You are on page 1of 15

Jenis - jenis Jembatan

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali,
jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Dalam merencanakan suatu jembatan perlu masukan dari berbagai disiplin ilmu,
agar dapat memperkecil kemungkinan kegagalan dalam perencanaan maupun
pelaksanaan sehingga jembatan yang dirancang harus cukup stabil ,nyaman,
ekonomis serta mempunyai nilai estetika. Untuk mendapatkan suatu tipe
jembatan yang sesuai dengan kriteria di atas maka diperlukan beberapa
alternatif tipe jembatan yang ada.

Pengelompokan Jembatan berdasarkan fungsinya
a. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik
kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan
satu ke jalan lainnya.
b. Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu
untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan
tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi
penyeberang jalan.
c. Jembatan kereta api (railway bridge)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan
jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang
diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan
tersebut.
d. Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan
darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan darurat dibuat pada
saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran,
dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.





Pengelompokan Jembatan berdasarkan bahan konstruksinya
1. Jembatan kayu


Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif
pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya
menggunakan bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya
harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

2. Jembatan pasangan batu dan batu bata


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi utamanya
terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan bata umumnya
konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman
jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.

3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete
bridge)


Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk bentang
jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan perkembangan
zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang jembatan yang
panjang dapat dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja



Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang
panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton prategang,
penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena
dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

5. Jembatan komposit


Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda
dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing masing bahan tersebut,
sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.






Pengelompokan Jembatan berdasarkan tipe konstruksinya
1. Jembatan Alang (Beam Bridge)



Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana
jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang
penopang pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang
berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk
menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan alang terbuat dari
balok baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan alang
biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok
jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh
karena itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali
untuk jarak yang dekat saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini
adalah jembatan alang yang terletak di Danau Pontchartrain Causeway di
selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini memiliki panjang 23,83
mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).





2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)



Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa
balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah
satu pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih
banyak bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya
digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila
keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah
sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak
mudah bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya
digunakan untuk memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga
terbesar di dunia saat ini adalah jembatan penyangga Quebec Bridge di
Quebec, Kanada. Jembatan ini memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).


3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)


Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya.
Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat
Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan
mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.

4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)



Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan
menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung
modern digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan
gantung modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian
melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk
menambatkan kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang
dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau
cofferdam akan ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai.
Deck/ lantai jembatan di tahan oleh kabel vertikal yang dihubungkan
pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi adalah bagian terpenting
dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah menahan beban lantai
jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung
jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh suatu menara yang
tugasnya membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada
awalnya digunakan dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama kali
membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan.
Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi
Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m) .
Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)


jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah dibangun.
Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak
memiliki menara/dermaga untuk dukungan tambahan di tengahnya.
Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas dan ke bawah, yang
terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk jembatan
fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak
digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai
jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan
kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

b. Underspanned Suspension Bridge



Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek
atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan
gantung sederhana. Dek / lantai jembatan ini berada di atas kabel
utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak
memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah
dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti
jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada
ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.

c. Stressed Ribbon Bridge




Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana.
Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai
jembatan tersebut membentuk huruf U pada bentang antar tumpuannya.
Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan begitu
jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan
ini dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja.
Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa
digunakan untuk lalu lintas kendaraan.


d. Suspended Deck Suspension Bridge



Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum
digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang
ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/ lantai jembatan
yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan ini dibuat kaku
dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga
menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi
menyalurkan beban ke pondasi jembatan.

e. Self Anchored Suspension Bridge



Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck
Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel
suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi utama dari jembatan gantung
ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah
melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu
jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak
mempunyai struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan
jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.
Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih
fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
Garis garis yang dibuat oleh kabel utama maupun kabel vertikalnya
membuat jembatan ini terkesan ramping dan memiliki estetika yang
menarik.

5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)



Seperti jembatan gantung, jembatan kabel-penahan ditahan dengan
menggunakan kabel. Namun, yang membedakan jembatan kabel-penahan
dengan jembatan gantung adalah bahwa pada sebuah jembatan kabel-
penahan jumlah kabel yang dibutuhkan lebih sedikit dan menara
jembatan menahan kabel yang lebih pendek. Jembatan kabel-penahan
yang pertama dirancang pada tahun 1784 oleh CT Loescher. Jembatan
kabel-penahan terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Sutong yang
melintas di atas Sungai Yangtze di China.

6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)




Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan
modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang
jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung
sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan
kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya
pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih
efisien. Selain itu, jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih
berat untuk jarak yang lebih jauh dengan menggunakan elemen yang
lebih pendek daripada jembatan alang. Jembatan rangka umumnya
terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka
dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya
menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.




7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)



Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari
bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang
awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat
beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem
yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post
tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton
mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan
dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang
mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu
dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan antara beton
dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa
penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan
untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.
8. Jembatan Box Girder



Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional
maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar
jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan
gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama
dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi
dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah
penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi
bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di
tengah box memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar
penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari
gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem
prategang post tensioning. Analisa fullprestressing suatu desain dimana
pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin
kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan
untuk variasi panjang bentang 20 40 meter.


Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan :
1. Jembatan Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan
(sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama
jembatan
2. Jembatan Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan
(sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur
utama jembatan
3. Jembatan Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan
(sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur
utama jembatan
4. Jembatan Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah
dari jembatan digunakan untuk lalu lintas kendaraan
Berdasarkan panjang bentangnya, jembatan dibagi menjadi:
Jembatan dengan bentang pendek (kurang dari 40 m)
Jembatan dengan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
Jembatan dengan bentang panjang (lebih dari 125 m)

You might also like