You are on page 1of 11

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS


Pada Ny. E di Poli Onkologi
RSUP. Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG


DANITA SUCI LESTARI
220112140092


PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014




KONSEP KANKER SERVIKS

A. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya.

B. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20
tahun dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma
serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita
yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus,
hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

C. Klasifikasi Pertumbuhan Sel Akan Kankers Serviks
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat
terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma
insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis
menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah
ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel
meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma
sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik
dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan
bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau
anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau
anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat
mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan
ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif
meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi
berubah bentuk menjadi ulkus.
Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus
dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

D. Gejala Klinis
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan
baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi
lambat.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada perdarahan.
Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang
kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

F. Stadium Kanker Serviks
Menurut Cunningham (2010), stadium klinis yang sering digunakan adalah
klasifikasi yang dianjurkan oleh Federation International of Gynecology and
Obstetricts (FIGO), yaitu sebagai berikut:
Stage 0 : stadium ini disebut juga karsinoma insitu. Tumor masih
dangkal, hanya tumbuh dilapisan sel serviks.
Stage I : kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum
menyebar kemanapun, stadium ini dibedakan menjadi:
Stadium I A1 : kanker tidak dapat dilihat tanpa bantuan
mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang
dari 7 mm
Stadium I A2 : kanker tidak dapat dilihat tanpa bantuan
mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang
dari 7 mm
Stadium I B1 : kanker dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.
Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm
Stadium I B2 : Ukuran lebih besar dari 4 cm
Stadium II : kanker berada dibagian dekat serviks, tapi buka diluar
panggul. Stadium II dibagi menjadi:
Stadium IIA : kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum
menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina
Stadium IIB : kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina
dan serviks, namun belum sampai ke panggul
Stadium III : kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina
dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat
aliran urin ke kandung kemih.
Stadium IV : pada stadium ini kanker telah menyebar ke bagian lain
tubuh, seperti kandung kemih, rektum, dan paru-paru. Stadium 4 dibagi
menjadi:
Stadium IVA :kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti
kandung kemih dan rektum
Stadium IVB : kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh
seperti paru-paru

G. Terapi
1. Radiasi
- Dapat dipakai untuk semua stadium
- Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
- Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
- Kerentanan kandungan kencing
- Diarrhea
- Perdarahan rectal
- Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
- Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
- Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
- Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat
mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga
menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.
5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten
bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.



ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny.E
2. Umur : 61 tahun
3. Alamat : Cirebon
4. Pendidikan : SMP
5. Agama : Islam
6. Diagnosa : Ca serviks
7. No.medrek : 01390023
B. Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri dibagian perut bawah
C. Riwayat Keluhan Utama: klien mangatakan pada Januari 2011 klien merasa
keluar keputihan secara terus-menerus. Keputihan berwarna putih sedikit
kekuningan. Keputihan sedikit berbau dan lama-kelamaan semakin banyak
seperti sedang menstruasi.
D. Riwayat kesehatan sekarang : klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah
yang terasa hilang timbul. Nyeri disertai dengan panas badan yang
menyebar keseluruh tubuh. Nyeri hilang saat ibu beristirahat dan
tidur. Skala nyeri 6 (rentang 1-10)
E. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Ibu mempunyai hipertensi
II. Pengkajian Fisik
1. Penampilan umum : kesadaran komposmentis
2. TTV : TD: 130/110
3. Kulit : bersisik
4. Payudara : puting simetris, tidak tampak tanda infeksi, tidak
terdapat tonjolan masa saat diraba
5. Abdomen : terdapat bekas luka jahitan operasi dibagian perut
bawah
6. Eksternal genitalia : terdapat sedikit keputihan berwarna bening.
Kebersikan genitalia cukup bersih
7. Urination : klien mengatakan urine yang keluar sedikit sedikit
tetapi sering buang air kecil. BAK bisa sampai 10x sehari
8. Pemeriksaan penunjang :-
9. Psikologis dan sosial:
Klien mengatakan bahwa ia dapat menerima kondisinya saat ini dan
rajin melakukan kontrol ke rumah sakit. Klien juga mengatakan bahwa
sebelum operasi ibu merasa stres dan cemas, namun setelah operasi
stresya berkurang karena menurutnya ia sudah menjalani pengobatan
sesuai perintah dokter sehingga penyakitnya akan sembuh.
10. Pengkajian Spiritual
Klien mengatakan selama ini ia rajin menjalankan solat dan mengaji
pada malam hari. Ibu menganggap penyakitnya merupakan ujian dari
Tuhan.

Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS:
- Klien
mengeluh
nyeri di
abdomen
bawah
- Klien
mngatakan
nyerinya
Ca serviks

Terjadi penyebaran sel

Penekanan syaraf piseral

Nosiseptor

Medula spinalis
Ganguan rasa
nyaman: nyeri
hilang
timbul dan
mengganggu
aktifitas
DO:
- TD: 130/110
- RR:
24x/menit
- Nadi:
84x/menit
- Suhu:
36,5C

Serabut perifer

Cortex cerebri

Persepsi nyeri

Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan
rasa nyaman
nyeri post-
op
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil:
- Klien
mengatakan
nyeri yang
dirasakanmen
urun
- Klien sudah
dapat
mengontrol
nyeri
Klien dapat
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komperhensif.
Catat keluhan,
lokasi nyeri,
frekuensi, durasi,
dan intensitas
serta tindakan
penghilangan
nyeri yang
dilaukan
2. Pantau tanda-
tanda vital

1. Pengkajian nyeri
secara berkala dapat
membantu
membedakan
penyebab nyeri dan
memberikan informasi
tentang kemajuan
penyakit, keefektifan
intervensi dan
terjadinya komplikasi.


2. Peningkatan dan
penurunan nyeri dapat
mempengaruhi tanda-
melakukan
teknik
relaksasi
distraksi nyeri

3. Dorong
penggunaan
ketrampilan
manajemen nyeri
seperti teknik
relaksasi dan
distraksi dengan
mendengarkan
musik, membaca
buku, atau
sentuhan
terapeutik
4. Dorong
pengungkapan
perasaan klien


5. Kolaborasi
untuk
pengembangan
rencana
manajemen nyeri
dengan klien,
keluarga, dan tim
kesehatan
tanda vital
3. Kondisi tenang dan
pengalihan nyeri
memungkinkan klien
untuk berpartisipasi
secara aktif untuk
mengontrol rasa nyeri
yang dialami dan
dapat meningkatkan
koping klien



4. Dapat mengurangi
ansietas dan rasa takut
sehingga mengurangi
persepsi klien akan
intensitas nyeri
5. rencana manajemen
nyeri yang terorganisir
dapat
mengembangkan
kesempatan klien
untuk mengontrol
nyeri. Pasien dan
orang terdekat harus
berpartisipasi aktif
dalam menajemen
nyeri dirumah.

You might also like