You are on page 1of 2

Konsep Total Quality Management(TQM)

Setiap perusahaan harus belajar lebih efisien, fokus menghapus atau mengurangi pemborosan dari
keseluruhan proses mereka. Hanya perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan yang mampu bertahan.
Ide TQM selain memiliki aspek-aspek dasar yakni perhitungan, pelanggan, dan budaya, juga menekankan aspek-
aspek penting Total, Quality, dan Management. Maksud dari aspek-aspek tersebut adalah bahwa semua orang di
perusahaan harus dilibatkan dalam mengidentifikasi pemenuhan keperluan pelanggan, di dukung oleh komitmen
penuh dari eksekutif senior. Dasar filosofi TQM adalah pencegahan kecacatan, sehingga kontrol kualitas menjadi
aktifitas terus-menerus di seluruh siklus proses. Fokus juga terhadap pemberdayaan karyawan dan continuous
improvement. Implementasi TQM yakni sebagai alat manajemen efektif untuk menangani persoalan kualitas produk
atau kesulitan yang dihadapi, idealnya implementasi TQM dilakukan secara inkremental .
Prinsip implementasi TQM adalah do it right the first time, be pelanggan oriented, make continuous
improvement a way of life, dan build teamwork and empowerment. Maksud dari prinsip tersebut adalah bahwa
perusahaan harus senantiasa merancang dan membangun kualitas produk guna memuaskan kebutuhan pelanggan
baik pelanggan eksternal dan internal dalam organisasi. TQM diwujudkan dalam rangkaian proyek-proyek berskala
kecil. Filosofi TQM memang berskala besar, inspirasional dan menyeluruh, namun implementasi praktisnya justru
berskala kecil, sangat praktis, dan berkembang. Intervensi drastis tidak sesuai dengan semangat perubahan yang
ada dalam TQM. SKema yang muluk-muluk tidak akan menimbulkan kemajuan, karena seringkali terjebak pada
kurangnya sumberdaya, dan buntunya sumberdaya bias mengakibatkan sinisme dan ketidakpuasan.
Idealnya, peningkatan/perbaikan dilakukan secara berkesinambungan, misalnya meningkatkan konsistensi
produk dan kualitas layanan, mempercepat cycle time, meningkatkan fleksibilitas, mengurangi biaya, dsb.
Peningkatan terhadap pemberdayaan karyawan juga dilakukan melalui sistem saran, kelompok kecil, dan kelompok
lintas fungsi. Disini, konsep perbaikan terus-menerus diterapkan baik terhadap proses, produk maupun orang yang
melaksanakan perbaikan itu sendiri. Konsep tersebut dibentuk berdasarkan pada urutan dan langkah-langkah
kegiatan yang berkaitan dengan hasil output produk. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam
proses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keadaan. Tujuan
pertamanya ialah proses yang handal, dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang
diminimumkan, apabila variasi telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua dari
perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, agar pelanggan puas.
Nama : Dedek Putri L
NIM : 081116033
Tahap implementasi TQM meliputi bekerja dengan rotasi siklus PDCA, penilaian berdasarkan fakta,
penggunaan alat statistik. Untuk proses implementasi TQM meliputi manajemen puncak harus menjadikan TQM
sebagai prioritas utama organisasi, budaya organisasi harus diubah sehingga menyertakan konsep TQM, kelompok
kecil (QCC) dikembangkan untuk memahami kualitas, identiifikasi keinginan pelanggan, serta mengukur kemajuan
dan kualitas. Peningkatan dan perbaikan berkelanjutan harus diimplementasikan, dipantau dan disesuaikan atas
dasar hasil analisis pengukuran. Implementasi TQM merupakan proses tranformasi perusahaan dimana diawali dari
operasi dengan cara baru, mengembangkan budaya baru, dan melibatkan desain ulang sistem-sistem yang lain.
Tingkat keberhasilan implementasi TQM terletak pada komitmen, kepemimpinan dan keterlibatan karyawan. Faktor
kepemimpinan meliputi pemimpin perlu menyusun visi, mendefinisikan latar belakang, tujuan dan parameter TQM.
Yang harus dihindari terhadap implementasi TQM yakni jangan melatih semua karyawan sekaligus, jangan tergesa-
gesa menerapkan TQM dengan melibatkan terlalu banyak orang dalam satu tim, implementasi TQM tidak boleh
didelegasikan, jangan memualai implementasi bila manajemen belum benar-benar siap.

Referensi:
Hsu, S.H. & Shen, H.P. 2005. Knowledge Management And Its Relationship with TQM. Total Quality Management.
16(3), pp. 351-361.
Kaynak, H. 2003 The Relationship Between Total Quality Management, And Supply Chain Management:
Understanding Their Linkages And Impact On Business Performance. Omega, 33, pp. 153-162
Sousa, R. & Voss, C.A. 2002. Quality Management Re-visited: A reflective review and agenda for future research.
Journal of Operations Management, 20, pp 91-109
Soltani, E. 2005. Top management: a threat or an opportunity to TQM?. Total Quality Management, 16(4), pp. 463-
476

You might also like