You are on page 1of 7

NAMA : HILDA HAYATI

NIM : 03121003016
SHIFT : B (SELASA PAGI)
KELOMPOK : 3
COOLING TOWER ONE THROUGH

Cooling Tower adalah suatu menara atau bangunan sirkulasi udara secara
langsung atau tidak langsung kontak dengat air panas dan kemudian diubah
menjadi air dingin yang diharapkan atau memindahkan sejumlah panas dari suatu
fluida ke fluida lain. Cooling Tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana
adanya perubahan temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju
perpindahan massa yang terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dipengaruhi
oleh luas daerah kontak antara fluida panas dan fluida dingin.
Peranan Cooling Tower banyak digunakaan untuk mendinginkan air,
dimana proses pendinginan dapat terjadi dengan bantuan udara luar serta kipas
untuk mempercepat pendinginan tersebut. Proses heat transfer melibatkan;
transfer latent heat yang disebabkan oleh penguapan air dalam porsi kecil, dan
juga transfer sensible heat yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara air
dan udara. Diperkirakan 80% dari transfer heat itu adalah kalor latent dan 20%
sisanya adalah kalor sensible. Sebuah cooling tower bisa digunakan sebagai
penghilang panas dalam proses thermodynamics konvensional seperti pendinginan
atau generasi tenaga steam atau biasa digunakan dalam berbagai proses dimana air
digunakan untuk penukar panas dan ini baik atau diinginkan untuk membuat
penolak panas pada udara atmospherics. Air bekerja sebagai sebagai fluida
penukar panas, menghilangkan panas ke udara atmospherics kemudian
didinginkan dan disirkulasi pada sistem untuk menghasilkan operasi yang
ekonomis. Kemungkinan teoritis dari perpindahan panas per pound dari sirkulasi
udara dalam suatu cooling tower bergantung pada temperatur dan uap air dari
udara (moisture content of the air). Suatu indikasi uap air dari udara adalah
temperatur wet-bulbnya. Idealnya, temperatur wet-bulb harus lebih rendah dari
temperatur teoritis dimana air dapat didinginkan.
Sistem operasi cooling tower berdasarkan pada penguapan dan perubahan
panas sensible, dimana campuran dua aliran fluida pada temperatur yang berbeda
(air dan udara) akan melepaskan panas latent penguapan yang menyebabkan efek
pendinginan ke fluida yang lebih panas dalam masalah ini air. Efek pendinginan
ini dicapai dengan merubah sebagian cairan ke keadaan uap dengan melepaskan
panas latent penguapan. Selain itu, panas sensible juga berperan ketika air panas
yang dilewatkan kontak dengan aliran udara dingin yang masuk, sehingga udara
akan mendinginkan air dan temperatur akan meningkat sesuai dengan jumlah
panas sensible yang diperolehnya. Jika udara kering pada temperatur konstan
dijenuhkan dengan air pada temperatur yang sama dalam suatu peralatan kontak
langsung. Uap air akan masuk ke udara dengan membawa panas latennya.
Humiditas campuran udara-uap air akan meningkat selama penjenuhan, karena
tekanan uap dari air yang berpindah dari lingkungan air lebih besar dari tekanan
uapnya dalam udara tak jenuh sehingga penguapan dapat terjadi. Dan bila tekanan
uap dari air di udara sama dengan cairannya, maka penguapan akan terhenti.
Perpindahan material oleh perbedaan tekanan uap (beda konsentrasi) disebut
difusi.
Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan
ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya adalah
sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan
fan/kipas. Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak
nozzle, fan/blower, bak penampung, casing, dsb. Proses yang terjadi pada chiller
atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi uap terdiri
dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam
satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang
mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke
komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled
condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigeran. Secara
umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air mengalir memasuki
shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa yang berada di
dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor.
Uap refrigeran superheat berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan
tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki
temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali
atau didinginkan pada cooling tower. Langkah pertama adalah memompa air
panas tersebut menuju cooling tower melewati system pemipaan yang pada
ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas
yang keluar dari nozzle secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar
yang bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada
cooling tower. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian
dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling
tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air
terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika
proses evaporative cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan
approach, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling
tower dan approach adalah selisih antara udara suhu udara wet-bulb dan suhu air
yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari
air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu
perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu
pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat
energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller.
Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang
jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang
relatif panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi
dibandingkan sistem lainnya.
Once Through Cooling adalah sirkulasi air yang digunakaan hanya satu
kali proses saja. Pada sistem pendinginan jenis ini, air hanya dialirkan ke sistem
pertukaran panas (heat exchanger) dan kemudian langsung dibuang. Modal
pembuatan instalasi dan biaya operasional sangat rendah. Perbedaan suhu antara
air panas dan air dingin rendah.
Keuntungan menggunakan Once through systems :
1) Tidak diperlukan cooling tower
2) Tidak diperlukan pengolan / treatment pendahuluan
Kelemahan :
1) Hanya bisa di terapkan pada wilayah yang memiliki banyak ketersediaan air
2) Membuang panas ke lingkungan
3) Sukar mengendalikan pemakaian bahan kimia
4) Pembuangan limbah bahan kimia ke lingkungan tidak terkontrol

Gambar 1. Once Through Cooling Tower
Pemilihan cooling water dan cooling system yang sesuai adalah salah satu
unsur penting dalam perancangan pabrik. Hal ini dikarenakan sistem pendingin
berkaitan langsung dengan efisiensi pabrik, selain itu juga berpengaruh pada biaya
kapital juga biaya operasional. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan sistem pendingin antara lain:
1) Availability dan reliability
Ketersediaan dan kesinambungan sistem pendingin merupakan
pertimbangan utama.
2) Operability dan Maintainability
Meliputi kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan
3) Biaya investasi
Meliputi seluruh biaya yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas sistem
pendingin
4) Operating cost
Meliputi biaya man power, chemical, electrical dan biaya pemeliharaan
5) Dampak lingkungan
Meliputi konsiderasi pada dampak lingkungan seperti polusi limbah, maupun
polusi panas
Besarnya kemampuan transfer panas yang terjadi di dalam cooling tower
tergantung pada faktor berikut ini :
1) Perbedaan suhu air masuk dan suhu wet bulb temperature udara saat itu.
2) Luas permukaan air yang kontak secara langsung dengan pergerakan udara
3) Kecepatan relatif antara udara dan air
4) Waktu terjadinya kontak antara air dan udara.
Pada saat Cooling Tower beroperasi, akan terjadi penguapan dari water
Cooling Supply, untuk itu dibutuhkan air tambahan/air umpan.
Untuk menghasilkan air umpan yang layak, perlu diperhatikan beberapa hal,
yaitu:
1) Sumber air
2) Kandungan parameter air
3) Debit air
Faktor yang mempengaruhi kerja Cooling Tower :
1) Fisik :
a) Kecepatan aliran air (Qwater) : Kecepatan aliran air yang masuk ke
cooling tower merupakan suatu faktor yang mempengaruhi, semakin besar
flow rate air yang masuk maka akan semakin besar beban fluida pendingin
dalam proses pendinginan.
b) Kecepatan aliran udara : Semakin besar rate udara yang masuk maka
proses pendinginan di dalam cooling tower akan semakin cepat.
c) Perbandingan distribusi air dan udara : Perbandingan distribusi air sebagai
fluida yang akan didinginkan dan udara sebagai fluida yang digunakan
untuk mendinginkan haruslah sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
d) Heat Load (beban panas) : Semakin besar heat load, maka akan
dibutuhkan rate udara masuk yang besar pula.
e) Make-up : Air make-up memiliki pengaruh yang besar pada cooling tower
karena membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan
timbulnya deposit maupun korosi. Make-up water biasanya dilengkapi
dengan Filter Water Sistem.
2) Reaksi :
a) Kontaminasi dari lingkungan dan proses :
b) Lingkungan : Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di
cooling water adalah udara yang diambil dari sekitarnya, maka tidak
terlepas dari kontaminasi kotoran/polutan dan benda asing yang dibawa
udara masuk ke sistem air pendingin.
c) Proses : Hal ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya
Heat Exchager untuk pelumas gas ammonia atau gas sintesa apabila terjadi
kebocoran akan mengakibatkan kontaminasi air pendingin.
d) Chemical : Penggunaan bahan kimia yang tidak terkontrol akan
menimbulkan efek samping pada sistem cooling tower. Kontrol dan
monitoring kualitas air dengan standar analisa air untuk mendapatkan
parameter kualitas air yang diinginkan merupakan hal yang sangat
penting.
e) Penggunaan bahan kimia : Bahan kimia pencegah korosi (Corrosion
Inhibitor), Bahan kimia pencegah Fouling (Dispersant), Bahan kimia
pembunuh mikroorganisme (Biosida/Biocide)



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Cara kerja cooling tower one through. (online).http://dunia-
engineer.blogspot.com/ Di akses pada 27 September 2014
Ari. 2011. Sistem air pendingin. (online).http://peoses-enjiniring.blogspot.com/ Di
akses pada 27 September 2014
Bayu. 2010. Prinsip kerja cooling tower once through. (online).
http://bayu2191.wordpress.com/ Di akses pada 27 September 2014
Hitori. 2012. Water treatment cooling tower. (online). http://watertreatment-
coolingwatertreatment.blogspot.com/ Di akses pada 27 September 2014
Ummu. 2013. Cooling tower. (online).http://ummuzuhail.wordpress.com/ Di akses
pada 27 September 2014

You might also like