You are on page 1of 9

BONDING AGENT

Prinsip dasar adhesi



Bahasa latin adhesif : adhaerere (melekatkan)
Adhesi : suatu proses interaksi zat padat atau cair dengan bahan lain (adherend)
pada sebuah interface.
Adhesive joint: hasil interaksi lapisan bahan intermediet ( adhesive atau adherent )
dengan dua permukaan (adherend) menghasilkan 2buah adhesive interface.
Dalam perawatan dengan restorasi komposit, Adhesi harus melibatkan bahan
adhesive dan adheren.
2 adheren : email atau dentin dan bahan restorasi resin komposit


Penyatuan yang baik antara bahan adhesive dengan adheren diperlukan lima
keadaan yaitu :
1. adheren dengan energi permukaan yang tinggi
2. pembasahan yang baik dari bahan adhesive membentuk sudut kontak yang
kecil adheren
3. adaptasi yang sangat baik antara adhesive dan adheren tanpa adanya udara
atau bahan lain terjebak
4. terbentuk ikatan fisik, mekanik, dan kimia antara adhesive dengan adheren
5. penyinaran yang memadai pada bahan adhesive dan komposit sehingga
diperoleh polimerisasi optimal dan ikatan yang maksimal

ada empat mekanisme adhesi resin bonding ke jaringan gigi :
1. adhesi mekanik berupa masuknya resin ke dalam pori-pori email atau tubuli
dentin dan membentuk resin tag
2. difusi yaitu monomer resin akan berikatan secara mekanis atau kimia
dengan subtansi presipitasi pada permukaan gigi
3. adhesi absorbsi berupa ikatan kimia pada komponen anorganik atau organik
struktur gigi
4. kombinasi ketiganya

faktor yang mempengaruhi kemampuan adhesive untuk memiliki kontak maksimal
dengan substrat :
1. wettability adhesive terhadap substrat
2. viskositas adhesive
3. morfologi kekasaran permukaan subsrat

persyaratan dental adhesive :
1. memberikan kekuatan tinggi terhadap email dan dentin
2. memberikan ikatan yang dapat bertahan lama
3. mencegah kolonisasi bakteri
4. penggunaan aman dan sederhana

Sistem Adhesif

Sangat berperan dalam proses perlekatan resin komposit pada dentin.
Bahan yang terdapat di dalam system adhesive
Etsa : Proses demirelaisasi pada dentin
Bahan Primer Monomer :dilarutkan oleh pelarut seperti air, aseton,
etanol, ataupun etanol air dimana berfungsi menegakkan jaringan kolagen
yang memendek
Bahan Primer :membantu mengangkat air dan meninggalkan sedikit
air, terkandung di dalam permukaan dentin
Bahan Bonding :membentuk jejaring antara monomer resin yang
terkandung di dalam bahan bonding dengan fibril kolagen dentin, proses
dikenal dengan proses hibdridisasi

Adhesi pada Email

dilakukan pertama kali oleh Bounocore menggunakan asam fosfat 85%
Silverstone menemukan bahwa konsetrasi 30-40% menghasilkan
permukaan yang retentive
Dimana waktu etsa 15 detik cukup menghasilkan retensi

Aplikasi asam kuat seperti asam fosforik pada email menghasilkan efek modifikasi
karateristik permukaan, ada dua cara yaitu:

1. Proses etsa meningkatkan kekasaran pada permukaan email
Asam fosforik diaplikasikan pada email terjadi reaksi dasar asam yang
menyebabkan larutmya hidrosiapatit

Mekanisme kerja asam dalam proses demineralisasi
I. Tahap Pelarutan (Stipping)
II. Tahap Etsa (Etching)
III. Tahap Erosi (Erosion)

2. Asam memiliki efek meningkatkan energy permukaan email dengan
menghilangkan kontaminasi permukaan
Memberikan kelembaban lebih baik pada email oleh adhesive
Permukaan email yang tidak dimodifikasi memilik energy permukaan lebih
rendah dari tegangan permukaan resin adhesid sehingga untuk terjadinya
kelembaban yang sempurna tidak dapat dicapai

Resin diaplikasikan pada permukaan email yang kering dan telah dietsa
segera mengisi seluruh permukaan yang irregular dan membentuk resin tag.

Merupakan ikatan yang sangat efektif yaitu mekanisme micro-mechanica;
interlocking

Email yang di etsa seharusnya tidak memungkinkan terpisahnya resin dari
email tanpa megakitbatkan fraktur pada email dan dentin. Jika terjadi
kegagalan maka lebih berkaitan pada kontaminasi permukaan email sebelum
aplikasi resin.


Adhesive pada Dentin

Bahan adhesive berikatan secara mekanis,kimiawi atau keduannya.Adhesi
dentin bergantung kepada penetrasi monomer adhesive ke dalam serat kolagen
yang tersisa karena etsa asam.Dasar pada system bonding berfungsi untuk
meningkatkan adhesi dan terdiri dari monomer hidrofilik yang dapat larut dalam
pelarut etanol atau aseton yang mudah menguap serta mengeluarkan air dari
permukaan dentin dan melembabkan serat kolagen,sehingga meningkatkan
infiltrasi monomer dalam serat kolagen yang terekspos.
Adhesive pada dentin berupa penetrasi resin kedalam tubuli dentin dan
terjadinya interlocking dengan serabut dentin.Adhesive ini disebut Hybrid zone
yang masuk kedalam email,dentin dan sementum.
Proses hibridisasi secara fisikokimia akan mengubah sifat permukaan gigi
dan sifat yang dibawahnya sebagai tempat untuk matriks kolagen dan kemudian
matriks ini akan dimasuki oleh monomer resin untuk mengubah sifat fisik dan kimia
dari jaringan keras.Secara kimia ketebalan lapisan hibrida yang akan terbentuk
berkisar 0,1-5 Mikrometer,bila zona ini tidak diisi oleh system bonding maka akan
melemahkan lapisan yang terjadi atau menyebabkan fraktur.
Sistem dentin adhesive terdiri dari 3 komponen yaitu Etching,Priming dan
Bonding.Kemudian disederhanakan menjadi beberapa kombinasi yaitu etsa dengan
priming + bonding atau etsa + priming dan bonding.Kombinasi ini memungkinkan
kekuatan dentin bonding yang lebih baik.Dentin bonding diaplikasikan pada dentin
lembab (moist)yang akan berpenetrasi melalui serat kolagen yang tegak serta akan
masuk ke dalam tubulus dentin..

Faktor yang mempengaruhi ikatan antara bahan adhesif dengan jaringan gigi adalah
:
1. komposisi dan aspek structural dari email dan dentin
email adalah jaringan dengan mineralisasi yang tinggi dengan komposisi
hidroksiapatit lebih dari 90%, sementara dentin terdiri dari air dan material
organic terutama kolagen tipe 1. Struktur dan komposisi email lebih
homogen tanpa memperhatikan lokasi dan kedalaman, kecuali kristalin yang
berjalan pararel satu sama lain dan segaris dengan permukaan.
Dentin terdiri dari 12% air dan 8% organic dan sekitar 70% hidroksiapatit.
Komponen ini tersebar pada tubuli dentin, peritubular dentin, dan
intertubular dentin, sehingga dentin bersifat heterogen. Banyaknya tubuli
pada dentin menyebabkan dentin menjadi jaringan yang permiabel.
2. Perubahan pada struktur dentin
Dentin adalah substrat dinamik yang komposisi dan mikrostrukturnya terus
berubah, baik secara fisiologis maupun patologis, sepertin dentin sklerotik
dan dentin reparatif. Perubahan struktural dan morfologi menyebabkan
substrat dentin perlu perlakuan untuk menghasilkan adhesive yang baik
dibandingkan dentin normal. Pada dentin sklerotik prosedur etsa
diaplikasikan lebih lama dibandingkan dentin normal, bahan etsa yang lebih
spesifik dan menggunakan bur intan untuk menghilangkan lapisan pada
permukaan.
3. kontraksi polimerisasi
kontraksi polimerisasi dapat menghasilkan stress sampai lebih dari 7 MPa,
bergantung kepada konfigurasi preparasi (faktor-C). Resin komposit yang
hanya terikat pada satu permukaan saja (seperti labial veneering), stress
dibagi merata dengan permukaan yang tidak terikat.
Penyerapan air oleh resin merupakan kompensasi dari efek kontraksi
polimerisasi karena resin dapat mengembang dan menutupi celah tepi.
Enamel bond strength cukup dapat mencegah pembentukan celah tepi oleh
kontraksi polimerisasi, karena perluasn bevel pada tepi tumpatan dapat
meningkatkan penutupan tepi email.
4. Smear Layer
Smear layer didefinisikan sebagai debris jaringan terklasifikasi alami pada
permukaan email dan dentin yang dihasilkan oleh preparasi dengan bur atau
instrumentasi pada struktur gigi. Lapisan ini terdiri dari komponen dasar
email, interbular dan peritubular, bercampur dengan air dan saliva.
Terdapat 3 strategi adhesi yang membedakan bagaimana interaksi smear
layer terhadap sistim adhesive dentin.
a. Smear Layer Modifying Adhesive
Strategi pertama adalah memodifikasi smear layer dan menyatukannya
dalam proses bonding. Smear layer disini berperan sebagai barier alami
ke pulpa, mencegah masuknya bakteri dan mengurangi aliran cairan
pulpa yang aan mempengaruhi efisiensi bonding.
b. Smear Layer Removing Adhesive
Konsep total etch menggunaan strategi menghilangkan smear layer
secara sempurna. Prinsip mekanisme ini berbasis pada kombinasi efek
hibridisasi dan pembentukan resin tag. Mula-mula teknik ini memerlukan
tiga tahap yaitu aplikasi yang disebut sebagai three step smear layer
removing adhesive.
c. Smear Layer Dissolving Adhesive
Smear layer dissolving adhesive adalah prosedur aplikasi yang lebih
sederhana dengan melarutkan smear layer atau self etch adhesive
menggunakan primer yang rendah. Primer ini sebagian
mendemineralisasi smear layer permukaan dentin dibawahnya tanpa
kehilangan sisa smear layer terlarut atau yang terlepas dari tubulus
dentin. Prosedur aplikasi klinis yang simple tidak hanya mengurangi
langkah aplikasi tetapi juga menghilangkan fase pembilasan.
5. Kelembaban Dentin
Permeabilitas dentin dan kelembaban dentin internal tergantung kepada
beberapa faktor, yaitu diameter dan tingginya tubulus, kekentalan cairan
dentin dan ukuran molekul atau substart yang terlarut. Bagian oklusal dentin
diatas tanduk pulpa lebih permiabel dibandingkan dengan bagian tengah.
Dentin proksimal lebih permiabel dibandingkan daripada denti oklusal, dan
dentin korona lebih permiabel dibandingkan dentin akar. Variasi
permiabilitas dentin menyebabkan dentin merupakan substrat yang lebih
sulit dilakukan bonding dibandingkan email.
6. Dentin Adhesive
System adhesive dapat membasahi permukaan yang solid, mempunyai
viskositas yang lemah agar dapat berpenetrasi ke celah mikroporositas.
Primer yang ada sekarang biasanya terdiri dari monomer hidrofolik seperti
2-hydroksiathyl methakrilate. (HEMA) sebagai gen pengaktif permukaan
untuk menambah kemampuan melembabkan dari resin adhesive.

3.3 Macam macam system dentin adhesive
3.3.1 Sistem dentin adhesive 3 tahap
System bonding 3 tahap terdiri dari etsa menggunakan asam
fosfat, primer dengan resin hidrofilik pada pelarut serta bonding
menggunakan unfilled resin atau lightly filled. Prosedur etsa
ditujukan untuk menghasilkan smear layer dan membuka tubulus
dentin. Etsa dengan asam fosfat 30 40 % dilakukan pada email
dan dentin secara simultan 15 20 detik.

Primer merupakan agen yang dapat meningkatkan adhesi. Fungsi
dari primer adalah mengubah permukaan dentin yang hidrofolik
menjadi hidrofobik dan berongga agar dapat dibasahi oleh resin
adhesive dan berpenetrasi ke dalam serat kolagen yang terbuka
membentuk lapisan hIbRiD.

Pembentukan Resin tag dan infiltrasi bahan adhesive melengkapi
mekanisme ikatan antara material dan dentin yang teretsa.
Lapisan hybrid terjadi pada jaringan termineralisasi dari dentin
peritubular dan intertubular.

Resin adhesive yang dikenal juga dengan bonding agent terdiri
dari monomer hidrofobik seperti bis-GMA dan UDMA dan juga
monomer hidrofilik seperti TEG-DMA sebagai pengatur
kekentalan serta HEMA sebagai agent pelembab. Peran resin
adhesive adalah untuk menstabilkan lapisan hybrid dan
membentuk perluasan ke tubulus dentin yang dikenal sebagai
resin tag. Pada system 3 tahap, prosedur etsa dilakukan
pembilasan dan dilanjutkan dengan aplikasi primer dan bonding.
Contoh: Scothbind MP (3M), All Bond 2 (Bisco) dan Optibond FL
(Kerr,Romulus,Mich)

3.3.2. Sistem dentin adhesive 2 tahap

Sistem 2 tahap yaitu pertama setelah etsa diaplikasikan
primer dan bonding(one bottle system). Kedua aplikasi etsa
dan primer (self etch primer) dilanjutkan dengan
bonding,contohnya single bond(3M),one step(BISKO) dan
solobond(Kerr,Romulus,Mich)

One Bottle system, system ini menyatukan primer dan
bonding dalam satu larutan sedangkan etsa dilakukakan
secara terpisah. Etsa dengan asam fosfat 35-37% selama
15-20 detik, bertujuan untuk mengahsilkan mekanikal
interloking pada dentin yang dietsa yang disebut resin
tag,juga cabang adhesive lateral dan pembentukan lapisan
hibrida.

Self etch diperkenalkan di jepan tahun 1992. Acidic primer
terdiri dari molekul phosphonate resin yang mempunyai 2
fungsi secara bersamaan yaitu etsa dan primer kepada
email dan dentin. Self tech ini tidak perlu pembilasan,dan
menghasilkan kesatuan pada substrat dan bergabungnya
smear plug pada resin tag. Penelitian secara klinis dan
laboratoris terlihat kerapatan tepi email one bottle system
lebih dibandingkan dengan self etch primer.

3.3.3 sistem dentin adhesive 1 tahap (self etch )

pada perkembangannya one rising conditionar
dikombinasikan dengan one bottle adhesive yang
membentuk sistim satu tahap atau dikenal dengan self etch
adhesive. System ini dikenal dengan all in one karena etsa
,primer,dan bonding digabung dalam satu larutan.

Pada system bonding ini primer akan mendemineralisasi
smear layer dan permukaan dentin dibawahnya. Smear
layer yang larut tidak di hilangkan tetapi akan jadi ikatan
hibrida.

Aplikasi system ini lebih simple dibandingkan total etch.
Pada system ini bahan etsa tidak perlu dihilangkan
sehingga mempersingkan prosedur dan dapat menghindari
masalah kritis yang menjadi etsa asam. Secara klinis system
ini dapat menurunkan sensitivitas setelah penempatan.

Pada system total etch,etsa asam ditujukan untuk
menghilangkan smear layer dan demineralisasi dentin
superficial . namun difusi monomer resin tidak dapat
sampai jauh kedalam,sehingga akan terbentuk ruangan
kosong yang dapat melemahkan ikatan adhesive.

Keuntungan dari sifat ini adalah demineralisasi dan
infiltrasi resin terjadi secara bersamaan tanpa dilakukan
pembilasan dapat mengurangi sensitivitas ,waktu aplikasi
yang lebih singkat,satu kemasan sehingga lebih higienis
serta operator lebih konsisten karna tidak banyak tahap
yang dilakukan.


3.3.4 Pengeringan Dentin

Perlekatan yang kuat bahan tumpatan pada dentin sulit
didapatkan bila dibandingkan ke permukaan enamel. Hal
ini disebabkan adanya komponen tertentu yang dimiliki
dentin seperti struktur tubulus dentin, kelembapan
intrinsic dentin dan bersifat lebih hidrofilik disbanding
enamel. Faktor yang memberikan pengaruh pada
perlekatan dentin antara lain komposisi dari dentin, adanya
cairan di dalam tubulus dentin, prosesus odontoblas pada
tubulus dentin, jumlah dan lokasi tubulus dentin, serta
keberadaan snear layer. Snear layer dapat menutup tubulus
dentin dan sebagai barier difusi sehingga mengurangi
permeabilitas dentin.

Permukaan dentin yang telah di etsa dapat dikeringkan
dengan dua cara yaitu teknik wet bonding dan dry bonding.
Teknik wet bonding yaitu permukaan dentin dikeringkan
dengan cara blotting sehingga permukaan dentin dalam
kondisi lembab. Teknik dry bonding yaitu permukaan
dentin dikeringkan dengan semprotan udara yang
menghasilkan permukaan dentin yang benar benar online

Teknik bonding mencegah perubahan saat pengeringan
dentin yang terdemineralisasi. Teknik wet bonding
meningkatkan kekuatan perlekatan karena air
mempertahankan porositas kolagen untuk difusi monomer.
Penelitian in vitro menyebutkan bahwa kondisi dentin yang
bahas dapat memberi pengaruh buruk dan dapat
mengurangi kekuatan perlekatan bahan adhesive pada
dentin. Jika dilakukan pengerinan udara pada dentin yang
demineralisasi maka dapat mengakibatkan collaps nya
kolagen dan mencegah infiltrasi resin. Adanya air dalam
komposisi beberapa bahan adhesive dapat membasahkan
serat kolagen sehingga membuka celah untuk infiltrasi resi
primer. Oleh karena itu, adanya solvent organic dan air
dapat menjadi dasar untuk infiltrasi beberapa adhesive
kedalam dentin yang terdemineralisasi.

4.1 adhesif dentin generasi pertama dan kedua
perkembangan surface aktif konomer NPG-GMA
merupakan dasar untuk cerfidente sebagai system bonding
adhesive generasi pertama. Kekuatan ikatan dentin in vitro
bahan bakar ini sekitar 2 3 MPa.

Pada tahun 1978 diperkenalkan clear fill bond system f (
kurarai,Osaka,japan) yang merupakan adhesive dentin
generasi kedua. Produk ini menggunakan bahan fospat,
ester ( phenyel-P dan HEMA dalam ethanol ). Mekanisme
aksinya berdasarkan interaksi polar antara kelompok
pospat bermuatan negative dalam resin dengan kalsium
bermuatan positif dalam smear layer yang merupakan hal
terlemah dalam system.

System bonding dentin fosfat ester lainnya diperkenalkan
pada awal tahun 1980 meliputi scotch bond ( 3 M ESPE, st.
paul, minesota ), bond life ( kerr corporation, orange,
California ), dan prisma universal bond ( dents play caulk,
mild ford Delaware ). System bonding dentin generasi
kedua ini memiliki kekuatan in vitro hanya 1-5 MPa.

4.2 adhesif dentin generasi ketiga
konsep etsa asam fosforik pada dentin sebelum aplikasi
bahan bonding tipe fosfat ester diperkenalkan oleh
fusuyama dkk pada tahun 1979.
Kuraray memperkenalkan Clearfill New Bond pada tahun 1984. Bahan baru yang
berbahan dasar air ini mengandung HEMA dan molekul 10 karbon yang dikenal
dengan 10-MDP, dimana termasuk komponen hidrofobik pamjang dan hidrofilik
pendek.

Kebanyakan bahan generasi ketiga lainya didesain untuk tidak menghilangkan
keseluruhan smear layer tetapi lebih untuk modifikasi dan memungkinkan
penetrasi monomer asam seperti Phenyl-P atau PENTA. Tindakan terhadap smear
layer awalnya diajukan menggunakan asam malefic 2,5%, HEMA 55% dan asam
metakrilat Scotchbond 2(3M ESPE, St.Paul, Minnesota). Scotchbond 2 merupakan
sisrem bonding pertama yang mendapatkan penerimaan penuh dari American
Dental Association (ADA) pada tahun1987. Yang mempunyai hasilnya memodifikasi
smear layer dengan demineralisasi ringan pada permukaan dentin intertubular.

Penghilangan smear layer dengan bahan kelasi seperti EDTA, direkomendasikan
pada system Gluma (Bayer Dental, Leverkusen, Germany) sebelum aplikasi larutan
glutaraldehid 5% dan Hema 35% dalam air. System ini dipertanyakan karena
penempatan komposit pada unfilled resin.

4.3 Adhesif dentin generasoi ke empat

walaupun smear layer bertindak sebagai barier difusi yang menurunkan
permeabilitas dentin, smear layer juga merupakan penghalang yang harus
dihilangkan sehingga resin dapat berikatan dengan substrat dentin. Berdasarkan hal
tersebut, adhesif dentin generasi keempat diperkenalkan dengan penggunaan etsa
asam pada dentin. Menghilangkan smear layer dengan menggunakan etsa asam
telah mengarah pada kemajuan yang signifikan dalam kekuatan ikatan in vitro resin
dengan dentin.





Kesimpulan

1. Adhesi yang baik merupakkan hal yang sangat penting untuk
bertahankannya restorasi resin komposit pada gigi dan mendapatkan
perlekatan yang memadai sehingga dapat mengurangi terjadinya kebocoran
tepi.
2. Sistem adhesi sangat berperan dalam proses perlekatan resin komposit pada
dentin. Bahan-bahan yang terdapat didalam system adhesif bahan adalah
etsa, bahan primer, bahan sekunder, dan bahan bonding.
3. Pada generasi pertama etsa hanya dilakukan pada email, dan pada
perkembangannya tehnik etsa dilakukan pada email maupun dentin, yang
disebut etsa total (total etch) dan dimulai pada generasi ketiga yang terdiri
dari 3 tahap yaitu etsa, primer dan bonding kemudian generasi keenam dan
ketujuh mulai dikembangkan system adhesif self etch.

You might also like