SMF ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA PUSAT PROPINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG MEI 2014
LAPORAN KASUS F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
A. IDENTITAS PASIEN Nama : NY. M Tanggal lahir : 23 Mei 1987 Umur : 25 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : D1 Keperawatan Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa Alamat : Desa Singosari, Talang Padang, Kec Sukabumi, Kel Tanjung baru Tanggamus Status pernikahan : Menikah Nomor CM : 0241XX Tanggal Pemeriksaan : 7 Mei 2014. Pukul 10.45 WIB
B. ANAMNESIS PSIKIATRI (Allo-Autoanamnesa) I. RIWAYAT PENYAKIT a. Keluhan Utama Marah-marah, bicara sendiri, gelisah hingga membanting barang.
b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSJ dengan keluarganya sekitar empat hari yang lalu. Sejak 1 bulan ini pasien merasa emosinya tidak stabil, pasien merasa ingin marah-marah hingga membanting gelas. Hal ini dilakukan saat pasien merasa tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dan pasien merasa bahwa suami dan dirinya merasa diguna-guna sehingga rumah tangga keluarga pasien menjadi rusak, dan pasien selalu dalam keadaan gelisah. Sejak awal Januari 2014, pasien mengaku sering mendengar tawa-tawa yang diyakini bahwa tawa ini merupakan suatu guna-guna sehingga menyuruh dirinya untuk mengambil (mencuri) sendal di sebuah mall. Hal ini sudah dilakukan berulang kali hingga akhirnya pada suatu saat ia tertangkap polisi dan harus menyelesaikan masalahnya. Ketika masih berada di lingkungan rumah, pasien sering merasa beberapa orang baik di lingkungan kerja dan lingkungan rumah sering membicarakan dirinya dan merasa seperti ada yang mengejar dirinya melalui suara dan bayangan-bayangan yang dilihat saat malam hari. Di rumah pun pasien lebih sering marah-marah, makan, mimum dan mandi dapat dilakukan pasien sendiri.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya dan stressor a. Riwayat Penyakit Jiwa Sebelumnya Pasien dan keluarga pasien mengaku keluhan dan yang disertai marah- marah untuk pertama kalinya pada 1 bulan lalu. Saat tahun 2008 pasien pernah mengalami depresi akibat keguguran Dan pernah menjalani pengobatan dari RSJ berupa rawat jalan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu dan stressor Pada tahun 1998 pasien pernah melakukan permainan jelangkung bersama teman-temannya, setelah bermain pasien merasa ada bayangan yang terus mengikuti pasien, namun hal ini tidak disampaikan pada orang tuanya. Hingga suatu saat pasien mengalami kesurupan dan oleh keluarga dipanggilkan seorang kiayi untuk mengusirnya dan akhirnya sembuh Pada tahun 1999 pasien duduk di kelas 1 SMP, sejak SD, pasien merupakan anak yang rajin dan pandai dan selalu mendapat peringkat. Pada saat kelas 1 SMP, pasien pernah ketahuan menyontek oleh gurunya dan setelah itu pasien merasa malu dan berakibat pada turunnya prestasi dalam hal belajar. Namun untuk kelas 2 dan 3 prestasi dalam hal belajarnya kembali seperti semula. Pada tahun 2004, saat akan penentuan kelas antara IPA dan IPS, pasien berharap akan masuk IPA, namun oleh kelurga hal itu tidak disetujui, dan akhirnya pasien menurut oleh pendapat keluarga dengan harapan ia akan mendapat peringkat di IPS, namun hal itu tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena saat masuk IPS, pasien mengalami kesulitan sehingga pasien lulus dengan hasil yang tidak sesuai dengan harapan pasien. Pada tahun 2006, ayah pasien mengalami sakit keras dan saat itu, pasien yang merasa harus merawat ayahnya hingga sembuh, saat melihat sang ayah sakit, ia meras sedih dan bertanya mengapa ada orang yang sakit. Pada tahun 2007, pasien sudah dekat dengan calon suaminya dan pasien mengaku beberapa bulan sebelum pernikahannya pasien mengalami keguguran akibat hubungan dengan calon suaminya Sejak tahun 2008, setelah menikah dengan suaminya, pasien tinggal bersama dengan suami dan mertua pasien, di saat itu, pasien merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarganya. Pada tahun 2008, pasien melahirkan anak keduanya, namun karena belum cukup umur, akhirnya bayi pasien meninggal dengan umur 5 hari, pasien mengalami depresi akibat kejadian tersebut. Pada bulan 9 tahun 2008, pasien dibawa berobat ke poli RSJ dengan keluhan berbicara tidak jelas, suka melamun, menangis sendiri dan aktivitas selama sehari-hari terganggu. Pasien berobat dan akhirnya tidak meneruskan kembali. Pada tahun 2009, ibu pasien mengalami sakit dan pasien yang kembali merawat ibu pasien, dan akhirnya ibu pasien meninggal dunia, karena tidak kuat karena ibunya yang meninggal, akhirnya pasien tidak ikut membantu dalam hal pemakaman. Saat ini ia juga bertanya mengapa ada orang yang harus meninggal. Sejak awal Januari 2014, pasien mengaku sering mendengar tawa- tawa yang diyakini bahwa tawa ini merupakan suatu guna-guna sehingga menyuruh dirinya untuk mengambil (mencuri) sendal di sebuah mall. Hal ini sudah dilakukan berulang kali hingga akhirnya pada suatu saat ia tertangkap polisi dan harus menyelesaikan masalahnya. Ketika masih berada di lingkungan rumah, pasien sering merasa beberapa orang baik di lingkungan kerja dan lingkungan rumah sering membicarakan dirinya dan merasa seperti ada yang mengejar dirinya melalui suara dan bayangan-bayangan yang dilihat saat malam hari. Pasien datang ke RSJ dengan keluarganya sekitar empat hari yang lalu. Sejak 1 bulan ini pasien merasa emosinya tidak stabil, pasien merasa ingin marah-marah hingga membanting gelas. Hal ini dilakukan saat pasien merasa tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dan pasien merasa bahwa suami dan dirinya merasa diguna-guna sehingga rumah tangga keluarga pasien menjadi rusak, dan pasien selalu dalam keadaan gelisah.
c. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif Pasien dan keluarga menyangkal penggunaan zat psikoaktif, merokok, dan minuman beralkohol.
II. RIWAYAT PRAMORBID a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh bidan, tidak ada kecacatan ketika lahir.
b. Riwayat Bayi dan Balita Menurut keluarga pasien, pasien diberi ASI dan susu formula selama 2 tahun dan perkembangan pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita seusianya.
c. Riwayat Anak dan Remaja Menurut keluarga, pasien merupakan anak aktif bergerak, banyak bicara, terkadang suka mengurung diri. Jika ada masalah, ia menceritakan kepada hampir semua anggota keluarga. Pasien lebih sering berada dirumah daripada bermain dengan teman-temannya.
III. RIWAYAT PENDIDIKAN Pasien mampu menyelesaikan pendidikan hingga D1 Keperawatan. Ia menempuh SD dalam kurun waktu 6 tahun, SMP dalam kurun waktu 3 tahun, dan SMA dalam 3 tahun serta mampu menyelesaikan pendidikan D1 sesuai dengan waktunya. Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak teman dan bermain serta belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa pasien termasuk anak yang rajin ddan pandai dalam hal belajar namun menurut pasien, ada beberapa kendala yang terjadi selama mengikuti pelajaran. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses belajar disangkal oleh keluarga.
IV. RIWAYAT PERKAWINAN Pasien sudah menikah. V. RIWAYAT PEKERJAAN Pada tahun 2006, pasien menjadi asisten di sebuah Klinik Bersalin selama 5 bulan namun akhirnya pasien keluar dari klinik. Padaa tahun 2006 juga, pasien menjadi asisten di sebuah Klinik Bidan selama bulan, namun tidak diteruskan kembali. Pada tahun 2011 pasien menjadi sebuah sales keliling namun pekerjaan ini tidak bertahan lama, karena asien meradsa tidak digaji.
VI. RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA Pasien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara. Sejak lahir hingga remaja, ia dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia hidup dalam keluarga yang memiliki status ekonomi menengah kebawah. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang tua namun lebih dominan ke ayahnya, dan pasien mendapat perhatian dari kakak-kakaknya yang cukup baik. Pasien juga sudah menikah dan sudah pernah dua kali melahirkan, yang pertama saat sebelum menikah dan yang kedua saat setelah menikah. Kedua anak pasien meninggal dunia. Skema Pohon Keluarga
Keterangan: = Laki-Laki
= Pasien
= Perempuan
VII. SITUASI SEKARANG Pasien tinggal bersama suami dan kedua orang tua suami.
VIII. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANYA Pasien kadang merasa dirinya sakit tapi juga merasa bahwa dirinya tidak apa- apa.
C. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 76x/menit Suhu : tidak diukur Pernapasan : 18x/menit Sistem respiratorik : dalam batas normal Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal Sistem gastrointestinal : dalam batas normal B. STATUS NEUROLOGIS Rangsang meningeal : refleks patologis tidak ada Sistem motorik : dalam batas normal D. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
AUTOANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2014 pukul 10.45 WIB di bangsal Melati RSJP Lampung.
T : Selamat pagi mba. Saya dokter muda di Rumah Sakit Jiwa ini, ingin wawancara sebentar boleh ya mba? J : Oh iya dok, boleh. T : Siapa namanya mba? J : Maya T : Nama lengkapnya siapa mba? J : Maya Laila dok, T : Mba dulu sekolahnya terakhir apa mas? J : saya sempet sekolah sampai D1 dok T : Mba umurnya berapa? J : 28 an dok kayaknya T : Mba masih ingat gag tanggal lahir mba kapan? J : Masih, tahun 1987 (ingatan jangka panjang baik) T : Sekarang tahun berapa mba? J : 2014 T : Alamat rumah nya dimana mba? J : Desa singosari dok T : Mba tahu ga sekarang kita lagi dimana? J : Rumah Sakit Jiwa. (orientasi tempat baik) T : Mba masih ingat ga siapa yang mengantar mba kesini? J : Kesini waktu itu diantar kakak, suami sama mertua dok (ingatan jangka menengah baik) T : Kenapa mba dibawa kesini? J : sebenernya saya ga tau kenapa dibawa kesini, awalnya cuman mau rawat jalan saja, tapi akhirnya disuntik dan pas bangun yang saya tau tangan saya diikat-ikat T : Mba sudah menikah belum? J : Sudah, tapi hubungan sama suami kurang bagus karena kita sepertinya sedang diguna-guna T : Menurut mba, saya yang pakai baju putih ini siapa? J : Tahu, dokter (orientasi orang baik) T : Sekarang ini pagi, siang, sore, atau malam ya mas? J : Pagi kan. (orientasi waktu baik) T : Mba udah makan? J : Udah tadi. T : Makan pake apa mba? J : sama nasi sama perkedel dok (ingatan segera baik) T : Mba gimana tadi malam tidurnya, nyenyak ga? Gelisah atau ada yang ganggu ga? J : Bisa tidur dok. T : Mba dulu kerjanya dimana? J : Pertama kali saya kerja sebagai asisten paramedis dok, di klinik bersalin juga saya pernah, sampai yang terakhir saya kerja jadi sales keliling dok. T : Selama bekerja ada masalah ga mba? J : ada, saat pekerjaan saya yang terakhir, saya kerja jadi sales dok, tapi disitu saya ga digaji dok sampai akhirnya saya mencuri sendal di mall dan waktu itu saya ketangkap dan dibawa ke kantor polisi T : Ada ga masalah yang mba pikirin? J : Ada, pengen cepet pulang kerumah dan juga hubungan sama suami ga bagus dok, karena kita sepeerti diguna-guna makanya saya suka marah- marah. T : Mba ada dengar suara-suara yang ga jelas sumbernya atau bisikan- bisikan ga? J : Iya ada. Suaranya ketawa kenceng ada di telinga kanan dan telinga kiri.(halusinasi auditorik +) T : Mba merasa suara ketawanya seperti apa, ada berapa orang? J : ketawanya seperti orang laki-laki gitu, suaranya keras, tapi ini saya pikir karena orang yang ngeguna-guna saya itu, dia yang ngirim ke saya. T : suara yang mba denger itu, apa dia menyuruh mba melakukan sesuatu atau gimana? J : sebenarnya dok, kalau saya bilang, atau cerita ada suara yang saya denger ini, suara ini akan semakin kenceng dan kadang dia nyuruh saya tapi tidak jelas, dan yang paling saya rasa yang ketika dia menyuruh saya buat mencuri sandal di mall. T : setelah mba mencuri itu, suaranya seperti apa? J : suaranya seperti menghilang atau mengecil, tapi kalau saya tidak mengikuti perintah itu, suaranya semakin kenceng T : Mba yakin kalau suara itu yang menyuruh mba? J : iya saya yakin ( waham kendali). T : Mba ngerasa was-was terus-terusan? J : iya, tapi itu dulu saat masih kerja, saya merasa ada yang mengejar- ngejar dari temen-temen kerja sampai saya diusilin oleh satpam-satpam itu (waham kejar +). T : Mba suka ngeliat bayangan-bayangan aneh ga, yang orang lain ga bisa liat tapi mba bisa liat? J : Iya ada dok, sekarang masih tapi jarang, tapi yang sering saya lihat itu saat malam hari. (halusinasi visual +) T : yang mba lihat seperti apa? J : ada perempuan terus rambutnya panjang dan ada bunga kamboja di sepanjang rambutnya dan punggungnya bolong. T : Mba suka ngerasa ga kalau orang lain bisa baca pikiran mba? Mereka jadi bisa tau apa yang mba pikirin? J : sebenarnya saya punya ilmu buat baca pikiran orang lain dok, tapi kadang mereka juga bisa baca pikiran saya kalau ilmu kita sama-sama hebat. (thought broadcasting +) T : Ada ga sih orang yang mba curigain? Siapa? J : Ada, ya, sesama pekerja sama satpam di mall itu. (waham curiga +) T : Mba ngerasa punya kelebihan ga? Punya kekuatan atau pernah di kasih wahyu mungkin? J : sebenernya saya kalau melihat kaya hal-hal gaib itu udah sejak kecil bisa, dan yang paling terasa saat manin jelangkung saat masih SMP. T : Mba ngerasa punya musuh? J : Ga ada sih kalau disini. Semuanya baik disini, tapi kalau di rumah, atau diluar saya ngerasa ada, kaya TNI itu, dia sampe ngeguna-guna saya dan suami saya. Sama ada wanita lain yang ngeguna-guna suami saya sampai akhirnya dia ngejauhin saya sampai barang-barang saya kemarin ini dibawa pulang ke kampung saya. T : Mba pernah ngerasa sedih? Kenapa? J : Iya sedih, sedih pingin pulang. (menatap kearah pemeriksa) T : Harapan mba untuk ke depannya apa? J : Saya mau sehat, mau cepet pulang dan saya ingin kumpul bareng suami saya. T : Sekian dulu ya mba tanya jawabnya. Terima kasih mba. J : Iya sama-sama.
Keterangan : Selama wawancara pasien kooperatif, menjawab semua pertanyaan dengan jawaban yang jelas, kontak verbal cukup. Komunikasi baik dan lancar.
STATUS PSIKIATRIKUS
1. Kesan Pertama Seorang perempuan terlihat lebih tua dari usianya memakai seragam RSJ Provinsi Lampung, baju kaos merah polos dan celana olahraga orange bermotif dua garis merah di sisi luar kanan-kiri celama, perawakan sedang dengan berat badan cukup, kulit kuning kecoklatan, rambut keriting sebahu dikuncir tampak kering dan tidak tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih. .
Keadaan Umum Kesadaran : compos mentis Sikap : kooperatif Afek : inappropriate, datar Tingkah laku : sopan, baik, kontak mata baik Pembicaraan : kuantitas dan kualitas cukup
2. Keadaan spesifik
a. Gangguan Persepsi Halusinasi : auditorik +, visual + Ilusi : Tidak ada
b. Gangguan Proses Pikir Bentuk pikiran : Tidak Realistik Kecepatan proses pikiran : cukup
Mutu Proses Pikir o Cukup jelas dan tajam o Sirkumstansial : Tidak ada o Retardasi : Tidak ada o Terhambat : Tidak ada o Meloncat-loncat : Tidak ada o Asosiasi longgar : Tidak ada o Jawaban irrelevan : Tidak ada o Blocking : Tidak ada
Isi pikiran o Pola sentral : Tidak ada o Fobia : Tidak ada o Obsesi : Tidak ada o Waham : Waham curiga + Waham kejar + Waham kendali + o Rasa permusuhan : Ada o Rasa bersalah : Ada o Rasa sedih : Tidak ada o Rasa takut : Ada
c. Gangguan Afektif Afek : Afek datar dan tidak sesuai (inappropriate affect) Mood : Menurun Pengendalian : Cukup Dalam dan dangkal : Dangkal Arus emosi : Cukup Empati : Dapat dirasakan Emosi yang lain : Tidak ada Gangguan psikologis yang berhubungan dengan mood : Tidak ada
d. Gangguan orientasi Waktu : Tidak ada Tempat : Tidak ada Orang : Tidak ada
e. Kontak psikis : wajar f. Perhatian : cukup g. Gangguan kecerdasan dan intelektual : tidak ada o Daya ingat Jangka panjang baik (mampu menyebutkan tahun lahir) Jangka menengah baik (mampu menyebutkan dengan siapa dibawa ke RS) Jangka segera baik (mampu menyebutkan nama pemeriksa dan makanan siang) o Daya konsentrasi : cukup o Daya nilai : cukup o Tilikan (Insight) : Insight 1 (penyangkalan total terhadap sakitnya)
PSIKODINAMIKA
Berdasarkan psikodinamika manusia sebagai makhluk hidup memiliki energi psikis yang amat dinamik, kekal tidak bisa dihilangkan, dan bila dihambat akan mencari saluran lain. Energi psikis inilah yang mendorong individu bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu bersumber pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu id, ego, dan super ego.
Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan merupakan dorogan- dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikologi dasarnya. Id terletak di alam bawah sadar. Dorongan-dorongan dalam id selalu ingin segera dipuaskan, dalam hal ini id pasien adalah kasih sayang, penghasilan yang cukup, menjadi sesorang yang berguna dan sempurna .
Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian. Fungsi ego adalah untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh id berdasarkan kenyataan. Fungsi ego terdapat dalam alam sadar. Ego pasien adalah memiliki pekerjaan yang sesuai, memiliki anak, dan mendapat perhatian dari suami.
Superego, bagian ini mencakup nilai-nilai moral yang memberikan batasan baik dan buruk. Nilai-nilai yang ada dalam superego memiliki nilai-nilai ideal, oleh karena itu, super ego berorientasi pada kesempurnaan. Dalam hal ini superego pasien adalah mencari pekerjaan yang sesuai dan mendapat perhatian dari keluarga dan saling menyayangi.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Cerita singkat penemuan positif pada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikiatri dan pemeriksaan penunjang lain yang menunjang diagnosis. Pasien bernama Maya usia 28 tahun dengan kondisi fisik : Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 120/70 mmHg Pasien dibawa ke RSJP Lampung pada tanggal 3 Mei 2014 karena Marah-marah, bicara sendiri, gelisah hingga membanting barang, apalagi kalau keinginannya tidak terpenuhi dan pernah merusak barang dirumah. Pasien kemudian dirawat inap untuk mendapatkan terapi dan pengobatan.
Riwayat pramorbid : dalam batas normal Status internus dan neorologis : dalam batas normal
Stressor : - Kurang mendapat kasih sayang dari suami - Masalah perekonomian - Riwayat keguguran hingga dua kali
Pemeriksaan psikiatri yang didapatkan : 1. Keadaan Umum Kesan pertama : Seorang perempuan, perawakan sedang, gizi cukup, pakaian dan penampilan tampak kering dan tidak tersisir rapi. Sikap : kooperatif Mood : menurun afek : inappropriate Tingkah laku : biasa Pembicaraan : kuantitas dan kualitas cukup Kontak psikis : wajar
2. Keadaan Spesifik Gangguan Persepsi Halusinasi : auditorik +, visual + Gangguan Proses Pikir Bentuk pikiran : Tidak realistis Mutu dan proses pikir : cukup jelas dan tajam Isi Pikiran Waham : Waham curiga + Waham kejar + Waham kendali + Rasa permusuhan : Ada Rasa bersalah : Ada Rasa sedih : Tidak ada Rasa takut : Ada
Afek dan Reaksi Emosional Afek : Afek datar dan tidak sesuai (inappropriate)
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK (Sesuai PPDGJ-III) Aksis I : Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas dan melamun. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa. Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik. Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yaitu suara-suara yang menyuruh pasien sehingga pasien harus merusak barang disekitarnya, namun keluhan sudah berkurang. Selain itu halusinasi visual yaitu melihat bayangan orang tua. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20). Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham dan halusinasi yang menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Permasalahan keluarga dari segi ekonomi, kurangnya mendapat kasih saying dari suami dan riwayat keguguran hingga dua kali.
Aksis V : GAF 50-41 (pasien mengalami gejala berat dan disability berat)
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I Sindroma Klinik : F20.00 Skizofrenia Paranoid Aksis II Gangguan Kepribadian : - Aksis III Gangguan dan Kondisi Fisik : - Aksis IV Stresor Psikososial : - Kurang mendapat kasih sayang dari suami - Masalah perekonomian - Riwayat keguguran hingga dua kali Aksis V Taraf tertinggi penyesuaian dalam satu tahun terakhir GAF 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat.
VIII. TERAPI
Psikofarmaka : Obat anti Psikosis Tipikal : - Chlopromazine tab 1 x 100 mg Obat anti Kolinergik (Anti Parkinson) : Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
- Psikoterapi : KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) kepada pasien dan keluarga untuk mengindari stressor psikososial yang dapat memicu kekambuhan gejala psikotik yang dialami pasien.
IX. PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad malam