenaga 1. Penataan sistem : perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan dukungan manajemen. 2. Penyediaan Dana Biaya distribusi, biaya operasional Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) Pengadaan obat, rehab, pembangunan baru, sarpras Penyediaan obat buffer stock
3. Peningkatan peran Provinsi, Kabupaten/Kota dalam sistem logistik obat khususnya obat program melalui One Gate Policy 4. Sinkronisasi dan harmonisasi proses perencanaan kebutuhan obat di Kabupaten/Kota dan Provinsi melalui Tim Perencana Obat Terpadu (TPOT)
Pengelola Program SDK Farmasi TPOP Usulan Terpadu Gudang Sekretariat KEMKES DIRJEN GiKIA, P2PL DIRJEN YANFAR PROVINSI PROGRAM FARMASI KABUPATEN/KOTA PROGRAM FARMASI
Belum jelasnya proporsi pendanaan obat program yang dapat diadakan di tiap tingkat (pusat, provinsi dan kab/kota)
Belum semua obat program dikelola secara one gate policy (OGP)
Informasi tingkat kecukupan serta penggunaan obat khususnya obat program dari Kab/Kota, belum optimal (lap. tiap triwulan)
Terbatasnya biaya operasional dan biaya distribusi
Kerjasama, koordinasi pengelola program dan farmasi belum optimal
Edaran Kemkes : kepastian proporsi pendanaan
Sosialisasi, implementasi OGP
Peningkatan kerjasama, koordinasi pengelola program dan farmasi
Advokasi di tiap tingkatan untuk kegiatan manajemen pengelolaan obat
KESEHATAN IBU 1. Metil Ergometrin Maleat 2. MgSO4 3. Glukonas Kalsikus 4. Gentamisin Injeksi KESEHATAN ANAK 1. Vit K injeksi 2. Natrium Tiroksin 3. Ampisilin serbuk, inj 4. Gentamisin inj 5. Prokain Benzil Penisilin G inj 6. Fenobarbital inj 7. Diazepam inj 8. Oksitetrasiklin salep mata
TREND JUMLAH KEMATIAN IBU DAN BAYI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009 - 2012 828 804 850 780 5719 4982 5070 4628 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 2009 2010 2011 2012 Bayi Ibu JUMLAH KEMATIAN IBU PROVINSI JAWA BARAT PER KAB/KOTa TAHUN 2011 0 20 40 60 80 KOTA CIREBON KOTA BANJAR KOTA SUKABUMI KOTA BOGOR KOTA CIMAHI KAB. KUNINGAN KAB. SUMEDANG KOTA BEKASI KOTA BANDUNG KAB. SUBANG KOTA DEPOK KAB. CIAMIS KOTA TASIKMALAYA KAB. PURWAKARTA KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT KAB. MAJALENGKA KAB. BANDUNG KAB. GARUT KAB. CIREBON KAB. KARAWANG KAB. TASIKMALAYA KAB. INDRAMAYU KAB. SUKABUMI KAB. CIANJUR KAB. BOGOR 3 4 5 7 9 14 15 18 20 21 22 26 28 29 32 36 43 45 45 46 51 54 58 70 72 77 Jumlah Kasus Kematian Ibu : 850 Jumlah Kasus Kematian Ibu Tertinggi : 77 Jumlah Kasus Kematian Terendah : 3 Jumlah Lahir Hidup : 915.116 Ratio Kematian Ibu : 92,88 per 100.000 KH
29% 33% 4% 0% 0% 34% Perdarahan Hipertensi dalam kehamilan Infeksi Abortus PENYEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU PROVINSI JAWA BARAT PER KAB/KOTa TAHUN 2012 0 20 40 60 80 KOTA CIREBON KOTA BANJAR KOTA SUKABUMI KOTA CIMAHI KOTA BOGOR KAB. SUBANG KAB. SUMEDANG KOTA DEPOK KAB. KUNINGAN KOTA TASIKMALAYA KAB. PURWAKARTA KAB. CIAMIS KAB. BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG KAB. GARUT KOTA BEKASI KAB. BEKASI KAB. INDRAMAYU KAB. MAJALENGKA KAB. CIANJUR KAB. BANDUNG KAB. BOGOR KAB. KARAWANG KAB. TASIKMALAYA KAB. CIREBON KAB. SUKABUMI 3 3 8 9 10 12 14 15 16 16 21 23 24 24 27 28 33 42 46 48 49 53 55 60 65 76 Jumlah Kasus Kematian Ibu : 780 Jumlah Kasus Kematian Ibu Tertinggi : 76 Jumlah Kasus Kematian Terendah : 3 Jumlah Lahir Hidup : 909.462 Ratio Kematian Ibu : 85,76 per 100.000 KH
208 235 31 0 3 303 Perdarahan Hipertensi dalam kehamilan Infeksi Abortus Partus Lama Lain-lain PENYEBAB KEMATIAN IBU CAPAIAN CAKUPAN INDIKATOR KESEHATAN IBU PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010 - 2012 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 K1 K4 Linakes KF3 PK KB Aktif 2010 98.58 89.54 86.00 79.63 57.19 78.73 2011 98.66 89.82 87.20 82.69 71.18 63.3 2012 99.91 90.32 89.08 85.47 77.72 77.53 CONTINUUM OF CARE PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 K1 K4 Fe3 Pn Vit. A Nifas KF3 KN1 KN Lengka p Hb0 Kunj. Bayi Campa k 2009 967,32 886,44 819,47 792,18 665,85 543,66 804,28 813,47 724,44 724,79 871,30 2010 1,021, 921,53 887,25 845,10 766,68 789,83 847,98 822,13 783,95 787,38 892,65 2011 1,024, 932,31 868,19 862,10 823,57 822,06 876,14 825,85 813,62 852,92 857,47 2012 1,043, 943,21 923,39 887,97 842,38 851,97 883,54 840,56 848,50 868,66 908,92