You are on page 1of 21

= perilaku bahan yang menunjukkan hubungan antara

beban atau gaya yang dikenakan dengan response


atau deformasi bahan tersebut.
Perilaku mekanik terpenting :
Kekuatan ( strength )
Kekerasan ( hardness )
Duktilitas ( ductility )
Kekekaran ( stiffness )
Konsep Tegangan-Regangan (Stress-Strain)
Beban statik merata pada seluruh penampang lintang
permukaan benda
4 cara pembebanan : (a)tarik, (b)tekan, (c)geser, (d)puntir
Uji tarik :
- hubungan beban - perpanjangan
- engineering stress = =F/A
o
[N/m]
- engineering strain = = (
i
-
o
)/
o
= /
o

Uji tekan :
- = uji tarik, tapi F < 0 o < 0 ; < 0
Uji geser dan puntir :
- tegangan geser = = F/A
- regangan geser = = tan
- gaya puntir gerak rotasi sekeliling sumbu
panjang pada satu ujung dan ujung lain tetap
Stress-Strain Behavior
Hukum Hooke : = E .
E = modulus elastisitas = modulus Young (tabel 6.1)
= kekekaran (stiffness)
o c deformasi elastik (jika beban dilepas kembali
ke bentuk asal)
Regangan elastik : regangan ikatan antar atom E
kekuatan ikatan antar atom (fig. 6.6)
E = f (T) fig. 6.7
Tegangan geser : = G. ; G = modulus geser (tabel 6.1)
Anelasticity = time-dependent elastic behavior
: logam diabaikan ; polymer viscoelastic
behavior
Elastic Properties
Tegangan tarik dalam arah sumbu z
- perpanjangan dalam arah sumbu z : c
z

- penyempitan dalam arah sumbu x dan y : c
x
=

c
y
(< 0)
Poissons ratio : v =
Bahan isotropik : v = 0,25-0,50
Logam & paduan : v = 0,25-0,35

Hubungan moduli geser,elastik dan nisbah Poisson :
E = 2G ( 1+ v) ; logam : G ~ 0,4E

Bahan anisotropik : E = f ( arah kristalografi )
Bahan konstruksi umumnya polikristalin isotropik
z
y
z
x
c
c
=
c
c

Contoh soal no 1
Sebuah batang kuningan berbentuk silinder berdiameter 10 mm. Hitung
beban tarik sepanjang sumbu z untuk menghasilkan perubahan
diameter 2,5.10
-3
mm jika deformasinya elastik.
Beban tarik F spesimen bertambah panjang Al ke arah
sb z dan mengalami penyusutan diameter Ad = 2,5.10
-3
mm
pada sb x
c
x
= Ad/d
o
= - 2,5.10
-3
/ 10 = - 2,5.10
-4

Regangan pada sb z : c
z
= - c
x
/v = - (- 2,5.10
-4
)/0,34 =
7,35.10
-4

Perhitungan tegangan dgn pers 6.4 & E pada tabel 6.1 :
o = E. c
z
= 97.10
3
Mpa x 7,35.10
-4
= 71,3 Mpa
Beban tarik : F = o.A
o
= o.(d
o
/2)
2
.t
= 71,3.10
6
N/m
2
(10
-2
/2 m)
2
t = 5600 N
Deformasi plastik : pemutusan
ikatan antar atom tetangga dan
pembentukan ikatan dengan
atom tetangga baru, pada c >
0,005
Padat kristalin : deformasi
karena slip (gerakan dislokasi)
Padat amorf : deformasi dgn
mekanisme aliran viscous
Titik P = proportional limit =
tegangan yang menyebabkan
deformasi plastik mulai terjadi
bahan mulai luluh (yielding)
Yield point phenomenon
Strain offset
Letak titik P susah ditentukan = titik potong antara grs //
kurva elastik berjarak c = 0,002 dgn kurva o - c jarak grs
// = strain offset
Necking starts
fracture
Kuat Luluh (Yield Strength) tabel 6.2
Kuat luluh : o
y
=
tegangan pada titik P
Bahan yang daerah
elastiknya tidak linier
tidak ada strain
offset kuat luluh =
tegangan pada c =
0,005
Transisi elastik
plastik jelas, ada
upper & lower yield
points yield point
phenomenon ; o
y
=
lower yield point
TS = tensile strength = kuat tarik
= tegangan tarik maksimum yang dapat ditanggung
bahan (titik M)
tabel 6.2
jika tegangan sebesar kuat tarik tetap dikenakan
necking (penyempitan) fracture (patah ; titik F)
0.002
Contoh :
diagram o -c untuk
kuningan
Contoh soal no 2 (diagram o - c untuk kuningan)
a) Modulus elastisitas : ?
E = Ao/Ac = (o
2
- o
1
)/(c
2
- c
1
) = (150 0)/(0,0016 0) = 93,75 GPa
b) Kuat luluh dengan strain offset 0,002 : ?
dari c = 0,002 ditarik grs // kurva elastik hingga memotong kurva o -
c titik potong pada o = 250 MPa = o
y
kuningan
c) Beban maksimum yg dpt ditahan oleh spesimen berdiameter awal
12,5 mm : ?
TS = tegangan maksimum = 450 MPa
beban maksimum : F = o.A
o
= 450.10
6
(12,8.10
-3
/2)
2
.t = 57.900 N
d) Perubahan panjang Al jika o = 345 MPa ?
o = 345 MPa c = 0,06
l
o
= 250 mm Al = c.l
o
= 0,06 x 250 = 15 mm
Keuletan (ductility) tabel 6.2
= Ukuran derajat deformasi plastik yang dapat ditanggung
bahan hingga saat patah
dinyatakan sebagai :
% elongation : % EL = ((
f
-
o
)/
o
) x 100% , atau
% area reduction : % AR = ((A
o
A
f
)/A
o
) x 100%
Bahan yang sedikit / tidak
mengalami deformasi plastik
sebelum patah = bahan
rapuh (brittle ;
f
s 5%)
Pengaruh temperatur :
T | TS dan o
y
+
keuletan |
Resilience
= kapasitas bahan untuk menyerap energi saat mengalami
deformasi elastik
Modulus of resilience =

= energi regangan per satuan volum untuk memberi
tegangan pada bahan hingga mulai luluh
= luas daerah di bawah kurva - hingga kuat luluh
Daerah elastik kurva - linier
U
r
=
y

y
=
y
(
y
/E) =
y
/ 2E
satuan : J/m
3
= Pa
bahan resilient = bahan dengan
y
>> dan E <<
bahan konstruksi pegas

}
c o =
c
y
d . U
r
0
Ketangguhan (Toughness)
= Ukuran kemampuan bahan untuk menyerap energi
hingga patah (tergantung geometri spesimen & cara
penerapan beban)
Pembebanan dinamik (high strain rate), mis : impact test
notch toughness
Fracture toughness : ketahanan bahan yang sudah retak
hingga patah
Pembebanan statik (low strain rate), uji tarik
ketangguhan = luas daerah di bawah kurva - hingga
patah
Satuan ketangguhan : energi per satuan volum bahan
bahan tangguh = bahan kuat & duktil (luas ABC > ABC)
True Stress & Strain
Setelah lewat titik M, + tetapi bahan menjadi lebih kuat,
karena luas penampang di daerah necking + tidak
terdeteksi dengan dan
True stress =
T
= F/A
i
; A
i
= luas penampang sesaat
True strain =
T
= ln (
i
-
o
) ; l
i
= panjang sesaat
tidak ada perubahan volum A
i

i
= A
o

o

T
= (1+)

T
= ln (1+)
stress di daerah neck tidak hanya
axial correct (axial) stress < beban
/ luas penampang terukur kurva
corrected
antara awal deformasi plastik hingga
awal necking :
T
= K.
T
n

K,n = konstanta = f (jenis & kondisi
bahan) tabel 6.3
n = strain hardening exponent < 1
Contoh soal no 2 lanjutan
e) Duktilitas jika o
f
= 380 MPa & c
z,f
= 0,37 : ?
pers 6.7 : c
x
= - v. c
z
= - 0,34 x 0,37 = - 0,1258
c
x
= Ad/d
o
Ad = - 0,1258 x 12,8 = 1,6 mm
d
f
= 14,4 mm


f) True stress pada saat patah ?
beban saat patah : F = o
f
A
o
= 380.10
6
x 128,7.10
-6
=
48,9 kN
true stress : o
T
= F/A
f
= 48900/162,9.10
-6
= 300,2 MPa
56 26 100
2
8 12
2
4 14
2
8 12
100
2
2 2
0
0
, x
,
, ,
x
A
A A
AR %
f
=
t
t t
= |
.
|

\
|
=
Kekerasan (Hardness)
= Ukuran ketahanan bahan terhadap deformasi plastik lokal
Uji kekerasan lebih sering dilakukan d/p uji mekanik lain :
1. Sederhana dan tidak mahal
2. Relatif tidak merusak (non destructive)
3. Dapat digunakan untuk memperkirakan TS
kualitatif : skala Mohs
Indeks kekerasan
kuantitatif : Indentasi permukaan dgn
indenter + beban + laju ttt
Hasil pengukuran kekerasan relatif , tergantung teknik
pengukuran !!!

Uji Kekerasan Rockwell
sederhana, mudah dilakukan
untuk semua jenis logam dan paduan
angka kekerasan = f (selisih kedalaman penetrasi
indenter dengan beban minor dan major)
Berdasarkan besar beban : uji Rockwell dan superficial
Rockwell tabel 6.5a & b
Dinyatakan dengan angka dan simbol skala, contoh :
80HRB = kekerasan Rockwell 80 pada skala B
60HR30W = kekerasan superficial 60 pada skala 30W
harga kekerasan > 100 dan < 20 tidak teliti
Tebal spesimen > 10 x kedalaman indentasi
Jarak antara pusat indentasi ke tepi spesimen, atau ke
pusat indentasi yang lain > 3 x diameter indentasi
Spesimen tidak boleh ditumpuk
Permukaan spesimen harus datar
Uji Kekerasan Brinell
Indenter = bola baja atau bola tungsten karbida, = 10
mm
Beban : 500 - 3000 kg ; waktu : 10 & 30 detik
P = beban (kg)
D = diameter indenter (mm)
d = diameter indentasi (mm)

Uji Kekerasan mikro Knoop dan Vickers
(diamond pyramid)

HV = 1,854 P/d
1
2
P = 1- 1000 g d
1
= diagonal
indentasi


HK = 14,2 P/
2
= diagonal panjang indentasi
lihat tabel 6.4 !!!
) d D D ( D
P
HB
2 2
2
t
=
Konversi Kekerasan
Hubungan Kekerasan dengan Kuat Tarik
Baja : TS (Mpa) = 3,45 x HB
TS (psi) = 500 x HB
Koefisien : kuningan < baja < besi cor nodular
Design / Safety Factors

d
= N
c

d
= design stress
N = design factor

c
= calculated stress level, based on
max load


w
=
y
/ N
w
= working stress = safe stress
N = safety factor : 1,3 4,0

y
= yield strength

You might also like