You are on page 1of 20

Kelompok 3

Erna Nursanti H0812057


Fahrisa Surya P H0812060
Feti Munika Sakti H0812065
Fionita Setyaningrum H0812066
Firsto Rozi Kurniawan H0812067

Tipe
Belajar
Manusia
Tipe Belajar
Visual
Tipe Belajar
Auditorial
Tipe Belajar
Kinestetik
Tipe Belajar
Auditif
Tipe Belajar
Taktil
Tipe Belajar
Olfaktori
Tipe Belajar
Gustatif
Tipe Belajar
Combinative
1. Tipe Belajar Visual
Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang menitikberatkan
pada ketajaman penglihatan.
Karakeristik dari Tipe Belajar Visual :
a. Kebutuhan melihat sesuatu secara visual untuk mengetahui
dan memahaminya
b. Memiliki kepekaaan kuat terhadap warna
c. Memiliki pemahaman yang cukup mengenai artistik
d. Memiliki kesulitan dalam berkomunikasi langsung
e. Terlalu reaktif terhadap suara
f. Sulit mengikuti anjuran secara lisan
g. Seringkali salah dalam menginterpretasikan kata atau
ucapan
2. Tipe Belajar Auditorial
Tipe belajar auditorial adalah tipe belajar yang mengandalkan
pada pendengaran sebagai alat utama untuk bisa menyerap
informasi dan mengingatnya.
Karakteristik dari Tipe Belajar Auditorial :
a. Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran
b. Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk
tulisan secara langsung
c. Memiliki kesulitan menulis atau membaca
3. Tipe Belajar Kinestetik
Tipe belajar kinestetik adalah tipe belajar yang untuk dapat
menerima setiap pelajaran dengan disertai gerak fisik seperti
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya.
Karakteristi Tipe Belajar Kinestetik :
a. Menyentuh segala sesuatu yang di jumpainya termasuk saat
belajar
b. Sulit berdiam diri atau duduk lama saat belajar
c. Menyukai pelajaran yang diberikan dalam bentuk permainan


4. Tipe Belajar Auditif
Tipe belajar auditif adalah tipe belajar yang sama seperti tipe
belajar auditorial yaitu dengan menggunakan alat indra
pendengaran sebagai alat utama untuk memahami pelajaran.
Karakteristik dari Tipe Belajar Auidtif :
a. Ucapan yang jelas dan terang dengan intonasi yang tepat
dapat membantu dalam penyerapan materi pelajaran
b. Pandai berbicara atau sebagai pembicara yang fasih
c. Mudah terganggu oleh keributan

5. Tipe Belajar Taktil
Tipe belajar taktil adalah tipe belajar yang sama seperti tipe
belajar kinestetik yaitu penyerapan hasil belajar melalui alat
peraba, sentuhan tangan atau kulit.
Karakteristik dari Tipe Belajar Taktil : Sangat terampil apabila
diberi tugas pada kegiatan yang membutuhkan sentuhan tangan
6. Tipe Belajar Olfaktori
Tipe belajar olfaktori adalah tipe belajar yang menitikberatkan
pada indra penciuman sebagai sarana dalam menyerap
pelajaran yang diajarkan.
Karakteristik tipe belajar olfaktori : sangat cepat menyesuaikan
dirinya dengan suasana bau lingkungan, sebab pada umumnya
indera penciumnnya sangat peka terhadap bau-bauan.
7. Tipe Belajar Gustatif
Tipe Belajar Gustatif adalah tipe belajar yang lebih cepat
memahami apa yang. dipelajarinya melalui indera kecapnya.
Karakteristik Tipe Belajar Gustatif : menitikberatkan pada
kegiatan belajar yang mengandalkan indera kecap, misalnya:
dalam suatu kegiatan belajar yang berkaitan dengan rasa melalui
lidah. Misalnya: rasa asin, manis, pahit, dan sebagainya.
8. Tipe Belajar Combinative
Tipe Belajar Combinative adalah tipe belajar yang dapat
menggunakan lebih dari satu alat indra untuk menerima
pelajaran.
Karakteristik dari Tipe Belajar Combinative :
a. Tidak perlu menitik beratkan pada salah satu indera
b. Lebih mudah menerima pelajaran karena mempunyai
kemampuan untuk menggunakan semua alat indranya
dalam memahami pelajaran.
JENIS BELAJAR MANUSIA
A. Menurut Robert M. Gagne ada 8 jenis belajar. Setiap jenis
belajar merupakan prasyarat bagi jenis belajar di atasnya.
Kedelapan jenis belajar itu adalah:
1. Belajar Isyarat (Signal Learning)
2. Belajar Stimulus (Stimulus Respons Learning
3. Belajar Rangkaian (Chaining)
4. Asosiasi Verbal (Verbal Association)
5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
7. Belajar Aturan (Rule Learning)
8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving
Learning)
1. Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar isyarat adalah jenis belajar yang dilakukan dengan merespons suatu
isyarat, respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional.
Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara.
Lambaian tangan isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dengan
telunjuk dan lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang
adalah respons.
2. Belajar Stimulus (Stimulus Respons Learning)
Belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi. Jenis belajar stimulus
respons bersifat spesifik. Setiap respons dapat diperkuat dengan
reinforcement . Seperti 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan stimulus
respons, mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itu pun stimulus
respons .
3. Belajar Rangkaian (Chaining)
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara
berbagai stimulus respons yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian
motorik; seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum, atau gerakan
verbal seperti selamat tinggal, bapak-ibu.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Association)
Suatu kalimat unsur itu berbagun limas adalah contoh asosiasi verbal.
Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam
urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain. Seseorang dapat menyatakan
bahwa unsur berbagun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti
balok, kubus, atau kerucut.
5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Jenis belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti
membedakan berbagai bentuk wajah, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir. Kemampuan membentuk konsep ini
terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi. Dengan konsep dapat
digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-cit khusus (kelas),
seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, dan ikan. Dapat pula
digolongkan manusia berdasarkan ras (warna kulit) atau kebangsaan, suku
bangsa atau hubungan keluarga.
7. Belajar Aturan (Rule Learning)
Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Belajar aturan mirip dengan
verbal chaining (rangkaian verbal), terutama jika aturan itu tidak diketahui
artinya. Seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam sebuah
segitiga sama dengan 180 derajat.
8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)
Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai
berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu. Seringkali harus dilalui
dengan berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu,
mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala langkah
diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-
tiba (insight). Masalah yang dipecahkan sendiri atau penyelesaiannya
ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer pada situasi atau
problem lain.
Sistematika Lima Jenis Belajar meliputi lima kategori hasil
belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah
1. Informasi verbal,
2. Kemahiran intelektual,
3. Pengaturan kegiatan kognitif,
4. Keterampilan motorik,
5. Sikap.
1. Informasi verbal (Verbal information)
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk
bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga
menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi cap verbal dan
data/fakta. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-
obyek yang dihadapi, misalnya kursi. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui,
misalnya Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta.
2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam
bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf,
angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat
subkemampuan, yaitu:
Diskriminasi jamak
Konsep
Kaidah
Prinsip
3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya
sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang
sama.
4. Keterampilan motorik (Motor skill)
Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam
urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota
badan secara terpadu.
5. Sikap (Attitude)
Kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah
baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

JENIS BELAJAR MANUSIA
B. Menurut A.De Block jenis belajar dibagi berdasarkan kategori
masing-masing yaitu :
1. Jenis-jenis belajar berdasarkan bentuk psikis
a. Belajar dinamik/konatif
b. Belajar afektif
c. Belajar kognitif
d. Belajar sensori-motorik
2. Jenis-jenis belajar berdasarkan materi yang dipelajari
a. Belajar teoritis
b. Belajar teknis
c. Belajar sosial atau bermasyarakat
d. Belajar estetis
3. Jenis-jenis belajar yang tidak begitu disadari
a. Belajar insedental
b. Belajar dengan mencoba-coba
c. Belajar tersembunyi

1. Jenis-jenis belajar berdasarkan bentuk psikis, terdiri dari :
a. Belajar dinamik/konatif
Belajar dinamik/konatif adalah belajar yang bercirikan bahwa orang itu
mempunyai kehendak. Berkehendak suatu aktivitas psikis yang terarah pada
pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari atau dihayati.
b. Belajar afektif
Belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari objek-objek (bisa orang,
benda, atau peristiwa) yang dihadapi melalui alam perasaan. Atau dapat
dikatakan belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang
wajar.
c. Belajar kognitif
Belajar kognitif adalah belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, dan ini merupakan
proses mental. Terdiri dari mengingat dan berpikir. Mengingat dapat
dibedakan menjadi dua peristiwa, yaitu rekognisi (mengenal kembali), dan
reproduksi (mengingat kembali). Sedangkan berpikir mempunyai syarat harus
mengenai pengetahuan yang tepat, berupa fakta. Fakta dan data menjadi
bahan baku untuk berpikir.
d. Belajar sensori-motorik
Belajar sensori-motorik merupakan belajar menghadapi dan menangani
objek-objek fisik.

2. Jenis-jenis belajar berdasarkan materi yang dipelajari, terdiri dari :
a. Belajar teoritis
Belajar teoritis merupakan data dan fakta (pengetahuan) dalam
suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan
digunakan untuk memecahkan problem.
b. Belajar teknis
Belajar teknis atau praktis adalah belajar dalam mengembangkan
keterampilan. Belajar teknis dapat berjalan dengan baik apabila
jenis belajar yang lain telah dipahami. Atau dapat dikatakan
bahwa belajar teknis mempunyai syarat, yaitu belajar fakta,
konsep, dan prinsip.
c. Belajar sosial atau bermasyarakat
Belajar bermasyarakat adalah belajar untuk hidup bersama.
d. Belajar estetis
Belajar estetis adalah belajar untuk membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan.

3. Jenis-jenis belajar yang tidak begitu disadari, terdiri dari
a. Belajar insedental
Belajar insidental merupakan belajar sampingan dari belajar
yang sebenarnya. Maksudnya adalah dalam belajar sesuatu
dengan tujuan tertentu, masih ada hal lain yang dipelajari
yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.
b. Belajar dengan mencoba-coba
Belajar dengan coba-coba adalah jenis belajar yang
didapatkan dengan mencoba-coba. Hal ini biasanya terjadi
karena belum ada teori yang mendahului apa yang akan
dipelajari.
c. Belajar tersembunyi
Belajar tersembunyi adalah jenis belajar di mana yang
mengetahui tentang tujuan hanya guru. Siswa tidak tahu
bahwa yang ia lakukan adalah suatu yang mempunyai
tujuan. Atau dapat dikatakan siswa tidak sadar kalau ia
sedang belajar, padahal ia sedang belajar.

You might also like