You are on page 1of 8

UJI IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Reza Abdul Kodir, S.Si.


A. Tujuan Percobaan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami metode identifikasi karbohidrat.
B. Prinsip Percobaan
- Uji Molisch : Pembentukan aldehid (furfural/hidroksimetilfurfural) yang didasarkan pada
reaksi dehidrasi sakarida akibat penambahan asam mineral
Kondensasi senyawa aldehid dengan senyawa fenol (-naftol) menghasilkan
kompleks senyawa berwarna ungu
- Uji Benedict : Sakarida (reduktor) vs ion Cu
2+
(oksidator)
Suasana reaksi basa berasal dari donor OH
-
hasil disosiasi parsial Na2CO3
Oksidasi gula oleh ion Cu
2+
dalam larutan membentuk asam karboksilat
Reduksi ion Cu
2+
dalam larutan oleh gula membentuk endapan warna
merah bata
Gugus reduktor gula berupa aldehid dan keton yang bebas (tidak dalam
bentuk siklik)
- Uji Barfoed : Monosakarida (reduktor) vs ion Cu
2+
(oksidator)
reduksi Cu
2+
menjadi Cu
+
oleh karbohidrat yang mengandung aldehid dan
keton bebas.
- Uji Seliwanoff : Menunjukkan reaksi positif untuk uji ketosa (terutama)
Reaksi dehidrasi ketoheksosa menghasilkan 5-hidroksimetilfurfural (dalam
HCl dengan pemanasan)
Kondensasi 5-hidroksimetilfurfural dengan resorsinol membentuk produk
reaksi berwarna merah dalam 2 menit
Aldoheksosa juga menghasilkan reaksi yang sama, hanya membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menghasilkan peroduk yang sama
- Uji Pati-Iodium : pembentukan kompleks pati-iodium.
C. Teori Dasar
Karbohidrat adalah suatu polihidroksi aldehid (aldosa) atau keton (ketosa) dengan rumus
empirik (CH2O)n dan dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan hidrolisis. Karbohidrat
digolongkan menjadi:
- Monosakarida : sakarida yang terdiri dari satu unit aldosa atau ketosa
- Oligosakarida : sakarida yang terdiri dari beberapa (2-10) unit monosakarida (aldosa
atau ketosa)
- Polisakarida : sakarida yang terdiri dari banyak (>10 sampai ribuan) unit
monosakarida (aldosa atau ketosa). Polisakarida merupakan molekul
besar linear atau bercabang
Monosakarida atau gula sederhana mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik,
sehingga mempunyai bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat di alam seperti
ribosa, glukosa, fruktosa dan manosa adalah rangkaian gula D. Gula sederhana dengan 5 atau
lebih atom karbon dapat berada dalam bentuk cincin tertutup hemiasetal, sebagai furanosa
(cincin beranggota lima) atau piranosa (cincin beranggota enam). Gula yang dapat mereduksi
senyawa oksidator disebut gula pereduksi.
Disakarida terdiri dari dua monosakarida, yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen.
Beberapa disakarida diantarnya maltosa (dua residu glikosa), laktosa (D galaktosa-Dglukosa),
sukrosa suatu gula nonpereduksi (D glukosa- D friktosa).
Polisakarida (glikan) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan. Polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat. Poli sakarida penyimpan yang paling
penting adalah pati dan glikogen.
Berdasarkan gugus fungsi yang dikandung molekulnya, sakarida terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
Gula ketosa adalah sakarida yang memiliki gugus fungsi keton, contoh:
Trioketosa: dihidroksiaseton
Tetroketosa: eritrulosa
Pentoketosa: ribulosa, silulosa
Heksoketosa: fruktosa, psikosa, sorbosa, tagatosa
Heptoketosa: sedoheptulosa
Oktoketosa: D-mano-oktulosa
Nonoketosa: D-glisero-D-galakto-nonulosa
Gula aldosa adalah sakarida yang memiliki gugus fungsi aldehid, contoh:
Dioaldosa: glikolaldehid
Trioaldosa: gliseraldehid
Tetroaldosa: aritrosa, treosa
Pentoaldosa: ribosa, arabinosa, silosa, liksosa
Heksoaldosa: alosa, altrosa, glukosa, manosa, gulosa, idosa, galaktosa, talosa
Ada beberapa uji kualitatif karbohidrat diantaranya yaitu :
1. Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini mendeteksi keberadaan mono-, oligo-
, dan polisakarida. Sakarida yang terdeteksi oleh uji ini adalah aldosa. Karbohidrat akan
terdehidrasi oleh asam mineral (ingat percobaan dehidrasi sukrosa oleh asam sulfat: sukrosa
hangus setelah ditambahkan asam sulfat). Hasil dehidrasi dari aldosa adalah aldehid.
Prinsip reaksi yang terjadi dalam uji ini adalah aldehid hasil hidrolisis sakarida oleh asam
mineral (kita menggunakan asam sulfat pekat) akan berkondensasi dengan dua molekul
fenol (dapat berupa -naftol, resorsinol, timol; dalam praktikum kita gunakan -naftol). Gula
pentosa (gula dengan 5 atom C) pada saat terdehidrasi akan membentuk senyawa furfural,
sementara gula heksosa (gula dengan 6 atom C) akan membentuk senyawa 5-
hidroksimetilfurfural. Ketika direaksikan dengan senyawa fenol (-naftol), baik senyawa
furfural maupun 5-hidroksimetilfurfural akan membentuk senyawa kompleks gabungan.
Senyawa kompleks gabungan antara furfural/5-hidroksimetilfurfural inilah yang akan
memberikan warna untuk uji Molisch.


Furfural 5-Hidroksimetilfurfural
Kita gunakan glukosa sebagai contoh untuk memberikan gambaran reaksi yang terjadi
dalam uji Molisch:



Hasil uji Molisch negatif Hasil uji Molisch positif
(perubahan lapisan warna)


Hasil uji Molisch
Catatan:
-naftol (1-naphtol) adalah suatu kristal padat tak berwarna dengan rumus molekul
C10H7OH. -naftol berisomer dengan -naftol (2-naphtol) dengan perbedaan posisi gugus
hidroksil pada molekul naftalen. Senyawa-senyawa naftol merupakan homolog naftalen dari
fenol, dengan reaktifitas gugus hidroksil yang lebih kuat dibandingkan dengan fenol. Naftol
larut dalam alkohol, eter, dan kloroform. Naftol biasa digunakan dalam produksi zat warna
dan dalam sintesis senyawa organik. Naftol dapat digunakan menjadi zat aktif untuk
pestisida. Naftol dapat menurunkan kadar hormon testosteron pada pria dewasa. Naftol dapat
dihasilkan melalui fusi asam 1-naftilsulfonat dengan NaOH
reagen Molisch dibuat dengan melarutkan 10g -naftol dalam 100ml et-OH 95%
2. Uji Benedict
Dalam suatu larutan, monosakarida (misal glukosa dan fruktosa) dapat mempunyai formasi
siklik atau linear. Kedua bentuk molekul ini seimbang dalam larutan (50% molekul linear
dan 50% molekul siklik). Dalam bentuk linear, monosakarida mempunyai ujung bebas
berupa aldehid atau keton (aldosa dan ketosa). Ujung bebas kedua gugus tersebut dapat
teroksidasi (misalkan jika direaksikan dengan oksidator seperti ion Cu
2+
). Karena kedua
contoh monosakarida ini dapat teroksidasi, maka kedua contoh gula tersebut juga disebut
gula reduktor atau gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus reduktor
(aldehid dan keton) bebas dan dapat mereduksi senyawa/molekul oksidator (dalam
percobaan kita gunakan Cu
2+
dalam larutan Benedict). Uji Benedict digunakan untk
mendeteksi keberadaan gula pereduksi (berupa monosakarida), adapun oligo- dan
polisakarida tidak memberikan hasil uji positif atau sangat sulit sekali memberikan hasil uji
positif. Sukrosa (disakarida glukosa-fruktosa) masih dapat memberikan hasil uji positif
dengan perlakuan tertentu, yang sekaligus mengubah sukrosa menjadi bukan sukrosa pada
saat memberikan hasil uji positif.


Hasil uji Benedict positif untuk glukosa dan fruktosa (monosakarida), hasil uji Benedict
negatif untuk sukrosa (disakarida)

Catatan:
Reagen Benedict dibuat dengan mencampurkan 173 g natriumsitrat dan 100 g Na2CO3
anhidrat ke dalam 88 mL air, aduk,lalu saring,kemudian ke dalamnya tambahkan 17,3 g
tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL H2O. Volume total dibuat menjadi 1
L dengan penambahan air
Hasil uji positif dapat menunjukkan variasi warna yang berbeda. Hal ini disebabkan
oleh kehadiran gula pereduksi dalam sampel yang secara kuantitatif berbeda.
Jenis gula yang ada dalam sampel pun mempengaruhi warna yang dihasilkan dalam uji
Benedict (sukrosa, maltosa, laktosa disakarida yang masih bisa memberikan hasul uji
positif)
Variasi warna yang mungkin dihasilkan (jumlah gula pereduksi meningkat searah anak
panah)

3. Uji Barfoed
Seperti pada uji Benedict, uji Barfoed juga berdasarkan reduksi Cu
2+
Menjadi Cu
+
. Perbedaan
antara uji Benedict dan Barfoed antara lain:
- Cu yang digunakan pada uji Benedict dalam bentuk tembaga sulfat, sementara dalam uji
Barfoed dalam bentuk tembaga asetat
- Reagen Barfoed tidak stabil, sehingga harus dibuat segera sebelum akan dilakukan uji
menggunakan reagen ini (berbeda dengan reagen Benedict yang dapat dibuat stok)
- Pada uji Benedict, monosakarida bereaksi dalam bentuk linear, sementara pada uji
Barfoed, monosakarida bereaksi dalam bentuk cincin hemiasetal (siklik)
Selain monosakarida, reagen Barfoed dapat mendeteksi keberadaan sakarida (misal glukosa).
Reaksi yang berlangsung pada saat uji Barfoed dilakukan terhadap disakarida sangat lambat,
sehingga seringkali tidak menujukkan hasil uji positif.

Hasil uji positif pada uji Barfoed menunjukkan endapan berwarna merah bata. Endapan ini
merupakan endapat Cu dalam bentuk CuO (tembaga II oksida).

Hasil uji Barfoed negatif Hasil uji Barfoed positif
(adanya endapan merah bata)
Catatan:
Larutan reagen Barfoed dibuat dengan cara melarutkan 48 g kristal tembaga asetat dalam
900 mL air. Kemudian ditambahkan 50 mL asam laktat 8,5%, selanjutnya ditambahkan
air sampai volume 1000 mL
Ingatlah untuk selalu membuat larutan reagen Barfoed segar, reagen yang sudah lama
dibuat tidak akan memberikan hasil uji positif yang diharapkan!
Biarkan hasil uji sesaat (sekitar 3 menit) sampai endapan CuO yang terbentuk cukup
jelas untuk diamati/didokumentasikan
4. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff memiliki beberapa kesamaan prinsip reaksi dengan uji Molisch. Prinsip reaksi
yang berlangsung didasarkan pada sifat sakarida yang dapat didehidrasi menggunakan asam
mineral (misal asam sulfat) menghasilkan furfural dan 5-hidroksimetilfurfural. Prinsip reaksi
selanjutnya adalah sama dengan prinsip reaksi pada uji Molisch, yaitu kondensasi hasil
dehidrasi sakarida dengan molekul fenol. Senyawa fenol yang digunakan pada uji Seliwanoff
adalah resorsinol (pada uji Molisch digunakan -naftol).
Pada uji Seliwanoff, ketosa dapat dibedakan dari aldosa berdasarkan pada perbedaan warna
yang dihasilkan setelah uji dilakukan. Ketosa akan memberikan warna merah yang cukup
kuat, sementara aldosa akan memberikan warna merah muda setelah pengujian. Hal ini
dikarenakan laju reaksi uji pada ketosa jauh lebih cepat dibandingkan pada aldosa.
Reagen untuk uji Seliwanoff terdiri dari fenol dan asam. Dalam praktikum kita menggunakan
resorsinol (fenol) dan HCl (asam). Asam berfungsi untuk melangsungkan proses dehidrasi
sakarida uji. Hasil dari dehidrasi adalah furfural (jika pentosa) atau 5-hidroksimetilfurfural
(jika heksosa). Furfural/5-hidroksimetilfurfural yang terbentuk kemudian akan bereaksi
dengan resorsinol menghasilkan warna merah (tua/terang jika ketosa, muda jika aldosa).
Reaksi yang terjadi akan memberikan warna berbeda sesuai dengan jenis sakarida uji
sebagai berikut (contoh):
Fruktosa: merah tua/terang
Glukosa: merah muda
Sukrosa: merah muda sedikit lebih tua dari glukosa, tapi masih di bawah
kekuatan warna fruktosa
Berikut adalah reaksi yang terjadi dalam uji Seliwanoff;


Hasil uji Seliwanoff negatif Hasil uji Seliwanoff positif
(berwarna merah cerah untuk ketosa)
Catatan:
Gula ketosa, contoh:
Trioketosa: dihidroksiaseton
Tetroketosa: eritrulosa
Pentoketosa: ribulosa, silulosa
Heksoketosa: fruktosa, psikosa, sorbosa, tagatosa
Heptoketosa: sedoheptulosa
Oktoketosa: D-mano-oktulosa
Nonoketosa: D-glisero-D-galakto-nonulosa
Gula aldosa, contoh:
Dioaldosa: glikolaldehid
Trioaldosa: gliseraldehid
Tetroaldosa: aritrosa, treosa
Pentoaldosa: ribosa, arabinosa, silosa, liksosa
Heksoaldosa: alosa, altrosa, glukosa, manosa, gulosa, idosa, galaktosa, talosa
Keton: senyawa organik dengan struktur umum RC(=O)R. Keton memiliki gugus
karbonil (C=O) yang terikat dengan dua atom karbon yang lain. Contoh keton
penting: aseton
Aldehid: senyawa organik dengan struktur umum R-CHO. Aldehid memiliki pusat
karbonil (C=O) yang terikat dengan satu atom H dan satu atom C lain. Aldehid
paling sederhana adalah formaldehid
Resorsinol adalah senyawa fenol (meta-dihidroksibenzen/benzene-1,3-diol) dengan rumus
kimia C6H4(OH)2. Resorsinol merupakan kristal jarum tak berwarna yang mudah larut di
air, etanol, dan eter. Resorsinol tidak larut dalam kloroform dan karbon disulfida.
5. Uji Pati-Iodium
Polisakarida tersusun atas ribuan unit monosakarida. Misalnya saja pati, yang tersusun atas
ribuan uni glukosa. Pati/amilum terdiri dari dua polisakarida penyusun, yaitu amiolsa dan
amilopektin. Beberapa pati lain juga mengandung fitoglikogen sebagai komponen
polisakaridanya. Amilum dalam keadaan alami membentuk rantai panjang dan terpilin
(seperti kabel telefon). Struktur amilum inilah yang kemudian memberikan sifat
mengembang. Dalam proses mengembang, amilum memerangkap molekul pengembang di
dalam struktur molekulnya. Prinsip ini kemudian digunakan untuk melakukan uji amilum
menggunakan iodin.
Larutan Lugol merupakan reagen yang terdiri dari iodium (I2) dan senyawa potasium iodida
(KI). Dalam uji amilum menggunakan lugol, I2 akan terperangkap dalam struktur molekul
amilum. Akibatnya adalah terbentuknya kompleks amilum-iodium. Kompleks ini
memberikan warna biru/ungu muda-biru/ungu hitam pada pengamatan.

D. Tugas Pendahuluan
1. Gugus apakah yang memberikan reaksi posistif pada uji Molisch ?
Jawab: aldehid bebas yang terdehidrasi akibat asam
2. Apakah perbedaan reagen Barfoed dan Benedict?
Jawab: Cu asetat (Barfoed) vs Cu sulfat (Benedict), reagen Barfoed harus selalu segar,
Benedict dapat dibuat stok
3. Dapatkah uji Seliwanoff membedakan sukrosa sari fruktosa?
Jawab: seharusnya bisa, dilihat dari perbedaan warna merah yang dihasilkan.
Seharusnya sukrosa menghasilkan uji positif dengan warna merah yang lebih
muda dari uji pada sukrosa. Hal ini dikarenakan kehadiran glukosa (aldosa) pada
sukrosa mengurangi laju reaksi uji. Reaksi uji pada fruktosa (ketosa) lebih cepat
daripada pada sukrosa (disakarida glukosa-fruktosa)
Further reading:
www.harpercollege.edu
Bahan Kimia Lambang Hal penting yang harus diperhatikan
Etanol

Sangat mudah terbakar.
-naftol

Iritan mata, kulit dan saluran pernafasan. Mengakibatkan
kerusakan hati.
Asam sulfur

Sangat beracun. Menyebabkan luka bakar. Fatal jika
tertelan. Menyebabkan kanker lewat pernafasan. Destruksi
terhadap membran mukus.

Iodin

Beracun. Dapat fatal jika tertelan atau terhirup. Berbahaya
ketika masuk lewat pernafasan dan penyerapan melalui
kulit. Langsung terserap oleh kulit. Destruktif/merusak
saluran pernafasan atas, mata, dan kulit. Iritan
Lugol

Berbahaya jika tertelan atau terserap melalui kulit












Catatan Tambahan:
1. Aldehid






2. Keton

3. A

4. A

5. A

You might also like