Professional Documents
Culture Documents
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
A
A
NONDHO
NONDHO
W
W
IJANARKO
IJANARKO
YULIUSMAN
YULIUSMAN
Departemen Teknik Gas dan Petrokimia
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Keselamatan Kerja 2
PERATURAN KESELAMATAN KERJA
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL, STATE UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL, STATE
OF QUENSLAND WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT OF QUENSLAND WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT
REGULATION (No. 1) 2003 JUNCTO WORKPLACE HEALTH AND REGULATION (No. 1) 2003 JUNCTO WORKPLACE HEALTH AND
SAFETY ACT 1995 SAFETY ACT 1995
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ILO C ILO CODE ODE OF OF P PRACTISE, RACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL
ACCIDENTS ACCIDENTS
Keselamatan Kerja 3
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL
QUEENSLAND EXPLANATORY NOTES FOR SL 2003 No. 68 QUEENSLAND EXPLANATORY NOTES FOR SL 2003 No. 68
WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT REGULATION (No. 1) WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT REGULATION (No. 1)
2003 juncto 2003 juncto
WORKPLACE HEALTH AND SAFETY ACT 1995 WORKPLACE HEALTH AND SAFETY ACT 1995
Keselamatan Kerja 4
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL UNDANG KESELAMATAN KERJA INTERNATIONAL
QUEENSLAND EXPLANATORY NOTES FOR SL 2003 No. 68 QUEENSLAND EXPLANATORY NOTES FOR SL 2003 No. 68
WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT REGULATION (No. 1) 2003 WORKPLACE HEALTH AND SAFETY AMANDEMENT REGULATION (No. 1) 2003
juncto juncto
WORKPLACE HEALTH AND SAFETY ACT 1995 WORKPLACE HEALTH AND SAFETY ACT 1995
Tujuan untuk mencegah atau meminimalkan resiko kematian,
kecelakaan atau penyakit seseorang yang disebabkan oleh tempat
kerja atau aktivitas yang terjadi di tempat kerja
Penerapan dengan pengadopsian ketetapan yang berkaitan untuk
menghindari kematian dan kecelakaan pada tempat kerja serta
pengaplikasian standar kesehatan dan keselamatan kerja dalam
industri yang konsisten dengan tujuan untuk mencegah atau
meminimalkan timbulnya resiko kematian, kecelakaan atau
penyakit seseorang yang disebabkan oleh tempat kerja atau
aktivitas yang terjadi di tempat kerja
Kewenangan Gubernur dalam Dewan Negara Bagian untuk
membuat regulasi yang berbeda dengan peraturan negara bagian
lainnya sebagai upaya mencegah atau meminimalkan timbulnya
resiko kematian, kecelakaan atau penyakit seseorang yang
disebabkan oleh tempat kerja atau aktivitas yang terjadi di tempat
kerja
Keselamatan Kerja 5
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 6
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
3 unsur keberlakuan UU
Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.
Pengawasan Keselamatan Kerja
Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
Keselamatan Kerja 7
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur
keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat, keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat,
laut dan udara dalam wilayah NKRI laut dan udara dalam wilayah NKRI
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan
untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya
peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja
dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pemberian alat dan pemberian alat - -alat pelindung kepada pekerja terutama alat pelindung kepada pekerja terutama
untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta
membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi
udara serta hubungan yang serasi antara pekerja, udara serta hubungan yang serasi antara pekerja,
lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja. lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.
Keselamatan Kerja 8
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan: Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:
Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
lainnya
Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)
Lingkungan
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Proses produksi
Keselamatan Kerja 9
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
UNDANG UNDANG- -UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk
teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri, pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri,
keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena
begitu banyak proses yang dilakukan dengan begitu banyak proses yang dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan
yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya. yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.
Keselamatan Kerja 10
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Pengawasan Keselamatan Kerja
Monitoring dan pengambil keputusan tindakan
perbaikan keselamatan kerja
Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous
Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja,
pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi
keselamatan kerja.
Keselamatan Kerja 11
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Kewajiban Manajemen dalam Pembinaan Keselamatan
Kerja
Memberikan informasi kepada pekerja mengenai
bahaya yang mungkin muncul di tempat kerja agar
mereka memiliki gambaran utuh mengenai tingkat
resikobahaya pekerjaan yang akan dilakukan.
Menjelaskan kepada pekerja mengenai kondisi
lingkungan kerja yang akan dihadapi agar pekerja lebih
mengenal lingkungannya dengan baik dan ini juga
akan membantu pekerja untuk beradaptasi dengan
lingkungan kerjanya.
Menjelaskan adanya peralatan keselamatan yang harus
digunakan oleh pekerja selama berada dalam tempat
kerja.
Memberitahukan petunjuk teknis kepada pekerja dalam
melakukan pekerjaannya.
Keselamatan Kerja 12
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Pembinaan lanjut manajemen terhadap pekerja dalam
penjaminan keselamatan kerja
Pemberitahuan penggunaan alat pelindung kerja.
Pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pelatihan pencegahan pada kecelakaan, kebakaran atau
bahaya ledakan.
Keselamatan Kerja 13
Kewajiban dan hak manajemen
Pelaporan terjadinya kecelakaan kepada pejabat yang
ditentukan Menteri Tenaga Kerja
Pembuatan peraturan keselamatan kerja di tempat
kerjanya secara tertulis maupun simbol peringatan
keselamatan kerja yang mudah dimengerti.
Pemberian peralatan keselamatan kerja secaa gratis
kepada pekerja maupun orang yang memasuki tempat
kerja.
Kewajiban dan hak pekrja
Penggunaan alat keselamatan kerja sesuai peraturan
yang berlaku
Permintaan jaminan kesehatan dan sistem keselamatan
di tempat kerja
Kepatuhan pada tata tertib tempat kerja dan pemberian
keterangan yang jelas mengenai keselamatan kerja di
tempat kerja.
UNDANG
UNDANG
-
-
UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 14
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 15
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Merupakan bagian dari sistem manajemen yang secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan kerja dalam
rangka pengedalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
TEMPAT KERJA adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja
atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
baik di darat, di dalam air dan di udara yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
TENAGA KERJA adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan jsa atau barang untuk memenuhi kebuthan
masyarakat.
Keselamatan Kerja 16
AUDIT adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen,
untuk menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan
sesuai dengan peraturan yang direncanakan dan dilkasanakan
secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan
perusahaan
LAPORAN AUDIT adalah hasil yang dilakukan Badan Audit yang
berisi fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di
tempat kerja sebagai dasar untuk menerbitkan sertifikat
pencapaian kinerja sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja
SERTIFIKAT adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan
penerapan peraturan perundangan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 17
TUJUAN DAN SASARAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA adalah menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegerasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 18
Kewajiban perusahaan dalam penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja
Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara
berkesinambungan dengan tujauan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 19
AUDIT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
Strategi pendokumentasian
Peninjauan ulang disain dan kontrak
Pengendalian dokumen
Pembelian
Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
Standar pemantauan
Pelaporan dan perbaikan kekurangan
Pengelolaan material dan pemindahannya
Pengumpulan dan penggunaan data
Pemeriksaan sistem manajemen
Pengembangan ketrampilan dan kemampuan
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 20
MEKANISME PELAKSANAAN AUDIT
Audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga tahun
Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Laporan audit lengkap disampaikan kepada pejabat yang ditunjuk
Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-Undang
Keselamatan Kerja
Pejabat yang ditunjuk Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
Undang-Undang Keselamatan Kerja melakukan evaluasi dan penilaian
Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian, pejabat yang ditunjuk
Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-Undang
Keselamatan Kerja melakukan hal berikut:
Memberikan sertifikat dan bendera penghargaan sesuai tingkat pencapaian
Mengintruksikan kepada pegawai pengawas untuk mengambil tindakan
apabila berdasarkan hasil audit ditemukan adanya pelanggaran atas
peraturan perundangan.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 21
Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan oleh
Menteri Tenaga Kerja dan pejabat yang ditunjuk
Pembiayaan
Biaya pelaksanaan audit Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dibebankan kepada perusahaan yang diaudit
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Per.05/MEN/1996
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja 22
PREVENTION OF MAJOR
PREVENTION OF MAJOR
INDUSTRIAL ACCIDENTS
INDUSTRIAL ACCIDENTS
ILO C ILO CODE ODE OF OF P PRACTISE RACTISE
Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4
Keselamatan Kerja 23
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di
industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan- -kecelakaan kecelakaan
besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya penggunaan bahan berbahaya
Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang
pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk
pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan
memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan
lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang
mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan
tersebut tersebut
Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko
tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat - -zat zat
berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi. berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.
Keselamatan Kerja 24
Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya
menurut panduan praktis: menurut panduan praktis:
Industri kimia dan petrokimia Industri kimia dan petrokimia
Industri penyulingan minyak Industri penyulingan minyak
Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG) Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
Gudang bahan Gudang bahan- -bahan kimia bahan kimia
Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
Industri Pupuk dan Pestisida Industri Pupuk dan Pestisida
Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya dil Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya dil uar uar
cakupan panduan praktis: cakupan panduan praktis:
Instalasi Nuklir Instalasi Nuklir
Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pu Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat sat
persenjataaan) persenjataaan)
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 25
Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen ata Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau u
sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat - -
zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut
peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan besar. terjadinya kecelakaan besar.
Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas
ambang terjadinya kecelakaan besar ambang terjadinya kecelakaan besar
Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur
dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon
disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur
trioxide trioxide
Gas dan cairan mudah terbakar Gas dan cairan mudah terbakar
Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN, Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN,
TNT TNT
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 26
Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang berwenang
Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan
dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi
dampak dari kecelakaan yang akan terjadi. dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.
Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan. berkepentingan.
Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat. pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 27
Audit Instalasi beresiko tinggi Audit Instalasi beresiko tinggi
Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada berlaku di wilayah instalasi itu berada
Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat - -zat zat
beracun beracun
Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat - -zat beracun zat beracun
Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran
keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi
kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil
audit itu sendiri audit itu sendiri
Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri. dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 28
Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
Pemeliharaan pabrik secara rutin
Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru baru
Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut pekerja pada instalasi tersebut
Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tingg Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal al
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 29
Analisa Bahaya dan Resiko meliputi: Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:
Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi disimpan, diproses atau diproduksi
Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan
kecelakaan kecelakaan
Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar pekerja dan masyarakat sekitar
Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan
Jenis analisa bahaya terdiri atas: Jenis analisa bahaya terdiri atas:
Preeliminary Hazard Analysis (PHA) Preeliminary Hazard Analysis (PHA)
Hazard and Operability Study (HAZOP) Hazard and Operability Study (HAZOP)
Event Tree Analysis Event Tree Analysis
Fault Tree Analysis Fault Tree Analysis
Accident consequences analysis Accident consequences analysis
Failure modes and effect analysis Failure modes and effect analysis
Check list analysis Check list analysis
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 30
PHA PHA
A procedure for identifying hazard early in the design phas A procedure for identifying hazard early in the design phase of a e of a
project before the final design has been established. Its purpos project before the final design has been established. Its purpose e
is to identify opportunities for design modifications which woul is to identify opportunities for design modifications which woul d d
reduce or eliminate hazard, mitigate the consequences of acciden reduce or eliminate hazard, mitigate the consequences of accident t
or both or both
HAZOP HAZOP
A study carry out by application of guide words to identify all A study carry out by application of guide words to identify all
deviations from design intent having undesireable effects on deviations from design intent having undesireable effects on
safety or operability, with the aim of identifying potential haz safety or operability, with the aim of identifying potential hazard ard
Accident consequence analysis Accident consequence analysis
An analysis of the expected effects of an accident, independent An analysis of the expected effects of an accident, independent of of
frequency and probability frequency and probability
Check list analysis Check list analysis
A method for identifying hazards by comparison with experience A method for identifying hazards by comparison with experience
in the form of a list of failure modes and hazardous situations in the form of a list of failure modes and hazardous situations
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 31
HAZOP HAZOP
Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru industri baru
Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 32
Perencanaan Keadaan Darurat Perencanaan Keadaan Darurat
Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
Identifikasi jenis Identifikasi jenis- -jenis kecelakaan yang potensial jenis kecelakaan yang potensial
On site emergency On site emergency
Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang tim Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari bul dari
kecelakaan besar yang potensial kecelakaan besar yang potensial
Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecel Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecel akaan dalam akaan dalam
jumlah yang cukup jumlah yang cukup
Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki industri yang akan secepatnya diperbaiki
Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kec Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan elakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tan dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, da bahaya,
komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pol komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pol a pengaturan dari pusat a pengaturan dari pusat
pengelola gawat darurat pengelola gawat darurat
Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat ko Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal munikasi internal - -
eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan be eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat rbahaya, alat
penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan d penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap iri, daftar lengkap
pekerja, ... pekerja, ...
Off site emergency Off site emergency
Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan. kebijakan, peraturan atau perundangan.
Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala bes Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan ar dan
penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecel penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecel akaan akaan
Perencanaan didasarkan pada informasi ataskonsekuensi yang timbu Perencanaan didasarkan pada informasi ataskonsekuensi yang timbul dari kecelakaan l dari kecelakaan
besar yang potensial besar yang potensial
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 33
Konsultan Keselamatan Kerja
Tugas dan wewenang:
Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri
yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan,
proses kendali, pengoperasian secara manual, ...
Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
Melakukan pelatihan pada pekerja
ILO C
ILO C
ODE
ODE
OF
OF
P
P
RACTISE
RACTISE
Keselamatan Kerja 34
HAZARD MANAGEMENT
HAZARD MANAGEMENT
Keselamatan Kerja 35
Latar Belakang
Latar Belakang
Kecelakaan Kecelakaan industri industri terutama terutama disebabkan disebabkan oleh oleh human failure human failure, , di di mana mana
sering sering ditemukan ditemukan faktor faktor manusia manusia dalam dalam penelusuran penelusuran sebab sebab terjadinya terjadinya
kecelakaan kecelakaan. . Pencegahan Pencegahan kecelakaan kecelakaan harus harus menempati menempati perhatian perhatian yang yang
khusus khusus dalam dalam fungsi fungsi manajerial manajerial secara secara keseluruhan keseluruhan. .
Bagian Bagian manajemen manajemen kekhususan kekhususan ( (insinyur insinyur, , teknisi teknisi, , perancang perancang, field , field
operator, operator, lembaga lembaga pelatihan pelatihan) ) sering sering kurang kurang menghargai menghargai kebutuhan kebutuhan untuk untuk
mengaplikasikan mengaplikasikan prinsip prinsip- -prinsip prinsip pencegahan pencegahan terhadap terhadap kecelakaan kecelakaan di di
dalam dalam lingkup lingkup kerja kerja mereka mereka. . Metode Metode yang yang tidak tidak aman aman merupakan merupakan
proporsi proporsi tertinggi tertinggi dari dari penyebab penyebab terjadi terjadi kecelakaan kecelakaan. . Keselamatan Keselamatan harus harus
menjadi menjadi bagian bagian yang integral yang integral dari dari pelaksanaan pelaksanaan industri industri manapun manapun, , dan dan
harus harus menjadi menjadi bahan bahan pertimbangan pertimbangan sejak sejak tahap tahap perancangan perancangan, , tahap tahap
perencanaan perencanaan produksi produksi, , serta serta pelatihan pelatihan operator. operator.
Keselamatan Kerja 36
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
T Tanggung anggung jawab jawab manajemen manajemen sebuah sebuah perusahaan perusahaan yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan
keselamatan keselamatan kerja dalam kegiatan kerja dalam kegiatan industri industri
Tanggung jawab Tanggung jawab Ekonomi Ekonomi
Biaya Biaya kecelakaan kecelakaan akibat akibat kecelakaan kecelakaan dalam dalam pabrik pabrik berimbas berimbas langsung langsung pada pada hasil hasil produksi produksi dan dan
keselamatan keselamatan pekerja pekerja lapangan lapangan, , merugikan merugikan perusahaan perusahaan, , penanam penanam saham saham, , karyawan karyawan secara secara
keseluruhan keseluruhan dan dan pelanggan pelanggan. .
Biaya Biaya memperkenalkan memperkenalkan dan dan mempertahankan mempertahankan organisasi organisasi keselamatan keselamatan kerja kerja untuk untuk mengurangi mengurangi
serta serta mengeliminasi mengeliminasi kecelakaan kecelakaan. .
Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia Manusia
Kewajiban Kewajiban untuk untuk menyediakan menyediakan lingkungan lingkungan kerja kerja yang yang aman aman dan dan sehat sehat, , menyediakan menyediakan proses proses
kerja kerja yang yang aman aman dalam dalam rangka rangka produksi produksi maksimal maksimal. .
Kewajiban Kewajiban untuk untuk mengambil mengambil langkah langkah- -langkah langkah eliminasi eliminasi kondisi kondisi tidak tidak aman aman yang yang dapat dapat
berakibat berakibat terjadinya terjadinya luka luka, , kematian kematian, , stress stress, , dan dan hal hal lainnya lainnya yang yang terjadi terjadi pada pada setiap setiap karyawan karyawan
maupun maupun keluarganya keluarganya
Tanggung jawab Tanggung jawab Legislatif Legislatif
Memastikan Memastikan terpenuhinya terpenuhinya undang undang- -undang undang mengenai mengenai kecelakaan kecelakaan industri industri, , keamanan keamanan terhadap terhadap
kesehatan kesehatan dan dan kebakaran kebakaran. . Undang Undang- -undang undang ini ini terutama terutama untuk untuk melindungi melindungi karyawan karyawan dan dan
masyarakat masyarakat secara secara umum umum, , dan dan tidak tidak hanya hanya untuk untuk melindungi melindungi bisnis bisnis yang yang dijalankan dijalankan
perusahaan perusahaan. .
Keselamatan Kerja 37
ANALISA KESELAMATAN KERJA
Hazard Material Communication Hazard Material Communication
P Pengenalan engenalan bahan bahan bahaya bahaya kepada kepada para para pekerja pekerja sehingga sehingga mampu mampu melakukan melakukan tindakan tindakan
yang yang sesuai sesuai untuk untuk menanganinya menanganinya. .
Analisa HIRA Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment) (Hazard Identification and Risk Assesstment)
I Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses opera dentifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi si dan produksi
dipilah dipilah- -pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik.
JSA JSA (Job Safety Analysis) (Job Safety Analysis)
V Varian arian dari dari analisa analisa HIRA, JSA HIRA, JSA dilakukan dilakukan apabila apabila suatu suatu aktivitas aktivitas melakukan melakukan
pemasangan pemasangan terhadap terhadap suatu suatu peralatan peralatan tertentu tertentu dalam dalam fasilitas fasilitas operasi operasi sebuah sebuah
pabrik/industri pabrik/industri proses proses. .
Analisa Analisa HAZID HAZID ( (Hazard Identification Hazard Identification) )
P Proses roses pengidentifikasian pengidentifikasian terhadap terhadap bahaya bahaya yang yang mungkin mungkin terjadi terjadi secara secara umum umum pada pada
fasilitas fasilitas operasi operasi sebuah sebuah pabrik pabrik/ / industri industri. .
Analisa Analisa HAZOP HAZOP
I Identifikasi dentifikasi keselamatan keselamatan, , bahaya bahaya & & masalah masalah operasi operasi yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan proses proses
yang yang secara secara langsung langsung mengancam mengancam keselamatan keselamatan pekerja pekerja produksi/penyebab produksi/penyebab masalah masalah
operasi operasi. .
M Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi. enentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
I Identifikasi dentifikasi secara secara engineering & procedural safeguards yang engineering & procedural safeguards yang sebelumnya sebelumnya telah telah dibuat dibuat. .
E Evaluasi valuasi kelayakan kelayakan engineering & procedural procedural engineering & procedural procedural safeguards safeguards. .
R Rekomendasi ekomendasi safeguards safeguards atau atau prosedur prosedur operasi operasi tambahan tambahan jika jika diperlukan diperlukan. .
Keselamatan Kerja 38
ASPEK PENTING KESELAMATAN
ASPEK PENTING KESELAMATAN
KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI
KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI
KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA
BEBERAPA ASPEK BERIKUT: BEBERAPA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas Produktivitas
Kecelakaan Kecelakaan dalam dalam industri industri akan akan menghambat menghambat produksi produksi atau atau bahkan bahkan
menghentikannya menghentikannya. . Dengan Dengan demikian demikian, , akan akan terjadi terjadi loss of man loss of man- -hour hour dan dan loss of loss of
material material. .
Investasi Investasi
Kecelakaan Kecelakaan dalam dalam industri industri akan akan berakibat berakibat terhadap terhadap infrastruktur infrastruktur maupun maupun mesin mesin dan dan
peralatan peralatan yang yang ada ada di di dalamnya dalamnya. . Dengan Dengan demikian demikian, , akan akan terjadi terjadi loss of asset loss of asset, , di di mana mana
aset aset yang yang semula semula diharapkan diharapkan dapat dapat membantu membantu produksi produksi hingga hingga jangka jangka waktu waktu lama lama
akan akan berkurang berkurang atau atau habis habis. .
Imej Imej perusahaan perusahaan
Kecelakaan Kecelakaan dalam dalam industri industri menimbulkan menimbulkan masalah masalah kepercayaan kepercayaan terhadap terhadap lingkungan lingkungan
serta serta proses proses industri industri yang yang dijalankan dijalankan perusahaan perusahaan. . Masalah Masalah ini ini berkaitan berkaitan dengan dengan
kepercayaan kepercayaan investor investor untuk untuk tetap tetap menanamkan menanamkan modalnya modalnya, , kepercayaan kepercayaan pelanggan pelanggan
untuk untuk tetap tetap membeli membeli, , serta serta kepercayaan kepercayaan karyawan karyawan terhadap terhadap manajemen manajemen perusahaan perusahaan. .
Lingkungan Lingkungan
Kecelakaan Kecelakaan pada pada industri industri dapat dapat menyebabkan menyebabkan permasalahan permasalahan lingkungan lingkungan, , mencemari mencemari
lingkungan lingkungan yang yang memerlukan memerlukan waktu waktu dan dan biaya biaya untuk untuk memperbaiki memperbaiki kondisi kondisi
lingkungan lingkungan. .
Keselamatan Kerja 39
I
I
DENTIFIKASI
DENTIFIKASI
P
P
OTENSI
OTENSI
B
B
AHAYA
AHAYA
DAN
DAN
R
R
ESIKO
ESIKO
A
ANONDHO NONDHO
W
WIJANARKO IJANARKO
Y
YULIUSMAN ULIUSMAN
ChESP R ChESP RETOOLING ETOOLING P PROGRAM ROGRAM
U UNIVERSITY NIVERSITY OF OF I INDONESIA NDONESIA
Keselamatan Kerja 40
B
B
AHAYA
AHAYA