You are on page 1of 3

1.

Diagnose pembanding dari kasus:


a. Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan
oleh Corynebacterium minitussismus, ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan
skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha.
Gejala klinik
Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat
Lesi eritroskuama, berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklatan
Skuama kering yang yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak
b. Dermatitis ontak !ritan merupakan reaksi imunologis kulit terhadap gesekan atau paparan bahan
asing penyebab iritasi kepada kulit.
D! dapat dicirikan dengan kemerahan pada area kulit yang tekena, panas, gatal, dan terkadang
nyeri. "ada beberapa kasus tertentu ditemukan juga #issur $kerusakan% pada area kulit yang terpapar
c. Eritroderma, Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema di seluruh
tubuh atau hamper seluruh tubuh, biasanya disertai skuama.
Eritroderma adalah kemerahan yang abnormal pada kulit yang menyebar luas ke daerah-daerah
tubuh $kamus saku kedokteran, Dorland%.
Eritroderma ditandai dengan &arna kulit yang kemerahan dan bias mengakibatkan pasien menggigil
kedinginan karena banyak kehilangan kalori yang dilepaskan le&at lesi.
d Solar urticaria$ photosensiti'ity% merupakan ruam merah besar, bengkak dan gatal yg terbentuk
setelah beberapa menit terkena sinar matahari. Seseorang dengan solar urticaria yg luas dapat
mengalami sakit kepala, pusing, lemah dan mual
(. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan bakterioskopik
Pemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan
mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam, antara lain
dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. umlah tempat yang diambil untuk pemeriksaan ruitn
sebaiknya minimal !-" tempat, yaitu kedua #uping telinga bagian bawah dan $-! lesi lain
yang paling akti% &yang paling eritematosa dan in%iltrati%'.
$. Pemeriksaan histopatologik
(danya massa epiteloid yang berlebihan dikellingi oleh lim%osit yang disebut tuberkel
akan menjadi penyebab utama kerusakan jaringan dan #a#at.
3. 3. mekanisme terjadinya bercak merah merah pada kulit dapat dijelaskan
dengan respon imun yang melibatkan peranan limfosit, langerhans epidermal,
eosinofl, dan IgE secara global. Leung (1!" menyatakan mekanisme timbulnya
reaksi radang tergantung pada IgE sudah terpapar dengan alergen, sel mast
yang permuakaannya mengandung IgE akan mengeluarkan beberapa mediator,
sitokin, dan faktor kemotaktik leukosit (immediate reaction" setelah itu timbul
late cphase reaction (L#$" yang juga dipengaruhi oleh IgE dan ditandai dengan
timbulnya beberapa molekul adhesi pada endotel pembuluh darah sehingga
menimbulkan infltrat sel eosinofl, netrofl, sel mononuklear ke jaringan
setempat yang akan menimbulkan reaksi radang IL%1 dan &'(%a berperan
timbulnya molekul EL)*%1, I+)*%1, dan ,+)*%1 sehingga terjadinya infltrasi sel
leukosit ke jaringan yang meradang tersebur, sehingga mengakibatkan
bertambahnya sel radang di tempat tersebut. -elain itu, didapatkan pula adanya
korelasi peningkatan jumlah ,+)*%1 dengan jumlah sel eosinofl termasuk *.#,
E#/, E+# dan disimpulkan bah0a ekspresi ,+)*%1 akan meningkatkan
pengumpulan dan infltrat sel%sel eosinofl ke tempat radang
1. #ada a0al tahun 123, dibentuk kongres internasional radiologi yang pertama
yang
membentuk 4omisi Internasional untuk -atuan dan #engukuran $adiologi (I+$5",
saat itu diperkenalkan konsep dosis tenggang (tolerance dose" yang didefnisikan
sebagai6 7dosis yang mungkin dapat diterima oleh seseorang terus%menerus
atau
secara periodik dalam menjalankan tugasnya tanpa menyebabkan terjadinya
perubahan dalam darah.8 #ada tahun yang sama, *utscheller memperkirakan
secara
kuantitatif bah0a nilai dosis total yang diterima selama sebulan dengan nilai
dosis
haruslah kurang dari 191:: dari nilai dosis yang dapat menyebabkan terjadinya
erythema pada kulit.'ilai penyinaran yang memungkinkan timbulnya erythema
pada kulit diperkirakan
")) *, sehingga nilai dosis tenggang untuk pekerja radiasi diusulkan sebesar " *
dalam jangka penerimaan 1 bulan.$
Pada tahun 1+$, diadakan kongres radiologi ke-$ yang menyetujui
pembentukan -omisi .nternasional untuk Perlindungan Sinar-/ dan *adium dan
se#ara resmi mengadopsi satuan roentgen &*' sebagai satuan untuk menyatakan
paparan sinar-/ dan gamma. Pada tahun 1+0!, komisi tersebut mengeluarkan
rekomendasi untuk menurunkan dosis tenggang menjadi ),$ * 1 hari atau 1 * 1
minggu. Pada tahun 1+0", nilai dosis tenggang diturunkan lagi hingga 1)) m* 1 hari
dengan asumsi bahwa diperhitungkan adanya hamburan balik &energi sinar-2 yang
umumnya digunakan pada saat itu' dimana dosis 1)) m* di udara dapat memberikan
dosis $)) m* pada permukaan tubuh.
Pada tahun 1+3), komisi tersebut berubah nama menjadi -omisi .nternasional
untuk Perlindungan *adiologi &.4*5'. 6erbagai perkembangan penelitian
radiobiologi dan dosimetri radiasi menyebabkan perubahan dalam teknik penetuan
nilai batas dosis yang mana komisi tersebut memutuskan:
7
8enurunkan dosis tenggang menjadi ),)3 * &3) m*' per hari atau ),0 * &0))
m*' per minggu atau 13 * 1 tahun
7
8enetapkan kulit sebagai organ kritis dengan dosis tenggangnya sebesar )," *
&")) m*' per minggu.
5a#tor risiko terjadi ber#ak merah&eritema':

You might also like