You are on page 1of 30

BAB III

DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI



3.1 Uraian Proses
Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude
Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan
Nusantara V PKS Sei Galuh hanya mengolah Crude Palm Oil/ CPO sedangkan
kernel akan di kirim ke dumai untuk kernel palm Oil/ KPO. TBS yang di olah di
PT. perkebunan Nusantara V PKS Sei Galuh berasal dari kebun inti dan plasma
serta pihak ketiga. Perlakuan terhadap TBS, mulai dari kebun, transportasi hingga
proses pengolahan di pabrik sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan.
Target yang harus dicapai pada proses pengolahan adalah mengolah bahan baku
TBS dengan kriteria matang panen yang baik, sehingga memperoleh hasil
produksi Crude Palm Oil/ CPO dan inti sawit yang memenuhi persyaratan mutu
sesuai keinginan pasar dengan harga jual yang tinggi dan biaya olah seminimal
mungkin serta mengendalikan limbah sebagai produk samping.
Pada dasarnya, proses pengolahan yang terjadi di pabrik sawit merupakan
proses pengolahan secara fisika. PT. perkebunan Nusantara V PKS Sei Galuh
memiliki beberapa stasiun dalam produksi Crude Palm Oil/ CPO dan kernel:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)
4. Stasiun Pengempaan (Press Station)
5. Stasiun Pemurnian ( Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)
7. Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)
8. Stasiun Pengolahan Limbah
9. Stasiun Power Plan
10. Stasiun Boiler





3.1.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS yang
akan diolah. Sumber TBS pada PT. perkebunan Nusantara V PKS Sei Galuh
berasal dari kebun inti, kebun plasma dan pihak ketiga. Pada stasiun ini dapat
diketahui berat TBS dari masing-masing kebun yang masuk untuk diolah pada
tahapan berikutnya untuk mengahsilkan CPO dengan yield dan kualitas yang
diinginkan. Stasiun penerimaan TBS meliputi:

1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Setiap truk TBS harus melewati jembatan timbang yang berada pada
gerbang masuk pabrik sawit PT. PN V PKS Sei Galuh untuk mengetahuai
tonase TBS yang masuk serta CPO dan kernel yang akan di jual keluar.
Jembatan timbang di PT.PN V Sei Galuh ada dua buah, yaitu jembatan
timbang TBS dan jembatan timbang produk (CPO dan Kernel) dapat dilihat
pada Gambar 3.1. Pada prinsipnya kedua jembatan ini hampir sama mengenai
cara kerja dan fungsinya. Berat bersih TBS yang diterima ataupun berat bersih
CPO atau kernel yang akan dipasarkan dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan berikut:

..(3.1)
Keterangan:
Netto : berat bersih TBS/CPO/kernel
Bruto : berat truk/tangki bersih TBS/CPO/kernel
Tara : berat truk/tangki tidak bersih TBS/CPO/kernel

Gambar 3.1 Operator jembatan timbang

Netto = Bruto - Tara



2. Sortir Tandan Buah Segar
Setelah melalui timbangan, sawit akan melalui stasiun sortasi yaitu tempat
pemilihan sawit yang akan menjadi bahan baku dalam produksi nantinya.
Sortiran dilakukan untuk mengontrol mutu TBS yang akan diolah dan
mengetahui sejauh mana kualitas buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak
kebun. Ada dua bagian sortir yaitu kebun inti dan sortasi kebun plasma.
Kebun inti adalah kebun milik perusahaan dan kebun plasma yang merupakan
milik masyarakat sekitar.

Gambar 3.2 Sortir TBS
3. Loading Ramp
Buah yang telah disortir selanjutnya ditimbun untuk sementara di loading
ramp sebelum didistribusikan ke dalam lori perebusan. Pada loading ramp
PT.PN V PKS Sei Galuh terdapat 2 unit Loading Ramp dengan 20 pintu
(bays). Kapasitas 1 unit peron 250 300 ton TBS dengan kapasitas masing-
masing bay 12,5 5 ton TBS. Pintu bays terbuka dan tertutup dengan
menggunakan sistem hidraulika. Pada Loading Ramp terdapat kisi-kisi dengan
celah kira-kira 12 mm yang berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan
pasir yang terbawa pada saat mengangkut TBS.
4. Lori
Lori merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut TBS sekaligus
sebagai tempat perebusan buah di dalam sterilizer. Lori berbentuk tabung
horizontal dengan bagian atas terbuka dan bagian samping serta bawahnya
dibuat berlubang dengan ukuran 1,8 cm. Tujuannya adalah untuk
mempertinggi penetrasi uap dan penetesan air kondensat yang terdapat pada
buah. Sebuah lori dapat memuat 2,5 2,6 ton TBS. Pengisian lori perlu


diperhatikan karena tidak boleh terlalu penuh maupun terlalu sedikit.
Kelebihan muatan lori dapat mengakibatkan buah jatuh dalam rebusan serta
dapat mengurangi daya tahan alat. Sementara itu, pengisian lori yang terlalu
sedikit dapat mengurangi kapasitas produksi yang akhirnya mengakibatkan
kerugian, lori dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Lori
5. Transfer Carriage
Alat ini berfungsi untuk memindahkan lori dari satu rel ke rel lainnya,
dapat dilihat pada Gambar 3.4. Jumlah transfer carriage pada pabrik sawit
PT.PN V PKS Sei Galuh sebanyak dua unit.


Gambar 3.4 Transfer Carriage

6. Capstand
Capstand merupakan alat penarik lori keluar dan masuk rebusan. Untuk
memastikan capstand berfungsi dengan baik, maka bollard (pengkonversi
tarikan menjadi daya dorong) harus dalam keadaan bersih dan kering. Hal ini
untuk menghindari tali slip ketika digunakan. Bollard capstand digunakan
untuk menarik lori dengan cara melilitkan tali secara teratur pada capstand.
Permukaan bollard harus rata dan tidak licin karena aus, sebab hal ini dapat


mengakibatkan tali cepat rusak dan putus.Capstand dapat dilihat pada Gambar
3.5.











Gambar 3.5Capstand pada saat penarikan lori

3.1.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Fungsi utama dari stasiun ini sebagai tempat perebusan TBS yang
dilakukan di dalam alat yang disebut sterilizer tipe horizontal. Jumlah sterilizer
pada PT.PN V PKS Sei Galuh sebanyak 4 unit dengan kapasitas masing-masing
10 lori atau 25 ton TBS dengan waktu perebusan 80-90 menit, tekanan 2,8 3
kg/cm
2
dan rentang suhu 130-140
0
C. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan
steam dari Back pressure Vessel (BPV). Stasiun perebusan dapat dilihat pada
gambar 3.6.

Gambar 3.6Stasiun Perebusan

Tujuan dilakukan perebusan adalah sebagai berikut:
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase dan oksidase
Dalam buah sawit terdapat enzim lipase dan oksidase yang dapat
mengahasilkan asam lemak bebas dalam minyak sawit. Aktifitas enzime
semakin tinggi apabila buah mengalami luka. Enzim lipase dan oksidase dapat


tidak berfungsi lagi dengan cara pemanasan pada suhu di atas 50
0
C, oleh
sebab itu perebusan pada suhu 120
0
C akan menghentikan aktivitas enzim.
2. Memudahkan proses pemipilan
Panas uap dapat meresap ke dalam buah karena adanya tekanan
sehingga buah lebih mudah dilepaskan dari spiklet (tandan) pada proses
treshing.
3. Menurunkan kadar air
Selama proses perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena
proses penguapan. Dengan berkurangannya air, susunan daging buah
(pericarp) berubah. Perubahannya memberi efek positif, yaitu mempermudah
pengambilan minyak selama proses pengempaan dan mempermudah
pemisahan minyak dari zat non-solid oil.
4. Pemecahan emulsi
Minyak dalam buah berbentuk emulsi yang dapat lebih mudah keluar
dari sel jika berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan fase dapat
terjadi dengan pemanasan, yang mengakibatkan air dan minyak terpisah.
Pemecahan emulsi yang diawali dari perebusan dapat membantu proses
pemisahan minyak dari air dan padatan lain pada stasiun klarifikasi.
5. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat
lekat dari inti sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar
air dalam biji akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya
menjadi berkurang.
Pada unit perebusan, PKS Sei Galuh menggunakan sistem triple peak (tiga
puncak). Adapun cara perebusannya yaitu:
Setelah TBS masuk ke dalam perebusan maka dilakukan pembuangan
udara selama 2,5 menit hingga tekanan di dalamnya menjadi 0 kg/cm
2
.
Pemasukan uap pertama dari tekanan 0-1,5 kg/cm
2
selama 10 menit.
Punjcak pertama tercapai pada tekanan 1,5 kg/cm
2
.
Pembuangan steam (blow down) sampai tekanan menjadi 0 kg/cm
2
selama
5 menit.


Pemasukan uap kedua dari tekanan 0-2 kg/cm
2
selama 10 menit. Puncak
kedua tercapai pada tekanan 2 kg/cm
2
.
Pembuangan steam sampai tekanan menjadi 0 kg/cm
2
selama 5 menit.
Pemasukan uap ketiga tekanan dari tekanan 0-3 kg/cm
2
selama 12 menit.
Puncak ketiga tercapai pada tekanan 3 kg/cm
2
.
Setelah puncak ketiga tercapai, dilakukan masa tahan pada tekanan 3
kg/cm
2
selama 40-50 menit.
Pembuangan steam sampai tekanan menjadi 0 kg/cm
2
selama 3-7 menit.

3.1.3 Stasiun Penebahan (Threrssing Station)
Stasiun penebahan merupakan stasiun setelah proses perebusan, yang
berfungsi untuk memisahkan brondolan buah dari tandan. Alat utama pada stasiun
ini meliputi:
1. Hoisting Crane











Gambar3.7Hoisting Crane
Hoisting Crane berfungsi untuk mengangkat lori yang berisi tandan buah
masak dari lintasan lori ke auto feeder, kemudian menurunkan kembali lori
yang telah kosong ke posisi semula. Tandan buah masak dituangkan ke auto
feeder dengan cara memutar lori tepat pada sumbunya dengan menggunakan
hoisting crane, seperti pada Gambar 3.7 dimana proses mengangkat lori.
2. Auto Feeder
Alat ini berfungsi untuk mengatur pemasukan buah ke dalam thresher
yaitu stripper drum. Kecepatannya diatur sesuai dengan kapasitas alat
selanjutnya.



Gambar3.8 Auto Feeder
3. Stripper Drum
Stripper drum berfungsi untuk melepaskan brondolan dari tandan buah
sawit dengan menggunakan prinsip kerja membanting buah dalam drum
berputar (stripper drum). Kecepatan putar akan mempengaruhi efisiensi
pemipilan. Putaran yang terlalu cepat akan menyebabkan tandan lengket
dengan drum. Putaran yang baik adalah apabila tandan jatuh di sumbu dan
jatuh lagi pada dasar drum. Kecepatan putar drum yang digunakan di PKS Sei
Galuh antara 23 25 rpm, stripper drum dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Buah yang telah membrondol jatuh diantara batangan-batangan ke
conveyor under thressing, kemudian brondolan dikirim ke digester
menggunakan bucket elevator dan distributing conveyor. Brondolan yang
tidak tertampung di digester dikirim kembali ke bucket elevator menggunakan
recycling conveyor yang berbentuk ulir. Sedangkan tandan kosong yang
keluar/jatuh dari stripper drum dikirim ke incenerator untuk proses
pembakaran melalui inclined empty bunch conveyor dan dikirim ke afdelling
yang digunakan sebagai pupuk.

Gambar3.9 Stripper Drum



4. Incenerator
Pada incenerator tandan kosong sawit (TKS) yang berasal dari stripper
drum akan dibakar sehingga menghasilkan abu yang akan digunakan sebagai
pupuk untuk areal perkebunan. Pada incenerator dilengkapi lebih dari dua
pintu sebagai tempat untuk menghidupkan api dan mengeluarkan abu hasil
pembakaran TKS. Diusahakan pintu incenerator ditutup untuk memperkecil
keluarnya zat pada cerobong asap seperti pada gambar 3.10.











Gambar 3.10 I ncenerator

3.1.4 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
Berondolan yang terpisah dari tandan selanjutnya akan diproses pada
stasiun pengempaan (pressing station). Tujuan utama proses pengempaan adalah
untuk mengeluarkan minyak dari buah. Alat utama yang digunakan pada stasiun
ini meliputi:
1. Digester
Digester merupakan alat yang berfungsi untuk mencincang dan
melumatkan brondolan yang telah direbus. Brondolan dikirim ke digester
dengan menggunakan bantuan conveyor. Digester dilengkapi dengan pisau
perajang yang digunakan untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan
perikarp dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Kecepatan
putar pisau perajang tersebut adalah sekitar 24 rpm. Proses digester juga
memerlukan panas dalam bentuk pemanasan mantel dengan steam pada suhu
antara 90 95
0
C, tujuannya agar minyak mencair dan mudah keluar dari
kantong-kantong minyak. Pemanasan di dalam digester tidak menggunakan


uap langsung karena dapat menyebabkan beberapa pengaruh negatif, antara
lain
Menambah jumlah air di dalam adonan yang dapat menurunkan daya
gesekan antara pisau dengan adonan;
Menyebabkan kerusakan mutu minyak karena adanya pemanasan yang
berlebihan, minyak akan teroksidasi;
Menyebabkan kekosongan pada inti sehingga inti akan sulit pecah.
2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
daging buah (mesocarp) dan biji (nut). Ampas diumpankan dari digester
dengan kapasitas 10-11 ton/jam secara kontinyu. Selama proses pengempaan,
air panas (dengan temperatur 80-90
0
C) ditambahkan ke screw press. Hal ini
bertujuan untuk pengenceran (dilution) sehingga massa bubur buah yang
dikempa tidak terlalu rapat sehingga membantu proses ekstraksi minyak dari
buah. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar
50% minyak, 42% air dan 8% zat padat. Adapun tekanan dalam screw press
yang perlu dipertahankan yaitu 50 bar. Minyak dari screw press ditampung di
oil gutter dan dialirkan ke stasiun klarifikasi sedangkan ampas press diumpan
ke cake breaker conveyor untuk diproses lebih lanjut di stasiun kernel.Screw
press dapat dilihat pada Gambar 3.11.











Gambar 3.11 Srew Press

3.1.5 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Clarification stasiun dimana cairan yang dihasilkan dari stasiun
pengempaan pada awalnya ditampung pada crudeoil gutter. Cairan ini terdiri dari


campuran minyak, air dan padatan bukan minyak (non oil solid/ NOS). untuk
menurunkan viskositas minyak dan memudahkan pengaliran ke stasiun klarifikasi,
crude oil ditambahkan air panas dengan kisaran suhu 80-90
0
C yang berasal dari
hot water tank. Selanjutnya minyak akan dikirim ke stasiun pemurnian
clarification stasiun.

Alat utama pada stasiun pemurnian minyak terdiri dari:
1. Sand Trap Tank
Minyak yang berasal dari screw press ditampung dalam oil gutter.
Selanjutnya minyak tersebut dialirkan ke sand trap tank untuk mengurangi
jumlah pasir yang terdapat dalam minyak. Alat ini menggunakan prinsip
gravitasi seperti pada Gambar 3.13, dimana pasir yang memiliki berat jenis
yang lebih besar dari minyak akan mengendap ke bawah. Untuk
mempermudah pengendapan pasir, pada alat ini dilakukan pemberian steam
dengan suhu 90-95
o
C. Pasir yang telah mengendap akan dikeluarkan dengan
proses blow down, sedangkan minyak akan dialirkan ke vibro double deck.







Gambar 3.12 Sand trap tank

2. Vibro Double Deck
Alat ini berfungsi untuk memisahkan non oil solid (NOS) dan kotoran
lainnya yang belum terpisahkan di dalam sand trap tank. Vibro double deck
berbentuk seperti ayakan dengan dua tingkat dengan ukuran masing-masing
20 dan 30 mesh, dimana prinsip pemisahannya dengan menggunakan getaran
melingkar atas dan bawah. Pada vibro double deck, minyak yang akan disaring
disemprotkan air panas dengan suhu antara 80-90
0
C yang bertujuan untuk
mempermudah proses penyaringan, minyak hasil saringan dialirkan ke crude
oli tank (COT).Vibro double deck dapat dilihat pada Gambar 3.13.














Gambar 3.13 Vibro double deck

3. Crude Oil Tank (COT)
Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang larut
dan lolos dari ayakan getar (vibro double deck). Adapun fungsi utama dari
crude oil tank (COT) adalah untuk menampung minyak dari ayakan getar
sebelum dipompakan ke continous settling tank (CST). Selain itu, oil tank
juga berfungsi untuk menerima minyak dari fat pit danreclaimed tank.
Pada bagian dalam crude oil tank dilengkapi dengan pipa coil pemanas.
Hal ini dimaksud untuk mempertahankan panas minyak pada suhu 90-95
0
C,
karena pemisahan minyak lebih sempurna pada keadaan tersebut. Kemudian
minyak yang berada pada lapisan atas COT dipompakan ke CST untuk
dilakukan proses pemurnian minyak selanjutnya.Crude oil tankdapat dilihat
pada Gambar 3.14.











Gambar 3.14 Crude oil tank






4. Continous Settling Tank (CST)
Continous settling tank berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan
sludge berdasarkan perbedaan berat jenis. Continous settling tank ini
dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk dengan kecepatan putar yang
rendah (12 rpm). Minyak yang berat jenisnya lebih rendah dari air dan sludge
akan berada pada bagian atas. Air dengan berat jenis antara minyak dan sludge
akan berada pada bagian tengah, sedangkan sludge yang berat jenisnya lebih
besar akan mengendap ke dasar tangki. Minyak akan dikutip oleh skimmer
pengutip minyak dan dialirkan ke oil tank, sedangkan sludge akan dikutip oleh
skimmer pengutip sludge menuju sludge tank. Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan prinsip gravitasi dan adanya pemanasan langsung (injeksi
steam) serta coil pemanas pada suhu antara 90-95
0
C lapisan pertama yang
berupa minyak akan melalui proses selanjutnya yang melibatkan beberapa
unit, antara lain:
a. Oil Tank
Alat ini berfungsi untuk menampung minyak yang berada pada lapisan
atas CST serta untuk mengendapkan kotoran halus yang masih terbawa di
dalam minyak. Pada oil tank suhu dipertahankan pada suhu 90-95
0
C
dengan menggunakan steam. Suhu minyak dalam oil tank sangat
berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak ada pemanasan
lagi.Oil tank dapat dilihat pada Gambar 3.15.











Gambar 3.15 Oil Tank







b. Float Tank
Tangki ini adalah tangki segi empat yang berfungsi untuk mengatur
jumlah minyak yang masuk kedalam vacuum dryer secara kontinyu.
Minyak dari oil tank mengalir ke float tank secara kontinyu.
c. Vacuum Drier
Minyak dari float masih mempunyai kandungan air yang tinggi
sehingga perlu dikurangi. Alat yang digunakan untuk mengurangi kadar
air adalah vacuum drier. Alat ini dihubungkan dengan vacuum pump.
Vacuum drier juga memiliki tabung pengering yang dilengkapi spray,
nozzle, dan gelas penduga untuk mengendalikan tinggi permukaan minyak.
Minyak yang masih mengandung air diumpankan dengan nozzle dengan
tujuan pemisahan minyak dengan air lebih sempurna. Uap air yang
terkandung dalam minyak akan terpisah pada tekanan bahwa atmosfir
dengan menggunakan pompa vakum. Tekanan yang digunakan sekitar 0,8
1 bar (600-700 mmHg). Setelah minyak dikurangi kadar airnya hingga
0,15% maka selanjutnya minyak dikirim ke storage tank.

Gambar 3.16 Vacuum drier
5. Storage Tank








Gambar 3.17 Storage Tank


Storage tank adalah tangki penyimpanan sementara minyak sawit sebelum
ke konsumen. Jumlah tangki penyimpanan yang ada di PTPN V PKS Sei
Galuh adalah 3 unit dengan kapasitas masing-masing 2000 ton, seperti pada
Gambar 3.17. Tangki ini dilengkapi dengan coil pemanas yang dipasang pada
tangki. Temperatur minyak dalam tangki dipertahankan sekitar 50-60
0
C, yang
bertujuan untuk menjaga kondisi minyak agar tetap berkualitas baik, sebab
minyak sawit pada suhu kamar akan cepat membeku. Namun adanya panas
yang berlebihan, dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas selama
penyimpanan minyak. Lapisan kedua yang berupa air dan sludge akan melalui
proses selanjutnya yang melibatkan beberapa unit, antara lain:
a. Sludge Tank
Sludge tank merupakan tangki yang digunakan untuk menampung
sludge dari CTS yang masih mengandung minyak (sekitar 7%) sebelum
diumpankan ke sludge separator. Sludge tank berbentuk tabung silinder
dengan bagian bawah berbentuk kerucut yang berguna untuk menampung
pasir. Dalam sludge tank pemanasan dilakukan pada suhu 90-95
0
C
dengan menginjeksikan steam.
b. Sand Cyclone
Berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan yang berasal
dari sludge tank.
c. Vibro Single Deck
Vibro single deck berfungsi untuk menyaring kotoran yang masih ada
di dalam sludge, yang selanjutnya akan masuk ke buffer tank untuk
diproses selanjutnya. Vibro single deckdapat dilihat pada Gambar 3.18.











Gambar 3.18Vibro Single Deck



d. Buffer Tank
Berfungsi untuk menampung sludge yang masih mengandung minyak
sebelum diolah ke sludge separator.
e. Sludge Separator
Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak dari lumpur, air
dan kotoran lain dengan gaya sentrifugal. Lumpur dimasukkan secara
kontinyu ke dalam bowl. Putaran bowl menyebabkan minyak, air dan
lumpur terpisah seperti pada Gambar 3.18.
Air dan lumpur yang berat jenisnya lebih besar dari pada minyak akan
terlempar ke arah dinding bowl dan dikeluarkan melalui nozzle untuk
dialirkan ke fat pit, sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih rendah
akan dialirkan ke saluran lain dan dialirkan ke COT. Air dan lumpur
disebut juga sebagai sludge akhir, dimana norma losses minyak yang
diizinkan didalamnya adalah sebesar 0,7%.











Gambar 3.19 Sludge Separator

f. Sludge Drain Tank
Merupakan alat yang berfungsi untuk menampung hasil blow down
dari oil tank, CTS dan sludge tank. Disini terjadi pemisahan secara
gravitasi. Untuk mempermudah pemisahan diinjeksikan steam agar suhu
tetap 90-95
o
C. Minyak yang berada pada lapisan atas dikembalikan ke
COT.
g. Fat Pit
Fat pit berfungsi untuk menampung cairan yang masih mengandung
minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun klarifikasi. Di dalam


bak fat pit ini, cairan yang ada dipanaskan sehingga akan terjadi
pemisahan berdasarkan berat jenis. Minyak yang berat jenisnya lebih
rendah pada bagian atas dan dapat diambil kembali untuk proses
pemurnian. Dimana minyak tersebut akan dipompakan kembali ke VCT,
sedangkan sludge dialirkan ke unit pengolahan limbah cair.Fat pitdapat
dilihat pada Gambar 3.19 tampak samping dan 3.20 tampak atas.









Gambar 3.19Fat Pit

3.1.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
Unit pengolahan inti berfungsi untuk memisahkan campuran antara
cangkang (shell), fiber, dan inti sawit (kernel) yang keluar dari screw press.
Cangkang dan fiber pada tahap berikutnya digunakan sebagai bahan bakar boiler
sedangkan kernel sebagai hasil produksi yang siap dipasarkan. Selain itu tujuan
stasiun kernel adalah mengekstraksikan inti (kernel) dari nut. Sasaran yang harus
dicapai adalah sebagai berikut:
Kehilangan losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan
Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar
Kapasitas stasiun yang dapat dicapai
Minimum biaya pengolahan
Pengoperasian yang fleksibeldan perawatan, serta kontrol yang mudah
dilakukan
Kebutuhan daya yang lebih rendah
Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal
Kebersihan lingkungan kerja
Adapun urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut:


1. Cake Breaker Conveyor(CBS)
Ampas dari hasil pengempaan (press cake) yang terdiri dari campuran biji
dan serabut, umumnya masih berbentuk gumpalan dan belum terurai. Melalui
conveyor pemecah gumpalan (cake breaker conveyor) gumpalan biji dan
serabut dipecah untuk kemudian dimasukkan ke dalam kolom pemisah biji
dan serabut (depericarper).
Adapun maksud dari pemecahan tersebut adalah untuk mempercepat
proses penguapan air yang terkandung di dalam serabut (fibre), agar fibre
menjadi lebih ringan dan mudah dipisahkan dari biji pada saat memasuki
depericarper. Di dalam depericarper, bahan-bahan ringan seperti fibre dan
cangkang halus akan dihisab oleh fibre cyclon yang dipergunakan sebagai
bahan bakar boiler, sedangkan biji yang lebih berat akan jatuh ke
polishingdrum.
2. Depericarper
Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang ujungnya
terdapat blower penghisap dan fibre cyclone. Fungsi dari depericaper adalah
untuk memisahkan fibre dan nut melaluli hisapan blower. Fibre akan dihisap
blower dan masuk ke dalam fibre cyclone kemudian melalui fibre shell
conveyor dibawah ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan nut yang lebih
berat akan masuk ke nut polishing drum. Kehilangan inti sawit pada fibre
sebesar 1,5%.

3. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum adalah alat untuk memisahkan serabut yang masih
melekat pada nut. Alat ini berbentuk drum berputar dan berlubang seperti pada
Gambar 3.21, dimana nut yang telah terlepas dari serabutnya akan jatuh
melalui lubang yang ada pada nut polising drum dan diangkut dengan nut
transport fan ke nut hopper.

















Gambar 3.21 Nut polishing drum

4. Nut Hopper
Nut hopper merupakan alat yang berfungsi untuk menampung sementara
nut yang berasal dari polishing drum sebelum dipecah menjadi inti dan
cangkang pada ripple mill.
5. Ripple Mill
Ripple mill merupakan alat pemecah nut sehingga menjadi kernel (inti)
dan cangkang (shell). Pemecahan ini dilakukan dengan cara menekan nut
dengan rotor pada dinding yang bergerigi. Effisiensi dari ripple mill ini antara
95-99%, artinya tidak semua biji yang diumpankan ke ripple mill akan
terpecah. Sisanya harus dipecah ulang (dikembalikan ke ripple mill). Hal-hal
yang mempengaruhi kerja ripple mill antara lain:
Kondisi ripple mill
Jarak rotor dengan plat bergerigi
Putaran ripple mill
6. Light Tenera Dust separator I (LTDS I)
LTDS I merupakan kolom pemisah campuran pertama yang terdiri dari
tromol tegak yang mempunyai blower diujungnya dan bekerja berdasarkan
atas perbedaan berat dan kemampuan hisapan blower. Dengan adanya hisapan
blower ini campuran akan terbagi menjadi 3 bagian:
a. Shell yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke shell hopper akan
dijual kepada pihak ketiga.
b. Nut yang lebih berat tidak dapat terhisap sehingga jatuh ke lantai
melalui kolom separator, ditampung dan sikembalikan ke nut hopper.


c. Inti dan sebagian cangkang akan masuk ke separating column II.
Sedangkan cangkang dan inti pecah yang masih tersisa akan masuk ke
clay bath.
7. Light Tenera Dust Separator II(LTDS II)
Untuk pemisahan cangkang yang masih terbawa bersama inti dari LTDS I
digunakan LTDS II. Prinsip kerja yang digunakan pada alat ini sama dengan
LTDS I tapi hisapan blowernya lebih kuat. Cangkang dan inti pecah yang
tidak terpisah pada LTDS II diumpankan ke claybath. Kernel utuh yang lebih
berat jatuh ke kernel transport fan, selanjutnya dikirim ke kernel silo. Looses
inti sawit pada LTDS I dan LTDS II masing-masing sebesar 1,5% dan 2%.
8. Claybath
Prinsip kerja pemisahan dengan claybath adalah perbedaan berat jenis (BJ)
antara inti dan cangkang. Untuk memisahkan inti dan cangkang digunakan air.
Sedangkan untuk menaikkan berat jenis air hingga mempunyai berat jenis
antara kernel dan cangkang digunakan kaolin atau kalsium carbonat (CaCO
3
)
dengan dosis yang direkomendasikan adalah 0,5-0,7 kg/ton TBS. Dalam
larutan CaCO
3
, cangkang yang lebih berat (BJ = 1,30 kg/m
3
) akan tenggelam
dan kernel yang lebih ringan (BJ = 1,07 kg/m
3
) akan mengapung dan naik ke
permukaan. Cangkang dan inti pecah akan dipompakan ke vibrating screen
(ayakan getar). Pada ayakan getar kernel dan cangkang dipisahkan dan
dibersihkan dari kotoran CaCO
3
dengan menggunakan air, melalui kernel
distributing conveyor, kernel dimasukkan ke kernel silo, sedangkan cangkang
masuk ke shell hopper.
9. Kernel Silo
Kernel yang telah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12-15%
air dimasukkan ke kernel silo untuk diturunkan kadar airnya hingga mencapai
7%. Proses pengeringannya dilakukan secara bertahap mulai dari suhu tingkat
atas (70-80
o
C), tengah (60-70
o
C) dan bawah (50-60
o
C). Penurunan kadar air
ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehingga proses
pembentukan jamur atau kenaikan ALB dapat dibatasi pada saat kernel
disimpan.



10. Bult Silo
Berfungsi sebagai tempat penampungan kernel sebelum dikirim ke
konsumen. Kapasitas buld silo ini adalah 200 ton/unit.

3.2 Pengendalian Mutu Produk
Laboratorium adalah bagian yang bertugas untuk mengendalikan mutu
produk. Pengendalian mutu produk merupakan tahapan yang sangat penting
dilakukan, karena baik buruknya mutu produk akan mempengaruhi nilai jual
produk itu sendiri. Laboratorium sebagai pusat pengendalian mutu produk
berfungsi sebagai peneliti, pengontrol dan pemeriksa hasil-hasil produk olahan
apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar
mutu produk PTPN V PKS Sei Galuh ditunjukkan oleh Tabel 3.3.
Tabel 3.1 Standar Mutu Produk PT. Perkebunan Nusantara V PKS Sei
Galuh
Produk
Standar
Kadar
Air
Kadar
Kotoran
ALB
(max. %) (max. %) (max. %)
Crude Palm Oil 0,20 0,02 3,5
Kernel Palm 7,0 6,0 1,0
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara V PKS Sei Galuh

Laboratorium sebagai pusat kendali mutu produk melakukan beberapa
analisa yang dapat memberikan informasi pendukung proses pengolahan, antara
lain:
1. Pemeriksaan dan pengujian produk akhir pengiriman inti sawit
2. Analisa CPO di storage tank
3. Analisa mutu CPO
4. Analisa dan pengujian produk akhir pengiriman CPO
5. Analisa mutu inti produksi dan losses
6. Analisa air umpan boiler
7. Analisa losses CPO


Pengawasan mutu tidak hanya dilakukan pada produk yang siap dijual,
namun juga pada proses pengolahan produk itu sendiri. Selain itu pengawasan
juga dilakukan pada material pendukung proses pengolahan , seperti pengawasan
terhadap mutu air, terutama air boiler. Dengan dilakukannya pemeriksaan produk,
maka kehilangan kernel dan kerusakan alat karena mutu air yang kurang baik dan
dapat dikurangi.

3.3 Spesifikasi Alat Proses
1. Jembatan Timbang
Fungsi : Menimbang TBS yang masuk ke pabrik serta CPO
dan inti yang dipasarkan
No. 1 Merk : Fuel Load Cell
No. 2 Merk : HBM Coputer
Kapasitas Max : 50 Ton Per Unit
Kapasitas Min : 10 kg
Jumlah : 2 unit
Sistem Penimbangan : Komputerisasi
2. Loading Ramp
Fungsi : Memindahkan TBS dari tempat penerimaan buah
sementara ke dalam lori perebusan
Kapasitas : 12,5 Ton/Pintu
Kapasitas Max : 250 Ton TBS Per Unit
Tinggi dari Permukaan : 175 cm
Lebar pintu : 225 cm
Jumlah pintu : 40 pintu (2 line)
3. Lori
Fungsi : Tempat penyimpanan dan perebusan TBS
Panjang : 2,5 m
Diameter Lubang : 10 mm
Kapasitas : 2,5 Ton/Unit
Jumlah : 90 Unit
4. Capstand


Fungsi : Untuk menarik lori yang berisi TBS menuju ke
sterilizer
Jumlah : 4 Unit
Merk : Renold
Desain : 7,5 KW, 1450 RPM
5. Bollard
Fungsi : Mengubah gaya tarik capstand menjadi gaya
dorong
Jumlah : 6 unit
6. Rail track
Fungsi : Sebagai lintasan atau rel bagi lori
Jumlah : 4 unit
7. Tranfer Carriage
Fungsi : Untuk memindahkan lori antara rel
Kapasitas : 3 lori
Jumlah : 2 unit
8. Sterilizer
Fungsi : Tempat perebusan TBS
Jumlah : 4 unit
Merk : Kaipeng
Panjang : 25 Meter
Kapasitas : 10 Lori Per Unit
Diameter : 2 Meter
Tekanan Kerja : 2,8 3 kg/cm
2
Suhu Kerja :130 -135
o
C
9. Hoisting Crane
Fungsi : Untuk memindahkan Tandan Buah Rebus (TBR)
dari lori ke fruit hopper
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 8 Ton Per Unit
Merk : Demag
Desain : 3 KWH, 1405 RPM


10. Automatic Feeder
Fungsi : Untuk memindahkan buah masak ke thresher
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 35 Ton Per Jam
Desain : 1,5 KW, 1420 RPM
11. Thresher
Fungsi : Untuk memipil buah dari tandan (janjangan)
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 35 Ton Per Jam
Putaran : 23 rpm
Panjang : 4,6 m
Diameter : 2 m
Desain : 11 KW, 1460 RPM
12. Bottom Conveyor
Fungsi : Untuk mengangkut brondolan yang jatuh dari
tresher dan sekaligus mengangkutnya ke fruit
elevator
Jumlah : 2 Unit


13. Fruit Elevator
Fungsi : Untuk mengangkut brondolan yang jatuh dari
tresher dan sekaligus mengangkutnya ke fruit
elevator
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 35 Ton/Jam
Panjang : 20 m/unit
Desain : 7,5 KW, 1450 RPM
14. Fruit Distributing Conveyor
Fungsi : Untuk mendistribusikan brondolan ke digester
Jumlah : 2 Unit
Panjang : 13,5 m/unit


15. Digester
Fungsi : Untuk melumatkan brondolan sehingga daging
buah terpisah dari biji
Jumlah : 8 Unit
Volume : 3000 liter/Unit
Tinggi : 3 m
Diameter : 130 m
Jumlah pisau : 10 Buah Per Unit
Desain : 22 KW , 1470 RPM
16. Screw Press
Fungsi : Untuk memeras minyak dari daging buah
Jumlah : 8 Unit
Kapasitas : 10-12 Ton Per Jam Per Unit
Suhu di alat : 90-95
0
C
Tekanan : 30 50 bar
Putaran : 12 rpm
17. Sand Trap Tank
Fungsi : Untuk memisahkan pasir dari minyak
Jumlah : 2 Unit
Tinggi : 203 cm
Kapasitas : 8 Ton
Diameter : 220 cm
18. Vibro Separator
Fungsi: Untuk menyaring minyak kasar hasil perasan screw press dari
kotoran-kotoran yang terikut
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 30 Ton/Jam
Ukuran Saringan : 20 dan 30 mesh
Screening Area :18860 cm
2
19. Crude Oil Tank
Fungsi : Untuk menampung minyak dari Vibrating Screen
Jumlah : 1 Unit


Panjang : 306 cm
Tinggi : 167 cm
Lebar : 180 cm
Kapasitas : 10 Ton
Temperature : 90 95
0
C
20. Continous Settling Tank (CST)
Fungsi : Untuk memisahkan minyak dari sludge melalui
proses pemanasan, pengendapan dan putaran
agitator
Jumlah : 2 Unit
Tinggi : 6,4 m
Diameter : 4 m
Kapasitas : 70 Ton
21. Oil Tank
Fungsi : Untuk menampung minyak yang dihasilkan dari
CTS
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 10 dan 12 m
3
22. Vacum Drier
Fungsi : Untuk menurunkan kadar air dalam minyak
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 16 Ton/Jam
Tekanan Hampa : 680-720 mmHg
23. Storage Tank
Fungsi : Sebagai tangki penyimpanan hasil produksi
Jumlah : 3 Unit
Kapasitas : 2000 Ton/Unit
24. Sludge Tank
Fungsi : Untuk menampung sludge dari Continous tank
Jumlah : 1 Unit
Tinggi : 285 cm
Diameter : 240 cm


Volume : 8000 Liter
25. Sand Cyclone
Fungsi : Untuk memisahkan pasir halus yang masih ada
dalam sludge
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 8 Ton/Jam
26. Sludge Drain Tank
Fungsi : Untuk menampung dan mengendapkan sludge dan
pasir yang masih tersisa dari vibro screen
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 7 m
3
27. Sludge Separator
Fungsi : Untuk memisahkan minyak dari sludge dan air
Merk : Alva Laval,Type 510 T
Jumlah : 3 Unit
Merk : Westlake, Type 410 T

Jumlah : 1 Unit
Volume : 16 m
3
/jam (tipe 1-3) & 10 m
3
/jam (4)


28. Fat Pit
Fungsi : Untuk menampung cairan yang masih
mengandung minyak yang berasal dari air
kondensat dan stasiun klarifikasi
Jumlah : 1 Unit
29. Cake Breaker Conveyor (CBR)
Fungsi : Untuk mengangkut cake hasil perasan Screw Press
ke Depericarper
Jumlah : 2 Unit
Panjang : 35,6 m
Putaran : 70 RPM
Desain : 7,5 KW, 1450 RPM


30. Depericarper
Fungsi : Untuk memisahkan nut dan fiber
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 35 Ton/Jam
31. Nut Polishing Drum
Fungsi : Untuk memisahkan nut dan fiber yang masih
melekat
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 30 Ton/Jam
Panjang : 585 cm
Diameter : 50 cm
Kecepatan : 15 rpm
32. Nut Conveyor
Fungsi : Untuk mengangkut nut hasil pemisahan dari
polishing drum ke nut cyclone
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 5 Ton/Jam
33. Nut Transport Fan
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 5 Ton/Jam
Desain : 30 KW, 2945 RPM

34. Ripple Mill
Fungsi : Untuk memecah nut
Jumlah : 2 Unit
Kapasitas : 6 Ton/Jam
Kec.Putaran : 960 rpm
Merk : HJ 18
Desain : 11 KW, 1460 RPM
35. Cracked Mixture Conveyor
Fungsi : Untuk mengangkut campuran cangkang dan inti
Jumlah : 1 Unit
36. Light Terena Dust Separation I (LTDS I)


Fungsi : Untuk memisahkan kernel dari debu dan shell
Jumlah : 1 Unit
Desain : 22 KW, 2920 RPM
37. Light Terena Dust Separation II (LTDS) II
Fungsi : Untuk memisahkan kernel dari kernel yang pecah
dan shell
Jumlah : 2 Unit
Merk : Phoenix
Desain : 22 KW, 2920 RPM
38. Claybath
Fungsi : Memisahkan kernel kecil, pecah dengan cangkang
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 30 m
3
/Jam
39. Kernel Silo
Fungsi : Tempat penimbunan dan pengeringan kernel
Jumlah : 4 Unit
40. Dry Kernel Transport Fan
Jumlah : 1 Unit
Merk : Phoenix
Desain : 18,5 KW, 2950 RPM
41. Buld Silo
Fungsi : Tempat penyimpanan kernel produksi sebelum
dikirim ke konsumen
Jumlah : 1 Unit

3.4 Manfaat Proses Industri Minyak Kelapa Sawit
Selain menghasilkan minyak goreng, industri minyak kelapa sawit juga
dapat dimanfaatkan untuk:
Bahan bakar alternatif biodiesel.
Nutrisi pakan ternak (cangkang hasil pengolahan).
Pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan).


Bahan dasar industri lainnya (Industri sabun, Industri kosmetik, Industri
makanan).
Obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi.
Bahan pembuat particle board (batang dan pelepah).

You might also like