Menurut informasi yang diperoleh Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004, Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten (menetap). Asma yang mendera pada anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Asma pada anak terkadang timbul secara episodik 2. Asma pada anak biasanya timbul ketika malam hari (Nokturnal) 3. Asma timbul secara musiman 4. Biasanya asma muncul usai sang anak melakukan kegiatan fisik, seperti berolahraga, bermain, dsb. 5. Memiliki faktor genetik dari orang tua yang memiliki riwayat penyakit asma Menurut Global Initiative for Asthma (GINA,2006), Asma memiliki tingkat keparahan, antara lain : a. Intermiten b. Persisten ringan c. Persisten sedang d. Persisten berat Sedangkan menurut konsensus Pediatri Internasional III (1998) asma tebagi dalam 3 fase, diantaranya : a. Asma episodik jarang b. Asma episodik sering c. Asma persisten Gambar skema saluran pernapasan pada anak penderita asma Etiologi dari penyebab asma Penyebab dari asma pada anak disebabkan oleh adanya faktor keturunan yang kebanyakan menjadi suatu alasan penting asma bisa menurun pada anak. Saat ini diketahui ada sekitara 80 gen yang berhubungan dengan asma, yang slah satunya adalah gen ADAM-33 (a disintegrin and metalloprotease-33), gen ini ditemukan sekitar tahun 2002. Selain faktor keturunan yang menyebabkan asma banyak faktor lainnya asma bisa menyerang pada anak. Epidemiologi Asma Prevalensi dari total penderita asma di seluruh negara belahan dunia diperkirakan ada 7,2 % (6 % diantaranya di derita pada orang dewasa dan 10 % lainnya pada anak).Hasil prevalensi tersebut tentunya bervariasi pada masing-masing penderita asma. Di Indonesia sendiri ada sekitar 3 % penderita asma yang mendera pada anak dengan kisaran usia 6-7 tahun, dan 5,2 % pada usia 13-14 tahun. Berdasarkan survei dari Laporan National Center for Health Statistics atau NHCS pada tahun 2003, prevalensi serangan asama yang mendera pada anak usia 0-17 tahun sebanyak 57 per 1000 dari jumlah total anak sekitar 4,2 juta jiwa dan pada orang dewasa diatas usia 18 tahun diperkirakan sekitar 38 per 1000 (dari jumlah orang dewasa sekitar 7,8 juta jiwa). Asma lebih sering menyerang pada wanita dibanding pria. Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organizition (WHO) mencatat ada sekitar 250.000 orang yang meninggal akibat penyakit asma. Sedangkan pada tahun 2000 berdasarkan laporan NCHS ada sekitar 4487 orang yang meninggal akibat asma atau 1,6 per 100 ribu dari jumlah penduduk. Namun fakta yang ditemukan ternyata kematian seseorang yang disebabkan oleh asma jarang terjadi pada anak. Berikut adalah faktor resiko atau penyebab yang melatar belakangi terjadinya serangan asma, kejadian asma dilihat dari tingkat keparahan asma itu sendiri berat atau ringan asma yang di derita yang kemudian dapat mengakibatkan kematian akibat serangan dan penyakit asma, antara lain : 1. Jenis kelamin Jika dilihat dan diamati penyakit asma lebih tinggi di derita oleh anak laki-laki dibanding anak perempuan. 2. Usia Jika diamati dari faktor usia penyakit asma timbul kali pertama pada awal usia seseorang yakni pada tahun-tahun pertama awal kehidupan sekitar 0-17 tahun. Namun penyakit asma baru akan terdeteksi atau diketahui bila melalui pemeriksaan lebih lanjut pada dokter sekitar usia 4-8 tahun. 3. Disebabkan adanya alergi Di Inggris dilaporkan bahwa anak usia 16 tahun yang memiliki riwayat asama atau mengi (bengek) akan mengalami serangan mengi (suara bengek) yang dapat terjadid 2x lipat lebig besar ditambah apabila anak pernah mengalami hay fever, rinitis alergi, atau eksema. Beberapa laporan lainnya juga membuktikan bahwa sensitifitasi dari alergi yang diakibatkan oleh alergen inhalan, susu, telur atau kacang pada tahun pertama kehidupan dapat menjadi indikator penyebab timbulnya penyakit asma. 4. Lingkungan Beberapa penderita asma yang disebabkan oleh alergi yang dapat meningkatkan resiko anak menderita asma, antara lain : serpihan atau virus dari bulu binatang peliharaan, tungau debu rumah, jamur/bakteri dan serangga. 5. Ras Prevalensi asma dan kejadian dari serangan asma lebih banyak atau lebih tinggi terjadi pada mereka yang memiliki ras kulit hitam dibanding yang memiliki kulit putih. 6. Asap rokok Asma juga bisa terjadi pada mereka yang dikatakan seorang perokok. Karena resiko terserang asma lebih besar dan lebih tinggi pada seorang perokok dibanding dengan mereka yang tidak merokok. 7. Polusi udara Polusi udara seperti molekul atau partikel-partikel halus yakni debu di jalan raya, nitrat dioksida, karbon monoksida, atau SO2, diduga berperan meningkatkan gejala asma, namun belum didapatkan bukti yang disepakati. 8. Infeksi saluran pernafasan Infeksi RSV (respiratory syncytial virus) atau yang dikenal ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan) yang merupakan faktor resiko utama yang menyebabkan timbulnya penyakit asma yang umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun. Sedangkan infeksi virus berulang yang tidak menyebabkan infeksi saluran pernafasan bawah dapat memberikan perlindungan pada anak terhadap asma. Berikut tanda atau pola perilaku pada anak atau balita yang menderita asma dilihat dari tingkat keparahan asma yang diderita, sebagai berikut : 1. Jika mengalami serangan asma ringan, anak memiliki ciri atau pola perilaku, seperti : - Anak tampak sesak saat berjalan. - Pada bayi: menangis keras. - Posisi anak: bisa berbaring. - Dapat berbicara dengan kalimat. - Kesadaran: mungkin irritable. - Tidak ada sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). - Mengi sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi. - Biasanya tidak menggunakan otot bantu pernafasan. - Retraksi interkostal dan dangkal. - Frekuensi nafas: cepat (takipnea). - Frekuensi jalannya urat nadi: normal. - Tidak ada pulsus paradoksus (< 10 mmHg) SaO2 % > 95%. - PaO2 normal, biasanya tidak perlu diperiksa. - PaCO2 < 45 mmHg 2. Jika mengalami serangan asma sedang, dengan ciri perilaku, seperti : Anak tampak sesak saat berbicara. Pada bayi: menangis pendek dan lemah, sulit menyusu/makan. Posisi anak: lebih suka duduk. Dapat berbicara dengan kalimat yang terpenggal/terputus. Kesadaran: biasanya irritable. Tidak ada sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). Mengi nyaring, sepanjang ekspirasi inspirasi. Biasanya menggunakan otot bantu pernafasan. Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya sedang. Frekuensi nafas: cepat (takipnea). Frekuensi nadi: cepat (takikardi). Ada pulsus paradoksus (10-20 mmHg) SaO2 % sebesar 91-95%. PaO2 > 60 mmHg. - PaCO2 < 45 mmHg 3. Jika mengalami serangan asma berat tanpa disertai napas yang tiba- tiba berhenti : Anak tampak sesak saat beristirahat. Pada bayi: tidak mau minum/makan. Posisi anak: duduk bertopang lengan. Dapat berbicara dengan kata-kata. Kesadaran: biasanya irritable. Terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). Mengi sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop sepanjang ekspirasi dan inspirasi. Menggunakan otot bantu pernafasan. Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya dalam, ditambah nafas cuping hidung. Frekuensi nafas: cepat (takipnea). Frekuensi nadi: cepat (takikardi). Ada pulsus paradoksus (> 20 mmHg) - SaO2 % sebesar < 90 %. - PaO2 < 60 mmHg. PaCO2 > 45 mmHg 2. Jika mengalami serangan asma berat yang disertai ancaman henti nafas: - Kesadaran: kebingungan. - Nyata terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa). - Mengi sulit atau tidak terdengar. - Penggunaan otot bantu pernafasan: terdapat gerakan paradoks torakoabdominal. - Retraksi dangkal/hilang. - Frekuensi nafas: lambat (bradipnea). - Frekuensi nadi: lambat (bradikardi). - Tidak ada pulsus paradoksus; tanda kelelahan otot nafas. Kecepatan atau frekuensi nafas pada anak sadar, jika dilihat dari segi usia : a. Pedoman nilai baku frekuensi nafas pada anak sadar: Usia Frekuensi nafas normal : < 2 bulan < 60 x / menit 2 12 bulan < 50 x / menit 1 5 tahun < 40 x / menit 6 8 tahun < 30 x / menit b. Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak Usia Frekuensi nadi normal : 2 12 bulan < 160 x / menit 1 2 tahun < 120 x / menit 3 8 tahun < 110 x / menit Posted in Penyakit Asma Pada Anak | Tagged apa itu asma, askep penyakit asma, asma adalah, asma alergi, asma pada anak, ciri-ciri asma, etiologi asma, gejala penyakit asma, klasifikasi asma, makalah tentang penyakit asma, penderita asma, penyakit asma pada anak, penyebab asma, penyebab penyakit asma, serangan asma, tanda tanda penyakit asma, tentang asma | Leave a comment Jenis Jenis Penyakit Asma Posted by Penyakit Asma Penyakit asma adalah salah satu penyakit gangguan yang menyerang salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting yakni paru-paru. Adapula penyakit asma ini dikenal sebagai penyakit sesak napas, sesak napas atau asma dapat berkembang menjadi suatu penyakit yang cukup kronis sebut saja panyakit terkait yang bisa ditimbulkan dari asma seperti sakit paru- paru basah, kanker paru-paru dan penyakit gangguan pernapasan lainnya. Gambar : Patofisiologi Penyakit Asma Berdasarkan penyebab dari timbulnya asma adalah serangan asma, gangguan asma yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis penyakit asma, diantaranya : 1. Asma yang disebabkan oleh olahraga yang berlebih Asma yang menyerang pada anak-anak biasanya dipicu oleh serangan asma apabila melakukan suatu jenis olahraga atau aktivitas berat seperti berolahraga renang, berlari atau bersepeda. Asma yang menyerang anak-anak masih dapat ditolong dan diatasi dengan melakukan olahraga atau kegiatan fisik yang ringan yang tidak menimbulkan alergi berlebih yang menganggu pernapasan pada anak-anak. Asma yang menyerang pada anak memiliki resiko yang lebih fatal apabila tidak ditangani sejak dini. Peran para orang tua sangat mendukung dalam menghadapi dan mengatasi serangan asma pada anak. Bila anak memiliki asma para orang tua hendaknya selalu mengingatkan sang anak atau jangan terlupa membekali anak dengan obat semprot pereda asma (spray asthma) agar selalu dibawa kemanapun dia pergi. Guna menghindari timbulnya serangan asma mendadak, terutama disaat sang anak sedang bersekolah dan berolahraga peran orang tua untuk membekali obat asma bagi anak sangatlah penting. Meskipun sudah menggunakan obat spray asma dan masih memiliki kemungkinan mengalami serangan asma yang berlebih tetapi memiliki resiko yang lebih kecil daripada tidak menggunakan obat semprot asma sama sekali. Hal ini juga berlaku pada orang dewasa untuk tidak lupa selalu membawa obat pereda asma. 2. Asma yang disebabkan karena alergi Asma sebagian besar menyerang anak sekitar 80 % pada usia dibawah 18 tahun dan 50 % pada orang dewasa. Diperkirakan sekitar 75-80 % asma yang diderita disebabkan oleh alergi tertentu. Penyebab asma pada anak sama halnya yang di derita pada orang dewasa. Jika pada anak yang menderita asma cenderung karena memiliki alergi sejak lahir adanya faktor genetik dari orangtua. Di dalam tubuhnya akan ditemukan kadar tinggi dari antibodi alergi yakni Imunoglobulin E (IgE). Antibodi IgE mudah mengenali alergen meski dalam jumlah paling kecil yang disebabkan oleh debu tungau yang kemudian bereaksi dan dilepaskan oleh histamin yang membuat anak menjadi bersin-bersin, pilek, mata berair dsb. Bila anak bersin-bersin, pilek atau mata berair. Hal ini merupakan proses reaksi tubuh untuk melawan alergen yang masuk meskipun efek dari keluarnya histamin (penyebab alergi) dapat memicu serangan asma. Beberapa jenis alergi dari penyebab asma sebenarnya dapat diketahui secara dini dengan melakukan pemeriksaan khusus pada dokter ahli. Setelah diketahui penyebab pasti penyakit asma dari alergi, dokter akan memberikan suatu resep obat anti histamin (anti-alergi) untuk mencegah pelepasan histamin dalam tubuh atau pilihan pengobatan terapi asma yang disarankan dokter