You are on page 1of 27

MORFOLOGI SEL DARAH PADA

APUS DARAH TEPI


PEMERIKSAAN MORFOLOGI DARAH TEPI
I. Evaluasi Eritrosit
1. Ukuran
2. Warna
3.Bentuk
4. Benda Inklusi
5. Parasit Darah

II. Evaluasi Lekosit
1. Estimai/kesan Jumlah
2. Hitung Jenis Lekosit
3. Kelainan Bentuk
4. Kelainan Inti
5. Kelainan Sitoplasma

III Evaluasi Trombosit
1. Estimasi/kesan Jumlah
2. Abnormalitas morfologi

INDIKASI PEM DARAH TEPI
Memperkirakan jmlh lekosit dan trombosit
Menentukan/memperkirakan penyebb peny
Mengetahui perjalanan penyakit
Pemantauan penyakit
Pemantauan proses pengobatan
Identifikasi Lekosit
1. Ukuran
Variasi kecil( limfosit tua), sedang ( basofil, netrofil, eosinofil), besar (
(monosit, limfobls, mieloblas) .Makin matang ukuran makin kecil menetap.

2. Karakteristik inti sel
a. bentuk : pelana, ginjal(monosit), berlobus (netrofil)
b.ukuran : relatif inti dibanding luas sitoplasma/rasio nukleositoplasmik
c. pola kromatin : kromatin longgar (monosit sel muda) padat (limfosit)
d. nukleoli : sel muda selalu dg nukleoli pd inti

3. Karakteristik sitoplasma
a. granulasi : besar & merah (eosinofil); biru tua (Limfosit reaktif/LPB)
b. Luas : luas (monosit), sempit (limfosit)
PENILAIAN MORFOLOGI LEKOSIT
1. Perkiraan Jumlah/Patologi Lekosit Kuantitatif
a.Kualifikasi nilai AL yg abnormal :
- Lekositosis
ringan : 11.000 15.000/mmk; sedang : 16.000 20.000/mmk; berat :
21.000 50.000 atau lebih/mmk
Lekositosis berat : Shift to the left
Eosinofilia
Limfopenia
Tjd degenarasi : granulasitoksik, piknotik, vakuolisasi
Kasus : infeksi, nekrose jaringan, intoksikasi, perdarahan akut.
Fisiologis : bayi lahir, olah raga berat, emosi, menstruasi, dingin, anestasi
b. Lekositosis netrofil (netrofilia) ( > 7500/mmk)
- Normal jml netrofil : 2500 7500/mmk
- sering diikuti shift to the left/pergeseran kekiri
- kadang ditemukan granulasitoksik
- Netrofil Alkali Posphatase meningkat
- Didpt pd : infeksi bakteri, radang, uremia, kanker, hemolisis, perdrhn akut
c. Lekositosis eosinofil (eosinofilia= > 400/mmk)
-Jml normal : 40 400/mmk
- Didpt pd : alergi, urtikaria, asma, cacingan, radang kulit, sindrom
eosinofilia/CML, sesudah penyinaran, Hogkins deseases.
d. Lekositosis basofil (basofilia= jml > 100/mmk)
- jml normal < 100/mmk. Pada kasus : malaria, desentri basiller,
cacar air, radang usus besar, CML, hemolitik kronis, smallpox, polisitemia.
e.Limfositosis (jml > 3500/mmk)
- normal : 1500 3500/mmk, fisiologis : pd bayi lahir dan anak anak.
- patologis : akut( rubella, pertusis, hepatitis, DHF, Infeksi mononukleosis
kronis : TBC, Syphillis, toksoplasma, brucellosis, cytomegali vrs
-Leukemia : CLL

f. Monositosis ( jml > 800/mmk)
- jml normal : 200 800/mmk
- pd kasus : TBC, leukemia monositik, tripanosomiasis.
g.Lekopenia (AL < 4000/mmk) :
umumnya identik dg netropeni ( normal : 2500 7500//mmk)
granulopoiesis turun
bisa disebabkan : infeksi bakt/virus/parasit; obat ( klorampenikol) ;
anemia aplastik; lekemia, SLE, infiltrasi sel ganas
h. Limphositopenia
- jml < 1500/mmk
- kasus : an aplastik, therapi kortikosteroid, penyinaran yg luas.
2.KELAINAN MORFOLOGI LEKOSIT/PATOLOGI LEKOSIT KUALITATIF
I. Kelainan Sitoplasma
1. Vakuolisasi
Tdpt lubang pd sitoplasma atau inti, ditemukan pada kasus infeksi
umumnya tdp pd sel netrofil. Bisa tjd karena faktor teknis : apus
darah dibiarkan terlalu lama pd suhu kamar tanpa fiksasi.
2. Batang Auer
Inklusion sitoplasmik bentuk batang kecil berwarna merah, bisa pd
sitoplasma atau inti kusus pd sel mieloblas atau monoblas. Tidak ditemukan
pd limfosit atau pd kasus leukemia promielositik akut. Tjd ok fusi granula
primer yg displastik. Termasuk tanda keganasan.
3. Limfosit Plasma Biru
Limfosit dg ukuran yg lebih besar dr limfosit normal. Jumlahnya > 5%
pada kasus DHF, pd kasus laian : thypoid, pharingitis jml< 5%.
Limfosit atipik inti irreguler, sitoplasma lebih menggumpal dan basofilik ,
meningkatnya granula azurofilik, disbt sel plasmasitoid ok punya sel plasma, banyak
pd kasus inf virus: influenza, campak, hepatitis.
4. Badan dari Dohle
Kelainan pd sitoplasma neutrofil pd dindingnya tampak biru, berasal dr
sisa agregasi RNA yg mungkin bisa dijumpai pd infeksi, luka bakar, intoksikasi.
5. Smudge cell/sel basket
adl limfosit yg rusak spd bagian dinding sel. Bisa tjd saat preparasi kaca malit
tdk halus. Pd kasus patologis ditemukan pd CLL
II. Kelainan pd granulasi
a. Granulasitoksis
Granula pd sel netrofil lebih besar dari normal, kasar, warna biru
kehitaman, seperti granula primer pd promielositik, tjd ok ketidaksinkronan
antara maturasi inti dg lisosom. Ditemukan pd pada kasus luka bakar, infeksi
bakteri akut, intoksikasi
b. Agranula polimorfonuklear
Granulasi sedikit atau tidak ada sama sekali pd sitoplasma polinuklear,
didapatkan pada kasus leukemia mielodisplasia.

III. Kelainan pd Inti Lekosit
a. Hipersegmentasi
Ditemukan sel PMN dg inti/lobus > 3. Normal lobus PMN 3-4 lobus.
Kriteria hipersegmentasi : 6 lobus -- 1 sel PMN; 5 15 sel PMN dg
lobus 5.; > dari 15 sel PMN dg lobis =4. Tjd sbg akibat satu atau lebih gangguan
maturasi tahap akhir, terdapat pd kasus anemia megaloplastik, infeksi, uremia.
b. Anomali Perger Huet
sebagian besar sel granulosit berupa sel dgn jml inti hanya 1atau 2 kromatin
kasar/memadat.dg tanpa benang kromatin , misal mielosit, metamielosit, batang.
Merupakan kelainan auto dominan dan mungkin dijumpai pd sindrom mielodisplasia.

c. Anomali May Hagglin
Jenis kelainan heriditer ditendai dg kondensasi RNA diperifer badan sel
netrofil PMN atau bentuk batangnya, disertai trombositopenia, benda
Dohle, Giant trombosit.
d. Inti Piknotik
sel dg kromatin inti menggumpal gambaran kromatin hilang akibat proses
degenarasi. Sel ini dijumpai pd kasus sepsis dan leukemia.
e. Drum stik/Barr body
tonjolan kecil pd salah satu lobus pd netrofil, normal pd wanita.
KELAINAN DLM PEMATANGAN SEL LEKOSIT .
1. Shift to the left
pergeseran ke kiri gambaran bentuk bentuk muda/immatut dr seri
mieloid : mielosit, metamielosit , batang, dijumpai pd sepsis/inf berat.
2. Shift to the right
pergeseran ke kanan dijumpai netrofil hipersegmentasi pd an,
megaloblastik.

GAMBARAN SPESIFIK YG SERING DIJUMPAI PD KLINIK
I.Lekemoid Reaction :
Respon granulositik yg berlebihan thd stimulus sumsum tulang, misal pd
infeksi HDN dg Rhesus negatif. Ciri-ciri :
a. AL : lekositosis berat ( 50.000 100.000/mmk)
b. Shift to the left kadang ada sel blas
c. Kadang mirip CML
d. Ada 2 tipe : reaksi leukemoid tipe mielositik dan tipe limfositik
e. Penderita kebanyakan anak anak
II. Anemia lekoeritroblastik
gambaran granulosit-granulosit immatur disertai normoblas pd apus darah
tepi
PENILAIAN TROMBOSIT
Ruang lingkup :
1. Kelainan Jumlah
a. Trombositosis
kenaikan jml trombosit bersifat sementara dr ringan s/d berat. Batas
trombositosis jk jml mmk >450.000 sel. Ditemukan pd kasus : pasca
perdarahan akut, pembedahan, trauma, patah tulang, an def besi,
leukemia megakariositik, polisitemia vera, CML dll.
b. Trombositopenia
Jml < 100.000/mmk, penyebab :
- didapat : produksi normal tetapi umurnya pendek , misal ; ITP, DHF,
sepsis, pasca transfusi.
produksi yg rendah : an aplastik, leukemia, alkoholisme, an
megaloblastik.
-Heriditer :
Jenis kelainan heriditer ditendai dg kondensasi RNA diperifer badan sel
netrofil PMN atau bentuk batangnya, disertai trombositopenia, benda
Dohle, Giant trombosit.

2. Kelainan morfologi
Morfolog normal dg ukuran diameter 2-4 um
Patologi :
1. Giant Platelet
Ukuran > 7 um, misalnya pada : ITP, Anomali May-Hagglin dll

2. Bizare Platelet
Trombosit dg bentuk yg tidak bulat, bervariasi
ditemukan pada kasus : ITP, anemi defisiensi besi
KELAINAN MORFOLOGI ERITROSIT
1. Kelainan Ukuran
Normal ukuran eritrosit 7-9 um ( normositer)
a. Mikrositer
Ukuran eritrosit < 7 um, pd apus darah tepi sel eritrosit dg diameter < dari pd
diameter inti limfosit tua didaerah areal counting, bisa ditemukan pd kasus
anemia defisiensi besi, thallasemia, pseudodefisiensi.
b. Normositer
Ukuran eritrosit normal tetapi anemia disebabkan ok perdarahan akut/kronis,
misal : kecelakaan, pembuluh darah luka/terbuka/trauma dsb
c. Makrositer
ukuran eritrosit > 9 um (sampai 12 um), misal pd recovery perdarahan akut,
hipertiroidisme,HDN, anemia hemolitik, anemia megaloblastik, kehamilan,
leukemia, .Tjd ok tjd difisiensi maturing factor yaitu asam folat, shg tjd
gangguan maturasi inti. Pd sumsum tulangtdp eritrosit berukuran besar-besar,
berinti hiperaktif.
d. Anisositosis
adl keadaan variasi dlm hal ukuran yg eritrosit bervariasi, yaitu dlm satu
sediaan ada makrositik, mikrositik dan normositik. Anemia dimorfik yi anemia
dg 2 populasi eritrositsatu kel mikrositik, kelompok lain makrositik/megalositik
sehingga grafik diameter eritrosit menunjukkan 2 rerata/puncak.
Mikrosit(1)

Ukuran: < 6
m
Distribusi:
dalam darah
:< 10 %
dalam darah
Pewarnaan:
MGG
Perbesaran:
x500

Catatan: Eritrosit dalam gambar adalah mikrosit dan diameternya jauh lebih kecil
daripada diameter limfosit kecil (10-12 m). Eritrosit bersifat hipokrom. Trombosit
normal
Mikrosit(2)
Catatan: Eritrosit dalam gambar kebanyakan adalah mikrosit dan
diameternya jauh lebih kecil daripada diameter limfosit kecil (10-12 m).
Derajat hemoglobinisasi cukup. Trombosit normal morfologi eritrosit : ovalosit ,
mikrosit dan normosit
Makrosit(1)

Ukuran: 9 - 12
m
Distribusi
dalam darah: <
10 % dari
eritrosit dalam
darah normal
Pewarnaan:
MGG
Perbesaran: 500


Catatan: Terlihat banyak makrosit (besarnya sebanding dengan limfosit yang terletak
di tengah dalam gambar ini. Juga ada 3 sel sasaran (3 target cell), sedikit ovalosit
dan trombosit normal.
Makrosit(2)
Catatan: Anak panah menunjukkan normosit. Kebanyakan eritrosit
adalah makrosit (bandingkan dg limfosit) Ket : 1.makrosit 2.ovalosit
Megalosit(1)
Ukuran: > 12
m
Distribusi
dalam darah:
< 2 % dari
eritrosit dalam
darah normal
Pewarnaan:
MGG
Perbesaran:
x500
Catatan: Contoh tipikal dari anisositosis eritrositt. Anak panah menunjuk satu dari
enam megalosit. Juga banyak terlihat makrosit dan mikrosit.
Megalosit(2)
.
Catatan: Megalosit
ditunjuk oleh anak
panah. Cukup
banyak anisositosis
eritrosit
(bandingkan
dengan limfosit).
Sejumlah ovalosit
dan dua skistosit .
1.makrosit 2.mikro
sit 3.elliptosit 4.ski
stosit
Anisositosis(1)

Definisi: Terdapat
sekaligus mikrosit,
makrosit dan
normosit dalam
darah
Distribusi dalam
darah: < 10 % dari
eritrosit dalam
darah normal
Pewarnaan: MGG
Perbesaran:: x500

Catatan: Anisopoikilositosis eritrosit. Satu megalosit dan banyak makrosit dan
mikrosit. Di antara poikilosit terlihat skistosit dan ovalosit . Limfosit kecil bisa
digunakan sebagai pembanding Ukuran
Anisositosis(2)
Catatan: Jelas tampak anisopoikilositosis. Satu megalosit dan
banyak makro- dan mikrosit . Kebanyakan sel ovalosit, juga
tampak skistosit 1.megalosit 2.makrosit 3.mikrosit 4.skistosit
2. Kelainan Warna Eritrosit
Normal warna eritrosit pd apus darah tepi ditentukan dg melihat luas areal
sentral pallor/daerah jernih ditengah sel. Normal kira kira luas sel dg sentral
pallor , < luas sel.

- hipokromik
eritrosit dg sentral pallor > luas sel, disebbkan ok kadar Hb dlm eritrosit
berkurang. Kadang dijumpai anulosit sel eritrosit tampak dinding saja
sedangkan tengahnya kosong tampak spt cincin/roda MCH < 27 pg, misal pd:
an def besi, an sideroblastik, thallasemia, infeksi kronis.

- hiperkromik
sentral pallor pd sel tak ada , sel dg warna yg pekat , biasanya pd sel sferosit,
MCH> 33 pg,Tjd ok over saturasi Hb dlm 1 eritrosit tdk dpt tjd misal pd anemia
hemolitik, thallasmia

- polikromasi/polikromatofilia
adl eritrosit hemoglobonisasi blm sempurna sehingga tercat keabu-abuan
karena mengambil asidofil dan basofil. Menggambarkan kombinasi aktifitas
RNA thd cat alkalis Hb thd cat asam, ukuran > eri normal, warna kombinasi
antara basofilik dg asidofilik,biasanya diikuti retikulositosis. Disbt jg dg marrow
eritrositMis : an megaloblastik, an hemolitik, anemia pasca perdarahan,
anemia besi yg sdh dpt therapi besi.
3. Kelainan bentuk eritrosit
1. Ovalosit
bentuk lonjong, pd ovalosit heriditer > 90%, jika ukuran > normal disebut dgn makro-ovalosit. Didpt pd
kasus : anemia megaloblastik.
2. Sferosit
bentuk labih bulat, ukuran kecil, biasanya hiperkromik, disebut jg dg mikrosferosit, banyak didpt pd
mikrisferositosis heriditer, AIHA type hangat, HDN, ketidakcocokan transfusi, DIC, ITP.
3. Schistosit/fragmentosit
berupa pecahan eritrosit, ditemukan pd anemia hemolitik, thallasemia, dan ovalositosis heriditer.
4. Leptosit
Disebut jg sel sasaran atau sel target, bentuk eritosit sangat pipih, bagian tengah kemerahan, banyak
ditemukan pd Thallasemia, anemia besi, obstruktif, penyakit hati yg kronis, Hb C
5. Sel sickle/drepanosit
Defek genetik pd struktur globin yg diturunkan, eritrosit bentuk bulan sabit, sifat sangat mudah lisis, pd
sel sickle anemia.
6. Burr cell
Eritrosit yg punya tonjolan pendek dan tumpul satu atau lebih. Ditemukan pd uremia ( unsur-unsur
kemih dlm darah yg menimbulkan keracunan); DIC(Disseminated Intravaskuler Coagulation) adl
pembekuan intravaskuler yg meluas.
7. Akantosit
Eritrosit dg tonjolan tonjolan duri panjang spt jalu, disebabakan ok metabolisme fosfolipiddari
membrana eritrosit. Dijumpai pd anemia hemolitik, serosis hati karena alkoholisme, dan
abetalipoprotein.


8. Crenation
eritrosit dg tonjolan tonjolan duri merata pd seluruh permukaan eritrosit, tjd bisa karena
patologis misal pd anemia besi, bisa jg ok faktor teknis misal sampel darah tunda, sediaan
apus dipanaskan dg lampu mikroskup/dijemur, atau eritrosit dari cucian eritrosit, darah tepi
yg belum dicat blm difiksasi disimpan, penundaan yg lama sebelum difksasi.
9. Tear drop cell
Tjd ok peregangan pd membran sel pd satu sisi ,bentuk seperti tetes air mata, dijumpai
misal pd mielofibrosis, thallasemia, TBC,
10.Pear shape cell
eritrosit dg bentuk spt buah pier, dijumpai pd thallasemia, an asam folat
11. Blister cell
disebut jg sel lepuh, dijumpai misal pd thallasemia
12. Helmet cell
eritrosit bentuk helm,dijumpai pd anemia DIC, hemolisis hebat.
13. Trianguler cell
Sentral sel bentuk trianguler misal pd anemia besi , Thallasemia
14. Eliptosit
Kedua ujung sel eritrosit yg oval pinggirnya menyudut, pd an besi, Thallasemia
15. Sel Pensil
Sel eritrosit pipih memanjang spt pensil, misal pd an besi dan Thallasemia.
16. Stomatosit
Sentral palor spt bibir, bentuk sferoid sel terbelah dg celah kepucatan pd tengah, pd hepar
kronik, neoplasma, sirosis hati
,

4. KELAINAN FORMASI/SUSUNAN ERITROSIT
1. Formasi Rouleaux
adl formasi sel eritrosit membentuk susunan 3-5 sel seperti susunan
mata uang logam, didpt pd KED yg cepat spt pd kasus mieloma dan
anemia yg berat.

2. Formasi Aglutinasi/Autoaglutinasi
adl keadaan dimana sel eritrosit pd menggumpal, didpt pd AIHA, SLE dan
reaksi transfusi ok ketidak cocokan darah donor dg pasien.

5. INCLUSION BODIES
1.Heinz Bodies
benda inklusi bulat yg visible dg pengecatan supravital, normal 1-4 per sel berasal dr denaturasi Hb yg
teroksidasi, penyebab a.l keracuanan zat kimia (Pb), instabilitas Hb, defisiensi G6PD.
2. Howell Jolly Bodies
sisa sisa fragmen inti tersusun oleh DNA berupa benda inklusi ungu gelap. Tdp pd anemi megaloblastik,
anemi sel sabit, post splenektomi, anemi hemolotik dll.
3. Bashophilic Stppling
Granula granula basofilik irreguler, merupakan RNA yg terdenaturasi/instabilitas RNA pd eritrosit muda
biasanya tdp eritrosit polikromasi. Granula halus dg polikromasi tdp pd eritrosit muda pd peningkatan
eritropoiesis. Granula kasar keracunan Pb menyebabkan tjdnya gangguan sintesis Hb, anemi
megaloblastik.
4. Normoblas
jumlah besar pd HDN, anemia hemolitikberat (Thallasemia)
5. Parasit
Malaria biasanya bentuk cincin granula granula Schuffner pd inf Plasmodium Vivak.
6. Cabot Ring
Presipitasi protein, merupakan sistem membran inti, bentuk cincin.atau granula yg tersusun linier, misal pd
anemia megaloblastik
7. Pappenheimer Bodies
granula siderotik berwarna gelap, kecil bulat jumlah 1 atau 2 butir.


MORFOLOGI SEL DARAH PADA APUS DARAH
TEPI.ppt

You might also like