You are on page 1of 10

T U G A S S T A T I S T I K | 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis factor merupakan salah satu teknik statistic multivariate.
Tujuannya adalah untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan saling korelasi antar variabel. Pada aplikasi penelitian, analisis
factor dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokan individu sesuai
dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas konstruk.
Dalam analisis factor, tidak ada variabel dependen dan independen. Proses
analisis factor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar
sejumlah variabel-variabel yang saling dependen dengan yang lain, sehingga
bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah awal.


























T U G A S S T A T I S T I K | 2

BAB II
KONSEP TEORI

A. Pengertian
Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set
indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti. Sebagai ilustrasi, terdapat
50 indikator yang diidentifikasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen. Dengan analisis faktor, ke-50 indikator tersebut akan
dikelompokkan menjadi beberapa sub set indikator yang sejenis. Masing-masing
kelompok sub set tersebut kemudian diberi nama sesuai dengan indikator yang
mengelompok. Pengelompokan berdasarkan kedekatan korelasi antar masing-
masing indikator dan penentuan banyaknya sub set berdasarkan nilai eigen values,
yang biasanya diambil di atas 1. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal
di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan
secara baik (explanatory research). Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan
untuk menguji validitas suatu rangkaian kuesioner. Sebagai gambaran, jika suatu
indikator tidak mengelompok kepada variabelnya, tetapi malah mengelompok ke
variabel yang lain, berarti indikator tersebut tidak valid.
Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel
berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi
yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu
kerumunan faktor. Dalam analisis faktor dikenal istilah konstrak empirik dan
konstrak laten. item adalah konstrak empirik karena didapatkan langsung dari
skor empirik. Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada data
empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak
buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor
didapatkan dari seperangkat aitem yang memiliki interkorelasi yang tinggi,
peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat aitem kemudian memberi
label untuk menggambarkan seperangkat item-item tersebut. Dalam analisis
factor, tidak ada variabel dependen dan independen. Proses analisis factor sendiri
mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-
variabel yang saling dependen dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal.
Analisis faktor bertujuan untuk menemukan sejumlah faktor yang mendasari
(underlying) sejumlah pengukuran yang besar. Faktor: suatu konstruk


T U G A S S T A T I S T I K | 3

hipotesis/variabel laten yang mendasari sejumlah tes, skala, item, dsb. Misal:
Faktor inteligensi terdiri atas: kemampuan varbal, numerik, penalaran abstrak,
penalaran ruang, ingatan, dll.

B. Konsep Analisis Faktor
Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika yang dapat digunakan
untuk memberiikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi jumlah
peubah yang disebut faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk
mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan
tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki
korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor.Prinsip dasar dalam
analisis faktor adalah menyederhanakan deskripsi tentang data dengan
mengurangi jumlah variabel/ dimensi.
Analisis faktor memungkinkan peneliti untuk:
1. Menguji ketepatan model (goodness of fit test) faktor yang terbentuk dari
item-item alat ukur.
2. Menguji kesetaraan unit pengukuran antar item,
3. Menguji reliabilitas item-item pada tiap faktor yang diukur,
4. Menguji adanya invarian item pada populasi.

B. Jenis Analisi Faktor
a) Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis)
Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur kualitas
pelayanan bank. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan
indikator mengenai kualitas layanan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa
faktor yang ada di dalam seperangkat item tersebut. Dari analisis faktor
kemudian didapatkan ada 4 faktor yang menggambarkan kualitas layanan
bank, antara lain faktor fitur layanan, fasilitas gedung, keramahan karyawan,
serta jaminan keamanan.
b) Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis).
Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat
ukur tersebut berisi seperangkat aitem yang diturunkan dari lima dimensi
dukungan sosial. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang
dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian
melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor
menunjukkan bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan.





T U G A S S T A T I S T I K | 4

C. Fungsi Analisis Faktor
Analisis faktor memiliki fungsi penting dalam pengembangan alat
ukur. Beberapa fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Pengujian Dimensionalitas Pengukuran
Dimensionalitas pengukuran adalah banyaknya atribut yang diukur oleh
sebuah alat ukur. Alat ukur yang unidimensi mengukur satu atribut
psikologis saja sedangkan alat ukur yang multidimensi mengukur lebih dari
satu atribut ukur. Pengukuran dalam bidang psikologi didominasi oleh
pengukuran unidimensi karena alat ukur yang dikembangkan peneliti
psikologi biasanya mengukur satu target ukur saja. Misalnya Skala
Kecemasan, skala ini diharapkan mengukur atribut kecemasan saja dan
tidak mengukur atribut yang lain. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang
dikembangkan oleh peneliti mengukur satu atribut atau banyak atribut
diperlukan analisis faktor.
b) Pengujian Komponen atau Aspek dalam Alat Ukur
Penyusunan alat ukur psikologi biasanya diawali dari penurunan konsep
menjadi komponen atau aspek konsep sebelum diturunkan menjadi aitem
berupa pernyataan skala. Untuk mengidentifikasi apakah item-item yang
diturunkan dari komponen alat ukur mewakili komponen tersebut maka
diperlukan analisis faktor. Analisis faktor juga dapat menunjukkan apakah
antar komponen memiliki keterkaitan ataukah tidak (independen).

D. Langkah-langkah Melakukan Analisis Faktor
1. Melakukan uji korelasi antar variabel asal dengan tujuan agar penyusutan
variabel analisis faktor menjadi lebih sederhana dan bermanfaat, tanpa
kehilangan banyak informasi sebelumnya.
2. Uji kelayakan data (menggunakan basis faktor) apakah cocok dilakukan
analisis faktor.
3. Mencari akar ciri dan matriks atau R.
4. Mengurutkan akar ciiri yang terbentuk dari terbesar sampai terkecil.
5. Mencari proporsi keragaman atau berguna untuk mengetahui berapa faktor
yang akan terbentuk.
6. Mengalokasikan setiap variabel asal kedalam faktor sesuai dengan nilai
loading.
7. Apabila terdapat nilai loading yang identik atau hampir sama maka lakukan
rotasi baik dengan cara orthogonal ataupun non orthogonal.
8. Setelah yakin dengan faktor yang terbentuk , maka berikan penamaan pada
faktor tersebut dengan cara melihat variabel-variabel apa saja yang
menyusun faktor tersebut.

T U G A S S T A T I S T I K | 5

BAB III
PEMBAHASAN


Dalam kegiatan penelitian, analisis factor paling tidak digunakan untuk :
1. Menguji Validitas Konstruk. Salah satu cara untuk menguji validitas
konstruk dapat dilakukan dengan menggunakan analisis factor.
Analisis factor akan menampilkan hasil ekstaksi butir-butir pertanyaan
menjadi beberapa komponen yang diinginkan peneliti. Prinsip yang
digunakan sama yaitu mengelompokkan data berdasarkan interkorelasi
antar butir. Sebuah butir / item dinyatakan merupakan pembentuk
factor jika nilai korelasinya lebih besar sama dengan (>=) 0,5.
2. Menguji Validitas Faktor. Dalam analisis ini, pengujian dilakukan
untuk melihat seberapa besar korelasi antara factor satu dengan yang
lain yang menjadi pembentuk variabel. Jika ditemukan korelasi yang
cukup kuat diantara factor-faktor pembentuk maka factor tersebut
dinyatakan memang sebagai pembentuk variabel. Besarnya matrik
korelasi yang lazim digunakan adalah 0,5

Ada 2 tahap perhitungan FA:
1. Factor Extraction: menemukan faktor atau dimensi yang sedikit tetapi
mengandung sebanyak mungkin variabel.principal component,
maximum likelihood
2. Factor Rotation: teknik untuk memutar axix sehingga diperoleh faktor
yang dapat diinterpretasi.
Orthogonal rotation: sudut antar axis 90, sehingga faktor yang
diperoleh independen atau tidak saling berkorelasi
Oblique rotation: sudut antar axis tidak 90, bisa 30 atau 60
sehingga lebih sulit diinterpretasi dan struktur faktor dari studi
yang berbeda sulit dibandingkan

A. FORMULA ANALISIS FAKTOR
Analisis faktor adalah suatu metode umum statistic multivariat yang
bertujuan untuk menganalisis variansi maksimum danmereproduksi korelasi
dari serangkaian peubah pengamatan. Selain itu,Pada dasarnya tujuan analisis
faktor adalah untuk melakukan data summarization untuk variabel-variabel
yang dianalisis, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel. Data
reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat
sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor metode ini bertujuan juga
untuk mereduksi peubah yang banyak menjadi hanya beberapa peubah
T U G A S S T A T I S T I K | 6

tertentu yang memiliki pengaruh kuat atau dominan, dimana peubah-peubah
tersebut direpresentasikan
sebagai faktor pengaruh. Dasar model analisis faktor yang bertujuan
memaksimumkan reproduksi korelasi antar peubah tersebut dapat dijabarkan
ke dalam bentuk model persamaan berikut (Dillon dan Goldstein, 1984):
Xi = Ai1.F1 + Ai2.F2 + ...... + Aim.Fm + bi.Ui (3.1)
dimana;
j = 1, 2, ....., n
j = 1, 2, ....., m
Xi = peubah ke-i
Aij = koefisien faktor kesamaan
Fj = faktor kesamaan ke-j
bi = koefisien faktor unik ke-i
Ui = faktor unik ke-i
Faktor-faktor yang dimaksud di atas dapat disimpulkan atau diperoleh dari
peubah-peubah yang diobservasi dan dapat diperkirakan sebagai kombinasi
linier di antara peubah-peubah tersebut (Norusis, 1990). Tiap n peubah dari
model di atas digambarkan secara linier menurut faktor kesamaan (common
factor) dan faktor unik (unique factor), dimana faktor kesamaan menerangkan
korelasi di antara peubah dan tiap faktor unik menjelaskan sisa variansi,
termasuk error dari peubahnya (Maruli, 1985). Koefisien dari faktor yang
dimaksud selanjutnya disebut sebagai faktor beban (loading factor).
B. PROSES DENGAN SPSS
Analisis Faktor
a. Tahap Pertama, Tabulasi dan pengolahan
Tabulasi hasil angket/questioner anda ke dalam komputer (SPSS)
Jika anda memiliki 20 variabel, seharusnya ada 100 buah angket ditangan
anda yang siap anda tabulasi ke komputer
b. Tahap Kedua, Pembentukan Matrik Korelasi
Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi dari
semua pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan
untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian.
Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa
pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh
dari analisis faktor.
Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor
dapat dilaksanakan, yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test
of Sphericity, yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang
signifikan antar variabel, dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO)
Measure of Sampling Adequacy, yang digunakan untuk mengukur kecukupan
T U G A S S T A T I S T I K | 7

sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati
dengan koefisein korelasi parsialnya.
Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor
adalah
1. Jika harga KMO sebesar 0,9 berarti sangat memuaskan,
2. Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan,
3. Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah,
4. Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup,
5. Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan, dan Jika harga
KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima.
c. Tahap Ketiga, Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada KMO>0,5
sehingga terbentuk satu atau lebih faktor.
Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal
Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari
orthogonal). Total satu. Variance Explained dengan Eigenvalue Penjelasan
tabel tersebut Terlihat pada penelitian (tabel di atas) diperoleh lima faktor
yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 1,0. Kelima faktor tersebut
menjelaskan (69,21 % total varian variabel yang mempengaruhi Tahap
Keempat, Matrik Rotasi Faktor
Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik
yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis
ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax. Interpretasi hasil
dilakukan dengan melihat faktor Loading.
Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi
antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat
atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk
ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar
korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel. Distribusi Komponen Matrik
yang Dirotasi Tahap kelima, Memberi Nama Faktor Pada tahap ini, akan
diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading
suatu variabel terhadap faktor terbentuknya.
Setelah tahapan pemberian nama faktor yang terbentuk, berarti hipotesis
penelitian telah terjawab.





T U G A S S T A T I S T I K | 8

C. CONTOH KASUS ANALISIS FAKTOR (APLIKASI)
Variabel yang diuji adalah kepemimpinan transformasional. Konstruk
kepemimpinan ini dibentuk dari 5 indikator yaitu Attributed charisma
(karisma), Idealized influence (pengaruh ideal), Inspirational motivation
(motivasi dan menginspirasi), Intelectual stimulation (stimulasi intelektual),
dan Individualized consideration. (perhatian terhadap individu). Sampel
berjumlah 101, dan instrument pengumpul data adalah angket terbuka.
Penyelesaian Kasus
Cara melakukan analisis factor adalah :
1. Buka file baru pada SPSS
2. Klik Analyze > Dat Reduction > Factor
3. Setelah muncul kotak factor analysis, masukkan seluruh faktor ke dalam
kotak VARIABLES yang ada disebelah kanan.

4. Klik DESKRIPTIVES yang ada disebelah kiri bawah kotak dialog.


T U G A S S T A T I S T I K | 9

5. Pilih dengan menandai KMO and Bartletts Test of Sphericity serta Anti Image.
Kemudian Klik Continue.
6. Klik OK.

D. INTREPRETASI HASIL




T U G A S S T A T I S T I K | 10

DAFTAR PUSTAKA

Suhartono. 2009. Analisis Data Statistik dengan R, Edisi Pertama, Yogyakarta:
Graha Ilmu.

http://www.scribd.com/doc/20931325/Analisis-Faktor-Session-1

Prof.. Dr. Imam Ghozali 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan program spss
edisi ke-IV, Semarang

You might also like