Dasar dalam Tahap Operasional Kongkret (kemampuan-kemampuan kognitif anak) Transformasi Reversible Tahap Transformasi Reversibel merupakan suatu tahapan pada masa oparasi konkrit, dimana pada tahap ini anak sudah mulai mengerti proses transformasi atau perubahan, jadi si anak akan mengerti setiap langkah proses transformasi. Anak tidak melihat setiap langkah perubahan sebagai yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan, misalkan, anak diberkan benda yang berputar. Ia sudah dapat melihat seluruh proses berputarnya, bukan hanya kedudukan akhir dan kedudukan awalnya Sistem Kekekalan
Anak memahami bahwa kuantitas, panjang,
atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. 1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh.
Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat
menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman, dan objek yang dialami. Adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkungan itu. 2. Melihat dari berbagai segi.
Anak pada tahap ini mulai dapat melihat suatu
objek atau persoalan secara sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersama-sama mengamati titik yang lain. 3. Seriasi.
Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur
menurut semakin besar atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Urutan dapat dibuat dari kecil ke besar atau dari besar ke kecil. Kemampuan ini berkembang sekitar umur 7 tahun dan mengikuti transformasi korespondensi satu-satu. Seriasi untuk dua dimensi juga sudah mulai muncul pada umur 7 sampai 8 tahun. 4. Klasifikasi.
Menurut Piaget, bila anak yang berumur 8 tahun
dan 12 tahun diberi bermacam-macam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Anak yang paling muda akan menyusun objek-objek tidak hanya berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan, tetapi juga menjajarkannya dalam ruang dengan baris, bentuk, warna dan lain-lain, sedangkan anak yang lebih dewasa akan mengelompokkan objek- 5. Bilangan. objek itu secara berstruktur.
Dalam hal ini, Piaget lebih tertarik pada soal
korespondensi satu-satu dan sifat kekekalan. Korespondensi satu-satu adalah pemetaan atau pemasangan satu persatu antara unsur-unsur dalam himpunan benda (A) dengan unsur-unsur himpunan yang lain (B), sedangkan sifat kekekalan menghilangkan perbedaan yang ada pada setiap objek dan melihat segi yang tumbuh. 6. Ruang, waktu, dan kecepatan.
Jika dihadapkan pada suatu benda yang bergerak
lebih cepat daripada benda lain, seorang anak pada tahap operasi konkret akan dapat memperhatikan laju benda tersebut dan relasi antara waktu dengan jarak. 7. Kausalitas.
Pada tahap ini, seorang anak sudah lebih
mendalam melihat sebab dari suatu kejadian. Ia suka mempertanyakan mengapa sesuatu terjadi. Ia suka melihat dan meneliti terjadinya berbagai macam hal. 8. Probabilitas.
Pada tahap ini, anak dapat mengerti bahwa
meskipun ia tidak dapat meramalkan hasil dari kejadian-kejadian individual, ia dapat mengantisipasi hasil dari jumlah banyak. 9. Penalaran.
Sampai pada umur 8 atau 9 tahun, penalaran
anak masih sinkretis, yaitu kecenderungan menghubungkan suatu rangkaian gagasan- gagasan yang terpisah dalam suatu keseluruhan yang tidak jelas (membingungkan).
10. Egosentrisme dan Sosialisme.
Pada tahap ini anak sudah tidak begitu
egosentris dalam pemikirannya. Ia mulai mencari validitas dengan teman-temannya. Bahasa yang digunakan juga lebih komunikatif dan monolog dengan diri sendiri sudah mulai berkurang.