You are on page 1of 370

Bab 1

Thaharah
1. Pengertian Thaharah ( ) dalam bahasa Arab
bermakna
An-Nadhzafah (), yaitu kebersihan.1 Namun
yang dimaksud disini tentu bukan semata
kebersihan. Thaharah dalam istilah para ahli fqih
adalah :
( ), yaitu menui
angg!ta tubuh tertentu dengan ara tertentu.
( =~- _ ), yaitu mengangkat hadats dan
1 Lihat Mukhtarushshihah
pada maddah thahara

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menghilangkan na&is.' Thaharah menduduki
masalah penting dalam
(slam. B!leh dikatakan bah$a tanpa adanya
thaharah, ibadah kita kepada Allah #)T tidak akan
diterima. #ebab beberapa ibadah utama
mensyaratkan thaharah seara mutlak. Tanpa
thaharah, ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah,
maka tidak akan diterima Allah. *alau tidak
diterima Allah, maka k!nsekuensinya adalah
kesiasiaan.
2. Thaharah Adalah Ritual Thaharah tidak
selalu identik dengan kebersihan,
meski pun tetap punya hubungan yang kuat dan
seringkali tidak terpisahkan. Thaharah lebih tepat
diter&emahkan men&adi kesucian secara ritual di
sisi Allah SWT.
+engapa kita sebut kesuian ritual, -ertama,
bersih itu la$an dari tidak k!t!r, tidak
berdebu, tidak belep!tan lumpur, tidak terampur
keringat, tidak dekil atau tidak lusuh. #ementara
sui bukan kebalikan dari bersih. #ui itu kebalikan
dari na&is. #egala yang bukan na&is atau yang tidak
terkena na&is adalah sui. .ebu, tanah, lumpur,
keringat dan se&enisnya dalam rumus kesuian
fqih (slam bukan na&is atau benda yang terkena
na&is.
Artinya, meski tubuh dan pakaian sese!rang
k!t!r, berdebu, terkena lumpur atau tanah beek,
belum tentu berarti tidak sui. Buktinya, &ustru kita
bertayammum dengan menggunakan tanah atau
2 Kifayatul
Akhyar halaman 6 dan Kasysyaf al-Qinna' jilid 1 halaman 24
24

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
debu. *alau debu dikatakan na&is, maka
seharusnya hal itu bertentangan. Tanah dalam
pandangan fqih adalah benda sui, b!leh
digunakan untuk bersui.
*edua, thaharah adalah bentuk ritual, karena
untuk menetapkan sesuatu itu sui atau tidak,
&ustru tidak ada alasan l!gis yang masuk akal.
*esuian atau kena&isan itu semata/mata a&aran,
ritus, ritual dan keperayaan. *etentuan seperti itu
tentu resmi datang dari Allah #)T dan diba$a !leh
0asulullah #A) seara sah.
.aging babi tidak men&adi na&is karena alasan
mengandung aing pita atau se&enis 1irus
tertentu. #ebab daging babi tetap haram meski
tekn!l!gi bisa memasak babi dengan mematikan
semua &enis aing pita atau 1irus yang
terkandung di dalamnya.
.aging babi &uga tidak men&adi na&is hanya
karena babi dianggap he$an k!t!r. #ebab se!rang
penyayang binatang bisa sa&a memelihara babi di
kandang emas, setiap hari dimandikan dengan
sabun dan shamp! yang mengandung anti/septik,
dihias di sal!n he$an sehingga berpenampilan
antik, $angi, dan berbulu menarik. #etiap minggu
diikutkan pr!gram menikure dan pedikure. .an
babi antik itu bisa sa&a diberi makanan yang paling
mahal, bersih dan sehat, sehingga k!t!rannya pun
$angi.
Tapi sekali babi tetap babi, dia tetap he$an na&is,
bukan karena li2estyle sang babi, tetapi karena
kebabi/annya. .an na&isnya babi sudah
kehendak Allah #)T, sampai hari kiamat buat
se!rang muslim, babi adalah he$an na&is. Tapi
bukan berarti se!rang muslim b!leh berlaku
ke&am, sadis atau b!leh menyiksa babi. Tetap
sa&a babi punya hak

25
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


hidup dan kebebasan. .alam kasus ini, 3illat
(alasan) atas kena&isannya
bukan berangkat dari hal/hal yang masuk
akal. 3. Pembagian Jenis Thaharah
Thaharah terdiri dari thaharah hakiki atau yang
terkait dengan urusan na&is, dan thaharah hukmi
atau yang terkait dengan hadats.
3.1. Thaharah Hakiki (najis) Thaharah seara
hakiki maksudnya adalah hal/hal
yang terkait dengan kebersihan badan, pakain dan
tempat shalat dari na&is. B!leh dikatakan bah$a
thaharah hakiki adalah terbebasnya sese!rang dari
na&is.
#e!rang yang shalat dengan memakai pakaian
yang ada n!da darah atau air kening, tidak sah
shalatnya. *arena dia tidak terbebas dari
ketidaksuian seara hakiki.
Thaharah hakiki bisa didapat dengan
menghilangkan na&is yang menempel, baik pada
badan, pakaian atau tempat untuk melakukan
ibadah ritual.
4aranya bermaam/maam tergantung le1el
kena&isannya. Bila na&is itu ringan, ukup dengan
memerikkan air sa&a, maka na&is itu dianggap
telah lenyap. Bila na&is itu berat, harus diui
dengan air 5 kali dan salah satunya dengan tanah.
Bila na&is itu pertengahan, disuikan dengan ara
menuinya dengan air biasa, hingga hilang $arna,
bau dan rasa na&isnya.
3.2. Thaharah Hukmi (hadats)
26

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
#edangkan thaharah hukmi maksudnya adalah
suinya kita dari hadats, baik hadats keil maupun
hadats besar (k!ndisi &anabah).
Thaharah seara hukmi tidak terlihat k!t!rnya
seara fsik. Bahkan b!leh &adi seara fsik tidak
ada k!t!ran pada diri kita. Namun tidak adanya
k!t!ran yang menempel pada diri kita, belum tentu
dipandang bersih seara hukum. Bersih seara
hukum adalah kesuian seara ritual.
#e!rang yang tertidur batal $udhu3/nya, b!leh
&adi seara fsik tidak ada k!t!ran yang
menimpanya. Namun dia $a&ib berthaharah ulang
dengan ara ber$udhu3 bila ingin melakukan
ibadah ritual tertentu seperti shalat, tha$a2 dan
lainnya.
.emikian pula dengan !rang yang keluar mani.
+eski dia telah menui maninya dengan bersih,
lalu mengganti ba&unya dengan yang baru, dia
tetap belum dikatakan sui dari hadats besar
hingga selesai dari mandi &anabah.
6adi thaharah hukmi adalah kesuian seara
ritual, dimana seara fsik memang tidak ada
k!t!ran yang menempel, namun se!lah/!lah
dirinya tidak sui untuk melakukan ritual ibadah.
Thaharah hukmi didapat dengan ara ber$udhu3
atau mandi &anabah.
4. Perhatian Islam Pada Thaharah Banyak
realitas dalam syariah (slam yang
menun&ukkan bah$a agama ini benar/benar
memberikan perhatian yang besar pada masalah
thaharah ini.

27
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


4.1. Islam Adalah Agama ebersihan -erhatian
(slam atas dua &enis kesuian itu /hakiki
dan makna$i/ merupakan bukti !tentik tentang
k!nsistensi (slam atas kesuian dan kebersihan.
.an bah$a (slam adalah peri hidup yang paling
unggul dalam urusan keindahan dan kebersihan.
+eski $udhu, mandi dan membersihkan na&is
termasuk perkara ritual, namun tidak dapat
dipungkiri bah$a semua itu berhubungan dengan
kebersihan.
#e!rang yang disyariatkan ber$udhu sehari lima
kali pasti berbeda keadaannya dengan yang tidak
ber$udhu sehari lima kali.
*ita bayangkan di masa lalu dimana mandi di
beberapa belahan dunia dianggap sesuatu yang
asing dan &arang/&arang dilakukan. *!n!n ra&a
(ngrris di abad pertengahan sekali pun, &arang/
&arang yang kenal mandi.
.i 7r!pa 8aman kegelapan, !rang/!rang terbiasa
tidur bersama dengan ternak mereka, sapi, an&ing
dan babi. #emantara ratusan tahun sebelumnya
umat (slam sudah membedakan mana na&is dan
mana yang bukan na&is.
4.2. Islam !em"erhatian Pen#egahan
Pen$akit Termasuk &uga bentuk perhatian serius
atas
masalah kesehatan baik yang bersi2at umum atau
khusus. #erta pembentukan fsik dengan bentuk
yang terbaik dan penampilan yang terindah.
-erhatian ini &uga merupakan isyarat kepada
masyarakat untuk menegah tersebarnya
penyakit, kemalasan dan keengganan.
28

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
#ebab $udhu3 dan mandi itu seara fsik
terbukti bisa menyegarkan tubuh, mengembalikan
ftalitas dan membersihkan diri dari segala kuman
penyakit yang setiap saat bisa menyerang tubuh.
#eara ilmu ked!kteran m!dern terbukti bah$a
upaya yang paling e2ekti2 untuk menegah
ter&adinya $abah penyakit adalah dengan
men&aga kebersihan. .an seperti yang sudah
sering disebutkan bah$a menegah itu &auh lebih
baik dari meng!bati
4.3. %i"uji Allah Allah #)T telah memu&i !rang/
!rang yang selalu
men&aga kesuian di dalam Al/9uran Al/*ariem.
=-

+ : = - ~ ;
=-

- -
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang taubat dan orang-orang yang
membersihan diri. (QS. Al-Baqarah : 222).
: `
~ : -

< - - . :

, ; - -
_ : ~ < ~ ~ : ; : = :
, - < - - =-

-
+ : = - - ; : : =

- = . =

=+ ~ ;
Di dalamnya ada orang-orang yang suka
membersihkan diri Dan Allah menyukai orang
yang membersihkan diri. (QS. AnTaubah : 108)
#!s!k pribadi muslim se&ati adalah !rang yang
bisa men&adi teladan dan id!la dalam arti yang
p!siti2 di tengah manusia dalam hal kesuian dan
kebersihan. Baik kesuian 8ahir maupun maupun
batin. #ebagaimana sabda 0asulullah #A) kepada
&amaah dari shahabatnya :
Kalian akan mendatangi saudaramu, maka
perbaguslah

29
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


kedatanganmu dan perbaguslah penampilanmu.
Sehingga sosokmu bisa seperti tahi lalat di
tengah manusia (menjadi pemanis).
Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal yang
kotor dan keji. (HR. Ahma)
4.4. esu#ian Itu &ebagian %ari Iman
0asulullah #A) telah menyatakan bah$a urusan
kesuian itu sangat terkait dengan nilai dan dera&at
keimanan sese!rang. Bila urusan kesuian ini
bagus, maka imannya pun bagus. .an sebaliknya,
bila masalah kesuian ini tidak diperhatikan, maka
kulitas imannya sangat dipertaruhkan.
=
+ ~ ; =
`

-~
Kesucian itu bagian dari Iman (HR.
!u"l#m) 4.'. esu#ian Adalah
&$arat Ibadah
#elain men&adi bagian utuh dari keimanan
sese!rang, masalah kesuian ini pun terkait erat
dengan syah tidaknya ibadah sese!rang. Tanpa
adanya kesuian, maka seberapa bagus dan
banyaknya ibadah sese!rang akan men&adi ritual
tanpa makna. #ebab tidak didasari dengan
kesuian baik hakiki maupun maknawi.
0asulullah #A) bersabda :
`
_ - ; + < -

=- ; -
+ =- =+-

- /
-

`
< ~ ;
-
Dari Ali bin halib ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,$Kunci shalat itu adalah kesucian,
yang mengharamkannya adalah takbir dan
menghalalkannya adalah salam$.(%". Abu
Daud, irmi&i,
$0

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Ibnu 'ajah)(. Alah #)T tidak menerima !rang
yang
mempersembahkan ibadahnya dalam keadaan
k!t!r, baik seara fsik atau pun seara ruhani.
+aka diantara syarat sebuah ibadah adalah
bersui, baik
dari hadats atau pun dari na&is.

3 At-Tirmizy mengatakan bahwa hadits adalah hadits yang paling kuat dalam
masalah ini dan statusnya adalah hasan
$1
Bab '
Air
.alam pandangan syariah, air adalah benda
yang
istime$a dan punya kedudukan khusus, yaitu
men&adi media utama untuk melakukan ibadah
ritual berthaharah. Air merupakan media yang
ber2ungsi untuk menghilangkan na&is, sekaligus
&uga air itu ber2ungsi sebagai media yang syar3i
untuk menghilangkan hadats.
+eski benda lain &uga bisa di&adikan media
berthaharah, namun air adalah media yang
utama. #ebagai !nt!h adalah tanah. Tanah
memang dapat

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


ber2ungsi untuk menghilangkan na&is, tetapi yang
utama tetap air. Na&is berat seperti daging babi,
disuikan dengan ara menuinya dengan air 5
kali, tanah hanya salah satunya sa&a. Tanah
memang bisa digunakan untuk bertayammum,
namun selama masih ada air, tayammum masih
belum diker&akan.
+aka ketika kita berbiara tentang thaharah,
bab tentang air men&adi bab yang tidak bisa
disepelekan.
1. (m"at eadaan Air %alam Thaharah
Namun demikian, tidak semua air bisa digunakan
untuk bersui. Ada beberapa keadan air yang tidak
memungkinkan untuk digunakan untuk bersui.
-ara ulama telah membagi air ini men&adi
beberapa keadaan, terkait dengan hukumnya
untuk digunakan untuk bersui. *ebanyakan yang
kita dapat di dalam kitab fqh, mereka
membaginya men&adi > maam, yaitu air mutlaq,
air mustamal, air yang terampur benda yang
sui, air yang terampur dengan benda yang na&is.
Berikut ini adalah pen&abarannya seara
ringkas : 1.1. Air !utla)
Air mutlaq adalah keadaan air yang belum
mengalami pr!ses apapun. Air itu masih asli,
dalam arti belum digunakan untuk bersui, tidak
terampur benda sui atau pun benda na&is.
Air mutlaq ini hukumnya sui dan sah untuk
digunakan bersui, yaitu untuk ber$udhu? dan
mandi &anabah. .alam fqih dikenal dengan istilah
-- = @ A thahirun li nafsihi muthahhirun li
$4

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
ghairihi. Air yang sui itu banyak sekali, namun
tidak
semua air yang sui itu bisa digunakan untuk
mensuikan. Air sui adalah air yang b!leh
digunakan atau dik!nsumsi, misalnya air teh, air
kelapa atau air/air lainnya.
Namun belum tentu b!leh digunakan untuk
mensuikan seperti untuk ber$udhuB atau mandi.
+aka ada air yang sui tapi tidak mensuikan
namun setiap air yang mensuikan, pastilah air
yang sui hukumnya. .iantara air/air yang
termasuk dalam kel!mp!k sui dan mensuikan ini
antara lain adalah :
a. Air Hujan Air hu&an yang turun dari langit
hukum sui dan
&uga mensuikan. #ui berarti bukan termasuk
na&is. +ensuikan berarti bisa digunakan untuk
ber$udhu, mandi &anabah atau membersihkan
na&is pada suatu benda.
+eski pun di 8aman sekarang ini air hu&an sudah
banyak teremar dan mengandung asam yang
tinggi, namun hukumnya tidak berubah, sebab
kerusakan pada air hu&an diakibatkan !leh p!lusi
dan penemaran ulah tangan manusia dan 8at/8at
yang menemarinya itu bukan termasuk na&is.
*etika air dari bumi menguap naik ke langit,
maka sebenarnya uap atau titik/titik air itu bersih
dan sui. +eskipun sumbernya dari air yang
teremar, k!t!r atau na&is.
#ebab ketika disinari matahari, yang naik ke atas
adalah uapnya yang merupakan pr!ses
pemisahan

$5
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


antara air dengan 8at/8at lain yang
menemarinya. %alu air itu turun kembali ke bumi
sebagai tetes air yang sudah mengalami pr!ses
penyulingan alami. 6adi air itu sudah men&adi sui
kembali le$at pr!ses itu.
Canya sa&a udara k!ta yang teremar dengan
asap industri, kendaraan berm!t!r dan
pembakaran lainnya memenuhi langit kita. *etika
tetes air hu&an itu turun, terlarut kembalilah
semua kandungan p!lusi itu di angkasa.
Namun meski demikian, dilihat dari sisi syariah
dan hukum air, air hu&an itu tetap sui dan
mensuikan. #ebab p!lusi yang naik ke udara itu
pada hakikatnya bukan termasuk barang yang
na&is. +eski bersi2at raun dan berbahaya untuk
kesehatan, namun selama bukan termasuk na&is
sesuai kaidah syariah, terampurnya air hu&an
dengan p!lusi udara tidaklah membuat air hu&an
itu berubah hukumnya sebagai air yang sui dan
mensuikan.
Apalagi p!lusi udara itu masih terbatas pada
$ilayah tertentu sa&a seperti perk!taan yang
penuh dengan p!lusi udara. .i banyak tempat di
muka bumi ini, masih banyak langit yang biru dan
bersih sehingga air hu&an yang turun di $ilayah itu
masih sehat. Tentang suinya air hu&an dan
2ungsinya untuk mensuikan, Allah #)T telah
berfrman :
< - ~
- ; ~ D :

<
- : < . - - ~
-
_ : : = -

: = -~
=

< --

; ~ - <
+ : = -

< < <


$6

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
~ ; `


- : ` -

Ketika Allah menjadikan kamu mengantuk
sebagai suatu penenteraman daripada-)ya,
dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk mensucikan kamu dengan hujan
itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-
gangguan syaitan dan untuk menguatkan
hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak
kaki. (*S. Al-An+al , --)
: ~ :
~

- - ~= ~
- - ~ _- ; - :

- - ~ + :
Dia lah yang meniupkan angin pemba!a kabar
gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-
nya . dan Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih. (*S. Al-/ur0an , 12)
b. Salju #al&u sebenarnya hampir sama dengan
hu&an,
yaitu sama/sama air yang turun dari langit. Canya
sa&a k!ndisi suhu udara yang membuatnya
men&adi butir/butir sal&u yang intinya adalah air
&uga namun membeku dan &atuh sebagai sal&u.
Cukumnya tentu sa&a sama dengan hukum air
hu&an, sebab keduanya mengalami pr!ses yang
mirip keuali pada bentuk akhirnya sa&a. #e!rang
muslim bisa menggunakan sal&u yang turun dari
langit atau sal&u yang sudah ada di tanah sebagai
media untuk bersui, baik $udhuB, mandi atau
lainnya.
Tentu sa&a harus diperhatikan suhunya agar tidak
men&adi sumber penyakit. Ada hadits 0asulullah
#A) yang men&elaskan tentang kedudukan sal&u,

$7
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


kesuiannya dan &uga 2ungsinya sebagai media
mensuian. .i dalam d!a i2titah setiap shalat,
salah satu 1ersinya menyebutkan bah$a kita
meminta kepada Allah #)T agar disuikan dari
d!sa dengan air, sal&u dan embun.

+ ~ -

- =
: = - : ~ ~- - :

~ :

+ - -
= : - : ~ -_ `-


~ - +
;
; = : = -

: - ` ;


Dari Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda ketika ditanya bacaan apa yang
diucapkannya antara takbir dan al-
+atihah, beliau menja!ab,"Aku membaca,"3a
Allah, 4auhkan aku dari kesalahn-kesalahanku
sebagaimana 5ngkau menjauhkan antara
imur dan 6arat. 3a Allah, sucikan aku dari
kesalahan-kesalahanku sebagaimana pakaian
dibersihkan dari kotoran. 3a Allah, cucilah aku
dari kesalahan-kesalahanku
dengan salju, air dan embun". (%". 6ukhari 711,
'uslim 897, Abu Daud 72- dan )asai :;)
c. Embun 7mbun &uga bagian dari air yang
turun dari
langit, meski bukan berbentuk air hu&an yang
turun deras. 7mbun lebih merupakan tetes/tetes
air yang akan terlihat banyak di hamparan
dedaunan pada pagi hari.
+aka tetes embun itu bisa digunakan untuk
mensuikan, baik untuk ber$udhu, mandi, atau
menghilangkan na&is.
.alilnya sama dengan dalil di atas yaitu hadits
tentang d!a iftitah ri$ayat Abu Curairah
$8

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
radhiyallahuanhu
d. Air Laut
Air laut adalah air yang sui dan &uga
mensuikan. #ehingga b!leh digunakan untuk
ber$udhu, mandi &anabah ataupun untuk
membersihkan diri dari buang k!t!ran (istinja).
Termasuk &uga untuk mensuikan barang, badan
dan pakaian yang terkena na&is.
+eski pun rasa air laut itu asin karena
kandungan garamnya yang tinggi, namun
hukumnya sama dengan air hu&an, air embun atau
pun sal&u. Bisa digunakan untuk mensuikan.
#ebelumnya para shahabat 0asulullah #A) tidak
mengetahui hukum air laut itu, sehingga ketika
ada dari mereka yang berlayar di tengah laut dan
bekal air yang mereka ba$a hanya ukup untuk
keperluan minum, mereka beri&tihad untuk
ber$udhuB menggunakan air laut.
#esampainya kembali ke daratan, mereka
langsung bertanya kepada 0asulullah #A)
tentang hukum menggunakan air laut sebagai
media untuk ber$udhuB. %alu 0asulullah #A)
men&a$ab bah$a air laut itu sui dan bahkan
bangkainya pun sui &uga.
s : -- :


: : . ~ : : . = =
~ : .

: : - : . - ~ : .


- - : - = -~= <
: - - :

: - : ; -
; - = ~ : : -
< : - = : : - : . ~ :
. _ - ~ -= +
- ----

$9
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


~
1Dari Abi %urairah ra bah!a ada seorang
bertanya kepada "asulullah SA#,$3a
"asulullah, kami mengaruhi lautan dan hanya
memba!a sedikit air. Kalau kami gunakan
untuk ber!udhu, pastilah kami kehausan.
6olehkah kami ber!udhu dengan air laut <$.
"asulullah SA# menja!ab,$(=aut) itu suci
airnya dan halal bangkainya. (%". Abu Daud
2(, At-irmi&i 79, Ibnu 'ajah (2:, An-)asai
89, 'alik ->??). Cadits ini sekaligus &uga
men&elaskan bah$a
he$an laut &uga halal dimakan, dan kalau mati
men&adi bangkai, bangkainya tetap sui.
e. Air Zam-zam Air Eam/8am adalah air yang
bersumber dari
mata air yang tidak pernah kering. +ata air itu
terletak beberapa meter di samping kaBbah
sebagai semua sumber mata air pertama di k!ta
+ekkah, se&ak 8aman Nabi (smail alaihissalam dan
ibunya pertama kali men&e&akkan kaki di $ilayah
itu.
B!lehnya air 8am/8am untuk digunakan bersui
atau ber$udhu, ada sebuah hadits 0asulullah
#A) dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.
s < : : ~ <

. : ~

,
- : ~

-
Dari Ali bin Abi thalib ra bah!a "asulullah
SA# meminta seember penuh air &am-&am.
6eliau meminumnya dan juga
menggunakannya untuk ber!udhu$. (%".
Ahmad).

4 At-Tirmiy mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih
40

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
#elain b!leh digunakan untuk bersui,
disunnahkan buat kita untuk minum air 8am/8am,
lantaran air itu memiliki kemulian tersendiri di sisi
Allah.
Namun para ulama sedikit berbeda pendapat
tentang menggunakan air 8am8am ini untuk
membersihkan na&is, men&adi F pendapat :
Pendapat Pertama +a8hab Al/Canafyah,
ma8hab Asy/#yaf3iyah
dan salah satu ri$ayat dari (mam Ahmad
berpendapat bah$a air 8am8am b!leh digunakan
untuk mengangkat hadats, yaitu ber$udhu atau
mandi &anabah.
Namun kurang disukai (karahah) kalau
digunakan untuk membersihkan na&is. Cal itu
mengingat kedudukan air 8am8am yang sangat
mulia, sehingga mereka enderung kurang
menyukai bisa kita membersihakn na&is dengan air
8am8am.
Pendapat Kedua +a8hab Al/+alikiyah seara
resmi tidak
membedakan antara keb!lehan air 8am8am
digunakan untuk mengangkat hadats atau untuk
membersihkan na&is. *eduanya sah/sah sa&a tanpa
ada karahah.
.alam pandangan mereka, air 8am8am b!leh
digunakan untuk bersui, baik untuk $udhu,
mandi, istinja ataupun menghilangkan na&is dan
k!t!ran pada badan, pakaian dan benda/benda.
#emua itu tidak mengurangi keh!rmatan air 8am/
8am.

41
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Pendapat Ketia (mam Ahmad bin Canbal dalam
salah satu
ri$ayat disebutkan bah$a beliau berpendapat
adalah termasuk karahah (kurang disukai) bila kita
menggunakan air 8am8am untuk bersui, baik
untuk mengangkat hadats ($udhu atau mandi
&anabah), apalagi untuk membersihkan na&is.
-endapat ini didukung dengan dalil atsar dari
shahabat Nabi #A) yaitu (bnu Abbas radhiyallahu
anhu :
: ` <
= +

~, -- - <

:
~

,~ :

-_-
=
Aku tidak menghalalkannya buat orang yang
mandi (janabah) di masjid namun air zamzam itu
buat orang yang minum atau buat orang yang
wudhu!
!. Air Sumur atau "ata Air Air sumur, mata air
dan dan air sungai adalah air
yang sui dan mensuikan. #ebab air itu keluar
dari tanah yang telah melakukan pensuian. *ita
bisa meman2aatkan air/air itu untuk $udhu, mandi
atau mensuikan diri, pakaian dan barang dari
na&is.
.alil tentang suinya air sumur atau mata air
adalah hadits tentang sumur "udha#ah yang
terletak
di k!ta +adinah.
,-

~ ~

:
: . :

~ ; : -

< - - : : . ~ - ;
- ` ; = < =-

;
-

+ _ : - ; - ; -

:

42

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
s < . ~ : . : - : : ` + : - ~ ;
- - ~ -
~~ = : ~

- :

8Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bah!a
seorang bertanya,$3a "asulullah, Apakah kami
boleh ber!udhu$ dari sumur 6udho$ah<, padahal
sumur itu yang digunakan oleh !anita yang
haidh, dibuang ke dalamnya daging anjing dan
benda yang busuk. "asulullah SA#
menja!ab,$Air itu suci dan tidak dinajiskan oleh
sesuatu$. (%". Abu Daud ::, At-irmi&y ::, An-
)asai (?8, Ahmad(>(--27, Al-Imam Asy-Sya@$i
(8). . Air Sunai
#edangkan air sungai itu pada dasarnya sui,
karena dianggap sama karakternya dengan air
sumur atau mata air. #e&ak dahulu umat (slam
terbiasa mandi, $udhuB atau membersihkan na&is
termasuk beristinja dengan air sungai. Namun
seiring dengan ter&adinya perusakan
lingkungan yang tidak terbentung lagi, terutama
di k!ta/k!ta besar, air sungai itu teremar berat
dengan limbah beraun yang meski seara hukum
barangkali tidak mengandung na&is, namun air
yang teremar dengan l!gam berat itu sangat
membahayakan kesehatan.
+aka sebaiknya kita tidak menggunakan air itu
karena memberikan madharat yang lebih besar.
#elain
itu seringkali air itu sangat teremar berat
dengan limbah ternak, limbah )4 atau bahkan
!rang/!rang buang ha&at di dalam sungai.
#ehingga lama
/
At-Tirmizy mengatakan hadits ini hasan

4$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


kelamaan air sungai berubah $arna, bau dan
rasanya. +aka bisa &adi air itu men&adi na&is meski
&umlahnya banyak.
#ebab meskipun &umlahnya banyak, tetapi
seiring dengan pr!ses penemaran yang terus
menerus sehingga merubah rasa, $arna dan
ar!ma yang membuat na&is itu terasa d!minan
sekali dalam air sungai, &elaslah air itu men&adi
na&is. +aka tidak syah bila digunakan untuk
$udhuB, mandi atau membersihkan na&is. Namun
hal itu bila benar/benar terasa rasa, ar!ma dan
$arnanya berubah seperti bau na&is.
Namun umumnya hal itu tidak ter&adi pada air
laut, sebab &umlah air laut &auh lebih banyak
meskipun penemaran air laut pun sudah lumayan
parah dan terkadang menimbulkan bau busuk
pada pantai/pantai yang &!r!k.
2.1. Air !usta*mal 6enis yang kedua dari
pembagian air adalah air
yang telah digunakan untuk bersui. Baik air yang
menetes dari sisa bekas $udhu? di tubuh
sese!rang, atau sisa &uga air bekas mandi &anabah.
Air bekas dipakai bersui bisa sa&a kemudian
masuk lagi ke dalam penampungan. -ara ulama
seringkali menyebut air &enis ini air musta!mal.
*ata musta3mal berasal dari dasar ista!mala -
yasta!milu ( ~-~ --~- ) yang bermakna
menggunakan atau memakai. +aka air musta3mal
maksudnya adalah air yang sudah digunakan
untuk melakukan thaharah, yaitu ber$udhu atau
mandi &anabah.
Air mustamal berbeda dengan air bekas
menui
44

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
tangan, atau membasuh muka atau bekas
digunakan untuk keperluan lain, selain untuk
$udhu? atau mandi &anabah.
Air sisa bekas ui tangan, ui muka, ui kaki
atau sisa mandi biasa yang bukan mandi &anabah,
statusnya tetap air mutlak yang bersi2at sui dan
mensuikan. Air itu tidak disebut sebagai air
mustamal, karena bukan digunakan untuk $udhu
atau mandi &anabah.
%alu bagaimana hukum menggunakan air
musta3mal ini, +asih b!lehkah sisa air yang sudah
digunakan utuk ber$udhu atau mandi &anabah
digunakan lagi untuk $udhu atau mandi &anabah,
.alam hal ini memang para ulama berbeda
pendapat, apakah air mustamal itu b!leh
digunakan
lagi untuk ber$udhu? dan mandi &anabah,.
-erbedaan pendapat itu dipiu dari perbedaan
nash dari 0asulullah #A) yang kita terima dari
0asulullah #A). Beberapa nash hadits itu antara
lain :
s : - -

: : . : :
< . ~ : . : ` < ~ = : <

-
-

= = : -
= - -

~ : - ~ ; :


:Dari Abi %urairah ra berkata bah!a
"asulullah SA# bersabda,A4anganlah sekali-
kali seorang kamu mandi di air yang diam
dalam keadaan junub. (%". 'uslim)

; ` :

< ~ = :
: ` - ~

: -

~ : - ~ ;

-

6 hahih Muslim - 23

45

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


-

<


-- <

, ~
`

: `

<

- -
; :
A4anganlah sekali-kali seorang kamu kencing di
air yang diam tidak mengalir, kemudian dia
mandi di dalam air ituA.87 "i!ayat
'uslim,A'andi dari air ituA.9 Dalam ri!ayat
Abu Daud,A4anganlah mandi janabah di dalam
air itu. (%". 'uslim)
s

: =-

, = :
: . : < . ~_ + - :

-
- ~-

= : - - ; : ~ ; :
: < = : : = :
: < : ~ ; : -

: ==
-


-;Dari seseorang yang menjadi shahabat nabi
SA# berkata,A"asululllah SA# melarang
seorang !anita mandi janabah dengan air
bekar mandi janabah laki-laki. Dan melarang
laki-laki mandi janabah dengan air bekas
mandi janabah perempuan. %endaklah mereka
masing-masing menciduk air. (%". Abu Daud
dan An-)asaBi)
s ,

: :
~+ : : <

-
- : : + :

:
-~-

= = :
Dari Ibnu Abbas ra bah!a )abi SA# pernah
mandi dengan
hahih ukhari - 23
hahih Muslim - 22 unan Abu aud - 1 adits shahih diriwayatkan
leh Abu aud 1) dan An-Nasa'i jilid 1 halaman 3 dari jalur aud bin
Abdullah Al-Adawi dari amid Al-umairi
46

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
a

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


atau mandi $a&ib) atau untuk qurbah. +aksudnya
untuk $udhuB sunnah atau mandi sunnah.
#edangkan air yang di dalam $adah tidak
men&adi mustamal. Bagi mereka, air mustamal ini
hukumnya sui tapi tidak bisa mensuikan. Artinya
air itu sui tidak na&is, tapi tidak bisa digunakan
lagi untuk $udhuB atau mandi.
b. #lama Al-"aliki$ah 1> Air mustamal dalam
pengertian mereka adalah air
yang telah digunakan untuk mengangkat hadats
baik $udhuB atau mandi. .an tidak dibedakan
apakah $udhuB atau mandi itu $a&ib atau sunnah.
6uga
yang telah digunakan untuk menghilangkan
khabats (barang na&is).
.an sebagaimana Al/Canafyah, mereka pun
mengatakan Gbah$a yang mustamal hanyalah air
bekas $udhu atau mandi yang menetes dari tubuh
sese!rang. Namun yang membedakan adalah
bah$a air mustamal dalam pendapat mereka itu
sui dan mensuikan.
Artinya, bisa dan sah digunakan digunakan lagi
untuk ber$udhuB atau mandi sunnah selama ada
air yang lainnya meski dengan karahah (kurang
disukai).
c. #lama As$-S$a%&i$$ah1H Air mustamal dalam
pengertian mereka adalah air
1sedikit yang telah digunakan untuk mengangkat
14 Lihat As-yahru As-haghir jilid 3 halaman 1-4 As-yarhul Kabir ma`a Ad-
asuqi jilid 41 halaman 1-43 Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman 31 idayatul
Mujtahid jilid 1 halaman 26 dan sesudahnya Lihat Mughni Al-Muhtaj jilid 1
halaman 2 dan Al-Muhazzab jilid halaman 1 dan
48

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
hadats dalam 2ardhu taharah dari hadats. Air itu
men&adi mustamal apabila &umlahnya sedikit yang
diiduk dengan niat untuk $udhuB atau mandi
meski untuk untuk menui tangan yang
merupakan bagian dari sunnah $udhuB.
Namun bila niatnya hanya untuk meniduknya
yang tidak berkaitan dengan $udhuB, maka belum
lagi dianggap musta?mal. Termasuk dalam air
mustamal adalah air mandi baik mandinya !rang
yang masuk (slam atau mandinya mayit atau
mandinya !rang yang sembuh dari gila. .an air itu
baru dikatakan mustamal kalau sudah lepas atau
menetes dari tubuh.
Air mustamal dalam ma8hab ini hukumnya tidak
bisa digunakan untuk ber$udhuB atau untuk mandi
atau untuk menui na&is. *arena statusnya sui
tapi tidak mensuikan.
d. #lama Al-Hanabilah Air mustamal dalam
pengertian mereka adalah air
yang telah digunakan untuk bersui dari hadats
keil ($udhuB) atau hadats besar (mandi) atau
untuk menghilangkan na&is pada penuian yang
terakhir dari 5 kali penuian. .an untuk itu air
tidak mengalami perubahan baik $arna, rasa
maupun ar!manya.
#elain itu air bekas memandikan &ena8ah pun
termasuk air mustamal. Namun bila air itu
digunakan untuk menui atau membasuh
sesautu yang di luar kerangka ibadah, maka
tidak dikatakan air mustamal. #eperti menui
muka yang bukan dalam rangkaian ibadah ritual
$udhuB. Atau

49
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menui tangan yang &uga tidak ada kaitan
dengan ritual ibadah $udhuB.
.an selama air itu sedang digunakan untuk
ber$udhuB atau mandi, maka belum dikatakan
mustamal. Cukum mustamal baru &atuh bila
sese!rang sudah selesai menggunakan air itu
untuk $udhuB atau mandi, lalu melakukan
peker&aan lainnya dan datang lagi untuk $udhuB
atau mandi lagi dengan air yang sama. Barulah
saat itu dikatakan bah$a air itu mustamal.
+a8hab ini &uga mengatakan bah$a bila ada
sedikit tetesan air mustamal yang &atuh ke dalam
air yang &umlahnya kurang dari ' $ullah, maka
tidak
mengakibatkan air itu men&adi BtertularB
kemustamal-annya.
'atasan ()lume * +ullah -ara ulama ketika
membedakan air musta!mal dan
bukan (ghairu) musta!mal, membuat batas
dengan ukuran 1!lume air. "ungsinya sebagai
batas minimal
untuk bisa dikatakan suatu air men&adi musta!mal.
Bila 1!lume air itu telah melebihi 1!lume
minimal, maka air itu terbebas dari kemungkinan
musta!mal. (tu berarti, air dalam &umlah tertentu,
meski telah digunakan untuk $udhu atau mandi
&anabah, tidak terkena hukum sebagai air
musta!mal.
.asarnya adalah sabda 0asulullah #A) :
s : . : ~+ :

~ : ~ : < .
~ : . : < - ~ ; : : : : ~ : - ; :
; ~

=- : - -- =, ; :


- : /
50

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
:
= = : `

<
-:Abdullah bin Cmar ra. 'engatakan,
D"asulullah SA# telah bersabda, D4ika air itu
telah mencapai dua 0ullah, tidak mengandung
kotoran. Dalam la+ad& lain,Atidak najisA. (%"
Abu Da!ud, irmidhi, )asaBi, Ibnu 'ajah)
Cadits inilah yang mendasari keberadaan
1!lume
air dua $ullah, yang men&adi batas 1!lume air
sedikit. .isebutkan di dalam hadits ini bah$a
ukuran
1!lume air yang membatasai kemusta!malan air
adalah ' qullah. 6adi istilah qullah adalah ukuran
1!lume air. Ikuran 1!lume air ini pasti asing buat
telinga kita. #ebab ukuran ini tidak la8im
digunakan di 8aman sekarang ini. *ita
menggunakan ukuran 1!lume benda air dengan
liter, kubik atau barrel.
#edangkan istilah $ullah adalah ukuran yang
digunakan di masa 0asulullah #A) masih hidup.
Bahkan ' abad sesudahnya, para ulama fqih di
Baghdad dan di +esir pun sudah tidak lagi
menggunakan skala ukuran $ullah. +ereka
menggunakan ukuran rithl () yang sering
diter&emahkan dengan istilah kati.
#ayangnya, ukuran rithl ini pun tidak standar di
beberapa negeri (slam. 1 rithl buat !rang Baghdad
ternyata berbeda dengan ukuran 1 rithl buat !rang
+esir. )alhasil, ukuran ini agak menyulitkan &uga
sebenarnya.
.alam banyak kitab fqih disebutkan bah$a
ukuran 1!lume ' $ullah itu adalah HJJ rithl
Baghdad.
16
adits ini dishahihkan leh bnu Khuzaimah dan bnu
ibban

51

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Tapi kalau diukur !leh !rang +esir, &umlahnya tidak
seperti itu. Krang +esir mengukur ' $ullah dengan
F L5ukuran rithl mereka dan ternyata &umlahnya
hanya >>M rithl. %uunya, begitu !rang/!rang di
#yam
mengukurnya dengan menggunakan ukuran
mereka yang namanya rithl &uga, &umlahnya hanya
N1 rithl.
Namun demikian, mereka semua sepakat 1!lume '
$ullah itu sama, yang menyebabkan berbeda
karena 1!lume 1 rithl Baghdad berbeda dengan
1!lume 1 rithl +esir dan 1!lume 1 rithl #yam.
%alu sebenarnya berapa ukuran 1!lume ' $ullah
dalam ukuran standar besaran internati!nal di
masa sekarang ini,
15-ara ulama k!ntemp!rer kemudian men!ba
mengukurnya dengan besaran yang berlaku di
8aman sekarang. .an ternyata dalam ukuran masa
kini kira/kira se&umlah '5J liter. 6adi bila air dalam
suatu $adah &umlahnya
kurang dari '5J liter, lalu digunakan untuk
ber$udhu, mandi &anabah atau kemasukan air
yang sudah digunakan untuk ber$udhuB, maka air
itu dianggap sudah musta?mal.
Air itu sui seara fsik, tapi tidak bisa digunakan
untuk bersui (ber$udhuB atau mandi). Tapi bila
bukan digunakan untuk $udhuB seperti ui tangan
biasa, maka tidak dikateg!rikan air musta?mal.
2.3. Air Ter#am"ur %engan +ang &u#i 6enis air
yang ketiga adalah air yang terampur
1 r Wahbah Azu-
Zuhayli Al-Fiqhul slmai wa Adillahutuh Jilid 1 halaman 122
52

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
dengan barang sui atau barang yang bukan na&is.
Cukumnya tetap sui. #eperti air yang terampur
dengan sabun, kapur barus, tepung dan lainnya.
#elama nama air itu masih melekat padanya.
Namun bila air telah keluar dari karakternya
sebagai air mutlak atau murni, air itu hukumnya
sui namun tidak mensuikan. +isalnya air
diampur dengan susu, meski air itu sui dan susu
&uga benda sui, tetapi ampuran antara air dan
susu sudah menghilangkan si2at utama air murni
men&adi larutan susu. Air yang seperti ini tidak lagi
bisa dikatakan air mutlak, sehingga seara hukum
tidak sah kalau digunakan untuk ber$udhu3 atau
mandi &anabah. +eski pun masih tetap sui.
.emikian &uga dengan air yang diampur
dengan kaldu daging, irisan daging dan bumbu/
bumbu. Air itu kita anggap sudah keluar dari
karakter kemutalakannya. Bahkan kita sudah tidak
lagi menyebutnya sebagai air, melainkan kita
sebut 3kuah baks!3. Tentu sa&a kita tidak
dibenarkan ber$udhu dengan kuah baks!.
Cal yang sama ter&adi pada kasus air yang
diampur dengan benda lain, seperti teh tubruk,
k!pi, $edhang r!nde, santan kelapa, kuah
gad!gad!, kuah semur dan !p!r dan seterusnya,
meski semua mengandung air dan terampur
dengan benda sui, namun air itu mengalami
perubahan karakter dan kehilangan
kemutlakannya. #ehingga air itu meski masih sui
tapi tidak sah untuk di&adikan media bersui.
Tentang kapur barus, ada hadits yang

5$
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menyebutkan bah$a 0asulullah #A)
memerintahkan kita untuk memandikan mayat
dengan menggunakannya.
Dari Cmmi Athiyyah radhiyallahu Eanha bah!a
"asulullah SA# bersabda,$'andikanlah dia
tiga kali, lima kali atau lebih banyak dari itu
dengan air sidr (bidara) dan jadikanlah yang
paling akhir air kapur barus (%". 6ukhari -?82,
'uslim 9(9, Abu Daud (-1?, irmi&y 99;, An-
)asai -22; dan Ibnu 'ajah -182).
.an mayat itu tidak dimandikan keuali dengan
menggunakan air yang sui dan mensuikan,
sehingga air kapus dan sidr itu hukumnya
termasuk yang sui dan mensuikan. #edangkan
tentang air yang terampur dengan tepung, ada
hadits yang diri$ayatkan !leh Immu CaniB.
Dari Cmmu %aniB bah!a "asulullah SA# mandi
bersama 'aimunah ra dari satu !adah yang
sama, tempat yang merupakan sisa dari tepung.
(%". )asai ?1;, Ibnu Khu&aimah ?1;)
2.4. Air !utanajjis Air mutanajjis artinya adalah
air yang terampur
dengan barang atau benda yang na&is. Air yang
terampur dengan benda na&is itu bisa
memiliki dua kemungkinan hukum, bisa ikut
men&adi na&is &uga atau bisa &uga sebaliknya yaitu
ikut tidak men&adi na&is. *eduanya tergantung dari
apakah air itu mengalami perubahan atau tidak,
setelah terampur benda yang na&is. .an
perubahan itu sangat erat kaitannya dengan
perbandingan &umlah air dan besarnya n!da na&is.
54

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
-ada air yang 1!lumenya sedikit, seperti air di
dalam k!lam kamar mandi, seara l!gika bila
kemasukan ke dalamnya bangkai an&ing, kita akan
mengatakan bah$a air itu men&adi mutanajjis atau
ikut men&adi na&is &uga. *arena air itu sudah
teremar dengan perbandingan benda na&is yang
besar dan &umlah 1!lume air yang keil.
Tapi dalam kasus bangkai an&ing itu dibuang ke
dalam danau yang luas, tentu tidak semua air di
danau itu men&adi berubah na&is, apalagi kalau
airnya adalah air di lautan. .i laut sudah tidak
terhitung &umlah na&is, tetapi semua na&is itu
dibandingkan dengan &umlah 1!lume air laut, tentu
bisa diabaikan. *euali air laut yang berada di
dekatdekat sumber na&is yang mengalami
perubahan akibat teremar na&is, maka hukumnya
&uga ikut na&is.
,ndikat)r Kenajisan Agar kita bisa menilai
apakah air yang ke
dalamnya kemasukan benda na&is itu ikut berubah
men&adi na&is atau tidak, maka para ulama
membuat indikat!r, yaitu rasa, $arna atau
ar!manya.
a. 'erubah -asa. Warna atau Ar)ma Bila
berubah rasa, $arna atau ar!manya ketika
se&umlah air terkena atau kemasukan barang na&is,
maka hukum air itu iut men&adi na&is &uga.
Cal ini disebutkan !leh (bnul +un8ir dan (bnul
+ulaqqin.
b. Tidak 'erubah -asa. Warna atau
Ar)ma

55

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#ebaliknya bila ketiga krieteria di atas tidak
berubah, maka hukum air itu sui dan
mensuikan. Baik air itu sedikit atau pun banyak.
.alilnya adalah hadits tentang a#rabi (arab
kampung) yang kening di dalam mas&id :
s : O - - : : : . :
:

O : : . : ~

: : - :
-

- : -

: : - : .
- : - < - _
~

D ` -, : : ~ -


-, : -~ ; ` - -
- : - < ` -
-
~ ` ~ -
Dari Abi %urairah ra bah!a seorang a$rabi
telah masuk masjid dan kencing di dalamnya.
Frang-orang berdiri untuk menindaknya
namun "asulullah SA# bersbda,$biarkan saja
dulu, siramilah di atas tempat kencingnya itu
seember air. Sesungguhnya kalian
dibangkitkan untuk memudahkan dan bukan
untuk menyusahkan. (%". 6ukhari ??;, Abu
Daud (2;, irmi&y -17 An-)asai 8: Ibnu
'ajah 8?9).
18Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bah!a
seorang bertanya,$3a "asulullah, Apakah kami
boleh ber!udhu$ dari sumur 6udha$ah<
"asulullah SA# menja!ab,$Air itu suci dan tidak
dinajiskan oleh sesuatu$. (%". Abu Daud ::, At-
irmi&y ::, An-)asai (?8, Ahmad (>(--27, Al-
Imam Asy-Sya@$i (8). 2. eadaan Air ,ainn$a
#elain keadaan air yang telah disebutkan di
atas,
1 umur udha`ah adalah
nama sebuah sumur di kta Madinah yang airnya digunakan rang untuk
mandi yaitu wanita yang haidh dan nifas serta istinja'
56

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
ada &uga beberapa keadaan lain dari air yang
mengandung hukum. .i antaranya adalah air
musakhkhan (panas) baik karena dipanaskan !leh
matahari (musyammasy) atau pun yang tidak.
2. 1. Air !usakhkhan !us$ammas$ Air
musakhkhan ( ) artinya adalah air yang
dipanaskan. #edangkan musyammas (~~ )
diambil dari kata syams yang artinya matahari.
6adi air musakhkhan musyammas artinya adalah
air yang berubah suhunya men&adi panas akibat
sinar matahari. #edangkan air yang dipanaskan
dengan k!mp!r atau dengan pemanas listrik, tidak
termasuk ke dalam pembahasan disini.
Cukum air ini untuk digunakan berthaharah
men&adi khila2 di kalangan ulama.
a. Pendapat /an "emb)lehkan "utlak
-endapat ini mengatakan tidak ada bedanya
1Pantara air yang dipanaskan !leh matahari atau
air putih biasa. *eduanya sama/sama sui dan
mensuikan dan b!leh digunakan tanpa ada
kemakruhan. Qang berpendapat seperti ini adalah
umumnya &umhur ma8hab Al/Canafyah dan
AlCanabilah. Bahkan sebagian ulama di kalangan
Asy#yaf3iyah seperti Ar/0uyani dan Al/(mam
AnNa$a$i sekali pun &uga berpendapat sama. b.
Pendapat /an "emakruhkan
-endapat ini enderung memakruhkan air yang
1 Al-Majmu' 1 1 dan Al-Mughni 1 1-
2

57

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


dipanaskan !leh sinar matahari. .i antara mereka
yang memakruhkannya adalah ma8hab Al+alikiyah
dalam pendapat yang muktamad, sebagian ulama
di kalangan ma8hab dan sebagian Al/Canafyah.
-endapat yang kedua ini umumnya mengau
kepada atsar dari shahabat Nabi #A), Imar bin
Al*hattab radhiyallahu anhu yang memakruhkan
mandi dengan air yang dipanaskan !leh sinar
matahari.
~ ~ < - : : . - ;
` - ; - : : - :
206ah!a beliau memakruhkan mandi dengan
menggunakan air musyammas (HR. A"%-S%a&'#).
%arangan ini disinyalir berdasarkan kenyataan
bah$a air yang dipanaskan le$at sinar matahari
langsung akan berdampak negati2 kepada
kesehatan, sebagaimana dikatakan !leh para
pendukungnya sebagai ( - ), yakni
mengakibatkan penyakit belang.
: `
- ; - =~- :
--+ -

< -

214angan lakukan itu !ahai %umairaG karena dia
akan memba!a penyakit belang. (HR. A-
(aruqu)hun%) *emakruhan yang mereka
kemukakan

2 alil ini bukan hadits Nabi AW melainkan atsar dari Umar bin Al-Khattab Al-
mam Asy-yafi'i menyebutkan hadits ini dalam kitab Al-Umm jilid 1 halaman 3
Namun Al-
afidz bnu ajar Al-Asqalani dalam At-Talkhish jilid 1 halaman 22
menyebutkan bahwa sanad periwayatan atsar ini sangat lemah
21 adits ini pun disinyalir leh sebagian muhaqqiq sebagai hadits yang lemah
sekali dari segi periwayatannya
58

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
sesungguhnya hanya berada pada $ilayah
kesehatan, bukan pada $ilayah syariah.
Namun mereka yang mendukung pendapat ini,
seperti Ad/.ardir menyatakan air musyammas
musakhkhan ini men&adi makruh digunakan untuk
berthaharah, manakala dilakukan di negeri yang
panasnya sangat menyengat seperti di Ci&a8 (#audi
Arabia).
''#edangkan negeri yang tidak mengalami panas
yang ekstrim seperti di +esir atau 0um, hukum
makruhnya tidak berlaku. *.*. Air "usakhkhan
0hairu "us$ammas$
%usakhkhan ghairu musyammasy artinya
adalah air yang men&adi panas tapi tidak karena
terkena sinar matahari langsung.
Al/+alikiyah dan Asy/#yaf3iyah mengatakan
bah$a air yang ini tidak makruh untuk digunakan
$udhu atau mandi &anabah, lantaran tidak ada dalil
yang memakruhkan.
Bahkan Al/(mam Asy/#yaf3i rahimahullah
mengatakan meski air itu men&adi panas lantaran
panasnya benda na&is, tetap sa&a air itu b!leh
digunakan untuk berthaharah.
Namun bila air itu bersuhu sangat tinggi
sehingga sulit untuk menyempurnakan $udhu
dengan betulbetul meratakan angg!ta $udhu dan
air seara
benar/benar (isbagh), hukumnya men&adi
makruh, bukan karena panasnya tetapi karena
tidak bisa

22 Asy-yarhush-shaghir 1 16 dan asyiyatu Ad-asuqi
1 44

59

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


isbagh.'F
3. Pensu#ian Air Air yang sudah terkena
penemaran na&is masih
bisa disuikan kembali, asalkan memenuhi
ketentuan atau kriteria yang telah ditetapkan.
Abu 6a32ar Al/Cinda$ani dan Abu Al/%aits
mengatakan bila air yang mengandung na&is itu
mendapat suplai air sui dari luar sedangkan air
yang mengandung na&is tadi sebagiannya &uga
keluar, sehingga ter&adi aliran atau siklus, maka
hukumnya kembali lagi men&adi sui ketika
bekasbekas atau tanda/tanda na&is itu sudah
hilang. -ada saat itu air itu sudah dianggap air
yang mengalir seperti sungai dan se&enisnya.
Abu Bakar Al/A3masy mengatakan bah$a air
yang terkena na&is dalam suatu $adah harus
mendapatkan suplai air sui baru, dimana air yang
sebelumnya &uga mengalir keluar kira/kira
sebanyak tiga kali 1!lume air yang ada
sebelumnya. .alam hal ini dianggap air itu sudah
diui F kali.
'>Al/+alikiyah mengatakan bah$a air yang na&is itu
akan kembali men&adi sui manakala dituangkan
lagi ke dalamnya air yang baru, sehingga
tandatanda kena&isannya men&adi hilang. .i masa
sekarang ini, sudah ditemukan tekn!l!gi
untuk membersihkan air. Air yang kita minum
sehari/hari dari pr!duksi perusahaan air minum,
umumnya dipr!duksi dari air yang mengalami

23 Asy-yarhul Kabir 1 4
24 Al-Mausuah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah jilid 3 halaman
34
60

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
pr!ses sterilisasi, baik le$at penyulingan atau pun
le$at perembesan (!sm!sis).
*arena pada hakikatnya hasil akhir dari
pemurnian air menun&ukkan tidak adanya salah
satu dari F indikat!r na&is, hukumnya kembali
kepada hukum asal air, yaitu sui dan mensuikan.
Qang kita &adikan ukuran bukan ri$ayat air itu,
tetapi keadaan fsiknya. #elama tidak ada
na&isnya, maka air itu ikut hukum dasarnya, yaitu
sui dan
tidak na&is. 61

Bab F
Na&is
1. Pengertian #eara bahasa, an/na&asah
bermakna k!t!ran
(-~). .isebut ( ~

) maknanya sesuatu
men&adi k!t!r.
'HAsy/#yaf3iyah mendefnisikan na&asah dengan
makna : ( =-- ` = ` -~_ --~ ), k!t!ran yang
menghalangi shalat. #edangkan Al/+alikiyah
mendefnisikan an/
na&asah sebagai : ( @ ` ~-= =~- -=- ~ _
-@), sesuatu yang bersi2at hukum yang me$a&ibkan

2 Al-Qalyubi alal minhaj jilid 1 halaman 6

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


'Mdengan si2at itu penghalangan atas shalat
dengan si2at itu atau di dalam si2at itu. An/Na&asah
dalam bahasa (nd!nesia sering
dimaknai dengan na&is. +eski pun seara bahasa
Arab tidak identik maknanya. Na&is sendiri dalam
bahasa Arab ada dua penyebutannya.
-ertama : Na&as ) -

maknanya adalah benda


yang hukumnya na&is.
*edua : Na&is (-

) maknanya adalah si2at


na&isnya.
An/Na&asah (na&is) itu la$an dari thaharah yang
maknanya kesuian.
2. Pembagian -ajasah 6enis/&enis na&is !leh
ma8hab Asy/#yaf3i
dibedakan berdasarkan tingkat kesulitan dalam
mensuikan atau menghilangkannya.
Ada yang sangat mudah untuk menghilangkan,
bahkan meski seara fsik sebenarnya belum
hilang tapi seara hukum sudah dianggap sui,
ukup dengan melakukan ritual tertentu.
.an sebaliknya, ada yang sangat berat, bahkan
meski seara fsik sebenarnya na&is itu sudah
hilang, tetapi masih tetap dianggap na&is bila
belum dilakukan ritual tertentu. .an yang ketiga,
na&is yang berada di tengah/tengah.
2.1. -ajis Ringan Na&is ringan sering &uga
diistilahkan dengan

26 Asy-yarhul Kabir jilid 1 halaman 32
64

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
mukha&afah ( ). .isebut ringan, karena ara
mensuikannya sangat ringan, yaitu tidak perlu
na&is itu sampai hilang. 4ukup dilakukan ritual
sederhana sekali, yaitu dengan memerikkannya
dengan air, dan tiba/tiba benda na&is itu berubah
men&adi sui.
#atu/satunya na&is ini adalah air kening bayi
lakilaki yang belum makan apa pun keuali air
susu ibu. Bila bayi itu perempuan, maka air
keningnya tidak termasuk ke dalam na&is ringan,
tetapi tetap dianggap na&is seperti umumnya.
.emikian &uga bila bayi laki/laki itu sudah pernah
mengk!nsumsi makanan yang selain susu ibu,
seperti susu kaleng buatan pabrik, maka air
keningnya sudah tidak lagi bisa dikatakan na&is
ringan.
#emua ini tidak ada alasan ilmiyahnya, karena
semata/mata ketentuan ritual dari Allah #)T.
Allah #)T sebagai Tuhan, maunya disembah
dengan ara itu.
.asarnya adalah hadits berikut ini :
_~ :

: : . :

: : . :
-

; : .

< - ` ; :
.

-
'ari As-(am!i radhiyallahu anhu berkata bahwa
Nabi (A) bersabda*Air ken+ing bayi ,erem,uan
harus di+u+i sedangkan air ken+ing bayi laki-laki
+uku, di,er+ikkan air
saja. (C0. Abu .aud, An/Nasai dan Al/Cakim)
2.2. -ajis .erat
Na&is berat sering diistilahkan sebagai na&is
mughalladzhah (

). .isebut na&is yang berat


karena

65
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


tidak bisa sui begitu sa&a dengan menui dan
menghilangkannya seara fsik, tetapi harus
dilakukan praktek ritual tertentu.
0itualnya adalah menui dengan air sebanyak
tu&uh kali dan salah satunya dengan tanah.
-enuian 5 kali ini semata/mata hanya upaara
ritual. .emikian &uga penggunaan tanah, sama
sekali tidak dikaitkan dengan man2aatnya.
-enggunaan tanah itu tidak diniatkan misalnya
untuk membunuh bakteri, 1irus atau raun
tertentu yang terkandung pada na&is itu. Tetapi
semata/mata hanya ritual dimana Allah #)T ingin
disembah dengan ara itu.
+aka penggunaan tanah tidak bisa diganti
dengan sabun, deter&en, pemutih, pe$angi atau
bubuk/bubuk kima$i lainnya yang didesain
mengandung 8at ini dan itu.
.asar dari semua ini adalah hadits 0asulullah
#A) :
: -
-

: : . : : < . ~
: . : < ~ = : - - + : : ; ~
`

- `- < -, _~
: - ; : - ; : ; : -

: _ -

=
= :
sucinya !adah air kalian yang diminum anjing
adalah dengan mencucinya tujuh kali, salah
satunya dengan air. (%". 'uslim)
.alam ma8hab Asy/#yaf3i, na&is berat hanya
dua sa&a, yaitu an&ing dan babi.
2.3. -ajis Pertengahan Na&is yang pertengahan
sering disebut dengan
66

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
muta$assithah (-~=). .isebut pertengahan
lantaran p!sisinya yang ditengah/tengah antara
na&is ringan dan na&is berat.
Intuk mensuikan na&is ini ukup dihilangkan
seara fsik 3ain na&isnya, hingga F indikat!rnya
sudah tidak ada lagi. *etiga indikat!r itu adalah :
$arna (), rasa () dan ar!ma (-_). #emua
na&is yang tidak termasuk ke dalam na&is
yang berat atau ringan, berarti seara !t!matis
termasuk ke dalam na&is pertengahan ini.
3. enajisan Tubuh !anusia Tubuh manusia
pada dasarnya adalah benda
yang sui, sebagaimana frman Allah #)T :
~ : - :
= ; ;

- ;
~= '

:
- ; ,=- ` : _ : - ;
: - D -

` ; - ; - : =
~
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka re&eki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (*S. Al-IsraG , 7;)
Bahkan termasuk tubuh !rang kafr sekalipun,
karena ayat yang menyatakan bah$a !rang kafr
(musyrik) itu na&is sesungguhnya tidak terkait
dengan na&is seara hakiki atau 3ain, melainkan
seara hukmi.
~- -

~ < -

67
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis
(*S. At-aubah , ?2)
'5#eara hukum thaharah, !rang kafr tidak sui
dari hadats keil dan besar, karena mereka tidak
ber$udhu atau mandi &anabah. #ebagian yang lain
mengatakan bah$a yang dimaksud na&is adalah
aqidahnya. .asar bah$a tubuh !rang kafr itu
tidak
merupakan na&is adalah ketika Nabi #A)
menerima utusan dari Tsaqi2 yang n!ta bene
adalah !rang kafr, di dalam mas&id.

; ` ~ : : O : - :
. ; ~ : -

--, : ~

-
-
Dari Ctsman bin Abil Ash bah!a "asulullah
SA# menerima utusan dari sa0i+ di dalam
masjid (%". Abu Daud)
.engan pandangan para 2uqaha ini, apa yang
dilakukan !leh sebagian aliran sesat di (nd!nesia
yang menganggap saudara/saudara muslim
sebagai !rang kafr, telah menyalahi dua hal
sekaligus :
Pertama, mengkafrkan sesama muslim.
.alam pandangan aliran sesat umumnya,
semua
!rang yang tidak bersyahahadat ulang di depan
imam mereka, dianggap belum muslim. Tentu sa&a
pandangan ini keliru, karena pada dasarnya setiap
!rang dilahirkan dalam keadaam muslim, dan
akan tetap men&adi muslim tanpa harus
bersyahadat lagi.
2
Al-qna' li asy-syarbini al-khatib jilid 1 halaman
3
68

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Adapun syahadat hanya dibutuhkan ketika !rang
yang kafr mau masuk (slam. #ementara !rang
yang lahir dari ayah dan ibu yang muslim, lalu
tumbuh besar dan de$asa sebagai muslim, tentu
sa&a hukumnya muslim.
*edua, menganggap !rang kafr itu na&is (ni
kesalahan mereka yang kedua. -adahal Nabi
#A) menerima utusan dari Tsagi2 yang n!tabene
kafr &ustru di dalam mas&id.
3.1. %arah .arah manusia itu na&is hukumnya,
yaitu darah
yang mengalir keluar dalam &umlah yang besar
dari dalam tubuh. +aka hati, &antung dan limpa
tidak termasuk na&is, karena bukan berbentuk
darah yang mengalir. #ebagaimana frman Allah
#)T :

=~ - - -

< -

;
= : ~ : -- ~ ; < - :
_, - : < = ~ :
: ` < :

: , =-


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
atasmu bangkai, darah, daging babi dan apa
yang disembelih dengan menyebut nama selain
Allah. tetapi barangsiapa yang terpaksa
memakannya dengan tidak menganiaya dan
tidak pula melampaui batas, maka
sesungguhnya Allah 'aha Hengampun lagi
'aha Henyayang.(QS. An-*ahl : 115).
#edangkan he$an air atau he$an yang hidup di
laut, yang keluar darah dari tubuhnya seara
banyak, tidak na&is. Cal itu disebabkan karena ikan
itu hukumnya tidak na&is meski sudah mati.
#edangkan darah yang mengalir dari tubuh

69
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


muslim yang mati syahid tidak termasuk
na&is. 3.2. !untah
'NAs$-S$a%1i$ah dan Al-Hanbilah mengatakan
bah$a ketiga benda ini adalah benda/benda yang
na&is. .asarnya karena muntah adalah makanan
yang telah berubah di dalam perut men&adi
sesuatu yang k!t!r dan rusak. #elain itu &uga
didukung !leh dalil yang lemah
seperti hadits berikut ini :
-
~ ~ - < - `

, ~=

-= ; . ;
- _ : - ; ~ _

~ ;
29#ahai Ammar, sesungguhnya pakaian itu
dicuci oleh sebab salah satu dari 8 hal ,
kotoran, air kencing, muntah, darah dan mani.
(HR. A-(aruqu)hn%) Al-Hana%$ah
mengatakan bah$a muntah itu
FJna&is manakala memenuhi mulut dalam &umlah
yang besar. #edangkan bila tidak seperti itu
hukumnya tetap tidak na&is. (ni adalah pendapat
yang dipilih dari Abu Qusu2. Al-"aliki$ah
mengatakan bah$a muntah itu
F1na&is bila telah berubah dari makanan men&adi
sesuatu yang lain. 3.3. /t/ran dan en#ing

2 Al-Muhadzdzab jilid 1 halaman 3-4 Minhajut-thalibin jilid 1 halaman Al-
Mughni jilid 1 halaman 1-16
2 unan Ad-aruquthny jilid 2 halaman 1 Tidak ada yang meriwayatkan
hadits ini kecuali Tsabit bin ammad dan dia adalah perawi yang sangat
lemah
3 Fathul Qadir jilid 1 halaman 141 Maraqi Al-Falah halaman
16-1
31 asyiyatu Ad-asuqi jilid 1 halaman 11 Jawahirul klil jilid 1
halaman 11
70

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
*!t!ran manusia dan air kening adalah benda
yang na&is menurut &umhur ulama.
.an &uga air kening bayi laki/laki yang belum
makan apapun keuali susu ibunya. .alilnya
adalah hadits berikut ini
s < : -
,
: - + : -- ,
: + -
,
: - ; < = :
_ .~ : : . _ :

: ~
-~, : = : -

: -
; ~ - -
Dari Cmmi *ais ra bah!a dia datang kepada
"asulullah SA# dengan memba!a anak laki-
lakinya yang belum bisa makan. 6ayi itu lalu
kencing lalu "asulullah SA# meminta
diambilkan air dan beliau memercikkannya
tanpa mencucinya$. (HR. Bu+har# 22$ an
!u"l#m 287)
s : :O -`, : ~ : .
: : . < . : ` -_ -
_ < . : -

- < :
: . : - - : ~ : `
-
; = ~ : : ~ < ~ < : ` = ~ - . -
~ -~ =~-- - =
$2Dari Ali bin Abi halib ra bah!a "asulullah
SA# bersabda,$Kencing bayi laki-laki itu cukup
dengan memercikkanya saja. Sedangkan
kencing bayi !anita harus dicuciI. *atadah
berkata,IDan ini bila belum makan apa-apa, tapi
bila sudah makan makanan, maka harus dicuciI.
(HR. T#rm#,#)

32 At-Tirmizy mengatakan hadits ini hasan

71

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


3.4. -anah Nanah adalah na&is dan bila sese!rang
terkena
nanah, harus diui bekas nanahnya sebelum
b!leh untuk melakukan ibadah yang mensyaratkan
kesuian ($udhuB atau mandi).
3.'. !a0i dan 1adi +a8i adalah airan bening
yang keluar akibat
perumbuan atau hayalan, keluar dari kemaluan
laki/laki biasa. +a8i itu bening dan biasa keluar
sesaat sebelum mani keluar. .an keluarnya tidak
deras atau tidak memanar.
+a8i berbeda dengan mani, yaitu bah$a
keluarnya mani diiringi dengan lazzah atau
kenikmatan (e&akulasi), sedangkan ma8i tidak.
)adi adalah airan yang kental ber$arna putih
yang keluar akibat e2ek dari air kening.
3.2. Jena0ah !anusia
6ena8ah adalah tubuh manusia muslim atau kafr
yang telah kehilangan nya$a. .alam pandangan
&umhur ulama selain Al/Canafyah bah$a &ena8ah
muslim atau kafr hukumnya sui.
FF#edangkan dalam pandangan Al/Canafyah, (bnu
#ya3ban, (bnu Abil Cakam dan (yadh, &ena8ah
manusia muslim itu na&is, karena itu disyariatkan
pemandian &ena8ah untuk mensuikannya.
#edangkan &ena8ah !rang kafr tetap na&is dan
tidak bisa disuikan dengan memandikannya.

33 asyiyah bnu Abidin jilid 1 halaman
141
72

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
3.3. P/t/ngan Angg/ta Tubuh !anusia 6umhur
ulama umumnya mengatakan bah$a
bagian tubuh manusia yang terlepas dari
tubuhnya, hukumnya bukan na&is. #eperti !rang
yang mengalami amputasi, maka p!t!ngan
tubuhnya bukan benda na&is. Baik p!t!ngan tubuh
itu terpisah pada saat masih hidup atau pun pada
saat sudah meninggal dunia.
Cal itu lantaran dalam pandangan &umhur ulama
bah$a p!t!ngan tubuh itu tetap dishalatkan,
sehingga dianggap bukan benda na&is.
F>Namun pendapat yang berbeda kita temukan
dalam pandangan Al/9adhi dari Al/Canabilah yang
mengatakan bah$a p!t!ngan tubuh manusia itu
tidak perlu dishalatkan. *arena p!t!ngan tubuh itu
dianggap na&is dalam pandangannya. 4. He4an
+ang !asih Hidu"
.alam bagian ini kita akan membahas terlebih
dahulu tentang kena&isan he$an yang masih
hidup.
4.1. .abi (hin0ir) Al/Canafyah, Asy/#yaf3iyah
dan Al/Canabilah
sepakat mengatakan bah$a babi yang masih
hidup itu na&is pada keseluruhan tubuhnya.
Termasuk &uga bagian yang terlepas darinya
seperti bulu, keringat, ludah dan k!t!rannya.
.asarnya adalah frman Allah #)T :

3
4

A
l
-Mughni libni Qudamah jilid 1 halaman 4-46

7$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


=~ : `
< : `

~ ; = -

, : _ :
= : =

<


- : -

, = = : :
= < : D -- : < -
D - : =

R - -

<
Katakanlah, Iiadalah aku peroleh dalam
!ahyu yang di!ahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi, karena sesungguhnya semua itu kotor
atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. (*S. Al-AnGam , -18)
*alau babi hidup dianggap na&is apalagi babi
yang mati men&adi bangkai. Bahkan meski pun
seek!r babi disembelih dengan ara yang syarBi,
namun dagingnya tetap haram dimakan karena
daging itu na&is hukumnya.
+eskipun nash dalam Al/9uran Al/*ariem selalu
menyebut keharaman daging babi, namun
kena&isannya bukan terbatas pada dagingnya sa&a,
namun termasuk &uga darah, tulang, lemak,
k!t!ran dan semua bagian dari tubuhnya.

=~ - -

; = : ~
: -- ~ ; < - : -

<
- , _ - : < = ~ :
: ` : , : ` - : ; < :

=-


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disebut selain Allah. etapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak
melampaui batas, maka tidak ada
74

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
dosa baginya. Sesungguhnya Allah 'aha
Hengampun lagi 'aha Henyayang. (*S. Al-
6a0arah , -7()
Namun pandangan ma8hab Al/+alikiyah agak
sedikit berbeda. +ereka menganggap 3ain tubuh
babi itu tidak na&is, lantaran mereka berpegang
pada prinsip bah$a hukum asal semua he$an itu
sui. FM Begitu &uga dengan ludahnya, dalam
pandangan mereka bukan na&is. a. Kulit 'abi FH
-ara ulama sepakan bah$a babi yang mati,
maka hukum kulitnya tetap na&is, meski pun sudah
mengalami penyamakan (~_). #ementara
he$anhe$an lain yang mati men&adi bangkai,
apabila kulitnya disamak, hukumnya men&adi sui
kembali.
F5.an ma8hab Al/+alikiyah yang tidak
menganggap babi yang hidup itu na&is, ketika
biara tentang kulit babi yang sudah mati, mereka
mengatakan hukumnya tetap na&is. #atu/satunya
pendapat yang mengatakan bah$a
FNkulit babi itu tidak na&is bila telah disamak adalah
sebuah ri$ayat dari Abu Qusu2. b. 'erubah
Wujudn$a 1Ain 'abi
3Ain suatu benda maksudnya adalah $u&ud fsik,
hakikat dan d8at benda itu. 3Ain suatu benda bisa
berubah $u&ud dengan pr!ses tertentu. +isalnya,
minyak bumi yang kita pakai untuk bahan bakar,

3 Asy-yahushshaghir jilid 1 halaman
43
3
6

A
l-Kharsyi jilid 1 halaman 11
3 Al-Majmu' jilid 1 halaman 21
3 Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah jilid 2
halaman 34

75

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menurut pada ahli dahulu berasal dari he$an atau
tumbuhan yang hidup &utaan tahun yang lalu.
.isini ter&adi perubahan 3ain dari he$an men&adi
3ain minyak bumi.
-r!ses perubahan 3ain suatu benda men&adi 3ain
yang lain disebut (~-=`) istihalah.
Al/Canafyah dan Al/+alikiyah mengatakan
bah$a benda yang na&is apabila telah mengalami
perubahan 3ain dengan istihalah, maka pada
hakikatnya benda itu sudah berubah $u&ud,
sehingga hukumnya sudah bukan lagi seperti
semua, tetapi berubah men&adi sui.
6adi bila kita ikuti l!gika pandangan kedua
ma8hab itu, apabila babi sudah berubah men&adi
benda lain, misalnya men&adi tanah, garam, 2!sil,
batu atau benda lainnya yang sama sekali tidak
lagi dikenali sebagai babi, maka hukumnya tidak
na&is.
.engan l!gika ini, insulin dan benda/benda
ked!kteran yang disinyalir berasal dari ekstrak
babi, seara nalar telah mengalami perubahan 3ain
le$at pr!ses istihalah. #ehingga hukumnya tidak
lagi na&is.
Namun dalam pandangan ma8hab Asy/#yaf3iyah
dan Al/Canabilah, meski pun benda na&is sudah
berubah 3ain/nya dan beristihalah men&adi 3ain
yang lain, tetap sa&a hukum na&is terba$a serta.
.engan pengeualian dua kasus sa&a, yaitu
penyamakan kulit bangkai dan berubahnya khamar
men&adi uka. #elebihnya, semua perubahan !ain
tidak berpengaruh pada perubahan hukum,
termasuk babi yang diekstrak men&adi insulin dan
sebagainya.
c. 2ilai Harta dan Kepemilikan 'abi
76

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
%antaran babi dikateg!rikan benda na&is seara
!ain, maka hukumnya berpengaruh kepada hukum
kepemilikan dan nilai &ualnya. -ara ulama
mengatakan bah$a babi itu tidak sah
untuk dimiliki karena kena&isannya. .an berarti
&uga tidak sah untuk diper&ual/belikan. .alilnya
adalah hadits berikut ini :
: ~

= -~+ :

- : : . ~ ~_

~ - :
:
~ - _ - : ; : < . < - -
_- = : ~
:

; -
- ~ ; ~ ; : : --

: : . ~ -
- - : : : < ; : +


-~- < : +

_ : ; = - -
: -- ~ ; : =~
: +

-- =
` - : . : - : : < . ~ : . : < :
:

+ - ; : : : - : = : ~
~ +=~ +

- :
=~
~ : < : : :
- < - < ~
-= - : : -
Dari 4abir bin Abdillah radhiyallahu anhu bah!a
beliau mendengar "asulullah SA# berkata pada
hari +athu 'ekkah,ISesungguhnya Allah dan
"asul-)ya telah mengharamkan jual beli
khamar, bangkai, babi dan berhalaI. Seseorang
bertanya,I3a "asulallah, bagaimana hukumnya
dengan minyak (gajih) bangkai< minyak itu
berguna untuk mengecat (merapatkan) lambung
kapal, juga untuk mengeringkan kulit dan
digunakan orang buat bahan bakar lampuI.
"asulullah SA# menja!ab,Iidak, tetap haram
hukumnyaI. Kemudian beliau SA#
meneruskan,ISemoga Allah memerangi 3ahudi
ketika diharamkan atas mereka, malah mereka
perjual-belikan dan makan keuntungan jual-beli
itu. (%". 6ukhari dan 'uslim)

77
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


FP-ara ulama sepakat, dengan diharamkannya
kepemilikan dan &ual/beli se!rang muslim atas
babi, maka apabila ada se!rang muslim yang
menuri babi milik !rang lain yang muslim, atau
menghilangkannya, tidak perlu menggantinya dan
&uga dip!t!ng tangan meski tetap berd!sa. Namun
bila babi itu milik selain muslim, maka
hukumnya $a&ib mengganti atau
mengembalikannya, sebagaimana pendapat Al/
Canafyah dan Al+alikiyah.
4.2. Anjing -ara ulama mengatakan bah$a
seluruh tubuh
an&ing merupakan he$an na&is berat
3mughallazhah4. Namun ada &uga pendapat
sebagian
ulama yang lain mengatakan bah$a na&is an&ing itu
hanya air liurnya dan mulutnya sa&a.
a. "azhab Al-Hana%$ah .alam ma8hab +a8hab
Al/Canafyah>J, yang na&is dari an&ing hanyalah air
liur, mulut dan k!t!rannya sa&a. #edangkan tubuh
dan bagian lainnya tidak dianggap na&is.
*edudukan an&ing sebagaimana he$an yang
lainnya, bahkan umumnya an&ing berman2aat
banyak buat manusia. +isalnya sebagai he$an
pen&aga atau pun he$an untuk berburu.
+engapa demikian , #ebab dalam hadits
tentang na&isnya an&ing, yang

3 Al-ahrurraiq jilid halaman 4 Lihat kitab Fathul Qadir jilid 1
halaman 64 kitab Al-adai` jilid 1 halaman 63.
78

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
ditetapkan sebagai na&is hanya bila an&ing itu
minum di suatu $adah air. +aka hanya bagian
mulut dan air liurnya sa&a (termasuk k!t!rannya)
yang dianggap na&is.
s : O - - : :
~ :

. : : . : ~ ~ : ; -

-- :
~= < : ; - ; ~ - -
-
Dari Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,I6ila anjing minum dari !adah air
milikmu, harus dicuci tujuh kali.(HR. Bu+har#
an !u"l#m).
:
+

-- : ~= < : ~ : : _

:
; - : ; - : ~ _ -
,
< : ` -

`-


"asulullah SA# bersabda,ISucinya !adah
minummu yang telah diminum anjing adalah
dengan mencucinya tujuh kali dan salah
satunya dengan tanah.(HR. !u"l#m an
Ahma)
b. "azhab Al-"aliki$ah +a8hab ini &uga
mengatakan bah$a badan an&ing
>1itu tidak na&is keuali hanya air liurnya sa&a. Bila
air liur an&ing &atuh masuk ke dalam $adah air,
$a&iblah diui tu&uh kali sebagai bentuk ritual
pensuiannya. c."azhab As-S$a%&i$ah dan Al-
Hanabilah>' *edua ma8hab ini sepakat
mengatakan bah$a
41 Asy-yarhul Kabir jilid 1
halaman 3 dan As-yarhus-haghir jilid 1 halaman 43 42 Mughni Al-Muhtaj
jilid 1 halaman kitab Kasy-syaaf Al-Qanna` jilid 1 halaman 2 dan kitab
Al-Mughni jilid 1 halaman 2
79
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


bukan hanya air liurnya sa&a yang na&is, tetapi
seluruh tubuh an&ing itu hukumnya na&is berat,
termasuk keringatnya. Bahkan he$an lain yang
ka$in dengan an&ing pun ikut hukum yang sama
pula. .an untuk mensuikannya harus dengan
menuinya tu&uh kali dan salah satunya dengan
tanah.
%!gika yang digunakan !leh ma8hab ini adalah
tidak mungkin kita hanya mengatakan bah$a yang
na&is dari an&ing hanya mulut dan air liurnya sa&a.
#ebab sumber air liur itu dari badannya. +aka
badannya itu &uga merupakan sumber na&is.
Termasuk air yang keluar dari tubuh itu &uga, baik
kening, k!t!ran dan &uga keringatnya.
-endapat tentang na&isnya seluruh tubuh an&ing
ini &uga dikuatkan dengan hadits lainnya :
6ah!a "asululah SA# diundang masuk ke
rumah salah seorang kaum dan beliau
mendatangi undangan itu. Di kala lainya, kaum
yang lain mengundangnya dan beliau tidak
mendatanginya. Ketika ditanyakan kepada
beliau apa sebabnya beliau tidak mendatangi
undangan yang kedua, beliau bersabda,IDi
rumah yang kedua ada anjing sedangkan di
rumah yang pertama hanya ada kucing. Dan
kucing itu itu tidak najisI. (%". Al-%akim dan
Ad-Daru0uthuny).
.ari hadits ini bisa dipahami bah$a kuing itu
tidak na&is, sedangkan an&ing itu na&is.
4.3. He4an .uas Ce$an buas dalam bahasa Arab
disebut dengan
siba3 (_). *ita menemukan beberapa hadits
yang shahih tentang he$an buas ini, antara lain :
80

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
: -
-

: : . :
_ :

, - ~

< =
: : : : =- :

-, :
~

< /

-
Dari Abi %urairah radhiyallahu anhu dari )abi
SA# bah!a beliau bersabda,ISemua he!an
yang punya taring dari he!an buas, maka
haram hukumnya untuk dimakanI. Dan
ditambahkan ,ISemua yang punya cakar dari
unggasI (%". 'uslim)
*eharaman memakan he$an yang bertaring
dan akar maksudnya adalah he$an yang
memakan makanannya dengan ara membunuh
mangsanya dengan taring atau akarnya. Bukan
sekedar he$an itu punya gigi taring atau kuku.
#api dan kambing &uga punya gigi taring dan kuku,
sebagaimana ayam dan burung dara &uga punya
kuku, yang tidak disebut akar dari eker.
Namun meski pun demikian, kalau kita lihat
atatan para ulama ma8hab, ternyata tetap ada
perbedaan pandangan disana sini, yang
menandakan mereka belum bulat menyepakati
kena&isannya.
Al/Canafyah mengatakan bah$a semua he$an
buas hukumnya na&is, seperti singa, maam,
srigala, harimau, kera, termasuk &uga burung buas
yang
>Fmemakan bangkai seperti elang (-), 2al!n (
~ A ) dan lainnya. Al/+alikiyah mengatakan
bah$a meski pun
haram dimakan, namun bukan berarti na&is.
*arena pada dasarnya semua he$an yang hidup
itu pada

43 Fathul Qadir jilid 1 halaman 4-
6

81

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


dasarnya tidak na&is.>> As/#yaf3iyah &uga
sepedapat bah$a meski haram
>Hmemakannya, namun mereka mengatakan
bah$a semua he$an hidup itu hukumnya tidak
na&is, keuali an&ing dan babi. Termasuk na&is
adalah he$an yang lahir dari perka$inan an&ing,
atau dari perka$inan babi atau dari perka$inan
kedua. '. .angkai
Al/6ashshash dalam ta2sirnya, Ahkamul/9uran,
menyebutkan bah$a yang dimaksud dengan
>Mbangkai (--) adalah : ~~_ - ~-- =-- , he$an
yang matinya tidak disembelih dengan ara
disembelih. Ce$an yang men&adi bangkai
hukumnya na&is.,
sebagaimana frman Allah #)T dalam Al/9uran
Al*ariem tentang hukum bangkai
=
~- -

< -

;
= : ~ : -- ~ ; < -
: - _, - : < =
~ : : ` : , : ` - : ;
< :

=-


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disebut selain Allah . etapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak
melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah 'aha
Hengampun lagi 'aha

44 Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman
2
4 Raudhatut-Thalibin jilid 1 halaman
13
46 Ahkamul Quran lil Al-Jashshash 1 halaman
132
82

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Henyayang.(QS. Al-Baqarah : 17$)
=~ : `
< : `

~ ; = -

, : _ :
= : =

<


- : -

, = = : :
= < : D --
: < - D - : =

- :
< = ~ : R - -

<

: ,
: ` _, < : =
=-


Katakanlah, Iiadalah aku peroleh dalam
!ahyu yang di!ahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi karena sesungguhnya semua itu kotor
(najis)I.(QS. Al-An'am : 145)
*eempat ma8hab yaitu Al/Canafyah,
Al+alikiyah, Asy/#yaf3iyah dan Al/Canabilah telah
sampai kepada le1el i&ma3 bah$a bangkai itu
selain haram dimakan, &uga merupakan benda
yang
>5berstatus najasatul !ain ( --~ ). +aksudnya,
dari sisi d8at/nya, bangkai itu memang benda
na&is. Ada dua maam kematian bangkai.
-ertama,
bangkai itu mati !leh sebab tindakan manusia.
.alam hal ini, yang ara penyembelihannya tidak
sesuai dengan syariah (slam. *edua, mati bukan
karena tindakan manusia, seperti terbunuh, mati
karena tua, atau dimangsa he$an lain, dan
seterusnya.
4.1. %isembelih 5ntuk &elain Allah .i dalam
Al/9uran disebutkan bah$a yang

4 Tafsir Al-Fakhrurrazi jilid halaman
1

8$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


termasuk bangkai adalah he$an yang disembelih
untuk selain Allah, atau &uga untuk berhala.
-

<
R
-
(Diharamkan bagimu) yang disembelih atas
nama selain Allah (QS. Al-!a#ah $)
- _ :
_

< ~
(Diharamkan bagimu) yang disembelih utnuk
berhala (*S. Al'aidah ()
+eski pun ayam itu halal, tetapi &ika saat
disembelihnya ditu&ukan untuk selain Allah, maka
ayam itu hukumnya adalah bangkai. Termasuk bila
disembelih untuk di&adikan sesa&i kepada r!h/r!h
tertentu, atau untuk &in dan makhluk halus lainnya.
.aging he$an yang di&adikan persembahan
untuk de$a, atau untuk penunggu laut kidul,
termasuk dalam bab ini.
4.2. %isembelih Tidak &$ar6i Ce$an yang
disembelih dengan &alan dipukuli,
dibanting, diraun atau ditabrakkkan adalah
bangkai. #ebab penyembelihan yang syar3i adalah
dengan ara pemutusan aliran darah di leher, baik
dengan ara dzabh (sembelih) atau pun nahr
(ditusuk dengan t!mbak).
#ebagaimana frman Allah #)T :

=-
=

:
Dan lakukan shalat untuk tuhanmu dan
lakukanlah an-nahr
84

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
(penyembelihan). (QS. Al--au)"ar :2) Namun
bila he$an itu mati karena diburu !leh
muslim atau ahli kitab, meski dengan t!mbak,
anak panas, peluru atau sesuatu yang melukai
badannya, hukumnya bukan termasuk bangkai.
*arena berburu adalah salah satu ara
penyembelihan yang syar3i, meski bukan dengan
ara penyembelihan. Bahkan di dalam Al/9uran
di&elaskan tentang keb!lehan berburu dengan
menggunakan he$an pemburu yang sudah pasti
termasuk he$an buas.
=
- < : - -~ -
=- < : =

< ; < + : =

< : ~
< ~ ~ +-~
- : _

; ; :
~ ; < < : R
R ~ ;
< ; ~ < - : R ; < - -
- : = ; -

_~ R


'ereka menanyakan kepadamu, IApakah yang
dihalalkan bagi mereka<I. Katakanlah,
IDihalalkan bagimu yang baik-baik dan oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan
melatih nya untuk berburu. kamu
mengajarnya menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu . 'aka makanlah
dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan
sebutlah nama Allah atas binatang buas itu .
Dan bertak!alah kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat cepat hisab-)ya.(*S. Al-'aidah ,
1)
4.3. %isembelih a7r -/n itabi Ce$an yang
disembelih !leh !rang yang bukan
muslim hukumnya adalah bangkai.
-enyembelihan yang syar3i mensyaratkan
penyembelihnya harus muslim atau setidaknya
ahli kitab. #ebagaimana frman Allah #)T :

85
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %



: ~-

- ; ; - <
+ =

< : <
Sembelihan ahli kitab itu halal untukmu dan
sembelihanmu halal untuk mereka. (*S. Al-
'aidah , 8)
#edangkan baaan basmalah hanya sunnah
bukan merupakan syarat atau ke$a&iban,
sebagaimana dikemukakan !leh ma8hab Asy/
#yaf3iyah.
4.3. !ati Tan"a %isembelih Qang termasuk
bangkai adalah he$an yang
matinya tidak disembelih tetapi mati terbunuh.
Ada yang mati karena terekik, terpukul, &atuh,
ditanduk, atau diterkam binatang buas. Termasuk
&uga he$an yang biarkan mati karena serangan
$abah penyakit tertentu.
#ebagaimana frman Allah #)T :
< : ~ < ~ ;
< : - ~ ; _ : : :
< =-

= < -
- ~ ;
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas (QS. Al-
!a#ah : $)
*amun b#la ".b.lum ma)#/ h.0an #)u ".m1a)
#".mb.l#h ".2ara "%ar'#/ hu+umn%a bu+an
ban3+a#/ +ar.na ".2ara "ah ma)# a+#ba)
1.n%.mb.l#han.
`


- - : ~
Kecuali yang sempat kamu sembelih. (QS.
Al-!a#ah : $) 4.4. P/t/ngan Tubuh He4an
+ang !asih Hidu"
Anggota tubuh he!an yang terlepas atau
terpotong dari tubuhnya termasuk benda najis
dan haram hukumnya untuk dimakan.
86

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
4.'. .angkai +ang Tidak -ajis Ada beberapa
&enis bangkai yang hukumnya
tidak dianggap sebagai na&is. *etiak/na&isannya
memang disebutkan langsung di dalam nash yang
kuat, sehingga men&adi pengeualian hukum.
a. Lalat dan 2$amuk Ce$an yang tidak punya
na2as seperti nyamuk,
lalat, serangga dan se&enisnya, tidak termasuk
bangkai yang na&is. .alilnya adalah sabda
0asulullah #A) dalam masalah lalat yang &atuh
terebur masuk ke dalam minuman, dimana ada
isyarat bah$a lalat itu tidak mengakibatkan
minuman itu men&adi na&is :

: . : : . :
: - - :O ~
~ _ : : ~ , `=

-
-=, =~ =

:
-

< ~ - ; : < ~ = :
: ~
- - -
Dari Abu %urairah radhiyallahu anhu bah!a
"asulullah SA# bersabda,I6ila ada lalat jatuh
ke dalam minumanmu, maka tenggelamkanlah
kemudian angkat. Karena pada salah satu
sayapnya ada penyakit dan salah satunya
kesembuhan. (HR. Bu+har#)
+eski hadits ini hanya menyebut lalat, namun
para ulama mengambil kesimpulan bah$a lalat
itu sebagai he$an yang tidak punya darah, mati
di dalam gelas minuman, tetapi tidak
mengakibatkan na&is. +aka he$an lain yang
keadaannya mirip dengan lalat, yaitu tidak
berdarah, &uga punya

87
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


hukum yang sama, yaitu tidak dianggap
na&is. b. 'ankai He5an Laut
#emua he$an laut pada dasarnya halal
dimakan, !leh karena itu para ulama &uga
mengatakan bah$a he$an/he$an itu tidak
merupakan he$an yang na&is, baik dalam
keadaan hidup atau mati.
.asarnya adalah sabda 0asulullah #A) :
s : -- :
: : . ~ : : . = = ~ : .

:
: - : . - ~ : .

- - :
- = - ~= < : -
- :

: - : ;

- ; - = ~ : : -
< : - = : : - : . ~ : .

- ~ _ -= +
- --- ~ -
-
48Dari Abi %urairah ra bah!a ada seorang
bertanya kepada "asulullah SA#,$3a "asulullah,
kami mengaruhi lautan dan hanya memba!a
sedikit air. Kalau kami gunakan untuk
ber!udhu, pastilah kami kehausan. 6olehkah
kami ber!udhu dengan air laut <$. "asulullah
SA# menja!ab,$(=aut) itu suci airnya dan halal
bangkainya. (HR. Abu (au 8$/ A)-T#rm#,# 79/
4bnu !a5ah $86/ An-*a"a# 59/ !al#+ 1622). c.
He5an 6arat dan Laut 3'arma1i4
-ara 2uqaha3 tidak sepakat tentang hukum
he$an laut yang dapat bertahan lama hidup di
darat, begitu &uga sebaliknya, he$an darat yang
dapat bertahan lama hidup di air. (stilah yang
sering digunakan untuk he$an yang seperti ini
adalah barma3i (), yang merupakan gabungan
dari dua kata, barr ()

4 At-Tirmiy mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih
88

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
darat dan maa3 () air. Al-Hana%$ah mengatakan
he$an yang asalnya
di laut atau air, apabila dia dapat hidup sementara
$aktu ke daratan dalam $aktu yang lama dan mati
di darat, hukumnya tetap sui dan tidak na&is.
>PBahkan meski pun misalnya he$an itu mati di
dalam airan, seperti susu atau uka, maka dalam
murid Abu Cani2ah yaitu +uhammad, uka dan
susu itu hukumnya tetap tidak na&is, lantaran
he$an itu tidak na&is. *euali bila he$an itu punya
darah yang mengalir keluar dan merusak airan
itu, barulah dianggap na&is. Al-"aliki$ah
mengatakan bah$a hukum he$an
laut yang bisa lama hidup di darat sama dengan
he$an laut. .alam hal ini mereka men!nt!hkan
k!d!k laut dan penyu laut. *eduanya b!leh
dibilang sebagai he$an laut yang bisa lama
bertahan di darat. *eduanya tetap dikatakan
sebagai he$an laut, dan kemampuannya bisa
bertahan hidup lama di darat tidak
mengeluarkannya sebagai he$an laut.
HJ#ehingga hukum/hukum yang berlaku bagi
he$an itu sama persis dengan hukum he$an laut
1JJS. As$-S$a%1i$ah mengatakan bah$a he$an
yang
hidup di air dan di darat seperti bebek dan angsa
hukumnya halal dimakan, tapi bangkainya tetap
tidak halal.
#edangkan k!d!k dan kepiting dalam pandangan
masyhur ma8hab ini termasuk yang haram
dimakan.

4 Fathul Qadir jilid 1 halaman
Asy-yarhul-shaghir jilid 1 halaman
4

89

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


H1.emikian &uga bila he$an itu punya bisa (raun).
Termasuk ke dalam yang diharamkan adalah
buaya dan kura/kura. Al-Hanabilah mengatakan
bah$a he$an laut
yang bisa bertahan hidup lama di darat, seperti
k!d!k dan buaya, bila mati maka termasuk
bangkai yang hukumnya na&is.
H'.an karena tubuh bangkai itu na&is, maka bila
mati di air yang sedikit, !t!matis air yang sedikit
itu &uga ikut teremar dengan kena&isannya. .an
bila air itu banyak sekali serta tidak teremar
dengan bangkai itu, maka air itu tidak dianggap
terkena na&is. 2. -ajis +ang Tidak %ise"akati
5lama
+eski &umhur ulama mengatakan bah$a
khamar itu hukumnya na&is, namun ada sebagian
dari mereka yang mengatakan bah$a khamar
bukan termasuk na&is.
#edangkan istilah na&is yang ada dalam ayat
Al9uran Al/*ariem tentang khamar, bukanlah
bermakna na&is hakiki, melainkan na&is seara
makna$i.
~-


+ - : - : ` ` `-

- ~ ; ~ ; ~-
; ' =

: = ; - < :
-

- = : : = - ~ ~

%ai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
khamar, berjudi,
1 Raudhatut-thalibin jilid 3 halaman
2
2 Al-Mughni libni Qudamah jilid 1 halaman
4
90

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
berhala, mengundi nasib dengan panah ,
adalah termasuk perbuatan syaitan. 'aka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.(*S. Al-'aidah , 9;)
.an masih banyak lagi benda/benda yang
kena&iasannya tidak disepakati para ulama.
+isalnya bangkai he$an air atau tidak punya
darah, p!t!ngan tubuh he$an yang tidak punya
darah, kulit bangkai, air kening bayi, air kening
dan susu he$an yang halal dagingnya, air mani
(sperma), mayat manusia, air liur !rang tidur, dan
seterusnya.
3. -ajis8najis +ang %imaa9kan Na&is/na&is yang
dimaa2kan adalah benda yang
pada hakikatnya na&is atau terkena na&is, namun
karena kadarnya sangat sedikit atau keil,
sehingga dimaa2kan.
-ara ulama mengatakan bah$a termasuk ke
dalam na&is yang dimaa2kan adalah na&is yang
padat (bukan air) yang hanya sedikit sekali yaitu
hanya selebar uang dirham (F,15 gram) atau
setara 'J $irath.
#edangkan untuk na&is yang berbentuk air,
seluas lebar tapak tangan sa&a. Namun dalam
pandangan mereka, meski na&is itu dimaa2kan,
tetap sa&a haram melakukan shalat bila badan,
pakaian atau tempatnya terkena na&is yang
dimaa2kan
a. "azhab Al-Hana%$ah +ereka &uga
mengatakan bah$a yang termasuk
na&is yang dimaa2kan adalah beberapa tetes air
kening kuing atau tikus yang &atuh ke dalam
makanan atau pakaian karena darurat. 6uga
akibat

91
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


perikan na&is yang tak terlihat !leh mata
telan&ang. b. "azhab "alik
+ereka mengatakan bah$a yang termasuk na&is
yang dimaa2kan adalah darah manusia atau he$an
darat yang sangat sedikit &umlahnya, &uga nanah
dan muntah yang sedikit. *ira/kira selebar titik
hitam pada uang dirham. Baik na&is itu berasal dari
dirinya atau dari !rang lain, termasuk dari he$an.
Bahkan termasuk darah dari babi.
6uga air kening yang sedikit sekali yang keluar
tanpa mampu di&aga karena penyakit, termasuk di
dalamnya adalah air ma8i, mani dan yang keluar
dari anus. 6uga air kening anak keil dan
k!t!rannya buat ibu yang sedang menyusuinya,
karena nyaris mustahil tidak terkena sama sekali
dari na&is yang mungkin hanya berupa perikan
atau sisa/sisa yang tak nampak.
c. "azhab S$a%&i dan Hanbali *edua ma8hab
ini dalam masalah na&is yang
dimaa2kan ini nampak lebih keras, sebab yang
dimaa2kan bagi mereka hanyalah yang tidak
nampak di mata sa&a. Atau darah nyamuk, kutu,
bangsat atau serangga lain yang tidak punya
darah air. 6uga sisa bekas berbekam (hijamah),
bekas lalat,
dan lainnya.
92

Bab >
As/#u?ru
1. Pengertian As-(uru adalah sisa yang
tertinggal pada sebuah
$adah air setelah sese!rang atau he$an
meminumnya. .alam masalah fqih, hal ini
men&adi pers!alan tersendiri, sebab air itu
terampur dengan ludah he$an tersebut,
sementara he$an itu b!leh &adi termasuk di antara
he$an yang air liurnya na&is.
2. Suru !anusia +anusia itu tidak na&is, baik
manusia itu laki/laki

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


atau $anita. Termasuk &uga $anita yang sedang
mendapatkan haidh, ni2as atau istihadhah. 6uga
!rang
yang sedang dalam keadaan &unub karena mimpi,
mengeluarkan mani atau sehabis melakukan
hubungan seksual. #ebab pada dasarnya manusia
itu sui. .asar kesuian tubuh !rang yang sedang
&unub atau haidh adalah hadits berikut ini :
Dari Aisyah ra berkata,$Aku minum dalam
keadaan haidh lalu aku sodorkan minumku itu
kepada "asulullah SA#. 6eliau meletakkan
mulutnya pada bekas mulutku. (%". 'uslim)
Begitu &uga hukumnya !rang kafr, sisa
minumnya itu tetap sui dan tidak merupakan
na&is. #ebab tubuh !rang kafr itu tetap sui meski
dia tidak beriman kepada Allah #)T dan
0asulullah #A).
*alau pun ada ungkapan bah$a !rang kafr itu
na&is, maka yang dimaksud dengan na&is adalah
seara makna$i, bukan seara 8hahir atau &asadi.
#eringkali !rang salah mengerti dalam memahami
ayat Al/9uran Al/*ariem berikut ini :
~-


+ - : - ~ ~ ; ; - ` - :
- : < ~ ~ ; ~ -
' = ; : ~ - +

~
%ai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu najis , maka
janganlah mereka mendekati masjidi alharam
sesudah tahun ini. (*S. At-aubah , ?2)
.ahulu !rang/!rang kafr yang datang kepada
0asulullah #A) berampur baur dengan umat
(slam. Bahkan ada yang masuk ke dalam mas&id.
94

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Namun 0asulullah #A) tidak pernah diri$ayatkan
memerintahkan untuk membersihkan bekas sisa
!rang kafr.
6uga ada hadits Abu Bakar berikut ini :
"asulullah SA# diberikan susu lalu beliau
meminumnya
sebagian, lalu disodorkan sisanya itu kepada
a$rabi (ka@r) yang ada di sebelah kanannya dan
dia meminumnya, lalu disodorkan kepada Abu
6akar dan beliau pun meminumnya (dari !adah
yang sama) lalu beliau berkata,$Ke kanan dan
ke kanan$. (HR. Bu+har#)
*euali bila manusia itu baru sa&a meminum
khamar, maka hukum ludah atau surunya men&adi
haram. 3. Hukum Suru
He4an
Cukum su?ru he$an atau air yang telah
kemasukkan m!n!ng he$an, sangat tergantung
dari hukum he$an itu, apakah he$an itu na&is atau
tidak. -ara ulama lantas membedakannya sesuai
dengan kriteria itu.
3.1. Suru He4an +ang Halal %agingn$a Bila
he$an itu halal dagingnya maka suru nya
pun halal &uga atau tidak men&adikan na&is. #ebab
ludahnya timbul dari dagingnya yang halal. +aka
hukumnya mengikuti hukum dagingnya.
Abu Bakar bin Al/+un8ir menyebutkan bah$a
para ahli ilmu telah sepakat tentang hal ini. Air
yang bekas diminum !leh he$an yang halal
dagingnya b!leh digunakan untuk ber$udhu,
mandi &anabah atau memberishkan na&is.

95
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


3.2. Suru Anjing dan .abi An&ing dan babi
adalah he$an yang na&is bahkan
termasuk na&si mughallazhah atau na&is yang
berat. Cal ini sudah men&adi kesepakatan semua
ulama.
Dari Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,$6ila seekor anjing minum dari
!adah milik kalian, maka cucilah 7 kali. (HR.
Bu+har# 172/ !u"l#m 279/ 90)
s : O - - :
: ~ :

. : : . : ~ ~
: ; -

-- : ~= < : ; - <
~ - - - ~ `

: +

-- : ~= <

: ~ : : _

: ; - : ; - : ~ _
-
,
< : ` - `-


Dari Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,$Sucinya !adah kalian yang
dimasuki mulut anjing adalah dengan
mencucinya 7 kaliI. Dan menurut ri!ayat
Ahmad dan 'uslim disebutkan salahsatunya
dengan tanahI. (HR. !u"l#m 279/ 91/ Ahma
26427)
#edangkan na&isnya babi sudah &elas
disebutkan di dalam Al/9uran Al/*ariem

=~ - -

< -

;
= : ~ : -- ~ ; < - :
- - : ; ` : , `
_, - : < = ~ :
< :
=-


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disebut selain Allah . etapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang
dia tidak
96

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
menginginkannya dan tidak melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya
Allah 'aha Hengampun lagi 'aha Henyayang.
(QS. Al-Baqarah : 17$)
< - :
- = - -

<
-

; = : ~ <
-- ~ ;
< -- ~ ;
< : ~ < ~ ; < : - ~ ;
< =-

= `

_
: : : ; : - _ : _

< ~
- - : ~ < : ~ ` ` ~ ;
---


Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang
disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib
dengan anak panah, adalah ke+asikan .(QS. Al-
!a#ah : $)
: `
; <

=~ : = :
=

< ; : `

~ ; = -

, : _ :
D -- : < - D - : =


- : -

, = = : : = <
:

: , : ` _, - :
< = ~ : - -

< < :
= =-


Katakanlah, $iadalah aku peroleh dalam !ahyu
yang di!ahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau
binatang yang disembelih atas nama selain
Allah. 6arangsiapa yang dalam keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya
uhanmu 'aha Hengampun lagi 'aha

97
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Henyayang$.(QS. Al-A7nam : 145)

=~ - - -

< ' -

;
= : ~ ; : -- ~ ; <
- : R < : R

: , : `
_, - : < = ~ :
=-


Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
atasmu bangkai, darah, daging babi dan apa
yang disembelih dengan menyebut nama
selain Allah. tetapi barangsiapa yang terpaksa
memakannya dengan tidak menganiaya dan
tidak pula melampaui batas, maka
sesungguhnya Allah 'aha Hengampun lagi
'aha Henyayang.(QS. An-*ahl : 115)
3.3. Suru u#ing Cukum kuing itu sendiri
berbeda/beda dalam
pandangan ulama. #ebaigan ulama mengatakan
na&is dan sebagian ulama lainnya mengatakan
tidak na&is.
At/Thaha$i mengatakan bah$a kuing itu na&is
karena dagingnya na&is bagi kita. .an karena itu
pula maka ludahnya atau sisa minumnya pun
hukumnya na&is. #ebab dagingnya pun na&is.
Namun meski demikian, karena ada dalil yang
seara khusus menyebutkan bah$a sisa minum
kuing itu tidak na&is, maka ketentuan umum itu
men&adi tidak berlaku, yaitu ketentuan bah$a
semua yang dagingnya na&is maka ludahnya pun
na&is. +inimal khusus untuk kuing.
.alil yang menyebutkan tidak na&isnya ludah
kuing itu adalah hadits berikut ini :

- + : - -
,
: - +

- : - < = : -
~ . -~ - =~-- = =-_
98

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
"asulullah SA# bersabda,"Kucing itu tidak
najis, sebab kucing itu termasuk yang
berkeliaran di tengah kita". (HR. Abu (au 5$75/
A)-T#rm#,% 92/ An-*a"a# 68/ 4bnu !a5ah $67/
Ahma 56$0$). #edangkan Al/*harkhi dan Abu
Qusu2
mengatakan bah$a suru kuing itu hukumnya
makruh. Alasannya adalah bah$a kuing itu sering
menelan atau memakan tikus yang tentu sa&a
mengakibatkan surunya saat itu men&adi na&is.
.alam hal ini Abu Cani2ah &uga sependapat
bah$a kuing yang baru sa&a memakan tikus,
maka surunya na&is. #edangkan bila tidak
langsung atau
ada &eda $aktu tertentu, maka tidak na&is. Cal ini
sesuai dengan hukum suru manusia yang
baru sa&a meminum khamar, maka ludahnya saat
itu men&adi na&is.
3.4. Suru eledai dan .agal Bila sesek!r
keledai atau bagal minum dari suatu
air, maka sisa air itu hukumnya masykuk
(diragukan) antara halal atau tidak halal untuk
digunakan $udhu? dan mandi. #ebab ada beberapa
dalil yang saling bertentangan sehingga
melahirkan khila2 di kalangan para ulama.
Qang mengharamkan suru kedua &enis he$an ini
berdasarkan ketentuan bah$a bila daging seek!r
he$an itu na&is, maka ludahnya pun ikut men&adi
na&is. -ara ulama mengatakan bah$a daging
keledai dan bagal itu na&is, maka kesimpulannya
mereka
yang mena&iskan suru kedua he$an ini adalah
na&is. 3 At-Tirmizy
mengatakan hadits ini hasan sahih
99
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#ebaliknya, ada pula yang tidak mena&iskannya
dengan berdasarkan kepada hadits berikut ini :
: -
- <
s

=
~ < . ~ :


~

D
4
m
a

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Buat beliau kaidah seperti ini tidak bisa di&adikan
dasar untuk mengharamkan atau menghalalkan
sesuatu.
c. Al-,mam As$-S$a%&i Beliau berpendapat
bah$a semua &enis suru
he$an itu halal dan hanya suru an&ing dan babi
sa&a yang haram.
.alil yang digunakan !leh ma8hab beliau adalah
bah$a pada dasarnya (slam tidak memberatkan
para pemeluknya. *euali bila benar/benar sharih
dan kuat dalilnya berdasarkan Al/9uran Al/*ariem
dan sunnah. #ebab Allah #)T telah berfrman
dalam Al9uran Al/*ariem :

-

~ - -

< + : = -

~-

: _, =

< - :
: -


< : <
- :
-~-
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan ni$mat-)ya bagimu, supaya
kamu bersyukur. (QS. Al-!a#ah : 6)

- ~

<
- : : =
_, =
.ia sekali/kali tidak men&adikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan. (9#. Al/Ca&& :
5N)
101

Bab H
(stin&a?
1. Pengertian seara bahasa kata istinja 3
4 yang berasal
dari bahasa Arab ini bermakna : menhilankan
k)t)ran.
#edangkan seara istilah ilmu fqih, kata istin&a3
ini punya beberapa makna, antara lain :
menghilangkan na&is dengan air.
menguranginya dengan semaam batu.
penggunaan air atau batu. menghilangkan na&is
yang keluar dari qubul
(kemaluan) dan dubur (pantat).

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#elain istilah istin&a3 ada dua istilah lain yang
mirip dan terkait erat, yaitu istijmar 34 dan
istibra! 34.
-stijmar adalah menghilangkan sisa buang air
dengan menggunakan batu atau benda/benda
yang semisalnya.
#edangkan istibraB bermakna menghabiskan
sisa k!t!ran atau air kening hingga yakin sudah
benarbenar keluar semua.
2. Hukum Istinja -ara ulama berbeda pendapat
tentang hukum
istinja men&adi dua hukum.
2.1. 1ajib
+ereka berpendapat bah$a istinja itu
hukumnya $a&ib ketika ada sebabnya. .an
sebabnya adalah adanya sesuatu yang keluar dari
tubuh le$at dua lubang (anus atau kemaluan).
-endapat ini didukung !leh Al/+alikiyah,
Asy#yafBiyah dan Al/Canabilah. #edangkan dalil
yang mereka gunakan adalah hadits 0asulullah
#A) berikut ini :
s - ~ : +
~. : : . : ~ : ~ - - : = ~ <

: - : = : ; -=- -

: ` : ` : :
=
,
: -+ -


~ - ~=
-
Dari Aisyah ra berkata bah!a "asulullah SA#
bersabda,I6ila
104

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Daaru0uthuni)kamu pergi ke tempat buang air,
maka ba!alah tiga batu untuk membersihkan.
Dan cukuplah batu itu untuk membersihkan.
(%". Ahmad, )asai, Abu Daud, Ad--'. Cadits ini
bentuknya amr atau perintah dan
k!nsekuensinya adalah ke$a&iban.

=~

- : -~ : . :
- :

; ~ ~ < -

- <
< ~ -
,
= - _ -

: : - : . ~
; ~ : = ; - + - : ; - - ; - :
-
: : =,- : .
,
: : ; -
-

~`

- : : ; - -
: =~ - : :

: : ` : : : =
,
:
: ; - -

= _-
,
:

: ,
-~
-
Dari Abdirrahman bin 3a&id ra berkata bah!a
telah dikatakan kepada Salman,I)abimu telah
mengajarkan kepada kalian segala sesuatuI.
Salman berkata,I6enar, beliau telah melarang
kita untuk menghadap kiblat ketika berak atau
kencing. 4uga melarang istinjaG dengan tangan
kanan dan istinja dengan batu yang jumlahnya
kurang dari tiba buah. Dan beristinjaG dengan
tahi atau tulang. (HR. !u"l#m/ Abu (au an
T#rm#,%)
2.2. &unnah -endapat ini didukung !leh Al/
Canafyah dan
sebagian ri$ayat dari Al/+alikiyah. +aksudnya
adalah beristinja dengan menggunakan air itu
hukumnya bukan $a&ib tetapi sunnah. Qang
penting na&is bekas buang air itu sudah bisa
dihilangkan meskipun dengan batu atau dengan
ber/istijmar.

4 Ad-aruruquthuni mengatakan isnadnya
shahih

105

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


.asar yang digunakan Al/(mam Abu Cani2ah
dalam masalah kesunnahan istinja ini adalah
hadits
berikut : Siapa yang beristijmar maka ganjilkanlah
bilangannya. Siapa
yang melakukannya maka telah berbuat ihsan.
)amun bila tidak maka tidak ada keberatan.
(HR. Abu (au).
#elain itu beliau berpendapat bah$a na&is yang
ada karena sisa buang air itu termasuk na&is yang
sedikit. .an menurut ma8hab beliau, na&is yang
sedikit itu dimaa2kan.
.i dalam kitab #ira&ul )ahhab milik kalangan
ma8hab Al/Canafyah, istinja itu ada H maam, >
diantaranya $a&ib dan 1 diantaranya sunnah. Qang
> itu adalah istinja dari haidh, ni2as, &anabah dan
bila
na&is keluar dari lubangnya dan melebihi besarnya
lubang keluarnya. #edangkan yang hukumnya
sunnah adalah bila na&is keluar dari lubangnya
namun besarnya tidak melebihi besar lubang itu.
+eng!mentari hal ini, (bnu Na&im mengatakan
bah$a yang empat itu bukan istinja melainkan
menghilangkan hadats, sedangkan yang istinjaB itu
hanyalah yang terakhir sa&a, yaitu na&is yang
besarnya sebesar lubang keluarnya na&is. .an itu
hukumnya sunnah. #ehingga istinja dalam ma8hab
Al/Canafyah hukumnya sunnah.
3. Praktek Istinja dan adabn$a +ulai dengan
mengambil air dengan tangan kiri
dan menui kemaluan, yaitu pada lubang tempat
keluarnya air kening. Atau seluruh kemaluan bila
106

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
sehabis keluar ma8i. *emudian menui dubur dan
disirami dengan air dengan meng!s!k/g!s!knya
dengan tangan kiri. #edangkan yang termasuk
adabadab istin&a? antara lain :
a. Tanan Kiri .isunnahkan dalam beristin&a3
menggunakan
tangan kiri. .engan istin&a3 dengan tangan kanan
hukumnya makruh.
.alilnya adalah sabda 0asulullah #A) :
s : - :

: : . : : < . ~
: . : < ~ = : : ~ ` - ~-


- : : ~ ` < . - - ;
:

_~- - : `` ~-

-
- - - `- :

~
< = ; - : : -
Dari Abi *atadah ra berkata bah!a "asulullah
SA# bersabda,I6ila kamu kencing maka
jangan menyentuh kemaluannya dengan
tangan kanan. 6ila buang air besar jangan
cebok dengan tangan kanan. Dan jangan
minum dengan sekali na+asI.(HR. !u))a8aq
'ala#h#).
b. ,stitar +aksudnya adalah memakai tabir atau
penghalang, agar tidak terlihat !rang lain. .i
8aman kita sekarang ini tentu bertabir atau
berpenghalang ini sudah terpenuhi dengan masuk
ke dalam kamar mandi yang tertutup pintunya.
.alilnya adalah sabda 0asulullah #A) : I6ila
kamu buang air hendaklah beristitar (menutup
tabir). 6ila tidak ada tabir maka menghadaplah
ke belakang.(%". Abu Daud dan Ibnu 'ajah)

107
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


c. Tidak "embaca Allah Tidak membaa tulisan
yang mengandung nama
Allah #)T. 6uga nama yang diagungkan seperti
nama para malaikat. Atau nama nabi #A).
.alilnya adalah apa yang dilakukan !leh
0asulullah #A) bila masuk ke tempat buang ha&at,
beliau melepas ininnya. #ebab di inin itu
terukir kata T+uhammad 0asulullahT yang
mengandung lafdzul .alalah atau nama Allah
#)T .
s,`= - : : . : : < .
~ : : ` ; : : = : ~ -
~-= _
Dari Anas bin 'alik ra berkata bah!a
"asulullah SA# bila masuk ke #J meletakkan
cincinnya. (HR. Arba'ah)
Namun hadits ini dianggap ma!lul !leh sebagian
ulama.
d. Tidak "enhadap Kiblat. .alilnya
adalah hadits 0asulullah #A),
s : O - - :
.~ : : . : ~ = : : = ~ <
= -= : : ` - - ; - < -

: : :
`- -~ ~ - -
Dari Abu %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,I6ila kamu mendatangi tempat
buang air, janganlah menghadap kiblat atau
membelakanginya. I(HR. Bu+har# an !u"l#m)

- :
-`

: : -

; : < ; - -` - =,
.,
108

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
: : <
~

:

Dari Abu Ayyub radhiyallahu Eanhu,I4anganlah
menghadap kiblat saat kencing atau buang
hajat, tetapi menghadaplah ke timur atau ke
baratI (HR. Sab9ah)
-!sisi kiblat di +adinah adalah menghadap ke
#elatan, sedangkan membelakangi kiblat berarti
menghadap ke Itara. #edangkan menghadap ke
Barat dan Timur, artinya tidak menghadap kiblat
dan &uga tidak membelakanginya.
Tempat buang air di masa lalu bukan berbentuk
kamar mandi yang tertutup melainkan tempat
terbuka yang sepi tidak dilalui !rang/!rang.
#edangkan bila tempatnya tertutup seperti kamar
mandi di 8aman kita sekarang ini, tidak dilarang
bila sampai menghadap kiblat atau
membelakanginya. .asarnya adalah hadits berikut
ini.
Dari 4abir ra berkata bah!a )abi SA#
melarang kita menghadap kiblat saat kencing.
)amun aku melihatnya setahun sebelum
kematiannya menghadap kiblat. (HR.T#rm#,%).
*emungkinan saat itu beliau #A) buang air di
ruang yang tertutup yang khusus dibuat untuk
buang air.
e. ,stibra& -stibraB adalah menghabiskan sisa
k!t!ran atau air
kening hingga yakin sudah benar/benar keluar
semua.
!. Kaki Kiri dan Kanan .isunnahkan untuk
masuk ke tempat buang air

109
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


dengan menggunakan kaki kiri. #edangkan
ketika keluar dengan menggunakan kaki kanan.
#erta disunnahkan ketika masuk membaa
d!a :
s : < . ~ : : : . :

`= , - : : ~ ;
: : = : ` : . : - -- ; -
; :

= < ~ : - + :

:
= = :
Dari Anas bin 'alik radhiyallahu Eanhu
berkata bah!a "asulullah SA# bila masuk
ke tempat buang hajat, beliau
mengucap,ADengan nama Allah, aku
berlindung kepada-'u dari syetan laki dan
syetan perempuan. (%". SabBah)
*etika keluar disunnahkan untuk membaa
la2a8 :
s + :

: -~
: :

_ = : ~
: : : . : -= ; : =- ; < <
~ ; : = = :
Dari Aisyah radhiyallahu Eanha bah!a )abi
SA# bila keluar dari tempat buang hajat
berkata,Aghu+ranakA. (%". Khamsah)
. Tidak Sambil 'erbicara Berbiara ketika
buang air adalah hal yang
dilarang atau dimakruhkan. Apalagi ng!br!l
dengan sesama !rang yang sedang buang air.
.asar larangannya adalah hadits berikut ini :
s,

= : . : : : < . ~
: . : = : : = - : ~ : `
- - ; : < : ~=-` -
=

~+ =~, - < -
~- :

: _ :
110

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
= : ~

Dari 4abir bin Abdillah ra berkata bah!a
"asulullah SA# bersabda,I6ila dua orang
diantara kamu buang air, hendaklah saling
membelakangi dan jangan berbicara. Karena
sesunguhnya Allah murka akan hal itu.
4. Istijmar (sti&mar sebagaimana disebutkan di
muka, arinya
adalah beristin&a? bukan dengan air tapi dengan
menggunakan batu atau benda lain selain air
sering disebut dengan isti&mar. Ada tiga buah batu
yang berbeda yang digunakan untuk
membersihkan bekas/bekas yang menempel saat
buang air.
.asarnya adalah hadits 0asulullah #A) : Dari
Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda, $Siapa yang beristijmar (bersuci
dengan batu) maka hendaklah ber!itir
(menggunakan batu sebanyak bilangan ganjil).
Siapa yang melaksanakannya maka dia telah
berbuat ihsan dan siapa yang tidak
melakukannya tidak ada masalah$. (HR. Abu
(au/ 4b5u !a5ah/ Ahma/ Ba#haq# an 4bnu
H#bban).
Dari Aisyah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda, $6ila seorang kamu datang ke #J
maka ba!alah tiga buah batu, karena itu sudah
cukup untuk menggantikannya$. (HR. Abu
(au/ Ba#haq# an S%a&7#)
$4anganlah salah seorang kamu beristinjaB
kecuali dengan tiga buah batu$. (HR. !u"l#m)
Tentang ketentuan apakah memang mutlak harus
tiga batu atau tidak, para ulama sedirkit berbeda
pendapat.

111
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


-ertama, ma8hab Al/Canafyah dan Al/+alikiyah
mengatakan bah$a &umlah tiga batu itu bukan
ke$a&iban tetapi hanya mustahab (sunnah). .an
bila tidak sampai tiga kali sudah bersih maka
sudah ukup.
#edangkan ma8hab Asy/#yafBiyyah dan
AlCanabilah mengatakan tetap di$a&ibkan untuk
menggunakan batu tiga kali dan harus sui dan
bersih. Bila tiga kali masih belum bersih, maka
harus diteruskan men&adi empat, lima dan
seterusnya.
#edangkan selain batu, yang bisa digunakan
adalah semua benda yang memang memenuhi
ketentuan dan tidak keluar dari batas yang
disebutkan : 1. Benda itu bisa untuk
membersihkan bekas na&is. '. Benda itu tidak
kasar seperti batu bata dan &uga
tidak liin seperti batu akik, karena tu&uannya
agar bisa menghilangkan na&is.
F. Benda itu bukan sesuatu yang bernilai atau
terh!rmat seperti emas, perak atau permata. 6uga
termasuk tidak b!leh menggunakan sutera atau
bahan pakaian tertentu, karena tindakan itu
merupakan pemb!r!san.
>. Bendai itu bukan sesuatu yang bisa meng!t!ri
seperti arang, abu, debu atau pasir.
H. Benda itu tidak melukai manusia seperti
p!t!ngan kaa beling, ka$at, l!gam yang ta&am,
paku.
M. 6umhur ulama mensyaratkan harus benda yang
padat bukan benda air. Namun ulama AlCanafyah
memb!lehkan dengan benda air
112

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
lainnya selain air seperti air ma$ar atau uka.
5. Benda itu harus sui, sehingga beristi&mar
dengan menggunakan tahi L k!t!ran binatang
tidak diperkenankan. Tidak b!leh &uga
menggunakan tulang, makanan atau r!ti,
kerena merupakan penghinaan.
Bila mengau kepada ketentuan para ulama,
maka kertas tissue termasuk yang bisa digunakan
untuk isti&mar.
Namun para ulama mengatakan bah$a
sebaiknya selain batu atau benda yang
memenuhi kriteria, gunakan &uga air. Agar istinja
itu men&adi sempurna
dan bersih.
11$

Bab M
)udhuB
1.
Pengertian
*ata $udhu3 ( ) dalam bahasa Arab berasal
dari kata al-wadha!ah (

) yang bermakna
alhasan (=), yaitu kebaikan. .an &uga sekaligus
bermakna an-andzafah (), yaitu kebersihan.
#ementara menurut istilah fqih, para ulama
ma8hab mendefnisikan $udhu men&adi beberapa
pengertian, antara lain :
Al-Hana%$ah mendefniskan pengertian $udhu

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


sebagai

- _ _ -

HH)udhu adalah : membasuh dan menyapu
dengan air pada angg!ta badan tertentu. Al-
"aliki$ah mendefnisikannya sebagai :
-
- - -+ -- -- -
- _ =
HM)udhu3 adalah thaharah dengan menggunakan
air yang menakup angg!ta badan tertentu, yaitu
empat angg!ta badan, dengan tata ara tertentu.
As$-S$a%1i$ah mendefniskannya sebagai :

--= `- - - -
~-~.
H5)udhu3 adalah penggunaan air pada angg!ta
badan tertentu dimulai dengan niat. Hanabilah
mendefnisaknnya sebagai :
-
- - = ~-~. - +
)-~ =` ~_ _

- _
O -
)udhu3 adalah : penggunaan air yang sui pada
keempat angg!ta tubuh yaitu $a&ah, kedua
tangan, kepala dan kedua kaki, dengan tata ara
tertentu

6 Al-khtiar jilid 1 halaman Asy-yarhushshaghir
wal hasyiatu alaihi jilid 1 halaman 14 Mughni Al-Muhtaj
jilid 1 halaman 4
116

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
HNseusai dengan syariah, yang dilakukan seara
berurutan dengan sisa 2urudh. #edangkan kata
wadhuu3 ( ) bermakna air
yang digunakan untuk ber$udhu3. )udhu3 adalah
sebuah ibadah ritual untuk
mensuikan diri dari hadats keil dengan
menggunakan media air. Qaitu dengan ara
membasuh atau mengusap beberapa bagian
angg!ta tubuh menggunakan air sambil berniat di
dalam hati dan dilakukan sebagai sebuah ritual
khas atau peribadatan.
Bukan sekedar bertu&uan untuk membersihkan
seara fsik atas k!t!ran, melainkan sebuah p!la
ibadah yang telah ditetapkan tata aturannya le$at
$ahyu dari langit dari Allah #)T.
2. !as$ru6i$ah )udhu sudah disyariatkan se&ak
a$al mula
turunnya (slam, bersamaan $aktunya dengan
di$a&ibkannya shalat di +ekkah, &auh sebelum
masa isra3 mira& ke langit. +alaikat 6ibril
alaihissalam menga&arkan Nabi #A) gerakan
shalat, dan sebelumnya dia menga&arkan tata ara
$udhu terlebih dahulu.
*e$a&iban $udhu3 didasarkan pada Al/9uran
Al*ariem, #unnah An/naba$iyah dan &uga i&ma3
para ulama.
; < ; ` _ : - ~ < : ~ ;
' ~-

+ - : - < -=

Kasysyaf Al-Qinna jilid 1 halaman
2

117

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


< ~

; =

~ ; _ : < ~-

- : _ :
< : = : : ;
%ai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai
dengan kedua mata kaki... (QS. Al-!a#ah : 6)
#edangkan dari As/#unnah An/Naba$iyah,
salah satu yang &adi landasan masyruiyah $udhu
adalah hadits berikut ini :
s : O - - :
: : . : ` : ` :
: ` -

:
: ` -

: ` - ; ~ < ~

: -

. ~ -
=
Dari Abi %urairah ra bah!a )abi SA#
bersabda,Iidak ada shalat kecuali dengan
!udhuG. Dan tidak ada !udhuG bagi yang tidak
menyebut nama Allah. (HR. Ahma/ Abu (au
an 4bnu !a5ah)
.an para ulama seluruhnya telah beri&ma3 atas
disyariatkannya $udhu buat !rang yang akan
menger&akan shalat bilamana dia berhadats.
3. Hukum 1udhu Cukum $udhuB bisa $a&ib
dan bisa sunnah,
tergantung k!nteks untuk apa kita
ber$udhuB. 3.1. :ardhu ; 1ajib
Cukum $udhuB men&adi 2ardhu atau $a&ib
118

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
manakala sese!rang akan melakukan hal/hal
berikut ini :
a. "elakukan Shalat Intuk melakukan shalat
di$a&ibkan ber$udhu3,
baik untuk shalat $a&ib maupun shalat sunnah.
Termasuk &uga di dalamnya su&ud tila$ah. .alilnya
adalah ayat Al/9uran Al/*ariem berikut ini :
< -= ; < ; ` _ :
- ~ < : ~ ; ' ~-

+ - : -
< ~

; =


~ ; _ : < ~-

- : _ : < :
= :

: ;
%ai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai
dengan kedua mata kaki... (*S. Al-'aidah , :)
6uga hadits 0asulullah #A) berikut ini :
s : O - - :
: : . : ` : ` :
: ` -

:
: ` -

: ` - ; ~ < ~

: -

. ~ -
=
Dari Abi %urairah ra bah!a )abi SA#
bersabda,Iidak ada shalat kecuali dengan
!udhuG. Dan tidak ada !udhuG bagi yang tidak
menyebut nama Allah. (HR. Ahma/ Abu (au
an 4bnu !a5ah)
Shalat kalian tidak akan diterima tanpa kesucian
(ber!udhu$) (HR. Bu+har# an !u"l#m)

119
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


b. "en$entuh "usha! 6umhur ulama umumnya
menyatakan bah$a
diharamkan menyentuh musha2 Al/9uran bila
sese!rang dalam keadaan hadats keil, atau
dalam kata lain bila tidak punya $udhu3.
Al/+alikiyah dan Asy/#yaf3iyah mengatakan
bah$a haram bagi !rang yang dalam keadaan
hadats keil untuk menyentuh musha2 meski pun
dengan alas atau batang lidi.
#edangkan Al/Canafyah meski mengharamkan
sentuhan langsung, namun bila dengan
menggunakan alas atau batang lidi, hukumnya
b!leh. #yaratnya, alas atau batang lidi itu sui
tidak mengandung na&is.
: `
- ~
` < : = +
idak ada yang menyentuhnya kecuali orang-
orang yang suci. (*S. Al-#a0i$ah , 79)
#erta hadits 0asulullah #A) berikut ini :
- : ~

: - ; :

: :
=~ , ;

: : ~
~

- : _ : < .
~
,
=

~ : ` ; :
~-
`

: '
< - ; : -

:
Dari Abdullah bin Abi 6akar bah!a dalam
surat yang ditulis oleh "asulullah SA# kepada
EAmr bin %a&m tertulis , 4anganlah seseorang
menyentuh Al-*uran kecuali orang yang
120

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
suciA.(HR. !al#+).59 *eharaman menyentuh
musha2 bagi !rang yang
MJberhadats keil ini sudah men&adi i&ma3 para
ulama yang didukung > ma8hab utama.
#edangkan pendapat yang mengatakan tidak
haram, yaitu pendapat ma8hab .aud Ad/.8ahiri.
.alam pandangan ma8hab ini, yang diharamkan
menyentuh musha2 hanyalah !rang yang
berhadats besar, sedangkan yang berhadats keil
tidak diharamkan. -endapat senada datang dari
(bnu
Abbas radhiyallahuanhu. c.
Ta5a! di Seputar Ka&bah
6umhur ulama mengatakan bah$a hukum
ber$udhuB untuk ta$a2 di kaBbah adalah 2ardhu.
*euali Al/Canafyah. Cal itu didasari !leh hadits
0asulullah #A) yang berbunyi :
Dari Ibnu Abbas ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,$a!a+ di Ka$bah itu adalah shalat,
kecuali Allah telah membolehkannya untuk
berbicara saat ta!a+. Siapa yang mau bicara
saat ta!a+, maka bicaralah yang baik-baik.(%".
Ibnu %ibban, Al-%akim dan irmi&y)
3.2. &unnah #edangkan yang bersi2at sunnah
adalah bila akan
menger&akan hal/hal berikut ini : a.
"enulani 5udhu& untuk tiap
shalat
6 Malik meriwayatkan
hadits ini secara mursal namun An-Nasa'i dan bnu ibban mengatakan
bahwa hadits ini tersambung etidaknya hadits ini ma'lul punya cacat) Al-
Fiqhul slami wa Adillatuhu Wahbah Az-Zuhaili jilid 1 halaman 3

121
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Cal itu didasarkan atas hadits 0asulullah #A)
yang menyunnahkan setiap akan shalat untuk
memperbaharui $udhuB meskipun belum batal
$udhuBnya. .alilnya adalah hadits berikut ini :

`

-,

`, < ~
=,

-, < _ -
=-

_, ,

~ ~~ = :
Dari Abi %urairah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,$Seandainya tidak memberatkan
ummatku, pastilah aku akan perintahkan untuk
ber!udhu pada tiap mau shalat. Dan !udhu itu
dengan bersi!ak. (HR. Ahma .n3an #"na
%an3 "hah#h)
#elain itu disunnah bagi tiap muslim untuk
selalu tampil dalam keadaan ber$udhuB pada
setiap k!ndisinya, bila memungkinkan. (ni bukan
keharusan melainkah sunnah yang baik untuk
diamalkan.

: - = = :
_

- ` <


Dari sauban bah!a "asulullah SA#
bersabda,$idaklah menjaga !udhu$ kecuali
orang yang beriman$. (HR. 4bnu !a5ah/ Al-
Ha+#m/ Ahma an Al-Ba#haq#)
b. "en$entuh Kitab-kitab S$ar&i$ah #eperti
kitab ta2sir, hadits, aqidah, fqih dan
lainnya. Namun bila di dalamnya lebih d!minan
ayat Al/9uran Al/*ariem, maka hukumnya
men&adi
: . :
-

< _ : ~ :
; : ` :
122 s :
- -

Ahmad #ar$at, % "iqih


Thaharah
$a&ib.M1 c. Ketika
Akan Tidur
Al/Canafyah, Asy/#yaf3iyah dan Al/Canabilah
menyatakan bah$a ber$uhu ketika akan tidur
adalah sunnah, sehingga se!rang muslim tidur
dalam keadaan sui. .alilnya adalah sabda
0asulullah #A) :
: ~ :
--- = : -
- = : ` < : =
_ : _ -~`=

- - ~
-
Dari Al-6arra$ bin A&ib bah!a "asulullah SA#
bersabda,$6ila kamu naik ranjang untuk tidur,
maka ber!udhu$lah sebagaimana kamu
ber!udhu$ untuk shalat. Dan tidurlah dengan
posisi di atas sisi kananmu . (HR. Bu+har# an
!u"l#m).
Al/+alikiyah menyatakan bah$a $udhu
sebelum tidur hukumnya mustahab. .an dalam
salah satu qaul dalam ma8hab itu disebutkan
bah$a $udhu3 &unub disunnahkan sebelum tidur.
M'#edangkan Al/Bagha$i dari kalangan
Asy#yaf3iyah mengatakan bah$a $udhu
men&elang tidur bukan merupakan sesuatu yang
mustahab. d. Sebelum "andi 7anabah
#ebelum mandi &anabat disunnahkan untuk
ber$udhuB terlebih dahulu. .emikian &uga
disunnahkan ber$udhuB bila se!rang yang dalam
62 61 Al-Fiqhul
slami wa Adillatuhu Wahbah Az-Zuhaili jilid 1 halaman 362 Al-
Majmu' jilid 1 halaman 324

12
$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


keaaan &unub mau makan, minum, tidur atau
mengulangi ber&imak lagi. .asarnya adalah sabda
0asulullah #A) :
Dari Aisyah ra berkata bah!a "asulullah SA#
bila dalam keadaan junub dan ingin makan atau
tidur, beliau ber!udhu$ terlebih dahulu. (HR.
Ahma an !u"l#m)
Dari Aisyah ra berkata bah!a "asulullah SA#
bila ingin tidur dalam keadaan junub, beliau
mencuci kemaluannya dan ber!udhu$ terlebih
dahulu seperti !udhu$ untuk shalat. (HR.
:amaah)
.an dasar tentang sunnahnya ber$uhdu bagi
suami istri yang ingin mengulangi hubungan
seksual adalah hadits berikut ini :
Dari Abi Said al-Khudhri bah!a "asulullah SA#
bersabda,$6ila kamu berhubungan seksual
dengan istrimu dan ingin mengulanginya lagi,
maka hendaklah ber!uhdu terlebih dahulu.(HR.
:amaah +.2ual# Bu+har#)
e. Ketika "arah Intuk meredakan marah, ada
dalil perintah dari
0asulullah #A) untuk meredakannya dengan
membasuh muka dan ber$udhuB.
6ila kamu marah, hendaklah kamu ber!udhu$.
(HR. Ahma alam mu"nan%a)
!. Ketika "embaca Al-+uran Cukum ber$udhu
ketika membaa Al/9uran Al/
*ariem adalah sunnah, bukan $a&ib. Berbeda
dengan menyentuh musha2 menurut &umhur.
.emikian &uga hukumnya sunnah bila akan
membaa hadits 0asulullah #A) serta membaa
124

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
kitab/kitab syariah. MF .iri$ayatkan bah$a (mam
+alik ketika
mengimla#kan pela&aran hadits kepada
muridmuridnya, beliau selalu ber$udhuB terlebih
dahulu sebagai tak8im kepada hadits 0asulullah
#A).
g. etika !elantunkan A0an dan I)amat -ara
ulama sepakat disunnahkannya $udhu
M>untuk !rang yang melakukan ad8an. Namun
mereka berbeda pendapat bila dilakukan !leh
!rang yang mengumandangkan iqamat. h. 6zikir
MH*eempat ma8hab yaitu Al/Canafyah, Al+alikiyah,
Asy/#yaf3iyah dan Al/Canabilah sepakat
disunnahkannya $udhu ketika berd8ikir. i.
Khutbah
6umhur ulama mengatakan bah$a $udhu untuk
khutbah hukumnya mustahab. %antaran Nabi #A)
tiap selesai khutbah, langsung melakukan shalat
tanpa ber$udhu3 lagi. #etidaknya, hukumnya
men&adi sunnah.
MM#edangkan dalam pandangan ma8hab
Al+alikiyah dan Asy/#yaf3iyah, ber$udhu pada
khutbah 6umat merupakan syarat sah. j. Ziarah
Ke "akam 2abi SAW

63 Al-awi lil Mawardi jilid 1 halaman
111
64 Mawahibul Jalil jilid 1 halaman
11
6 Al-
Futuh
at Ar-
Rabba
niyah
jilid 1
halaman 36
66 Al-Mughni jilid 1 halaman 3

125

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


-ara ulama menyepakati bah$a ketika
sese!rang ber8iarah ke makam Nabi #A), maka
disunnahkan atasnya untuk ber$udhu. Ber$udhu
yang dilakukan itu merupakan bentuk
pentakd8himan atas diri 0asulullah #A).
M5#elain itu karena letaknya hari ini yang berada di
dalam mas&id, maka seara !t!matis, memang
sudah disunnahkan untuk ber$udhu sebelumnya.
4. 1udhu* Rasulullah &A1
Ada pun tata ara $udhu yang di!nt!hkan
0asulullah #A), bisa kita baa dari hadits berikut
ini :
,-

: ~ ; ` : : ~=
- : : : : : -`, : -
~ < ~-
~ : ` -~ +=
: : <
,-
: `- : _ ~ - ; : -~ - : : <
-, : `- : : ~

; : _ : < =
: ~ : ; ` , - ; : ~ ;

_
< - ; : : =

: : < _ :
_~
` : -
: ; : - , : - = : ~ : ; ` ,
- ; : < : . : < - - : :
: . ~= - : - : ~ -
-

- - : : - s
Dari %umran bah!a Ctsman radhiyallahu
Eanhu meminta seember air, kemudian beliau
mencuci kedua tapak tangannya tiga kali,
kemudian berkumur, memasukkan air ke
hidung dan mengeluarkannya. Kemudian
beliau membasuh !ajarnya tiga kali,
membasuh tanggan kanannya hingga siku tiga
kali, kemudian

6 Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman
63
126

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
membasuh tanggan kirinya hingga siku tiga
kali, kemudian beliau mengusap kepalanya,
kemudian beliau membasuh kaki kanannya
hingga mata kaki tiga kali, begitu juga yang
kiri. Kemudian beliau berkata,AAku telah
melihat "asulullah SA# ber!udhu seperti
!udhuku ini. (HR. Bu+har# an !u"l#m)
Namun kalau dilihat sekilas, hadits ini tentu sa&a
belum merini tentang rukun $udhu, $a&ib dan
sunnahnya. #emua diker&akan begitu sa&a, tanpa
di&elaskan detail rinian hukumnya masing/masing.
Intuk mengetahuinya, para ulama butuh
mengumpulkan ratusan bahkan ribuan hadits
lainnya yang terkait dengan $udhu &uga, sehingga
akhirnya didapat kesimpulan/kesimpulan, baik
terkait dengan rukun, $a&ib, sunnnah dan hal/hal
yang membatalkan $udhu.
'. Rukun 1udhu< -ara ulama berbeda pendapat
ketika
menyebutkan rukun $udhu. Ada yang
menyebutkan > sa&a sebagaimana yang terantum
dalam ayat 9uran, namun ada &uga yang
menambahinya dengan berdasarkan dalil dari
#unnah.
"azhab Hana% +enurut Al/Canafyah
mengatakan bah$a rukun
$udhu itu hanya ada > sebagaimana yang
disebutkan dalam nash 9uran
"azhab "aliki +enurut Al/+alikiyah rukun
$udhu? itu ada

127
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


delapan, yaitu dengan menambahkan dengan
keharusan niat, ad-dalk yaitu mengg!s!k angg!ta
$udhuB. #ebab menurut beliau sekedar
mengguyur angg!ta $udhuB dengan air masih
belum bermakna menui atau membasuh. 6uga
beliau menambahkan ke$a&iban mu$alat.
"azhab S$a%8i +enurut As/#yafBiyah rukun
$udhu itu ada M
perkara. +a8hab ini menambahi keempat hal
dalam ayat Al/9uran dengan niat dan tertib yaitu
ke$a&iban untuk melakukannya pembasuhan dan
usapan dengan urut, tidak b!leh terb!lak balik.
(stilah yang beliau gunakan adalah harus tertib
"azhab Hambali +enurut ma8hab Al/Canabilah
&umlah rukun
$udhu ada 5 perkara, yaitu dengan menambahkan
niat. tertib dan mu5alat, yaitu
berkesinambungan. +aka tidak b!leh ter&adi &eda
antara satu angg!ta dengan angg!ta yang lain
yang sampai membuatnya kering dari basahnya air
bekas $udhuB.
Rukun anafi Maliki yafi`i anbali 1 Niat x 2 Membasuh wajah
3 Membasuh tangan 4 Mengusap kepala
Membasuh kaki 6 Tertib x x Muwalat x
x Ad-dalk x x x Jumlah 4 8 6 7
'. 1. -iat %alam Hati
128

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Niat $udhu3 adalah ketetapan di dalam hati
sese!rang untuk melakukan serangkaian ritual
yang bernama $udhu3 sesuai dengan apa yang
a&arkan !leh 0asulullah #A) dengan maksud
ibadah. #ehingga niat ini membedakan antara
se!rang yang sedang memperagakan $udhu3
dengan !rang yang sedang melakukan $udhu3.
*alau sekedar memperagakan, tidak ada niat
untuk melakukannya sebagai ritual ibadah.
#ebaliknya, ketika se!rang ber$udhu3, dia harus
memastikan di dalam hatinya bah$a yang sedang
dilakukannya ini adalah ritual ibadah berdasar
petun&uk nabi #A) untuk tu&uan tertentu.
'.2. !embasuh 1ajah -ara ulama menetapkan
bah$a batasan $a&ah
sese!rang itu adalah tempat tumbuhnya rambut
(manabit asy-sya!ri) hingga ke dagu dan dari batas
telinga kanan hingga batas telinga kiri.
'.3. !embasuh kedua tangan
hingga siku
#eara &elas disebutkan tentang keharusan
membasuh tangan hingga ke siku. .an para ulama
mengatakan bah$a yang dimaksud adalah bah$a
siku harus ikut dibasahi. #ebab kata (_) dalam
ayat itu adalah lintihail ghayah. #elain itu karena
yang disebut dengan tangan adalah termasuk &uga
sikunya.
#elain itu &uga di$a&ibkan untuk membahasi
selasela &ari dan &uga apa yang ada di balik kuku
&ari. -ara ulama &uga mengharuskan untuk
menghapus k!t!ran yang ada di kuku bila
dikha$atirkan akan

129
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menghalangi sampainya air. 6umhur ulama &uga
me$a&ibkan untuk
menggerak/gerakkan inin bila se!rang memakai
inin ketika ber$udhu, agar air bisa sampai ke
selasela inin dan &ari. Namun Al/+alikiyah tidak
mengharuskan hal itu.
'.4. !engusa" e"ala Qang dimaksud dengan
mengusap adalah meraba
atau men&alankan tangan ke bagian yang diusap
dengan membasahi tangan sebelumnya dengan
air. #edangkan yang disebut kepala adalah mulai
dari batas tumbuhnya rambut di bagian depan
(dahi) ke arah belakang hingga ke bagian belakang
kepala.
Al/Canafyah mengatakan bah$a yang $a&ib
untuk diusap tidak semua bagian kepala,
melainkan sekadar sebagian kepala. Qaitu mulai
ubun/ubun dan di atas telinga.
#edangkan Al/+alikiyah dan Al/Canabilah
mengatakan bah$a yang di$a&ib diusap pada
bagian kepala adalah seluruh bagian kepala.
Bahkan Al/Canabilah me$a&ibkan untuk membasuh
&uga kedua telinga baik belakang maupun
depannya. #ebab menurut mereka kedua telinga
itu bagian dari kepala &uga.
#ebagaimana hadits yang diri$ayatkan !leh
(bnu +a&ah : .ua telinga itu bagian dari kepala.
Namun yang $a&ib hanya sekali sa&a, tidak tiga
kali.
Adapun Asy/#yafBiyyah mengatakan bah$a
yang $a&ib diusap dengan air hanyalah sebagian
dari kepala, meskipun hanya satu rambut sa&a.
.alil yang digunakan beliau adalah hadits Al/
+ughirah :
1$0

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
6ah!a "asulullah SA# ketika ber!udhu$
mengusap ubunubunnya dan imamahnya
(sorban yang melingkari kepala).
'.'. !en#u#i aki Hingga !ata aki +enurut
&umhur ulama, yang dimaksud dengan
hingga mata kaki adalah membasahi mata kakinya
itu &uga. #ebagaimana dalam masalah membahasi
siku tangan.
#eara khusus 0asulullah #A) mengatakan
tentang !rang yang tidak membasahi kedua mata
kakinya dengan sebutan elaka. 4elakalah kedua
mata kaki dari neraka.
'.2. Tartib Qang dimaksud dengan tartib adalah
mensuikan
angg!ta $udhu seara berurutan mulai dari yang
a$al hingga yang akhir. +aka membasahi angg!ta
$udhu seara aak akan menyala$i aturan $udhu.
Irutannya sebagaimana yang disebutan dalam
nash 9uran, yaitu $a&ah, tangan, kepala dan kaki.
Namun Al/Canafyah dan Al/+alikiyah tidak
merupakan bagian dari 2ardhu $udhuB, melainkan
hanya sunnah muakkadah. Akan halnya urutan
yang disebutkan di dalam Al/9uran, hal itu bagi
mereka tidaklah mengisyaratkan ke$a&iban
uruturutan. #ebab kata penghubunganya bukan
tsumma () yang bermakna : Gkemudian? atau
Gsetelah itu?.
#elain itu ada dalil dari Ali bin Abi Thalib yang
diri$ayatkan :
Aku tidak peduli dari mana aku mulai. (%".
AdDaru0uthuny)

1$1
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


6uga dari (bnu Abbas : idak mengapa memulai
dengan dua kaki sebelum kedua tangan.
(%". Ad-Daru0uthuny) Namun As/#yafBi dan Al/
Canabilah bersikeras
mengatakan bah$a tertib urutan angg!ta yang
dibasuh merupakan bagian dari 2ardhu dalam
$udhuB. #ebab demikianlah selalu datangnya
perintah dan !nt!h praktek $udhuBnya 0asulullah
#A). Tidak pernah diri$ayatkan bah$a beliau
ber$udhuB dengan terbalik/balik urutannya. .an
membasuh angg!ta dengan ara sekaligus semua
dibasahi tidak dianggap syah.
'.3. Al8!u4alat (Tidak Ter"utus) +aksud al/
mu$alat adalah tidak adanya &eda
yang lama ketika berpindah dari membasuh satu
angg!ta $udhuB ke angg!ta $udhuB yang lainnya.
Ikurannya menurut para ulama selama belum
sampai mengering air $udhuBnya itu.
*asus ini bisa ter&adi manakala sese!rang
ber$udhu lalu ternyata setelah selesai $udhuBnya,
barulah dia tersadar masih ada bagian yang belum
sepenuhnya basah !leh air $udhu. +aka menurut
yang me$a&ibkan al/mu$alat ini, tidak syah bila
hanya membasuh bagian yang belum sempat
terbasahkan. #ebaliknya, bagi yang tidak
me$a&ibkannya, hal itu bisa sa&a ter&adi.
'.=. Ad8%alk Qang dimaksud dengan ad/dalk
adalah
meng!s!kkan tangan ke atas angg!ta $udhu
setelah
1$2

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
dibasahi dengan air dan sebelum sempat kering.
Cal ini tidak men&adi ke$a&iban menurut &umhur
ulama, namun khusus Al/+alikiyah
me$a&ibkannya.
#ebab sekedar menguyurkan air ke atas
angg!ta tubuh tidak bisa dikatakan membasuh
seperti yang dimaksud dalam Al/9uran.
2. &unnah8sunnah 1udhu< Ada pun yang
termasuk perbuatan yang sunnah
dalam rangkaian ibadah $udhu antara lain
: 2.1. !en#u#i kedua tangan
+enui kedua tangan hingga pergelangan
tangan sebelum menelupkan tangan ke dalam
$adah air.
: ~
~- - : - : = : = ~ < -

: ; - ; -~ - : : : ; - =~ :
+ ` -- : : = ~ < : ` -
~ : - -- -~-
6ila salah seorang dari kalian bangun dari
tidurnya, hendaklah dia mencuci kedua
tangannya sebelum memasukkannya ke dalam
!adah air. Karena kalian tidak tahu dimana
tangannya semalam. (HR. Bu+har# !u"l#m
Ahma *a"a# 4bnu !a5ah Abu (au)
.alam ri$ayat lain disebutkan
D : ` : + :
_ -
-=
%ingga dia mencuci tangannya tiga kali.
+enurut pendapat yang lebih kuat, tidak harus
sampai menui tangannya tiga
kali.

1$$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Namun kalau menurut pendapat Al/Canabilah,
urusan menui kedua tangan ini men&adi $a&ib
hukumnya, yaitu buat mereka ber$udhu dan baru
bangun dari tidur di malam hari. #edangkan bila
$udhu yang bukan bangun dari tidur di malam
hari, menui kedua tangan tiga kali hukumnya
sunnah.
2.2. !emba#a basmalah sebelum
ber4udhu< .asarnya adalah hadits
berikut ini :
<
: , ~ .
,
: ` - ~ < -


=~ = -

: ; : = _
:2Segala urusan yang tidak dimulai di dalamnya
dengan bismillahirramanirrahim, maka utusan itu
terputus. 2.3. .erkumur dan Istins$a)
Berkumur adalah memasukkan air ke dalam
mulut dan dikeluarkan lagi. #edangkan istilah
istinsya$ adalah memasukkan air ke hidung
dengan tu&uan membersihkannya.
+engeluarkannya lagi disebut dengan istilah
istinstar.
Al-"aliki$ah dan As$-S$a%1i$ah mengatakan
bah$a hukum berkumur dalam $udhu adalah
sunnah bukan $a&ib. 6uga sunnah dalam rangkaian
mandi &anabah. .asarnya bah$a berkumur itu
bukan $a&ib tetapi sunnah adalah hadits berikut :
;
- ~ :
= :
6er!udhuGlah kamu sebagaimana Allah
perintahkan. (HR. A)-

MN Cadits yang dhai2
1$4

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
T#rm#,%)69 Cadits ini berlatar/belakang ada
se!rang dusun
yang tidak bisa shalat dan $udhu3. %antas
0asulullah #a$ menga&arkannya dengan singkat
tanpa berkumur, kemudian beliau #A)
memerintahkan baginya untuk ber$udhu seperti
itu, yaitu tanpa berkumur.
#elain itu &uga karena ayat tentang $udhu yang
menyebutkan ke$a&iban membasuh $a&ah,
dimana isi mulut bukan bagian dari $a&ah.
#ehingga tidak termasuk yang $a&ib untuk
dilakukan.
Al-Hanabilah mengatakan bah$a hukum
berkumur dalam $udhu adalah $a&ib.

: -~

+
: . ~ . : < ~ ~ ;
~-`~

- ;
~

: ` ~
Dari Aisyah radhiyallahuanha bah!a
"asulullah SA# bersabda,I6erkumur dan
istinsya0 pada !udhu adalah yang harus
dilakukan. (HR. A-(aruqu)hn%)
#elain itu ma8hab ini berdalil bah$a dari semua
ri$ayat hadits yang meneritakan teknis
$udhu3nya beliau #A), semuanya selalu disertai
dengan berkumur dan istinsyaq.
Al-Hana%$ah dan Al/Canabilah dalam salah
satu pendapatnya mengatakan bah$a berkumur
itu $a&ib untuk mandi &anabah tapi sunnah untuk
$udhu.

6 Al-mam An-Nawawi mengatakan bahwa hadits ini adalah dalil yang kuat
tentang kesunnahan wudhu

1$5
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


2.4. .ersi4ak Bersi$ak artinya membersihkan
gigi atau
mengg!s!knya. Bila dilakukan pada rangkaian
$udhu3, hukumnya sunnah bahkan sebagian
ulama mengatakan hukumnya sunnah
muakkadah.
.i antara dalil yang masyhur tentang
kesunnahan ber$udhu dengan mengg!s!k gigi
adalah hadits berikut ini :
: `
: : ~ : _ : -

<
+- `

= `

_ <
-,
Seandainya Aku tidak memberatkan ummatku
pastilah aku perintahkan mereka untuk
menggosok gigi setiap ber!udhuG. (HR.
Ahma)
2.'. !eresa"kan Air ke Jengg/t

, - : :

:
: : ~ : - : ~ = : :

-,
-= - = : --
= : : . - : : ~ :

O
Dari Anas radhiyallahuanhu bah!a )abi SA#
bila ber!udhu mengambil secukupnya dari air
ke ba!ah dagunya dan mesesapkan air ke
jenggotnya. 6eliau bersabda,I6eginilah
uhanku memerintahkanku. (HR. Abu (au)
2.2. !embasuh Tiga ali #elain mengusap
kepala, disunnahkan untuk
membasuh masing/masing angg!ta $udhu3
sebanyak tiga kali.
.alilnya adalah ketika 0asulullah #A)
ber$udhu dan membasuh masing/masing angg!ta
$udhu3 sekali, beliau mengatakan,
1$6

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
IIni adalah amal yang Allah S# tidak akan
menerimanya kecuali dengan cara iniI.
*emudian beliau $udhu dengan membasuh
angg!ta $udhu masing/masing dua kali dan
bersabda :
IIni yang membuat Allah melipatgandakan amal
dua kali lipatI *emudian beliau membasuh
masing/masing tiga
kali dan bersabda :
- :
~ - -

- --


Ini adalah !udhuGku dan !udhuGnya para nabi
sebelumku.(HR. A-(aruqu)hun%)
#edangkan untuk mengusap kepala tidak
disunnahkan melakukannya tiga kali, dengan dasar
hadits berikut ini :
:
- - :
_ ; ~ D
=

~ D
6eliau SA# ber!udhu dan mengusap
kepalanya sekali saja (HR. A)-T#rm#,%)
2.3. !embasahi seluruh ke"ala dengan air
Al/Canafyah dan Asy/#yaf3iyah mengatakan
bah$a disunnahkan untuk mengusap seluruh
bagian kepala dengan air, bukan mengguyurnya.
#edangkan Al/+alikiyah dan Al/Canabilah
me$a&ibkan untuk meratakan seluruh kepala ketika
mengusapnya.
4ara mengusap atau meratakan usapan ke
seluruh kepada dengan meletakkan kedua
tangan di

1$7
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


depan $a&ah, sambil menempelkan kedua &ari
telun&uk dan meletakkan ibu &ari pada pelipis. %alu
kedua tangan itu digerakkan mundur ke arah atas
dan belakang kepala. #etelah itu arah gerakan
kedua tangan itu dikembalikan lagi ke arah
semula.
2.=. !embasuh dua telinga Al/Canafyah, Al/
+alikiyah dan Asy/#yaf3iyah
mengatakan bah$a disunnahkan untuk
membasuh daun telinga luar dan dalam dengan
air yang baru. Cal itu karena 0asulullah #A)
mempraktekkannya.
2.>. !endahulukan anan .alilnya adalah
hadits yang shahih sebagai
berikut :
: ~
- ; -
: -~ : -

<

6ila kalian ber!udhu maka mulailah dari
bagian-bagian kananmu. (HR. Ahma/ Abu
(au/ 4bnu !a5ah/ 4bnu -hu,a#mah/ 4bnu
H#bban an Al-Ba#haq#)
: :
~ < . =-

- --
- -

+ : -

~ ; - <


"asulullah SA# itu suka mendahulukan bagian
kanan ketika memakai sendal, menyisir rambut
dan bersuci bahkan dalam semua kesempatan.
(HR. Bu+har# !u"l#m)
2.1?. Takhlil Qang dimaksud dengan takhlil
adalah takhlilul-
ashabi!, yaitu membasahi sela/sela &ari dengan air.
.alilnya adalah hadits berikut ini :
1$8

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
_

~ :
- ; =
- _


"atakanlah !udhu dan basahi sela-sela jari
dengan air. (HR. A)-T#rm#,%)
3. .ataln$a 1udhu6 Cal/hal yang bisa
membatalkan $udhu3 ada H
perkara. 3.1. eluarn$a &esuatu
,e4at emaluan.
Qang dimaksud kemaluan itu termasuk bagian
depan dan belakang. .an yang keluar itu bisa apa
sa&a termasuk benda air seperti air kening, mani,
$adi, ma8i atau apapun yang air. 6uga berupa
benda padat seperti k!t!ran, batu gin&al, aing
atau lainny. -endeknya apapun &uga benda gas
seperti kentut. *esemuanya itu bila keluar le$at
dua lubang qubul dan dubur, membuat $udhu3
yang bersangkutan men&adi batal.
3.2. Tidur Tidur yang bukan dalam p!sisi
tamakkun (tetap)
di atas bumi. .alilnya adalah sabda 0asulullah
#A)

- : ; ---
- = .
Siapa yang tidur maka hendaklah dia
ber!udhuG (%". Abu Daud dan Ibnu 'ajah)
Tidur yang membatalkan $udhu adalah tidur
yang membuat hilangnya kesadaran sese!rang.
Termasuk &uga tidur dengan berbaring atau

1$9
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


bersandar pada dinding. #edangkan tidur sambil
duduk yang tidak bersandar keuali pada
tubuhnya sendiri, tidak termasuk yang
membatalkan $udhu3 sebagaimana hadits
berikut :
s : -, : : . : : :
= .~ - : <
- : : ` - - : -
- - =_-
-
: ~+ : : : ~
= : _ ~+

.~
Dari Anas ra berkata bah!a para shahabat
"asulullah SA# tidur kemudian shalat tanpa
ber!udhuG (%". 'uslim) - Abu Daud
menambahkan , %ingga kepala mereka terkulai
dan itu terjadi di masa "asulullah SA#.
3.3. Hilang Akal Cilang akal baik karena mabuk
atau sakit.
#e!rang yang minum khamar dan hilang akalnya
karena mabuk, maka $udhu3 nya batal. .emikian
&uga !rang yang sempat pingsan tidak sadarkan
diri, &uga batal $udhu3nya. .emikian &uga !rang
yang sempat kesurupan atau menderita penyakit
ayan, dimana kesadarannya sempat hilang
beberapa $aktu, $udhu3nya batal. *alau mau
shalat harus mengulangi $udhu3nya.
3.4. !en$entuh emaluan .alilnya
adalah sabda 0asulullah #A) :

: ~ : - : ; -
- -- ~ -~
140

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
7;Siapa yang menyentuh kemaluannya maka
harus ber!udhu (%". Ahmad dan At-irmi&y)
-ara ulama kemudian menetapkan dari hadits ini
bah$a segala tindakan yang masuk dalam kriteria
menyentuh kemaluan mengakibatkan batalnya
$udhu. Baik menyentuh kemaluannya sendiri atau
pun kemaluan !rang lain. Baik kemaluan laki/laki
maupun kemaluan $anita. Baik kemaluan manusia
yang masih hidup atau pun kemauan manusia
yang telah mati (mayat). Baik kemaluan !rang
de$asa maupun kemaluan anak keil. Bahkan para
ulama memasukkan dubur sebagai bagian dari
yang &ika tersentuh membatalkan $udhu.
Namun para ulama mengeualikan bila
menyentuh kemaluan dengan bagian luar dari
telapak tangan, dimana hal itu tidak membatalkan
$udhu3.
3.'. !en$entuh kulit la4an jenis +enyentuh
kulit la$an &enis yang bukan mahram
(ma8hab As/#yaf3iyah) termasuk hal yang
membatalkan $udhu.
.i dalam ma8hab Asy/#yaf3iyah, menyentuh
kulit la$an &enis yang bukan mahram termasuk
yang membatalkan $udhu3. Namun hal ini
memang sebuah bentuk khila2 di antara para
ulama. #ebagian mereka tidak memandang
demikian.
#ebab perbedaan pendapat mereka didasarkan
Al-ukhari mengmentari hadits ini sebagai hadits yang paling shahih
dalam masalah ini an Al-akim mengatakan bahwa hadits ini shahih
berdasarkan syarat dari ukhari dan Muslim

141
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


pada pena2siran ayat Al/9uran yaitu :
< - :
-= < -~ <
- = : < - <
-+ < < - : ` = `-

<
-+ < - `=

- `_
-
<
: < -

< '-
- -+ <
< - = :

`-
: +

- ; = `-

< '- -
< =

< -

: ` =
< - : _ = : ` : +

- ;
= ; - < -

~-

< - :
--`=

-
; ~ - : < : ` : R


- : ~ ~ : ` : : : =-

~
< :
%ai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan
junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga
kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang
dalam musa@r atau datang dari tempat buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik . sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah 'aha HemaGa+ lagi 'aha
Hengampun. (*S. An-)isa , ?()
a. Pendapat /an "embatalkan #ebagian
ulama mengartikan kata Gmenyentuh?
sebagai kiasan yang maksudnya adalah &imaB
(hubungan seksual). #ehingga bila hanya sekedar
bersentuhan kulit, tidak membatalkan $uhuB.
Ilama kalangan As/#yafBiyah enderung
mengartikan kata Gmenyntuh? seara harfyah,
sehingga menurut mereka sentuhan kulit antara
laki/
142

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
laki dan $anita yang bukan mahram itu
membatalkan $udhuB.
+enurut mereka, bila ada kata yang
mengandung dua makna antara makna hakiki
dengan makna kiasan, maka yang harus
didahulukan adalah makna hakikinya. *euali ada
dalil lain yang menun&ukkan perlunya
menggunakan pena2siran seara kiasan.
.an (mam Asy/#yafBi nampaknya tidak
menerima hadits +aBbad bin Nabatah dalam
masalah menium.
Namun bila ditin&au lebih dalam
pendapatpendapat di kalangan ulama #yafBiyah,
maka kita &uga menemukan beberapa perbedaan.
+isalnya, sebagian mereka mengatakan bah$a
yang batal $udhuBnya adalah yang senga&a
menyentuh, sedangkan yang tersentuh tapi tidak
senga&a menyentuh, maka tidak batal $udhuBnya.
6uga ada pendapat yang membedakan antara
sentuhan dengan la$an &enis n!n mahram dengan
pasangan (suami istri). +enurut sebagian mereka,
bila sentuhan itu antara suami istri tidak
membatalkan $udhuB.
b. Pendapat /an Tidak "embatalkan .an
sebagian ulama lainnya lagi memaknainya
seara harfyah, sehingga menyentuh atau
bersentuhan kulit dalam arti fsik adalah termasuk
hal yang membatalkan $udhuB. -endapat ini
didukung !leh Al/Canafyah dan &uga semua sala2
dari kalangan shahabat.
#edangkan Al/+alikiyah dan &umhur
pendukungnya mengatakan hal sama keuali bila

14$
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


sentuhan itu dibarengi dengan syah$at (lazzah),
maka barulah sentuhan itu membatalkan $udhuB.
-endapat mereka dikuatkan dengan adanya
hadits yang memberikan keterangan bah$a
0asulullah #A) pernah menyentuh para istrinya
dan langsung menger&akan shalat tanpa
ber$udhuB lagi.
Dari %abib bin Abi sabit dari Cr!ah dari
Aisyah ra dari )abi SA# bah!a "asulullah
SA# mencium sebagian istrinya kemudian
keluar untuk shalat tanpa ber!udhu$A. =alu
ditanya kepada Aisyah,ASiapakah istri yang
dimaksud kecuali anda <A. =alu Aisyah terta!a.(
%". urmu&i Abu Daud, An-)asai,
Ibnu 'ajah dan Ahmad).
144

Bab 5
Tayammum
1.
Pengertian
#eara bahasa, tayammum itu maknanya
adalah (-~) al-$ashdu yaitu bermaksud.
#edangkan seara syarBi maknanya adalah
bermaksud kepada tanah atau penggunaan
tanah untuk bersui dari hadats keil maupun
hadats besar. 4aranya dengan menepuk/nepuk
kedua tapak tangan ke atas tanah lalu diusapkan
ke $a&ah dan kedua tangan dengan niat untuk
bersui dari hadats.

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Tayammum ber2ungsi sebagai pengganti
$udhuB dan mandi &anabah sekaligus. .an itu
ter&adi pada saat air tidak ditemukan atau pada
k!ndisi/k!ndisi lainnya yang akan kami sebutkan.
+aka bila ada sese!rang yang terkena &anabah,
tidak perlu bergulingan di atas tanah, melainkan
ukup baginya untuk bertayammum sa&a. *arena
tayammum bisa menggantikan dua hal sekaligus,
yaitu hadats keil dan hadats besar.
2. !as$ru<i$ah #yariat Tayammum dilandasi
!leh dalil/dalil
syarBi baik dari Al/9uran, #unnah dan
(&maB. 2.1. %alil Al8@uran
Allah #)T telah berfrman di dalam Al/9uran
Al*ariem tentang keb!lehan bertayammum pada
k!ndisi tertentu bagi umat (slam.
~-


+ - : - ; ; - - : ` ; '
; ~ : - _-, = : ~
-- : : : `

; < -- _
- = -

, ~

= : `
: < < - - - <
: '-= ; < ~ = :
-= : , : _ ~ : : _
- : ` - - : - ; ~-
: : - - : -

~ ;
~~ < - =

; = :
< : : R

< ~-

- : <
:
%ai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan
junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga
kamu mandi. Dan jika kamu sakit
146

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
atau sedang dalam musa@r atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat
air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik . sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah 'aha Hema$a+ lagi 'aha
Hengampun.(*S. An-)isa , 1()
2.2. %alil &unnah #elain dari Al/9uran Al/
*ariem, ada &uga
landasan syariah berdasarkan sunnah 0asulullah
#A) yang men&elaskan tentang pensyariatan
tayammum ini.
s : O < : : ~ : . :
: . : =

: `- < +

- ~ : + : : -
~ : : - = D ` < -

: ` < : ~- ~
- ~ - : + - -
~
Dari Abi Cmamah ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,Ielah dijadikan tanah seluruhnya
untukkku dan ummatku sebagai masjid dan
pensuci. Dimanapun shalat menemukan
seseorang dari umatku, maka dia punya masjid
dan media untuk bersci. (%". Ahmad 8 , ?12)
2.3. Ijma< #elain Al/9uran dan #unnah,
tayammum &uga
dikuatkan dengan landasan i&maB para ulama
muslimin yang seluruhnya bersepakat atas
adanya masyru#iyah tayammum sebagai
pengganti $udhuB.
3. Ta$ammum husus !ilik 5mat
!uhammad &A1 #alah satu kekhususan umat
Nabi +uhammad
#A) dibandingkan dengan umat lainnya adalah

147
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


disyariatkannya tayammum sebagai pengganti
$udhuB dalam k!ndisi tidak ada air atau tidak
mungkin bersentuhan dengan air.
.i dalam agama sama$i lainnya, tidak pernah
Allah #)T mensyariatkan tayammum. 6adi
tayammum adalah salah satu iri agama (slam
yang unik dan tidak ditemukan bandingannya di
dalam Nasrani atau Qahudi.
s

: : ~+ :

: ~

= : . :

: ~ = : + : = - :
~= =-

- < : -
`

-
+ : ~
`

- : = , +~ - :
: - : : , = ~ : `
- ; : < -
Dari 4abir bin Abdillah radhiyallahu Eanhu
bah!a )abi SA# bersabda,AAku diberikan
lima perkara yang tidak diberikan kepada
seorang nabi sebelumku , Aku ditolong
dengan dimasukkan rasa takut sebulan
sebelumnya, dijadikan tanah sebagai masjid
dan media bersuci, sehingga dimanapun
!aktu shalat menemukan seseorang, dia bisa
melakukannya. (%". 6ukhari dan 'uslim)
4. Hal8hal +ang !emb/lehkan Ta$ammum
4.1. Tidak Adan$a Air .alam k!ndisi tidak ada
air untuk ber$udhuB
atau mandi, sese!rang bisa melakukan
tayammum dengan tanah. Namun ketiadaan air
itu harus dipastikan terlebih dahulu dengan ara
mengusahakannya. Baik dengan ara menarinya
148

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
atau membelinya. .an sebagaimana yang telah
dibahas pada bab
air, ada banyak &enis air yang bisa digunakan
untuk bersui termasuk air hu&an, embun, es,
mata air, air laut, air sungai dan lain/lainnya. .an
di 8aman sekarang ini, ada banyak air kemasan
dalam b!t!l yang di&ual di pinggir &alan, semua itu
membuat ketiadaan air men&adi gugur.
Bila sudah diusahakan dengan berbagai ara
untuk mendapatkan semua &enis air itu namun
tetap tidak berhasil, barulah tayammum dengan
tanah dib!lehkan.
.alil yang menyebutkan bah$a ketiadaan air
itu memb!lehkan tayammum adalah hadits
0asulullah #A) berikut ini :
s ~ : =-
,
: : . < _ .~ ~ : ,
: _ `

: : ~ -

=
,

.
,
- : : - : . = : ; -
: : .
:
- = : < : ` : - : .
-= -~ : - - ; -=
-
- -
Dari Imran bin %ushain ra berkata bah!a kami
pernah bersama "asulullah SA# dalam sebuah
perjalanan. 6elaiu lalu shalat bersama orang-
orang. iba-tiba ada seorang yang
memencilkan diri (tidak ikut shalat). 6eliau
bertanya,IApa yang menghalangimu shalat <I.
Frang itu menja!ab,IAku terkena janabahI.
6eliau menja!ab,IKunakanlah tanah untuk
tayammum dan itu sudah cukupI. (%". 6ukhari
(11 'uslim :2?)
Bahkan ada sebuah hadits yang menyatakan

149
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


bah$a selama sese!rang tidak mendapatkan air,
maka selama itu pula dia b!leh tetap
bertayammum, meskipun dalam &angka $aktu
yang lama dan terus menerus.
s : :O ~ : : . =---
: ~ - : : ~ < . s
,

: < - - + : : ---
: < -

; - - : = : : ~ : : .
= < ` = : : . < - : -
: : - <

O :
- : - : .

- ~ : +

~ :
- ~ : - ~ ~

- - - ~
` -~
Dari Abi D&ar ra bah!a "asulullah SA#
bersabda,Ianah itu mensucikan bagi orang
yang tidak mendapatkan air meski selama -;
tahunI. (%". Abu Daud, irmi&i, )asa$i,
Ahmad).
4.2. &akit *!ndisi yang lainnya yang
memb!lehkan
sese!rang bertayammum sebagai penggati
$udhuB adalah bila sese!rang terkena penyakit
yang membuatnya tidak b!leh terkena air. Baik
sakit dalam bentuk luka atau pun &enis penyakit
lainnya.
Tidak b!leh terkena air itu karena ditakutnya
akan semakin parah sakitnya atau terlambat
kesembuhannya !leh sebab air itu. Baik atas
dasar pengalaman pribadi maupun atas ad1is dari
d!kter atau ahli dalam masalah penyakit itu. +aka
pada saat itu b!leh baginya untuk bertayammum.
.alilnya adalah hadits 0asulullah #A) berikut
ini :
150

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah

,=

: : . : == ~ : , :
: = D ` = :
~ ; ~ < = - : :
: : . : = - ; - ~ :


= D
s-- ~ : : - < ` - ~ : =
= D : -- - ; ~- :
_ - : ; - : : ~ - : : ~ :
~ _

.~ : =
: ~ = : : - : . : - < - : - : + :
: ` ~ : < : ~ : - : ~ :

-
~~ : -

. ~-- - ; : -

; -
: : ~ - = _ = : -

- D : =

~- = -

~ :


- + - : _~- <
-
~=
Dari 4abir ra berkata,IKami dalam perjalanan,
tiba-tiba salah seorang dari kami tertimpa batu
dan pecah kepalanya. )amun (ketika tidur) dia
mimpi basah. =alu dia bertanya kepada
temannya,IApakah kalian membolehkan aku
bertayammum <I. eman-temannya
menja!ab,IKami tidak menemukan keringanan
bagimu untuk bertayammum. Sebab kamu bisa
mendapatkan airI. =alu mandilah orang itu dan
kemudian mati (akibat mandi). Ketika kami
sampai kepada "asulullah SA# dan
menceritakan hal itu, bersabdalah
beliau,I'ereka telah membunuhnya, semoga
Allah memerangi mereka. 'engapa tidak
bertanya bila tidak tahu < Sesungguhnya obat
kebodohan itu adalah bertanya. Jukuplah
baginya untuk tayammum ...(%". Abu Daud
((:, Ad-Daru0uthuny 7-9).
4.3. &uhu &angat %ingin .alam k!ndisi yang
teramat dingin dan menusuk
tulang, maka menyentuh air untuk ber$udhu
adalah sebuah siksaan tersendiri. Bahkan bisa

151
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


menimbulkan madharat yang tidak keil. +aka
bila sese!rang tidak mampu untuk memanaskan
air men&adi hangat $alaupun dengan
mengeluarkan uang, dia dib!lehkan untuk
bertayammum.
.i beberapa tempat di muka bumi, terkadang
musim dingin bisa men&adi masalah tersendiri
untuk ber$udhuB, &angankan menyentuh air,
sekedar tersentuh benda/benda di sekeliling pun
rasanya amat dingin. .an k!ndisi ini bisa
berlangsung beberapa bulan selama musim
dingin.
Tentu sa&a tidak semua !rang bisa memiliki alat
pemasan air di rumahnya. Canya kalangan
tertentu yang mampu memilikinya. #elebihnya
mereka yang kekurangan dan tinggal di desa atau
di $ilayah yang kekurangan, akan mendapatkan
masalah besar dalam ber$udhuB di musim dingin.
+aka pada saat itu bertayammum men&adi b!leh
baginya.
.alilnya adalah ta$rir 0asulullah #A) saat
peristi$a beliau melihat suatu hal dan
mendiamkan,
tidak menyalahkannya.

= - : ~ - : - : , , ~ ~ -
~ : : ~ : ; - - ; - ;
- : : - : : = --~~ - <
- - : = O : ` : _

:
: ~ : ~
s_ ~ . : ~ : : ~

= :
: : - : . - ~ -- :
= = : --= - : < - ;
- : ~ : - : : . - : ) : `
-
; - - < : - < < : : <

=
- )~ : --~~ - < - -
: = = ~ <

. R - ~
_ : - < - ; ~ - D
152

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Dari Amru bin Al-$Ash ra bah!a ketika beliau
diutus pada perang D&atus Salasil berakta,IAku
mimpi basah pada malam yang sangat dingin.
Aku yakin sekali bila mandi pastilah celaka.
'aka aku bertayammum dan shalat shubuh
mengimami temantemanku. Ketika kami tiba
kepada "asulullah SA#, mereka menanyakan
hal itu kepada beliau. =alu beliau
bertanya,I#ahai Amr, Apakah kamu mengimami
shalat dalam keadaan junub <I. Aku
menja!ab,IAku ingat @rman Allah L4anganlah
kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya
Allah 'aha Hengasih kepadamuM, maka aku
tayammum dan shalatI. ('endengar itu)
"asulullah SA# terta!a dan tidak berkata apa-
apa. (%". Ahmad, Al-hakim, Ibnu %ibban dan
Ad-Daru0uthuny).
4.4. Air Tidak Terjangkau *!ndisi ini sebenarnya
bukan tidak ada air. Air
ada tapi tidak bisa di&angkau. +eskipun ada air,
namun bila untuk mendapatkannya ada resik! lain
yang menghalangi, maka itupun termasuk yang
memb!lehkan tayammum.
+isalnya takut bila dia pergi mendapatkan air,
takut barang/barangnya hilang, atau beresik!
nya$a bila mendapatkannya. #eperti air di dalam
&urang yang dalam yang untuk mendapatkannya
harus turun tebing yang ter&al dan beresik! pada
nya$anya.
Atau &uga bila ada musuh yang menghalangi
antara dirinya dengan air, baik musuh itu dalam
bentuk manusia atau pun he$an buas. Atau bila
air ada di dalam sumur namun dia tidak punya
alat untuk menaikkan air. Atau bila sese!rang
men&adi ta$anan yang tidak diberi air keuali
hanya untuk minum.

15$
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


4.'. Air Tidak Auku" *!ndisi ini &uga tidak
mutlak ketiadaan air. Air
sebenarnya ada namun &umlahnya tidak
menukupi. #ebab ada kepentingan lain yang &auh
lebih harus didahulukan ketimbang untuk $udhuB.
+isalnya untuk menyambung hidup dari kehausan
yang sangat.
Bahkan para ulama mengatakan meski untuk
memberi minum seek!r an&ing yang kehausan,
maka harus didahulukan memberi minum an&ing
dan tidak perlu ber$udhuB dengan air. #ebagai
gantinya, bisa melakukan tayammum dengan
tanah.
4.2. Habisn$a 1aktu .alam k!ndisi ini, air ada
dalam &umlah yang
ukup dan bisa ter&angkau. Namun masalahnya
adalah $aktu shalat sudah hampir habis. Bila
diusahakan untuk mendaptkan air, diperkirakan
akan kehilangan $aktu shalat. +aka saat itu demi
menge&ar $aktu shalat, b!lehlah bertayammum
dengan tanah.
'. Tanah +ang .isa %i"akai Ta$ammum
.ib!lehkan bertayammum dengan menggunakan
tanah yang sui dari na&is. .an semua tanah pada
dasarnya sui. Tanah itu bukan benda na&is dan
tidak akan berubah men&adi na&is keuali nyata/
nyata terkena atau terampur benda na&is.
#ebab di dalam Al/9uran disebutkan dengan
istilah sha`idan thayyiba ( - -~ ) yang artinya
disepakati ulama sebagai apapun yang men&adi
154

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
permukaan bumi, baik tanah atau se&enisnya. -ara
ulama mengatakan bah$a apa pun yang
men&adi permukaan tanah, baik itu tanah merah,
tanah liat, padang pasir, bebatuan, aspal, semen
dan segalanya, termasuk dalam kateg!ri tanah
yang sui.
Qang tidak b!leh digunakan adalah tanah yang
tidak sui. +isalnya, tanah yang mengandung
na&is bekas kubangan dan tempat penampungan
k!t!ran manusia atau he$an.
2. Aara Ta$ammum Ada dua 1ersi tata ara
tayammum yang berbeda
di tengah para ulama. -erbedaan itu terkait
dengan &umlah tepukan, apakah sekali tepukan
atau dua kali. .an &uga perbedaan dalam
menetapkan batasan tangan yang harus diusap.
-erbedaan ini didasarkan pada ta!arudh al-atsar
(perbedaan nash) dan &uga perbedaan dalam
menggunakan qiyas.
2.1. Aara Pertama Al/Canafyah dan Asy/
#yaf3iyah dalam qaul
51&adidnya mengatakan bah$a tayammum itu
terdiri dari dua tepukan. Tepukan pertama untuk
$a&ah dan tepukan kedua untuk kedua tangan
hingga siku.

: O < : ~ :
: : . --~
-

1 Al-adai' jilid 1 halaman 46 Tabyinul aqaiq jilid 1 halaman 3 Al-
Muhadzdzab jilid 1 halaman 32

155
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %

= ; =


< -~ -

:
: : - -


Dari Abi Cmamah dan Ibni Cmar
radhiyallahuanhuma bah!a )abi SA#
bersabda,Iayammum itu terdiri dari dua
tepukan. epukan pada !ajah dan tepukan
pada kedua tangan hingga siku. (HR. Ahma
an Abu (au)
+eski ada yang mengatakan hadits ini dhai2,
namun bah$a siku itu &uga harus terkena
tayammum, tidak semata/mata didasarkan pada
hadits ini sa&a.
.alil lainnya adalah karena tayammum itu
pengganti $udhu. *etika membasuh tangan
dalam $udhu diharuskan sampai ke siku, maka
ketika menepuk tangan di saat tayammum, siku
pun harus ikut &uga.
2.2. Aara edua +enurut Al/+alikiyah dan Al/
Canabilah5', termasuk &uga penapat Asy/syaf3iyah
dalam qaul qadimnya, tayammum itu hanya
terdiri dari satu tepukan sa&a, yang dengan satu
tepukan itu diusapkan ke $a&ah langsung ke
tangan hingga kedua pergelangan, tidak sampai
ke siku.
.alilnya adalah sabda 0asulullah #A) :

~ : : : .
--~ = =

~ = ;
=

-~-


Dari Ammar radhiyallahu anhu bah!a )abi
SA# berkata
2 Asy-yahush-shaghir jilid 1 halaman 14-1 Al-Qawanin Al-Fiqhiyah jilid
1halaman 3 Al-Mughni jilid 1 halaman244-24 Kasysyaf Al-Qinna jilid 1
halaman 2-2
156

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
tentang tayammum,IStu kali tepukan di !ajah
dan kedua tangan. (HR. Ahma an A"habu"-
"#))ah)
.i dalam hadits ini memang tidak seara tegas
disebutkan batas tangan yang harus diusap.
*etegasan batasan itu &ustru terdapat di dalam
hadits lain yang sudah disinggung sebelumnya.
s ~ : : . : : = - :
: : : - : - -~ ; -
-~ - - : : ~ : - : ~ =
s : : - : . -~ - ; -= - : : ~
: ` -


- : _

+-

~ < _

+ ~ =+ : - - - - . =
: - ~ : : - ; -= : ;

: -

= -

< -
< _ +-

~ < - ~ _

+ ~
=+= : - = :
-

- ~=
Dari Ammar ra berkata,IAku mendapat
janabah dan tidak menemukan air. 'aka aku
bergulingan di tanah dan shalat. Aku
ceritakan hal itu kepada )abi SA# dan beliau
bersabda,IJukup bagimu seperti ini , lalu
beliau menepuk tanah dengan kedua tapak
tangannya lalu meniupnya lalu diusapkan ke
!ajah dan kedua tapak tangannya. (%".
6ukhari dan 'uslim)
.alam la2ad8 lainnya disebutkan : Jukup
bagimu untuk menepuk tanah lalu kamu tiup
dan
usapkan keduanya ke !ajah dan kedua tapak
tanganmu hingga pergelangan. (%". Ad-
Daru0uthuny)
3. .ataln$a Ta$ammum
3.1. &egala +ang !embatalkan
1udhu<

157

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#egala yang membatalkan $udhuB sudah tentu
membatalkan tayammum. #ebab tayammum
adalah pengganti dari $udhuB. +aka segala yang
membatalkan $udhu, seara !t!matis men&adi hal
yang &uga membatalkan tayammum.
.i antaranya terkena na&is, keluarnya sesuatu
le$at kemaluan, tidur, hilang akal, menyentuh
kemaluan dan sentukan kulit lain &enis yang bukan
mahram dalam pendapat Asy/#yaf3iyah.
3.2. %itemukann$a Air Bila ditemukan air, maka
tayammum seara
!t!matis men&adi gugur. Qang harus dilakukan
adalah ber$udhu dengan air yang baru sa&a
ditemukan.
Qang &adi masalah bila sese!rang bertayammum
lalu shalat dan telah selesai dari shalatnya, tiba/
tiba dia mendapatkan air dan $aktu shalat masih
ada. Apa yang harus dilakukannya ,
-ara ulama mengatakan bah$a tayammum dan
shalatnya itu sudah syah dan tidak perlu untuk
mengulangi shalat yang telah dilaksanakan. #ebab
tayammumnya pada saat itu memang benar,
lantaran memang saat itu dia tidak menemukan
air. #ehingga bertayammumnya sah. .an
shalatnya pun sah karena dengan bersui
tayammum. Apapun bah$a setelah itu dia
menemukan air, ke$a&ibannya untuk shalat sudah
gugur.
Namun bila dia tetap ingin mengulangi
shalatnya, dibenarkan &uga. #ebab tidak ada
larangan untuk melakukannya. .an kedua kasus
itu pernah ter&adi bersamaan pada masa
0asulullah #A).
158

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah

: O ~ ~-
,
< ~ : : . =
_ = :

` ~ : , : =-


: ` < : - +~ -

:
--~~ -~ : - :
- < = ~
s : -

; - : : : =~-
~ - : ` : : -


~ `= < : -- ~ :

. : : ~ :
: ~ = : : : - : .

~ : - ~ :
- : = ; -=
: ` -= : : . ~ - :
: : =
`
=
-
Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bah!a ada
dua orang bepergian dan mendapatkan !aktu
shalat tapi tidak mendapatkan air. 'aka
keduanya bertayammum dengan tanah yang
suci dan shalat. Selesai shalat keduanya
menemukan air. 'aka seorang diantaranya
ber!udhu dan mengulangi shalat, sedangkan
yang satunya tidak. Kemudian keduanya
datang kepada "asulullah SA# dan
menceritakan masalah mereka. 'aka
"asulullah SA# berkata kepada yang tidak
mengulangi shalat,IKamu sudah sesuai dengan
sunnah dan shalatmu telah memberimu
pahalaI. Dan kepada yang mengulangi
shalat,ICntukmu dua pahalaI. (HR. Abu (au
$$8 an An*a"a7# 4$1)
3.3 Hilangn$a Penghalang Bila halangan
untuk mendapatkan air sudah tidak
ada, maka batallah tayammum.
159

Bab N
+andi
6anabah
1. Pengertian +andi dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah
al-ghusl (). *ata ini memiliki makna yaitu
menuangkan air ke seluruh tubuh.
#edangkan seara istilah, para ulama
menyebutkan defnisinya yaitu :
!" # $%& '(
'emakai air yang suci pada seluruh badan
dengan tata cara

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


tertentu dengan syarat-syarat dan rukun-
rukunnya.7( Adapun kata 6anabah dalam bahasa
Arab
bermakna &auh (

~) dan la$an dari dekat ( ~


-

).
#edangkan seara istilah fqih, kata &anabah ini
menurut Al/(mam An/Na$a$i rahimahullah
berarti :
')& !* + , #-
. $ /. $ 0 1
714anabah secara syarGi dikaitkan dengan
seseorang yang keluar mani atau melakukan
hubungan suami istri, disebut bah!a
seseorang itu junub karena dia menjauhi
shalat, masjid dan membaca Al-*uran serta
dijauhkan atas hal-hal tersebut. +andi 6anabah
sering &uga disebut dengan istilah
3mandi $a&ib3. +andi ini merupakan tataara ritual
yang bersi2at ta#abbudi dan bertu&uan
menghilangkan
hadats besar. 2. Hal8hal +ang
!e4ajibkan !andi Janabah
-ara ulama menetapkan paling tidak ada M hal
yang me$a&ibkan sese!rang untuk mandi &anabah.
Tiga hal di antaranya dapat ter&adi pada laki/laki
dan perempuan. Tiga lagi sisanya hanya ter&adi
pada perempuan.
2.1. eluar !ani *eluarnya air mani
menyebabkan sese!rang
mendapat &anabah, baik dengan ara senga&a
43
Kasysyaf Al-Qinna' jilid 1 halaman 13 Al-
Majmu' jilid 2 halaman1
162

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
(masturbasi) atau tidak. .asarnya adalah sabda
0asulullah #A) berikut ini :
-

~ ;
-

~, ~

: : . : < . ~ : . :
- ~ ;

- ~ ;

< : s
Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bah!a
"asulullah SA# bersabda,ISesungguhnya air
itu (ke!ajiban mandi) dari sebab air (keluarnya
sperma). (%". 6ukhari dan 'uslim)
Namun ada sedikit berbedaan pandangan
dalam hal ini di antara para 2uqaha3.
+a8hab Al/Canafyah, Al/+alikiyah dan
AlCanabilah mensyaratkan keluarnya mani itu
karena syah$at atau d!r!ngan ge&!lak na2su, baik
keluar dengan senga&a atau tidak senga&a. Qang
penting, ada d!r!ngan syah$at seiring dengan
keluarnya mani. +aka barulah di$a&ibkan mandi
&anabah.
5H#edangkan ma8hab Asy/syaf3iyah memutlakkan
keluarnya mani, baik karena syah$at atau pun
karena sakit, semuanya tetap me$a&ibkan mandi
&anabah. #edangkan air mani laki/laki itu sendiri
punya iri
khas yang membedakannya dengan $adi dan
ma8i : .ari ar!manya, air mani memiliki ar!ma
seperti
ar!ma 3a&in (ad!nan r!ti). .an seperti telur bila
telah mengering.
*eluarnya dengan ara memanar,
sebagaimana frman Allah #)T :
0asa le8at ketika keluar dan setelah itu
syah$at
Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah jilid 16
halaman 4

16$

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


&adi mereda.
+ani )anita
, ~

- ~

U V - `

- ~

. -

@ !

@
= -

- ~

. -

@
W
-


Dari Cmmi Salamah radhiyallahu anha bah!a
Cmmu Sulaim istri Abu halhah bertanya,I3a
"asulullah, sungguh Allah tidak mau dari
kebenaran, apakah !anita !ajib mandi bila
keluar mani< "asulullah SA# menja!ab,I3a,
bila dia melihat mani keluarI. (%". 6ukhari dan
'uslim)
Cadits ini menegaskan bah$a $anita pun
mengalami keluar mani, bukan hanya laki/laki.
2.2. .ertemun$a %ua emaluan Qang
dimaksud dengan bertemunya dua
kemaluan adalah kemaluan laki/laki dan kemaluan
$anita. .an istilah ini disebutkan dengan maksud
persetubuhan (jima!). .an para ulama membuat
batasan : dengan lenyapnya kemaluan
(masuknya) ke dalam faraj $anita, atau 2ara&
apapun baik 2ara& he$an.
Termasuk &uga bila dimasukkan ke dalam dubur,
baik dubur $anita ataupun dubur laki/laki, baik
!rang de$asa atau anak keil. Baik dalam
keadaan hidup ataupun dalam keadaan mati.
#emuanya me$a&ibkan mandi, di luar larangan
perilaku itu.
Cal yang sama berlaku &uga untuk $anita,
dimana bila 2ara&nya dimasuki !leh kemaluan
lakilaki, baik de$asa atau anak keik, baik
kemaluan manusia maupun kemaluan he$an, baik
dalam
164

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
keadaan hidup atau dalam keadaan mati,
termasuk &uga bila yang dimasuki itu duburnya.
#emuanya me$a&ibkan mandi, di luar masalah
larangan perilaku itu.
#emua yang disebutkan di atas termasuk hal/
hal yang me$a&ibkan mandi, meskipun tidak
sampai keluar air mani. .alilnya adalah sabda
0asulullah #A) berikut ini :
s - ~ : +
: ~ : . : : . : ~ ; - : _ - :
- : - :

- < - :
=- < : ; - : -
~ < .

: ; -
;
Dari Aisyah ra berkata bah!a "asulullah SA#
bersabda,I6ila dua kemaluan bertemu atau
bila kemaluan menyentuh kemaluan lainnya,
maka hal itu me!ajibkan mandi janabah. Aku
melakukannya bersama "asulullah SA# dan
kami mandi.
s : . : : - -

:
: . : < . ~ : ~ _ `

~ - : = ;
-= ~ : - : ~-+= < <
: -
- :
/


: ; : ;

; .

- ;
Dari Abi %urairah ra berkata bah!a "asulullah
SA# bersabda,I6ila seseorang duduk di antara
empat cabangnya kemudian bersungguh-
sungguh (menyetubuhi), maka sudah !ajib
mandi. (%". 'utta+a0un Galaihi).
Dalam ri!ayat 'uslim disebutkan , I'eski pun
tidak keluar maniI
2.3.
!eninggal

165

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#ese!rang yang meninggal, maka $a&ib atas
!rang lain yang masih hidup untuk memandikan
&ena8ahnya. .alilnya adalah sabda Nabi #a$
tentang !rang yang sedang ihram tertimpa
kematian :
;
<

- -~,
~ ~,
"asulullah SA# bersabda,I'andikanlah
dengan air dan daun bidara$. (%". 6ukhari dan
'uslim)
2.4. Haidh Caidh atau menstruasi adalah
ke&adian alamiyah
yang $a&ar ter&adi pada se!rang $anita dan
bersi2at rutin bulanan. *eluarnya darah haidh itu
&ustru menun&ukkan bah$a tubuh $anita itu sehat.
.alilnya adalah frman Allah #)T dan &uga sabda
0asulullah #A) :
=
- < : -

- ; < - :
, D ~ : - ; < =-

~ ; : ` =-

~ ;
: + ; = - _-= - ;
--

- - ; : : + : = -
: ~ :
< - -
= =-

- - =-

-
R

R < : -

+ :
=- ~ ;
'ereka bertanya kepadamu tentang haid.
Katakanlah, I%aid itu adalah kotoranI. Fleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari !anita di !aktu haid. dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang tobat dan menyukai orang-
orang yang menyucikan diri. (*S. Al6a0arah ,
???)
166

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
: ~ :
; : - : - : ~ : ` : : : ~ : ~
- - : ~ - : ; =
~ - - -
)abi SA# bersabda,$Apabila haidh tiba,
tingalkan shalat, apabila telah selesai (dari
haidh), maka mandilah dan shalatlah. (%"
6ukhari dan 'uslim)
2.'. -i9as Ni2as adalah darah yang keluar dari
kemaluan
se!rang $anita setelah melahirkan. Ni2as itu
me$a&ibkan mandi &anabah, meski bayi yang
dilahirkannya itu dalam keadaan mati. Begitu
berhenti dari keluarnya darah sesudah persalinan
atau melahirkan, maka $a&ib atas $anita itu untuk
mandi &anabah.
Cukum ni2as dalam banyak hal, lebih sering
mengikuti hukum haidh. #ehingga se!rang yang
ni2as tidak b!leh shalat, puasa, tha$a2 di
baitullah, masuk mas&id, membaa Al/9uran,
menyentuhnya, bersetubuh dan lain sebagainya.
2.2. !elahirkan #e!rang $anita yang
melahirkan anak, meski
anak itu dalam keadaan mati, maka $a&ib atasnya
untuk melakukan mandi &anabah. Bahkan meski
saat melahirkan itu tidak ada darah yang keluar.
Artinya, meski se!rang $anita tidak mengalami
ni2as, namun tetap $a&ib atasnya untuk mandi
&anabah, lantaran persalinan yang dialaminya.
#ebagian ulama mengatakan bah$a !illat atas
$a&ib mandinya $anita yang melahirkan adalah

167
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


karena anak yang dilahirkan itu pada hakikatnya
adalah mani &uga, meski sudah berubah $u&ud
men&adi manusia.
.engan dasar itu, maka bila yang lahir bukan
bayi tapi &anin sekalipun, tetap di$a&ibkan mandi,
lantaran &anin itu pun asalnya dari mani.
3. :ardhu !andi Janabah Intuk melakukan
mandi &anabah, maka ada dua
hal yang harus diker&akan karena merupakan
rukunLp!k!k:
3.1. -iat
-
- `

< . ~
`

~-
Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya.
(%" 6ukhari dan 'uslim)
3.2. !enghilangkan -ajis +enghilangkan na&is
dari badan sesungguhnya
merupakan syarat sah mandi &anabah. .engan
demikian, bila se!rang akan mandi &anabah,
disyaratkan sebelumnya untuk memastikan tidak
ada lagi na&is yang masih menempel di badannya.
4aranya bisa dengan menuinya atau dengan
mandi biasa dengan sabun atau pembersih
lainnya. Adapun bila na&isnya terg!l!ng na&is berat,
maka $a&ib mensuikannya dulu dengan air tu&uh
kali dan salah satunya dengan tanah.
Intuk itu sangat dian&urkan sebelum mandi
&anabah dilakukan, mandi terlebih dahulu seperti
168

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
biasa, dengan sabun dan lain/lainnya, agar
dipastikan semua na&is dan k!t!ran telah hilang.
setelah itu barulah mandi &anabah hanya dengan
air sa&a.
3.3. !eratakan Air #eluruh badan harus rata
mendapatkan air, baik
kulit maupun rambut dan bulu. Baik akarnya atau
pun yang ter&untai. #emua penghalang $a&ib
dilepas dan dihapus, seperti at, lem, pe$arna
kuku atau pe$arna rambut bila bersi2at
menghalangi masuknya air.
0ambut yang diat dengan menggunakan bahan
kimia$i yang si2atnya menutup atau melapisi
rambut, dianggap belum memenuhi syarat.
#ehingga at itu harus dihilangkan terlebih dahulu.
.emikian &uga bila di kulit masih tersisa lem
yang bersi2at melapisi kulit, harus dilepas sebelum
mandi agar kulit tidak terhalang dari terkena air.
#edangkan paar kuku (hinna!) dan tat!, tidak
bersi2at menghalangi sampainya air ke kulit,
sehingga tetap sah mandinya, lepas dari masalah
haramnya membuat tat!.
Termasuk yang dianggap tidak menghalangi air
terkena kulit adalah tinta pemilu, dengan syarat
tinta itu tidak menutup atau melapisi kulit, tinta itu
hanya sekedar me$arnai sa&a.
4. &unnah !andi Janabah 0asulullah #A) telah
memberikan !nt!h hidup
bagaimana sebuah ritual mandi &anabah pernah

169
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


beliau lakukan, le$at lap!ran dari istri beliau,
ibunda mukminin, Aisyah radhiyallahu ta!ala
anha.
- : ` : +
:

: -~ : < .
~ : : : ~ ` ~ _ ~ : ~-

< _

; - < -~ - <

- : <
~ - ; :

: - ;


: < =

~ - : - ~ ; : < ~ = ;
- < < -- < = :
<

- :
,- : = : `- : ~ ; _ :
: = < ~ : . < _ :
: : < - : =

: : <
~- = -

~ - : : -
Aisyah "A berkata,$Ketika mandi janabah,
)abi SA# memulainya dengan mencuci kedua
tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari
tangan kanannya ke tangan kiri lalu ia mencuci
kemaluannya kemudia ber!udku seperti
!udhu$ orang shalat. Kemudian beliau
mengambil air lalu memasukan jari-jari
tangannya ke sela-sela rambutnya, dan apabila
ia yakin semua kulit kepalanya telah basah
beliau menyirami kepalnya ( kali, kemudia
beliau membersihkan seluruh tubhnya dengan
air kemudia diakhir beliau mencuci kakinya
(HR Bukhari/248 dan Muslim/3!"
Dari BAisyah radliyallahu anha dia berkata,
A4ika "asulullah SA# mandi karena janabah,
maka beliau mencuci kedua tangan, kemudian
!udluB sebagaimana !udlu beliau untuk sholat,
kemudian beliau menyela-nyela rambutnya
dengan kedua tangan beliau, hingga ketika
beliau menduga air sudah sampai ke akarakar
rambut, beliau mengguyurnya dengan air tiga
kali, kemudian membasuh seluruh tubuhnyaA.
BAisyah berkata, AAku pernah mandi bersama
"asulullah shallallahuBalaihi !a sallam dari
satu bejana, kami mencibuk dari bejana itu
semuanya.A (HR. Bukhari dan Muslim"
.ari kedua hadits di atas, kita bisa rini
sebagai
170

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
berikut : 4.1. !en#u#i
edua Tangan
-ertama sekali yang harus dilakukan ketika
mandi &anabah adalah menui kedua tangan.
+enui kedua tangan ini bisa dengan tanah atau
sabun, lalu dibilas sebelum dimasukkan ke $a&an
tempat air.
4.2. !en#u#i %ua emaluan 4aranya dengan
menumpahkan air dari tangan
kanan ke tangan kiri dan dengan tangan kiri itulah
kemaluan dan dubur diui dan dibersihkan.
4.3. !embersihkan -ajis #elain dua kemaluan,
&uga disunnahkan terlebih
dahulu untuk membersihkan semua na&is yang
sekiranya masih melekat di badan.
4.4. .er4udhu #etelah semua sui dan bersih
dari na&is, maka
disunnahkan untuk ber$udhu sebagaimana $udhu3
untuk shalat. 6umhur ulama mengatakan bah$a
disunnahkan untuk mengakhirkan menui kedua
kaki. +aksudnya, $udhu3 itu tidak pakai ui kaki,
ui kakinya nanti setelah mandi &anabah usai.
4.'. &ela8sela Jari .i antara yang dian&urkan &uga
adalah
memasukan &ari/&ari tangan yang basah dengan
air ke sela/sela rambut, sampai ia yakin bah$a
kulit kepalanya telah men&adi basah

171
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


4.2. !en$iram ke"ala #unnah &uga untuk
menyiram kepala dengan F
kali siraman sebelum membasahi semua angg!ta
badan.
4.3. !embasahi &eluruh .adan *etika mandi
dan membasahi semua bagian
badan, ada keharusan untuk meratakannya.
6angan sampai ada angg!ta badan yang tidak
terbasahi air. +isalnya, kalau ada !rang yang
memakai pe$arna rambut atau kuku yang si2atnya
menghalangi tembusnya air, maka mandi itu
men&adi tidak sah.
Tergantung &enis pe$arnanya, kalau tembus air
atau menyatu men&adi bagian dari rambut atau
kuku, tentu tidak mengapa. Tetapi kalau tidak
tembus dan menghalangi, maka mandinya tidak
sah. #ebelum mandi harus dihilangkan terlebih
dahulu.
4.>. !en#u#i kaki .isunnahkan ber$udhu di
atas tanpa menui
kaki, tetapi diakhirkan menui kakinya. .engan
demikian, mandi &anabah itu &uga mengandung
$udhu yang sunnah. )alau pun tanpa ber$udhu3
sekalipun, sebenarnya mandi &anabah itu sudah
mengangkat hadts besar dan keil sekaligus.
'. !andi &unnah #elain untuk BmengangkatB
hadats besar, maka
mandi &anabah ini &uga bersi2at sunnah /bukan
ke$a&iban/untuk diker&akan (meski tidak berhadats
besar), terutama pada keadaan berikut:
172

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
2.1. &halat Jumat +andi &anabah disunnahkan
untuk diker&akan
&ika sese!rang akan melakukan ibadah #halat
6umat. Cukumnya sunnah dan bukan $a&ib. Cal itu
berdasarkan sabda 0asulullah #A) :

- : - < ~ :
+ - ~- ; - : :
` < : ; ~- -
Frang yang ber!udhuG pada hari 4umat maka
hal itu baik, namun bila dia mandi, maka
mandi lebih utama. (%". 4amaah)

: : - : ` :
: -~ ,

<

- -

- - : :

~ <
- : ~ - -
-+- == =

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata bah!a
)abi SA# mandi pada empat kesempatan ,
karena janabah, hari 4umat, hijamah dan
memandikan mayit. (%". Ahmad, Abu Daud,
Al6aihaki dan Ibnu Khu&aemah
menshahihkannya)
.isunnahkannya mandi di hari 6umat
berlangsung se&ak terbitnya matahari hingga
8a$al (masuk $aktu shalat 6umat). #edangkan
mandi &anabah setelah usai shalat 6umat, tidak
ada kesunnahannya seara khusus.
#unnahnya mandi &anabah di hari 6umat hanya
berlaku bila tidak mengalami hal/hal yang
me$a&ibkan mandi &anabah. #edangkan mereka
yang memang mengalami hal/hal yang
me$a&ibkan mandi, tentu hukumnya $a&ib.
+isalnya !rang yang

17$
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


kelur mani karena mimpi di hari 6umat, maka
$a&iblah atasnya mandi &anabah sebagaimana
sabda 0asulullah #A) berikut ini :
,

-= < _
=-

~ < < < -


-
'andi 4umat hukumnya !ajib bagi orang yang
mimpi (keluar mani) (%". SabGah)
2.2. &halat hari Ra$a Idul :ithr dan Idul
Adha .alam melaksanakan #halat (dul "ithr dan
(dul
Adha &uga disunnahkan untuk terlebih dahulu
mandi &anabah. .asarnya sunnah berikut ini :
- <

- -
: :

; = -
: - ~ <
= -
7:6ah!a )abi SA# mandi janabah di hari 4umat,
hari Ara+ah, hari /ithr dan hari )ahr (Idul Adha).
(%". Abdullah bin Ahmad) 2.3. &halat Berhana
dan Istis)a<
Alasannya karena di dalam kedua shalat itu
ter&adi berkumpulnya !rang/!rang dalam &umlah
yang banyak, sehingga disunnah sebelumnya
untuk mandi sunnah.
*esunnahan mandi dalam kesempatan shalat
gerhana dan istisqa mengambil kesunnahan shalat
6umat dan shalat (ed, dimana keduanya &uga
dihadiri !leh &umlah !rang yang banyak dan
disunnahkan

6 Kekuatan hadits diperselisihkan leh para ulama Penyusun kitab Nailul
Authar mengatakan hadits ini dhaif namun At-Tirmizy menghasankannya
174

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
untum mandi sebelumnya. 2.'.
&esudah !emandikan !a$at
Al/+alikiyah, Asy/#yaf3iyah dan Al/Canabilah
menyatakan bah$a setelah memandikan mayat
disunnahkan untuk mandi sunnah. .asarnya
adalah beberapa hadits berikut ini.

: : - D - : ; -
- ; = ~ :
: ; --
77Frang yang memandikan mayit hendaklah
mandi dan yang menggotongnya hendaklah
!udhuG. (HR. -ham"ah)

- - < -~ - : - D
: = < : ; - :
~-

- <
78Sesungguhnya mayit kalian itu meninggal
dalam keadaan suci, cukuplah bagi kalian
mencuci tangan saja. (HR. Al-Ba#haq#)
<
- < : -

- : ~
- - <

: `
- - <
79Dahulu kami memandikan mayit, sebagian
dari kami mandi dan sebagian dari kami tidak
mandi. #edangkan Al/Canafyah mengatakan
tidak $a&ib
mandi karena ada hadits lain yang menyatakan hal
itu.
: `
< : : - <
: : --


idak ada ke!ajiban atas kalian untuk mandi
karena
Abu aud mengatakan hadits ini mansukh tidak berlaku lagi) Al-ukhari dan
Alaihaqi mengatakan bahwa hadits ini mauquf Lihat Nailul Authar jilid 1
halaman 23
bnu ajar menghasankan hadits ini
adits ini dari bnu Umar diriwayatkan leh Al-Khatib dan dishahihkan leh
bnu ajar Al-Asqalany

175
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


memandikan mayit. (HR. A-(aruqu)hn% an Al-
Ha+#m)80 .an (bnu Atha3 mengatakan untuk
tidak perlu
mengatakan bah$a !rang yang telah meninggal
itu na&is.
: `
- : - < :
<

: -
,
= - D
: ` -

D -
814anganlah kalian mengatakan bah!a mayit itu
najis, karena sesungguhnya seorang mukmin itu
tidak najis, baik dalam keadaan hidup atau pun
mati. (HR. A-(aruqu)hn% an AlHa+#m) 2.2.
&adar dari PingsanC Bila atau !abuk
N'(bnul +und8ir mengatakan kuat ri$ayat yang
menyebutkan bah$a 0asulullah #A) mandi
setelah siuman dari pingsan, berdasarkan hadits
yang mutta2aq alaihi. Kleh para ulama,
dimasukkan &uga ke dalam
kasus yang sama dengan sadar dari pingsan
adaalh sadar dari gila dan sadar dari mabuk .
)alau pun hukumnya sunnah bukan $a&ib.
2.3. Haji dan 5mrah +andi &anabah disunnah
dalam berbagai ritual
ha&i dan umrah. *etika akan melakukan ihram ,atau
masuk ke k!ta +ekkah, &uga ketika $uku2 di
Ara2ah, atau ketika akan tha$a2, menurut (mam
#yafBi.

adits ini dimarfu'kan leh Ad-aruquthny dan Al-akim namun hadits ini
mauquf sebagaimana dikatakan leh Al-aihaqi
1 anadnya shahih juga diriwayatkan leh bnu Abbas lihat Nailul Authar jilid 1
halaman 23
2 Nailul Authar jilid 1 halaman 343
176

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
3. Hal8Hal +ang Perlu %i"erhatikan etika
!andi Junub D
3.1. !endahulukan angg/ta kanan
+endahulukan angg!ta kanan dari angg!ta kiri
seperti dalam ber$udhuB. Cal tersebut
sebagaimana ditegaskan !leh hadits dari Aisyah, ia
berkata:
"asulullah SA# menyenangi untuk
mendahulukan tangan kanannya dalam segala
urusannya. memakai sandal, menyisir dan
bersuci (%" 6ukhari>8281 dan 'uslim>?:2)
3.2. Tidak "erlu ber4udhu lagi setelah mandi.
#ebagaimana di&elaskan dalam sebuah hadits dari
Aisyah 0A, ia berkata: "asulullah SA# mandi
kemudian shalat dua rakaat dan sholat shubuh,
dan saya tidak melihat beliau ber!udhu setelah
mandi (%" Abu Daud, at-irmid&y dan Ibnu
'ajah)
=. Hal8Hal +ang Haram %ikerjakan Krang
yang dalam keadaan &anabah diharamkan
melakukan beberapa peker&aan, lantaran peker&aan
itu mensyaratkan kesuian dari hadats besar.
.i antara beberapa peker&aan itu
adalah : =.1. &halat
#halat adalah ibadah yang mensyaratkan
kesuian dari hadats keil maupun hadats besar.
#e!rang yang dalam keadaan &anabah atau
berhadats besar, haram hukumnya melakukan
ibadah shalat, baik shalat yang hukumnya 2ardhu
a3in seperti shalat lima $aktu, atau 2adhu
kid2ayah seperti shalat

177
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


&ena8ah, atau pun shalat yang hukumnya sunnah
seperti dhuha, $itir, taha&&ud.
.asar keharaman shalat dalam keadaan hadats
besar adalah hadits berikut ini :
: . : ~
~

: . :
= : ` < ; - - : ` , + : -
- -
Dari Abdullah bin Cmar radhiyallahu Ganhu
berkata bah!a "asulullah SA#
bersabda,Iidak diterima shalat yang tidak
dengan kesucianI. (%". 'uslim)
=.2. &ujud Tila4ah #u&ud tila$ah adalah su&ud
yang disunnahkan
pada saat kita membaa ayat/ayat tila$ah, baik
dilakukan di dalam shalat maupun di luar shalat.
#yarat dari su&ud tila$ah &uga sui dari hadats
keil dan besar.
#ehingga !rang yang dalam keadaan &anabah,
haram hukumnya melakukan su&ud tila$ah.
=.3. Ta4a9 Ta$a2 di Baitullah Al/Caram senilai
dengan
shalat, sehingga kalau shalat itu terlarang bagi
!rang yang &anabah, !t!matis demikian &uga
hukumnya buat ta$a2.
.asar persamaan nilai shalat dengan ta$a2
adalah sabda 0asulullah #A) :
.

,
~ - -` =-
: ` : -

= ` = : ` - -~-

178

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
== ~-
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu
bah!a "asulullah SA# bersabda,Ia!a+ di
6aitullah adalah shalat, kecuali Allah
membolehkan di dalamnya berbicara.I (%".
irmi&y, Al-%akim dan Ad&-D&ahabi
menshahihkannya)
.engan hadits ini, may!ritas (&umhur) ulama
sepakat untuk mengharamkan ta$a2 di seputar
ka3bah bagi !rang yang &anabah sampai dia sui
dari hadatsnya.
NF*euali ada satu pendapat menyendiri dari
mad8hab Al/Canafyah yang menyebutkan bah$a
sui dari hadats besar bukan syarat sah ta$a2,
melainkan hanya $a&ib. #ehingga dalam
pandangan yang menyendiri ini, se!rang yang
ta$a2 dalam keadaan &anabah tetap dibenarkan,
namun dia $a&ib membayar dam, berupa
menyembelih seek!r kambing. -endapat ini
didasarkan pada 2at$a (bnu Abbas
radhiyallahu anhu yang menyebutkan bah$a
menyembelih kambing $a&ib bagi se!rang yang
melakukan ibadah ha&i dalam dua masalah : X1Y
bila ta$a2 dalam keadaan &anabah, X'Y bila
melakukan
hubungan seksual setelah $uqu2 di Ara2ah.
=.4. !emegang atau !en$entuh
!usha9
6umhur Ilama sepakat bah$a !rang yang
berhadats besar termasuk &uga !rang yang haidh
dilarang menyentuh musha2 Al/9uran. .alilnya
adalah frman Allah #)T berikut ini :

3 Al-ada'i jilid 2 halaman 12 dan Al-Majmu' jilid 2
halaman 1

179

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


: `
- ~ `
< : = +
$Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang
suci.$ . (*S. Al#a0iBah ayat 79)
.itambah dan dikuatkan dengan hadits
0asulullah #A) berikut ini :
- : ~

: - ; :

: :
=~ , ;

: : ~
, =

~ ~

- : _ : < . ~ : ` ; :
~-
`

: ' <
- ; : -

: - D ` ~ `= -
-

:
: =


21Dari Abdullah bin Abi 6akar bah!a dalam surat
yang ditulis oleh "asulullah SA# kepada EAmr bin
%a&m tertulis , 4anganlah seseorang menyentuh
Al-*uran kecuali dia dalam keadaan suciA.(%".
'alik). =.'. !ela9a0kan A$at8a$at Al8@uran
7mpat mad8hab yang ada, yaitu Al/Canafyah,
Al/+alikiyah, Asy/#yaf3iyah dan Al/Canabilah,
semuanya sepakat bulat mengharamkan !rang
yang dalam keadaan &anabah untuk mela2ad8kan
ayatayat Al/9uran.
~
~ : . : - :

; - - : `
4 Malik meriwayatkan
hadits ini secara mursal namun An-Nasa'i dan bnu ibban mengatakan
bahwa hadits ini tersambung etidaknya hadits ini ma'lul punya cacat)
180

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
' < -

D -~
- < : ` -

: -~-
-
tidak boleh membaca sepotong ayat *uran
(%". irmi&y)28Dari Abdillah Ibnu Cmar
radhiyallahu anhu bah!a "asululah SA#
bersabda,I#anita yang haidh atau orang yang
janabah
: ` : : `-, : O

: ` ' < - -

- ~ -

= ~-- -
2:Dari Ali bin Abi halib radhiyallahu anhu
berkata bah!a "asulullah SA# tidak terhalang
dari membaca Al-*uran kecuali dalam keadaan
junub. (%". Ahmad) %arangan ini dengan
pengeualian keuali bila
la2ad8 Al/9uran itu hanya disuarakan di dalam
hati. 6uga bila la2ad8 itu pada hakikatnya hanyalah
d!a atau 8ikir yang la28nya diambil dari ayat Al/
9uran seara tidak langsung (i$tibas).
N5Namun ada pula pendapat yang memb!lehkan
$anita haidh membaa Al/9uran dengan atatan
tidak menyentuh musha2 dan takut lupa akan
ha2alannya bila masa haidhnya terlalu lama. 6uga
dalam membaanya tidak terlalu banyak.
-endapat ini adalah pendapat +alik. .iri$ayatkan
ba$a (bnu Abbas radhiyalahu anhu
NNdan #aid ibnul +usayyib termasuk pihak yang
memb!lehkan $anita haidh mela2ad8kan ayat/
ayat bahkan keseluruhan Al/9uran.
6 bnu ajar Al-Asqalani mendhaifkan hadits ini
ebagian muhaqqiq mendhaifkan hadits ini. idayatul
Mujtahid jilid 1 halaman 133 Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah
Al-Kuwaitiyah jilid 16 halaman 4

181

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


=.2. !asuk ke !asjid #e!rang yang dalam
keadaan &anabah, !leh Al/
9uran Al/*ariem seara tegas dilarang memasuki
mas&id, keuali bila sekedar melintas sa&a.
+-
: - _-, = : ~ -- :
: : ` ; ; - - : ` ; ' ~-

; ~ : - _- = -

, ~

= : ` : < < - - ; < -


-
/ai orang-orang yang beriman janganlah kamu
salat sedang kamu dalam keadaan mabuk
sehingga kamu mengerti a,a yang kamu
u+a,kan (jangan ,ula ham,iri mesjid) sedang
kamu dalam keadaan junub terke+uali sekedar
berlalu saja hingga kamu mandi.(9#. An/Nisa3 :
>F) #elain Al/9uran, #unnah Naba$iyah &uga
mengharamkan hal itu : 'ari Aisyah 0A. berkata
bahwa 0asulullah (A)
bersabda #Tidak ku halalkan masjid bagi orang
yang junub dan haidh#. (C0. Bukhari, Abu .aud
dan (bnu
*hu8aemah. Apabila haidh tiba, tingalkan
shalat, apabila telah selesai (dari
haidh), maka mandilah dan shalatlah. (%"
6ukhari dan 'uslim)
182

Bab P
+engusap .ua
Khuff
1. !akna mengusa"
khu##
+engusap khuZ artinya adalah mengusap
sepatu, sebagai ganti dari menui kaki pada saat
$udhuB. +engusap khuZ merupakan bentuk
keringanan yang diberikan !leh Allah kepada umat
(slam.
Biasanya terkait dengan masalah udara yang
sangat dingin padahal ada ke$a&iban untuk
ber$udhu dengan air dan hal itu menyulitkan
sebagian !rang untuk membuka ba&unya,
sehingga

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


dib!lehkan dalam k!ndisi tertentu untuk
ber$udhu tanpa membuka sepatu atau menui
kaki. 4ukup dengan mengusapkan tangan yang
basah dengan air ke bagian atas sepatu dan
mengusapnya dari depan ke belakang pada
bagian atas.
+akna mengusap adalah men&alankan tangan
diatas sesuatu dan seara syariBah maksudnya
ialah membasahkan tangan dengan air lalu
mengusapkannya ke atas sepatu dalam masa
$aktu tertentu.
2. Pengertian $hu## #epatu atau segala &enis
alas kaki yang bisa
menutupi tapak kaki hingga kedua mata kaki, baik
terbuat dari kulit maupun benda/benda lainnya.
.imana alas kaki bisa digunakan untuk ber&alan
kaki.
3. !as$ru<i$ah -ensyariatan mengusap khu&
didasari !leh
beberapa dalil antara lain hadis Ali r.a

: . : - :
: : : ; `

- ~ : : :
< : ~ : ~ ; `

_ : : - ; :

_ : ` : . ~- - : ~ :
-
= = : -
= -

: _ = : _~ - , =
,

~ : s
Dari Ali bin Abi halib berkata ,$Seandainya
agama itu semata-mata menggunakan akal
maka seharusnya yang diusap adalah bagian
ba!ah sepatu ketimbang bagian atasnya.
Sungguh aku telah melihat "asulullah
mengusap bagian atas kedua
184

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
sepatunya.(%". Abu Daud dan Daru *udni
dengan sanad yang hasan dan disahihkan oleh
Ibn %ajar)
#elain itu ada &uga hadis lainnya
s :

: =
: . :

, - :
: : ` D : - : -

~ ;
`-

+ - : --

~ ; _ - : _ ~ ;


= = :
- ;
Dari Ali bin Abi halib r.a berkata bah!a
"asulullah menetapkan tiga hari untuk musa@r
dan sehari semalam untuk orang mukim (untuk
boleh mengusap khuN). (%". 'uslim, Abu
Daud, irmi&i dan Ibn 'ajah.)
6uga ada hadis dari al +ughirah bin #yuBbah
Dari al 'ughirah bin Syu$bah berkata , Aku
bersama dengan
)abi (dalam sebuah perjalanan) lalu beliau
ber!udhu. aku ingin membukakan sepatunya
namun beliau berkata ,$idak usah, sebab aku
memasukkan kedua kakiku dalam keadaan
suciI. lalu beliau hanya megusap kedua
sepatunya (%". 'uta+a0un $Alaih)
Ada &uga hadis #!2$an bin BAsal
s : ; : . : .,

: : - ; - ; ~
< : ~ : ` ; : , - : : : ` : : : =
_

- ` `-

- :

:
, =

, - .,
-= , : - -

=
= : : < = ; ~

: ~-
=
-==

Dari Sha+!an bin $Asal berkata bah!a
"asululah SA# memrintahkan kami untuk
mengusap kedua sepatu bila kedua

185
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


kaki kami dalam keadaan suci. selama tiga hari
bila kami bepergian atau sehari semalam bila
kami bermukim, dan kami tidak boleh
membukanya untuk berak dan kencing kecuali
karena junub (%". Ahmad, )asA$i, irmi&i dan
dihasankan oleh 6ukhari)
4. alangan $ang !engingkari *alangan
#yiBah (mamiyah, Eaidiyah, (badhiyah,
*ha$ari& adalah termasuk mereka yang
mengingkari pensyariatan mengusap dua sepatu.
.engan pengeualian bah$a syiah al/(mamiyah
memb!lehkannya bila dalam keadaan darurat
sa&a. #edangkan *ha$ari& mutlak tidak
memb!lehkannya.
.alil mereka adalah bah$a semua hadis diatas
dianggap mansukh !leh ayat tentang $udhu pada
surat Al/+aidah
~-


+ - : - < -= ; < ; `
_ : - ~ < : ~ ; ' <
~-

- : _ : < : = : < ~

; =

~ ; _ :
I%ai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai
dengan kedua mata kaki (*S. Al-'aidah , :)
-endapat ini tentu sa&a tidak benar, sebab para
ahli se&arah sepakat bah$a ayat $udhu ini turun
pada saat perang Bani +ushtaliq yang ter&adi
pada bulan syaBban tahun ke enam hi&riah.
#edangkan hadis tentang mengusap khuZ
ter&adi pada perang Tabuk, yang &atuh pada bulan
ra&ab
186

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
tahun kesembilan hi&riah. 6adi bagaimana mungkin
ayat yang turun lebih dahulu menasakh atau
membatalkan hukum yang datang kemudian,
+ereka &uga berhu&&ah bah$a Ali bin Abi Thali ra
pernah berkata: Bah$a 9urBan mendahului
tentang masalah khu&. -endapat ini &uga salah,
sebab perkataan beliau ra itu dari segi ri$ayat
termasuk munqatiB (terputus), sehingga tidak bisa
di&adikan hu&&ah (argumen) yang diterima.
'. Praktek !engusa" &e"atu +engusap sepatu
dilakukan dengan ara
membasahi tangan dengan air, paling tidak
menggunakan tiga &ari, mulai dari bagian atas dan
depan sepatu, tangan yang basah itu ditempelkan
ke sepatu dan digeserkan ke arah belakang di
bagian atas sepatu. (ni dilakukan ukup sekali sa&a,
tidak perlu tiga kali. #ebenarnya tidak disunnahkan
untuk mengulanginya beberapa kali seperti dalam
$udhu3. .an tidak sah bila yang diusap bagian
ba$ah sepatu, atau bagian sampingnya atau
bagian belakangnya.
Qang $a&ib menurut ma8hab Al/+alikiyah adalah
mengusap seluruh bagian atas sepatu, sedangkan
bagian ba$ahnya hanya disunahkan sa&a.
#edangkan ma8hab As/#yafiyah mengatakan
ukuplah sekedar usap sebagaimana b!leh
mengusap sebagian kepala, yang diusap adalah
bagian atas bukan ba$ah atau belakang.
+a8hab Al/Canabilah mengatakan bah$a

187
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


haruslah terusap sebagian besar bagian depan
dan atas sepatu. Tidak disunahkan mengusap
ba$ah atau belakangnya sebagaimana
perkataan al Canafyah.
2. &$arat untuk !engusa" &e"atu
2.1. .er4udhu sebelum memakain$a #ebelum
memakai sepatu sese!rang diharuskan
ber$udhu atau sui dari hadas baik keil maupun
besar. #ebagian ulama mengatakan sui hadas
keilnya bukan dengan tayamum tetapi dengan
$udhu. Namun ma8hab As/#yafiyah mengatakan
b!leh dengan tayamum.
2.2. &e"atun$a harus su#i dan menutu"i
ta"ak kaki hingga mata kaki
Tidak dib!lehkan mengusap sepatu yang tidak
menutupi mata kaki bersama dengan tapak kaki.
#epatu itu harus rapat dari semua sisinya hingga
mata kaki. #epatu yang tidak sampai menutup
mata kaki tidak masuk dalam kriteria khu& yang
disyariatkan, sehingga meski dipakai, tidak b!leh
men&alankan syariat mengusap.
2.3. Tidak -ajis Bila sepatu terkena na&is maka
tidak bisa
digunakan untuk masalah ini. Atau sepatu yang
terbuat dari kulit bangkai yang belum disamak
menurut Al/Canafyah dan As/#yafiyah. Bahkan
menurut Al/+alikiyah dan Al/Canabilah, hukum
kulit bangkai itu tidak bisa disuikan $alaupun
188

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
dengan disamak, sehingga semua sepatu yang
terbuat dari kulit bangkai tidak bisa digunakan
unuk masalah ini menurut mereka.
2.4. Tidak .erlubang +a8hab As/#yaf?iyah
dalam pendapatnya yang
baru dan ma8hab Al/Canabilah tidak memb!lehkan
bila sepatu itu b!l!ng meskipun hanya sedikit.
#ebab b!l!ngnya itu men&adikannya tidak bisa
menutupi seluruh tapak kaki dan mata kaki.
#edangkan ma8hab Al/+alikiyah dan ma8hab
AlCanafyah seara istihsan dan mengangkat dari
keberatan ment!lerir bila ada bagian yang sedikit
terbuka, tapi kalau b!l!ngnya besar mereka pun
&uga tidak membenarkan.
2.'. Tidak Tembus Air +a8hab Al/+alikiyah
mengatakan bah$a sepatu
itu tidak b!leh tembus air. #ehingga bila terbuat
dari bahan kain atau berbentuk kaus kaki dari
bahan yang tembus air dianggap tidak sah.
Namun &umhur ulama menganggap bah$a itu
b!leh/b!leh sa&a. #ehingga ma8hab Al/Canafyah
pun &uga memb!lehkan sese!rang mengusap ka!s
kakinya yang tebal.
3. !asa .erlaku 6umhur ulama mengatakan
sese!rang b!leh tetap
mengusap sepatunya selama $aktu sampai tiga
hari bila dia dalam keadaan sa2ar. Bila dalam
keadan mukim hanya satu hari. .alilnya adalah
yang telah

189
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


disebutkan diatas:
s : ; : . : .,

: : - ; - ; ~
< : ~ ; : : `, - : : : ` : : : =
_

- ` `-

- :

:
, =


,-
., -= , : ~

- -

= = : : < = ;
: ~-= -==

IDari So+!an bin $Asal berkata bah!a
"asululah sa!. memrintahkan kami untuk
mengusap kedua sepatu bila kedua kaki kami
dalam keadaan suci. selama tiga hari bila kami
bepergian atau sehari semalam bila kami
bermukim, dan kami tidak boleh membukanya
untuk berak dan kencing kecuali karena
junubI(%". Ahmad, )asa$i, irmi&i dan
dihasankan oleh 6ukhari)
#edangkan ma8hab Al/+alikiyah tidak
memberikan batasan $aktu. 6adi selama $aktu itu
tidak di!p!t selama itu pula dia tetap b!leh
mengusap sepatu. .alilnya ialah :

< : . : - :
: ~ : .
~ - _ : : . : - ;
_ : : . : - : . : -
: . : - :
: . :
-- : . : - : . : , -
: : : ` : - - ; ~
: . : : = = :

: - ; ` - :
Dari Cbai bin Imarah r.a berkata, 3a "asulullah
bolehkah aku mengusap dua sepatu beliau
menja!ab boleh aku bertanya lagi sehari <
beliau menja!ab, sehari. Aku bertanya lagi <
6eliau menja!ab , dua hari. Aku bertanya lagi
tiga hari < 6eliau
190

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
menja!ab terserah.(%". Abu Daud) Cadis ini
lemah isnadnya, dan ri&alnya tidak
dikenal sehingga pendapat al +alikiyah ini
dianggap lemah.
=. +ang !embatalkan #udah disebutkan
sebelumnya bah$a masa
berlaku syariat mengusap khu& ini sehari semalam
bagi yang muqim dan F hari tiga malam bagi
musafr. #emua itu ter&adi manakala tidak ada
halhal yang membatalkan keb!lehannya.
Namun apabila dalam masa sehari semalam
atau F hari F malam itu ter&adi sesuatu yang
membatalkan keb!lehan mengusap khu&, maka
seara !t!matis selesai sudah masa berlakunya,
meski belum sampai batas maksimal $aktunya.
Adapun hal/hal yang bisa membatalkan
keb!lehan mengusap kedua khu& antara lain
adalah :
=.1. !enda"at janabah Bila se!rang yang telah
mengenakan khu&
mendapatkan &anabah, baik karena hubungan
suami istri, atau karena keluar mani, maka
dengan sendirinya gugur keb!lehan mengusap
kedua khu& sebagai ganti dari menui kaki
dalam $udhu3. #ebab atasnya ada ke$a&iban
yang lebih utama, yaitu mandi &anabah. .an
untuk itu, dia $a&ib melepas sepatunya, lantaran
ke$a&iban mandi &anabah adalah meratakan air
ke seluruh tubuh, termasuk ke kedua kaki. .an
untuk itu dia $a&ib melepas kedua khu&nya. .an
melepas kedua khu&

191
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


tentu membatalkan keb!lehannya. =.2. !ele"as
atau terle"as se"atu baik satu atau keduan$a
Apabila selama hari/hari dib!lehkannya
mengusap dua khu&, sese!rang melepas
sepatunya, maka keb!lehan mengusap khu&
dengan sendirinya men&adi gugur. #ebab syarat
pelaksanan syariat ini adalah selalu dikenakannya
kedua khu& tanpa dilepaskan. 6adi '> &am dalam
sehari harus tetap mengenakan. #ekali dilepas,
maka batal keb!lehannya.
=.3. .erlubang atau r/bek sehingga terlihat
.engan berlubangnya sepatu sehingga kaki yang
di dalam sepatu bisa terlihat, maka keb!lehan
mengusap dua khu& dengan sendirinya men&adi
batal.
=.4. .asahn$a kaki $ang ada di dalam se"atu
Apabila kaki dalam sepatu terkena air hingga
basah, maka keb!lehan mengusap dua khu&
men&adi batal dengan sendirinya. .alam hal ini,
keringnya
kaki dalam khu& men&adi syarat sahnya syariat
ini. =.'. Habis 4aktun$a.
Qaitu satu hari satu malam buat mereka yang
muqim dan F hari bagi mereka yang dalam
keadaan sa2ar. Bila telah habis $aktunya, $a&ib
atasnya untuk ber$udhu3 dengan sempurna, yaitu
dengan menui kaki. Namun setelah itu b!leh
kembali mengusap
khu& seperti sebelumnya.
192

Bab 1J
Caidh
1.
Pengertian
*ata haidh (=-) dalam bahasa Arab berarti
mengalir. .an makna ( ~- = ) haadhal wadhi
adalah bila air mengalir pada suatu $adi.
#edangkan haidh seara syariah punya beberapa
pengertian le$at defnisi para ulama yang meski
beragam, namun pada hakikatnya masih saling
terkait dan saling melengkapi.

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


NPAl-Hana%$ah mengatakan bah$a pengertian
haidh adalah darah yang terlepas dari rahim
$anita yang sehat dari penyakit dan sudah bukan
anak keil lagi. Al-"aliki$ah mendefniskan haidh
sebagai darah
PJyang dibuang !leh rahim di luar kehamilan dan
bukan darah melahirkan. As$-S$a%1i$ah
menegaskan bah$a haidh adalah
P1darah yang keluar dari u&ung rahim se!rang
$anita setelah baligh karena keadaannya yang
sehat tanpa penyebab tertentu dan keluar pada
&ad$al $aktu yang sudah dikenal. Al-Hanabilah
menyebutkan bah$a haidh adalah
P'darah asli yang keluar dimana $anita itu sehat
bukan karena sebab melahirkan. (ntinya bisa kita
simpulkan seara sederhana
bah$a haidh adalah darah yang keluar dari
kemaluan $anita atau tepatnya dari dalam rahim
$anita bukan karena kelahiran atau karena sakit
selama $aktu masa tertentu. Biasanya ber$arna
hitam, panas, dan berar!ma tidak sedap.
.i dalam Al/9uran Al/*ariem di&elaskan tentang
masalah haid ini dan bagaimana menyikapinya.
=
- < : -

- ; < - :
, D ~ : - ; < =-

~ ; : ` =-

~ ;

- - ; : : + : = - : ~ :
: + ; = - _-= - ;
--

asyiatu bnu Abidin jilid 1 halaman
1
asyiatu Ad-asuqi jilid 1 halaman
16
1 Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman
16
2 Kasysyaf Al-Qinna' jilid 1 halaman
16
194

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
< - -
= =-

- - =-

-
R

R < : -

+ :
=- ~ ;
$'ereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah, $%aidh itu adalah suatu kotoran$.
Fleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri dari !anita di !aktu haidh. dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci . Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.(QS. Al-Baqarah : 222)
.emikian &uga di dalam hadis Bukhari dan
+uslim.
Dari Aisyah r.a berkata . $6ah!a "asulullah
SA# bersabda tentang haid, $%aid adalah
sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah
kepada anak-anak !anita )abi Adam (HR.
Bu+har# !u"l#m)
2. %arah 1anita .alam kaa mata fqih, darah
yang keluar dari
kemaluan $anita ada tiga maam: dengan
masingmasing status hukum yang tersendiri.
2.1. %arah Haid .arah haid adalah darah yang
keluar dari dalam
rahim $anita dalam keadaan sehat. Artinya bukan
darah karena penyakit dan &uga karena
melahirkan.
2.2.%arah -i9as .arah ni2as adalah darah yang
keluar bersama
anak bayi atau melahirkan. .arah yang keluar
sebelum $aktu melahirkan tidak dikatakan
sebagai

195
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


dasar ni2as. 2.3.
%arah Istihadhah
.arah istihadhah adalah darah yang keluar dari
rahim $anita, lantaran $anita itu dalam keadan
sakit.
3. &$arat %arah Haidh Intuk membedakan
antara darah haidh dengan
darah lainnya, para ulama menetapkan beberapa
syarat, antara lain : .arah yang keluar itu
berasal dari dalam rahim
dalam keadaan sehat. Bila darah itu keluar dari
dubur, maka itu bukan darah haidh. .emikian
&uga bila darah itu berasal dari penyakit
tertentu yang mengakibatkan pendarahan di
kemaluan $anita, maka darah itu bukan darah
haidh.
.arah itu keluar bukan karena sebab melahirkan
bayi. Bila darah itu keluar dari sebab melahirkan,
maka darah itu disebut dengan darah ni2as.
#ebelum keluar darah haidh, harus didahului
k!ndisi sui dari haidh (= ), meski pun hanya
hukumnya sa&a bukan fsiknya. +asa sui dari
haidh sendiri nanti akan dibahas
+asa rentang $aktu keluarnya darah itu
setidaknya memenuhi batas minimal.
.arah yang keluar itu ter&adi pada se!rang
$anita yang memang sudah memasuki masa haidh
dan sebelum masuk ke masa tidak mungkin haidh
lagi.
196

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
4. Pada 5sia .era"akah !ulai dan
.erakhirn$a Haid. Caid itu dimulai pada masa
balighnya se!rang
PF$anita kira/kira usia P tahun menurut hitungan
tahun hi&riyah. Atau seara hitungan hari FH> hari.
.an haid itu akan berakhir hingga memasuki
sinnul ya`si. +aka bila ada darah keluar sebelum
masa rentang $aktu ini bukanlah darah haid tetapi
darah penyakit.
-ara ulama berbeda pendapat tentang sinnul
ya#si. Abu Hani!ah mengatakan : bah$a sinnul
yaBsi itu usia HJ tahun. #edangkan Al/+alikiah
mengatakan 5J tahun. As/#yafBiyah mengatakan
tidak ada akhir sehingga selama hidup masih
berlangsung bagi se!rang $anita tetaplah
dianggap haid bila keluar darah. .an Al/Canabilah
mengatakan HJ tahun dengan dalil :
$6ila !anita mencapai usia 8; keluarlah dia
dari usia haid (HR. Ahma).
4. ,ama Haid .agi &e/rang 1anita Al
Canafyah mengatakan bah$a paling epat
haid itu ter&adi selama tiga hari tiga malam, dan
bila kurang dari itu tidaklah disebut haid tetapi
istihadhah. #edangkan paling lama menurut
mad8hab ini adalah sepuluh hari sepuluh malam,
kalau lebih dari itu bukan haid tapi istihadhah.
.asar pendapat mereka adalah hadis beriut ini :
$Dari Abi Cmamah bah!a "asulullah SA#
bersabda, $%aid

3 Al-Fiqhul slami leh r Wahbah Az-Zuhaili

197

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


itu paling sepat buat pera!an dan janda tiga
hari. Dan paling lama sepuluh hari. (%".
abarani dan Daru0uthni dengan sanad yang
dhai+)
Al +alikiyah mengatakan paling epat haid itu
seke&ap sa&a, bila se!rang $anita mendapatkan
haid dalam seke&ap itu, batallah puasanya,
salatnya dan ta$a2nya. Namun dalam kasus Biddah
dan istibraB lamanya satu hari.
As/#yafBiyah dan Al/Canabilah mengatakan
bah$a paling epat haid itu adalah satu hari satu
malam. .an umumnya enam atau tu&uh hari. .an
paling lama lima belas hari lima belas malam. Bila
lebih dari itu maka darah istihadhah. -endapat ini
sesuai dengan uapan Ali bin Abi Thalib r.a yang
berkata :
Haling cepat haid itu sehari semalam, dan bila
lebih dari lima belas hari menjadi darah
istihadhah.$
'. ,ama !asa &u#i +asa sui adalah &eda $aktu
antara dua haid
P>yang dialami !leh se!rang $anita. +asa sui
memiliki dua tanda, pertama[ keringnya darah dan
kedua[ adanya air yang ber$arna putih pada akhir
masa haid. Intuk masa ini, 6umhur ulama selain
Al/
Canabilah mengatakan bah$a masa sui itu paling
epat lima belas hari. #edangkan Al/Canabilah
mengatakan bah$a : B+asa sui itu paling epat
adalah tiga belas hari.
4 idayatul
Mujtahid jilid 1 halaman 2 al Qawwanin al Fiqhiyyah halaman 41
198

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
2. Perbuatan +ang Haram %ilakukan
arena Haid
2.1. &halat #e!rang $anita yang sedang
mendapatkan haidh
diharamkan untuk melakukan shalat. Begitu &uga
haram untuk mengqadaB shalat. #ebab se!rang
$anita yang sedang mendapat haid telah gugur
ke$a&ibannya untuk melakukan salat.
.alilnya adalah hadis berikut ini :
s + : -~ :
=

: - : ~ : - - : ,
- < . ~ + : : . : - : =-
- ~ : - :

- - `

: :
= : ~ : : ~ : : : ~ : `=

- : -


: - : =

=
= -

, = : - : -
~

:
98Dari Aisyah ra berkata,I/atimah binti Abi
%ubaisy mendapat darah istihadha, maka
"asulullah SA# bersabda kepadanya,IDarah
haidh itu ber!arna hitam dan dikenali. 6ila
yang yang keluar seperti itu, janganlah shalat.
6ila sudah selesai, maka ber!udhuGlah dan
lakukan shalat. (%". Abu Daud dan An-)asai).
.an &uga hadits berikut ini :
$Dari Aisyah r.a berkata , $Di &aman "asulullah
SA# dahulu kami mendapat haidh, lalu kami
diperintahkan untuk

adits ini dishahihkan leh bnu ibban dan Al-
akim

199

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


meng0adha$ puasa dan tidak diperintah untuk
meng0adha$ salat (%". 4ama$ah).
#elain itu &uga ada hadis lainnya: $Dari
/atimah binti Abi Khubaisy bah!a "asulullah
SA#
bersabda, $6ila kamu mendapatkan haid maka
tinggalkan shalat$
2.2. .er4udu< atau mandi As/#yafBiyah dan
al/Canabilah mengatakan
bah$a: B$anita yang sedang mendapatkan haid
diharamkan ber$uduBdan mandi &anabah.
+aksudnya adalah bah$a se!rang yang sedang
mendapatkan haidh dan darah masih mengalir,
lalu berniat untuk bersui dari hadats besarnya itu
dengan ara ber$udhu3 atau mandi &anabah,
se!lah!lah darah haidhnya sudah selesai, padahal
belum selesai.
#edangkan mandi biasa dalam arti
membersihkan diri dari kuman, dengan
menggunakan sabun, shamp! dan lainnya, tanpa
berniat bersui dari hadats besar, bukan
merupakan larangan.
2.3. Puasa )anita yang sedang mendapatkan
haid dilarang
men&alankan puasa dan untuk itu ia di$a&ibkannya
untuk menggantikannya dihari yang lain.
s

: : . :

~ < ~, -

~ < . ~ : . : 23
4 5 673 8 9 9 ' 9 9 :; ! < 9 9
: . 9 ' 9 9 ! < - : : -

Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bah!a
"asulullah SA#
200

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
bersabda,I6ukankah bila !anita mendapat
hatdh, dia tidak boleh shalat dan puasa<I. (%",
'utta+a0 Galaihi)
2.4.Ta4a9 se!rang $anita yang sedang
mendapatkan haid
dilarang melakukan ta$a2. #edangkan semua
praktek ibadah ha&i tetap b!leh dilakukan. #ebab
ta$a2 itu mensyaratkan sese!rang sui dari hadas
besar.

- : ` : +
: -~ : . : - : -= - ~ ;
= ~ :
; :
- : _ : < ; -

;
_- = - - `

< = ` -

+ ;
=- : - - :
Dari Aisyah r.a berkata bah!a "asulullah SA#
bersabda, $6ila kamu mendapat haid, lakukan
semua praktek ibadah haji kecuali berta!a+
disekeliling ka$bah hingga kamu suci (%".
'uta+a0 $Alaih)
2.'. !en$entuh !usha9 dan !emba4an$a
Allah #)T berfrman di dalam Al/9uran Al/
*ariem tentang menyentuh Al/9uran :
: `
- ~
` < : = +
Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang
suci.$ . (*S. Al#a0iBah ayat 79)
6umhur ulama sepakat bah$a !rang yang
berhadats besar termasuk &uga !rang yang haidh
dilarang menyentuh musha2 Al/9uran
2.2. !ela9a0kan A$at8a$at Al8@uran
201
s

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


*euali dalam hati atau d!a L 8ikir yang la28nya
diambil dari ayat Al/9uran seara tidak langsung.
"asulullah SA# tidak terhalang dari membaca
Al-*uran kecuali dalam keadaan junub.
PMNamun ada pula pendapat yang memb!lehkan
$anita haidh membaa Al/9uran dengan atatan
tidak menyentuh musha2 dan takut lupa akan
ha2alannya bila masa haidhnya terlalu lama. 6uga
dalam membaanya tidak terlalu banyak.
-endapat ini adalah pendapat +alik. 2.3. !asuk
ke !asjid
Dari Aisyah "A. berkata bah!a "asulullah
SA# bersabda, $idak ku halalkan masjid bagi
orang yang junub dan haidh$. (%". 6ukhari,
Abu Daud dan Ibnu Khu&aemah.)
2.=. .ersetubuh )anita yang sedang mendapat
haid haram
bersetubuh dengan suaminya. *eharamannya
ditetapkan !leh Al/9uran Al/*ariem berikut ini:
=
- < : -

- ; < - :
, D ~ : - ; < =-

~ ; : ` =-

~ ;

- - ; : : + : = - : ~ :
: + ; = - _-= - ;
--
< - -
= =-

- - =-

-
R

R < : -

+ :
=- ~ ;
$'ereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah, $%aidh itu adalah suatu kotoran$.
Fleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri dari !anita di !aktu haidh. dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci
. Apabila mereka

6 Lihat idayatul Mujtahid jilid 1 hal 133
202

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.(*S. Al-6a0arah , ???)
Qang dimaksud dengan men&auhi mereka
adalah tidak menyetubuhinya.
#edangkan al Canabilah memb!lehkan
menumbu $anita yang sedang haid pada bagian
tubuh selain antara pusar dan lutut atau selama
tidak ter&adi persetubuhan. Cal itu didasari !leh
sabda 0asulullah #A) ketika beliau ditanya
tentang hukum menumbui $anita yang sedang
haid maka beliau men&a$ab:
s , - : +

< : :
- = ~ -- : + - :
:

: . : - : - < - := : >
? %@ A 9 (
;
6B3 = C D

-
$Dari Anas ra bah!a Frang yahudi bisa para
!anita mereka mendapat haidh, tidak
memberikan makanan. "asulullah SA#
bersabda,I=akukan segala yang kau mau
kecuali hubungan badanI. (%". 'uslim).
s - : ` : + :
-~ < . ~ : : -

; -
: - -

= - : -

- :

- : : - :
$Dari Aisyah ra berkata,I"asulullah SA#
memerintahkan aku untuk memakain sarung,
beliau mencumbuku sedangkan aku dalam
keadaan datang haidhI. (%". 'uslim).
*eharaman menyetubuhi $anita yang sedang

20$
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


haid ini tetap belangsung sampai $anita tersebut
selesai dari haid dan selesai mandinya. Tidak
ukup hanya selesai haid sa&a tetapi &uga
mandinya. #ebab didalam al Baqarah ayat ''' itu
Allah menyebutkan bah$a $anita haid itu haram
disetubuhi sampai mereka men&adi sui dan
men&adi sui itu bukan sekedar berhentinya darah
namun harus dengan mandi &anabah, itu adalah
pendapat al +alikiyah dan as #yafBiyah serta al
Canafyah.
Ka;arat "en$etubuhi Wanita Haidh Bila
se!rang $anita sedang haid disetubuhi !leh
suaminya maka ada hukuman baginya menurut
al Canabilah. Besarnya adalah satu dinar atau
setengah dinar dan terserah memilih yang mana.
(ni sesuai dengan hadis 0asulullah #A) berikut :

Ahmad #ar$at, % "iqih


Thaharah
haid, dan setengah dinar bila diakhir haid.
Namun umumnya para ulama seperti al/
PN+alikiyah, Asy/ #yafBiyah dalam pendapatnya
yang terbaru tidak me$a&ibkan denda ka2arat bagi
pelakunya ukup baginya untuk beristig2ar dan
bertaubat. #ebab hadis yang menyebutkan
ka2arat itu hadis yang mudahtharib sebagaimana
yang disebutkan !leh al Cafd8 (bn Ca&ar. 2.>.
!en#eraikan Istri
#e!rang yang sedang haid haram untuk
bererai. .an bila dilakukan &uga maka thalaq itu
adalah thalaq bidBah. .alilnya adalah :


+ - : - ; = : -+

~
- < - : = : - - ; - : : ~ :
~
: ` <
< - - : ` -+


-=

- R `

= - :
~= = ; - , - , =~ :
- ; - ~= ~- -
~ : - :
: ` ;
- : :

= ~- < ~- =-
: : = : ~ ~
$%ai )abi, apabila kamu menceraikan isteri-
isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka
pada !aktu mereka dapat iddahnya dan
hitunglah !aktu iddah itu serta bertak!alah
kepada Allah uhanmu. 4anganlah kamu
keluarkan mereka dari rumah mereka dan
janganlah mereka ke luar kecuali mereka
mengerjakan perbuatan keji yang terang . Itulah
hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia
telah berbuat &alim terhadap dirinya sendiri.
Kamu tidak mengetahui barangkali Allah
mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang
baru.$ (QS. A)Thalaq : 1)

Nailul Authar jilid 1 halaman 2

205

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


#eara hukum fqih, meski termasuk thalaq
bid3ah dan berd!sa, tetap &atuh talaq itu. #uami
yang mentalak istrinya dalam keadaan haidh tentu
berd!sa, sebab hal itu termasuk larangan. Tetapi
dari segi hukum talaq, tetap &atuh dan sah sebagai
talaq.
%ebih &elasnya akan di&elaskan pada kitab "iqih
-ernikahan.

206

Bab 11
Ni2as
1.
Pengertian
Ni2as adalah darah yang keluar dari kemaluan
$anita karena melahirkan. -ara ulama bahkan
mengel!mp!kkan darah yang keluar karena
keguguran termasuk ni2as &uga. 6adi bila se!rang
$anita melahirkan bayi yang meninggal di dalam
kandungan dan setelah itu keluar darah, maka
darah itu termasuk darah ni2as.
2. ,ama -i9as

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Imumnya para ulama mengatakan bah$a
$aktu yang dibutuhkan untuk sebuah ni2as bagi
se!rang $anita aling epat adalah hanya seke&ap
atau hanya sekali keluar. bila se!rang $anita
melahirkan dan darah berhenti begitu bayi lahir
maka selesailah ni2asnya. dan dia langsung serta
puasa sebagaimana biasanya.
+enurut as/#yafBiyah biasanya ni2as itu empat
puluh hari, sedangkan menurut al +alikiyah dan
&uga as #yafBiyah paling lama ni2as itu adalah
enam puluh hari. menurut al Canafyah an al
Canabilah paling lama empat puluh hari. bila lebih
dari empatpuluh hari maka darah istihadhah.
.alilnya adalah hadis berikut ini :
-- - _ +~ ~. --~ ~ -~+
-
IDari Cmmu Slamah r.a berkata, para !anita
yang mendapat ni+as, dimasa "asulullah duduk
selama empat puluh hari empat puluh malam
(%". Khamsah kecuali )asa$i).
At/Tirmi8i berkata setelah men&elaskan hadis
ini : bah$a para ahli ilmu dikalangan sahabat
Nabi, para tabiBin dan !rang/!rang yang
sesudahnya sepakat bah$a $anita yang
mendapat ni2as harus meninggalkan salat selama
empat puluh hari keuali darahnya itu berhenti
sebelum empat puluh hari. bila demikian ia harus
mandi dan salat. namun bila selama empat
puluhhari darah masih tetap keluar kebanyakan
ahli ilmu berkata bah$a dia tidak b!leh
meninggalkan salatnya.
208

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
3. Hal8hal $ang dilarang dilakukan 4anita
$ang sedang ni9as
)anita yang sedang ni2as sama denganhal/hal
yang diharamkan !leh $anita yang sedang haidh,
yaitu :
3.1. &alat #e!rang $anita yang sedang
mendapatkan Ni2as
diharamkan untuk melakukan salat. Begitu &uga
mengqadaB salat. #ebab se!rang $anita yang
sedang mendapat ni2as telah gugur ke$a&ibannya
untuk melakukan salat. .alilnya adalah hadis
berikut ini :
$Dari Aisyah r.a berkata , $Di&aman "asulullah
SA# dahulu kami mendapat ni+as, lalu kami
diperintahkan untuk meng0ada$ puasa dan
tidak diperintah untuk meng0ada$ salat (%".
4ama$ah).
#elain itu &uga ada hadis lainnya:
: ~ :
; : - : - :
~ : `
$Dari /atimah binti Abi Khubaisy bah!a
"asulullah SA# bersabda, $6ila kamu
mendapatkan ni+as maka tinggalkan salat$
3.2. .er4udu< atau mandi janabah As/
#yafBiyah dan al/Canabilah mengatakan
bah$a: B$anita yang sedang mendapatkan haid
diharamkan ber$uduBdan mandi &anabah.
Adapun sekedar mandi biasa yang tu&uannya
membersihkan badan, tentu sa&a tidak terlarang.
Qang terlarang disini adalah mandi &anabah
dengan niat mensuikan diri dan mengangkat
hadats besar,

209
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


padahal dia tahu dirinya masih mengalami ni2as
atau haidh.
3.3. Puasa )anita yang sedang mendapatkan
ni2as dilarang
men&alankan puasa dan untuk itu ia di$a&ibkannya
untuk menggantikannya dihari yang lain.
3.4.Ta4a9 #e!rang $anita yang sedang
mendapatkan ni2as
dilarang melakukan ta$a2. #edangkan semua
praktek ibadah ha&i tetap b!leh dilakukan. #ebab
ta$a2 itu mensyaratkan sese!rang sui dari hadas
besar.
;
< - ; < : _ : - R
: ` - < = =_- - ; = +


Dari Aisyah r.a berkata bah!a "asulullah SA#
bersabda, $6ila kamu mendapat haid, lakukan
semua praktek ibadah haji kecuali berta!a+
disekeliling ka$bah hingga kamu suci (%".
'uta+a0 $Alaih)
3.'. !en$entuh !usha9 dan !emba4an$a
Allah #)T berfrman di dalam Al/9uran Al/
*ariem tentang menyentuh Al/9uran :
: `
- ~ ` <
: = +
Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang
suci.$ . (*S. Al#a0iBah ayat 79)
6umhur Ilama sepakat bah$a !rang yang
berhadats besar termasuk &uga !rang yang ni2as
dilarang menyentuh musha2 Al/9uran
210

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
3.2. !ela9a0kan A$at8a$at Al8@uran *euali
dalam hati, d!a atau 8ikir yang la2a8nya
diambil dari ayat Al/9uran seara tidak
langsung.
: `
- ; - < < - : ` :
- ~ - D < ' -
4anganlah orang yang sedang junub atau haidh
membaca sesuatu dari Al-*uran. (%". Abu
Daud dan irmi&y)
Namun ada pula pendapat yang memb!lehkan
PP$anita ni2as membaa Al/9uran dengan atatan
tidak menyentuh musha2 dan takut lupa akan
ha2alannya bila masa ni2asnya terlalu lama. 6uga
dalam membaanya tidak terlalu banyak.
-endapat ini adalah pendapat +alik. Cu&&ah
mereka adalah karena hadits di atas dianggap
dhai2 !leh mereka. 3.3. !asuk ke !asjid
Dari Aisyah "A. berkata bah!a "asulullah
SA# bersabda, $idak ku halalkan masjid bagi
orang yang junub dan haidh$. (%". 6ukhari,
Abu Daud dan Ibnu Khu&aemah.)
3.=. .ersetubuh )anita yang sedang mendapat
ni2as haram
bersetubuh dengan suaminya. *eharamannya
ditetapkan !leh Al/9uran Al/*ariem berikut ini:
= - < : -

-
; < - : , D ~ : - ; < =-

~ ;
: ` =-

~ ;

- - ; : :
+ : = - : ~ : : + ; = - _-=
- ; -
-
idayatul Mujtahid jilid 1 halaman 133

211

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


< - -
= =-

- - =-

-
R

R < : -

+ :
=- ~ ;
$'ereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah, $%aidh itu adalah suatu kotoran$.
Fleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri dari !anita di !aktu haidh. dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci . Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.(*S. Al-6a0arah , ???)
Qang dimaksud dengan men&auhi mereka adalah
tidak menyetubuhinya.
#edangkan al/Canabilah memb!lehkan
menumbu $anita yang sedang ni2as pada bagian
tubuh selain antara pusar dan lutut atau selama
tidak ter&adi persetubuhan. Cal itu didasari !leh
sabda 0asulullah #A) ketika beliau ditanya
tentang hukum menumbui $anita yang sedang
haid maka beliau men&a$ab:

< ~
-

,
` : _
$=akukan segala yang kau mau kecuali
hubungan badan (%". 4ama$ah).
*eharaman menyetubuhi $anita yang sedang
ni2as ini tetap belangsung sampai $anita tersebut
selesai dari ni2as dan selesai mandinya. Tidak
ukup hanya selesai ni2as sa&a tetapi &uga
mandinya. #ebab didalam al Baqarah ayat ''' itu
Allah menyebutkan bah$a $anita haid itu haram
disetubuhi sampai mereka men&adi sui dan
men&adi sui itu bukan sekedar berhentinya darah
namun harus dengan
212

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
mandi &anabah, itu adalah pendapat al +alikiyah
dan as #yafBiyah serta al Canafyah.
4. asus Bila se!rang $anita mendapat darah tiga
hari
sebelum kelahiran, sebagaimana yang telah
disepakati !leh para ulama bah$a darah ni2as itu
adalah darah yang keluar pada saat melahirkan.
maka darah yang kelauar sebelumnya bukanlah
darah ni2as, tetapi darah 2asad.
Bila se!rang $anita telah selesai ni2as dan
mandi tiba/tiba darah keluar lagi setelah empat
puluh hari,
Ada ulama yang berpendapat bah$a tidak ada
batas maksimal untuk ni2as, sehingga bila keluar
lagi setelah berhenti sebelumnya maka itu
termasuk ni2as &uga bukan darah istihadhah
karen aitu dia tetap tidak b!leh salat dan
berpuasa. namun para 2uqaha yang lain
mengatakan bah$a: masa ni2as itu hanyalah
empat puluh hari atau enam puluh hari (#yafBi).
sehingga bila keluar lagi darah setelah itu tidak
bisa disebut darah ni2as. dan itu adalah darh
istihadhah.
21$

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Bab 1'
(stihadhah
1. Pengertian *eluarnya darah dari kemaluan
$anita di luar
haidh dan ni2as atau karena sakit.
2. Tiga eadaan Istihadhah
2.1. !uma$$i0ah #e!rang $anita mengetahui
dengan pasti lama
haidnya sehingga bila keluarnya darah itu melebihi
masa haid yang n!rmal &adi darah itu adalah darah
istihadhah.
.asarnya adalah hadis berikut ini : Dari Cmmi
Salamah r.a beliau meminta kepada )abi sa!.
tentang seorang !anita yang mengeluarkan
darah, beliau bersabda,

215
"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


=ihatlah kebiasaan jumlah hari-hari haidnya
dan dikaitkan dengan bulannya selama masa
yang biasanya haid dia harus meninggalkan
salat, bila telah le!at dari kebiasannya
hendaknya ia mandi kemudian menyumbatnya
dan salat (%" Khamsah kecuali irmi&i)
2.2. /ndisi kedua #e!rang $anita yang tidak
punya kepastian
tentang lama masa haidnya, dan &uga tidak bisa
membedakan antara darah haid dan bukan darah
haid. .alam k!ndisi ini auannya adalah enam
atau tu&uh hari sebagaimana umumnya
kebiasannya para $anita ketika mendapatkan haid.
Dari 4annah binti 4ahsy berkata , $Aku
mendapat haid yang sangat banyak, kudatangi
"asulullah unuk meminta +at!a dan kudapati
beliau dirumah saudaraku Oainab binti 4ahsy,
aku bertanya, 3a "asulullah, Aku mendapat
darah haid yang amat banyak, apa
pendapatmu < sedangkan engkau telah
melarang unuk salat dan puasa. 6eliau
menja!ab,Sumbatlah dengan kain karena akan
menghilangkan darah, aku berkata ,tapi
darahnya banyak sekali...3ang demikian hanya
satu gangguan dari syaitan, Fleh karena
ituhendaklah engkau berhaid enam atau tujuh
hari kemudian engkau mandi. 'aka apa bila
engkau sudah bersih, salatlah ?1 atau ?( hari,
dan puasalah dan sembahyanglah (sunnat),
karen yang demikian itu cukup buatmu. dan
buatlah demikian tiap-tiap bulan sebagaimana
perempuan-perempuan berhaid, tetapi jika
engkau kuat buat menta$khirkan dhuhur dan
menta0dimkan $ashar kemudian engkau mendi
ketika engkau bersih (sementara) lalu engkau
jamak sembahyang dhuhur dan $ashar
kemudian engkau ta$khirkan maghrib dan dan
ta0dimkan isya$, kemudian engkau mandi ,
kemudian engkau jama$kan dua sembahyang
itu (kalau kuat) buatlah (begitu). dan engkau
mandi beserta shubuh dan engkau salat.
Sabdanya lagi, Dan yang demikian perkara
yang lebih aku sukai dari yang
216

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
lainnya.(%".Khamsah kecuali
)asa$i)- 2.3. /ndisi ketiga
#e!rang $anita yang tidak tahu kebiasaannya
namun mampu membedakan mana darah haid dan
mana darah istihadhah. +aka baginya ukup
dengan melihat darah itu, bila darahnya adalah
darah haid maka dia sedang haid bila darahnya
bukan darah haid maka dia sedang istihadhah.
.ari "atimah binti Abi Cubaisy bah$a dia
mengalami istihadhah, maka 0asulullah sa$,
bersabda kepadanya kalau darah haid $arnanya
hitam dan mudah dikenali maka &anganlah kau
salat. Tapi kalau beda $arnanya maka $udhuBlah
dan shalatlah karena itu adalah penyakit.
3. Hukum 1anita $ang Istihadhah 1. Tidak
$a&ib mandi bila ingin shalat keuali hanya
sekali sa&a yaitu ketika selesai haid. (ni
disepakati !leh &umhur ulama sala2 (masa lalu)
dan khala2 (masa kemudian).
'. .ia harus ber$udhu setiap mau salat,
sebagaimana sabda 0asulullah sa$. dalam ri$ayat
Bukhari, T*emudian ber$udhulah setiap akan salat.
Namun (mam +alik tidak me$a&ibkan $udhu setiap
mau salat, beliau hanya menyunahkan sa&a.
F. +enui dan membersihkan kemaluannya
sebelum ber$udhu dan menyumbatnya dengan
kain atau kapas agar tidak men&adi na&is. -aling
tidak sebagai upaya mengurangi na&is.

1 ishahihkan leh Tirmizi dan dihasankan leh
ukhari
217

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


>. Tidak ber$udhu keuali setelah masuknya $aktu
salat, menurut pendapat &umhur. #ebab $udhunya
itu bersi2at darurat maka tidak sah &ika belum
sampai kepada kebutuhannya.
H. #uaminya b!leh menyetubuhinya meski darah
mengalir keluar. ini adalah pendapat &umur ulama,
sebab tidak ada satupun dalil yang
mengharamkannya. (bn Abbas berkata: T*alau
salat sa&a b!leh, apa lagi bersetubuhT. #elain itu
ada ri$ayat bah$a (krimah binti Cimnah disetubuhi
suaminya dalam k!ndisi istihadhah.
M. Tetap $a&ib melakukan semua ke$a&iban !rang
yang sui dari haid seperti salat, puasa dan b!leh
beriBtika2, membaa 9urBan menyentuh musha2,
berdiam di mas&id, ta$a2, dan men&alankan semua
ibadah. (tu merupakan kesepakatan
seluruh ulama.

218

Ahmad #ar$at, %
"iqih Thaharah

T

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


yaitu agar Allah #)T melimpahkan pahalanya
kepada penulis dan &uga para pembaa yang
mendapatkan hidayah dan petun&uk.
Akhirnya, penulis mem!h!n maa2 bila disana/
sini masih ada kekurangan bahkan kesalahan.
#emua itu tidak lepas dari si2at manusia yang lupa
dan lemah. #em!ga Allah #)T senantiasa
melimpahkan keberkahan/Nya, Amien.
6akarta, 'J -ebruari
'J1J Ahmad #ar$at,
%




220

Ahmad #ar$at, % "iqih
Thaharah
Tentang -enulis
2ama
Ahmad #ar$at, %
T<Tl Lahir
4air!, 1P #eptember 1PMP
Alamat
6# =E2TE- (Qayasan .aarul/Iluum Al/(slamiyah) 6l.
*aret -edurenan n! HF #etiabudi 6akarta #elatan
1'P>J *!!rdinat :
Telp
JNHMP>>M15P'
Website
$$$.ustsar$at.!m
Email
ustsar$at\yah!!.!m
Pendidikan > S? / "akultas #yariah Ini1ersitas (slam
+uhammad (bnu #uud *era&aan
#audi Arabia abang 6akarta (%(-(A)
S* / (nstitut (lmu Al/9uran (((9) *!nsentrasi Ilumul 9uran dan
Ilumul Cadits (belum selesai)
Pekerjaan > .!sen #ek!lah Tinggi Akuntansi Negara
(#TAN) -engasuh 0ubrik #yariah dan *ehidupan di
$$$.$arnaislam.!m .!sen *ampus #yariah (kuliah syariah
!nline 1ia internet) $$$.kampussyariah.!m
Akti%tas : *etua Imum ] Nad8ir Qayasan .aarul/
Iluum Al/(slamiyah *etua Imum "!rum *!munikasi
+a&elis Taklim dan Imara
E@perience 0ais #yu3un (&tima3iyah %--. *hairu Immah /
1PP' 6am3iyah .ak$ah $a At/Taklim (7ldata) / 1PPP
*!nsultasi #yariah : -usat *!nsultasi #yariah
($$$.syariah!nline.!m) / 'JJ1
-emred dan ^eneral +anager 7ramuslim _
'JJ>

22
1

"iqih Thaharah
Ahmad #ar$at, %


Kar$a Tulis
1. "iqih Tahahrah '. "iqih #halat F. "iqih -uasa
>. "iqih Eakat H. "iqih +uamalat M. "iqih Nikah
5. "iqih *!ntemp!rer N. "iqih *uliner P. "iqih (khtila2
1J. "iqih )anita 11. "iqih -!litik 1'. "iqih
+a$aris
Buku/buku ini dalam 1ersi s!2t!py (pd2) bisa
diunduh seara gratis di $$$.ustsar$at.!m
222

You might also like