You are on page 1of 10

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mengenal dan memahami sifat-sifat asam basa senyawa organik
Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatik dan aromatik
II. ALAT DAN BAHAN
a. Alat yang Digunakan
Gelas Kimia
Kaca Arloji
Spatula
Pengaduk
Kertas pH
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Pipet Ukur
Bola Karet
b. Bahan yang Digunakan
NaOH
HCL
H
2
SO
4

Metanol
Anilin
Cloroform
Etylacerate
KOH
Pentanol
Butanol
Etanol
Eter
Heksan
Minyak sayur



III. DASAR TEORI
1. Asam
Asam adalah zat apa saja yang molekulnya mempunyai satu atom hidrogen yang mampu
memisahkan diri menjadi ion hidrogen (H
+
), atau dengan kata lain bahwa semua asam adalah
sumber ion hidrogen (H
+
) atau proton.
Contoh reaksi kimia asam adalah : HCL --> H
+
+ Cl
-

Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya
cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air
akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga
rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom
yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion
adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Menurut J.N Bronsteddan T.M Lowry padatahun 1923 mendefinisikan asam sebagai
setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang menyumbang proton H
+

(donor proton) dan basa sebagai setiap zat sembarang (molekul atau ion) yang menerima
proton (akseptor proton). (vogel,1982)
Sifat-sifat larutan asam:
- Rasanya masam
- Menghantarkan arus listrik
- Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen (H
+
)
- Mengubah lakmus biru menjadi merah
- Bersifat korosif terhadap logam
Asam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam
organik merupakan senyawa asam karbon yang dihasilkan tumbuhan dan hewan. Sedangkan
asam anorganik merupakan asam yang dibuat dari mineral-mineral dan nonlogam. Asam
aonrganik dalam keadaan pekat biasanya korosif, dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan
logam dengan cepat, bahkan kaca.
Reaksi Asam:
Reaksi Asam dengan Logam
Asam bisa berakasi dengan logam menghasilkan zat lain dan menghasilkan gas hidrogen.
Contoh: reaksi antara asam sulfat dan logam magnesium.
Reaksi Asam dengan Senyawa Karbonat
Asam bisa bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas CO
2
dan air.
Contoh: kalsium karbonat dengan larutan HCl. Pada reaksi ini terbentuklah kalsium karbonat.
Reaksi Asam dengan Oksida Logam
Asam dapat bereaksi dengan oksida logam yang menghasilkan zat lain dan air. Contoh:
asam sulfat dengan tembaga oksida.
Penggunaan asam
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat
dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di
dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan
bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu
memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif
menjadi enzim pepsin.

2. Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik.
Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta
deterjen mengandung basa. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air
(larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa
umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang
digunakan untuk basa kuat.
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut.
Sifat-sifat Basa :
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari 7
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Menetralkan asam.

Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya merupakan elektrolit kuat,
larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7. Tetapi bila asamnya ataupun basanya
merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik
ekivalen larutan akan mempunyai pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga
pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari
konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan
indikator asam basa (Underwood, 1983). Indikator yang digunakan harus memberikan
perubahan warna yang nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga
titik akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. Haryadi (1986)

IV. LANGKAH KERJA
A. Pengecekan pH
Menyiapkan zat-zat beserta alat yang digunakan
Mengambil sebuah pH paper universal dan kertas lakmus sesuai jumlah bahan yang
digunakan
Menetesi masing-masing bahan
Memeriksa dan mencatat hasilnya
Mengulang percobaan
B. Test Kelarutan
Menyapkan 2ml minyak goreng ke dalam10 tabung reaksi
Menambahkan senyawa-senyawa yang akan di test
Memeriksa dan mencatat hasil
menambahkanH
2
SO
4
pada etanol dan heksan yang telah dicampurkan dengan
minyak
Memeriksa dan mencatat hasilnya

V. DATA PENGAMATAN
A. Pengecekan pH
No. Senyawa Organik pH Asam Netral Basa
1. Butano 6 Ya - -
2. Pentanol 6 Ya - -
3. Anilin 7 Ya -
4. Etanol 6 Ya - -
5. Metanol 6 Ya - -
6. Etil Asetat 5 Ya - -

B. Test Kelarutan
No. Minyak + Senyawa
Organik
Kelarutan Keterangan
1. Butanol Larut Larutan bercampur, Berwarna kuning bening
2. Pentanol Tidak Minyak berwarna keruh di bawah, sedangkan
pentanol di atas
3. Anilin Larut Larutan bercampur berwarna merah bata dan
terbentuk endapan cokelat
4. Etanol Tidak Terbentuk dua lapisan, minyak di bawah dan
etanol di atas
5. Metanol Tidak Terbentuk dua lapisan, minyak di bawah dan
metanol di atas
6. Etil Asetat larut Setelah ditambah minyak, warna menjadikuning
keruh

C. Penambahan H
2
SO
4
, HCl, NaOH, ke Etanol yang Bercampur Minyak
No. Pelarut Keterangan
1. Etanol + Minyak + H
2
SO
4
Tidak bercampur. Dibagian bawah Etanol +
H
2
SO
4
, dan Minyak dilapisan atas
2. Etanol + Minyak +HCl Tidak bercampur. Etanol + HCl di lapisan bawah
dengan warna putih, Minyak di atas menyertai
gelembung
3. Etanol +Minyak + NaOH Larutan ini berwarna putih dan mengental serta
bercampur sempurna


VI. ANALISA DATA
Pada percobaan ini, kami melakukan test kelarutan dan pengecekan pH dengan
menggunakan pH universal dan kertas lakmus. Senyawa organikmyang digunakan adalah
etanol, butanol, pentanol. Metanol yang mempunyai pH 6, etil asetat mempunyai pH 5.
Serta anilin yang mempunyai pH 7. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa senyawa organik
yang digunakan bersifat asam karen pH lebih kecil dari 7. Hanya senyawa anilin yang bersifat
netral karena pH =7.
Untuk tes kelarutan, kami mencampurkan senyawa-senyawa organik dengan minyak.
Kami menggunakan 6 senyawa, dimana 4 senyawa dinyatakan tidak larut, sedangkan
senyawa lainnya larut. Pada campuran yang tidak larut, kebanyakan minyak berada pada
lapisan atas karena masa jenis minyak lebih kecil dibandingkan pentano, etanol. Namun
pada senyawa metanol, lapisan minyak berada di bawah. Hal ini berarti massa jenis
mentanol lebih kecil dari pada minyak kelapa. Pada senyawa anilin jika di aduk senyawa ini
akan tercampur, namun ketika di diamkan terdapat endapan berwarna cokelat. Berarti
senyawa ini akan larut pada suhu atau temperatur yang tinggi, karena jika didiamkan larutan
ini terkontaminasi oleh udara yang bertemperatur lebih rendah.
Saat peroses penambahan H
2
SO
4
dalam campuran etanol dan minyak. Larutan ini
terdapat dua lapisan, dimana etanol dan H
2
SO
4
bercampur pada lapisan bawah serta minyak
pada lapisan atas. Pencampuan pada etanol dan H
2
SO
4
larutan ini dapat larut karena sifat
dari etanol dan H
2
SO
4
yang polar. Dan campuran ini tidak larut dengan minyak, karena
minyak adala senyawa non polar. Pada penambahan minyak, etanol dan HCl. Campuran ini
juga tidak larut dan terdiri dari dua lapisan. Bedanya pada campuran ini lapisan bawah:
etanol + HCl berwarna putih. Serta pada lapisan atas (minyak mempunyai gelembung).
Pencampuran antara minyak, etanol dan NaOH berwarna putih kekuningan,
campuran ini mengental, memadat dan membeku. Hal ini disebabkan oleh NaOH yang
bersifat basa kuat bertemu/ bercampur dengan etanol yang merupakan asam lemah beserta
minyak yang mempunyai nilai viskositan yang tinggi. Camuran ini berwarna putih dan
semakin kental jika didiamkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dan larutan ini
bercampur sempurna atau tidak terdapat endapan di dalamnya.

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Asam merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH <7.
Basa merupakan senyawa kimia yang menyerap ion hidronium jika dilarutkan
di dalam air dan mempunyai nilai pH >7.
Data yang di dapat pada percobaan:
1. Butanol: pH 6 (asam), dan larut dalam minyak
2. Pentanol: pH 6 (asam), tidak larut dalam minyak
3. Anilin: pH 7 (netral), larut dalam minyak
4. Etanol: pH 6 (asam), tidak larut dalam minyak
5. Etil asetat: pH 5 (asam), larut dalam minyak
6. Etanol +Minyak + H
2
SO
4
: tidak larut, terdiri dari dua lapisan
7. Etanol +Minyak + HCl : tidak larut, terbagi menjadi dua lapisan (lapisan
bawah: etanol dan HCl yang berwarna putih) dan minyak di lapisan atas
8. Etanol + Minyak + NaOH : larut, berwarna putih kekuningan, mengental
dan memadat

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Satuan Proses Sifat Asam Basa Senyawa Organik Jurusan Teknik Energi Tahun
2013/2014 Politeknik Negeri Sriwijaya
Fikapuspita.blogspot.com

IX. GAMBAR ALAT

You might also like