Professional Documents
Culture Documents
merupakan penyebab utama 58 juta kematian di dunia, meliputi penyakit jantung dan pembuluh
darah (30%), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), kanker (13%),
cedera (9%) dan diabetes melitus
Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005
sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian diseluruh dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit
jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK).
(World Health Organization, WHO World Health Organization Report 2000, Genewa: WHO, 2001)
Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini menduduki urutan pertama penyebab kematian di
Indonesia. Dari seluruh kematian hampir 25% disebabkan oleh gangguan kelainan jantung dan pembuluh
darah. Secara garis besar penyakit jantung dan pembuluh darah adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK),
hipertensi, penyakit jantung bawaan, penyakit otot dan selaput jantung, gangguan irama jantung dan
penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini banyak terdapat pada usia produktif
dan merupakan penyebab kematian utama pada usia 45 tahun keatas. (Karo-karo, Santoso. 2002.
Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma Sehat.
http://new3.merapi.net/umum/jantung/index.htm.)
Perkembangan teknologi dan informasi dapat meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat.
Dampak sampingnya adalah meningkatnya morbiditas penyakit jantung, diabetes mellitus, selain penyakit
degeneratif lainnya. Seiring berkembangnya seluruh aspek kehidupan manusia, masyarakat cenderung
memilih makanan yang serba praktis dan siap saji. Selain itu masyarakat juga menyukai pola hidup
sedentary karena dengan kemajuan teknologi telah diciptakan alat-alat yang mampu menghemat
pengeluaran energi. Pola dan gaya hidup semacam ini yang merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya penyakit jantung koroner (Kusumastuti, 2003).
Kusumastuti. 2003. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Derajat Hipertensi pada Wanita
Dewasa Umur 33-55 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang.(Abstrak) Tersedia di http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1837
Penyakit jantung koroner menjadi pembunuh manusia nomor satu di dunia. Data terakhir dari WHO
(World Health Organization) tahun 2004 menyebutkan 12,2 % dari seluruh kematian adalah akibat
jantung koroner (WHO, 2008). Sedangkan di Indonesia menurut laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional 2007, prevalensi penyakit jantung koroner (berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan gejala) berkisar 7,2% (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Hasil Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 memperlihatkan angka 26,4% kematian disebabkan karena
penyakit jantung koroner (Yahya, 2005). Yahya, Fauzi. 2005. Pilihan Terapi Penyakit Jantung Koroner.
http://www.gizinet/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsiduo7146491,84049
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab pertama dari lima kematian pada laki laki dan perempuan
di Amerika tahun 2005. American Heart Assosiation (2011) juga menyatakan bahwa penyakit jantung
koroner telah menyebabkan 425.425 kematian pada tahun 2006.( American Heart Association. 2009.
Atherosclerosis)
Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2011) memperkirakan pada tahun 2030, sekitar 23,6 juta penduduk dunia
akan meninggal karena penyakit ini. Peningkatan jumlah kematian terbesar akan terjadi di wilayah Asia
Tenggara.
Kemajuan perekonomian sebagai dampak dari pembangunan di negaranegara sedang berkembang
sebagai-mana di Indonesia menyebabkan perbaikan tingkat hidup. Hal ini menjadikan kesehatan
masyarakat meningkat, di samping itu terjadi pula perubahan pola hidup. Perubahan pola hidup ini yang
menyebabkan pola penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan rawan gizi ke penyakit-penyakit
degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) dan akibat
kematian yang ditimbulkannya. Hasil survei kesehatan nasional pada tahun 2001 menunjukkan bahwa :
26,3% penyebab kematian adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, kemudian diikuti oleh penyakit
infeksi, pernafasan, pencernaan, neoplasma dan kecelakaan lalu lintas.
( Susiana C, Lantip R & Thianti S, Kadar malondiadehid (MDA) penderita penyakit jantung koroner di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Mandala of Health, a Scientific Journal, Vol 2, 2006, 47-54)
Di Indonesia, penyakit jantung juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data survei
kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini meningkat dari
tahun ke tahun sebagai penyebab kematian. Tahun 1975 kematian akibat penyakit jantung hanya 5,9 %,
tahun 1981 meningkat sampai dengan 9,1 %, tahun 1986 melonjak menjadi 16 % dan tahun 1995
meningkat menjadi 19 %. Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit
kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4 %,(7) dan sampai dengan saat ini
PJK juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40 % dari sebab kematian laki-laki usia
menengah
(Departemen Kesehatan RI, Survei Kesehatan Nasional 2001: Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola
penyakit penyebab kematian di Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta; 2003;
76 hlm.)
Menurut WHO 2002 pada tahun 2001 melaporkan jumlah kematian di dunia akibat
penyakitKardiovaskuler dengan PMR (Proportional Mortality Rate sebesar 29,3%)dengan rincian
penyakit jantung koroner proporsi 43,08%.
(WHO.2002. The World Health Report 2001.Reducing Risks, Promoting Healthy Life.
http://www.who.int/whr/2002)
WHO 2007 melaporkan pada tahun 2002 jumlah kematian di dunia akibat PJK dengan PMR 22,08%.
Pada tahun 2005 jumlah kematian di dunia akibat PJK PMR 23,12% ( WHO.2007.The Top Ten Causes of
Death 2002. http://www.who.int)
WHO 2008 melaporkan, pada tahun 2004 jumlah kematian di dunia akibat PJK dengan PMR 22,83%. (
WHO.2008.The Top Ten Causes of Death 2004. http://www.who.int)
Pada tahun 2001 di Afrika, penyakit kardiovaskuler menyebabkan kematian dengan CSDR ( Cause
Specific Death Rate) 154,11 dan di Amerika penyakit kardiovaskuler menyebabkan kematian dengan
CSDR 247,58.( WHO.2002. The World Health Report 2001.Reducing Risks, Promoting Healthy Life.
http://www.who.int/whr/2002). Federasi Jantung sedunia (World Heart Foundation/WHF)
memperkirakan penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab utama kematian di Asia. Yayasan
Jantung Indonesia. 2005. Penyakit jantung Pembunuh Nomor satu.
Di Indonesia, berdasarkan data Depkes 2005 Penyakit Jantung Koroner menempati urutan ke 5 sebagai
penyebab kematian terbanyak dari seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2557 orang.
( Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta). Dalam Surkesnas 2001, memperlihatkan
PMR PJK sebagai penyebab kematian adalah 26,4%.( Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005.
Jakarta)
Berdasarkan SKRT tahun 2004 diperoleh data Incidence Rate penyakit Jantung pada kelompok umur 15
tahun atau lebih sebesar 2,2%. ( Depkes RI, 2005. Survey Kesehatan Rumah Tangga Volume 3 Tahun
2004. Jakarta.
Penyakit jantung koroner diperkirakan 30% menjadi penyebab kematian di seluruh dunia. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2002 mencatat lebih dari 11,7 juta orang meninggal akibat PJK di
seluruh dunia, dan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 11 juta orang. Menurut WHO tahun 2005,
jumlah kematian penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit
jantung rematik) meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta pada tahun 1990. Berdasarkan
jumlah tersebut, 7,6 juta dikaitkan dengan PJK. American Heart Association (AHA) pada tahun 2004
memperkirakan prevalensi penyakit jantung koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000.
Penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu di Indonesia. Hasil survey yang dilakukan
Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia tahun ke tahun terus meningkat. Hasil
Riskesdas tahun 2007 menunjukkan PJK menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan
hipertensi. Angka kejadian penyakit jantung koroner berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan 2007, ada sebanyak 7,2%. Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laporan dari
Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2006, kasus penyakit jantung koroner sebesar 26,38 per 1.000
penduduk.