You are on page 1of 14

REFLEKSI KASUS

EPISTAKSIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan THT Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung
Dokter Pembimbing:
dr. Pramono, Sp.THT-KL
Disusun Oleh:
Luri Aulianti
20070300!0
KEPA"ITERAA" KLI"IK IL#U THT RSU$ TE#A"%%U"%
FAKULTAS KE$&KTERA" $A" IL#U KESEHATA"
U"I'ERSITAS #UHA##A$I(AH (&%(AKARTA
203
LE#)AR PE"%ESAHA"
REFLEKSI KASUS
EPISTAKSIS
T*la+ dipr*,*nta,i-an pada.
3 F*/ruari 203
&l*+. Luri Aulianti
$i,*tu0ui ol*+,
$o,*n P*m/im/in1 K*panit*raan Klini-
)a1ian Ilmu K*,*+atan THT
RSU$ T*man11un1
2dr. Pramono, Sp.THT-KL3
PE"%ALA#A"
Pasien anak laki-laki 13 tahun datang ke poliklinik THT RSUD Temanggung
dengan keluhan sering mimisan. Pasien mengalami mimisan terutama ika kelelahan
dan panas semenak ke!il. Terakhir mimisan kemarin dan teradi pada hidung kanan"
darah tidak ban#ak dan berhenti sendiri. Pasien tidak mengeluh mual muntah" batuk
$-%" pilek $-%" demam $-%. Ri&a#at pengobatan $-%.
Pemeriksaan 'isik didapatkan keadaan umum !ukup" kesadaran !ompos mentis"
pemeriksaan status lokalis pada hidung didapatkan adan#a titik perdarahan $luka% pada
(estibulum nasi bagian medial dekat dengan septum nasi dari nasal de)tra.
A. #ASALAH (A"% $IKA4I
1. *pa de'inisi dan etiologi epistaksis+
,. -agaimana pato'isiologi epistaksis+
3. -agaimana klasi'ikasi epistaksis dan masing-masing penatalaksanaann#a+
.. -agaimana komplikasi epistaksis+
). PE#)AHASA"
1. *pa de'inisi dan etiologi epistaksis+
$*5ini,i
Epistaksis adalah perdarahan yang keluar dari lubang hidung,
rongga hidung dan nasofaring. Penyakit ini disebabkan oleh
kelainan lokal maupun sistemik dan sumber perdarahan yang
paling sering adalah dari pleksus Kiessel-bachs. Epistaksis bukan
suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang mana
hampir 9 ! dapat berhenti sendiri.
Etiologi
a% Sebab lokal :
Trauma $mengorek hidung" benturan ringan" bersin" mengeluarkan ingus
terlalu keras" kena pukul" atuh" trauma pembedahan%
/elainan pembuluh darah $lo!al% $sering !ongenital" pembuluh darah lebih
lebar" tipis" aringan ikat dan sel-seln#a lebih sedikit.
Tumor $hemangioma" karsinoma" angio'ibroma%
0n'eksi lo!al
-enda asing
b% Sebab sistemik :
Pen#akit kardio(askular $hipertensi" kelainan pembuluh darah seperti pada
arteriosklerosis" ne'ritis kronik" sirosis hepatis%
/elainan darah $hemophilia" leukemia" trombositopenia" anemia" dis'ungsi
trombosit%
/elainan !ongenital $teleangiektasis hemoragik herediter%
0n'eksi sistemik $DH1" demam ti'oid" in'luen2a" morbili%
3angguan hormonal $hamil" menopause%
obat-obatan $misal : aspirin" antikoagulan" 4S*0D%
". Pato'isiologi
Pemeriksaan arteri kecil dan sedang pada orang yang
berusia menengah dan lanjut, terlihat perubahan progresif dari
otot pembuluh darah tunika media menjadi jaringan kolagen.
Perubahan tersebut ber#ariasi dari fibrosis interstitial sampai
perubahan yang komplet menjadi jaringan parut. Perubahan
tersebut memperlihatkan gagalnya kontraksi pembuluh darah
karena hilangnya otot tunika media sehingga mengakibatkan
perdarahan yang banyak dan lama. Pada orang yang lebih muda,
pemeriksaan di lokasi perdarahan setelah terjadinya epistaksis
memperlihatkan area yang tipis dan lemah. Kelemahan dinding
pembuluh darah ini disebabkan oleh iskemia lokal atau trauma.
3. /lasi'ikasi epistaksis dan penatalaksanaan#a
Kla,i5i-a,i
-erdasarkan sumber perdarahann#a epistaksis dibagi menadi , #aitu epistaksis
anterior dan epistaksis posterior.
a. 5pistaksis anterior
6erupakan enis epistaksis #ang paling sering diumpai terutama pada anak-
anak dan biasan#a dapat berhenti sendiri., Perdarahan pada lokasi ini
bersumber dari pleksus Kiesselbach $little area%" #aitu anastomosis dari
beberapa pembuluh darah di septum bagian anterior tepat di uung postero
superior (estibulum nasi. Perdarahan uga dapat berasal dari bagian depan
konkha in'erior. 6ukosa pada daerah ini sangat rapuh dan melekat erat pada
tulang ra&an diba&ahn#a. Daerah ini terbuka terhadap e'ek pengeringan udara
inspirasi dan trauma. *kibatn#a teradi ulkus" ruptur atau kondisi patologik
lainn#a dan selanutn#a akan menimbulkan perdarahan .
a. 5pistaksis posterior
Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri sfenopalatina dan
arteri etmoid posterior. Pendarahan biasanya hebat dan jarang
berhenti dengan sendirinya. $ering ditemukan pada pasien
dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan
penyakit kardio#askuler. %hornton &"'( melaporkan )1!
epistaksis posterior berasal dari dinding nasal lateral.
Penatalaksanaan
Tatalaksana epistaksis pada prinsipn#a men!akup 3 hal #aitu menghentikan
perdarahan" men!egah komplikasi" dan men!egah berulangn#a epistaksis.
6anaemen pertama termasuk menekan !uping hidung. Penekanan
langsung sebaikn#a dilakukan terus-menerus paling sedikit 7 menit. 6emiringkan
kepala lebih ke depan untuk menghindari terkumpuln#a darah pada 'aring
posterior" sehingga dapat menghindari nausea dan obstruksi alan napas.
/estabilan hemodinamik dan kelan!aran alan napas harus diperhatikan" ika perlu
dapat dilakukan resusitasi !airan ika teradi hipo(olemia.
Pada penanganan epistaksis" #ang terutama diperhatikan adalah perkiraan
umlah dan ke!epatan perdarahan. Pemeriksaan hematokrit" hemoglobin dan
tekanan darah harus !epat dilakukan. Pada pasien dalam keadaan s#ok" kondisi ini
harus segera diatasi. 8ika ada ke!urigaan de'isiensi 'aktor koagulasi harus
dilakukan pemeriksaan hitung trombosit" masa protrombin $PTT 9 Partial
Tromboplastin Time% dan masa tromboplastin $*PTT9*!ti(ated Partial
Tromboplastin Time%" sedangkan prosedur diagnosis selanutn#a dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan. -ila teradi kehilangan darah #ang ban#ak dan !epat"
harus di'ikirkan pemberian trans'usi sel-sel darah merah $packed red cell%
disamping penggantian !airan.
Sumber perdarahan di!ari dengan bantuan su!tion untuk membersihkan
hidung dari bekuan darah. /emudian tampon kasa #ang dibasahi dengan adrenalin
191:.::: dan lido!ain atau panto!ain ,; dimasukkan ke dalam rongga hidung
untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa n#eri pada &aktu tindakan-
tindakan selanutn#a. Tampon ini dibiarkan selama 3-7 menit. Dengan !ara ini
dapat ditentukan letak sumber perdarahan apakah di bagian anterior atau di
posterior.
a. 5pistaksis anterior
5pistaksis anterior terutama berasal dari pleksus kiesselba!h di septum
bagian anterior atau dari arteri etmoidalis anterior. 3eala klinikn#a elas
berupa perdarahan dari lubang hidung" biasan#a ringan" seringkali berulang
dan dapat berhenti sendiri. *pabila tidak berhenti dengan sendirin#a"
perdarahan anterior terutama pada anak" dapat di!oba dihentikan dengan
menekan hidung dari luar selama 1:-17 menit. -ila sumber perdarahan dapat
terlihat" tempat asal perdaharan dikaustik dengan larutan 4itras *rgenti
$*g4O3% ,7-3:;. Setelah itu area tersebut diberi antibiotik. -ila dengan !ara
kaustik perdarahan masih terus berlangsung" maka perlu dilakukan
pemasangan tampon anterior #ang dibuat dari kasa #ang diberi pelumas (aselin
atau salep antibiotik. Pemakaian pelumas ini agar tampon mudah dimasukkan
dan tidak menimbulkan perdarahan baru saat dimasukkan atau di!abut.
Tampon dimasukkan dengan disusun teratur dan harus dapat menekan asal
perdarahan" dipertahankan selama , ) ,. am" setelah itu harus dikeluarkan
untuk men!egah in'eksi hidung. Selama , hari pemasangan tampon dilakukan
pemeriksaan penunang untuk men!ari 'aktor pen#ebab epistaksis.
b. 5pistaksis posterior
5pistaksis posterior umumn#a berasal dari rongga hidung posterior
melalui !abang arteri s'enopalatina. 5pistaksis posterior seringkali
menunukkan geala #ang tidak terlalu elas seperti mual" muntah darah" batuk
darah" anemia dan biasan#a epistaksis posterior melibatkan pembuluh darah
besar sehingga perdarahan lebih hebat arang berhenti spontan. Tatalaksana
epistaksis posterior dilakukan dengan pemasangan tampon posterior" #ang
disebut tampon -ello<. Sebagai pengganti tampon -ello<" dapat digunakan
kateter 1olle# nomor 1,1 atau 1.1.
-ila tampon posterior dan anterior gagal mengendalikan epistaksis"
maka perlu dilakukan ligasi arteri spesi'ik. *rteri tersebut antara lain arteri
karotis eksterna" arteri maksilari interna dengan !abang terminusn#a" arteri
s'enopalatina dan arteri ethmoidalis posterior dan anterior.
Pemeriksaan laboratorium #ang dapat dilakukan untuk men!ari pen#ebab
epistaksis seperti :
1. Hemoglobin
,. Hematokrit
3. *ngka trombosit
*. 1aktor pembekuan $'aktor =000" 0> dll%
7. -leeding Time
?. @loting Time
A. PTT $Partial Tromboplastin Time%
). 6asa tromboplastin $*PTT9*!ti(ated Partial Tromboplastin Time%
Pengobatan #ang diberikan pada penderita epistaksis antara lain :
Lo6al
5pine'rin #ang bere'ek (asokonstriksi" digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan. @ara pemakaiann#a dengan mengoleskan
kapas #ang telah dibasahi dengan larutan 1:1::: ke dalam ka(um nasi selama
7-1: menit
Si,t*mi-
*sam trane)amat $/alne)%" sebagai anti plasmin bekera
menghambat akti(itas dari a!ti(ator plasminogen dan plasmin. Sebagai
hemostatik bekera men!egah degradasi 'ibrin" meningkatkan agregasi
platelet" memperbaiki kerapuhan (askuler dan meningkatkan akti(itas 'aktor
koagulasi. -ila diberika 0= dianurkan untuk men#untikkan perlahan-lahan
$1: ml91-, menit%.
/arba2okrom 4a Sul'onat $*DO4*%. 6ekanisme kera dengan
menghambat peningkatan permeabilitas kapiler" meningkatkan resistensi
kapiler. Diindikasikan untuk perdarahan disebabkan menurunn#a resistensi
kapiler dan meningkatn#a permeabilitas kapiler.
*. /omplikasi dapat teradi sebagai akibat dari epistaksisn#a sendiri atau
sebagai akibat dari usaha penanggulangan epistaksis.
*kibat perdarahan #ang hebat dapat teradi aspirasi darah ke dalam saluran
napas ba&ah" uga dapat men#ebabakan s#ok" anemia dan gagal ginal.
Turunn#a tekanan darah se!ara mendadak dapat menimbulkan hipotensi"
hipoksia" iskemia serebri" insu'isiensi koroner sampai in'ark miokard sehingga
dpat men#ebabkan kematian. Dalam hal ini pemberian in'use atau trans'use
darah harus dilakukan se!epatn#a.
*kibat pembuluh darah #ang terbuka dapat teradi in'eksi" sehingga perlu
diberikan antibiotik.
Pemasangan tampon anterior dapat men#ebabkan rino-sinusitis" otitis media"
septikemia atau toxic shock syndrome. Oleh karena itu" harus selalu diberikan
antibiotik pada setiap pemasangan tampon hidung" dan setelah ,-3 hari tampon
harus di!abut. -ila perdarahan masih berlanut dipasang tampon #ang baru.
*kibat mengalirn#a darah melalui tuba 5usta!hius dapat teradi
hemotimpanum.
*kibat mengalirn#a darah se!ara retrograde melalui duktus nasolakrimalis
dapat teradi airmata berdarah bloody tears!"
Pemasangan tampon posterior $tampon -ello<% dapat men#ebabkan laserasi
palatum atau sudut bibir" ika benang #ang keluar dari mulut terlalu ketat
dilekatkan pada pipi. 8ika dipasang kateter balon atau tampon balon tidak boleh
dipompa terlalu keras karena dapat men#ebabkan nekrosis mukosa hidung atau
septum.
Selama tampon terpasang a&asi atau monitor tanda-tanda (ital seperti suhu"
nadi" tekanan darah dan respirasi. Hati-hati dengan peningkatan suhu #ang
tinggi selama tampon terpasang karena bisa men#ebabkan sepsis oleh karena
itu saat memasang tampon perlu diberikan antibiotik.
Pada pemasangan tampon posterior apabila tekanan dalam ka(um nasi terlalu
besar maka akan dapat men#ebabkan oklusi pada tuba #ang dapat
meningkatkan in'lamasi. Oleh karena itu selama pemasangan tampon perlu
diberikan antiin'lamasi serta pemasangan tampon angan terlalu menekan.
7. $&KU#E"TASI
. Id*ntita, Pa,i*n
4ama : *n. R*
8enis /elamin : Baki-laki
Umur : 13 tahun
*lamat : 4gadireo
2. Anamn*,i,
K*lu+an Utama . sering mimisan
Ri8a9at P*n9a-it S*-aran1 . Pasien anak laki-laki 13 tahun datang ke poliklinik
THT RSUD Temanggung dengan keluhan sering
mimisan. Pasien mengalami mimisan terutama ika
kelelahan dan panas semenak ke!il. Terakhir
mimisan kemarin dan teradi pada hidung kanan"
darah tidak ban#ak dan berhenti sendiri Pasien
tidak mengeluh mual muntah" batuk $-%" pilek $-%"
demam $-%. Ri&a#at pengobatan $-%" ri& atuh $-%"
ri& trauma $-%
Ri8a9at P*n9a-it $a+ulu . ri&a#at keluhan serupa $C%" ri&a#at trauma $-%"
ri&a#at konsumsi obat $-%
Ri8a9at P*n9a-it K*luar1a . tidak ada anggota keluarga #ang mengalami sakit
serupa
3. P*m*ri-,aan Fi,i-
/eadaan Umum : baik
/esadaran : @6
=ital Sign : Tensi 1::9?: mmHg
4adi D. )9menit
Respirasi ,: )9menit
Suhu 3A"?
:
@
/epala : konungti(a anemis $-9-%" pupil isokor" s!lera ikterik $-9-%.
Beher : tekanan (ena ugularis tidak meningkat" lnn tidak teraba.
8antung : suara S1 dan S, reguler" bising $-%.
*bdomen : bising usus $C% normal" supel" timpani $C%.
5kstremitas : akral hangat" hemiparesis $-%" oedem $-%.
Status lokalis :
- T*lin1a 2in,p*-,i, palpa,i3
*D9*S : aurikula $dbn%" !analis auri!ularis $dbn%" otore $-%" edema $-%" hiperemis
$-%" 'urunkulosis $-%" tanda-tanda radang $-%" serumen $C9C% !air kekuningan"
n#eri tekan tragus $-9-%" n#eri mastoid $-9-%" sul!us retroauri!ular $C9C%"
pemeriksaan otoskopi $tidak dilakukan9tidak dilakukan%.
- Hidun1 2in,p*-,i, palpa,i3
De'ormitas $-%" de(iasi nasal $-%" massa$-%" darah $C%" titik perdarahan $C%pada
(estibulum nasi bagian medial dekat dengan septum nasi dari nasal de)tra " n#eri
tekan $-%" krepitasi $-%
SP4 : edema nasal $-%" n#eri tekan pipi9kelopak mata ba&ah $-%" n#eri tekan
pangkal hidung $-%
Rhinoskopi anterior 4D94S : mukosa hiperemis $C9-%" mukosa edema $C9-%"
konka hiperemis $C9C%" konka edema $C9C%" massa $-9-%" benda asing $-9-%"
(imbrissae $C9C%" perdarahan $C9-%.
Rhinoskopi Posterior tidak dilakukan.
- T*n11oro-an dan larin1 2in,p*-,i, palpa,i3
Trakea letak sentral" gld. Th#roid tak teraba" massa $-%" n#eri telan $-%.
@a(um oris : mukosa bukalis $dbn%" ar!us 'aringeus $dbn%" isthmus 'aringeus
$dbn%" palatum $dbn%" u(ula letak sentral" gerakan u(ula simetris" mukosa
oro'aring hiperemis.
Tonsil : T1-T1.
E. $AFTAR PUSTAKA
-ano(et2" 8. D. 1EEA. #$I%S #uku &jar 'enyakit THT. 5disi =0. 53@ : 8akarta.
6ansoer" *. ,::7. Kapita Selekta Kedokteran. 5disi 000. 1/U0 : 8akarta
Soepardi" 5. *." dkk. ,::A. #uku &jar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala ( )eher. 1/U0 : 8akarta.

You might also like