Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Lanjutan
Disusun Oleh:
Gabriella Malvisa 190110110024 Praghia Luthfitayana 190110110044 Hapsari Wulandari 190110110054 Primadhina N. P. H. 190110110064 Miranda Rizka 190110110078
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014
I. Permasalahan PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan bagi anak dengan memberi rangsangan pendidikan agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri, mampu bersosialisasi, percaya diri, mengembangkan ide, dan memiliki motivasi untuk belajar. Di PAUD Permata Bunda terjadi permasalahan mengenai motivasi belajar pada beberapa murid. Berdasarkan narasumber yang kami wawancarai, ditemukan fakta bahwa ternyata sebagian besar anak memunculkan sikap kurang antusias ketika guru menggunakan kata belajar ketika mengajak anak untuk belajar. Sebaliknya, anak lebih tertarik untuk belajar ketika diajak bermain yang sebenarnya di dalam permainan tersebut diberikan unsur pembelajaran. Misalnya, dalam belajar berhitung. Anak lebih tertarik ketika guru mengatakan Anak-anak, sekarang kita bermain angka yuk.. dibandingkan dengan Anak- anak, ayok sekarang kita belajar berhitung . Jadi, menurut kami masalah yang terjadi adalah antusias anak dalam belajar sangat tergantung pada cara atau metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
II. Landasan Teori 2.1. Ciri Perkembangan Motivasi Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978:13) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode selanjutnya. Departemen pendidikan Amerika Serikat (2005) mengatakan motivasi anak pada periode 4 6 tahun adalah mengeksplor lingkungan dan mengerjakan tugas yang menyenangkan dengan antusias. Dalam periode seperti ini penting untuk mengapresiasi apa yang mereka kerjakan untuk meningkatkan motivasi dan self esteem mereka.
2.2. Teori Stimulus-Respon Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. McQuail (Bungin, 2008: 277) menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah: (a) pesan (Stimulus); (b) seorang penerima atau receiver(Organism); dan (c) efek (Respons). Dalam penelitian ini dapat digambarkan unsur-unsur teori S-O-R (Stimulus-Organism- Response) sebagai berikut:
Gambar 1 Unsur-unsur Teori Stimulus-Respon
2.3. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri inividu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Adi, 1994: 154). Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practise) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
STIMULUS
ORGANISME
RESPONS
Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dari diri umat manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri (Wlodkowski, 2004:19).
III. Analisis / Pembahasan Masalah Pada kasus di atas, terjadi permasalahan dimana antusias anak PAUD dalam belajar sangat tergantung pada cara atau metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Sesuai dengan unsure dari teori stimulus-respons, setiap stimulus yang ditangkap oleh organism, akan menghasilkan sebuah respons. Dengan kata lain, respon adalah hasil dari stimulus. Dalam kasus ini, stimulusnya berupa cara mengajar guru yaitu bagaimana cara guru untuk menarik muridnya agar mau mengikuti kegiatan di PAUD. Kemudian stimulus tersebut ditangkap oleh murid dan akhirnya menghasilkan respons berupa motivasi atau kemauan murid untuk belajar. Oleh karena itu, respons atau motivasi murid sangat bergantung pada stimulus yang ditangkapnya. Pada permasalahan ini, terdapat dua cara mengajar yang diberikan guru kepada muridnya. Cara pertama adalah dengan mengajak murid belajar menggunakan kata belajar, dan kedua adalah dengan mengajak murid belajar menggunakan kata bermain. ketika guru menampilkan cara untuk mengajak murid belajar dengan kata belajar, murid menampilkan respons yang kurang antusias. Sebaliknya, ketika guru menampilkan cara mengajak murid belajar dengan kata bermain, murid menampilkan respons yang antusias. Perbedaan respons yang terjadi muncul karena murid mengalami perasaan yang berbeda. Respons yang kurang antusias tersebut muncul karena stimulus yang diberikan guru dirasakan kurang menyenangkan untuk anak murid, sedangkan respons antusias munccul karena stimulus yang diberikan guru dirasa menyenangkan STIMULUS CARA MENGAJAR GURU ORGANISME MURID PAUD PERMATA BUNDA RESPONS MOTIVASI BELAJAR MURID oleh anak murid. Stimulus tersebut dirasa menyenangkan oleh anak karena pada usia tersebut, anak sedang gemar bermain. Oleh karena itu, agar kegiatan belajar-mengajar baik, guru harus memikirkan stimulus apa yang sebaiknya diberikan kepada murid agar menghasilkan respons yang diinginkan. IV. Saran Guru sebaiknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi setiap muridnya. Guru harus mencari cara atau strategi yang dapat menarik minat murid untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, guru juga harus peka terhadap keadaan dan perilaku yang ditampilkan murid di kelas.
Sumber :
The Effects of Praise on Childrens Intrinsic Motivation : A review and Synthesis Psychological Bulletin 2002, vol. 128, No. 5, 774-795 Motivation at Preschool Age and Subsequent School Success : Role of Supportive Parenting and Child Temperament. 2012 Santrock, J.W . 2009 . Educational Psychology 4th edition. New York : Mc-Graw Hill