You are on page 1of 9

Teknik dan Modalitas X Ray yang Bisa Dilakukan di ICU

Pasien di ICU merupakan pasien-pasien dengan kondisi kritis atau membutuhkan


observasi yang ketat. Dalam pelaksanaan observasi terhadap pasien-pasien tersebut, dokter
melakukan pemeriksaan rutin yang diperlukan bagi setiap pasien, sehingga dokter segera
dapat mengetahui dan mengatasi bila tiba-tiba terjadi kegawatan pada pasien. Pemeriksaan
radiologi juga memegang peranan penting pada monitoring pasien di ICU. Jenis pemeriksaan
radiologi yang diperlukan dan bisa dilakukan di ICU adalah oto polos dada, dengan
menggunakan portable chest radiographs. !oto polos dada rutin dilakuakan di ICU pada
pasien kritis yang menderita penyakit kardiopulmoner akut atau pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik, endotracheal tube "#$$%, feeding tube, kateter vaskular, dan chest tube.
!oto dada rutin diperlukan pada pasien karena malposisi dan komplikasi dari pemasangan
alat-alat tersebut sering tidak tampak se&ara klinis. #valuasi radiograis sangat penting
sekaligus menantang karena keterbatasan teknis portable chest radiograph dan pasien yang
tidak kooperati.
Portable chest radiograph dapat dimanaatkan sebagai'
(. Chest radiographs rutin atau harian untuk memonitor pasien.
). Chest radiographs yang dilakukan setelah pasien menjalani prosedur kedokteran tertentu.
*. Chest radiographs untuk mendokumentasikan penyakit saat ini atau perjalanan penyakit
pasien.
Endotracheal dan Tracheostomi Tube
Intubasi endotra&heal dilakukan untuk mempertahankan jalan napas tetap bebas atau
untuk memberi bantuan ventilasi pada pasien dengan hipoventilasi atau hipoksemia.
+omplikasi paling sering pada pemasangan #$$ adalah malposisi. Posisi #$$ yang benar
ditentukan dari jarak antara ujung #$$ dengan &arina. ,okasi ujung #$$ yang ideal adalah di
tengah trakea, kira-kira - &m di atas &arina jika kepala pasien pada posisi netral, yaitu batas
inerior mandibula sejajar dengan lower cervical spine. !leksi kepala dan leher menyebabkan
penurunan ) &m ujung tube, sedangkan ekstensi kepala dan leher menyebabkan kenaikan )
&m ujung tube. ".odoy,et al, )/()%
Jika #$$ terlalu tinggi, maka bisa terjadi ekstubasi atau intubasi hipoaring, yang
dapat menyebabkan ventilasi tidak eekti dan distensi gaster. 0elain itu, occluding cuff dari
#$$ bisa menyebabkan vocal cord injury. Ujung #$$ harus * &m di bawah vocal cord. Jika
#$$ terlalu rendah, bisa terjadi intubasi salah satu bronkus, biasanya pada bronkus kanan.
1kibatnya, kolaps total atau segmental pada paru kontralateral dapat terjadi, bersamaan
dengan pengembangan berlebihan dari paru ipsilateral yang meningkatkan resiko
pneumothoraks. Jika ujung #$$ men&apai bronkus intermedius, maka dapat terjadi
atelektasis pada lobus kanan atas. ".odoy,et al, )/()%
Intubasi esoageal juga merupakan komplikasi yang atal dari intubasi endotrakea. Pada kasus
ini, oto polos dada dapat menunjukkan apakah #$$ berada di lateral dari tracheal air
column atau memanjang di bawah &arina, adanya air column di lateral trakea, dan distensi
berlebihan dari perut. 2adiogra obli3ue posetrior kanan dapat membantu diagnosis
komplikasi tersebut karena trakea diproyeksikan pada sebelah kanan esoagus, sehingga
dapat terlihat #$$ yang berada di luar trakea dan di dalam esoagus. ".odoy,et al, )/()%
Cuff #$$ seharusnya mengisi ruang trakea dan tidak mengembangkan dinding trakea.
Pengembangan yang berlebihan dari balon sampai (,- kali diameter trakea normal dapat
menyebabkan tracheal injury, termasuk ruptur trakea akut atau chronic damage, seperti
trakeomalasia atau stenosis trakea. Indikasi radiograis pada ruptur trakea termasuk emisema
subkutan, pneumomediastinum, pneumothoraks, right oblique displacement dari bagian distal
#$$, overdistensi dari balon #$$ "4 ),5 &m%. Jika terjadi perorasi hipoaring, oto polos
dada dapat menunjukkan emisema subkutan servikal, pneumomediastinum, dan
pneumothoraks. ".odoy,et al, )/()%
Chest Tube
$horakostomi tube adalah prosedur yang sering digunakan untuk mengeluarkan
&airan atau udara dari kavum pleura. Posisi yang benar dari chest tube tergantung dari lokasi
udara atau &airan yang akan dikeluarkan dari kavum pleura, ujung tube dimasukkan pada
daerah apikal pada kasus pneumothoraks atau pada daerah basal untuk mengeluarkan &airan.
Jika &hest tube tidak bisa mengeluarkan udara atau &airan tersebut, maka kemungkinan terjadi
malposisi. Pada radiogra, tampak garis radioopa3ue sepanjang tube dan dapat
mengidentiikasikan ujung dan lubangnya. 0isi lubang tube seharusnya selalu diposisikan di
medial dari inner margin of the ribs. Insersi yang inkomplit dari tube dapat berakibat drainase
pleura yang tidak eekti dan akumulasi udara atau &airan di dinding thoraks. ".odoy,et al,
)/()%
$ube yang masuk ke jaringan lunak di ekstrapleura tidak jarang terjadi. 6isa di&urigai terjadi
hal tersebut jika pada oto polos dada ditemukan visualisasi yang kurang jelas dari dinding
tube yang non opa3ue. Jika tube berada di intrapleura, dinding tube yang non opa3ue akan
terlihat lebih jelas karena terdapat udara baik di dalam maupun di luar tube. 7amun, bila
terjadi subcutaneus placement, dinding tube yang non opa3ue akan disamarkan oleh jaringan
lunak. ".odoy,et al, )/()%
Posisi tube di intraisura dapat terlihat di oto polos dada dengan gambaran tube yang
horisontal atau oblique upward course dan dapat dikonirmasi dengan luoroskopi atau C$
lateral. +omplikasi dari malposisi ini adalah drainase pleura yang tidak adekuat dan herniasi
parenkim paru ke dalam lumen tube yang mengakibatkan inark, sehingga tampak pada
radiograis gambaran opasitas paru di daerah sekitar tube atau pada lubang tube. Posisi tube
di intraparenkim menyebabkan laserasi paru, hematoma, inark, dan istula bronkopleura.
8alposisi tersebut biasanya tidak teridentiikasi se&ara radiograis, tetapi perlu di&urigai
terjadi malposisi bila tampak komplikasi-komplikasi tersebut pada radiograis. ".odoy,et al,
)/()%
0elama thorakosintesis, vena atau arteri interkostal dapat robek, menyebabkan hematom
ekstrapleura. +arena pembuluh darah dan sara interkostal berada di margin inerior kosta,
&hest tube sebaiknya dimasukkan lewat atas dari margin superior kosta untuk men&egah
komplikasi tersebut. 9ematom ekstrapleura biasanya tampak sebagai area berlobus okal dari
peningkatan densitas dengan margin &embung melewati paru. $idak seperti kumpulan &airan
bebas di kavum pleura, hematom ekstrapleura tidak akan berubah konigurasinya dengan
perubahan posisi pasien. ".odoy,et al, )/()%
#dema paru yang meluas dapat terjadi akibat pengeluaran udara atau &airan dari
kavum pleura yang terlalu &epat, biasanya terjadi pada pasien dengan atelektasis paru yang
sudah lama. 8aniestasi klinis dari edema paru yang meluas bervariasi, dari gejala minimal
sampai hipoksia berat dan kolaps kardiorespirasi. .ejala mulai timbul ) jam edema paru
meluas, tetapi kadang-kadang dapat terjadi setelah lebih dari :5 jam. Proses tersebut terjadi
biasanya selama (-) hari, tetapi dapat juga sembuh setelah beberapa hari. .ambaran utama
yang ditemukan pada radiograis dari edema paru yang meluas adalah unilateral airspa&e
opa&ity, yang dapat terlihat dalam beberapa jam setelah edema paru. 0etelah chest tube
dilepas, sisa penebalan pleura atau garis di parenkim dapat terlihat pada oto polos dada.
".odoy,et al, )/()%
Nasogastric dan Nasoenteric Tube
Nasogastric dan nasoenteric tube digunakan untuk mengeluarkan isi lambung,
memasukkan obat, dan memberi makan pasien. Posisi ideal ujung dari nasogastric tube ini
yaitu di dalam lambung pada &ardia. Ujung small-bore nasoenteric feeding tube sebaiknya
berada di bagian kedua duodenum untuk mengurangi resiko aspirasi, tetapi posisi di antrum
gaster atau di bagian lain duodenum diperbolehkan. ".odoy,et al, )/()%
+omplikasi setelah pemasangan nasogastric dan nasoenteric tube sering terjadi.
+omplikasi yang paling sering terjadi adalah malposisi, termasuk pemasangan yang
inkomplit dan tube yang menggulung di dalam esoagus atau hipoaring. $ube mispla&ement
di pangkal trakeobronkial, parenkim paru, kavum pleura, atau bahkan melewati diaragma
dapat terjadi, yang dapat menyebabkan laserasi paru, kontusio paru, pneumothoraks, dan
hidroneumothoraks. 0etelah misplaced intrapleural feeding tube dikeluarkan, pasien harus
segera dioto polos dada karena dapat terjadi pneumothoraks setelah pengeluaran tube.
8alposisi tube trakeobronkial dapat menyebabkan aspirasi, pneumonia, abses paru, dan
empyema sekunder sampai masuknya makanan dan obat-obatan. ".odoy,et al, )/()%
+omplikasi yang jarang terjadi pada intubasi nasogastric atau nasoenteric adalah
perorasi aring, esoagus, atau gaster. .ambaran radiograis yang ditemukan pada perorasi
esoagus antara lain lokasi tube di ekstraesoagus "gambaran terbaik pada posisi obli3ue dan
lateral%, eusi pleura yang &epat terjadi segera setelah pemasangan tube feeding,
hidropneumothoraks, pelebaran medistinum, pneumomediastinum, dan air-fluid level.
Perorasi gaster dapat menyebabkan pneumoperitoneum. ".odoy,et al, )/()%

!oto Polos Dada
.ambar (. ;anita, -< tahun dengan misplaced endotracheal tube. !oto polos dada 1P menunjukkan bahwa ujung
endotracheal tube "panah tebal% terlalu tinggi. Endotracheal tube cuff "panah tipis% overdistensi. ".odoy,et al, )/()%
.ambar ). ;anita, </ tahun dengan intubasi masuk bronkus kanan. !oto polos dada 1P menunjukkan ujung endotracheal
tube berada di bronkus kanan, mengakibatkan kolaps paru kiri total dan leftward shift dari mediastinum. ".odoy,et al, )/()%
.ambar *. !oto polos dada 1P menunjukkan overdistensi dari endotracheal tube cuff "panah tipis%. Right oblique
displacement dari bagian distal endotracheal tube "panah tebal% dan mengurangi jarak baloon-to-tip. Pneumomediastinum
dan emisema subkutan dan intarmuskular. #lektroda plate pacemaker-defibrillator eksternal tampak di sekitar hemithoraks
kiri. ".odoy,et al, )/()%
.ambar :. ;anita, <( tahun dengan kanker paru metastase, pneumonia, dan eusi pleura kanan masi. !oto polos dada 1P
setelah intubasi endotrakeal menunjukkan pneumothoraks kiri "asteriks%. #lektroda plate pacemaker-defibrillator eksternal
tampak di sekitar hemithoraks kiri. ".odoy,et al, )/()%
.amba -. Pria, <- tahun dengan pneumonia dan kolaps paru kiri ventilator-related. !oto polos dada 1P menunjukkan
penyakit air-space dius bilateral dan eusi pleura kiri. ".odoy,et al, )/()%
.ambar <. ;anita, -< tahun dengan pemasangan chest tube yang inkomplit. !oto polos dada 1P menunjukkan bahwa sisi
lubang dari chest tube kanan "panah% terletak di jaringan subkutan dan terdapat emisema subkutis minimal. ".odoy,et al,
)/()%
.ambar =. ;anita, -5 tahun dengan chest tube di ekstrapleura. !oto polos dada 1P menunjukkan misplaced chest tube
"panah% di sekitar dinding dada kanan. ".odoy,et al, )/()%
.ambar 5. Pria, :5 tahun dengan chest tube kaku. !oto polos dada 1P yang dilakukan setelah pemasangan chest tube
menunjukkan kekakuan dari chest tube "panah% menghalangi drainase pleura. ".odoy,et al, )/()%
.ambar >. Pria, */ tahun dengan malposisi feeding tube. !oto polos dada 1P menunjukkan bahwa feeding tube sudah masuk
bronkus kanan, melewati bronkus lobus kanan bawah "panah putih%, dan ujungnya berada di abdomen kuadran kanan atas
"panah hitam%, meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan perorasi hemidiaragma kiri. ".odoy,et al, )/()%
Referensi
.odoy, 8irna, et al, )/(). Chest Radiography in the ICU' Part (, Evaluation of irway!
Enteric! and Pleural "ubes# Disadur dari http'??www.
ajronline.org?doi?ull?(/.))(:?1J2.(/.=))< pada +amis, (* !ebruari )/(: pukul
)(.*/ ;I6

You might also like