You are on page 1of 21

Kepaniteraan Klinik Kulit dan Kelamin

RSUP Fatmawati
PSPD FKIK UIN SH Jakarta
Kandidosis / Kandidiasis /
Moniliasis
penyakit jamur,
diseluruh dunia,
semua umur,
laki-laki = perempuan.
ETIOLOGI
Candida, biasanya Candida albicans
mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru,
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
KLASIFIKASI




Kandidosis Selaput Lendir :
Kandidosis oral (thrush)
Perleche
Vulvovaginitis

Kandidosis Kutis :
Lokalisata :
Daerah intertriginosa
Daerah perianal
Generalisata
Paronikia dan onikomikosis
Kandidosis kutis granulomatosa


Balanitis atau balanopostitis
Kandidosis mukokutan kronik
Kandidosis bronkopulmonar dan
paru

Kandidosis Sistemik :
Endokarditis
Meningitis
Pielonefritis
Septikemia

Reaksi id. (kandidid)
FAKTOR PREDISPOSISI :
Faktor endogen :
Perubahan fisiologik.
Umur.
Imunologik.

Faktor eksogen :
Iklim, panas, dan kelembaban.
Kebersihan.
Kontak.

KANDIDOSIS SELAPUT LENDIR
Thrush
pseudomembran putih coklat muda kelabu yang menutup lidah, palatum mole, pipi
bagian dalam, dan permukaan rongga mulut yang lain. Bila pseudomembran terlepas
dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah.
Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut.
Perleche
Fisur pada sudut mulut;
lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah, dan dasarnya
eritematosa.

Vulvovaginitis
diabetes mellitus dan wanita hamil.
Gatal di daerah vulva. Rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan disparineu.
Fluor albus pada kandidosis vagina berwarna kekuningan.
Gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan.
Balanitis atau balanopostitis
lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis.
terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.
Kandidosis mukokutan kronik
Kekurangan fungsi lekosit atau sistem hormonal,
pada penderita dengan defisiensi bersifat genetik, umumnya pada
anak-anak.

KANDIDOSIS KUTIS
Kandidosis intertriginosa
Lesi di tengah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus.
berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan
eritematosa.

Kandidosis perianal
Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel
dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang
kasar dan berkembang seperti lesi primer.

Kandidosis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabous skin biasanya juga terdapat di lipat
payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis,
stomatitis, dan paronikia.
Penyakit ini sering didapat pada bayi.
Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul.
Paronikia dan onikomikosis
Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku
menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang
berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat
sisa jaringan di bawah kuku.
Diaper rash
Sering pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti
yang dapat menimbulkan dermatitis iritan.

Kandidosis Sistemik
Endokarditis
Meningitis
Pielonefritis
Septikemia

REAKSI ID (KANDIDID)
Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit kandida, tidak ada elemen jamur.
vesikel-vesikel yang bergerombol,
pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain.
Bila lesi kandidosis diobati, kandidid akan menyembuh dan akan
memberikan hasil positif pada uji kulit dengan kandidin (antigen kandida).

PEMBANTU DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan + KOH 10% /
Gram sel ragi, blastospora, atau hifa semu.

2. Pemeriksaan biakan
Bahan dalam agar Sabouraud + kloramfenikol suhu
37
o
C berupa yeast like colony tumbuh setelah 24-
48 jam.


DIAGNOSIS BANDING
Kandidosis kutis lokalisata dengan:
a. Dermatitis intertriginosa.
b. Dermatofitosis (tinea).
c. Eritrasma



Kandidosis kuku dengan tinea unguium.
Kandidosis vulvovaginitis dengan:
a. Trikomonas vaginalis. c. Leukoplakia. d. Liken planus.




b. Gonore akut.




PENGOBATAN

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2. Topikal:
Larutan ungu gentian 0,5-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan 2 kali selama 3 hari.
Nistatin.
Amfoterisin B.
Grup azol antara lain:
i. Mikonazol 2%.
ii. Klotrimazol 1%.
iii.Tiokonazol, bufonazol, isokonazol.
iv.Siklopiroksolamin 1%.
v. Antimikotik berspektrum luas lain .
3. Sistemik:
Tablet nistatin.
Amfoterisin B intravena.
Kotrimoksazol 500 mg per vaginam dosis tunggal,
Ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau Itrakonazol atau Flukonazol
150 mg dosis tunggal.
Itrakonazol: 2x200 mg dosis tunggal atau 2 x 100 mg sehari selama 3
hari.

You might also like