You are on page 1of 18

STASE ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
Pembimbing :
dr. Tuti Sri Hastuti Sp.PD, M.Kes
REFRESHING
Oleh:
Muthmainnah Iqbal S.Ked
DECOMPENSATIO CORDIS
Definisi
Dekompensasi kordis atau gagal jantung
adalah suatu sindroma klinis yang
disebabkan oleh gagalnya mekanisme
kompensasi otot miokard dalam
mengantisipasi peningkatan beban
volume berlebihan ataupun beban
tekanan berlebih yang tengah
dihadapinya, sehingga tidak mampu
memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 3-20 per 100 orang pada
populasi mengalami gagal jantung,
dan prevalensinya meningkat seiring
pertambahan usia (100 per 1000
orang pada usia di atas 65 tahun).

ETIOLOGI
Gagal jantung paling sering disebabkan oleh
gagal kontraktilitas miokard, seperti yang
terjadi pada infark miokard, hipertensi lama,
atau kardiomiopati. Penyakit katup jantung,
kongenital.

Faktor risiko koroner seperti diabetes dan
merokok juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh pada perkembangan dari
gagal jantung. Selain itu berat badan serta
tingginya rasio kolesterol total dengan
kolesterol HDL juga dikatakan sebagai
faktor risiko independen perkembangan
gagal jantung.
Diagnosis Gagal Jantung
Diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham

Kriteria Mayor Kriteria minor
-Paroxysmal Nocturnal
Dyspneu (sesak malam hari)
-Bendungan vena sentral
-Peninggian tekanan vena
jugularis
-Ronkhi paru
-Bunyi jantung S3 Gallop
-Refluks hepatojugular
-Edema paru
-Kardiomegali
-Batuk malam hari
-Dyspneu d'effort (sesak
saat aktivitas)
-Edema ekstremitas
(bengkak pada kaki atau
tangan)
-Takikardi (nadi >120x/menit)
-Hepatomegali
-Efusi pleura
-Penurunan kapasitas vital
1/3 dari normal
*Kriteria Mayor atau Minor
Penurunan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika terdapat dua kriteria mayor atau satu
kriteria mayor dan dua kriteria minor.
Gambaran Klinis
Gagal jantung Kiri
Gejala Tanda
- Penurunan kapasitas
aktivitas
- Dispnea (mengi,
orthopnea, PND)
- Batuk (hemoptisis)
- Letargi dan kelelahan
- Penurunan nafsu makan
dan berat badan

- Kulit lembab
- Tekanan darah (tinggi,
rendah atau normal)
- Denyut nadi (volume
normal atau rendah)
(alternans/takikardia/aritmi
a)
- Pergeseran apeks
- Regurgitasi mitral
fungsional
- Krepitasi paru
- ( efusi pleura)

Gambaran Klinis
Gagal Jantung Kanan
Gejala Tanda
- Pembengkakan
pergelangan kaki
- Dispnea (namun
bukan orthopnea)
- Penurunan kapasitas
aktivitas
- Nyeri dada

- Denyut nadi (aritmia
takikardia)
- Peningkatan JVP
- Edema
- Hepatomegali dan
ascites
- Gerakan
bergelombang
parasternal
- S3 atau S4 RV
- Efusi pleura

KLASIFIKASI NYHA (New York Heart
Association)
KELAS I
Tanpa keterbatasan pada
aktivitas fisik. Aktivitas
fisik biasa tidak
menyebabkan keletihan,
palpitasi, sesak, atau
nyeri dada
KELAS II
Ada keterbatasan
aktivitas fisik ringan,
penderita merasa nyaman
pada waktu istirahat
KELAS III
Keterbatasan aktivitas
fisik (+)
Merasa nyaman pada
waktu istirahat
Aktivitas fisik yang lebih
ringanpun dapat
menyebabkan keletihan,
palpitasi, sesak, dan nyeri
dada
KELAS IV
Ketidakmampuan untuk
menjalani aktivitas fisik
apapun
Setiap aktivitas fisik
dilakukan, maka rasa tidak
nyaman semakin
meningkat.
Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
Radiologi (foto thorax)
Echocardiography Doppler

PENATALAKSANAAN
Faktor umum dan Faktor gaya hidup :
Edukasi tentang gagal jantung
Istirahat, Olahraga, Aktivitas fisik disesuaikan
Oksigen
Merokok dihentikan
Nutrisi
Edukasi pola diet, kotrol asupan garam, air dan
asupan alkohol

Terapi setiap penyebab dasar :
Penyakit koroner
Hipertensi
Kardiomiopati
PENATALAKSANAAN
Gagal jantung pada eksaserbasi akut pada kondisi emergensi dimana
memerlukan penatalaksanaan yang tepat termasuk mengetahui penyebab
seperti :
perbaikan hemodinamik
menghilangan kongesti paru,
perbaikan oksigenasi jaringan
2

Menempatkan penderita dengan posisi duduk dengan pemberian
oksigen konsentrasi tinggi dengan masker sebagai tindakan pertama
yang dapat dilakukan. Monitoring gejala serta produksi kencing yang
akurat dengan kateterisasi urin serta oksigenasi jaringan dilakukan di
ruangan khusus.
Base excess menunjukkan perfusi jaringan, semakin rendah
menunjukkan adanya asidosis laktat akibat metabolisme anerob dan
merupakan prognosa yang buruk. Koreksi hipoperfusi dan pemberian
natrium bikarbonat utnuk memperbaiki asidosis.
16

PHARMACOLOGICAL THERAPY
First-line agents
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors
Diuretics
Beta-adrenoceptor antagonists
Aldosterone receptor antagonists
Angiotensin receptor antagonists

Second-line agents
Cardiac glycosides
Vasodilator agents (nitrates/hydralazine)
Positive inotropic agents
Anticoagulation
Antiarrhythmic agents
Oxygen
PHARMACOLOGICAL THERAPY
Pemberian loop diuretik IV seperti furosemid dengan dosis 40 mg-80 mg
IV/24 jam akan menyebabkan venodilatasi yang akan memperbaiki gejala
walaupun belum ada diuresis.

Loop diuretik juga meningkatkan produksi prostaglandin vasodilator renal.
Efek ini dihambat oleh prostaglandin inhibitor seperti obat antiflamasi
nonsteroid, sehingga harus dihindari bila memungkinkan.

Sodium nitropusside dapat digunakan sebagai vasodilator yang diberikan
pada gagal jantung refrakter, diberikan pada pasien gagal jantung yang
disertai krisis hipertensi. Pemberian nitropusside dihindari pada gagal ginjal
berat dan gangguan fungsi hati. Dosis 0,3 0,5 g/kg/menit.

Bila penderita datang dengan hipertensi emergensi pengobatan bertujuan
untuk menurunkan preload dan afterload. Tekanan darah diturunkan dengan
menggunakan obat seperti loop diuretik intravena, nitrat atau nitroprusside
intravena maupun antagonis kalsium intravena (nicardipine). Loop diuretik
yang sering digunakan adalah furosemide dengan dosis diberikan dengan
dosis 40-80 mg /24 jam IV
Angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitors
ACEI direkomendasikan sebagai first line therapy.
Efek klinisnya :
- Menghambat angiotensin-converting enzyme
meningkatkan
CO (stroke work dan cardiac index), tanpa
meningkatkan HR.
Diuretics
Diuretika diindikasikan untuk menanggulangi
kelebihan cairan, bendungan paru atau edema
perifer.
Penggunaan diuretika mempercepat perbaikan
gejala dan meningkatkan toleransi exercise.
Beta-blockers dianjurkan pada penderita CHF :
baik yang ringan, sedang maupun yang berat,
kausa kardiomiopati iskemik maupun non-iskemik,

Angiotensin receptor antagonists
Beta-blockers dianjurkan pada penderita CHF :
- baik yang ringan, sedang maupun yang berat,
- kausa kardiomiopati iskemik maupun non-iskemik

ANTIKOAGULAN :
INDIKASI
Moderate-severe CHF (NYHA III-IV) in Atrial fibrillation
(AF).
Severe CHF (NYHA IV).
CHF with valve disease in AF.

INDIKASI KONTRA :
Keadaan yang cenderung terjadi perdarahan
gastrointestinal (ulkus peptik).
hipertensi, endokarditis.
Kehamilan (trimester I dan III).

COMPLICATIONS
Komplikasi erat hubungannya dengan beratnya CHF dan
penyakit yang mendasarinya.
CO yang sangat menurun dapat menyebabkan :
Gangguan fungsi ginjal
Nekrosis hepar
Iskemia saluran cerna
Gangren ekstremitas
Hipertensi vena sistemik yang berat menyebabkan :
sirosis hepar
malabsorbsi dan diare
trombosis vena renalis
oedema perifer berat --- trombosis vena
Komplikasi akibat pengobatan :
diuretika gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
keracunan digitalis gangguan gastrointestinal dan aritmia fatal
PENATALAKSANAAN
Algoritma Penanganan Pasien NYHA
fungsional kelas II-IV

You might also like