You are on page 1of 12

MODUL 14

AKUNTANSI SYARIAH


AKUNTANSI UNTUK PRODUK
PEMBIAYAAN MUDHARABAH


Oleh
S A F I R A, SE. Ak. M.Si




PROGRAM KELAS KARYAWAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2008



AKUNTANSI UNTUK PEMBIAYAAN MUDHARABAH

A. Pengertian
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan
mudharib (pengelola dan) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka, jika
usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali
jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti
penyelewengan, kecurangan dan peyalahgunaan dana.

Jenis Akad Mudharabah
1. Mudharabah Muthalaqah. Mudharabah dimana pemilik dananya memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini
disebut juga investasi tidak terikat.
2. Mudharabah Muqayyadah. Mudharabah yang pemilik dananya memberikan batasan
kepada pengelola dana mengenai lokasi, cara dan atau objek investasi atau sektor
usaha. Mudharabah jenis ini disebut juga investasi terikat
3. Mudharabah Musyarakah. Mudharabah yang pengelola dananya turut menyertakan
modal dananya dalam kerja sama investasi.
Rukun mudharabah adalah :
1. Orang yang berakad :
a. Pemilik modal / Shohibul maal atau Rabbul maal
b. Pelaksanaan atau usahawan / Mudharib
2. Objek Mudharabah berupa Modal / maal
3. Ijab Qabul / Serah Terima
4. Nisbah Keutungan

Berakhirnya akad mudharabah
Lamanya kerjasama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi semua
pihak berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama dengan menberitahukan
pihak lainnya. Namun, akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada
waktu yang telah ditentukan.
2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal
4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk
mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. Sebagai pihak yang
mengemban amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati.
5. Modal sudah tidak ada

B. Prinsip Pembagian Hasil Usaha (PSAK 105 PAR 11)
Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang
dibagi hanya keuntungannya saja (profit) tidak termasuk kerugiannya (loss). Sehingga untuk
pembahasan selanjutnya, akan digunakan istilah prinsip bagi hasil seperti yang digunakan
dalam Undang-undang No.10 tahun 1998, karena apabila usaha tersebut gagal kerugian
tidak dibagi di antara pemilik dana dan penglelola dana, tetapi harus ditanggung sendiri oleh
pemilik dana.
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan pengakuan
penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi
hasil atas realisasi penghasilan hasil usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan
mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola
dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat dikurangkan dari
pendapatan.
Contoh perhitungan bagi hasil (bank sebagai pemilik dana) :
Penjualan Rp. 1.000.000
HPP (Rp 650.000)
Laba kotor Rp. 350.000
Biaya-biaya (Rp 250.000)
Laba (rugi) bersih Rp. 100.000



a. Metode Profit sharing dengan nisbah bank syariah : pengelola = 30 : 70
1. Bank syariah : 30% x Rp. 100.000 = Rp. 30.000
2. Pengelola : 70% x Rp. 100.000 = Rp. 70.000
a. Metode revenue sharing dengan nisbah bank syariah : pengelola = 10 : 90
Bank syariah : 10% x Rp. 350.000 = Rp. 35.000
Pengelola : 90% x Rp. 350.000 = Rp. 315.000
Jika akad mudharabah melebihi satu periode pelaopran, penghasilan usaha diakui
dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesui nisbah yang disepakati (PSAK 105 Par 20)

C. PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 105)
Akuntansi Untuk Pemilik Dana
1. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah
pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana
2. Pengukuran investasi mudharabah
a. investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
b. investasi mudharabah dlam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas
pada saat penyerahan.
Nilai dari investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas harus disetujui oleh pemilik dana
dan pengelola dana pada saan kontrak
Ada 2 alasan tidak digunakannya dasar historical cost untuk mengukur aset nonkas
Penggunaan nilai yang disetujui oleh pihak yang melakukan kontrak untuk mencapai
satu tujuan akuntansi keuangan.
Penggunaan nilai yang disetujui (agreed value) oleh pihak bank yang melakukan kontrak
untuk nilai aset nonkas menuju aplikasi konsep representational faithfulnes dalam
pelaporan.




Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan.
Jurnal pada saat penyerahan kas :
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Kas xxx

Investasi mudharabah dlam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas
pada saat penyerahan, kemungkinan ada 2 :
Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diaortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah
Jurnal pada saat penyerahan aset nonkas :
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Keuntungan Tangguhan xxx
Cr. Aset Nonkas xxx
Jurnal Amortisasi keuntungan tangguhan :
Dr. keuntungan tangguhan xxx
Cr. Keuntungan xxx
Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian pada saat penyerahan aset nonkas
Jurnal :
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Keuntungan Tangguhan xxx
Cr. Aset Nonkas Mudharabah xxx
1. Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas
Penurunan nilai sebelum usaha dimulai
a. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang
atau faktor lain yang bukan kelalain atau kesalahan pihak pengelola dana, maka
penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi
mudharabah.
1. Jurnal :
2. Dr. Kerugian Investasi mudharabah
xxx
3. Cr. Investasi mudharabah xxx
4.
a. Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas
1. Penurunan nilai setelah usaha dimulai
2. Jika sebagian Investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa
adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut
diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil
3. Jurnal :
4. Dr. Kas xxx
5. Dr. Penyisihan Investasi mudharabah
xxx
6. Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah
xxx
a. Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas
Penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam
kegiatan usaha mudharabah.
Investasi mudharabah yang diberikan dalam aset (nonkas) dan aset nonkas
tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak
langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian
bagi hasil.
Jurnal :
Dr. Kas xxx
Dr. Kerugian Investasi mudharabah xxx
Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
1. Kerugian
2. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir.
3. Pencatatan kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad
mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dana dibentuk penyisihan kerugian investasi
4. Jurnal :
5. Dr. Kerugian Investasi mudharabah xxx
6. Cr. Penyisihan Kerugian Investasi
mudharabah xxx
7. Catatan :
8. Tujuan dicatat sebagai penyisihan agar jelas nilai awal mudharabah
9.
10. Hasil usaha
11. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang
12. Jurnal :
13. Dr. Piutang pendapatan bagi hasil xxx
14. Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah
xxx
15.
16.
17. Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil
18. Jurnal :
19. Dr. Kas xxx
20. Cr. Piutang pendapatan bagi hasil
xxx
21.
22. Akad mudharabah berakhir
23. Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharabah setelah
dikurangi penyisihan kerugian investasi dan pengembalian investasi mudharabah: diakui
sebagai keuntungan atau kerugian.
24. Jurnal :
25. Dr. Kas/Piutang/Aset Nonkas xxx
26. Dr. Penyisihan kerugian investasi xxx
27. Cr. Investasi mudharabah
xxx
28. Cr. Keuntungan xxx
29. A T A U
30. Dr. Kas/Piutang/Aset Nonkas xxx
31. Dr. Penyisihan kerugian investasi xxx
32. Dr. Kerugian xxx
33. Cr. Investasi mudharabah
xxx
34.
35. Penyajian
36. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai
tercatat
37.
38.
39.
40. Pengungkapan
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi mudharabah, tetapi
tidak terbatas pada :
a. isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha
mudharabah, dan lain-lain.
b. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
c. Penyajian kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan;
d. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101 tentang penyajian Laporan Keuangan
Syariah

Akuntansi Untuk Pengelola Dana
1. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah
temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode
akuntansi, dana syirkah temporer dikukur sebesar nilai tercatat.
2. Pengukuran Dana syirkah temporer
3. Dana Syirkah temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang
diterima.
4. Jurnal :
5. Dr. Kas/ Aset Nonkas xxx
6. Cr. Dana Syirkah Temporer
xxx
7.
8. Penyaluran kembali dana syirkah temporer
9. Jika pengelola dana menyalurkan kembali dana syirkah temporer yang diterima maka
pengelola dana mengakui sebagai aset. Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana. Dan ia
akan mengakui pendapatan secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik
dana.
10. Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran
kembali dana syirkah temporer :
11. Dr. Kas/ Piutang xxx
12. Cr. Pendapatan yang belum
dibagikan xxx
13.
14. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah
diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban
sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana.
15. Jurnal :
16. Dr. Beban bagi hasil mudharabah xxx
17. Cr. Utang bagi hasil
mudharabah xxx
18.
19. Jurnal pada saat pengelola dana membagay bagi hasil :
20. Dr. Utang bagi hasil mudharabah xxx
21. Cr. Kas xxx
22.
23. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah berarti ada
pendapatan dan beban yang diakui dan pencatatannya sama dengan akuntansi
konvensional. Jurnal penutup yang dibuat di akhir periode (apabila diperoleh keuntungan).
24. Jurnal :
25. Dr. Pendapatan xxx
26. Cr. Beban xxx
27. Cr. Pendapatan yang belum
dibagikan xxx
28.
29. Jurnal ketika dibagihasilkan kepada pemilik dana :
30. Dr. Beban bagi hasil mudharabah xxx
31. Cr. Utang bagi hasil
mudharabah xxx
32.
33. Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil :
34. Dr. Utang bagi hasil mudharabah xxx
35. Cr. Kas xxx
36.
37. Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian
38. Dr. Pendapatan xxx
39. Dr. Penyisihan kerugian xxx
40. Cr. Beban xxx
41.
42.
43. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai
beban pengelola dana.
44. Jurnal :
45. Dr. Beban xxx
46. Cr. Utang lain-lain / Kas xxx
47.
48. Diakhir akad
49. Jurnal :
50. Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
51. Cr. Kas/Aset Nonkas xxx
52.
53. Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya
54. Jurnal :
55. Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
56. Cr. Kas/Aset Nonkas xxx
57. Cr. Penyisihan kerugian xxx
58.
59. Penyajian
Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan :
a. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk
setiap jenis mudharabah
b. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan
kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan sebagai
kewajiban.

1. Pengungkapan
Pengelola dana merupaka transaksi mudharabah dalam laporan keuangan :
a. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
b. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya.
c. Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah. Pengungkapan yang
diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Asumsi pencatatan untuk pengelola dana yang telah dibahas di atas menggunakan akad
mudharabah muthalaqah, apabila akadnya Mudharabah Muqayyadah, di mana dana dari
pemilik dasa langsung disalurkan kepada pengelola dana lain (kedua) dan pengelola dana
pertama hanya bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana
dengan pengelola dana lain (kedua), maka dana untuk jenis seperti ini akan dilaporkan off
balance sheet. Atas kegiatan tersebut pengelola dana pertama akan menerima komisi atas
jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pengelola dana lain
(kedua) berlaku nisbah bagi hasil.

























Referensi :
Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006, Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE Usakti, Jakarta

Nurhayati, Sri dan Wasilah, 2008, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba Empaat,
Jakarta

PSAK 105
Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar
PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.

You might also like