Fahrisa Surya P H0812060 Feti Munika Sakti H0812065 Fionita Setyaningrum H0812066 Firsto Rozi Kurniawan H0812067
Tipe Belajar Manusia Tipe Belajar Visual Tipe Belajar Auditorial Tipe Belajar Kinestetik Tipe Belajar Auditif Tipe Belajar Taktil Tipe Belajar Olfaktori Tipe Belajar Gustatif Tipe Belajar Combinative 1. Tipe Belajar Visual Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Karakeristik dari Tipe Belajar Visual : a. Kebutuhan melihat sesuatu secara visual untuk mengetahui dan memahaminya b. Memiliki kepekaaan kuat terhadap warna c. Memiliki pemahaman yang cukup mengenai artistik d. Memiliki kesulitan dalam berkomunikasi langsung e. Terlalu reaktif terhadap suara f. Sulit mengikuti anjuran secara lisan g. Seringkali salah dalam menginterpretasikan kata atau ucapan 2. Tipe Belajar Auditorial Tipe belajar auditorial adalah tipe belajar yang mengandalkan pada pendengaran sebagai alat utama untuk bisa menyerap informasi dan mengingatnya. Karakteristik dari Tipe Belajar Auditorial : a. Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran b. Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung c. Memiliki kesulitan menulis atau membaca 3. Tipe Belajar Kinestetik Tipe belajar kinestetik adalah tipe belajar yang untuk dapat menerima setiap pelajaran dengan disertai gerak fisik seperti menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Karakteristi Tipe Belajar Kinestetik : a. Menyentuh segala sesuatu yang di jumpainya termasuk saat belajar b. Sulit berdiam diri atau duduk lama saat belajar c. Menyukai pelajaran yang diberikan dalam bentuk permainan
4. Tipe Belajar Auditif Tipe belajar auditif adalah tipe belajar yang sama seperti tipe belajar auditorial yaitu dengan menggunakan alat indra pendengaran sebagai alat utama untuk memahami pelajaran. Karakteristik dari Tipe Belajar Auidtif : a. Ucapan yang jelas dan terang dengan intonasi yang tepat dapat membantu dalam penyerapan materi pelajaran b. Pandai berbicara atau sebagai pembicara yang fasih c. Mudah terganggu oleh keributan
5. Tipe Belajar Taktil Tipe belajar taktil adalah tipe belajar yang sama seperti tipe belajar kinestetik yaitu penyerapan hasil belajar melalui alat peraba, sentuhan tangan atau kulit. Karakteristik dari Tipe Belajar Taktil : Sangat terampil apabila diberi tugas pada kegiatan yang membutuhkan sentuhan tangan 6. Tipe Belajar Olfaktori Tipe belajar olfaktori adalah tipe belajar yang menitikberatkan pada indra penciuman sebagai sarana dalam menyerap pelajaran yang diajarkan. Karakteristik tipe belajar olfaktori : sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan, sebab pada umumnya indera penciumnnya sangat peka terhadap bau-bauan. 7. Tipe Belajar Gustatif Tipe Belajar Gustatif adalah tipe belajar yang lebih cepat memahami apa yang. dipelajarinya melalui indera kecapnya. Karakteristik Tipe Belajar Gustatif : menitikberatkan pada kegiatan belajar yang mengandalkan indera kecap, misalnya: dalam suatu kegiatan belajar yang berkaitan dengan rasa melalui lidah. Misalnya: rasa asin, manis, pahit, dan sebagainya. 8. Tipe Belajar Combinative Tipe Belajar Combinative adalah tipe belajar yang dapat menggunakan lebih dari satu alat indra untuk menerima pelajaran. Karakteristik dari Tipe Belajar Combinative : a. Tidak perlu menitik beratkan pada salah satu indera b. Lebih mudah menerima pelajaran karena mempunyai kemampuan untuk menggunakan semua alat indranya dalam memahami pelajaran. JENIS BELAJAR MANUSIA A. Menurut Robert M. Gagne ada 8 jenis belajar. Setiap jenis belajar merupakan prasyarat bagi jenis belajar di atasnya. Kedelapan jenis belajar itu adalah: 1. Belajar Isyarat (Signal Learning) 2. Belajar Stimulus (Stimulus Respons Learning 3. Belajar Rangkaian (Chaining) 4. Asosiasi Verbal (Verbal Association) 5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning) 6. Belajar Konsep (Concept Learning) 7. Belajar Aturan (Rule Learning) 8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning) 1. Belajar Isyarat (Signal Learning) Belajar isyarat adalah jenis belajar yang dilakukan dengan merespons suatu isyarat, respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional. Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara. Lambaian tangan isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dengan telunjuk dan lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. 2. Belajar Stimulus (Stimulus Respons Learning) Belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi. Jenis belajar stimulus respons bersifat spesifik. Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement . Seperti 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan stimulus respons, mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itu pun stimulus respons . 3. Belajar Rangkaian (Chaining) Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara berbagai stimulus respons yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik; seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak-ibu. 4. Asosiasi Verbal (Verbal Association) Suatu kalimat unsur itu berbagun limas adalah contoh asosiasi verbal. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain. Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur berbagun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut. 5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning) Jenis belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. 6. Belajar Konsep (Concept Learning) Konsep merupakan simbol berpikir. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-cit khusus (kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, dan ikan. Dapat pula digolongkan manusia berdasarkan ras (warna kulit) atau kebangsaan, suku bangsa atau hubungan keluarga. 7. Belajar Aturan (Rule Learning) Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Belajar aturan mirip dengan verbal chaining (rangkaian verbal), terutama jika aturan itu tidak diketahui artinya. Seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam sebuah segitiga sama dengan 180 derajat. 8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning) Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu. Seringkali harus dilalui dengan berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba- tiba (insight). Masalah yang dipecahkan sendiri atau penyelesaiannya ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer pada situasi atau problem lain. Sistematika Lima Jenis Belajar meliputi lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah 1. Informasi verbal, 2. Kemahiran intelektual, 3. Pengaturan kegiatan kognitif, 4. Keterampilan motorik, 5. Sikap. 1. Informasi verbal (Verbal information) Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi cap verbal dan data/fakta. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek- obyek yang dihadapi, misalnya kursi. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta. 2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill) Kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu: Diskriminasi jamak Konsep Kaidah Prinsip 3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy) Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama. 4. Keterampilan motorik (Motor skill) Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. 5. Sikap (Attitude) Kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
JENIS BELAJAR MANUSIA B. Menurut A.De Block jenis belajar dibagi berdasarkan kategori masing-masing yaitu : 1. Jenis-jenis belajar berdasarkan bentuk psikis a. Belajar dinamik/konatif b. Belajar afektif c. Belajar kognitif d. Belajar sensori-motorik 2. Jenis-jenis belajar berdasarkan materi yang dipelajari a. Belajar teoritis b. Belajar teknis c. Belajar sosial atau bermasyarakat d. Belajar estetis 3. Jenis-jenis belajar yang tidak begitu disadari a. Belajar insedental b. Belajar dengan mencoba-coba c. Belajar tersembunyi
1. Jenis-jenis belajar berdasarkan bentuk psikis, terdiri dari : a. Belajar dinamik/konatif Belajar dinamik/konatif adalah belajar yang bercirikan bahwa orang itu mempunyai kehendak. Berkehendak suatu aktivitas psikis yang terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari atau dihayati. b. Belajar afektif Belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari objek-objek (bisa orang, benda, atau peristiwa) yang dihadapi melalui alam perasaan. Atau dapat dikatakan belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. c. Belajar kognitif Belajar kognitif adalah belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, dan ini merupakan proses mental. Terdiri dari mengingat dan berpikir. Mengingat dapat dibedakan menjadi dua peristiwa, yaitu rekognisi (mengenal kembali), dan reproduksi (mengingat kembali). Sedangkan berpikir mempunyai syarat harus mengenai pengetahuan yang tepat, berupa fakta. Fakta dan data menjadi bahan baku untuk berpikir. d. Belajar sensori-motorik Belajar sensori-motorik merupakan belajar menghadapi dan menangani objek-objek fisik.
2. Jenis-jenis belajar berdasarkan materi yang dipelajari, terdiri dari : a. Belajar teoritis Belajar teoritis merupakan data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem. b. Belajar teknis Belajar teknis atau praktis adalah belajar dalam mengembangkan keterampilan. Belajar teknis dapat berjalan dengan baik apabila jenis belajar yang lain telah dipahami. Atau dapat dikatakan bahwa belajar teknis mempunyai syarat, yaitu belajar fakta, konsep, dan prinsip. c. Belajar sosial atau bermasyarakat Belajar bermasyarakat adalah belajar untuk hidup bersama. d. Belajar estetis Belajar estetis adalah belajar untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan.
3. Jenis-jenis belajar yang tidak begitu disadari, terdiri dari a. Belajar insedental Belajar insidental merupakan belajar sampingan dari belajar yang sebenarnya. Maksudnya adalah dalam belajar sesuatu dengan tujuan tertentu, masih ada hal lain yang dipelajari yang sebenarnya tidak menjadi sasaran. b. Belajar dengan mencoba-coba Belajar dengan coba-coba adalah jenis belajar yang didapatkan dengan mencoba-coba. Hal ini biasanya terjadi karena belum ada teori yang mendahului apa yang akan dipelajari. c. Belajar tersembunyi Belajar tersembunyi adalah jenis belajar di mana yang mengetahui tentang tujuan hanya guru. Siswa tidak tahu bahwa yang ia lakukan adalah suatu yang mempunyai tujuan. Atau dapat dikatakan siswa tidak sadar kalau ia sedang belajar, padahal ia sedang belajar.