Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2
Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2
Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2Artikel Gambaran Kadar Hdl 2
PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER Fikri Abdul Jabbar/ P17334111042/ Diploma III/ Jl Babakan Loa 10 Cimahi Utara 40514/ apikisibungsu@gmail.com ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit kompleks terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner karena proses aterosklerosis. Proses ini sering terjadi pada kasus kelainan lipoprotein, terutama dikarenakan kadar LDL yang tinggi dan kadar HDL yang rendah. LDL memiliki hubungan yang positif dengan PJK. Sebaliknya, HDL memiliki hubungan terbalik dengan PJK. Semakin tinggi kadar HDL, semakin rendah kejadian PJK. Namun, penyelidikan baru-baru ini mulai meragukan hubungan tersebut karena diduga telah terjadi HDL yang disfungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase kadar HDL rendah, normal, dan tinggi pada penderita PJK. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 30 penderita PJK yang memiliki kadar LDL normal yang didapatkan dari RSUD Al-Ihsan Baleendah dan RSUP Hasan Sadikin Bandung. Pemeriksaan kadar HDL dilakukan di laboratorium kimia klinik Jurusan Analis Kesehatan dengan metode presipitasi yang dilanjutkan dengan metode CHOD-PAP. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar HDL pada penderita PJK 57% rendah, 33% normal, dan 10% tinggi dari nilai rujukan. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan penelitian mengenai gambaran kadar HDL berdasarkan kriteria yang lebih spesifik. Kata Kunci : PJK, Aterosklerosis, HDL ABSTRACT Coronary heart disease (CHD) is a complex disease due to the narrowing or blockage of the coronary arteries due to atherosclerosis. This process often occurs in the case of lipoprotein abnormalities, mainly due to high LDL levels and low HDL levels. LDL has a positive association with CHD. In contrast, HDL has an inverse relationship with CHD. The higher the HDL level, the lower the incidence of CHD. However, recent investigations have started to doubt that relationship because it is alleged hdl dysfunction has occurred. The purpose of this research is to determine the percentage of low HDL levels, normal, and high in patients with CHD. This is a descriptive study. Sample size was 30 patients with CHD who have normal LDL levels were obtained from Al-Ihsan Baleendah Hospital and Hasan Sadikin Bandung Hospital. HDL levels test conducted in the clinical chemistry laboratory of Analis Kesehatan Department with the precipitation method, continued by the CHOD-PAP method. The results of this research it can be concluded that the levels of HDL in patients with CHD are 57% lower, 33% normal, and 10% higher than the reference value. On further study is recommended to do research on hdl levels base on more spesific criteria. Key Words : CHD, Atherosclerosis, HDL PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab utama kematian di dunia. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal karena PKV pada tahun 2008, mewakili 30% dari jumlah kematian di dunia. Dari korban PKV ini, diperkirakan 7,3 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner (PJK). Lebih dari 80% kematian yang diakibatkan PKV terjadi di negara-negara menengah dan miskin, termasuk Indonesia. PJK disebabkan oleh karena terjadinya aterosklerosis pada pembuluh koroner jantung. Aterosklerosis ini sering terjadi pada orang yang ARTIKEL PENELITIAN 2
mengalami hiperlipidemia, terutama dikarenakan kadar LDL (low density lipoprotein) yang berperan sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan perifer memiliki kadar yang lebih tinggi dari kadar normalnya, namun PJK tidak hanya terjadi pada orang yang memiliki kadar LDL tinggi tetapi orang yang memiliki kadar LDL normal bisa terkena PJK. [1, 2, 3] Pada penderita PJK dengan kadar LDL normal sering dikaitkan dengan penurunan kadar HDL (high density lipoprotein). Berbeda dengan LDL, HDL yang berperan sebagai pengangkut balik kolesterol memiliki hubungan terbalik dengan kejadian aterosklerosis. Semakin rendah kadar HDL semakin tinggi risiko terjadinya aterosklerosis. Namun, penyelidikan baru- baru ini mulai meragukan hubungan terbalik antara kadar HDL dengan kejadian aterosklerosis. Bukti-bukti sedang terkumpul yang mendukung konsep bahwa tingginya kadar HDL tidak selalu dapat memprediksikan turunnya risiko terhadap aterosklerosis koroner atau PJK. Hal ini diduga karena telah terjadi HDL yang disfungsi. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui persentase kadar HDL rendah, normal, dan tinggi pada penderita PJK. [4, 5, 6,7] METODE Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan desain penelitian berupa serum yang didapatkan dari penderita PJK lalu diukur kadar HDL. Populasi penelitian adalah seluruh penderita PJK. Sampel penelitian berdasarkan teori Bailey sebanyak 30. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara simple random dengan kriteria inklusi sampel positif penderita PJK dan kadar LDL normal ( <130 mg/dL). Penelitian mulai dilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2014 di Laboratorium Kimia Klinik Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Bandung serta RSUD Al-Ihsan dan RSUP Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan sampel. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar HDL serum penderita PJK dan data sekunder kadar LDL yang diperoleh dari hasil laboratorium penderita PJK. Metode yang digunakan dalam menentukan kadar HDL ini dilakukan dengan dua tahap yaitu metode presipitasi PTA (phosphotunstic acid) yang dilanjutkan dengan metode CHOD-PAP (cholesterol oxidase para amino phenazone). Serum yang digunakan diendapkan dulu kandungan LDL, VLDL, dan kilomikronnya dengan cara sebagai berikut : Tabel 1 Cara Presipitasi PTA Serum Sampel Kontrol Serum 500 L - Kontrol - 500 L Presipitasi PTA 50 L 50 L Dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, lalu disentrifuge selama 15 menit pada 4000 rpm. Supernatan yang diperoleh diperiksa kadar HDL dengan cara sebagai berikut : Tabel 2 Cara Pemeriksaan Kadar HDL
Blanko Standar Kontrol Sampel Standar - 25 L - - S. kontrol - - 25 L - S. sampel - - - 25 L Reagen kolestrol 1000 L 1000 L 1000 L 1000 L Dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, dibaca hasil pada fotometer dengan panjang gelombang 500 nm. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.
ARTIKEL PENELITIAN 3
HASIL PENELITIAN Data hasil pemeriksaan kadar HDL diolah dengan statistik deskriptif dengan menggunakan program aplikasi SPSS sehingga didapatkan data sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Statstik Deskriptif Kadar HDL Statistics kadar_HDL Keterangan N Valid 30 30 Missing 0 0 Mean 39.17 1.5333 Mode 36 1.00 Std. Deviation 14.079 .68145 Minimum 7 1.00 Maximum 66 3.00 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kadar HDL pada penderita PJK masih berada di bawah nilai rujukan sebesar 39 mg/dL. Terdapat sampel yang memiliki kadar HDL yang sangat rendah. Dari sampel penelitian ini juga terdapat kadar HDL yang tinggi namun masih mendekati batas normal.
Gambar 1 Hasil Pemeriksaan Kadar HDL pada Penderita PJK Dari hasil pemeriksaan kadar HDL serum pendertita PJK diperoleh bahwa sebanyak 57% sampel memiliki kadar HDL yang rendah, 33% sampel memiliki kadar HDL normal, dan 10% sampel memiliki kadar HDL tinggi. PEMBAHASAN Penyakit jantung koroner terjadi karena proses aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya suplai darah ke miokardium akibat tersumbatnya arteri koroner. Aterosklerosis ini merupakan proses pembentukan plak pada dinding pembuluh darah yang terjadi secara bertahap dan menahun. Proses ini sangat kompleks tidak terjadi secara spontan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis kelamin, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus, merokok, dan riwayat keluarga. Bukti-bukti laboratorium dan klinis telah menunjukan bahwa aterosklerosis bukan suatu kelainan deposisi lipid sederhana, namun ternyata juga merupakan suatu proses inflamasi, dari mulai terjadinya aterogenesis, sampai timbul gejala klinik yang disertai koyaknya plak dan trombosis. [8, 9] Kolesterol memiliki peran penting dalam proses aterosklerosis. LDL yang berperan sebagai pengangkut kolesterol dalam tubuh ke jaringan perifer merupakan faktor independent untuk terjadinya aterosklerosis koroner. Semakin tinggi kadar LDL, semakin tinggi pula risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Untuk menyeimbangkan kerja dari LDL, diperlukan HDL yang berperan sebagai pengangkut balik kolesterol dari jaringan perifer ke hati. Selain berperan sebagai pembawa balik kolesterol, HDL memiliki fungsi lain dalam mengurangi risiko aterosklerosis koroner yaitu sebagai anti- inflamasi dengan cara menghambat ekspresi atau kerja dari adhesion molecules sehingga monosit tidak melekat pada endotel dan menghambat aktivasi monosit dengan cara berinteraksi langsung antara Apolipoprotein A1 (ApoA1) yang dimiliki oleh HDL dengan limfosit T. Lalu sebagai anti-oksidan dengan cara mencegah oksidasi fosfolipid dan menghidrolisis LDL yang teroksidasi dengan bantuan enzim paraoxonase-1 (PON-1). HDL juga berperan dalam melindungi endotel dari kerusakan dan apoptosis dengan cara memblokir sinyal intraseluler yang terlibat dalam apoptosis. Serta berperan sebagai antitrombotik dengan cara menghambat induksi kolagen, ADP, trombin sehingga mencegah aktivasi platelet dan merangsang endotel mengeluarkan prostasiklin. [10, 11, 12, 13, 14, 15] 57% 33% 10% Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Rendah Normal Tinggi ARTIKEL PENELITIAN 4
HDL dan LDL merupakan faktor yang sangat penting dalam memprediksi PJK. Pada kasus pasien PJK yang memiliki kadar LDL normal yang perlu diperhatikan adalah HDL, dimana jika terjadi penurunan kadar HDL proses pengangkutan kolesterol dalam tubuh akan terganggu. Sehingga HDL merupakan faktor prediktif utama untuk kejadian PJK. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penderita PJK dengan kadar LDL yang normal didapatkan 57% dari pendertia PJK memiliki kadar HDL yang rendah dibawah nilai rujukan. Rendahnya kadar HDL pada penderita PJK merupakan kasus yang umum terjadi. Pada saat kadar HDL menurun keseimbangan transportasi kolesterol dalam tubuh terganggu. Hal ini dapat menyebabkan penimbunan kolesterol di jaringan tepi yang dapat mengakibatkan aterosklerosis. HDL yang rendah bisa disebabkan karena faktor keturunan atau gaya hidup yang tidak baik, seperti kebiasaan merokok, inaktivasi fisik atau jarang berolahraga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batic- Mujanovic dkk merokok dapat menurunkan kadar HDL. [16, 17, 18, 19, 20] PJK tidak hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan lipid. Orang yang memiliki kadar HDL dan LDL kolesterol normal bisa terkena penyakit tersebut. Kejadian ini bisa terjadi disebabkan adanya faktor lain yang dapat menimbulkan PJK, misalnya adanya penyakit yang mendahuluinya seperti hipertensi. Hipertensi dapat menyebabkan perubahan struktur pembuluh darah sehingga mengalami penebalan, membesar, dan mengeras. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan endotel yang merupakan faktor utama dalam proses pembentukan aterosklerosis. Pada penelitian ini terdapat 10% penderita PJK yang memiliki kadar HDL tinggi di atas nilai rujukan. Tingginya kadar HDL dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor genetik, gaya hidup, dan obat-obatan. Namun, pemberian obat-obatan untuk menaikan kadar HDL pada penderita PJK tidak selalu efektif karena memberikan hasil yang kurang memuaskan. Berdasarkan penelitian hubungan terbalik antara HDL dengan penderita PJK yang mendapatkan pengobatan untuk menaikan HDL melemah dilihat dari angka kematian karena penyakit jantung tidak berbeda signifikan dengan penderita yang tidak mendapatkan pengobatan untuk menaikan HDL. [8, 19] Kadar HDL yang tinggi tidak selalu dapat memberikan perlindungan terhadap kejadian PJK. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Doreen DeFaria Yeh dkk tentang Risk Factors for Coronary Artery Disease in Patients with elevated High-Density Lipoprotein Cholesterol. Penelitian tersebut menegaskan gagasan yang menyatakan tentang adanya kejadian PJK terhadap pasien yang memiliki kadar HDL tinggi. Tingginya kadar HDL pada penderita PJK juga dapat mengindikasikan adanya kelainan pada HDL itu sendiri. Adanya kelainan terhadap ApoA1 yang merupakan protein utama pada HDL dapat menyebabkan HDL menjadi disfungsional dan pro-inflamasi. Hal ini bisa terjadi karena ApoA1 mengalami oksidasi karena pengaruh dari enzim mieloperoksidase (MPO) yang terdapat di sel darah putih. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Undurti dkk tentang Modification of high density lipoprotein by myeloperoxidase generates a pro-inflammatory particle. [21, 22, 23] HDL yang disfungsi juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan karena terjadinya oxidative stress sehingga merusak ApoA1 dan dapat mengganggu biosintesis dan maturasi HDL dengan cara menurunkan produksi enzim LCAT (Lechitin Cholesteryl Acyl Transfer- ase). Menurunnya enzim ini dapat me- nyebabkan pembentukan HDL 2 terganggu sehingga fungsi HDL untuk menganggkut kolesterol menurun. HDL yang disfungsi ini dapat memperburuk PJK karena fungsinya yang telah mengalami perubahan. [20, 22] DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization. 2013. Cardiovascular disease (CVDs). ARTIKEL PENELITIAN 5
2. Price, S. A. & Wilson L. M. 2012. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta : EGC. 3. Better Health Channel Fact Sheet. 2013. Heart disease-risk factors. Dalam : www.betterhealth.vic.gov.au. [diunduh pada tanggal 16 September 2013 18.38] 4. Barter, Philip. 2005. The Role of HDL- Cholesterol in Preventing Atherosclerotic Disease.European Society of Cardiology. 5. International Atherosclerosis Society. 2009. Satellite Symposium High Density Lipoprotein and Atherosclerosis. International Atherosclerosis Society. 6. Dullaart, R.P.F. 2010. Arteriosclerosis Thrombosis, and Vascular Biology. American Heart Association. 7. Navab, M. et al. 2009. The Role of Dysfunctional HDL in Atherosclerosis. Journal of Lipid Research. 8. Robbins, Stanley L & Kumar Vinay. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7 Diterjemahkan oleh Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Airlangga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 9. Wijaya, Andi & Rita Kurniasih. 2001. High Sensitivity C-Reaktive Protein. Penanda Baru dan Menjanjikan untuk Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Laboratorium Klinik Prodia. 10. Tomkin, Gerald H & Daphne Owens. 2012. LDL as Cause of Atherosclerosis. Ireland : The Open Atherosclerosis & Thrombosis Journal. 11. Tall, Alan R. 2013. Plasma High Density Lipoproteins. New York : Department of Medicine Columbia University College of Physicians & surgeons. 12. Barter, Philip J,. et al. 2004. Antiinflammatory of HDL. American Heart Association. 13. Tomas, Marta., et al. 2004. The antioxidant Function of High density Lipoproteins: A New Paradigm in Atherosclerosis. Spain : Ravescardiol. 14. Nofer, Jezry-Roch., et al. 2001. Suppression of Endothelial Cell Apoptosis by High density Lipoprotein and HDL-associated Lysosphingolipids. Germany : JBC the Journal of Biological Chemistry. 15. Hafiane, Anouar & Jacques Genser. 2013. HDL, Atherosclerosis, and Emerging Therapies. Hindawi Publishing Corporation. 16. Barter, P., et al. 2007. HDl Cholesterol, Very Low of LDL Cholesterol, and Cardiovascular events. Sydney : Heart Research Institute. 17. Sacks, FM., et al. 2002. Coronary Heart Diesease in Patients with Low LDL cholesterol : Benefit of pravastatin in diabetics and enhanced role for HDL- cholesterol and Triglycerides as Risk Factors. Boston: Circulation. 18. Toth, Peter P. 2004. High-Density Lipoprotein and Cardiovascular Risk. American Heart Association. 19. Silbernagel, Guenthar., et al. 2013. High-Density Lipoprotein Cholesterol, Coronary Artery Disease, Cardiovascular Mortality. Eouropeun Heart Journal. 20. He, BM., Zhao, SP., Peng ZY. 2013. Effects of Cigarette Smoking on HDL quantity and function: Implications of Atherosclerosis. USA : J Cell Biochem. 21. Yeh, Doreen DeFaria., et al. 2007. Risk Factor for Coronary Artery Disease in Patients with Elevated High-Density Lipoprotein Cholesterol. Elsevier. 22. Barkeley Heart Lab. 2014. Reference Manual Variable Character of High Density Lipoproptein Populations. Online. Tersedia :http://www.bhlinc. com/clinicians/clinicalreferences/referen ce-manual/ chapter9 [diunduh pada tanggal 18 Juni 2014]. 23. Undurti, A., et al. 2009. Modification of high density lipoprotein (HDL) by MPO(myeloperoxidase) generates a pro- inflammatory particle. USA : J Biol Chem.