You are on page 1of 2

Penanganan pada hipermenorrhea

Bila dijumpai kelainan organik, maka pengobatan ditujukan kepada kelainan organik tersebut. Penyebab yang bukan
kelainan organik diberikan progesteron seperti MPA 10 mg/hari, atau didrogesteron 10mg/hari, atau juga noretisteron
asetat 5mg/hari, yang diberikan dari hari ke-16 sampai ke-25 siklus haid. Dapat juga di berikan tablet kombinasi
estrogen-progesteron dari hari ke-16 sampai hari ke-25 siklus haid.
Penanganan pada hipomenorrhea
Bila siklus menstruasi berovulasi tidak perlu dilakukan pengobatan apapun. Bila ternyata tetap ingin diberikan
pengobatan, maka dapat diberikan kombinasi estrogen-progesteron yang dimulai hari ke-16 sampai hari ke-25 siklus
menstruasi.
Polimenorrhea Haid yang terlalu sering, dimana siklusnya < 21 hari.
Oligomenorrhea
Penanganan Oligomenorrhea
Penanganan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab
1
. Pada oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada
remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
11

Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea.
Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien dengan sindrom
ovarium polikistik juga sering diterapi dengan hormonal.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan.

Penangan Pada Amennorrhea sekunder
1. Amenorrhea hipotalamik
Penyebab organik ditangani sesuai dengan penyebab organik tersebut.
Penyebab fungsional. Konsultasi, atau konseling.
Psikoterapi, ataupun penggunaan obat-obat psikofarmaka hanya pada keadaan yang berat saja,
seperti pada anoreksia nervosa dan bolemia. Penting diketahui, bahwa obat-obat psikofarmaka
dapat meningkatkan prolaktin. Agar merasa tetap sebegai seorang wanita, dapat di berikan estrogen
dan progesteron siklik.
Kekurangan Gn-RH. Diberikan Gn-RH pulsatif (bila mungkin), atau pemberian FSH-LH dari luar.
2. Amenorrhea hipofisis
Substitusi hormon yang kurang (FSH:LH), atau pemberian steroid seks secara siklik
3. Amenorrhea Uteriner
Stimulasi steroid seks. Apabila gagal perlu dipertimbangkan adanya aplasia uteri, asherman
syndrome.
4. Amenorrhea Ovarium
Untuk menekan sekresi FSH dan dapat diberikan estrogen dan perprogesteron, atau estrogen saja
secara siklik.
Selain itu untuk menekan sekresi FSH dan LH yang berlebihan dapat juga diberikan Gn-RH analog
selama 6 bulan. Pada menopause prekok maupun sindroma ovarium resisten gonadotropin, steroid
seks diberikan sampai terjadi haid. Kemungkinan menjadi hamil sangat kecil.
Metrorrhagia
Adalah perdarahan tidak teratur, kadang tejadi di pertengahan siklus haid.
Etiologi:
1. Organik
karsinoma korpus uteri, mioma submukosum, polip, dan karsinoma serviks
2. Endokrin
Seperti pada usia perimenarche dan menoupause

Penanganan Metrorrhagia
1. Sesuai dengan diagnosis dan komplikasi
2. Sesuai hasil PA

Penanganan pada dismenorrea primer
Pemberian Analgetik: NSAIDs diberikan 1-2 hari menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga
siklus haid.
13
Terapi hormonal juga telah banyak digunakan. Tujuannya untuk menghasilkan siklus haid yang anovulatorik,
sehingga nyeri haid dapat dikurangi. Biasanya diberikan Progesteron (Didrogesteron 10mg, 2 kali 1,
Medroksiprogesteron asetat 5mg/hari) diberikan mulai dari hari ke-5 sampai ke-25 siklus haid.
13

Dismenorea Sekunder
Adalah nyeri haid yang terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.
Etiologi : Adenomyosis, myomas, infection, cervical stenosis.
Penanganan pada dismenorrhea sekunder
Bila ada kelainan organik ditangani secara kausal. Pada kasus-kasus yang menolak tindakan operatif, maka
untuk sementara dapat dicoba pengobatan medikamentosa seperti pada dismenorrea primer. Pemberian analog
GnRH selama 6 bulan sangat efektif menghilangkan nyeri haid yang disebabkan endometriosis
Penanganan PMS
1. Medikamentosa
- Prostaglandin sintetase inhibitor
- Pil KB : medroxyprogesterone acetate 10-30mg/hari
- GnRH agonis dikombinasi dengan estrogen-progesteron :Nafareline, goserelide
- Selective Serotonin Reuptake Iinhibitors: Fluoxetine, Setraline, Paraxetine
- Plasebo
- Spironolactone

2. Operatif
oovorektomi
Penanganan pada Menorrhagia
1. Terapi non-hormonal
a. NSAID
Asam mefenamat, asam meklofenat, naproxen, ibuprofen, diclofenac.
b. Anti-fibrinolitik
Asam tranexamid, asam Epsilon-amino caproic
c. Etamsylate
Fungsi : mereduksi kerapuhan kapiler
2. Terapi Hormonal
a. Progesterone
Norehisterone, medroxyprogesterone acetate, dygrogesterone
b. Intrauterine progesterone
Levonorgestrel
c. Kombinasi Estrogen/progesterone
Kontrasepsi oral, terapi hormone pengganti
d. Lain-lain
Danazol, gestrinone, analog GnRH

3. Pembedahan
1. Hysterectomy
a. Transabdominal Histerectomy (TAH)
b. Transvaginal Histerectomy (VH)
c. Laparoscopi (LAVH)
2. Ablasi Endometrial
a. Generasi pertama
i. Trans Cervical Resection of the Endometrium (TCRE)
ii. Endometrial Laser Resection (ELA)
iii. Roller Ball Endometrial Ablation (REA)
b. Generasi kedua
i. Thermal Balloons (Thermachoice, Cavatherm)
ii. Microwave Endometrial Abaltion (MEA)
iii. Circulating Hot Saline (Hydro therm Ablator)
iv. Cryotherapy

You might also like