Hipertensi intradialitik adalah peningkatan tekanan darah selama atau setelah hemodialisis. Faktor penyebabnya antara lain overload cairan, aktivasi sistem renin-angiotensin, overaktif simpatis, perubahan kadar elektrolit, terapi eritropoietin, dan ultrafiltrasi berlebihan. Penanganannya meliputi pembatasan kenaikan berat badan antara dialisis, diet rendah garam, ultrafiltrasi yang tepat, serta penggunaan obat antihipert
Hipertensi intradialitik adalah peningkatan tekanan darah selama atau setelah hemodialisis. Faktor penyebabnya antara lain overload cairan, aktivasi sistem renin-angiotensin, overaktif simpatis, perubahan kadar elektrolit, terapi eritropoietin, dan ultrafiltrasi berlebihan. Penanganannya meliputi pembatasan kenaikan berat badan antara dialisis, diet rendah garam, ultrafiltrasi yang tepat, serta penggunaan obat antihipert
Hipertensi intradialitik adalah peningkatan tekanan darah selama atau setelah hemodialisis. Faktor penyebabnya antara lain overload cairan, aktivasi sistem renin-angiotensin, overaktif simpatis, perubahan kadar elektrolit, terapi eritropoietin, dan ultrafiltrasi berlebihan. Penanganannya meliputi pembatasan kenaikan berat badan antara dialisis, diet rendah garam, ultrafiltrasi yang tepat, serta penggunaan obat antihipert
pasien yang menjalani HD rutin Hipertensi intradialisa Peningkatan mean arterial blood pressure (MABP) 15 mmHg atau lebih selama atau sesaat setelah HD selesai.
Hipertensi yang mulai sejak jam kedua atau ketiga saat sesi HD, setelah dilakukan UF atau peningkatan tekanan darah saat HD yang resisten terhadap UF. Peningkatan tekanan darah yang menetap pada saat HD dan tekanan darah selama dan pada saat akhir dari HD lebih tinggi dari tekanan darah saat memulai HD.
Definisi Suatu peningkatan mean arterial blood pressure (MAP) _15 mmHg selama atau segera setelah HD Suatu peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) >10 mmHg dari pre ke post HD Suatu peningkatan tekanan darah yang resisten terhadap UF Perburukan dari hipertensi sebelumnya atau terjadinya hipertensi setelah terapi ESA Peningkatan tekanan darah selama atau segera setelah HD dan menyebabkan hipertensi post HD
Definisi Prevalensi prevalensi 5-15% pada pasien Hemodialisa rutin Patofisiologi Faktor yang diduga sebagai penyebab HID : volume overload, aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron system (RAAS) karena diinduksi oleh hipovolemia saat dilakukan UF, overaktif dari simpatis, variasi dari ion K+ dan Ca2+ saat HD, viskositas darah yang meningkat karena diinduksi oleh terapi eritropoeitin (EPO), UF yang berlebih saat HD, obat antihipertensi terekskresikan saat HD.
Volume overload
Cairan ekstrasel yang berlebihan (overload) meningkatnya cardiac output (COP) meningkatnya tekanan darah Tekanan darah paradoksal meningkat dengan UF oleh karena overhidrasi dan dilatasi jantung disarankan untuk melakukan UF yang intensif UF didapatkan perbaikan fungsi sistolik jantung, tetapi MABP dan indeks jantung meningkat UF yang lebih agresive menghasilkan tekanan darah yang normal pada semua pasien dan indeks jantung juga menjadi normal. Peneliti menjelaskan fenomena ini dengan kurva Frank- Starling.
Tekanan darah meningkat paradoksal saat UF disebabkan peningkatan COP karena overhidrasi dan dilatasi jantung disarankan dilakukan UF Berhubungan dengan delayed post HD hypotension UF agresif monitoring dgn ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) Menurunkan konsumsi garam dan air menurunkan peningkatan BB menurunkan kecepatan UF per jam saat HD berikutnya Pembatasan dari konsumsi garam dan penurunan dari volume cairan ekstrasel akan menormalkan tekanan darah saat HD pada pasien dengan hipertensi. Penurunan konsumsi garam 100-120 mmol per hari
Mekanisme lain yang berperan terhadap kejadian HID adalah aktivasi dari RAAS dan oversekresi renin dan angiotensin II yang diinduksi oleh UF saat HD. Aktivasi dari RAAS dan oversekresi renin dan angiotensin II menyebabkan peningkatan yang tiba- tiba dari resistensi vaskular dan meningkatkan tekanan darah.
Sympathetic overactivity
Ditandai dengan peningkatan konsentrasi katekolamin plasma pada pasien PGK menurunnya kliren renal terhadap katekolamin dan langsung oleh karena aktivitas saraf simpatis. Sympathetic overactivity pada PGK menjadi normal setelah dilakukan nefrektomi, hal ini diduga karena signal dari ginjal yang sakit berperan dalam aktivasi simpatis. Hipertensi intradialitik berhubungan dengan peningkatan stroke volume dan vasokonstriksi perifer Evaluasi microneurografi belum dilakukan Perubahan kadar elektrolit
Kadar elektrolit pasien seperti sodium, kalium, kalsium hubungannya dengan kontraktilitas jantung, resistensi vaskular perifer dan kontrol tekanan darah Penarikan sodium saat dialisis sangat penting karena berperan dalam menjaga stabilitas kardiovaskular saat HD dan mencegah overhidrasi saat dialisis dan HID. Hipokalemia autonomic dysfunction dan mempengaruhi inotropik jantung terhadap kejadian HID. Kalium dapat memicu aritmia. Ion kalsium memegang peranan penting dalam proses kontraktilitas otot polos dan miosit jantung. Eliminasi obat saat hemodialisis Penarikan dari obat anti hipertensi saat Hemodialisa Hipertensi intradialisa Penarikan obat anti hipertensi saat Hemodialisa, tidak berperan di dalam konsep dari Hipertensi Intradilisa Terapi erythropoiesis-stimulating agents
Peningkatan dari hematokrit Peningkatan viskositas darah Peningkatan dari konsentrasi ET-1, Peningkatan resistensi vaskular perifer hipertensi intradialisa
Ultrafiltrasi
untuk menarik cairan yang berlebihan di darah Besarnya UF tergantung dari penambahan berat badan (BB) penderita antar waktu HD dan target BB kering penderita Berat badan kering berat badan dimana volume cairan optimal multiple frequency bioimpedance spectroscopy evaluasi tekanan darah, tanda-tanda overload cairan dan toleransi pasien terhadap UF saat HD Penderita HD reguler 2 kali seminggu kenaikan BB antar waktu HD 2 kg UF 2 liter Tetapi umumnya kenaikan BB penderita antar waktu HD melebihi 2 kg bahkan mencapai 5 kg. bila dilakukan UF yang berlebihan akan timbul masalah baik gangguan hemodinamik maupun gangguan kardiovaskular hipovolemia aktivitas RAAS hipertensi Flyte dkk. meneliti efek kecepatan UF terhadap mortalitas dan cardiovascular disease (CVD). Kecepatan UF dibagi menjadi 3 kategori yaitu <10 /ml/jam/kgBB, 10-13 ml/jam/kgBB, dan >13 ml/jam/kgBB UF yang lebih cepat pada pasien HD berhubungan dengan risiko yang lebih besar terhadap berbagai sebab kematian dan kematian karena CVD
Penanganan Hipertensi Intradialitik
membatasi peningkatan berat badan antar dialisis konseling melalui diet, pembatasan konsumsi garam dan UF yang agresif saat HD Penentuan cairan yang akan ditarik saat HD memerlukan panduan dengan alat yang non invasif seperti bioimpedance, inferior vena cava ultrasonography, atau monitor volume darah. memperpanjang waktu dialisis dan penentuan UFR yang tepat Penambahan sodium saat HD akan meningkatkan plasma refilling yang akan meningkatkan COP peresepan cairan dialisat yang tinggi sodium harus dihindari Beberapa obat mencegah krisis hipertensi antara lain calcium channel blockers (CCB) tetapi keamanan obat ini pada kondisi HID belum diteliti ace inhibitor tidak difiltrasi saat HD Bisa digunakan