You are on page 1of 8

Prevalance rate : Jumlah kasus lama dan baru dipopulasi selama periode waktu tertentu.

Disability rate : presentasi populasi,tidak bisa untuk menentukan performa rutin,aktivitas sehari-
hari selam sakit. Dibagi menjadi 2 grup, yaitu :
1. Indikator tipe kejadian yaitu : jumlah hari yang terbatas aktivitasnya,hari beristirahat ditempat
tidur dan ketidakmampuan,hari tidak masuk sekolah atau kerja.
2. Indikator perorangan yaitu : keterbatasan mobilitas dan aktivitas harian.
I ndikator nutrisi :
- Insidensi bblr
- Berat dan tinggi standar anak-anak sampai 5 tahun.

I ndikator sosial dan kesehatan mental
Yaitu termasuk angka kejahatan, serangan, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, prostitusi,
perjudian, cacat bawaan, penyalahgunaan obat, dll.

I ndikator Sosial ekonomi
- Angka pertumbuhan populasi
- Pendapatan perkapita, (GNP)
- Persentasi orang yang dibawah garis kemiskinan
- Jumlah penggangguran
- Rasio ketergantungan
- Angka buta huruf
- Ukuran keluarga
- Ketersediaan kalori perkapita
- Persentase kepadatan rumah
I ndikator kebijakaan kesehatan
Indikasi ari pengeluaran biaya pada pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan lain yang
berkaitan dengan suplai air, sanitasi, nutrisi, pemukiman, dan perkembangan komunitas dan lain-
lain.
I ndikator lingkungan
Menggambarkan kualitas fisik dan biologi dari suatu lingkungan, termasuk didalamnya udara,
air, kebisingan, radiasi dan lain-lain.


BAB TIGA : KONSEP PENYAKIT


PENDAHULUAN
Webster mendefinisikan penyakit sebagai suatu kondisi, dimana tubuh yang sehat mengalami
ketidakseimbangan dan terganggunya performa fungsi vital tubuh. Dengan kata lain, penyakit
adalah suatu disfungsi fisiologi atau psikologi dari tubuh.
Sakit adalah perasaan subjektif dari merasa tidak sehat. Kesakitan adalah derajat dari disfungsi
sosial (seperti ketidakmampuan melakukan peran sosialnya). WHO mendifinisikan sehat, tetapi
tidak sakit, karena mengikuti uraian berikut :
- Penyakit memiliki spektrum yang bervariasi mulai dari derajat subklinik sampai sakit
berat
- Onset dapat tiba-tiba (seperti keracunan makanan) atau secara perlahan (seperti pada
penyakit lepra).
- Orang yang sakit dapat tampak sehat tapi dapat menularkan ke orang lain ( tahap carrier)
- Patogen yang sama dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit (Streptococcus)
- Penyakit yang sama dapat disebabkan oleh lebih dari satu organisme
- Masa inkubasi dari suatu penyakit bisa cepat atau lambat
- Sulit untuk membatasi antara stadium normal dan tidak normal, seperti pada penyakit
diabetes, hipertensi, dan penyakit kejiwaan, dan lainnya.
- Hasil akhir dari suatu penyakit bervariasi, dapat sembuh, kecacatan atau kematian.

TEORI SEBAB AKIBAT PENYAKIT
Teori Lama
Pada akhir abad ke 18 terdapat beberapa model teori, seperti teori supernatural (kutukan tuhan,
mata setan). Ayurveda mengatakan bahwa penyakit merupakan suatu ketidakseimbangan dari
tridoshas, ialah Vatah (darah), Pitta (empedu), dan Kapha (mukus). Di kedokteran Cina
mempercayai bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan dari prinsip Yang (laki-laki)
dan Ying (perempuan).
Teori Germ
Penemuan dibidang mikrobiologi di abad 18 menjadi titik balik dari konsep etiologi penyakit.
Louis Pasteur (1860) membuktikan adanya bakteri di udara. Robert Koch (1877) menunjukkan
bahwa antraks disebabkan oleh bakteri. Penemuan Pasteur dan Koch ini membuktikan teori
Germ pada suatu penyakit. Postulat Koch harus dipenuhi sebelum berbagai mikroorganisme
dianggap sebagai penyebab yang diperlukan untuk suatu penyakit. Postulat tersebut berupa :
Organisme harus secara konstan berhubungan dengan lesi suatu penyakit
Sangat memungkinkan untuk mengisolasi organisme dari lesi tersebut
Inokulasi organisme yang di isolasi hingga penelitian pada hewan yang dapat
menimbulkan lesi penyakit tersebut
Hal ini sangat mungkin untuk isolasi kembali organisme untuk dilakukan kultur dari lesi
pada hewan penelitian
Keterbatasan dari teori Germ, yaitu teori Germ ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan :
Mengapa hanya beberapa orang yang dapat bertahan dari penyakit setelah terpajan dari
mikroorganisme dan tidak semua seperti terpajan bacillus tuberkel.
Dan mengapa beberapa orang tidak dapat bertahan dari penyakit tersebut, meskipun
mereka hanya terpajan patogen yang bersembunyi didalam tubuh (carrier sehat dari
tifoid)

TRIAD EPIDEMIOLOGI
Keterbatasan ini mencipatkan terbentuknya konsep Triad Epidemiologi atau Ekologi.
Teori Sebab Akibat Multifaktorial (Sebab Akibat Web)
Sekarang ini disadari bahwa penyakit tidak hanya disebabkan oleh suatu organisme tetapi juga
banyak faktor predisposisi yang turut berperan, terutama penyakit modern, seperti kanker paru,
diabetes, penyakit jantung koroner, penyakit kejiwaan, dan lain-lain. Faktor predisposisi dapat
berupa sosial, ekonomi, kultur, genetik, psikologi, dan lainnya.

PERJALANAN ILMIAH SUATU PENYAKIT
Hal ini berarti adanya evolusi dari proses suatu penyakit pada individu, sejak stadium dini
sampai stadium akhir dari kesembuhan atau kematian, dan adanya intervensi seperti pencegahan
atau terapi. Perbedaan ini bergantung dari suatu penyakit ke penyakit lainnya dan dari orang ke
orang lainnya.
FASE PREPATOGENESIS
Fase ini berupa periode sebelum timbulnya onset dari suatu penyakit. Selama periode ini terdapat
interaksi dari tiga komponen triad epidemiologi yang disebut agen, pejamu dan lingkungan,
masing-masing memiliki peranannya dalam segitiga tersebut.
Faktor Agen
Agen suatu penyakit ialah sebuah substansi hidup ataupun mati atau dorongan, berwujud ataupun
tidak yang berlebih atau kurang yang dapat menginisiasi proses suatu penyakit. Agen penyakit
diklasifikasikan menjadi agen fisik, kimia, biologi, mekanik dan nutrisi.
Faktor Pejamu
Faktor ini bergantung pada individu dimana mempengaruhi hasil dari interaksi ketiga faktor.
Faktor pejamu, diantaranya usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan,
pendapatan, status gizi, dan gaya hidup.
Faktor Lingkungan
Faktor ini diklasifikasikan menjadi lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial
budaya.
Faktor Resiko
Faktor resiko ini berhubungan dengan faktor agen, karena faktor resiko secara signifikan
berkaitan dengan perkembangan suatu penyakit, terutama penyakit yang tidak menular, seperti
penyakit jantung koroner, kanker, ulkus peptikum, diabetes, obesitas, dan lainnya. Definisi faktor
resiko adalah suatu sifat yang dapat ataupun tidak dapat dimodifikasi yang berpotensi sebagai
alat prediksi akhir dari suatu penyakit, kecacatan, atau kematian, tetapi seringkali lemah dalam
membuktikan penyakit seperti merokok, sebagai faktor resiko kanker paru.
FASE PATOGENESIS
Periode fase patogeneiss dimulai ketika agen penyebab masuk ke dalam tubuh. Setelah masuk
kedalam tubuh, berikatan dengan tempat yang telah ditentukan, bermultiplikai, dan pada
akhirnya mengganggu struktur dan fungsi organ, menyebabkan perubahan didarah, dijaringan,
dan akhhirnya timbul gejala dan tanda suatu penyakit.
Periode antara masuknya organisme dan timbulnya gejala awal disebut periode inkubasi. Setelah
timbul onset dari gejala klinik hasil ahir dari suatu penyakit dapat sembuh total, kronik,
kecacatan/ kematian dari individu tersebut.

FENOMENA GUNUNG ES DARI SUATU PENYAKIT
Sesuai dengan konnsep diatas, suatu penyakit dikomunitas itu dapat dibandingkan dengan
gunung es. Ketika pecahan gunung es mengapumg diatas air, potongan kecilnya dapat dilihat dan
potongan yang lebih besar hampir menyatu dengan air. Bagian yang terlihat dari es ini dapat
disamakan dengan kasus klinis yang dokter lihat disuatu komunitas. Potongan besar yang hampir
menyatu tampak sebagai massa tersembunyi dari penyakit yang tidak disadari seperti kasus laten,
carrier yang tidak tampak, asimptomatik dan kasus yang tidak terdiagnosa dikomunitas, yang
mungkin kesemuanya dapat digunakan sebagai prevalensi konstan dari suatu penyakit
dikomunitas tersebut.


BAB 17 : PRINSIP DAN PRAKTIK EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI
Definisi : ilmu yang mempelajari distribusi dan penentu penentu derajat kesehatan atau kejadian
pada suatu populasi spesifik dan penerapan ilmu ini untuk mengontrol masalah kesehatan.

Kejadian
Kesehatan berkaitan dengan kejadian yaitu semua kondisi dalam spektrum kesehatan seperti
penyakit, cedera, kecacatan dan kematian populasi.

Distribusi
Pola kejadian penyakit dalam komunitas dengan referensi waktu, tempat dan individu. Studi ini
diketahui sebagai epidemiologi deskriptif bertujuan untuk mengetahui kecenderungan penyakit
selama bertahun-tahun, area geografis, dan populasi kelompok yang berbeda. Studi ini juga
membantu untuk mengetahui tingkat masalah, petunjuk etiologi, mode transmisi suatu penyakit,
dan hipotesis etiologi.

Penentuan
Yaitu etiologi atau faktor resiko terkait penyakit tertentu, biasa disebut epidemiologi analitik.

Frekuensi Penyakit
Tingkat penyakit terkait dengan kejadian atau masalah dalam komunitas, dalam bagian angka
morbiditas seperti insidensi dan prevalensi, dan angka kematian. Hal ini dijelaskan dalam rsio,
angka dan proporsi.

Tujuan Epidemiologi
Untuk mengetahui distribusi penyakit dalam suatu komunitas.
Mengetahui tingkat masalah.
Mengidentifikasi etiologi dan faktor resiko.
Merencanakan pencegahan dan pemeriksaan kontrol.
Mengurangi atau mengeradikasi suatu penyakit.
Mengevaluasi pemeriksaan kontrol.
Promosi kesehatan

Pendekatan Epidemiologi
Sifat penyakit
Distribusi waktu penyakit
Distribusi tempat penyakit
Distribusi individu yang sakit
Tingkat masalah
Etiologi
Pemeriksaan kontrol dan pencegahan


Cakupan Epidemiologi
Penilaian dalam epidemiologi : besarnya masalah kesehatan di masyarakat diukur dalam jangka
waktu penyakit (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Dinyatakan dalam rate, ratio dan
proporsi.
Rate
Penilaian terjadinya suatu peristiwa (penyakit atau kematian) dalam populasi pada waktu
tertentu.

Ratio
Menjelaskan hubungan antara dua kuantitas. Pembilang bukan suatu denominator. Dinyatakan
sebagai x/y atau x:y.
Proporsi
Menjelaskan hubungan antara dua kuantitas tetapi pembilang diikutkan dalam denominator,
dinyatakan sebagai persen.

Penilaian Morbiditas (kesakitan)
Menjelaskan tentang kuantitas penyakit di masyarakat. Survei dilakukan selama periode waktu
tertentu (minimal 1 tahun), disebut survey longitudinal atau survey insiden, yang membantu
untuk mngetahui terjadinya kasus baru dalam kassus tertentu. Survey dilakukan dengan
memberikan waktu atau periode tertendu disebut cross sectional/horizontal/survey prevalensi.
Penilaian ini diukur dengan dua cara yaitu insidens dan prevalence rate.

Insidens
Adalah kejadian hanya untuk kasus baru pada penyakit tertentu,, di daerah tertentu selama
periode tertentu.

Angka kejadian
AR = (Jml kasus baru periode tertentu / Jml populasi beresiko slm periode tertentu) x 100

Angka kejadian sekunder
SAR = (org yg sakit / org yg dicurigai sakit atau sakit) x 100

Angka perawatan RS
HAR = (persentasi populasi di rawat slm periode tertentu)


Prevalence Rate
PR = <jml semua kasus(baru+lama) / total populsi> x 100

Penilaian Kematian
Indikator :
1. Crude death rate
2. Specific death rate
3. Case fatality rate
4. Proportional mortality rate
5. Survival rate
6. Standardized death rate

You might also like