Professional Documents
Culture Documents
)
Grafik Luas Daun Tanaman Jagung
Destruktif pupuk
Destruktif non-pupuk
Non-destruktif pupuk
Non-destruktif non-
pupuk
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
J
u
m
l
a
h
d
a
u
n
Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung
Nondestruktif pupuk
Nondestruktif non-
pupuk
Destruktif pupuk
Destruktif non pupuk
Grafik 4: Berat Basah Destruktif Pupuk
Grafik 5: Berat Basah Destruktif Non-Pupuk
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B
e
r
a
t
(
g
r
a
m
)
Grafik Berat Basah Desktruktif Pupuk
BB BAWAH
BB ATAS
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B
e
r
a
t
(
g
r
a
m
)
Grafik Berat Basah Desktruktif Non Pupuk
BB BAWAH
BB ATAS
Grafik 6: Berat Kering Destruktif Pupuk
Grafik 7: Berat Kering Destruktif Non Pupuk
Pada pengamatan kali ini digunakan tanaman jagung (Zea mays) untuk
membandingkan tingkat pertumbuhannya pada dua pengamatan yakni destruktif
dan non destruktif. Adapun menurut Ewusie (1990) Pengujian lapangan bersifat
dekstruktif dilakukan dengan mencabut sampel tanaman secara perminggu.
Tanaman jagung yang dicabut tersebut diambil batang dan daun, serta akarnya
untuk kemudian diukur berat basah maupun berat keringnya. Sedangkan menurut
Achmad (2010) Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B
e
r
a
t
(
g
r
a
m
)
Grafik Berat Kering Desktruktif Pupuk
BK BAWAH
BK ATAS
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B
e
r
a
t
(
g
r
a
m
)
Grafik Berat Kering Desktruktif Non Pupuk
BK BAWAH
BK ATAS
terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity
lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan
belum melewati damage tolerance. Jadi pada pengamatan secara non destruktif,
tidak dilakukan pencabutan terhadap tanaman jagung. Untuk itulah pertumbuhan
tanaman jagung yang lebih cepat terdapat pada pengamatan destruktif yang
disebabkan sedikitnya atau berkurangnya persaingan dalam memperebutkan
nutrisi/ makanana pada tanaman jagung karena banyaknya tanaman jagung yang
dicabut. Hal ini makin diperkuat dengan kurva sigmoid yang dihasilkan antara
tanaman destruktif dan non destruktif yang ada.
Percobaan kali ini menggunakan jagung (Zea mays) yang bertujuan untuk
mengukur laju tumbuh tanaman jagung. Laju pertumbuhan jagung nantinya akan
digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada
absis maka grafik tersebut a kan membentuk suatu kurva berbentuk S yang
disebut kurva sigmoid. Kurva sigmoid hanya dapat berlaku bagi tumbuhan
lengkap, bagian-bagian atau sel-selnya, dan jagung memenuhi syarat itu.Tanaman
jagung (Zea mays) ditanam selama 2 bulan sampai menunggu organ generatifnya
berkembang. Dilakukan 2 macam perlakuan pada pengamatan laju
pertumbuhannya yakni dengan cara nondekstruktif dan destruktif. secara
nondekstruktif, tumbuhan jagung dilakukan pengukuran suhu tanah, suhu udara,
kelembaban, dry, wet, evaporasi, tinggi tanaman, dan jumlah daun. Sedangkan
pada destruktif , tumbuhan jagung diukur pertumbuhannya dengan mengambil
organ tanaman secara lengkap, kemudian mengukur berat basah dan berat kering
dari tajuk tanaman (batang dan daun) serta akar.disediakan. dengan adanya
pencabutan tanaman pada perlakuan destruktif membuat tanaman yang lainnya
lebih cepat tumbuh dibandingkan pertumbuhan tanaman secara nondestruktif. Hal
ini dikarenakan saat tanaman dicabut dari pot, maka akan mengurangi persaingan
tanaman dalam menyerap zat hara yang ada dalam pot.
Berdasarkan pengamatan tinggi tanaman, jagung yang diberi pupuk
memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dan batang yang lebih kokok dibandingkan
dengan tanaman yang tidak diberi pupuk. Hal ini dikarenakan pupuk memberikan
tambahan nutrisi bagi tanaman untuk mengalami pertumbuhan. Diperoleh juga
tinggi tanaman pada pengamatan kurva sigmoid mulai minggu pertama sampai
minggu kesembilan pertumbuhan tunggi tanamannya logaritmik. Belum terjadi
fase linier dan fase penuaan pada tahap ini. Tanaman belum menghasilkan buah.
Kurva pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh
banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
maupun bertahun, dengan mengambil contoh tanaman jagung. Tiga fase utama
biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan. Pada fase
logaritmik laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meingkat terus.
Padafase linier pertambahan ukuran berlangsung konstan. Fase penuaan dicirikan
oleh laju pertumnuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan.
Semakin lama, tanaman semakin tinggi. pada fase pertumbuhan vegetatif ini
ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu pembelahan sel (cell division),
pembesaran sel (cell enlargemen), dan diferensiasi (penggandaan) sel (cell
differentiation). Terjadinya perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman bisa
disebabkan beberapa faktor yakni volume, biomassa, dan diameter umur tanaman
mengikuti bentuk ideal pertumbuhan. pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat
dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan yang merupakan hubungan
fungsional antara sifat tertentu tegakan, antara lain volume, tinggi, bidang dasar,
biomassa, dan diameter dengan umur tegakan. Bentuk kurva pertumbuhan
tegakan yang ideal akan mengikuti bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme
yaitu berbentuk kurva sigmoid.Pada pengamatan jumlah daun, terjadi juga
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat kita lihat Jumlah daun, dari
minggu pertama hanya 2- 3 daun, rataan akhir pada minggu kesembilan menjadi
7-8. fase vegetatif terjadi pada perkembangan akar, batang, daun dan batang yang
baru, terutama saat awal pertumbuhan atau setelah massa berbunga dan berbuah.
Terjadi penurunan jumlah daun dan kenaikan jumlah daun merupakan suatu
proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pada fase pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu
diketahui, yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi (penggandaan)
sel. Terdapat juga perbedaan warna daun antara tanaman jagung yang diberi
pupuk dan yang tidak. Tanaman yang diberi pupuk akan memiliki warna daun
lebih hijau dan lebih banyak dibandingkan tanaman yag tidak diberi pupuk. Hal
ini dikarenakan tanaman yang diberui pupuk memiliki nutrisi lebih banyak untuk
melakukan metabolisme pertumbuhan.
Pengamatan pada panjang daun juga dilakukan, terjadi kenaikan pemanjangan
daun setiap minggunya. Meskipun begitu, terjadi perbedaan panjang daun antara
pot 1 dengan yang lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Kualitas biji Sulitnya pematahan dormansi
3. Kurangnya unsur hara dalam tanah
4. Kurangnya penyiraman atau pemberian air terhadap tanaman
Pada perlakuan destruktif, ditambah lagi pengamatan terhadap berat basah dan
berat kering bagian atas tanaman dan bagian bawah tanaman(akar). Setelah
diamati selama 10 minggu terjadi peningkatan berat dari 0,21 menjadi 0,67. Tidak
terlalu banyak perubahan berat dari minggu pertama minggu terakhir.
Untuk menghitung luas daunnya pada perlakuan destruktif dibantu dengan kertas
HVS yang digunting sesuai dengan bentuk daun sebenarnya. Pada pengamatan
secara non destruktif, tidak dilakukan pencabutan terhadap tanaman jagung.
Untuk itulah pertumbuhan tanaman jagung yang lebih cepat terdapat pada
pengamatan destruktif yang disebabkan sedikitnya atau berkurangnya
persaingan dalam memperebutkan nutrisi/ makanana pada tanaman jagung
karena banyaknya tanaman jagung yang dicabut. Tetapi pada saat praktikum
tanaman yang mendapat perlakuan destruktif pupuk dan non-destruktif non
pupuk tanaman jagung mati. Hal ini terjadi karena pemberian pupuk yang
berlebihan, sehingga mengakibatkan tanaman jaguung mati.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupaka hasil interaksi
antara dua faktor, yaiu faktor luar dan faktor dalam. Faktor dalam adalah faktor
yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan yang dapa dibedakan menjadi faktor intrasel dan intersel. Yang
termasuk faktor intrasel adalah sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan
yang termasuk faktor intersel adalah hormone. Faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan adalah air tanah dan mineral, kelembaban udara,
suhu tanah, cahaya, dan evaporasi, serta curah hujan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, daun yang berwarna hijau
mengandung karbohidrat dan daun berwarna putih tidak mengandung karbohidrat
dari hasil fotosintesis.
SARAN
Semoga praktikum selanjutnya lebih baik lagi..
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. UI-Press, Jakarta.
Golsworthy, P. R. dan N. M. Fisher, 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.
Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Ashari.,S.,1995.Hortikultura Aspek Budi Daya.UI Press, Jakarta.
Fisher,N.M., and Goldsworthy, P.R., UGM Press.Yogyakarta.
Fitter,A.H., and R.K.M.Hay., 1991.Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan
Sri Andini dan E.D Purbayanti. UGM Press.Yogyakarta.
Hartman,H.T., and Flocker,W.J.198.Growth.Development aand Utilization of
Cultivated Plants.Englewood Cliffs,New Jersey.
Jain,V.K.,1982. 1982. Fundamental of Plant Physiology. S. Chand & Company. New
Delhi
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah
Tropik. Bina Aksara. Jakarta
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
_________. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Nugroho dan Sumardi. 1989. Biologi Dasar. Penebar Swadaya. Jakarta
Pain, A dan Gibbon, D. 1999. Crops of The Driver Regions of The Tropics. Intermediate
Tropical Agriculture Series. New York
Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. HAR-ANAND PUBLICATIONS PVT-ltd. New
Delhi
Rukmana, H.R. 1997. Budidaya Baby Corn. Kanisus. Jakarta
____________. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Jakarta
LAMPIRAN
sebelum
Direbus
setelah