You are on page 1of 19

1.

PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38
o
C) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranial. Kejang demam biasa terjadi pada anak usia 6
bulan sampai 5 tahun. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran
pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran penernaan (!elson" #$$$).
Kejang demam terjadi pada #% & '% dari populasi anak 6 bulan
sampai 5 tahun" 8$% merupakan kejang demam sederhana sedangkan #$%
kasus adalah kejang demam kompleks dengan kejang pertama terbanyak
terjadi di antara umur () & #3 bulan (*aumer" #$$'). *ila kejang demam
sederhana yang pertama terjadi pada umur kurang dari (# bulan" maka
risiko kejang demam ke dua 5$%" dan bila kejang demam sederhana
pertama terjadi setelah umur (# bulan" risiko kejang demam kedua turun
menjadi 3$%. +etelah kejang demam pertama" '% anak akan berkembang
menjadi epilepsi dan ini ' kali risikonya dibandingkan populasi umum
(,ir-" (..)).
Penatalaksanaan pada saat terjadi kejang demam yaitu dengan
dia-epam intra/ena $"3 & $"5 mg0kg perlahan&lahan sekitar ( & # mg0menit
atau dalam 1aktu 3 & 5 menit" dengan dosis maksimal #$ mg (2iekman"
(..'). 3ntipiretik pada saat demam dianjurkan" 1alaupun tidak ditemukan
bukti bah1a penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya kejang
demam. 2osis asetaminofen yang digunakan berkisar ($ 4(5 mg0kg0kali
diberikan ' kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. 2osis ibuprofen 5&($
mg0kg0kali " 3 & ' kali sehari (5hari" (..5). Pengobatan rumat hanya
#
diberikan bila kejang demam terjadi lebih dari (5 menit disertai dengan
tanda /oal" atau terjadi berulang lebih dari sekali dalam #' jam. 6bat
pilihan saat ini adalah asam /alproat meskipun dapat menyebabkan
hepatitis namun insidensnya keil. 2osis asam /alproat (5 & '$ mg0kg0hari
dalam # & 3 dosis dan fenobarbital 3 & ' mg0kg per hari dalam ( & # dosis
(33P" (...).
7ingginya pre/alensi kejang demam dapat berimbas pada tingginya
penggunaan obat&obat antikon/ulsi dan hal tersebut dapat meningkatkan
risiko timbulnya efek samping obat. +emua obat antikon/ulsi seara
umum dapat menyebabkan toksisitas pada hepar 1alaupun reaksi yang
fatal sangat jarang terjadi. 3sam /alproat selain memiliki banyak efek
samping juga termasuk dalam golongan obat&obat dengan indeks terapi
sempit dengan kisar terapi 5$&($$ mg08 (3ddy" (..5). 6bat dengan
indeksi terapi sempit merupakan obat&obat dengan batas keamanan yang
sempit. Pada obat dengan indeks terapi sempit" perubahan sejumlah keil
dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan atau
bahkan efek toksik. 6leh karena itu" obat obat ini memerlukan
penga1asan dan penyesuaian dosis yang rasional untuk menegah
timbulnya efek toksik.
b. Rumusan masalah
3pakah pemberian terapi paraetamol" dia-epam" dan asam /alproat
pada kasus kejang demam komplikata sudah rasional9
c. Tujuan
(. Tujuan umum
3
:engetahui rasionalitas pengobatan kasus kejang demam
komplikata.
#. Tujuan khusus
:engetahui dosis rasional obat paraetamol" dia-epam" dan asam
/alproat pada kasus kejang demam komplikata.
2. TINJAUAN A!U!
I"ent#tas Pas#en
!ama ; 3n. <
5sia ; (# bulan
3lamat ; +urabaya
+uku ; =a1a
*erat *adan ; 8"( kg
Anamnes#s
eluhan utama; kejang
R#$a%at Pen%ak#t !ekarang
Pasien diba1a orang tuanya berobat di >?2 ?+52 2r. +oetomo
dengan keluhan utama kejang 6 kali sejak sehari sebelum datang ke >?2.
Pasien kejang seluruh tubuh dan mata melirik ke atas. Pasien kejang lagi
3 kali sebelum datang ke >?2. 8ama kejang ( sampai # menit. Pasien
'
juga panas badan sejak sehari sebelumnya. Keluhan sesak" menret" dan
muntah disangkal. !afsu makan" *3*" dan *3K pasien seperti biasa.
7idak didapatkan keluhan pada organ tubuh lain.
R#$a%at Pen%ak#t Dahulu
+ejak lahir" pasien sering menderita keluhan panas seperti yang
diderita saat ini" namun menurut ibunya baru umur (( bulan panas
tersebut disertai kejang.
R#$a%at Peng&batan
+ejak kejang pertama" pasien sudah berobat di Poli +araf dan 7umbuh
Kembang ?+52 2r. +oetomo.
R#$a%at Pen%ak#t eluarga "an !au"ara
+aat ini keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti pasien.
R#$a%at !&s#al Ek&n&m#
Pasien anak pertama di keluarga" keadaan perekonomian keluarga
pasien menengah.
Pemer#ksaan '#s#k
Keadaan 5mum
a. Kesadaran ; ompos mentis
7anda @ital
a. !adi (6$A 0 menit
b. ?? '$A 0 menit
. 7 aA 38"#
$
C
Kepala 8eher
7enggorok ;
Baring hiperemi (C)" detritus (&)" pseudomembran (&)"
pembesaran KD* (&)
D#agn&sa
Kejang 2emam Komplikata C Baringitis akut
Tera(#
>nfus 25 E !+ 8$$ 0#' jam
>njeksi 2ia-epam 5mg0ml #"5mg i/ bila kejang
3sam @alproat sirup #5$mg05ml" # dd gtt #$
Paraetamol sirup 3#$mg0($ml" ' dd th (0#
2iet 8$$ kal C (6 gram protein
). TINJAUAN PU!TAA
ejang Demam &m(leks
5
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38
$
C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan salah satu iri berikut ini;
(() Kejang lama F (5 menit" (#) Kejang fokal atau parsial satu sisi" atau kejang
umum didahului kejang parsial" (3) *erulang atau lebih dari ( kali dalam #' jam.
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Baktor risiko
berulangnya kejang demam adalah; (() ?i1ayat kejang demam dalam keluarga"
(#) 5sia kurang dari (# bulan" (3) 7emperatur yang rendah saat kejang" (')
Cepatnya kejang setelah demam. *ila seluruh faktor di atas ada" kemungkinan
berulangnya kejang demam adalah 8$%.
Pada umumnya kejang demam berlangsung singkat dan pada 1aktu
pasien datang kejang sudah berhenti. 3pabila datang dalam keadaan kejang obat
yang paling epat untuk menghentikan kejang adalah dia-epam yang diberikan
seara intra/ena. 2osis dia-epam intra/ena adalah $"3&$"5 mg0kg (maksimal #$
mg) perlahan&lahan. *ila kejang telah berhenti" pemberian obat selanjutnya
tergantung apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan iri
sebagai berikut (salah satu); (() Kejang lama F (5 menit" (#) 3danya kelainan
neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang" misalnya hemiparesis" paresis
7odd" erebral palsy" retardasi mental" hidrosefalus" (3) Kejang fokal" (')
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila kejang berulang dua kali atau lebih
dalam #' jam" kejang demam terjadi pada bayi kurang dari (# bulan" kejang
demam F ' kali per tahun.
Pemberian obat fenobarbital atau asam /alproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang. 6bat pilihan saat ini adalah asam
/alproat. Pada sebagian keil kasus" terutama yang berumur kurang dari # tahun
asam /alproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. 2osis asam /alproat (5&
'$ mg0kg0hari dalam #&3 dosis" dan fenobarbital 3&' mg0kg per hari dalam (&#
dosis. Pengobatan diberikan selama ( tahun bebas kejang" kemudian dihentikan
seara bertahap selama (&# bulan.
'armas#*'armak&l&g# Asam +al(r&at
a. !#,at ,#s#k&*k#m#a "an rumus k#m#a
6
3sam /alproat (asam #&propilpentanoat) adalah obat anti kon/ulsi
yang umum digunakan pada terapi berbagai maam epilepsi yang terjadi
pada anak&anak dan de1asa. ?umus molekul asam /alproat C
8
,
(6
6
#.
+truktur molekul asam /alproat dapat dilihat pada gambar diba1ah ini;
Dambar (. +truktur Kimia 3sam @alproat
3sam /alproat merupakan airan jernih" tidak ber1arna hingga
kuning puatG agak kentalG dan baunya khas. 3sam /alproat sukar larut
dalam air (("# mg0ml) dan asam klorida $"( !G mudah larut dalam natrium
hidroksida ( !" metanol" etanol" aseton" kloroform" ben-en" eter" dan n&
heptana (8ianne" #$((). :ekanisme kerjanya diperkirakan berdasarkan
hambatan en-im yang menguraikan D3*3 (-amino-butyric acid)
sehingga kadar neurotransmitter ini di otak meningkat (@lase" #$$8G 7an"
#$$#).
b. 'armas# umum
In"#kas#
)
3moksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan
oleh bakteri gram negati/e seperti ,aemophilus >nfluen-a" <sherihia
oli" Proteus mirabilis" +almonella. 3moksisilin juga dapat digunakan
untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti ;
+treptoous pneumoniae" enterooi" nonpeniilinase&produing
staphylooi" 8isteria. 7etapi 1alaupun demikian" amoksisilin seara
umum tidak dapat digunakan seara sendirian untuk pengobatan yang
disebabkan oleh infeksi streptoous dan staphylooal. 3moksisilin
diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan" infeksi saluran kemih"
infeksi klamidia" sinusitis" bronkitis" pneumonia" abses gigi dan infeksi
rongga mulut.
'armak&l&g#
3moksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas" digunakan
untuk pengobatan seperti yang tertera diatas" yaitu untuk infeksi pada
saluran napas" saluran empedu" dan saluran seni" gonorea" gastroenteritis"
meningitis dan infeksi karena +almonella sp." seperti demam tipoid.
3moAiillin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan
terhadap penisilinase. 3moksisilin aktif mela1an bakteri gram positif yang
tidak menghasilkan H&laktamase dan aktif mela1an bakteri gram negatif
karena obat tersebut dapat menembus pori4pori dalam membran fosfolipid
luar. 5ntuk pemberian oral"amoksisilin merupakan obat pilihan karena di
absorbsi lebih baik daripada ampisilin" yang seharusnya diberikan seara
parenteral
8
3moksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dengan
akti/itas antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid dan stabil
dalam suasana asam lambung. 3moksisilin diabsorpsi dengan epat dan
baik pada saluran penernaan" tidak tergantung adanya makanan.
3moksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam
urin. <kskresi 3moksisilin dihambat saat pemberian bersamaan dengan
probenesid sehingga memperpanjang efek terapi 3moksisilin mempunyai
spektrum antibiotik serupa dengan ampisilin. *eberapa keuntungan
amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam saluran erna
lebih sempurna" sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih
tinggi. <fek terhadap *aillus dysentery amoksisilin lebih rendah
dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran
erna. !amun" resistensi terhadap amoksisilin dan ampisilin merupakan
suatu masalah" karena adanya inaktifasi oleh plasmid yang diperantai
penisilinase. Pembentukan dengan penghambat H4laktamase seperti asam
la/unat atau sulbaktam melindungi amoksisilin atau ampisilin dari
hidrolisis en-imatik dan meningkatkan spektrum antimikrobanya.
:enurut Iidodo ((..3)" amoksisilin dapat memberikan interaksi
dengan senya1a lain bila diberikan dalam 1aktu yang bersamaan.
>nteraksi tersebut
antara lain;
(. <liminasi 3moksisilin diperlambat pada pemberian dengan
5rikosurika (misal Probenesid)" 2iuretika" dan 3sam4asam lemah
( misal asam 3etylsaliylat dan Phenilbuta-on).
.
#. Pemberian bersamaan 3ntasida43lumunium tidak menurunkan
ketersediaan biologik dari 3moksisilin.
3. Pemberian bersamaan 3llopurinol dapat memudahkan timbulnya
reaksi4 reaksi kulit alergik.
'. :enurunkan keterjaminan kontrasepsi preparat hormon.
5. Kemungkinan terjadi alergik silang dengan 3ntibiotik +epalosporin.
6. 3ntibiotik bateriostatik mengurangi bateriidal dari 3moksisilin.
). >nkompabilitas dengan airan0larutan dekstrosa.
LA-A PE-.ERIAN
7ergantung pada jenis dan tingkat kega1atan dari infeksinya" juga
tergantung pada respon klinis dan respon bakteri penginfeksi. +ebagai
ontoh untuk infeksi yang persisten" obat ini digunakan selama beberapa
minggu. =ika amoksisilin digunakan untuk penanganan infeksi yang
disebabkan oleh grup 3 J&hemoliti streptooi" terapi digunakan tidak
kurang dari ($ hari guna menurunkan potensi terjadinya demam reumatik
dan glomerulonephritis. =ika amoksisilin digunakan untuk pengobatan >+K
(infeksi saluran kemih) maka kemungkinan bisa lebih lama" bahkan
beberapa bulan setelah menjalani terapi pun" tetap direkomendasikan
untuk diberikan.
Pengaruh
7erhadap Kehamilan ; 7ergolong klasifikasi faktor risiko *"
yakni data
($
keamanan penggunaan pada ibu hamil
belum
diketahui.
7erhadap >bu :enyusui ; Karena amoksisilin terdistribusi kedalam
3+> (air
susu ibu) maka dikha1atirkan
amoksisilin dapat
menyebabkan respon hipersensitif untuk
bayi"
sehingga monitoring perlu dilakukan
selama
menggunakan obat ini pada ibu
menyusui.
7erhadap 3nak&anak ; 2ata tentang keamanan masih belum
diketahui.
7erhadap ,asil 8aboratorium ; *erpengaruh terhadap hasil pengukuran ;
,ematologi
dan hepar.
&ntra#n"#kas#
Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap
amoksisilin" penisilin" atau komponen lain dalam obat.
E,ek !am(#ng
((
+usunan +araf Pusat ; ,iperaktif" agitasi" ansietas" insomnia" konfusi"
kejang"
perubahan perilaku" pening.
Kulit ; 3ute eAanthematouspustulosis" rash" erytema
multiform"
sindrom ste/ens&johnson" dermatitis" tiAi
ephidermal
nerolisis" hypersensiti/e /asulitis" urtiaria.
D> ; :ual" muntah" diare" hemorrhagi olitis"
pseudomembranous
olitis" hilangnya 1arna gigi.
,ematologi ; 3nemia" anemia hemolitik" trombisitopenia"
trombositopenia
purpura" eosinophilia" leukopenia" agranulositosi.
,epati ; 3+7 (+D67) dan 387 (+DP7) meningkat"
holestati
jaundie" hepati holestatis" aute ytoliti
hepatitis.
?enal ; Kristalluria
/. DI!U!I
Te(at 0bat
Pada faringitis bakterial akut" bakteri yang paling sering menjadi
etiologi adalah +treptoous pyogens yang merupakan +treptooi
(#
hemolitik grup 3.
5
+ehingga selain sebagai terapi kuratif" antibiotika
penting diberikan sebagai penegahan demam rematik dan komplikasi lain
seperti D!3P+ (Dlomerulo&!efritis 3kut Paska +treptokokus).
+ejumlah antibiotika terbukti efektif pada terapi faringitis oleh
+treptoous grup 3" yaitu mulai dari Peniillin dan deri/atnya"
efalosporin maupun makrolida. *erdasarkan harga" spektrum aktifitas"
keamanan" dan efektifitas" penisilin direkomendasikan oleh 3merian
3ademy of Bamiliy Physiians (33BP)" 33P" 3merian ,eart
3ssoiation" >nfetious 2iseases +oiety of 3meria (>2+3)dan I,6
sebagai pilihan terapi untuk faringitis bakterial.
6
?esistensi terhadap
+treptoous Drup 3 dijumpai di beberapa negara terhadap golongan
makrolida dan a-alida" namun tidak terhadap Peniillin.
)
3ntibiotik
golongan lain seperti makrolide dan ephalosporin dapat digunakan bila
terdapat alergi terhadap penisilin.
6
3moksisilin menempati tempat yang sama dengan peniilin dalam
terapi faringitis bakterial" khususnya pada anak dan menunjukkan
efekti/itas yang setara.
6
+elain itu pada pasien anak" suspensi amoksisilin
oral sering merupakan pengganti dari penisilin karena mempunyai rasa
yang lebih baik. 8ima dari delapan penelitian klinik ((.66&#$$$)
menunjukkan bah1a lebih dari 85 persen infeksi akibat streptokokkus
grup 3 dapat diatasi dengan penggunaan 3moksisilin.
8

Te(at D&s#s
(3
2osis amoksisilin untuk anak 5$ 4 ($$ mg0kg**0hari dibagi dalam
tiga dosis. Pada kasus ini" pasien anak 4 anak dengan berat badan 8"5
kg mendapatkan pengobatan sirup 3moksisilin (#5mg05ml dengan dosis 3
A ( sendok teh. ,al ini berarti pasien mendapatkan amoksisilin 3 A (#5 mg
yang masih di ba1ah dosis minimal yaitu '#5 mg per hari. Penggunaan
antibiotik di ba1ah dosis terapi seperti ini akan meningkatkan resiko
terjadinya resistensi bakteri. 6ptimalisasi dosis regimen antibiotik dan
menghindari terapi underdosage merupakan upaya yang penting untuk
menghindari resistensi bakteri penyebab infeksi.
.
Pada faringitis bakterial" terapi antibiotik diberikan selama ($ hari.
Pada beberapa studi klinis komparatif" pemberian amoksisilin satu kali per
hari (5$ mg0kg" sampai maksimum ($$$ mg) telah menunjukkan
efektifitas terapi terhadap infeksi faringitis terhadap +treptoous Drup
3.
($
3moksisilin yang diberikan sekali sehari ternyata sama efektifnya
dengan pemberian tiga kali sehari.
6
+ebuah ?C7 (?andomi-ed Controlled
7rial) menunjukkan bah1a beberapa gejala menjadi berkurang dengan
pemberian dosis amoksisilin sekali sehari" meskipun seperti kebanyakan
studi terapi faringitis lainnya" studi tersebut memiliki keterbatasan dalam
mendeteksi komplikasi nonsupuratif.
((
Te(at .entuk !e"#aan 0bat 1.!02
3moAiillin tersedia dalam bentuk sediaan kapsul" dry sirup" dan
injeksi. *ahan aktif antibiotik yang terkandung dalam sediaan ini umumnya
agak sukar larut dalam air" sehingga dibuatlah sediaan berupa suspense
('
untuk bentuk sediaan obat air
'
. *+6 air tersedia dalam dosis (#5 mg 0
5ml. Pemilihan *+6 air pada terapi pasien tersebut adalah
mempertimbangkan usia pasien sehingga dapat meningkatkan compliance
karena pemberian *+6 air pada anak relatif lebih nyaman dibanding
dengan tablet ataupun puyer.
Te(at 3ara Pember#an
Cara pemberian 3moAiillin bisa melalui per oral maupun injeksi.
Pada pasien ra1at jalan dengan kondisi klinis ringan&sedang pemberian
bisa seara per oral. Pemberian seara par enteral diperuntukkan pasien
dengan kondisi klinis berat. Pemberian oral pada anak lebih baik
menggunakan *+6 air berupa suspensi karena relatif lebih nyaman bagi
pasien anak.
Te(at 4aktu Pember#an
3moAiillin diserap seara baik sekali oleh saluran penernaan.
Kadar bermakna didalam serum darah diapai ( jam setelah pemberian per&
oral. Kadar punak di dalam serum darah 5"3 mg0ml diapai ("5&# jam
setelah pemberian per&oral. 6nset of 3tion 3mpiillin adalah # jam
sedangkan 2uration of 3tion 8 jam
(#
.Pemberian 3moAiillin tiga kali
sehari dinilai sudah tepat melihat durasi kerja obat tersebut untuk
mempertahankan konsentrasi dalam plasma.
2urasi terapi antibiotik standar adalah ($ hari. *erdasarkan
?ingkasan Duideline 7erapi >nfeksi +aluran Pernafasan 3kut oleh
3merian College of Physiians (3CP)" Centers for 2isease Control and
Pre/ention (C2C)" >nfetious 2iseases +oiety of 3meria" >nstitute for
(5
Clinial +ystems >mpro/ement (>C+>)" terapi pada pathogen +treptoous
pyogenes menggunakan antibiotik lini pertama antara lain" Peniillin @"
*en-athine peniillin D" 3moAiillin" dengan durasi terapi ($ hari
(3
. Pada
pasien tersebut diberikan terapi berupa 3moAiillin +irup sebanyak satu
buah kemasan berisi 6$ ml dan diminum sehari tiga kali satu sendok teh.
2engan pemakaian tersebut" satu kemasan diperkirakan akan habis dalam
empat hari. *erdasarkan teori diatas" 1aktu pemberian obat pada pasien ini
dirasa kurang tepat.
5. E!I-PULAN
Pemberian terapi 3moAiillin +irup dengan dosis 3A(#5 mg per hari untuk
anak berusia (3 bulan" berat badan 8"5 kg dengan faringitis akut bakterial
dirasa kurang efektif pada kaidah tepat dosis karena dosis 3moAiillin
untuk kasus faringitis akut bakterial pada anak adalah 5$ 4 ($$
mg0kg**0hari. 2alam kasus ini pasien mendapatkan resep 3moAiillin
3)5 mg0hari" lebih sedikit dibandingkan dosis yang dianjurkan untuk
pasien ini yaitu minimal '#5 mg0hari. :enurut 2egee" pemberian dosis
obat kurang dari dosis rekomendasi (underdosage) sebaiknya dihindari
untuk menegah terjadinya resistensi bakteri penyebab infeksi.
.
+elain itu"
pemberian sediaan obat yang hanya sejumlah 6$ ml untuk ' kali konsumsi
per hari" masing&masing 5 ml kurang tepat untuk pasien ini karena durasi
terapi antibiotik 3moAiillin adalah ($ hari
(3
" sedangkan dengan jumlah
sediaan 6$ ml obat akan habis dalam 1aktu ' hari.
6. !U--AR7
(6
7he presription of 3moAiillin +yrup using dose 3A(#5 mg 0 day for a (3
month year old hild" 1eighed 8"5 kg" suffering from aute baterial
pharyngitis is onsidered ineffeti/e by means of its dose. 7he
reommended dose of 3moAiillin for aute baterial pharyngitis in
hildren is 5$ 4 ($$ mg0kg0day. >n the ase abo/e" the patient is presribed
3moAiillin 1ith amount of 3)5 mg0day" 1hih is less from the
reommended dose ('#5 mg0day). 3ording to 2egee" mediation
presription 1ith less dose ompared to the reommended dose
(underdosage) should be a/oided to pre/ent the ourene of baterial
resistene.
.
:oreo/er" the amount of 3moAiillin presribed in this ase is
only 6$ ml 1hih is di/ided into ' usage in a day" 5 ml eah. 7his means
the mediation 1ill be o/er in ' days. 7his is ontrary to the
reommended duration of 3moAiillin is ($ days.
(3
()
DA'TAR PU!TAA
(. Diniarti" 3yu. Kajian Penggunaan 3ntibiotik pada Pasien 3nak ?a1at
=alan Penyakit >nfeksi +aluran Pernapasan 3tas di ?+52 2r. :. 3shari
Pemalang. #$$.. 5ni/ersitas :uhammadiyah +urakarta ;#
#. ,apsari" Berdini. Pola Peresepan dan Kerasionalan Penggunaan
3ntimikroba pada pasien *alita di Puskesmas =atinegara.#$((. 5ni/ersitas
>ndonesia ;(
3. 2itjen P6: ( (..5). Barmakope >ndonesia. <disi >@. =akarta; 2epartemen
Kesehatan ?.>. ,al. '5$&'5(
'. 7im *agian Barmakologi Bakultas Kedokteran 5ni/ersitas
>ndonesia.Barmakologi dan 7erapi. =akarta;#$$$G6)5&8.
5. 2irektorat *ina Barmasi Komunitas dan Klinik. #$$5. Pharmaeutial
Care untuk Penyakit >nfeksi +aluran Pernapasan. 2irjen *ina Kefarmasian
dan 3lat Kesehatan 2epartemen Kesehatan ?epublik >ndonesia
6. *eth 3" Choby :2. #$$.. 2iagnosis and 7reatment of +treptooal
Pharyngitis. 3m Bam Physiian #$$. :ar (G).(5);383 4 3.$
http;00111.aafp.org0afp0#$$.0$3$(0p383.html K 8 +eptember #$(3 L
). *isno 3lan et al. Pratie Duidelines for the 2iagnosis and :anagement
of Droup 3 +treptooal Pharyngitis. Clin >nfet 2isG#$$#G35;((3&(#5.
(8
8. Casey =?. +eleting the optimal antibioti in the treatment of group 3
beta&hemolyti streptooi pharyngitis. Clin Pediatr (Phila).
#$$)G'6(suppl ()#5+435+.
.. 2egee :P. #$((. ?eduing 7he 2e/elopment of 3ntibioti ?esistene in
Critial Care 5nits.
($. +tanford 7. +hulman" 3lan 8. *isno" ,erbert I. Clegg" :ihael 3. Derber"
<d1ard 8. Kaplan" Drae 8ee" et al. #$(#. Clinial Pratie Duideline for
the 2iagnosis and :anagement of Droup 3 +treptooal Pharyngitis;
#$(# 5pdate by the >nfetious 2iseases +oiety of 3meria. Clinial
>nfetious 2iseases 3d/ane 3ess published +eptember ." #$(#
((. Beder ,: =r" Derber :3" ?andolph :B" +telmah P+" Kaplan <8. 6ne&
daily therapy for streptooal pharyngitis 1ith amoAiillin. Pediatris.
(...G($3(()')45(.
(#. Paul 8ittle et al. #$(#. 3moAiillin for aute lo1er&respiratory&trat
infetion in primary are 1hen pneumonia is not suspeted; a (#&ountry"
randomised" plaebo&ontrolled trial. 3/ailable from;
http;00dA.doi.org0($.($(60+(')3&3$..((#))$3$$&6
(3. C:3 Boundation 3I3?<. 3ute respiratory trat infetion guideline
summary K>nternetL #$(# KCited #$(# 2e 3(L. 3/ailable from;
http;00111.a1are.md0,ealthCareProfessionals0materials07oolkit#$(#0om
pendiumMadultM#$(#M1eb.pdf
('. 33P" (.... Pratie parameter; 8ongterm treatment of the hild 1ith
simple febrile sei-ure PediatriG($3G(3$)&.
(.
(5. 3ddy" (..5. ProphylaAis and Bebril Con/ulsion. 3rh 2is Child. Beb
(.8(G 56(#); 8(483.
http;00111.nbi.nlm.nih.go/0pm0artiles0P:C(6#)(#30
(6. *aumer" =" #$$'. </idene based Duideline for post&sei-ure management
in hildren presenting autely to seondary are. 3rh 2is ChildG 8.;#)8&
#8$.
(). 2iekman" =" (..'. ?etal dia-epam for aute on/ulsion. 3n <mergeny
:ediineG#3;#(6&#'
(8. ,ir- 2D" (..). Bebrile sei-ures; Pediatri in ?e/ie1. 3merian 3ademy
of Pediatri(8;5&.
(.. !elson" #$$$. >lmu Kesehatan 3nak" edisi (5. =akarta; Penerbit buku
kedokteran <DC.
#$. 5hari" :" (..5. <ffet of aetaminophen and of lo1 intermittent doses of
dia-epam on Pre/ention of reurrenes of febrile sei-ures. =
PediatrG(#6;..(&5
#(.

You might also like