Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Invaginasi disebut juga dengan intususepsi merupakan penyebab tersering
dari obstruksi usus pada anak, meskipun bukan merupakan penyakit anak yang
sangat sering dijumpai. Insidennya sendiri diperkirakan mencapai 1 dari 2000
bayi atau anak. Bahkan pada beberapa studi di Inggris dan Skotlandia melaporkan
insiden yang lebih tinggi yaitu antara 1,5 sampai per 1000 kelahiran hidup.
1
!enis kelamin lakilaki merupakan predominan dengan rasio berkisar "#2 sampai
dengan 2#1. $5% kasus ditemukan pada usia 2 tahun pertama, dimana 0%nya
didapatkan pada usia antara " dan & bulan.
2
'ejala klasik yang paling umum ()5%* dari invaginasi adalah nyeri perut
yang si+atnya muncul secara tibatiba, kolik, intermiten, berlangsung hanya
selama beberapa menit. ,ada 15% bayi dan anak tidak menunjukkan gejala nyeri
yang jelas. -idak ditemukannya nyeri perut tetapi disertai dengan muntah,
kembung, dan perdarahan perektal akan menyebabkan tertundanya diagnosis (51
jam* hampir dua kali lipat dari .aktu ratarata dalam penegakkan diagnosis
invaginasi.
1
/yeri perut lebih umum pada anak yang berusia di atas 2 tahun.
-etapi tidak didapatkannya nyeri perut tidak akan mengesampingkan invaginasi.
'ejala a.al lain yang sering dikeluhkan yaitu muntah. 0erusakan usus berupa
nekrosis hingga per+orasi usus dapat terjadi antara hari ke 2 1 5 dengan puncaknya
pada hari ke " setelah gejala klinis terjadi. 2al tersebut akan memperberat gejala
obstruksi yang dtimbulkan oleh invaginasi dan akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.
2
1
,ada sejumlah serial penelitian menunjukkan angka reduktibilitas yang sangat
tinggi untuk invaginasi inisial dan rekuren, masingmasing mencapai angka &0% dan
&5% tanpa adanya per+orasi. -ingginya angka ini karena beberapa +aktor seperti# .aktu
antara munculnya tanda dan gejala rekurensi dan saat tiba di rumah sakit tergolong
singkat ratarata ) jam. 2al ini dimungkinkan karena tingginya tingkat kepedulian orang
tua pasien. Semakin dini diagnosis ditegakkan semakin besar kemungkinan berhasilnya
reduksi.
2
B. DEFINISI
Invaginasi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam
segmen lainnya3 yang bisa berakibat dengan obstruksi 4 strangulasi. 5mumnya
bagian yang proksimal (intususeptum* masuk ke bagian distal (intususipien*.
2,",
C. INSIDENSI
0elainan ini umumnya ditemukan pada anak 1 anak di ba.ah 1 tahun dan
+rekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak.
2
5mumnya invaginasi
ditemukan lebih sering pada anak laki 1 laki, dengan perbandingan antara laki 1
2
laki dan perempuan tiga banding dua. ,ada usia "612 bulan dengan rata6rata
kejadian pada usia $6) bulan. Insidens pada bulan 7aret 1 !uni meninggi dan pada
bulan September 1 8ktober juga meninggi. 2al tersebut mungkin berhubungan
dengan musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim 1musim
tersebut insidens in+eksi saluran pernapasan dan gastroenteritis meninggi.
Sehingga banyak ahli yang menganggap bah.a hypermotilitas usus merupakan
salah satu +aktor penyebab.
3
D. ETIOLOGI
1. Idiophatic
0ebanyakan idiopatik &0 1 &5 % invaginasi pada anak diba.ah umur satu
tahun tidak dijumpai penyebab yang spesi+ik sehingga digolongkan sebagai
9infatile idiphatic intussusceptions:, tanpa lesi yang teridenti+ikasi sebagai lead
point
ataupun tidak didapatkannya patologi pada segmen usus yang menyebabkan
intussuseptum
",,$
II. Kausal
,ada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun* adanya massa
sebagai lead point atau penyebab lain yang menyebabkan pola peristaltic usus
menjadi terganggu sebagai penyebab invaginasi seperti # inverted 7eckel;s
diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep
nevi, lymphoma, duplikasi usus.
",
3
E. FAKTOR FAKTOR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
TERJADINYA INVAGINASI
,enyakit ini sering terjadi pada umur " 1 12 bulan, di mana pada saat itu
terjadi perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan
ini dicurigai sebagai penyebab terjadi invaginasi. Invaginasi kadang 1 kadang
terjadi setelah 4 selama enteritis akut, sehingga dicurigai akibat peningkatan
peristaltik usus.