You are on page 1of 19

Status Ujian

RAWAT INAP RSJP LAMPUNG




F 20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh :

Chenso Sulijaya 0818011053




SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PUSAT PROPINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
MEI 2014

LAPORAN KASUS
F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : NY. M
Tanggal lahir : 23 Mei 1987
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : D1 Keperawatan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Desa Singosari, Talang Padang,
Kec Sukabumi, Kel Tanjung baru
Tanggamus
Status pernikahan : Menikah
Nomor CM : 0241XX
Tanggal Pemeriksaan : 7 Mei 2014. Pukul 10.45 WIB

B. ANAMNESIS PSIKIATRI (Allo-Autoanamnesa)
I. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Marah-marah, bicara sendiri, gelisah hingga membanting barang.

b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSJ dengan keluarganya sekitar empat hari yang lalu.
Sejak 1 bulan ini pasien merasa emosinya tidak stabil, pasien merasa
ingin marah-marah hingga membanting gelas. Hal ini dilakukan saat
pasien merasa tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dan pasien merasa
bahwa suami dan dirinya merasa diguna-guna sehingga rumah tangga
keluarga pasien menjadi rusak, dan pasien selalu dalam keadaan gelisah.
Sejak awal Januari 2014, pasien mengaku sering mendengar tawa-tawa
yang diyakini bahwa tawa ini merupakan suatu guna-guna sehingga
menyuruh dirinya untuk mengambil (mencuri) sendal di sebuah mall. Hal
ini sudah dilakukan berulang kali hingga akhirnya pada suatu saat ia
tertangkap polisi dan harus menyelesaikan masalahnya.
Ketika masih berada di lingkungan rumah, pasien sering merasa
beberapa orang baik di lingkungan kerja dan lingkungan rumah sering
membicarakan dirinya dan merasa seperti ada yang mengejar dirinya
melalui suara dan bayangan-bayangan yang dilihat saat malam hari.
Di rumah pun pasien lebih sering marah-marah, makan, mimum dan
mandi dapat dilakukan pasien sendiri.

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya dan stressor
a. Riwayat Penyakit Jiwa Sebelumnya
Pasien dan keluarga pasien mengaku keluhan dan yang disertai marah-
marah untuk pertama kalinya pada 1 bulan lalu.
Saat tahun 2008 pasien pernah mengalami depresi akibat keguguran
Dan pernah menjalani pengobatan dari RSJ berupa rawat jalan.

b. Riwayat Penyakit Dahulu dan stressor
Pada tahun 1998 pasien pernah melakukan permainan jelangkung
bersama teman-temannya, setelah bermain pasien merasa ada
bayangan yang terus mengikuti pasien, namun hal ini tidak
disampaikan pada orang tuanya. Hingga suatu saat pasien
mengalami kesurupan dan oleh keluarga dipanggilkan seorang
kiayi untuk mengusirnya dan akhirnya sembuh
Pada tahun 1999 pasien duduk di kelas 1 SMP, sejak SD, pasien
merupakan anak yang rajin dan pandai dan selalu mendapat
peringkat. Pada saat kelas 1 SMP, pasien pernah ketahuan
menyontek oleh gurunya dan setelah itu pasien merasa malu dan
berakibat pada turunnya prestasi dalam hal belajar. Namun untuk
kelas 2 dan 3 prestasi dalam hal belajarnya kembali seperti
semula.
Pada tahun 2004, saat akan penentuan kelas antara IPA dan IPS,
pasien berharap akan masuk IPA, namun oleh kelurga hal itu tidak
disetujui, dan akhirnya pasien menurut oleh pendapat keluarga
dengan harapan ia akan mendapat peringkat di IPS, namun hal itu
tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena saat masuk IPS,
pasien mengalami kesulitan sehingga pasien lulus dengan hasil
yang tidak sesuai dengan harapan pasien.
Pada tahun 2006, ayah pasien mengalami sakit keras dan saat itu,
pasien yang merasa harus merawat ayahnya hingga sembuh, saat
melihat sang ayah sakit, ia meras sedih dan bertanya mengapa ada
orang yang sakit.
Pada tahun 2007, pasien sudah dekat dengan calon suaminya dan
pasien mengaku beberapa bulan sebelum pernikahannya pasien
mengalami keguguran akibat hubungan dengan calon suaminya
Sejak tahun 2008, setelah menikah dengan suaminya, pasien
tinggal bersama dengan suami dan mertua pasien, di saat itu,
pasien merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarganya.
Pada tahun 2008, pasien melahirkan anak keduanya, namun
karena belum cukup umur, akhirnya bayi pasien meninggal
dengan umur 5 hari, pasien mengalami depresi akibat kejadian
tersebut.
Pada bulan 9 tahun 2008, pasien dibawa berobat ke poli RSJ
dengan keluhan berbicara tidak jelas, suka melamun, menangis
sendiri dan aktivitas selama sehari-hari terganggu. Pasien berobat
dan akhirnya tidak meneruskan kembali.
Pada tahun 2009, ibu pasien mengalami sakit dan pasien yang
kembali merawat ibu pasien, dan akhirnya ibu pasien meninggal
dunia, karena tidak kuat karena ibunya yang meninggal, akhirnya
pasien tidak ikut membantu dalam hal pemakaman. Saat ini ia
juga bertanya mengapa ada orang yang harus meninggal.
Sejak awal Januari 2014, pasien mengaku sering mendengar tawa-
tawa yang diyakini bahwa tawa ini merupakan suatu guna-guna
sehingga menyuruh dirinya untuk mengambil (mencuri) sendal di
sebuah mall. Hal ini sudah dilakukan berulang kali hingga
akhirnya pada suatu saat ia tertangkap polisi dan harus
menyelesaikan masalahnya.
Ketika masih berada di lingkungan rumah, pasien sering merasa
beberapa orang baik di lingkungan kerja dan lingkungan rumah
sering membicarakan dirinya dan merasa seperti ada yang
mengejar dirinya melalui suara dan bayangan-bayangan yang
dilihat saat malam hari.
Pasien datang ke RSJ dengan keluarganya sekitar empat hari yang
lalu. Sejak 1 bulan ini pasien merasa emosinya tidak stabil, pasien
merasa ingin marah-marah hingga membanting gelas. Hal ini
dilakukan saat pasien merasa tidak ada yang memperhatikan
dirinya. Dan pasien merasa bahwa suami dan dirinya merasa
diguna-guna sehingga rumah tangga keluarga pasien menjadi
rusak, dan pasien selalu dalam keadaan gelisah.

c. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif
Pasien dan keluarga menyangkal penggunaan zat psikoaktif, merokok,
dan minuman beralkohol.

II. RIWAYAT PRAMORBID
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh bidan,
tidak ada kecacatan ketika lahir.

b. Riwayat Bayi dan Balita
Menurut keluarga pasien, pasien diberi ASI dan susu formula selama 2
tahun dan perkembangan pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan
balita seusianya.

c. Riwayat Anak dan Remaja
Menurut keluarga, pasien merupakan anak aktif bergerak, banyak bicara,
terkadang suka mengurung diri. Jika ada masalah, ia menceritakan kepada
hampir semua anggota keluarga. Pasien lebih sering berada dirumah
daripada bermain dengan teman-temannya.

III. RIWAYAT PENDIDIKAN
Pasien mampu menyelesaikan pendidikan hingga D1 Keperawatan. Ia
menempuh SD dalam kurun waktu 6 tahun, SMP dalam kurun waktu 3 tahun,
dan SMA dalam 3 tahun serta mampu menyelesaikan pendidikan D1 sesuai
dengan waktunya. Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak
teman dan bermain serta belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga
mengatakan bahwa pasien termasuk anak yang rajin ddan pandai dalam hal
belajar namun menurut pasien, ada beberapa kendala yang terjadi selama
mengikuti pelajaran. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses belajar
disangkal oleh keluarga.


IV. RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien sudah menikah.
V. RIWAYAT PEKERJAAN
Pada tahun 2006, pasien menjadi asisten di sebuah Klinik Bersalin selama
5 bulan namun akhirnya pasien keluar dari klinik.
Padaa tahun 2006 juga, pasien menjadi asisten di sebuah Klinik Bidan
selama bulan, namun tidak diteruskan kembali.
Pada tahun 2011 pasien menjadi sebuah sales keliling namun pekerjaan ini
tidak bertahan lama, karena asien meradsa tidak digaji.

VI. RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA
Pasien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara. Sejak lahir hingga remaja, ia
dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia hidup dalam keluarga yang
memiliki status ekonomi menengah kebawah. Pasien memiliki hubungan yang
baik dengan kedua orang tua namun lebih dominan ke ayahnya, dan pasien
mendapat perhatian dari kakak-kakaknya yang cukup baik.
Pasien juga sudah menikah dan sudah pernah dua kali melahirkan, yang
pertama saat sebelum menikah dan yang kedua saat setelah menikah. Kedua
anak pasien meninggal dunia.
Skema Pohon Keluarga






Keterangan:
= Laki-Laki

= Pasien

= Perempuan


VII. SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal bersama suami dan kedua orang tua suami.

VIII. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANYA
Pasien kadang merasa dirinya sakit tapi juga merasa bahwa dirinya tidak apa-
apa.

C. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : tidak diukur
Pernapasan : 18x/menit
Sistem respiratorik : dalam batas normal
Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal
Sistem gastrointestinal : dalam batas normal
B. STATUS NEUROLOGIS
Rangsang meningeal : refleks patologis tidak ada
Sistem motorik : dalam batas normal
D. PEMERIKSAAN PSIKIATRI

AUTOANAMNESIS

Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2014 pukul 10.45 WIB di bangsal Melati
RSJP Lampung.

T : Selamat pagi mba. Saya dokter muda di Rumah Sakit Jiwa ini, ingin
wawancara sebentar boleh ya mba?
J : Oh iya dok, boleh.
T : Siapa namanya mba?
J : Maya
T : Nama lengkapnya siapa mba?
J : Maya Laila dok,
T : Mba dulu sekolahnya terakhir apa mas?
J : saya sempet sekolah sampai D1 dok
T : Mba umurnya berapa?
J : 28 an dok kayaknya
T : Mba masih ingat gag tanggal lahir mba kapan?
J : Masih, tahun 1987 (ingatan jangka panjang baik)
T : Sekarang tahun berapa mba?
J : 2014
T : Alamat rumah nya dimana mba?
J : Desa singosari dok
T : Mba tahu ga sekarang kita lagi dimana?
J : Rumah Sakit Jiwa. (orientasi tempat baik)
T : Mba masih ingat ga siapa yang mengantar mba kesini?
J : Kesini waktu itu diantar kakak, suami sama mertua dok (ingatan jangka
menengah baik)
T : Kenapa mba dibawa kesini?
J : sebenernya saya ga tau kenapa dibawa kesini, awalnya cuman mau
rawat jalan saja, tapi akhirnya disuntik dan pas bangun yang saya tau
tangan saya diikat-ikat
T : Mba sudah menikah belum?
J : Sudah, tapi hubungan sama suami kurang bagus karena kita sepertinya
sedang diguna-guna
T : Menurut mba, saya yang pakai baju putih ini siapa?
J : Tahu, dokter (orientasi orang baik)
T : Sekarang ini pagi, siang, sore, atau malam ya mas?
J : Pagi kan. (orientasi waktu baik)
T : Mba udah makan?
J : Udah tadi.
T : Makan pake apa mba?
J : sama nasi sama perkedel dok (ingatan segera baik)
T : Mba gimana tadi malam tidurnya, nyenyak ga? Gelisah atau ada
yang ganggu ga?
J : Bisa tidur dok.
T : Mba dulu kerjanya dimana?
J : Pertama kali saya kerja sebagai asisten paramedis dok, di klinik bersalin
juga saya pernah, sampai yang terakhir saya kerja jadi sales keliling dok.
T : Selama bekerja ada masalah ga mba?
J : ada, saat pekerjaan saya yang terakhir, saya kerja jadi sales dok, tapi
disitu saya ga digaji dok sampai akhirnya saya mencuri sendal di mall dan
waktu itu saya ketangkap dan dibawa ke kantor polisi
T : Ada ga masalah yang mba pikirin?
J : Ada, pengen cepet pulang kerumah dan juga hubungan sama suami ga
bagus dok, karena kita sepeerti diguna-guna makanya saya suka marah-
marah.
T : Mba ada dengar suara-suara yang ga jelas sumbernya atau bisikan-
bisikan ga?
J : Iya ada. Suaranya ketawa kenceng ada di telinga kanan dan telinga
kiri.(halusinasi auditorik +)
T : Mba merasa suara ketawanya seperti apa, ada berapa orang?
J : ketawanya seperti orang laki-laki gitu, suaranya keras, tapi ini saya pikir
karena orang yang ngeguna-guna saya itu, dia yang ngirim ke saya.
T : suara yang mba denger itu, apa dia menyuruh mba melakukan sesuatu
atau gimana?
J : sebenarnya dok, kalau saya bilang, atau cerita ada suara yang saya
denger ini, suara ini akan semakin kenceng dan kadang dia nyuruh saya
tapi tidak jelas, dan yang paling saya rasa yang ketika dia menyuruh saya
buat mencuri sandal di mall.
T : setelah mba mencuri itu, suaranya seperti apa?
J : suaranya seperti menghilang atau mengecil, tapi kalau saya tidak
mengikuti perintah itu, suaranya semakin kenceng
T : Mba yakin kalau suara itu yang menyuruh mba?
J : iya saya yakin ( waham kendali).
T : Mba ngerasa was-was terus-terusan?
J : iya, tapi itu dulu saat masih kerja, saya merasa ada yang mengejar-
ngejar dari temen-temen kerja sampai saya diusilin oleh satpam-satpam
itu (waham kejar +).
T : Mba suka ngeliat bayangan-bayangan aneh ga, yang orang lain ga bisa
liat tapi mba bisa liat?
J : Iya ada dok, sekarang masih tapi jarang, tapi yang sering saya lihat itu
saat malam hari. (halusinasi visual +)
T : yang mba lihat seperti apa?
J : ada perempuan terus rambutnya panjang dan ada bunga kamboja di
sepanjang rambutnya dan punggungnya bolong.
T : Mba suka ngerasa ga kalau orang lain bisa baca pikiran mba?
Mereka jadi bisa tau apa yang mba pikirin?
J : sebenarnya saya punya ilmu buat baca pikiran orang lain dok, tapi
kadang mereka juga bisa baca pikiran saya kalau ilmu kita sama-sama
hebat. (thought broadcasting +)
T : Ada ga sih orang yang mba curigain? Siapa?
J : Ada, ya, sesama pekerja sama satpam di mall itu. (waham curiga +)
T : Mba ngerasa punya kelebihan ga? Punya kekuatan atau pernah di kasih
wahyu mungkin?
J : sebenernya saya kalau melihat kaya hal-hal gaib itu udah sejak kecil
bisa, dan yang paling terasa saat manin jelangkung saat masih SMP.
T : Mba ngerasa punya musuh?
J : Ga ada sih kalau disini. Semuanya baik disini, tapi kalau di rumah, atau
diluar saya ngerasa ada, kaya TNI itu, dia sampe ngeguna-guna saya dan
suami saya. Sama ada wanita lain yang ngeguna-guna suami saya
sampai akhirnya dia ngejauhin saya sampai barang-barang saya kemarin
ini dibawa pulang ke kampung saya.
T : Mba pernah ngerasa sedih? Kenapa?
J : Iya sedih, sedih pingin pulang. (menatap kearah pemeriksa)
T : Harapan mba untuk ke depannya apa?
J : Saya mau sehat, mau cepet pulang dan saya ingin kumpul bareng suami
saya.
T : Sekian dulu ya mba tanya jawabnya. Terima kasih mba.
J : Iya sama-sama.

Keterangan : Selama wawancara pasien kooperatif, menjawab semua
pertanyaan dengan jawaban yang jelas, kontak verbal cukup. Komunikasi
baik dan lancar.


STATUS PSIKIATRIKUS

1. Kesan Pertama
Seorang perempuan terlihat lebih tua dari usianya memakai seragam RSJ
Provinsi Lampung, baju kaos merah polos dan celana olahraga orange
bermotif dua garis merah di sisi luar kanan-kiri celama, perawakan sedang
dengan berat badan cukup, kulit kuning kecoklatan, rambut keriting sebahu
dikuncir tampak kering dan tidak tersisir rapi, kuku pendek dan cukup
bersih.
.


Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Sikap : kooperatif
Afek : inappropriate, datar
Tingkah laku : sopan, baik, kontak mata baik
Pembicaraan : kuantitas dan kualitas cukup

2. Keadaan spesifik

a. Gangguan Persepsi
Halusinasi : auditorik +, visual +
Ilusi : Tidak ada

b. Gangguan Proses Pikir
Bentuk pikiran : Tidak Realistik
Kecepatan proses pikiran : cukup

Mutu Proses Pikir
o Cukup jelas dan tajam
o Sirkumstansial : Tidak ada
o Retardasi : Tidak ada
o Terhambat : Tidak ada
o Meloncat-loncat : Tidak ada
o Asosiasi longgar : Tidak ada
o Jawaban irrelevan : Tidak ada
o Blocking : Tidak ada

Isi pikiran
o Pola sentral : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
o Obsesi : Tidak ada
o Waham : Waham curiga + Waham kejar +
Waham kendali +
o Rasa permusuhan : Ada
o Rasa bersalah : Ada
o Rasa sedih : Tidak ada
o Rasa takut : Ada



c. Gangguan Afektif
Afek : Afek datar dan tidak sesuai
(inappropriate affect)
Mood : Menurun
Pengendalian : Cukup
Dalam dan dangkal : Dangkal
Arus emosi : Cukup
Empati : Dapat dirasakan
Emosi yang lain : Tidak ada
Gangguan psikologis yang berhubungan dengan mood : Tidak ada

d. Gangguan orientasi
Waktu : Tidak ada
Tempat : Tidak ada
Orang : Tidak ada

e. Kontak psikis : wajar
f. Perhatian : cukup
g. Gangguan kecerdasan dan intelektual : tidak ada
o Daya ingat
Jangka panjang baik (mampu menyebutkan tahun lahir)
Jangka menengah baik (mampu menyebutkan dengan siapa
dibawa ke RS)
Jangka segera baik (mampu menyebutkan nama pemeriksa
dan makanan siang)
o Daya konsentrasi : cukup
o Daya nilai : cukup
o Tilikan (Insight) : Insight 1 (penyangkalan total terhadap
sakitnya)

PSIKODINAMIKA

Berdasarkan psikodinamika manusia sebagai makhluk hidup memiliki energi
psikis yang amat dinamik, kekal tidak bisa dihilangkan, dan bila dihambat akan
mencari saluran lain. Energi psikis inilah yang mendorong individu bertingkah
laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu bersumber pada fungsi psikis yang
berbeda, yaitu id, ego, dan super ego.

Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan merupakan dorogan-
dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikologi dasarnya. Id terletak di alam
bawah sadar. Dorongan-dorongan dalam id selalu ingin segera dipuaskan, dalam
hal ini id pasien adalah kasih sayang, penghasilan yang cukup, menjadi sesorang
yang berguna dan sempurna .

Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian. Fungsi ego adalah untuk
menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh id berdasarkan
kenyataan. Fungsi ego terdapat dalam alam sadar. Ego pasien adalah memiliki
pekerjaan yang sesuai, memiliki anak, dan mendapat perhatian dari suami.

Superego, bagian ini mencakup nilai-nilai moral yang memberikan batasan baik
dan buruk. Nilai-nilai yang ada dalam superego memiliki nilai-nilai ideal, oleh
karena itu, super ego berorientasi pada kesempurnaan. Dalam hal ini superego
pasien adalah mencari pekerjaan yang sesuai dan mendapat perhatian dari
keluarga dan saling menyayangi.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Cerita singkat penemuan positif pada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
psikiatri dan pemeriksaan penunjang lain yang menunjang diagnosis.
Pasien bernama Maya usia 28 tahun dengan kondisi fisik :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Pasien dibawa ke RSJP Lampung pada tanggal 3 Mei 2014 karena Marah-marah,
bicara sendiri, gelisah hingga membanting barang, apalagi kalau keinginannya
tidak terpenuhi dan pernah merusak barang dirumah. Pasien kemudian dirawat
inap untuk mendapatkan terapi dan pengobatan.

Riwayat pramorbid : dalam batas normal
Status internus dan neorologis : dalam batas normal

Stressor :
- Kurang mendapat kasih sayang dari suami
- Masalah perekonomian
- Riwayat keguguran hingga dua kali

Pemeriksaan psikiatri yang didapatkan :
1. Keadaan Umum
Kesan pertama : Seorang perempuan, perawakan sedang, gizi cukup,
pakaian dan penampilan tampak kering dan tidak tersisir
rapi.
Sikap : kooperatif
Mood : menurun
afek : inappropriate
Tingkah laku : biasa
Pembicaraan : kuantitas dan kualitas cukup
Kontak psikis : wajar

2. Keadaan Spesifik
Gangguan Persepsi
Halusinasi : auditorik +, visual +
Gangguan Proses Pikir
Bentuk pikiran : Tidak realistis
Mutu dan proses pikir : cukup jelas dan tajam
Isi Pikiran
Waham : Waham curiga + Waham kejar + Waham
kendali +
Rasa permusuhan : Ada
Rasa bersalah : Ada
Rasa sedih : Tidak ada
Rasa takut : Ada

Afek dan Reaksi Emosional
Afek : Afek datar dan tidak sesuai (inappropriate)




VI. FORMULASI DIAGNOSTIK (Sesuai PPDGJ-III)
Aksis I :
Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas dan melamun.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan
keluarganya sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan
otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis
sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
yaitu suara-suara yang menyuruh pasien sehingga pasien harus merusak barang
disekitarnya, namun keluhan sudah berkurang. Selain itu halusinasi visual yaitu
melihat bayangan orang tua. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai
Skizofrenia (F.20).
Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham dan halusinasi yang menonjol
sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ-III), diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

Aksis II :
Ciri kepribadian tidak khas

Aksis III :
Tidak ada diagnosis

Aksis IV :
Permasalahan keluarga dari segi ekonomi, kurangnya mendapat kasih saying dari
suami dan riwayat keguguran hingga dua kali.

Aksis V :
GAF 50-41 (pasien mengalami gejala berat dan disability berat)


VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I Sindroma Klinik : F20.00 Skizofrenia Paranoid
Aksis II Gangguan Kepribadian : -
Aksis III Gangguan dan Kondisi Fisik : -
Aksis IV Stresor Psikososial :
- Kurang mendapat kasih sayang dari suami
- Masalah perekonomian
- Riwayat keguguran hingga dua kali
Aksis V Taraf tertinggi penyesuaian dalam satu tahun terakhir
GAF 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat.


VIII. TERAPI

Psikofarmaka :
Obat anti Psikosis Tipikal :
- Chlopromazine tab 1 x 100 mg
Obat anti Kolinergik (Anti Parkinson) : Trihexyphenidyl 3 x 2 mg

- Psikoterapi : KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) kepada pasien dan
keluarga untuk mengindari stressor psikososial yang dapat memicu
kekambuhan gejala psikotik yang dialami pasien.


IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

You might also like