You are on page 1of 9

KEGIATAN PEMASARAN KAWASAN

Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)



Tujuan Pemasaran Kawasan PLPBK
Tujuannya adalah untuk mendukung keberlanjutan upaya-upaya pembangunan lingkungan
permukiman berbasis komunitas yang sesuai dengan hasil perencanaan partisipatif.
Sasaran yang ingin dituju, adalah:
1. Terpasarkannya hasil-hasil perencanaan partisipatif kepada stakeholder potensial (pemerintah,
lembaga non pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, BUMD dan stakeholder lainnya);
2. Adanya komitmen dan kesepakatan dari stakeholder untuk terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan kawasan PLPBK;
3. Terdistribusinya dana investasi pembangunan kawasan PLPBK dari para stakeholder kepada
Tim Pelaksana Pembangunan kawasan PLPBK.

Kegiatan pemasaran akan difokuskan pada 2 (dua) kegiatan inti, yaitu :
Pertama, Kegiatan pemasaran sosial, adalah memasarkan program-program pembangunan
kawasan PLPBK kepada para stakeholder (khususnya pihak swasta) dalam skema bantuan sosial
atau tanpa memberi keuntungan material secara langsung kepada stakeholder tersebut,
Kedua, Kegiatan pemasaran komersial dalam skala kecil dan menengah, adalah memasarkan
program-program pembangunan kawasan/sub kawasan PLPBK kepada para stakeholder dalam
skema kemitraan atau kerjasama yang saling menguntungkan.

Langkah-langkah Pemasaran kawasan
Pemasaran kawasan dilakukan secara bertahap atas dasar dan mencakup langkah-langkah
kegiatan, sebagai berikut : (1 s/d 6 sajikan kedlm gambar siklus kegiatan)
1. Persiapan kegiatan pemasaran;
2. Pelaksanaan pembangunan sub kegiatan skala kecil dengan pola manajemen komunitas;
3. Perencanaan pemasaran;
4. Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemasaran;
5. Kesepakatan dan komitmen (legal agreement) stakeholder;
6. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemasaran.
* Keterangan lengkap dan format pendaftaran relawan dapat dilihat pada Lampiran III

Pelaku : Tim Pemasaran (TP) kawasan PLP BK, (meliputi: BKM, perangkat Kelurahan/Desa dan
Tenaga Pendamping Pemasaran), Tim Teknis Pemda, Tim Konsultan, relawan dan Kelompok
Peduli lainnya.


Langkah 1: Persiapan kegiatan pemasaran
Inti tahap persiapan ini adalah melakukan penguatan kapasitas Pemerintah Daerah, pembentukan
dan penguatan kapasitas Tim Pemasaran PLPBK, penyusunan rencana kerja dan sosialisasi
kegiatan pemasaran kawasan PLPBK ditingkat masyarakat atau Kelurahan/Desa. Bagaimana
melakukannya :
Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah
Tujuan penguatan kapasitas Pemerintah Daerah
Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah diarahkan agar dinas-dinas terkait mampu dan bersedia
memberikan bimbingan dan pelayanan kepada tim pemasaran, berkomitmen untuk
mengalokasikan anggaran malalui APBD untuk pembangunan kawasan/sub kawasan PLPBK
dan perangkat Pemerintah Daerah mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator kegiatan
pemasaran kawasan PLPBK.
Sasaran : Dinas-dinas/instansi terkait Kabupaten/Kota, termasuk SKPD.
Pelatih : Askot UP

Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut :
1) Pertama, Tim konsultan mempersiapkan modul-modul pelatihan kegiatan pemasaran kawasan
PLPBK, fokus pada pemahaman inti kegiatan pemasaran, peran pelaku dan mengkaji bentuk-
bentuk dukungan Pemerintah Daerah dalam kegiatan pemasaran tersebut;
2) Kedua, Tim Konsultan (Tim pelatih KMW dan Tim Korkot/Korkab) melakukan fasilitasi
kepada pemerintah kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan pelatihan kegiatan pemasaran
kawasan PLPBK bagi dinas-dinas/instansi terkait;
3) Ketiga, Tim Konsultan memandu kegiatan pelatihan pemasaran kawasan PLPBK, yang diikuti
oleh dinas-dinas/instansi Pemerintah Kabupaten/Kota.


Output yang diharapkan dari kegiatan pelatihan pemasaran, adalah:
1) Perangkat Pemerintah Kabupaten/Kota (Dinas-dinas/instansi terkait) memiliki persepsi dan
pemahaman yang sama terhadap materi inti kegiatan pemasaran Kawasan PLPBK;
2) Dinas-dinas/instansi Pemerintah Kabupaten/Kota mampu dan bersedia memberikan
dukungan, bimbingan dan pelayanan teknis pemasaran kepada Tim Pemasaran Kawasan PLPBK.
Bentuk-bentuk dukungan tersebut, diantaranya adalah: Komitmen dalam mengalokasikan
anggaran pembangunan kawasan PLPBK melalui APBD, pemberian berbagai kemudahan atau
insentif dan bentuk-bentuk konpensasi yang dapat diberikan Pemerintah Daerah kepada calon
investor pembangunan kawasan PLPBK, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan Tim
Pemasaran;
3) Dinas-dinas/instansi terkait memiliki kemampuan dan bersedia menjadi fasilitator dan
mediator dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran kawasan PLPBK;
4) Pada tahap akhir, tim konsultan menyusun laporan kegiatan pelatihan pemasaran kawasan
PLPBK bagi perangkat Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pembentukan dan penguatan kapasitas Tim Pemasaran PLPBK
1) Pembentukan Tim Pemasaran PLPBK
Pembentukan Tim Pemasaran PLPBK dilakukan oleh BKM dan Lurah/Kepala Desa yang
difasilitasi dan didampingi oleh Tim Konsultan (Korkot/Korkab) dan SKPD Kabupaten/Kota.
Pembentukan tim pemasaran tersebut dilakukan secara partisipatif yang merujuk pada tata cara
pembentukan yang telah disepakati.
Pelaku Tim Pemasaran kawasan PLPBK, adalah; BKM, perangkat kelurahan/desa, tenaga ahli
pendamping (bila diperlukan) dan tim teknis pemasaran, Pemerintah Kabupaten/Kota.
Perekrutan tenaga ahli pendamping dilakukan oleh BKM dan perangkat kelurahan/desa yang
merujuk pada tata cara perekrutan yang telah disepakati.
Kebutuhan biaya operasional pembentukan tim pemasaran dapat dipenuhi dengan memanfaatkan
anggaran BLM tahap pemasaran. Pengeluaran anggaran BLM ini harus dapat
dipertanggungjawabkan oleh BKM sebagai pengelola anggaran.


2) Penguatan kapasitas Tim Pemasaran PLPBK
Fokus : materi pengenalan dan pemahaman terhadap hasil-hasil perencanaan partisipatif, konsep
dasar kegiatan pemasaran dan pemahaman peran, fungsi dan tugas pokok Tim Pemasaran
PLPBK.
Pelaksana : Pemerintah Kabupaten/Kota
Fasilitator : Tim Perencanaan partisipatif dan Tim Konsultan (Tim KMW dan Korkot/Korkab).


Output adalah pemahaman Tim Pemasaran PLPBK terhadap :
1) Hasil-hasil perencanaan partisipatif;
2) Materi inti/konsep dasar kegiatan pemasaran PLPBK;
3) Peran, fungsi dan tugas pokoknya dalam kegiatan pemasaran kawasan PLPBK.

3) Penyusunan rencana kerja Tim Pemasaran PLPBK
Penyusunan rencana kerja dilakukan dengan serangkaian diskusi-diskusi untuk merumuskan
rencana kerja secara partisipatif yang sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan pemasaran
PLPBK dan menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan kegiatan pemasaran yang tidak
melebihi anggaran BLM pemasaran yang telah dipersiapkan.

Kriteria rencana kerja :
Batasan waktu pelaksanaan kegiatan pemasaran tersebut disesuaikan dengan rencana kerja
(master schedule) pelaksanaan program PLPBK yang tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan
PLPBK.
Merupakan acuan bagi Tim Pemasaran, BKM, Perangkat Kelurahan/Desa, Tim Konsultan (Tim
KMW dan Korkot/Korkab) dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
dan mengendalikan kegiatan pemasaran Kawasan PLPBK.
Fasilitator : Tim Pemasaran PLPBK difasilitasi dan didampingi oleh Tim Teknis Pemda dan Tim
Konsultan
Peserta : BKM, Perangkat Kelurahan/Desa, masyarakat dan relawan lainnya.


4) Sosialisasi kegiatan pemasaran
Tujuan yang ingin disampaikan adalah masyarakat setempat tergugah untuk mengenali dan
memahami konsep pemasaran yang ditawarkan serta mendukung tim pemasaran yang akan
ditugaskan memasarkan hasil-hasil perencanaan partisipatif di wilayahnya.
Sosialisasi kegiatan pemasaran dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut :
a. Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan mempersiapkan tema-tema media
sosialisasi warga yang tepat sasaran, disampaikan melalui poster, pamflet, leaflet, iklan layanan
masyarakat melalui media koran, radio dan lain sebagainya;
b. Mengundang sebanyak-banyaknya warga (termasuk kelompok remaja dan perempuan) untuk
hadir dan berpartisipasi dalam acara sosialisasi kegiatan pemasaran kawasan PLPBK;
c. Melibatkan BKM dan perangkat Kelurahan/Desa untuk menyelenggarakan sosialisasi kegiatan
pemasaran kawasan PLPBK, sesuai jadwal undangan yang telah diberikan.

Informasi yang perlu disampaikan, antara lain; konsep pemasaran yang mengedepankan prinsip
kebersamaan untuk menghindari konflik kepentingan, para pelaku pemasaran, stakeholder
potensial (pemerintah daerah, perusahaan swasta lokal dan nasional dll), gambar-gambar grafis
hasil-hasil perencanaan partisipatif yang akan dipasarkan dan informasi lain sesuai kebutuhan.
Isi tema media sosialisasi disusun secara kreatif dan diharapkan dapat menggugah masyarakat
untuk berpartisipasi dan bersama-sama mendukung pelaksanaan tugas Tim pemasaran kawasan
PLPBK di wilayahnya.
Sosialisasi ditingkat warga tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan lokakarya/pameran/bazar
dan atau pertemuan-pertemuan warga ditingkat kelurahan/desa. Kegiatan tersebut, sebagai media
efektif untuk menyebarluaskan konsep pemasaran dan sekaligus untuk memperkenalkan Tim
Pemasaran kawasan PLPBK kepada masyarakat.

Fasilitator : Tim pemasaran difasilitasi oleh Tim Konsultan dan Tim teknis Pemda
Peserta : Masyarakat dan relawan lainnya.


Langkah 2 : Pelaksanaan pembangunan sub kegiatan skala kecil dengan pola manajemen
komunitas
Tahap ini merupakan proses pembelajaran awal bagi tim pelaksana pembangunan dan tim
pemasaran, termasuk BKM dan perangkat kelurahan dalam mengelola kegiatan pembangunan
skala kecil pada kawasan prioritas PLPBK, dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat.
Pengelolaan kegiatan pembangunan skala kecil ini dilakukan oleh tim pelaksana pembangunan,
tim pemasaran, termasuk BKM dan jajarannya dan perangkat kelurahan yang difasilitasi dan
didampingi oleh tim konsultan (Korkot/Korkab) dan tim keknis pemerintah kabupaten/kota.
Output yang diharapkan adalah : tim pelaksanaan pembangunan dan tim pemasaran; paham
manajemen pengelolaan pembangunan kawasan PLPBK secara partisipatif.
Tahapan pelaksanaan:
a. Tim konsultan memfasilitasi tim inti perencanaan partisipatif dan tim pelaksana pembangunan,
untuk melakukan pemilihan sub kegiatan skala kecil sebagai lokasi pembelajaran pembangunan
fisik kawasan PLPBK dengan pola manajemen komunitas;
b. Tim pelaksana pembangunan didampingi oleh tim konsultan dan tim teknis Pemda,
mempersiapkan kelengkapan administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan skala
kecil dengan pola manajemen komunitas, seperti: penyiapan panitia pelaksana, gambar-gambar
teknis, estimasi RAB, jadwal pelaksanaan dan lain-lain;
c. Tim pelaksanaan pembangunan dan tim pemasaran yang didampingi oleh tim konsultan dan
tim teknis Pemda, melaksanakan pembangunan sub kegiatan skala kecil secara partisipatif
dengan memanfaatkan anggaran BLM 2 (tahap pemasaran);
d. Tim pelaksana pembangunan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan termasuk laporan
pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pelaksanaan pembangunan sub kegiatan skala kecil
pada kawasan PLPBK.


Langkah 3 : Perencanaan Pemasaran
Perencanaan pemasaran adalah proses pembelajaran bagi tim pemasaran, BKM dan perangkat
kelurahan dalam menyusun rencana kegiatan pemasaran yang mudah dipahami.
Kegiatan perencanaan pemasaran, dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut :
Mengenali dan memahami informasi dasar perencanaan pemasaran;
Mempersiapkan data dan informasi stakeholder potensial;
Memempersiapkan sarana pendukung (tools) kegiatan pemasaran;
Menyusun strategi kegiatan pemasaran.

1) Mengenali dan memahami informasi dasar perencanaan pemasaran
Beberapa informasi dasar yang perlu dipahami oleh tim pemasaran, BKM dan perangkat
kelurahan, adalah:
a. Memberikan penguatan kapasitas melalui pemahaman informasi program pembangunan
kawasan PLPBK, berdasarkan hasil-hasil perencanaan partisipatif;
Dilakukan melalui forum diskusi terarah yang membahas rencana program investasi jangka
menengah dan hasil-hasil perencanaan partisipatif.
Output yang diharapkan, adalah : tim pemasaran, paham isi RPJM dan hasil-hasil perencanaan
partisipatif lainnya dan tim pemasaran mulai memahami kegiatan-kegiatan dan kawasan/sub
kawasan yang akan dipasarkan berdasarkan skala prioritas.
b. Memahami Informasi peraturan dan kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang mendukung
kegiatan pemasaran kawasan PLPBK;
Dilakukan melalui diskusi-diskusi terarah yang membahas peraturan pemerintah terkait tata cara
dan prosedur penyusunan anggaran pembangunan daerah (APBD), Ketentuan proses Kemitraan
dan pelibatan masyarakat dan pihak swasta dalam melaksanakan pembangunan, aturan-aturan
terkait pemberian insentif dan atau kemudahan-kemudahan yang akan diberikan kepada calon
investor pengelola pembangunan fungsi-fungsi kota dan khususnya pembangunan kawasan
PLPBK.
Output yang diharapkan, adalah : tim pemasaran, paham isi peraturan dan kebijakan pemerintah
kabupaten/kota yang mendukung kegiatan pemasaran kawasan PLPBK.
c. Mengenali program-program pembangunan wilayah kelurahan lainnya dengan tipologi yang
relatif sama.
Dilakukan melalui diskusi dan atau pertemuan forum BKM, antar wilayah kelurahan/desa yang
berbatasan dengan kelurahan/desa penerima program PLPBK;
Output : bersama-sama melakukan kegiatan pemasaran dalam rangka menjaring stakeholder
potensial.
d. Memahami proses pemilihan program-program pembangunan yang diprioritaskan untuk
dipasarkan.
Output : melatih tim pemasaran agar mampu memilih dan memilah program-program
pembangunan dari hasil perencanaan partisipatif yang diprioritaskan untuk dipasarkan;
Cara Pemasaran program prioritas : dilakukan secara bertahap;
Prinsip-prinsip : keterpaduan, komprehensif dan pemerataan pembangunan kelurahan/desa dan
atau meminimalisasi pemasaran program secara parsial.
e. Melatih komunikasi dan negoisasi serta mendorong motivasi tim pemasaran
Output : mampu melakukan komunikasi, negoisasi dan menulis surat menyurat yang baik serta
termotivasi untuk menjalankan kegiatan pemasaran pembangunan kawasan PLPBK.
f. Mengenali bentuk-bentuk kemitraan dan kerjasama membangun dalam kawasan PLPBK,
antara masyarakat, pemerintah, swasta dan kelompok peduli lainnya. Informasi penting perlu
disampaikan :
Peluang pembentukan jejaring kemitraan antara masyarakat dengan para stakeholder.
Penyajian bentuk kemitraan dan kerjasama pembangunan kawasan/sub kawasan yang telah ada.
Outputnya, adalah: tim pemasaran memahami pola-pola kemitraam dan diharapkan dapat lebih
fokus menjalankan kegiatan pemasaran kawasan PLPBK.
Fasilitator : tim konsultan , tim teknis Pemda
Fasilitator pendukung : LSM, perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan non pemerintah lainnya
Sasaran Informasi : tim pemasaran, termasuk BKM dan perangkat kelurahan/desa.


2 ) Mempersiapkan data dan informasi stakeholder potensial
Pada tahap ini, tim konsultan dan tim teknis Pemda membantu tim pemasaran, BKM dan
kelurahan dalam menyusun biodata dan informasi perusahaan swasta (lokal, nasional dan
multinasional), BUMN, BUMD, LSM, perguruan tinggi dan lembaga pemerintah dan non
pemerintah lainnya. Biodata dan informasi tersebut sekurang-kurangnya, berisi: nama
perusahaan, bidang usaha, alamat (kantor dan email), No Telp/Hp dan personil yang dapat
dihubungi (contact person),seperti; Bagian pengelola dana CSR, Humas, Marketing, Bisnis
Development, Pimpinan lembaga-lembaga penelitian dan LSM dan bagian lain sesuai kebutuhan
tim.
Kelengkapan data dan informasi stakeholder potensial disusun lengkap dan jelas, baik secara
manual dalam satu buku maupun digital. Informasi ini menjadi pegangan penting bagi Tim
Pemasaran dalam menjalankan kegiatan pemasaran Kawasan PLPBK.

3) Mempersiapkan sarana pendukung (tools) kegiatan pemasaran
Sarana pendukung ini merupakan perlengkapan dan alat bantu bagi tim pemasaran dalam
memasarkan hasil-hasil perencanaan partisipatif kepada para stakeholder. Melalui alat bantu
tersebut, diharapkan para stakeholder dapat mudah memahami apa yang ditawarkan oleh tim
pemasaran kawasan PLPBK.
Perlengkapan dan alat pendukung yang perlu dipersiapkan, adalah:
Materi presentasi, berisi : tujuan pemasaran, apa yang dipasarkan, sasaran penerima manfaat,
program-program prioritas, jadwal pelaksanaan program dan bagaimana aturan main dan bentuk
kesepakatannya. Materi presentasi tersebut, dilengkapi gambar-gambar perencanaan, foto
kawasan, estimasi biaya pembangunan, dll;
Desain grafis materi presentasi harus menarik dan informatif;
Penyediaan leaflet pemasaran area pembangunan kawasan prioritas PLPBK, dengan tema-tema
menarik dan jelas unsur menjualnya;
Penyiapan peta-peta perencanaan pembangunan kawasan, yang dilengkapi informasi tahapan dan
jadwal pelaksanaan pembangunan serta skema kerjasama pembangunan yang ditawarkan, dan
informasi lainnya sesuai kebutuhan;
Menyiapkan notebook, sebagai alat pendukung kegiatan presentasi tim pemasaran kawasan
PLPBK.
Perlengkapan dan alat pendukung kegiatan pemasaran kawasan PLPBK dipersiapkan oleh tim
pemasaran yang difasilitasi dan didampingi oleh tim konsultan (KMP, KMW dan
Korkot/korkab) dan tim teknis pemerintah kabupaten/kota.

4) Penyusunan Strategi Kegiatan Pemasaran
Pada tahap ini, tim pemasaran didampingi tim konsultan dan tim teknis Pemda dengan
melibatkan BKM, perangkat kelurahan/desa dan relawan melakukan diskusi dan musyawarah
warga untuk bersama-sama merumuskan berbagai strategi pelaksanaan kegiatan pemasaran
kawasan PLPBK yang baik.
Tujuan :
Pelaksanaan kegiatan pemasaran dapat berlangsung efisien dari segi waktu dan biaya serta lebih
terarah dan tepat sasaran.
Menjaring stakeholder yang lebih banyak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan fisik kawasan PLPBK.
Tahapan strategi kegiatan pemasaran, sebagai alternatif yang perlu dikaji dan disepakati kembali
dalam forum diskusi bersama, dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Penetapan program-program pembangunan kawasan PLPBK yang diprioritaskan untuk
dipasarkan secara bertahap dan terpadu;
2. Pemilihan dan pemilahan program-program pembangunan kawasan PLPBK yang akan
direalisasikan melalui anggaran BLM PLPBK dan sekaligus mempersiapkan program-program
non BLM untuk dipasarkan kepada stakeholder yang tepat;
3. Pelibatan forum BKM untuk bersama-sama memasarkan program-program pembangunan
antar wilayah kelurahan/desa secara terpadu dan terintegrasi;
4. Difokuskan kepada pemerintah kabupaten/kota. Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan,
adalah :
Program-program pembangunan dipilah yang berpeluang untuk dibiayai oleh pemerintah
kabupaten/kota melalui APBD;
Kelengkapan administrasi yang dipersyaratkan untuk untuk proses pengajuan program
pembangunan kawasan PLPBK dalam kegiatan Musrenbang kelurahan/desa sampai mendapat
persetujuan dalam APBD kabupaten/kota;
Kemampuan pemerintah kabupaten/kota dalam mengalokasikan anggaran untuk pembangunan
kawasan PLPBK, sebagai wujud komitmen pemerintah kabupaten/kota dalam mendukung
pelaksanaan program PLPBK di wilayah kerjanya.
5. Diarahkan kepada pihak swasta, LSM, perguruan tinggi dan lembaga non pemerintah lainnya
yang difokuskan pada bantuan kegiatan sosial/non komersial. Langkah-langkah yang perlu
dipersiapkan, adalah :
Pemilihan program-program pembangunan kawasan PLPBK yang sudah direalisasikan oleh
pemerintah kabupaten/kota melalui APBD;
Program-program pembangunan kawasan PLPBK dipilah hanya yang berpeluang direalisasikan
melalui hibah, anggaran CSR, bantuan teknologi, bantuan teknis dan tenaga ahli dari para
stakeholder potensial pada tingkat kabupaten/kota, provinsi dan ditindaklanjuti sampai ketingkat
nasional;
Penunjukan pemerintah kabupaten/kota sebagai fasilitator, mediator dan sebagai pendamping
bagi tim pemasaran, BKM dan perangkat kelurahan dalam melakukan pendekatan kepada
stakeholder (buyer PLPBK) potensial di wilayah kabupaten/kota.
6. Arahan pelaksanaan tahap lanjut dengan skema kemitraan dan kerjasama yang saling
menguntungkan antara masyarakat, pemerintah, swasta dan stakeholder lainnya secara bertahap.
Wujud kemitraan dan kerjasama tersebut difokuskan pada pembangunan kawasan komersial
skala kecil dan menengah, seperti; pembangunan sentra industri kecil dan kerajinan,
pengembangan sentra kerajinan (bahan baku sampah), pengembangan kawasan PKL, pasar,
pertokoan dan pengembangan kegiatan komersial lainnya, sesuai potensi wilayah
kelurahan/desa. Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan, adalah :
Melakukan pemilihan kawasan dan sub kawasan potensial (industri kecil dan kerajinan,
pengembangan sentra kerajinan (bahan baku sampah), pengembangan kawasan KRL (kampung
ramah lingkungan), PKL, pasar, pertokoan dan lain-lain) untuk ditawarkan kepada para
stakeholder dengan skema kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan;
Menyusun dan menyepakati skema kerjasama pelaksanaan pembangunan kawasan PLPBK yang
akan ditawarkan kepada para stakeholder potensial di wilayah kabupaten/kota, provinsi dan
nasional;
Menunjuk pemerintah kabupaten/kota sebagai fasilitator, mediator dan sebagai pendamping bagi
tim pemasaran, BKM dan perangkat kelurahan dalam melakukan pendekatan kepada stakeholder
(buyer PLPBK) potensial (swasta, LSM dan kelompok peduli lainnya) di wilayah
kabupaten/kota.
7. Penyusunan dan penyepakatan agenda pelaksanaan kegiatan pemasaran kawasan PLPBK,
yang ditujukan kepada :
Pihak pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk
mengalokasikan anggaran pembangunan kawasan PLPBK, melalui APBD II, APBD I dan
APBN;
Pihak swasta, BUMN, perguruan tinggi, LSM dan lembaga non pemerintah lainnya yang
berpeluang memberikan hibah, bantuan dana pembangunan, bantuan teknologi, bantuan dan
pelayanan teknis lainnya untuk merealisasikan program-program pembangunan kawasan PLPBK
yang fokus pada kegiatan sosial/ non komersial;
Pihak swasta, BUMN, BUMD dan dunia usaha lainnya yang potensial dan berpeluang untuk
bermitra dan bekerjasama yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan pemerintah
kabupaten/kota dalam membangun kegiatan komersial skala kecil dan menengah pada kawasan
PLPBK.

Langkah 4 : Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemasaran
Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemasaran merupakan kegiatan inti yang harus sungguh-
sungguh dilakukan oleh tim pemasaran, BKM, perangkat kelurahan/desa dan masyarakat dalam
mewujudkan keberlanjutan pelaksanaan pembangunan wilayah kelurahan/desa dan pelaksanaan
program PLPBK di wilayahnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemasaran akan
mempercepat proses pembangunan kawasan yang sesuai dengan hasil-hasil perencanaan
partisipatif dan sekaligus dapat meminimalisasi ketergantungan masyarakat dalam membangun
wilayahnya dengan menggunakan anggaran BLM dan APBD.

Langkah 5 : Kesepakatan dan komitmen (legal agreement) stakeholder
Pada tahap ini, tim pemasaran, BKM dan perangkat Kelurahan telah mendapat kepastian dari
para stakeholder (buyer PLPBK) potensial untuk memberikan bantuan pelaksanaan
pembangunan pada kawasan PLPBK. Wujud bantuan dan besaran transaksi dana investasi yang
akan diberikan kepada tim pemasaran, BKM, perangkat kelurahan/desa dan atau lembaga
pengelola pembangunan kawasan PLPBK, perlu di atur kedalam peraturan atau surat perjanjian
yang syah (legal agreement) dan disetujui berbagai pihak (Masyarakat/BKM, perangkat
kelurahan/desa, pemerintah kabupaten/kota dan pihak yang memberikan bantuan).
Bentuk-bentuk kerjasama dan aturan kesepakatan kerjasama akan dirumuskan oleh tim
pemasaran bersama BKM dan perangkat kelurahan/desa yang difasilitasi dan didampingi oleh
tim konsultan dan tim teknis pemerintah kabupaten/kota. Bentuk aturan kesepakatan kerjasama
yang syah, biasanya dituangkan kedalam nota kesepahaman (MOU), Surat Perjanjian Kerjasama
Operasional (KSO) yang menyangkut investasi, biasanya berbentuk Build Operate and Transfer
(BOT), Build Own Operate and Transfer (BOOT) dan Build Own and Operate (BOO) serta Surat
perjanjian kerjasama dan kemitraan dalam pembangunan kawasan PLPBK, dan surat perjanjian
kerjasama lain yang syah secara legal formal .
Setelah aturan kesepakatan kerjasama disetujui oleh BKM, perangkat kelurahan/desa, Lembaga
pengelola pembangunan kelurahan/desa, pemerintah kabupaten/kota dan pihak pemberi bantuan.
Pada tahap berikutnya, wujud bantuan dari para stakeholder (buyer PLPBK), seperti dana
investasi, bantuan teknologi, bantuan dan pelayanan teknis dan lain-lain untuk pembangunan
kawasan PLPBK sudah dapat diterima secara bertahap oleh BKM, perangkat kelurahan/desa dan
atau lembaga pengelola pembangunan kawasan PLPBK.
Pengelolaan bantuan pembangunan kawasan PLPBK perlu dilakukan secara tertib administrasi,
terbuka/transparan dan jujur serta perlu dilakukan audit oleh auditor independent.

Langkah 6 : Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemasaran
Pada tahap ini tim konsultan dan tim teknis Pemda memfasilitasi tim pemasaran, BKM dan
perangkat kelurahan untuk menyusun laporan kegiatan pemasaran yang telah dilakukan termasuk
laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran BLM tahap pemasaran kawasan PLPBK.
Laporan ini, sekurang-kurangnya menguraikan tingkat pencapaian target kegiatan pemasaran dan
rincian pemanfaatan anggaran BLM Pemasaran yang dilengkapi hasil audit yang dilakukan oleh
auditor independent.
Pada tahap berikutnya, hasil laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemasaran
diajukan kepada tim konsultan untuk diverifikasi. Selanjutnya laporan yang telah diverifikasi
perlu disosialisasikan kepada warga dan diserahkan kepada PJOK PLPBK Kecamatan dan TKPP
kabupaten/Kota, sebagai prasyarat untuk mendapatkan anggaran BLM (tahap 4) pelaksanaan
pembangunan fisik kawasan PLPBK.

You might also like