You are on page 1of 9

1

PREVALENSI DAN HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP DENGAN TINGKAT


KECEMASAN ANAK USIA 8 11 TAHUN DI BANGSAL ANAK RSUD DR.
ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH


Murtaza
1
, dr. Dora Darussalam, Sp. A (K)
2
, dr. Desiana, Sp. PK
3

1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2) Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh, 3) Bagian Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh

ABSTRAK


Latar belakang: Anak merupakan salah satu dari beberapa unsur penting dalam ilmu
kedokteran. Jumlah anak didunia saat ini mencapai 2.2 milyar. Dari total jumlah anak
tersebut 10-20 % menderita gangguan kesehatan mental, salah satunya yaitu masalah
kecemasan pada anak. Anak sebagai individu dalam masa pertumbuhan dan perkembangan,
maka mudah sekali terkena penyakit dan terkadang harus dirawat dirumah sakit. Jumlah anak
yang dirawat inap di rumah sakit semakin bertambah seiring waktu. Dalam hal ini, anak
terpaksa menghadapi berbagai perubahan, baik dalam bentuk lingkungan, kebiasaan maupun
persepsi anak.
Tujuan: Melihat hubungan antara lama rawat inap dengan tingkat kecemasan anak.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Sampel
adalah 40 pasien anak yang sedang dirawat inap dan memenuhi kriteria inklusi di bangsal
anak RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
baku kecemasan SCAS (Spence Childrens Anxiety Scale) dan uji statistik menggunakan Chi-
Square.
Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara lama rawat inap dengan tingkat kecemasan anak
(p=0,007).
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara lama rawat inap dengan tingkat
kecemasan anak. Hasil Penelitian ini menjadi evidence based bagi rumah sakit beserta
seluruh tenaga kesehatan lainnya untuk menciptakan suasana nyaman dan memberikan
pelayanan terbaik bagi pasien dan keluarganya.

Kata kunci : Kecemasan, SCAS, Anak, Lama Rawat Inap













2
ABSTRAC

Background: Children is one of the key elements in medical science. The number of children
in the world has reached 2.2 billion. From these total number of the children, 10-20% suffer
from mental health disorders, one of which is the problem of anxiety in children. Children as
individuals in a period of growth and development, it is easily affected by the disease and
sometimes have to be hospitalized. The number of children admitted to hospital grew over
time. In this case, the child had to face many changes, both in the form of the environment,
habits and perceptions of children.
Purpose: to determine the relationship between length of stay with the child's anxiety level.
Method: This study was a cross sectional analytic. Samples were 40 pediatric patients who
were hospitalized and met the inclusion criteria in the children ward of dr. Zainoel Abidin
Hospital Banda Aceh. Data obtained using standard questionnaires anxiety SCAS (Spence
Children's Anxiety Scale) and statistical tests using Chi-Square.
Result: There is a significant association between length of stay with the child's anxiety levels
(p = 0.007).
Conclusion: There is a significant association between length of stay with the child's anxiety
level. The results of this research into evidence based for hospitals and all other health
professionals to create a comfortable atmosphere and provide the best service for patients
and their families

Keywords: Anxiety, SCAS, , children, length of stay




























3
PENDAHULUAN
Anak merupakan salah satu dari
beberapa unsur penting dalam ilmu
kedokteran. Jumlah anak didunia saat ini
mencapai 2.2 milyar dan yang hidup di
negara berkembang mencapai 1.9 milyar
dan yang hidup dalam kemiskinan
mencapai 1 juta orang atau 1 dari 2 anak
1
.
Dari total jumlah anak tersebut 10-20 %
menderita gangguan kesehatan mental,
salah satunya yaitu masalah kecemasan
pada anak atau anxiety disorder
2
. Di Asia
Tenggara, Indonesia merupakan negara
yang tertinggi tingkat terjadinya gangguan
kesehatan mental yaitu berjumlah 2.52 %
dari jumlah penduduk, atau sekitar
6,676,682 orang
3
.
Kecemasan sebenarnya merupakan
efek emosinal yang normal pada manusia,
dimana efek ini dirangsang ketika
seseorang menghadapi bahaya, konflik,
dan penyesuaian yang adaptif
4
.
Kecemasan pada anak biasanya
dikarenakan ketika anak tersebut
menghadapi perubahan lingkungan,
perubahan kebiasaan, perubahan status
kesehatan, penekanan, dan hal-hal
lainnya
5
.
Anak sebagai individu dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan, maka
mudah sekali terkena penyakit dan
terkadang harus dirawat dirumah sakit
5
.
Wong & Whaleys (2010)
6

mengungkapkan bahwa populasi anak
yang dirawat dirumah sakit mengalami
peningkatan yang sangat dramatis. Dalam
hal ini, anak terpaksa menghadapi berbagai
perubahan, baik dalam bentuk lingkungan,
kebiasaan maupun persepsi anak.
Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. M.
Ashari kabupaten Pemalang menyatakan
bahwa 61.8 % mengalami tingkat
kecemasan tinggi selama perawatan inap
di rumah sakit dan hanya 32.8 % yang
mengalami tingkat kecemasan ringan
7

sehingga rawap inap pada anak dapat
menyebabkan kecemasan pada tingkat
semua usia
8
.
Pada anak-anak, menghadapi
suasana yang demikian akan menimbulkan
rasa ketidaknyamanan, takut, dan stress.
Pada pasien cemas, seringkali mucul
perasaan takut dan tidak tenang
9
.
Beberapa data empiris secara
konsisten mendukung temuan-temuan
bahwa gangguan kecemasan yang
memiliki onset dini pada anak-anak dan
remaja dan akan menjadi kronis ketika
memasuki masa dewasa
10
. Riset
menunjukkan bahwa gejala-gejala
kecemasan bisa memburuk seiring waktu
dan menimbulkan akibat-akibat yang
serius pada orang dewasa, seperti
gangguan kecemasan berkelanjutan,
gagap, depresi mayor, keinginan bunuh
diri, dan perawatan inap karena gangguan
psikitarik
11
. Penelitian yang dilakukan
pada tahun 2007 juga menunjukkan bahwa
4 - 8 % anak-anak mengalami tingkat
kecemasan berat dan terus memburuk
12
.

METODOLOGI
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menerapkan jenis
penelitian analitik dengan pendekatan
cross-sectional.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bangsal
anak RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Waktu penelitian dimulai pada
tanggal 14 November 2012 sampai
dengan tanggal 14 Januari 2013.

Sampel
Sampel yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu anak yang sedang dirawat inap
dan memenuhi kriteria inklusi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik total sampling.

Kriteria Inklusi
1. Anak berusia 8 sampai 11 tahun yang
sedang menjalani perawatan di bangsal
anak minimal 1 x 24 jam dan maksimal 28
hari rawat inap disertai orang tuanya
2. Anak usia 8 sampai 11 tahun yang baru
pertama kali menjalani rawat inap dirumah
sakit
2
3. Anak dapat diajak berkomunikasi atau
berbicara
4. Pasien anak yang Compos Mentis

Kriteria Eksklusi
1. Anak yang berusia 8 sampai 11 tahun
yang sedang dirawat di PICU
2. Anak yang berusia 8 sampai 11 tahun
yang sedang menderita penyakit kronis
dan penyakit-penyakit terminal lainnya
3. Anak yang berusia 8 sampai 11 tahun
yang mengalami retardasi mental atau
mengalami gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktif
4. Orang tua yang tidak mengijinkan anak
berpatisipasi

Definisi Operasional
Kecemasan anak
Kecemasan adalah perasaan takut dan
khawatir yang tidak menyenangkan.
Kecemasan merupakan sesuatu hal yang
normal pada manusia. Akan tetapi,
kecemasan yang berlebihan akan menjadi
suatu gangguan. Gangguan kecemasan
merupakan suatu gangguan yang dapat
menimbulkan kecemasan yang berlebihan
dan berjalan dalam waktu yang lama. Pada
penelitian ini, peneliti mengukur tingkat
kecemasan anak dengan menggunakan
Spence Childrens Anxiety Scale (SCAS).
SCAS merupakan alat untuk mengukur
dalam menentukan peningkatan
kecemasan pada anak, dengan total 114
skor dan dibagi menjadi 3 tingkat
kecemasan yaitu kecemasan ringan dengan
skor 1- 38, kecemasan sedang dengan skor
39- 76 dan kecemasan berat dengan skor
77- 144. Skala pengukuran dari penelitian
ini merupakan skala ordinal.


Lama rawat inap
Rawat inap adalah pelayanan
terhadap pasien yang masuk ke rumah
sakit yang menggunakan tempat tidur
untuk keperluan observasi, diagnosis,
terapi, rehabilitasi medik dan atau
penunjang medik lainnya (Depkes RI,
1987)
13
. Berdasarkan lama rawat inap,
maka rawat inap dibagi menjadi 3 bagian:
cepat 1-3 hari, sedang 4-7 hari dan lama
lebih dari 8 hari (Setiawan & Sulastri,
2008)
14
. Skala pengukuran dari penelitian
ini merupakan skala ordinal.

Alat/ Intrumen dan Bahan Penelitian
Alat-alat dan bahan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Kuisoner kecemasan SCAS
Jenis kuisoner yang digunakan
adalah kuisoner tertutup, dimana
jawabannya sudah ditentukan dan
responden tinggal memilih dari jawaban
yang sudah disediakan. Menggunakan
kuisoner tertutup tujuannya agar
memudahkan responden dalam menjawab
setiap pertanyaan. Kuisoner SCAS terdiri
dari 44 pertanyaan dan dibagi berdasarkan
jenis kelamin yaitu SCAS untuk anak laki-
laki usia 8 sampai 11 tahun dan anak
perempuan usia 8 sampai 11 tahun.
a. Uji Validitas
Pada kuesioner SCAS telah
dilakukan uji validitas dan merupakan
kuesioner baku dalam menentukan tinggi
tidaknya kecemasan pada anak dan remaja.
Kuisioner ini bertujuan untuk melihat
sejauh mana kuesioner dapat mengukur
setiap variabel.
b. Uji Reabilitas
Uji ini dilakukan setelah melalui
tahap uji validitas, bertujuan untuk melihat
sejauh mana kuesioner dapat diandalkan.
Kuisoner SCAS merupakan kuisoner yang
telah dilakukan pengujian reabilitas kepada
20 anak yang berumur 8 sampai 11 tahun
dan telah didapatkan hasil yang koefisien.
2. Anak yang dirawat inap
3. Keluarga anak
4. Data sekunder untuk melengkapi
identitas pasien
Analisis Data Penelitian
Analisis Univariat
Dilakukan dengan metode statistik
deskriptif untuk masing-masing variabel
penelitian dengan menggunakan frekuensi
distribusi berdasarkan persentase dari
masing-masing variabel.

3
Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk
mengukur hubungan lama rawat inap
terhadap tingkat kecemasan pada pasien-
pasien anak yang dirawat di bangsal anak
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Pengukuran akan dilakukan dengan
menggunakan uji chi square dengan batas
kemaknaan () = 0,05.

Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal 14 November 2012 sampai dengan
14 Januari 2013 di ruang seureune 1
BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien anak
usia 8 sampai dengan 11 tahun yang sesuai
dengan kriteria inklusi. Sampel pada
penelitian ini adalah seluruh jumlah
populasi (total sampling) dengan jumlah
40 sampel.
Seluruh sampel berusia 8 sampai
dengan 11 tahun yang sesuai dengan
kriteria inklusi di wawancarai dengan
menggunakan kuesioner untuk
mengumpulkan data-data yang meliputi
nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan
orang tua dan tanggal masuk rumah sakit.
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel
Karakteristik Jumlah Persentase (%)
Jenis
Kelamin

Laki-laki 23 57.5
Perempuan 17 42.5
Jenis Kamar

2 Ranjang 14 35.0
4 Ranjang 11 27.5
6 Ranjang 15 37.5
Lama Rawat
Inap

Cepat 21 52.5
Sedang 19 47.5
Lama 0 0.0
Pekerjaan
Orang Tua

PNS 3 7.5
IRT/ Petani 35 87.5
Sopir 1 2.5
Pedagang 1 2.5


Tabel 4.7 Hubungan Lama Rawat Inap
dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia 8
sampai dengan 11 Tahun di Bangsal Anak
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Lama
Rawat
Inap
Ringan Sedang Berat Total
p
value

n % n % n % n %
Cepat 12 57,1 5 23,8 4 19,0 21 100,0
0,007
Sedang 2 10,5 7 36,8 10 52,6 19 100,0
Total 14 35,0 12 30,0 14 35,0 40 100,0

Hasil uji statistik dengan metode chi-
squre untuk variabel lama rawat inap di
bangsal anak RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh menunjukkan nilai
probabilitas (p) < 0,05 (p value = 0,007).
Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara lama rawat inap
dengan tingkat kecemasan di bangsal anak
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Pembahasan
Tingkat Kecemasan Anak
Tingkat kecemasan anak yang
didapatkan selama penelitan di RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh terhitung dari
14 November 2012 sampai dengan 14
Januari 2013 yaitu kecemasan ringan
sebanyak 35%, sedang 30% dan berat
35%. Prevalensi kecemasan tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan di
RSUD Ambrawa oleh Sartika
15
yaitu
kecemasan ringan dan berat lebih tinggi
dari kecemasan sedang . Penelitian yang
dilakukan di RS dr. M. Djamil Padang
juga menemukan kecemasan berat lebih
dominan (53,3%) dari kecemasan lainnya.
Di Jakarta, penelitian yang dilakukan
terhadap 30 orang anak yang dirawat inap
di RS Prikasih Pondok Labu Jakarta juga
menyebutkan 50% anak mengalami
tingkat kecemasan berat. Akan tetapi,
penelitian yang dilakukan di Jawa tengah
oleh Pratiwi
16
terhadap anak yang dirawat
4
di RSUD Kraton Pekalongan didapatkan
60,7% anak mengalami kecemasan sedang.
Erni dan Andika
17
juga menyimpulkan
bahwa kecemasan yang dialami anak
selama menjalani perawatan di RSUP dr.
Soeradji Tirtonegroto Klaten termasuk
kedalam tingkat kecemasan sedang yaitu
sebanyak 56,66%.
Perbedaan tingkat kecemasan yang
terlihat pada beberapa penelitian di atas
dapat disebabkan oleh sejumlah responden
beserta keragaman karakteristiknya,
bagaimana penelitian dilakukan, intervensi
apa yang diberikan dan turut berperan pula
beberapa faktor lain diantaranya latar
belakang budaya dan psikososial yang
berbeda antar wilayah.
Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan pada
anak adalah faktor lama rawat inap.
Frekuensi lama rawat inap sampel usia 8
sampai dengan 11 tahun terhitung dari 14
November 2012 sampai dengan 14 Januari
2013 di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh didapatkan sebanyak 52,5% sampel
mengalami perawatan kategori cepat,
47,5% mengalami perawatan kategori
sedang dan perawatan kategori lama tidak
ditemukan 0,0%. Jumlah keseluruhan
sampel berjumlah 40 sampel. Jumlah ini
sesuai dengan data yang diambil selama
pengambilan data awal di RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh yaitu rata-rata
rawat inap pada anak usia 8 sampai dengan
11 tahun berkisar antara 2-5 hari.
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kecemasan anak
berdasarkan teori dari Steven et al.
18

adalah jenis kamar rawat atau kelas rawat
inap di rumah sakit. Prevalensi tingkat
kecemasan berdasarkan jenis kamar pada
penelitian ini ditemukan kecemasan
tertinggi terdapat pada jenis kamar 2
ranjang (50%). Kondisi lingkungan rumah
sakit ditanggapi berbeda oleh setiap anak.
Ada yang yang merasa lebih senang
dengan kamar jenis 6 ranjang karena
merasa banyak teman, sehingga dapat
berinteraksi bebas dan tidak merasa
ketakutan dan ada juga yang lebih nyaman
dengan jenis kamar 2 ranjang. Maria
&Mubin
19
meneliti kecemasan anak di
RSUD Turejo Semarang menyimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara kelas
rumah sakit dengan kecemasan anak. Hal
ini menunjukkan bahwa kecemasan anak
tidak tergantung pada kelas yang ia
tempati. Kenyataan ini berbeda dengan
teori yang diungkapkan oleh Steven et al.
18

yang menyatakan bahwa kelas rumah sakit
berhubungan dengan kecemasan anak yang
dirawat inap dirumah sakit. Menurut
Nursalam et al.
8
rawat inap pada anak
dapat menyebabkan kecemasan untuk
semua tingkat usia. Penyebab dari
kecemasan tersebut yaitu faktor dari
petugas (perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya) dan lingkungan baru
yaitu rumah sakit
5
.
Pekerjaan orang tua juga dapat
mempengaruhi prevalensi tingkat
kecemasan pada anak. Prevalensi tingkat
kecemasan sampel berdasarkan pekerjaan
orang tua terhitung dari 14 November
2012 sampai dengan 14 Januari 2013
didapatkan jumlah tertinggi yaitu tingkat
kecemasan berat (40%) dengan jenis
pekerjaan orang tua sebagai petani/IRT
(87,5%) dari total sampel.
Rawat inap pada anak dapat
memberikan dampak psikologis pada
orang tua salah satunya adalah kecemasan
yang akan menimbulkan perubahan
perilaku, sehingga orang tua tidak dapat
menjaga anaknya dengan baik. Mella
20

melakukan penelitian di RSUP dr. M.
Djamil Padang mendapatkan sebagian
besar responden yang mengalami
kecemasan berasal dari keluarga dengan
status ekonomi rendah. Mella
20
juga
menyebutkan terdapat hubungan yang
bermakna antara status ekonomi dengan
tingkat kecemasan pada anak dan orang
tua. Ginsburg
21
juga mengungkapkan
bahwa anak-anak dari orang tua yang
cemas memiliki dua sampai tujuh kali
beresiko terhadap tingkat kecemasan.


5
Hubungan Lama Rawat Inap dengan
Tingkat Kecemasan Anak
Hasil penelitian yang dilakukan di
bangsal anak RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh terhitung dari 14 November
2012 sampai dengan 14 Januari 2013
didapatkan sebanyak 12 anak (57,1%)
mengalami kecemasan ringan dengan lama
perawatan kategori cepat dan 10 anak
(52,6%) mengalami kecemasan berat
dengan lama perawatan kategori sedang.
Setelah dilakukan analisis dengan uji
statistik chi-square, didapatkan p value
0,07. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan lama rawat inap dengan tingkat
kecemasan anak usia 8 sampai dengan 11
tahun yang dirawat inap di bangsal anak
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Lerman et al.
22
dan Bolin
23

menemukan adanya hubungan yang sangat
erat antara lama rawat inap dengan tingkat
kecemasan pada anak. Anak yang dirawat
inap untuk pertama kalinya diharuskan
untuk menghadapi berbagai macam
perubahan dalam kehidupan
kesehariannya, sehingga ini merupakan
pencetus utama dari berbagai tingkat
kecemasan yang timbul
5
. Lerman et al.
22

juga menyebutkan anak-anak yang
mulanya hanya memiliki gejala kecemasan
ringan ketika harus dirawat inap di rumah
sakit dapat menjadi anak dengan tingkat
kecemasan berat dan akan lebih berat
ketika dewasa. Penyebab dari kecemasan
ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor dari petugas (perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya), lingkungan
baru maupun keluarga yang
mendampinginya selama perawatan
5
.
Rawat inap merupakan salah satu dari
berbagai penyebab timbulnya kecemasan
pada anak dan begitu juga dengan umur
anak. Szelenberger et al.
23
yang
melakukan penelitian di rumah sakit
terhadap pasien yang dirawat inap juga
menyatakan bahwa usia merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi
arah dan simtomatologi dari kecemasan.


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Nilai statistik dengan p value 0,007 (p
< 0,05) menandakan bahwa hubungan
lama rawat inap dengan tingkat kecemasan
anak dinyatakan bermakna.
2. Sampel usia 8 sampai dengan 11 tahun
yang dirawat inap di bangsal anak RSUD
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan
lama rawat inap katagori cepat (1-3 hari)
memiliki tingkat kecemasan ringan
sebanyak 57,1% dan lama rawat inap
katagori sedang (4-7 hari) memiliki tingkat
kecemasan berat sebanyak 52,6%.
3. Distribusi frekuensi lama rawat inap
paling banyak ditemukan pada katagori
lama rawat cepat yaitu 52,2%.
4. Distribusi frekuensi lama rawat
berdasarkan jenis kamar paling banyak
ditemukan di jenis kamar 6 ranjang yaitu
37,5%.
5. Distribusi frekuensi lama rawat
berdasarkan usia sampel (8-11 tahun)
terhitung dari 14 November 2012 sampai
dengan 14 Januari 2013 adalah usia 9
tahun (35%) dari total jumlah sampel.
6. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan
pekerjaan orang tua terhitung dari 14
November 2012 sampai dengan 14 Januari
2013 paling banyak adalah petani/IRT
yaitu 87,5 %.

Saran
Berdasarkan penelitian ini, hal-hal yang
dapat disarankan antara lain:
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak rumah sakit harus lebih
meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi
para pasien. Rumah sakit harus dapat
menciptakan suasana yang nyaman bagi
anak serta memperbaiki program
pelayanan di bangsal anak di rumah sakit
dengan tujuan untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien dan keluarganya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kecemasan anak
selama dirawat di rumah sakit, seperti
6
faktor dari jenis penyakit dan petugas
(perawat, dokter, atau tenaga kesehatan
lainnya).

DAFTAR PUSTAKA
1. UNICEF, 2012. Children Abuse in
Development Countries. Manila.
pp.11
http://www.unicef.org/protection/5792
9_newsline.html [diakses 28 Juni
2012].
2. Kieling, C., Baker-Henningham, H.,
Myron, B., Gabriella, C., et al., 2011.
Global Mental Healt 2 . Child and
Adolescent Mental Health Worldwide,
evidence for action. Lancet
2011;378:1515-25.
http://www.thelancet.com/journals/lan
cet/article/PIIS0140-6736(11)60827-
1/fulltext?_eventId=login [diakses 5
Juni 2012].
3. United State Census Bureau, 2004.
International Data Base. Incidence
(annual) of Generalized anxiety
disorder.
http://www.rightdiagnosis.com/g/gene
ralized_anxiety_disorder/stats-
country.htm#extrapwarning [diakses
14 Oktober 2012].
4. Steimer, T., 2002. Dialogues in
Clinical Neurosciens.Anxiety 1.
Volume 4 no 3, 287-295. France:
Rouffach.
http://www.mendeley.com/research/di
alogues-clinical-neuroscienceanxiety-
i/ [diakses 28 Juni 2012].
5. Wong, D. L., 2008. Kinerja : Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6.
Jakarta : EGC
6. Wong, D .L., Whaleys., 2010.
Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
7. Ekowati, S., 2008. Hubungan antara
Stress Hospitalisasi dengan Perubahan
Pola Tidur Anak Usia Prasekolah
yang Dirawat di Ruang Cempaka
BRSD RAA Soewondo Pati. Skripsi
S.Kes. Universitas Muhammadiyah,
Semarang.
8. Nursalam, 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skribsi, Tesis.
Jakarta: Salemba Medika.
9. Rothrock, N., ONeill, M. A., Wendy
S., Suzanne M., et al., 2009.Familial
risk for common diseases in primary
care: the Family Healthware Impact
Trial.American Journal of Preventive
Medicine, 36, pp.506-514.
http://www.cdc.gov/.../FHITr_ONeill_
Methods.pdf/ [diakses 28 Juni 2012].
10. Pine, D. S., Cohen P., Gurley D.,
Brook J., 1998. Risk of early
adulthood anxiety and depression in
adolescents with anxiety disorders and
depressive disorders. Archives of
General Psikiatri, 55, 56-64.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
9435761#. [diakses 6 Juni 2012].
11. Woodward, L. J., Fergusson, D. M.,
2001. Life course outcomes of young
people with anxiety disorders in
adolescence. Journal of the American
Academy of Child and Adolescent
Psychiatry, 40, pp.10861093.
http://www.mendeley.com/research/lif
e-course-outcomes-of-young-people-
with-anxiety-disorders-in-
adolescence-1/ [diakses 28 Juni 2012].
12. Stallard, P., Simpson, N., Anderson,
S., Hibbert, S., et al., 2007. The
FRIENDS Emotional Health
Programme:Initial Findings from a
School-Based Project. Child and
Adolescent Mental Health Volume
12,No. 1,pp. 3237. University of
Bath. UK.
http://www.mendeley.com/research/fri
ends-emotional-health-programme-
initial-findings-schoolbased-project/.
[diakses 15 Juni 2012].
13. Departemen Kesehatan RI, 1987.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum
Swasta. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 806b/Menkes/SK/XII/1987
14. Setyawan, I., Sulastri, 2008.
Hubungan Perawatan Pasien dengan
Motivasi Kebutuhan Seksual Lali-
Laki Usia 21- 55 Tahun di Rumah
7
Sakit Umum Islam Kustati Surakarta.
Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1. No.
4., Desember 2008, pp.169-174.
http://publikasiilmiah.ums.ac
.\id/handle/123456789/506. [diakses
pada tanggal 20 Juni 2012].
15. Sartika, F,S., Sulisno,M., 2012.
Hubungan Kecemasan Ibu dengan
kecemasan Anak Saat Hospitalisasi
Anak. http://www.ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/artic
le/view/157 [diakses 14 Febuari
2013].
16. Pratiwi, S.Y., 2012. Penurunan
Tingkat Kecemasan Anak Rawat Inap
dengan Permainan Hospital Story di
RSUD Kraton Pekalongan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. Vol 1 No 2
September 2012. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pakajangan-
Pekalongan.
17. Erni, M., Andhika, R., 2007.
Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat kecemasan Akibat
Hospitalisasi pada Anak Usia
Prasekolah di Bangsal L RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jurnal
Kesehatan Surya Medika. Yogyakarta.
18. Steven, H. P., 2000. Stigma in relation
to mental disorders. Annual Review of
Clinical Psychology, 4, 269-293
19. Mubin, M, F., Maria, D. H., 2012.
Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kecemasan pada Anak Usia
Prasekolah di Bangsal Melati RSUD
Tugurejo Semarang. FIKkeS,
3(2).https://pmat.unimus.ac.id/ojsuni
mus/index.php/FIKkeS/article/view/3
52 [diakses 15 Febuari 2013].
20. Mella, K. S., 2010. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Orang Tua Anak Yang
Dirawat Diruang Rawat Inap Akut
RSUP Dr.M. Djamil Padang Tahun
2010.
http://repository.unand.ac.id/id/eprint/
18332 [diakses 20 Febuari 2013].
21. Ginsburg, G., 2013. Child Anxiety
Prevention Study. Division of Child
and Adolescent Psychiatry. Baltimore:
John Hopskins School of Medicine.
http://www.hopkinsmedicine.org/psyc
hiatry/specialty_areas/child_adolescen
t/research/CAPS/ [diakses 15 Febuari
2013].
22. Lerman, M., Teichman, Y., Rafael,B.,
1986. Anxiety Reaction of
Hospitalized Children. Desember, 59
(pt 4)n : 375-82.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
3801347 [diakses 12 Febuari 2013].
23. Szelenberger, W.,Wojnar,M.,
Wilkowska-Chmielewska, J., 2013.
Age-dependent symptomatology of
depression in hospitalized patients and
its implications for DSM-5.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
23332650 [diakses 12 Febuari 2013].

You might also like