You are on page 1of 3

THALASEMIA, SANG PENGHANCUR SEL DARAH MERAH

Rifki Maulana
Darah dalam tubuh kita mempunyai peranan yang sangat penting untuk kehidupan. Tanpa
adanya darah, kehidupan tidak akan bisa berlangsung. Darah dalam tubuh kita terus mengalir
selama 24 jam seumur hidup tanpa berhenti. Pernahkah anda berpikir bagaimana darah dapat
menghidupi kehidupan kita ? darah merupakan suatu cairan yang mengandung zat-zat yang
mempunyai perannya tersendiri. Secara umum, zat yang terkandung di dalam darah adalah
plasma darah, sel darah putih dan sel darah merah. Plasma darah berfungsi sebagai suatu zat
pelarut , sel darah putih berfungsi sebagai penjaga tubuh dari penyakit, dan sel darah
merah, berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan sari-sari makanan. Dari fungsinya masing-
masing, sudah terlihat bahwa sel darah merahlah kandungan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Sel-sel dalam tubuh manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya sel
darah merah yang cukup.
Sel darah merah atau eritrosit (yang berasal dari bahasa yunani, yaitu erythros berarti merah
dan kytos yang berarti selubung/sel) pada manusia, di buat di sumsum tulang dan berbentuk
keping bikonkaf atau cekung pada kedua bagiannya. Bentuk ini sangat berguna karena
dengan bentuk ini, oksigen dapat dengan mudah di distribusikan dan juga tidak memerlukan
banyak ruang untuk melewati pembuluh darah.
Sel darah merah adalah jenis sel darah yang terdiri atas hemoglobin, yaitu molekul yang
berguna untuk mengangkut oksigen ke dalam jaringan. Hemoglobin mengambil oksigen dari
udara yang kita hirup melalui paru-paru, dan akan mendistribusikannya ke dalam jaringan.
Hemoglobin yang ada di dalam tubuh manusia terdiri atas protein dan juga zat besi. Dimana
kedua zat ini adalah suatu zat gizi yang bisa kita dapatkan dari makanan yang sehari-hari kita
konsumsi.
Jika jumlah hemoglobin dan sel darah merah kita berkurang dari jumlah normal, maka akan
timbul keadaan yag bernama anemia. Anemia bisa di lihat tingkat keparahannya melalui
pemeriksaan darah, dimana darah kita akan di ambil dan akan di hitung berapa jumlah
hemoglobin yang ada di dalamnya.
Anemia bisa di sebabkan oleh bermacam-macam penyakit. Mulai dari penyakit yang paling
mudah penanganannya seperti anemia karena kekurangan zat gizi, sampai dengan anemia
akibat dari kelainan darah seperti yang terjadi pada leukemia atau kanker darah dan
thalasemia.
Sel darah merah mempunyai daur hidup sekitar 120 hari, dan jika sudah waktunya lebih dari
120 hari, maka sel darah merah akan di daur ulang di dalam limpa, dimana zat besinya
akan di gunakan kembali untuk membentuk sel darah merah yang baru, dan zat sisanya yang
bernama bilirubin di buang ke dalam feses dan urin.

Thalasemia, suatu penyakit yang bersifat di turunkan dan tidak menular, adalah suatu
penyakit yang menyebabkan sel darah merah menurun kualitasnya, dan mempunyai hidup
yang lebih singkat. Di perkirakan, frekuensi thalasemia di asia tenggara mencapai 3-9%.
Pada penderita thalasemia, terjadi perubahan genetik yang di gunakan untuk membentuk
hemoglobin. Hemoglobin di bentuk dari 2 buah rantai, yaitu 2 buah rantai alfa globin dan 2
buah rantai beta globin. Jika yang terganggu adalah rantai alfa, maka di sebut thalasemia alfa,
dan jika yang terganggu adalah rantai beta, maka di sebut thalasemia beta. Tingkat
keparahannya pun di tentukan dari rantai-rantai tersebut. Jika 1 buah rantai yang tidak
terbentuk, dinamakan thalasemia minor, dan jika 2 buah rantai yang tidak terbentuk, di
namakan thalasemia mayor.
Thalasemia minor merupakan suatu karier atau pembawa sifat thalasemia. Gejala yang di
tampakkan pada thalasemia minor hampir tidak ada. Penderita thalasemia minor dapat hidup
seperti orang normal. Namun, jika ada pasangan yang keduanya penderita thalasemia minor,
maka besar kemungkinan anaknya akan menderita thalasemia mayor, suatu thalasemia yang
gejalanya sangat berat.
Namun, walaupun tidak menunjukkan gejala apapun, thalasemia minor bisa di periksa
dengan alat khusus, yaitu elektroforesis hemoglobin. Pada hasil pemeriksaannya, akan di
dapatkan kadar HbA, HbA2, dan juga HbF.
HbA merupakan hemoglobin yang normal yang terdapat pada sel darah manusia, ia terbentuk
dari 2 buah rantai alfa dan 2 buah rantai beta.
HbA2 merupakan hemoglobin yang juga normal yang terdapat pada tubuh manusia, namun
tidak dalam jumlah yang besar. Ia terbentuk dari 2 buah rantai alfa dan 2 buah rantai gama.
HbF merupakan hemoglobin yang sangat tidak normal yang di temukan pada tubuh manusia.
Umumnya, jumlah HbF harus turun setelah seseorang lahir. Jika kadarnya masih tinggi pada
seseorang, maka orang tersebut mengidap thalasemia.
Pada penderita thalasemia mayor, gejala yang di tumbulkan oleh penyakit ini sesuai dengan
perjalanan penyakitnya. Gejala awal mulanya berupa pucat karena anemis, namun tidak jelas
kapan mulanya. Biasanya menjadi lebih berat sesuai dengan usia anak jika thalasemia mayor
tidak di beri pengobatan.
Umur sel darah merah yang pendek pada penderita thalasemia mayor akan menyebabkan
limpa terus menerus bekerja tanpa henti, dan akan menyebabkan pembesaran limpa
(splenomegali). Hasilnya, akan terjadi peningkatan pembentukan bilirubin yang di sebabkan
oleh hancurnya sel darah merah.
Bilirubin mempunyai sifat yaitu mewarnai jaringan dengan warna kuning, maka dari itu, jika
seseorang yang sel darahnya di pecah di dalam limpa dalam jumlah yang sangat banyak akan
menimbulkan gejala kuning pada sekitar mata atau di telapak tangannya.
Pada anak-anak, bilirubin tidak boleh terlalu banyak di dalam tubuh, karena sifat lain dari
bilirubin adalah merusak sistem saraf di dalam otak. Jika sudah merusak otak, maka otak
tidak akan bisa kembali kepada kondisi normal.
Gejala lagi
Terus komplikasinya Bila penyakit ini tidak di tangani dengan baik maka tumbuh kembang
masa kehidupan anak akan terlambat, anak tidak nafsu makan dan bisa terjadi pembesaran
jantung karena anemia yang menyebabkan sel darah turun akan memaksa jantung untuk
bekerja terlalu keras untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
Jika penyakit ini masih terus berlanjut, maka tulang akan bekerja lebih keras lagi, dan akan
menyebabkan tulang menjadi lebih tipis dan rawan untuk patah. Limpa yang sudah membesar
akan menjadi lebih aktif untuk memecah sel darah merah, bahkan seluruh sel darah yang
bukan sel darah pun bisa di pecah oleh limpa dan menyebabkan semua seri sel darah akan
turun. Ini adalah keadaan yang di sebut pansitopenia.
Terus penatalaksanaannya dan apa yang sudah di temukan

You might also like